Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH REGIONALILASI KAWASAN DUNIA BERDASARKAN

PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI


diajukan Untuk Memenuhi Portofolio Geografi Sebagai Syarat Ujian Sekolah
Guru Mata Pelajaran Drs. Syarifudin
NIP:196606161995121002

disusun oleh:

Aisha Kamilah Manliati

XII IPS 2

SMA NEGERI 10 BANDUNG

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
karuniaNya tugas makalah geografi dengan judul ‘Regionalisasi Kawasan Dunia
Berdasarkan Pusat Pertumbuhan Ekonomi’ dapat selesai tepat dengan waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Drs. Syarifudin pada mata pelajaran geografi. Dan juga, makalah ini bertujuan
untuk menambah wawasan bagi pembaca dan penulis.
Saya ucapkan kepada Bapak Syarifudin selaku guru mata pelajaran
geografiyang telah memberikan tugas ini kepada saya, sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan saya selaku penulis sesuai mata pelajaran yang ditekuni.
Saya juga ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berbagi
pengetahuan dan membantu syaa dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun saya nantikan demi membuat
makalh ini menjadi semakin baik.

Bandung, Februari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3


BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
A. Konsep Regionalisasi Ekonomi ................................................................... 6
B. Regionalisasi Ekonomi Kawasan di Dunia .................................................. 9
1. Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) European Economic Community
(EEC) / Uni Eropa (European Union) ........................................................... 10
2. AFTA (ASEAN Free Trade Area) ......................................................... 13
3. APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) ......................................... 15
4. ASEAN ASEAN (Association of South East Asian Nation) ............ 17
5. NAFTA (North America Free Trade Area) ............................................ 19
BAB III ................................................................................................................. 23
PENUTUP ............................................................................................................ 23
DAFTAR PUSAKA ............................................................................................. 24

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara praktis, konsep regionalisme sering digunakan secara silih
berganti dengan konsep region/kawasan, subregion/subkawasan, atau
subsistem. Pembahasan mengenai keterhubungan konsep keamanan dengan
kawasan terdiri dari aktor/ pelaku; lingkungan dan hubungan antara aktor dan
lingkungan. Suatu aktor (negara dan bangsa) akan selalu berinteraksi dengan
lingkungan eksternalnya baik yang secara geografis berdekatan maupun
berjauhan.
Kebijakan pembangunan wilayah di seluruh dunia meliputi bidang
ekonomi, sosial, politik, serta bidang lain, baik di negaranya masing-masing
secara menyeluruh maupun di dunia internasional. Analisis ini sangat penting
artinya dalam rangka menerapkan teori dan konsep yang ada untuk
memepercepat pertumbuhan negaranya, salah satunya dalam bidang ekonomi
seperti meningkatkan penyediaan lapangan kerja, dan pertumbuhan di
negaranya masing-masing. Semua itu diperlukan untuk peningkatan proses
pembangunan dan sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selanjutnya, masing-masing negara tidak semuanya bisa memenuhi
kebutuhan ekonomi dari sumber daya alamnya sendiri. Masing-masing negara
membutuhkan sumber daya alam serta mebutuhkan bantuan tenaga ahli dari
negara lain untuk percepatan ekonomi suatu negara dan kemajuan negaranya.
Salah satu cara dalam keterikatan dalam ekonomi dunia melalui konsep
regionalisasi ekonomi.
Konsep region diberikan pula oleh Louis Cantori dan Steven Spiegel
yang mendefinisikan kawasan sebagai dua atau lebih negara yang saling
berinteraksi dan memiliki kedekatan geogrfis, kesamaan etnis, bahasa, budaya,
keterkaitan sosial dan sejarah dan perasaan identitas yang seringkali meningkat
disebabkan adanya aksi dan tindakan dari negara-negara diluar kawasan. Lebih
jauh, mereka membagi subordinate system kedalam tiga bagian, yaitu core
sector (negara inti kawasan), peripheral sector (negara pinggiran kawasan) dan

4
1
intrusive system (negara eksternal kawasan yang dapat berpartisipasi dalam
interaksi kawasan).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diperoleh beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep dari Regionalisasi Ekonomi?
2. Bagaimana Regionalisasi Ekonomi kawasan di dunia?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan maslah di atas, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami konsep dari Regionalisasi Ekonomi
2. Memahami Regionalisasi Ekonomi kawasan di dunia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Regionalisasi Ekonomi


1. Latar Belakang Regionalisasi Ekonomi
Dalam bahasa Indonesia, region ini biasa dipergunakan padanan
kata dari wilayah. Istilah region dipergunakan untuk menyebut ruang
geografis yang menunjukkan keterlibatan ruang (spatial) beberapa
wilayah administratif, baik sebagian maupun seluruhnya. Pengertian
Region dalam konteks Supra-nasional misalnya: Uni Eropa, ASEAN dan
sebagainya.
Di dalam jurnal UMY, Regionalisasi adalah pertumbuhan interaksi
sosial di dalam suatu kawasan dan proses interaksi sosial serta ekonomi
secara tidak langsung. Regionalisasi biasa juga disebut sebagai ekonomi
yang berdampak pada adanya ketergantungan di antara negara-negara
dalam suatu kawasan. Regionalisasi merupakan dinamika dalam suatu
wilayah yang membentuk identifikasi yang sama. Maksud dari identifikasi
yang sama adalah identitasnya yang kemudian bersatu. Regionalisasi
biasanya berbentuk sebagai kerjasama antar negara dalam satu kawasan.
Regionalisasi dapat dilihat dari migrasi, pasar, jaringan sosial. Ketiga hal
ini dapat meningkatkan interaksi yang mengikat negara-negara dan
membentuk kawasan baru yang lintas batas. Contohnya ASEAN yang
merupakan salah satu bentuk regionalisasi di kawasan Asia Tenggara.
Yustika (-: 65) Konstelasi hubungan internasional telah berubah
secara drastis (paska Perang Dingin) dunia diwarnai oleh polarisasi yang
telah mendorong kawasan Dunia Berkembang dan Dunia Maju
mempertegas kembali keberadaannya. Kecenderungan itu bila dihadapkan
dengan beragamnya masalah, seperti keamanan, politik dan ekonomi
dunia, ternyata masih tetap tidak dijumpai keadilan. Berbagai upaya pun
dilakukan oleh negara-negara untuk mengakomodir perbedaan
kepentingan antar negara dalam sebuah yang bersifat region. Kerjasama
dalam sebuah region dapat meningkatkan regionalisasi dalam semua sendi

6
permasalahan. Negara-negara di dunia secara tidak langsung telah sepakat
bahwa regionalisme diperlukan untuk menjawab tantangan di depan.
Meskipun pada mulanya perkembangan regionalisme tidak terlepas dari
kerangka permasalahan yang dihadapi dalam sebuah region itu sendiri.
Sejarahpun telah mencatat perkembangan seputar regionalisasi yang
termanifestasi dalam kerjasama ekonomi, politik maupun keamanan.
Contoh konkritnya adalah menjamurnya organisasi-organisasi
internasional di tingkat kawasan atau global.
Menurut Sitepu (2003: 1) Munculnya suatu prioritas baru (peran
dunia) dalam bentuk integrasi regional yang dijadikan sebagai dasar pada
sebuah paradigma, di mana kepentingan kelompok menjadi yang utama
atau dengan perkataan lain, paradigma kepentingan regional yang ada.
Pada gilirannya akan memberikankontribusi bagi kepentingan nasional
masing-masing. Paradigma atas kepentingan regional yang diformulasi-
kan ke dalam kerjasama regional di beberapa kawasan/wilayah dunia saat
ini yang akan mengarah kepada sifat pengelompokan diri ke dalam
konstelasi kepentingan regional/global.
Kerjasama ekonomi pun menjadi pilihan yang banyak diminati
oleh negara-negara di dunia mengingat kebutuhan negara dalam
berekskalasi di era gloalisasi saat ini. Meski dalam kurun waktu tersebut
banyak pula kerjasama-kerjasama di tingkat kawasan yang muncul dengan
mengusung semangat berbeda (ekonomi). Namun seperti yang dapat
dilihat bahwa kerjasama dalam sebuah kawasan tersebut tetap saja terkena
ekses dari rivalitas dua kekuatan besar. Regionalisme pun mulai
mendiaspora di dekade 70-an keseluruh belahan bumi.
Berakhirnya perang dingin serta ditambah proses globalisasi telah
menjadikan dekade 90-an semakin memicu akselarasi kerjasama kawasan.
Kondisi ini oleh beberapa pakar disebut sebagai era new regionalism.
Terdapat beberapa indikator yang dapat menjelaskan perkembangan
regionalism, yakni:
a. Adanya persamaan pengalaman sejarah dan share problem antar
negara-negara dalam sebuah kawasan (region)

7
b. Meningkatkanya keterikatan antar satu negara dengan negara lain
daripada dengan negara di luar kawasan
c. Berkembangnya organisasi internasional sebagai media dalam
pembentukan aturan main bersama.
Regionalisme muncul dapat dilihat dari dua sisi, yaitu eksternal dan
internal. Dari sudut pandang eksternal, regionalisme merupakan salah satu
respondari globalisasi serta reaksi dari proses global yang lainnya.
Sedangkan disisi internal dapat dilihat regionalisme merupakan ekses dari
perkembangan dinamika internal kawasan yang juga dipengaruhi main
actors dari kawasan tersebut baik dari internal maupun aktor eskternal.
Merujuk Milner, laju regionalisme telah mengalami beberapa
gelombang, yaitu:
a. Gelombang pertama di era 1800-an hingga 1900-an awal ditandai
dengan sentralisasi aktivitas di kawasan Eropa baik melalui ekonomi
dan perdagangan, perang dunia pertama hingga krisis ekonomi Eropa.
b. Gelombang kedua dicirikan efek krisis Eropa (great depression) yang
kemudian muncullah kebijakan proteksionis, hingga muncul wacana
perdagangan kawasan karena kegagalan perdagangan multilateral.
c. Gelombang ketiga ditandai dengan meningkatnya perdagangan
internasional yang terjadi di Eropa Barat dan Asia Timur serta
munculnya blok-blok perdagangan di beberapa kawasan.
d. Gelombang keempat, regionalisme ditandai dengan munculnya
kerjasama-kerjasama ekonomi antarnegara berkembang, penguatan
investasi asing serta penguatan kerjasama multilateral melalui support
lembaga multilateral.
Sedangkan menurut Fawcet pembagian perkembangan
regionalisme cukup singkat yaitu regionalisme lama dan baru.
Regionalisme lama bercirikan kerjasama regional yang berorientasi ke
dalam yang dilakukan oleh negara-negara dengan level yang sama melalui
proses politik, sedangkan regionalisme baru berorientasi ke luar, integrasi
dilakukan oleh negara-negara yang bervariasi serta melalui proses
ekonomi.

8
2. Kriteria Pengelompokan Regionalisasi
Berikut ini adalah kriteria yang paling umum digunakan untuk
mengelompokkan negara-negara ke dalam kawasan:
a. Kriteria Geografis: mengelompokkan negara-negara berdasarkan
lokasinya dalam benua, sub-benua, dan lain-lain.
b. Kriteria politik/militer: mengelompokkan negara-negara berdasarkan
keikutsertaannya dalam berbagai aliansi atau berdasarkan orientasi
ideology dan politik.
c. Kriteria ekonomi: mengelompokkan negara-negara berdasarkan
kriteria-kriteria terpilih mengenai perkembangan (pembangunan)
ekonomi.
d. Kriteria Transaksional: mengelompokkan negara-negara berdasarkan
jumlah dan frekuensi pertukaran penduduk, barang-barang dan jasa.
(Coulumbis & Wolfe, 1999:312-313)

3. Bentuk-bentuk Regionalisasi Ekonomi Kawasan Dunia


Berikut ini bentuk-bentuk regionalisasi ekonomi kawasan dunia, di
antaranya:
a. Berdasarkan pusat pertumbuhan ekonomi
b. Perdagangan internasional
c. Pertukaran sarana dan prasarana produksi
d. Hubungan hutang piutang yang dilakukan oleh suatu negara dengan
negara-negara lain
e. Hubungan antar penduduk dari berbagai negara
f. Berdasarkan letak geografis
g. Berdasarkan banyak negara peserta

B. Regionalisasi Ekonomi Kawasan di Dunia


Kebijakan pembangunan wilayah di seluruh dunia meliputi bidang
ekonomi, sosial, politik, serta bidang lain, baik di negaranya masing-masing
secara menyeluruh maupun di dunia

9
Analisis ini sangat penting artinya dalam rangka menerapkan teori dan
konsep yang ada untuk memepercepat pertumbuhan negaranya, salah satunya
dalam bidang ekonomi seperti meningkatkan penyediaan lapangan kerja, dan
pertumbuhan di negaranya masing-masing. Semua itu diperlukan untuk
peningkatan proses pembangunan dan sekaligus untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.

Selanjutnya, masing-masing negara tidak semuanya bisa memenuhi


kebutuhan ekonomi dari sumber daya alamnya sendiri. Masing-masing negara
membutuhkan sumber daya alam serta mebutuhkan bantuan tenaga ahli dari
negara lain untuk percepatan ekonomi suatu negara dan kemajuan negaranya.
Salah satu cara dalam keterikatan dalam ekonomi dunia melalui konsep
regionalisasi ekonomi.

1. Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) European Economic Community


(EEC) / Uni Eropa (European Union)
d. Profil Organisasi MEE
Nama Organisasi:
Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)
atau European Economic Community
(EEC). Perubahan menjadi Uni Eropa
Motto:
In Varietate Concordia (Persatuan
dalam Perbedaan)
Ibu Kota/Markas:
Brussel, Belgia
Luas Wilayah:
4,422,773 km²

Gambar 2.1 Profil MEE

e. Sejarah terbentuknya Masyarakat Ekonomi Eropa


Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau European Economic
Community (EEC) didirikan pada tahun 1957 berdasarkan perjanjian

10
antarnegara Eropa Barat di Roma Italia. Tujuannya adalah menyusun
dan melaksanakan politik perdagangan bersama dan mendirikan
daerah perdagangan bebas di Eropa. Selain itu, MEE juga
mengadakan kerja sama di bidang perdagangan dengan negara-negara
Asean termasuk Indonesia.
MEE berdiri pada tahun 1957 setelah ditandatanganinya
Perjanjian Roma tanggal 25 Maret 1957. Pada awal berdirinya, MEE
bercita-cita untuk menyerasikan gerak kegiatan ekonomi,
pengembangan yang mantap dan seimbang, stabilitas ekonomi yang
lebih mantap, dan perbaikan taraf hidup masyarakat Eropa. Namun,
cita-cita itu terhalang oleh munculnya paham nasionalisme yang
sempit di beberapa negara Eropa. Perwujudan MEE diawali dengan
pembentukan Pan Eropa. Tujuan terbentuknya Pan Eropa adalah
untuk dapat menghindarkan Eropa dari peperangan dan perpecahan
yang terjadi antara bangsa Eropa sendiri. Cita-cita Pan Eropa ini
dikemukakan oleh Richard Caudehov dari Austria (1923). Ia
menganjurkan terbentuknya suatu Eropa Serikat, sebagai suatu badan
yang dapat menghindarkan terjadinya perang dan perpecahan antar
bangsa Eropa. Namun, rencana pembentukan Pan Eropa tidak dapat
berjalan lancar. Hal ini disebabkan karena timbul berbagai peristiwa
yang mengundang perhatian bangsa-bangsa Eropa, seperti munculnya
gerakan Nazi-Hitler, yang ingin menguasai dunia dengan politik
lebensraum atau perluasan wilayah. Di samping itu munculnya
gerakan fasisme-Mussollini dengan tujuan yang tidak jauh berbeda
dengan gerakan Nazi-Hitler juga merupakan hambatan bagi
pembentukan Pan Eropa. Kedua gerakan inilah yang menjadi pelopor
munculnya Perang Dunia II.

f. Tujuan di Bentuknya Masyarakat Ekonomi Eropa


1) lntegrasi Eropa dengan cara memajukan perekonomian,
memperbaiki taraf hidup, dan memperluas Iapangan kerja.
2) Memajukan perdagangan dan menjamin adanya persaingan bebas
dan keseimbangan perdagangan antara negara anggota.

11
3) Menghapuskan semua halangan yang menghambat lajunya
perdagangan internasional.
4) Memperluas hubungan dengan negara-negara selain anggota
MEE. Untuk mewujudkan tujuannya, MEE membentuk Pasar
Bersama Eropa (Comman Market), keseragaman tarif, dan
kebebasan bergerak dalam hal buruh, barang, serta modal.
MEE merupakan organisasi penting karena meliputi sektor
ekonomi. Melainkan juga karena pelaksanaannya memerlukan
pengaturan bersama yang meliputi industri, keuangan, dan
perekonomian. MEE menegaskan tujuannya seperti Integrasi Eropa
dengan cara menjalin kerja sama ekonomi, memperbaiki taraf hidup,
dan memperluas lapangan kerja serta memajukan perdagangan dan
menjamin adanya persaingan bebas serta keseimbangan perdagangan
antarnegara anggota. Untuk mencapai tujuan di atas MEE membentuk
badan-badan yaitu sebagai berikut:
1) Assembly, jumlah anggotanya 142 yang dipilih oleh parlemen
negara anggota. Tugasnya memberikan nasihat, usul, dan
mengawasi pekerjaan komisi MEE serta meminta
pertanggungjawaban.
2) Council (Dewan Menteri MEE), mempunyai kekuasaan tertinggi
untuk merencanakan dan memberikan keputusan atas semua
rencana baru.
3) Commission (Badan pengurus harian MEE), yang beranggotakan
9 orang dengan masa jabatannya 4 tahun.
4) The Court of Justice (Mahkamah Peradilan MEE), beranggotakan
7 orang dengan masa jabatan 6 tahun.

g. Negara Anggota Masyarakat Ekonomi Eropa


1) Prancis,
2) Jerman,
3) Italia,
4) Belgia,
5) Belanda,
6) Luksemburg,
7) Inggris,
8) Denmark,
9) Irlandia,
10) Spanyol,
11) Portugal, dan
12) Yunani.

12
Lembaga Masyarakat Ekonomi Eropa atau MEE ini akhirnya
berganti nama menjadi Uni Eropa setelah ditandatanganinya perjanjian
Maastrich oleh 12 negara anggota MEE pada tanggal 7 Febuari 1992.
Perubahan nama MEE menjadi Uni Eropa ini juga mengubah pola
organisasi yang lebih terbuka pada negara non anggota. Perjanjian
tersebut membawa Masyarakat Ekonomi Eropa menjadi Uni Eropa
melalui The Treaty on European Union yang mulai dilaksanakan pada
1 Januari 1993.

2. AFTA (ASEAN Free Trade Area)

Gambar 2.2 Logo Organisasi AFTA


a. Sejarah AFTA
Pergeseran sistem ekonomi internasional menimbulkan
dampak besar bagi dinamika hubungan perdagangan antar negara.
Sistem ekonomi internasional bergeser ke arah pasar bebas.
Akibatnya, negara-negara dituntut untuk dapat mengintegrasikan
ekonomi nasionalnya menuju sistem perdagangan bebas.
ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari
kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu
kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing
ekonomi dikawasan regional Asia Tenggara dengan menjadikan
ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar
regional bagi 500 juta penduduknya. AFTA dibentuk pada waktu
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang ke IV di Singapura
pada tahun 1992. Awalnya AFTA ditargetkan sebagai wujud dari
kesepakatan dari negara-negara Asia Tenggara untuk membentuk
suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya
saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan
ASEAN sebagai basis produksi duniaakan dicapai dalam waktu 15

10 13
tahun (1993-2008), kemudian dipercepat menjadi tahun 2003, dan
terakhir dipercepat lagi menjadi tahun 2002.
Pada saat itu, Kepala Negara sepakat mengumumkan suatu
kawasan perdagangan bebas di ASEAN dalam jangka waktu 15 tahun.
Inti pokoknya adalah kerjasama antar Negara-Negara ASEAN dalam
membentuk kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan
daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN.

b. Tujuan Pembentukan AFTA


1) Meningkatkan daya saing ekonomi negara-negara ASEAN
dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi pasar dunia
2) Untuk menarik investasi dan meningkatkan perdagangan antar
anggota ASEAN
3) Meningkatkan investasi di antara Negara Negara
Oleh karena itu, penerapan AFTA guna meningkatkan
perdagangan antar anggota juga memiliki beberapa persyaratan
produk yang harus dipenuhi yaitu:
1) Produk yang bersangkutan harus sudah masuk dalam Inclusion
List (IL) dari Negara eksportir maupun importer
2) Produk tersebut harus mempunyai program penurunan tarif yang
disetujui oleh Dewan AFTA (AFTA Council)
3) Produk tersebut harus memenuhi persyaratan kandungan lokal
40%. Suatu produk dianggap berasal dari negara anggota ASEAN
apabila paling sedikit 40% dari kandungan bahan didalamnya
berasal dari negara anggota ASEAN.

c. Negara-negara Anggota AFTA


Ketika persetujuan AFTA ditandatangani resmi, ASEAN
memiliki enam anggota, yaitu, Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina,
Singapura dan Thailand.
Vietnam bergabung pada 1995, Laos dan Myanmar pada 1997
dan Kamboja pada 1999. AFTA sekarang terdiri dari sepuluh negara

14
ASEAN. Keempat pendatang baru tersebut dibutuhkan untuk
menandatangani persetujuan AFTA untuk bergabung ke dalam
ASEAN, namun diberi kelonggaran waktu untuk memenuhi kewajiban
penurunan tarif AFTA.
AFTA secara resmi dimulai pada tanggal 1 Januari 1993.
Dengan AFTA diharapkan negara anggota lebih meningkatkan
penghasilan ekspor masing-masing anggota; mengingkatkan investasi
dalam kegiatan produksi dan jasa antaranggota. Selain itu, negara
anggota AFTA diharapkan dapat meningkatkan investasi dari negara
bukan anggota

3. APEC (Asia Pacific Economic Cooperation)

Gambar 2.5 Logo dan Kawasan APEC

a. Sejarah Terbentuknya APEC


Restlilia Polii (-: 98) Pada awal berakhirnya Perang dingin
diharapkan dapat memunculkan dunia yang lebih aman dan damai.
Akan tetapi dalam kenyataanya, masih banyak ditemukan
permasalahan lama yang belum dapat diselesaikan dengan tuntas.
Berbagai permasalahan lama ini antara lain masalah utang negara-
negara Dunia Ketiga dan masalah kesenjangan antara Utara dan
Selatan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa situasi ekonomi
politik internasional pada era pasca Perang Dingin diwarnai oleh
adanya berbagai perubahan dan perkembangan dinamis. Untuk
mengantisipasi dampak perubahan dan perkembangan situasi
ekonomi politik internasional pada era pasca perang dingin, beberapa
aktor internasional berusaha memprakarsai berbagai pengaturan yang
lebih terarah. Salah satu upaya untuk menghadapinya adalah dengan

15
membentuk suatu organisasi internasional yang bisa dijadikan wadah
kerjasama terutama di bidang ekonomi antar negara dalam satu
wilayah seperti kawasan Asia Pasifik.
Situasi itulah yang mendorong negara-negara di kawasan Asia
Pasifik untuk membentuk kerjasama antar negara terutama di bidang
ekonomi, yang disebut dengan Asia Pacific Economic Cooperation
(APEC). APEC atau kerjasama Ekonomi Asia Pasifik, dibentuk pada
tahun 1989 berdasarkan gagasan perdana menteri Australia, Bob
Hawke. Tujuan forum ini selain untuk memperkuat pertumbuhan
ekonomi kawasan juga untuk mempererat komunitas negara-negara di
Asia Pasifik.
Sebagai forum regional, APEC memiliki karakteristik yang
membedakannya dari berbagai forum kerjasama ekonomi kawasan
lainnya, yakni sifatnya yang tidak mengikat (non-binding). Berbagai
keputusan diperoleh secara konsensus dan komitmen pelaksanaan-nya
didasarkan pada kesukarelaan (voluntarism). Selain itu APEC juga
dilandasi oleh prinsip-prinsip konsultatif, komprehensif, fleksibel,
transparan, regionalisme terbuka dan pengakuan atas perbedaan
pembangunan antara ekonomi maju dan ekonomi berkembang.

b. Negara-negara Anggota APEC


Keanggotaan APEC terdiri dari 21 negara yang terdiri dari
Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, China, Hong Kong,
Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Meksiko, PNG, Peru, Filipina,
Rusia, Singapura, Chinese Taipei, Thailand, AS dan Vietnam.

c. Tujuan dibentuknya APEC


Tujuan utama APEC menurut Kementerian Luar Negeri RI
(2015) adalah mendorong13
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan
kesejahteraan di Asia Pasifik. Hal ini dilakukan dengan mendorong
dan memfasilitasi perdagangan dan investasi yang lebih bebas dan
terbuka di kawasan, serta meningkatkan kerja sama pengembangan

16
kapasitas Ekonomi anggota. Untuk itu, telah ditetapkan suatu target
“the Bogor Goals”, sebagai hasil kesepakatan Konferensi Tingkat
Tinggi APEC di Bogor pada tahun 1994 dengan komitmen sebagai
berikut:
“… with the industrialized economies achieving the goal of
free and open trade and investment no later than the year 2010 and
developing economies no later than the year 2020.”

4. ASEAN ASEAN (Association of South East Asian Nation)


a. Profil ASEAN
Nama Organisasi:
ASEAN (Association of South East
Asian Nation)
Motto:
One Vision, One Identity, One
Community
Ibu Kota/Markas:
Jakarta
Luas Wilayah:
4,479,210.5,422,773 km²
Gambar 2.6 Profil ASEAN
b. Sejarah Terbentuknya ASEAN
ASEAN itu (singkatan dari Association of Southeast Asian
Nations atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara) adalah
organisasi kawasan yang mewadahi kerjasama antarnegara di Asia
Tenggara sejak tahun 1967.
ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok
(Ibu Kota Thailand) oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura,
dan Thailand. Pendirian itu di tandai tandai dengan penandatanganan
Deklarasi Bangkok dan di peringati setiap tahun sebagai hari ASEAN.
Deklarasi Bangkok ditandatangi oleh perwakilan dari 5 negara
pemrakarsa/pendiri ASEAN di antaranya: Adam Malik (Mentri Luar
Negeri Indonesia); Tun Abdul Razak (Wakil Perdana Menteri

17
merangkap Menteri Luar Negeri Malaysia); Narciso Ramos (Menteri
Luar Negari Filiphina); S. Rajaratman (Menteri LUar Negeri
Singapura); Thanat Khoman (Menteri Luar Negeri Thailand). Adapun
Isi dari Deklarasi Bangkok yakni:
1) Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan
perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara
2) Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional
3) Meningkatkan kerjasama dan saling membantu untuk
kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu
pengetahuan, dan administrasi
4) Memelihara kerjasama yang erat di tengah-tengah organisasi
regional dan internasional yang ada
5) Meningkatkan kerjasama untuk memajukan pendidikan, latihan,
dan penelitian di kawasan Asia Tenggara
ASEAN didirikan bermula dari hasrat untuk menciptakan
kawasan yana damai, Negara-negara penandatanganan deklarasi
Bangkok menginginkan kerja sama untuk mencapai pertumubuhan
ekonomi, perkembangan social-budaya, serta perdamaian, dan
stabilitas dalam wadah ASEAN.
c. Negara-negara Anggota ASEAN
ASEAN beranggotakan hampir semua Negara yang berada di
Asia Tenggara kecuali Timor Leste dan Papua New giunea, adapun
anggota dari ASEAN yaitu:
1) Indonesia (sejak 8 Agustus 1967);
2) Malaysia (sejak 8 Agustus 1967);
3) Singapura (sejak 8 Agustus 1967);
4) Thailand (sejak 8 Agustus 1967);
5) Filipina (sejak 8 Agustuus 1967);
6) Brunei Darussalam (7 Januari 1984);
7) Vietnam (28 Juli 1995);
8) Laos (23 Juli 1997);
9) Myanmar (23 Juli 1997);

18
10) Kamboja (16 Desember 1998).

d. Tujuan dibentuknya ASEAN


Tujuan dibentuknya ASEAN ialah sebagai berikut:
1) Menciptakan pemeliharaan dan peningkatan perdamaian,
keamanan, ketahanan dan kawasan bebas senjata nuklir dan
senjata pemusnah massal
2) Menciptakan kerja sama di bidang perdagangan, penanaman
modal, ketenagakerjaan, pengentasan masyarakat dari kemiski-
nan, dan pengurangan kesenjangan pembangunan di kawasan
3) Menciptakan penguatan demokrasi, pemajuan dan pelindungan
hak asasi manusia, dan lingkungan hidup, serta penciptaan
lingkungan yang aman dari narkoba
4) Mengembangkan sumber daya manusia, meningkatkan
partisipasi masyarakat dan kesejahteraan rakyat.
5) Memajukan identitasnya dengan meningkatkan kesadaran yang
lebih tinggi akan keanekaragaman budaya dan warisan kawasan,
serta meneruskan peran proaktif ASEAN dalam kerja sama
dengan negara mitra wicara, yaitu negara dan organisasi
internasional yang menjadi mitra kerja sama ASEAN di berbagai
bidang.

5. NAFTA (North America Free Trade Area)


a. Profil NAFTA
Nama Organisasi:
NAFTA (North America Free Trade Area)
Bahasa:
Inggris
Perancis
Spanyol
Ibu Kota/Markas:

19
Washington DC (Amerika Serikat),
Ottawa (Kanada) dan Mexico City
(Meksiko)
Luas Wilayah:
21.578.137 km²
Gambar 2.8 Profil NAFTA
b. Sejarah Terbentuknya NAFTA
NAFTA merupakan salah satu bentuk regionalisme yang ada
di Amerika, tepatnya di wilayah Amerika Utara. Menurut Putra
(2014:2) NAFTA merupakan organisasi multilateral regional yang
kerjasama ekonomi perdagangan anggotanya terdiri dari beberapa
negara yang berada di kawasan Amerika Utara. Kesepakan kerjasama
perdagangan bebas ini terjadi antara Amerika Serikat (AS), Kanada
dan Meksiko. Kesepakatan ini digagas sejak 5 Februari 1991 dan
ditandatangani pada 17 Desember 1992 antara PM Brian Mulroney,
Presiden Carlos Salinas de Gortari dan Presiden George Bush.
Sebelumnya, pernah terjadi kesepakatan perdagangan bebas antara
Kanada dan AS, yaitu Canada-United States Free Trade Agreement
(CUFTA) pada 1988.
NAFTA (North America Free Trade Area) semula merupakan
perjanjian bilateral antara Amerika Serikat Dengan Kanada (CFTA)
berubah menjadi perjanjian multilateral dikarenakan masuknya
Meksiko sebagai anggota ketiga. Meksiko membutuhkan kerjasama
dengan Amerika Serikat dan Kanada untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negaranya agar terlepas dari krisis dan mampu
bersaing dengan negara berkembang lainnya. NAFTA merupakan
kelanjutan dari liberalisasi perdagangan yang komprehensif dan
program reformasi ekonomi yang dimulai pada akhir 1980-an setelah
sebelumnya Meksiko sempat bergabung dengan GATT (General
Agreement on Tarrifts and Trade) (Kose, 2004). Hufbauer, Schott, dan
Wong (2003), memandang NAFTA sebagai alat yang digunakan

20
Meksiko untuk mendapatkan legitimasi kelembagaan untuk menarik
arus investasi asing (Agasi 2013: 196).
NAFTA menghilangkan semua batas batas non-tarif bagi
ekspor pertanian antara Amerika dan Meksiko. Ketentuan-ketentuan
agrikultural Amerika-Kanada (CanadaUnited State Free Trade
Agreement) berdampak sejak 1989 digabungkan dengan NAFTA.
Dengan ketentuan ini semua tarif ekspor pertanian antara Kanada dan
Amerika dicakup oleh tariff-rate quotas (TRQ’s) dihapus sejak 1
Januari 1998. Meksiko dan Kanada mencapai kesepakatan NAFTA
bilateral yang terpisah pada akses pasar bagi produk-produk sektor
pertanian. Perjanjian Kanada-Meksiko menghilangkan hampir semua
tarif baik secara langsung atau selama 15 tahun.

c. Negara-negara Anggota NAFTA


NAFTA dibentuk oleh pemerintah Amerika Serikat, Kanada
dan Meksiko.

d. Tujuan dibentuknya NAFTA


NAFTA bertujuan untuk menghilangkan semua tarif dan
mengurangi hambatan non-tarif secara substansial diantara negara-
negara anggota (USITC 1997) (Agasi, 2013: 187). Serta untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi masing-masing negara anggota
dengan melakukan liberalisasi perdagangan, sehingga mampu
menciptakan sebuah kawasan dengan tingkat ekonomi yang baik
(Agasi 2013: 196).
Tujuan NAFTA antara lain :
1) Penghapusan hambatan perdagangan dan fasilitas pergerakan
lintas batas barang dan jasa.
2) Promosi kondisi persaingan yang adil.
3) Peningkatan substansial peluang investasi di wilayah "partai".

21
4) Memberikan perlindungan yang memadai dan efektif dan
penegakan hak kekayaan intelektual dalam setiap wilayah partai.
5) Menciptakan prosedur yang efektif untuk pelaksanaan dan
penerapan perjanjian ini untuk administrasibersama dan untuk
penyelesaian sengketa.
6) Membentuk kerangka kerja untuk kerjasama lebih lanjut
trilateral, regional dan multilateral untuk memperluas dan
meningkatkan manfaat dari perjanjian ini.

19

22
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Dalam bahasa Indonesia, region ini biasa dipergunakan padanan kata dari
wilayah. Istilah region dipergunakan untuk menyebut ruang geografis yang
menunjukkan keterlibatan ruang (spatial) beberapa wilayah administratif, baik
sebagian maupun seluruhnya. Pengertian Region dalam konteks Supra-nasional
misalnya: Uni Eropa, ASEAN dan sebagainya.
Regionalisasi adalah pertumbuhan interaksi sosial di dalam suatu kawasan
dan proses interaksi sosial serta ekonomi secara tidak langsung. Regionalisasi
biasa juga disebut sebagai ekonomi yang berdampak pada adanya ketergantungan
di antara negara-negara dalam suatu kawasan.
Kebijakan pembangunan wilayah di seluruh dunia meliputi bidang
ekonomi, sosial, politik, serta bidang lain, baik di negaranya masing-masing
secara menyeluruh maupun di dunia internasional. Analisis ini sangat penting
artinya dalam rangka menerapkan teori dan konsep yang ada untuk memepercepat
pertumbuhan negaranya, salah satunya dalam bidang ekonomi seperti
meningkatkan penyediaan lapangan kerja, dan pertumbuhan di negaranya masing-
masing. Semua itu diperlukan untuk peningkatan proses pembangunan dan
sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selanjutnya, masing-masing negara tidak semuanya bisa memenuhi
kebutuhan ekonomi dari sumber daya alamnya sendiri. Masing-masing negara
membutuhkan sumber daya alam serta mebutuhkan bantuan tenaga ahli dari
negara lain untuk percepatan ekonomi suatu negara dan kemajuan negaranya.
Salah satu cara dalam keterikatan dalam ekonomi dunia melalui konsep
regionalisasi ekonomi.

23
DAFTAR PUSAKA

Abdul, Qayyum M Suhaimi dan Mohd Roslan Mohd Nor. (2013). Penentangan
Rakyat Palestin Terhadap Israel Dalam Intifadah Pertama 1987: Kronologi
dan Kesannya ke atas Konflik di Palestin. Jurnal Al-Muqaddimah 1(1), 27-
43.
Abdul, Qayyum M Suhaimi. (2014). Intifadah Al-Aqsa (2000) dan Kesannya ke
atas Proses Damai di Palestin. Disertasi Sarjana. Kuala Lumpur: Universiti
Malaya.
Anonim. (-). Problematika Keamanan Regional Asia Selatan. Jurnal: Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. [Online] diakses dari laman web
repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/5994/bab%20ii.pdf?.
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. (2015). Asia-Pacific Economic
Cooperation (APEC). [Online] diakses dari laman web
https://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/kerjasama-
regional/Pages/APEC.aspx.
Mahendra, Yustika Citra. (-). Regionalisme Menjawab Human Security (Studi
kasus ASEAN dalam permasalahan Human Security). Jurnal Transportasi
Global Volume 3 Nomor 1.
Polii, Restilia. (-). Analisis Kepentingan Indonesia Bergabung Dalam APEC.
Jurnal.
Sitepu, Anthonius. (2003). Konsep Integrasi Regionalisme dalam Studi Hubungan
Internasional. Jurnal: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sumatera Utara. [Online] diakses dari laman web
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/3799/fisip-
anthonius3.pdf?.
Utusan Online. (2011). Pembentukan Liga Arab. Akses pada 11 Mei 2015,
http://ww1.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2011&dt=0524&pub=Utusa
n_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_03.htm.

24

Anda mungkin juga menyukai