KONFLIK AFRIKA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
JOJI HANDOKO
KELAS : XII IPS 3
MAPEL : SEJARAH PEMINATAN
Latar Belakang
Setelah berakhirnya Perang Dunia konflik baru semakin mengemuka. Konflik yang sering
terjadi tidak lagi merupakan konflik antar negara melainkan konflik yang terjadi dalam suatu
wilayah negara yang berbentuk konflik bersenjata, perang saudara, gerakan separatis, dan
terhadap stabilitas dan perdamaian. Sejarah sendiri telah membuktikan bahwa perang telah
konflik tersebut bisa menyebar hingga jauh keluar perbatasan geografisnya sendiri. Karena
saling ketergantungan antar negara semakin besar dengan begitu masyarakat dunia telah
Peperangan pun telah lama terjadi di wilayah Afrika. Setelah negaranegara di Afrika lepas
dari jajahan negara-negara Eropa, negara-negara di Afrika jatuh kepada para pemimpin yang
diktator. Konflik di negara-negara Afrika pun sulit untuk dicarikan solusi menuju kepada
suatu perdamaian. Negara-negara di Afrika yang kental dengan konflik yaitu antara lain
Rwanda, Kongo, Nigeria, Sudan, Kenya, dan juga Somalia yang sudah menelan korban jiwa
Konflik di Afrika masih terus bergejolak hingga kini, Afrika merupakan wilayah yang
tidak lepas dari keterbelakangan, kemiskinan, dan kebodohan akibat dari konflik yang terus-
menerus melanda. Begitu juga yang terjadi di negara Somalia, sebagai sebuah negara yang
sering dilanda konflik Somalia tidak lepas dari kekerasan, kekacauan, dan juga Somalia
merupakan negara dengan jumlah pengungsi yang besar. Somalia terus-menerus dilanda
konflik sejak tahun 1991 saat pemerintahan Siad Barre yang otoriter jatuh dan sejak saat itu
belum ada pemerintahan yang sungguh-sungguh dapat mengatur Somalia dengan baik.
Republik Demokratik Somalia adalah sebuah negara yang terletak di sebelah timur Afrika, di
Samudera Hindia dan Teluk Aden. Negara ini berbatasan dengan Djibouti, Ethiopia dan
Konflik Kongo
Mobutu telah mengeksploitasi sumber kekayaan negeri Zaire selama 30 tahun dan hasilnya
Muncullah kekecewaan dan ketidakpuasan dari rakyat terhadap rezim Mobutu yang korup di
C. Jalan Konflik
Pada Dekade 90-an, Muncullah kekecewaan dan ketidakpuasan dari rakyat terhadap rezim
Mobutu yang korup di tambah dengan kondisi ekonomi Zaire yang hancur. Ketidakpuasan
tersebut melahirkan sikap berontak dari pihak – pihak oposisi, salah satunya adalah
dan milisi suku Tustsi yang anti – Mobutu dan membentuk aliansi baru bernama Alliance des
Demokratik untuk Pembebasan Kongo – Zaire). AFDL ini juga mendapatkan dukungan
pasukan tentara dari negeri Angola, Burundi, Rwanda, Uganda untuk menumbangkan Rezim
Mobutu.
Perang tak Terhindarkan antara pasukan gabungan AFDL dengan pemerintahan Zaire.
Konflik Kongo ini secara garis besar terbagi menjadi dua periode, yaitu Perang Kongo I dan
D. Waktu
E. Upaya Penyelesaian
Perang yang berlarut – larut dan tidak jelas akhirnya menemui jalan buntu. Pihak – pihak
yang teribat perang sepakat untuk berunding pada Juni 1999 di Lusaka, Zambia. Negara yang
mengikuti Perundingan (RDK, Angola, Namibia, Zimbabwe, Rwanda dan Uganda) Kemudia
sepakat untuk mengakhiri konflik senjata. meskipun demikian, baku tembak dalam skala
kecil masih terus terjadi antara milisi Pro-Kabila melawan milisi Anti-Kabila.
F. Akhir Konflik
Pihak – pihak yang terlibat perang sepakat untuk berunding pada Juni 1999 di Lusaka,
Zambia. Negara yang mengikuti Perundingan (RDK, Angola, Namibia, Zimbabwe, Rwanda
dan Uganda) Kemudia sepakat untuk mengakhiri konflik senjata. meskipun demikian, baku
tembak dalam skala kecil masih terus terjadi antara milisi Pro-Kabila melawan milisi Anti-
Kabila.
Konflik Sudan
Pembangunan dan tingkat pendidikan di Sudan Selatan juga relatif rendah dengan Sudan
bagian Utara. Hal inilah yang membuat wilayah Sudan Selatan kurang maju dan tertinggal.
Awal konflik di picu oleh Keputusan Presiden Nimeiry pada tahun 1983 yang mengumumkan
akan menjalankan hukum islam sebagai peraturan nasional dan berlaku untuk seluruh
wilayah Sudan.
C. Jalan Konflik
Konflik mulai muncul antara pemerintah Sudan pusat utara dengan para kelompok
bersenjata dari sudan selatan yang menginginkan keadilan. Kelompok bersenjata tersebut
bernama Sudan People’s Liberation Army ( SPLA : Tentara Pembebasan Rakyat Sudan) dan
di Pimpin oleh Jhon Garang de Mabior. Awal konflik di picu oleh Keputusan Presiden
Nimeiry pada tahun 1983 yang mengumumkan akan menjalankan hukum islam sebagai
peraturan nasional dan berlaku untuk seluruh wilayah Sudan. hal ini membuat kelompok
SPLA mengangkat senjata dan menuduh presiden Nameiry memicu perpecahan etnis di
Sudan.
Konflik dan Pertempuran antara pemerintah Sudan dan SPLA terus berlansung hingga
memasuki tahun 90-an. Pemerintah Sudan mendapat Suplai persenjataan dari Uni Soviet dan
mengandalkan suplai persenjataan dari Israel dan dari negara tetangga Sudan di selatan
D. Waktu
Konflik dan Pertempuran antara pemerintah Sudan dan SPLA terus berlansung hingga
E. Upaya Penyelesaian
Terlepas dari semakin kompleknya perang di Sudan, Upaya untuk mencapai kesepakatan
damai terus di lakukan dari berbagai pihak. Tepatnya pada Januari 2002, di Putuskan untuk
melakukan gencatan senjata antara pemerintahan Sudan dengan SPLA dan untuk selanjutnya
di lakukan perundingan Damai bersama. Perjanjian damai pun tercapai pada tahun 2005 di
Nairobi, Kenya, Afrika Timur. Pada Januari 2011 diadakan referendum yang menghasilkan
keputusan kemerdekaan bafi Sudan Selatan Salva Kiir Mayardit sebagai Presidennya.
F. Akhir Konflik
Meskipun antara Sudan Utara dan Sudan Selatan telah melakukan perdamaian, namun
Sudan masih di banyangi oleh beragam konflik dan perang sipil akibat beragam perbedaan,
Ketidakpuasan dengan pemerintah, maupun adanya motif kepentingan asing yang ingin
Keragaman suku yang tinggal di Somalia tidak di imbangi dengan persatuan dan
keharmonisan.
konflik dan perang sipil. Ketidakharmonisan ini antara lain di sebabkan oleh perebutan
kekuasaan , Pasokan air, dan derah yang memiliki sumber daya alam.
Kondisi Domestik Somalia juga semakin memburuk akibat merosotnya perekonomian negara
dan semakin jenuhnya rakyat terhadap gaya pemerintahan otoriter rezim Barre.
C. Jalan Konflik
Konflik di Somalia sudah berlansung sejak 1988 dan berkembang menjadi perang sipil
pada tahun 1991 yang bahkan masih berlansung hingga sekarang. Konflik yang berujung
perang sipil di Somalia ini dapat dikatakan sangat rumit dan kompleks karena banyaknya
Barre di antaranya :
1) Somali Salvation Democratic Front ( SSDF : Front Demokratik Keselamatan Somalia)
dengan keterlibatan negara yang menerjunkan pasukan untuk menangkal peperangan yang
merembet ke negaranya di antaranya adalah negara Kenya dan Negara Ethiopia yang
beraliansi dengan TFG. Pasukan perdamaian PBB maupun pasukan perdamaian yang di
bentuk Afrika yang di sebut An African Union Mission in Somali (AMISOM) pun belum
mampu menyelesaikan perang sipil yang terjadi di Somalia. sedangkan korban terus
berjatuhan akibat perang, kelaparan dan penyakit akibat buruknya kondisi di Somalia.
D. Waktu
Konflik di Somalia sudah berlansung sejak 1988 dan berkembang menjadi perang sipil
E. Upaya Penyelesaian
dengan keterlibatan negara yang menerjunkan pasukan untuk menangkal peperangan yang
merembet ke negaranya di antaranya adalah negara Kenya dan Negara Ethiopia yang
beraliansi dengan TFG. Pasukan perdamaian PBB maupun pasukan perdamaian yang di
bentuk Afrika yang di sebut An African Union Mission in Somali (AMISOM) pun belum
mampu menyelesaikan perang sipil yang terjadi di Somalia. sedangkan korban terus
berjatuhan akibat perang, kelaparan dan penyakit akibat buruknya kondisi di Somalia.
F. Akhir Konflik
Pasukan perdamaian PBB maupun pasukan perdamaian yang di bentuk Afrika yang di
kelaparan dan penyakit akibat buruknya kondisi di Somalia.belum ada titik temunya.
Naiknya Bozize menjadi penguasa Afrika Tengah, memunculkan respon ketidakpuasan dan
atas ketidakpuasan mareka atas isu praktik Korupsi, Kolusi, dan nepotisme (KKN) serta
tindakan Eksploitasi tembang berlian di Afrika Tengah untuk kepentingan Bozize sendiri.
Aksi Pemberontakan kelompok tersebut, kemudian di repons oleh rezim Bozize dengan
C. Jalan Konflik
Pasukan Perdamaian Untuk Kesatuan) yang berasal dari Etnis Ronga dan Convention Of
Patriots for Justice and Peace (CPJP : Konvensi Patriot Untuk Keadilan Dan Perdamaian
Perang Belukar akhirnya berhenti pada tahun 2007 dengan perjanjian damai di kota Birao
antara pihak pemerintah Afrika dengan pemberontak, Dalam perjanjian damai tersebut,
pasukan pemberontak akan di lebur menjadi tentara resmi negara Afrika Tengah. Namun
pemerintah dianggap telah mengingkari Point kesepakatan perjanjian damai yang tidak
kunjung melakukan penrekrutan bekas pasukan pemberontak menjadi tentara Afrika Tengah
.
D. Waktu
Seleka memulai aksi pemberontakannya sejak Desember 2012 dengan berturut – turut
menyerang dan menguasai kota – kota strategis di Afrika Selatan. sejak 2003 berlansung
sampai sekarang.
E. Upaya Penyelesaian
pasukan Seleka harus di rekrut menjadi tentara Afrika Tengah dan Presiden Bozize harus
mengundurkan diri dari presiden Afrika Tengah, Serta segera diadakannya pemilu legislatif
baru. setelah perjanjian damai berhasil di wujudkan, muncul konflik kembali dari internal
F. Akhir Konflik
Hingga saat ini pun negara Afrika Tengah masih di landa konflik akibat perebutan