BERKEMBANG
Nama kelompok :
2016
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat
dan hidayah-NYA kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah kami.
Penulisan makalah ini merupakan syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Kami menyadari bahwa sejak perencanaan sampai penulisan makalah ini selalu ada
hambatan yang dihadapi, namun semua itu dapat teratasi dengan baik berkat bantuan
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik dari teknis
penulisan maupun materi yang disusun, mengingat akan kemampuan yang di miliki
penulis atau penyusun. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat
dibutuhkan penulis dan harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak
pembaca. Semoga Alloh SWT memberikan imbalan kepada mereka yang telah
memberikan bantuan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu negara dikatakan berkembang atau maju salah satunya adalah dengan melihat
pada keberhasilan pembangunan oleh negara yang bersangkutan. Apabila negara tersebut
belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan atau belum dapat
menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan. Sedangkan negara yang
mampu menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah ditetapkan, sehingga sebagian
besar tujuan pembangunan telah dapat terwujud baik yang bersifat fisik ataupun nonfisik
maka negara tersebut dapat disebut negara maju
Negara berkembang yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih maju
dibandingkan negara lain yang setingkat, tetapi belum mencapai tingkat negara maju disebut
negara industri baru (newly industrialized country). Dengan kata lain, negara industri baru
sedang berkembang mencapai tingkat negara maju tetapi belum cukup untuk dikatakan
sebagai negara maju.
Yang dikelompokkan kedalam negara-negara yang sudah maju adalah negara-negara yang
ada di Eropa Barat, Australia, Amerika Serikat, Jepang, dsb. Selain itu, negara-negara maju juga
berasal dari negara-negara komunis seperti yang terdapat di Eropa Timur: Uni Sovyet, Polandia,
dan Cekoslowakia. Sebagian besar negara-negara sedang berkembang dan terbelakang terdapat di
benua Asia, Afrika, dan Amerika Latin dimana diperkirakan dua pertiga penduduk dunia tersebut
tinggal. Taraf pembangunan penduduk relatif masih rendah dan banyak diantara yang mempunyai
pendapatan per kapita sangat rendah. Memang ada beberapa negara sedang berkembang yang
mempunyai pendapatan per kapita yang jauh lebih tinggi di atas negara-negara yang sudah maju,
misalnya Arab Saudi, Brunei Darussalam, dsb.
Struktur negara berkembang ada 8 yaitu ukuran dan tingkat pendapatan, latar belakang
historis, karunia sumber daya fisik dan manusia, komposisi etnik dan agama, arti penting relatif
sektor pemerintah dan swasta, struktur industri, ketergantungan eksternal: ekonomi, politik, dan
kultural, dan struktur politik, kekuasaan, dan kelompok kepentingan. Sedangkan sifat-sifat negara
yang belum maju atau sedang berkembang ada enam (6) yaitu: produsen barang-barang primer,
masalah tekanan penduduk, sumber-sumber alam belum banyak diolah, penduduk masih
terbelakang, kekurangan kapital, dan orientasi ke perdagangan luar negeri.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Negara berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah, infrastruktur
yang relatif terbelakang, dan indek perkembangan manusia yang kurang dibandingkan dengan
norma global. Contoh Negara berkembang: Meksiko, India, Malaisya dan Indonesia.
Todaro (1997) mengemukakan ciri-ciri umum negara dari yang sedang berkembang yaitu:
Sebagai akibat lebih lanjut dari tingkat hidup yang rendah negara-negara sedang
berkembang ditandai oleh tingkat produktivitas tenaga kerja yang rendah. Rendahnya
produktivitas tenaga kerja tersebut bisa disebabkan oleh tidak adanya atau kurangnya input
komplementer seperti modal fisik dan atau manajemen yang baik.
Lebih dari dua pertiga penduduk dunia ini berada di negara-negara sedang berkembang.
Tingkat kelahiran dan tingkat kematian sangat berbeda. Tingkat kelahiran kasar di negara
sedang berkembang relatif lebih tinggi dibandingkan tingkat kelahiran di negara yang sudah
maju.
Tingkat kematian yang terdapat di negara sedang berkembang juga relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan tingkat kematian yang terdapat di negara sedang berkembang. Akibatnya,
tingkat pertumbuhan penduduk di negara sedang berkembang selalu lebih tinggi dibandingkan
dengan negara yang sudah maju. Implikasi yang penting dari tingginya tingkat kelahiran ini
adalah bahwa proporsi anak-anak di bawah usia 15 tahun hampir separuh dari penduduk total
di negara-negara sedang berkembang, sedangkan di negara-negara maju hanya kurang dari
seperempat dari jumlah penduduk. Keadaan tersebut menyebabkan tingginya beban
tanggungan (dependency burden).
Salah satu wujud utama dan faktor yang menyebabkan rendahnya taraf hidup di negara-
negara sedang berkembang adalah penggunaan tenaga kerja yang tidak sesuai dan tidak efisien
disbanding negara-negara maju. Keadaan tersebut terwujud dalam dua bentuk. Pertama, dalam
bentuk pengangguran semu (under employment) yang ditunjukkan oleh orang-orang pedesaan
dan perkotaan yang bekerja kurang dari apa yang dapat mereka kerjakan. Pengangguran semu
ini juga termasuk yang biasanya bekerja full time tetapi produktivitasnya begitu rendah
sehingga dengan pengurangan jam kerja tidak akan mempunyai pengaruh yang berarti terhadap
jumlah output.
Bentuk yang kedua adalah pengangguran terbuka yaitu orang-orang yang mampu dan sangat
ingin berkerja tetapi tidak ada pekerjaan yang tersedia bagi mereka. Keadaan ini berarti
menuntut bahwa lapangan kerja harus diciptakan dan harus disediakan sesuai dengan
perkembangan jumlah tenaga kerja.
Bagi negara sedang berkembang, suatu factor yang sangat penting yang menyebabkan
rendahnya taraf hidup, perkembangan pengangguran, dan munculnya masalah ketidak
merataan pembagian pendapatan adalah tingginya ketimpangan kekuasaan ekonomi dan politik
antara negara-negara miskin dan negara-negara kaya. Ketimpangan tersebut tidak hanya dalam
bentuk kekuasaan yang dominan negara-negara kaya untuk mengendalikan pola perdagangan
internasional, tetapi juga tampak dalam kekuasaan mereka untuk mendikte cara-cara dan
syarat-syarat dalam mentransfer teknologi, memberikan bantuan luar negeri, dan menyalurkan
modal swasta ke negara-negara sedang berkembang.
Keadaan seperti ini akan melahirkan sikap ketergantungan negara-negara sedang berkembang
terhadap negara-negara yang sudah maju. Akibatnya akan menimbulkan sifat mudah
terpengaruh dari negara-ngara sedang berkembang terhadap kekuasaan-kekuasaan di luar
pengendalian mereka yang akhirnya bisa menguasai dan mendominasi kehidupan ekonomi dan
social mereka.
Luas suatu negara, jumlah penduduknya, dan tingkat pendapatan perkapita nasionalnya
merupakan faktor penentu atas besar kecilnya potensi ekonomi negara yang bersangkuatan.
Negara dengan wilayah yang luas dengan sendirinya akan memperoleh keuntungan dari
tersedianya berbagai macam sumber daya alam, potensi pasar yang luas, serta tidak perlu
tergantung pada pasokan produk dan bahan baku dari luar negeri. Meskipun demikian negara
negara tersebut tidak terbebas dari permasalahan. Namun perlu di ingat bahwa luas wilayah
suatu negara tidak selalu berkaitan dengan tingkat pendapatan perkapita dan merata
tidaknyan distribusi pendapatan nasionalnya. Sebagai contoh adalah India dengan wilayah
yang cukup luas dan jumlah penduduk lebih dari 950 juta jiwa (tahun 1996) mempunyai
tingkat pendapatan perkapita sekitar 310$ (tahun 1994) angka ini jauh lebih kecil di
bandingkan dengan GNP perkapita singapura yang mencapai lebih dari 23.360$ (tahun 1994)
dari jumlah penduduk kurang dari 3 juta jiwa.
Hampir semua negara di asia, Afrika dan Amerika Latin adalah bekas negara jajahan. Negara
negara di Asia dan Afrika di jajah oleh kolonial Eropa seperti Inggris, Prancis, Belanda,
Belgia, Jerman, Portugal dan Spanyol. Berkaitan dengan itu struktur perekonomian,
pendidikan, dan lembaga lembaga sosial yang ada di bekas negara negara jajahan tersebut
biasanya di bentuk oleh bekas penjajahnya terutama demi kepentingan sendiri. Kekuatan
kekuatan kolonial Eropa telah meninggalkan dampak dramatis terhadap struktur
perekonomian dan politik atau institusional di bekas negara negara jajahan tersebut. Hal itu
terjadi dari 3 gagasan yaitu, kepemilikan pribadi, pajak perseorangan, dan keharusan
membayar pajak dengan uang (bukan dengan barang atau sesuatu yang lain). Berbeda dengan
negara di Asia dan Afrika, negara negara di Amerika Latin memiliki sejarah kemerdekaan
politik yang lebih lama serta warisan penjajahan yang lebih seragam (karena dahulu sama
sama di jajah oleh Spanyol dan Portugal) walaupun terpisah secara geografis dan demografis
negara negara tersebut memiliki banyak persamaan ciri ekonomi, sosial, dan institusional
kultural. Keragaman yang di akibatkan oleh variasi penjajahan ini, dalam banyak hal akan
menyulitkan kerjasama antar negara dalam berbagai bidang pembangunan ekonomi. Kondisi
dan ciri ciri ekonomi, sosial dan politik di india (bekas jajahan Spanyol dan Amerika Serikat).
Vietnam (pernah di kuadai Prancis) maupun Indonesia (jajahan Belanda).
Potensi pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat di pengaruhi kuantitas dan kualitas
sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimilikinya. Negara negara di kawasan
Teluk Persia yang menghasilkan minyak bumi berubah menjadi pusat pusat kemakmuran.
Sebaliknya negara Chad, Yaman Haiti, dan Bangladesh kurang beruntung karena tidak di
karuniai sumber daya alam yang melimpah. Negara negara tersebut miskin sumber daya alam
dan tanahnya pun kurang subur sehingga mereka kesulitan untuk menyediakan bahan bahan
kebutuhan pokok bagi warganya.
Selain sumber daya alam, sumber daya manusia ternyata mempunyai peranan yang lebih
penting lagi. Negara Jepang misalnya, walaupun sangat miskin sumber daya alam, tetapi
mereka lebih makmur dibanding dengan negara negara yang kaya sumber daya alam. Hl ini
disebabkan sumber daya manusianya bermutu tinggi dengan pandangan hidup, tingkat
kebudayaan, sikap sikap atau penilaian mereka terhadap pekerjaan, dan besar kecilnya
keinginan untuk memperbaiki diri secara kreatif dan mandiri. Selanjutnya, tingkat kecakapan
administratif juga merupakan salah satu bentuk sumber daya manusia yang penting karena
hal tersebut seringkali menentukan kemampuan dan ketepatan waktu pemerintah dalam
memperbaiki struktur produksi secara keseluruhan.
Etnik dan agama turut semakin memainkan peran penting bagi berhasilnya usaha usaha
pembangunan. Secara umum, semakin besar keragaman etnik dan agama di suatu negara
akan semakin besar kemungkinan timbulnya gejolak internal dan ketidakstabilan politik.
Namun demikian, tidak berarti bahwa keragaman tersebut identik dengan hal hal yang
menimbulkan ketimpangan, kekacauan atau ketidakstabilan. Dengan demikian dapat
dikemukakan bahwa komposisi etnis dan agama memainkan peranan penting bagi
pembangunan, dapat mengakibatkan konflik tetapi dapat juga menumbuhkan kerjasama yang
akan menciptakan sinergi.
Hampir semua negara sedang berkembang menganut sistem ekonomi campuran dimana
sektor swasta (perusahaan-perusahaan domestik dan badan-badan usaha milik asing) dan
sektor pemerintah aktif melakukan berbagai kegiatan dalam rangka mengelola perekonomian
nasional pada umumnya termasuk dalam mengatur pengalokasian sumber-sumber daya. Pada
dasarnya, terpisahnya sektor swasta dari sektor pemerintah dan juga peranan masing-masing,
merupakan suatu akibat yang bersumber dari situasi historis dan politis di setiap negara
berkembang dibandingkan dengan negara-negara Afrika. Seberapa besar pangsa kepemilikan
pihak asing di sektor swasta merupakan suatu variabel penting yang perlu dipahami dalam
rangka mempelajari perbedaan-perbedaan di antara sesama negara berkembang. Semakin
besar kepemilikan pihak asing dalam sektor swasta akan menimbulkan berbagai peluang
sekaligus masalah ekonomi dan politis yang lebih besar dibandingkan dengan jika sektor
swastanya tidak terlalu dikuasai oleh pihak asing.
Dalam perekonomian yang didominasi oleh sektor pemerintah, penciptaan lapangan kerja
akan berbeda dengan di negara yang sektor sektor swastanya lebih dominan. Kegiatan
investasi berupa pengadaan proyek-proyek serta aneka program pembangunan pedesaan akan
dilakukan sendiri secara langsung oleh pemerintah.
6. Struktur Industri
Sebagian besar negara berkembang adalah negara agraris. Pertanian apakah pertanian
subsistem atau komersial merupakan kegiatan ekonomi yang utama. Sektor pertanian
memegang peranan penting dalam hal penyerapan tenaga kerja dan juga dalam penciptaan
GNP. Peranan sektor industri manufaktur dan jasa-jasa di antara negara-negara berkembang
memperlihatkan perbedaan yang cukup tajam. Sebagian besar negara di Amerika Latin yang
mempunyai tingkat pendapatan nasional yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-
negara di Asia dan Afrika memiliki sektor industri yang relatif lebih maju.
Sejauh mana ketergantungan suatu negara terhadap pihak luar, baik dalam bidang ekonomi,
sosial, maupun politik ternyata berkaitan erat dengan luas wilayah, karunia sumber daya
alam, serta penjelasan sejarah politik dari negara yang bersangkutan. Sebagian besar negara
berkembang masih diliputi oleh ketergantungan yang cukup besar kepada pihak luar.
Kebanyakan negara yang berukuran kecil sangat tergantung kepada hubungan luar negerinya
dengan negara-negara maju (biasanya bekas negara penjajahnya), misalnya untuk
memperoleh pasokan teknologi produksi yang sebenarnya tidak begitu cocok dengan kondisi
dasar yang ada di negara yang bersangkutan.
Struktur politik, aneka kepentingan yang bersifat sepihak dan tersembunyi serta
persekongkolan di kalangan elemen-elemen kelas elit turut menentukan letak dan intensitas
hambatan terhadap proses perubahan-perubahan ekonomi dan sosial yang sedang dan akan
dilaksanakan di negara berkembang. Pada dasarnya hampir semua negara berkembang secara
langsung atau tidak langsung senantiasa diperintah oleh sekelompok kecil kaum elit. Bila
dibandingkan dengan apa yang ada di negara-negara maju, kekuasan kelas elit di negara-
negara berkembangn lebih besar dan lebih luas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pembangunan ekonomi dan sosial tidak mungkin dilakukan disuatu negara berkembang tanpa
mengubah lembaga-lembaga sosial, politik, dan ekonomi yang ada di negara yang
bersangkutan.
Sifat-sifat negara-negara sedang berkembang menurut Meir dan Baldwin adalah sebagai berikut :
Negara sedang berkembang pada umumnya mempunyai struktur produksi yang terdiri dari
bahan pokok dan bahan makanan. Sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian dan
sebagian besar pendapatan nasional berasal dari sektor pertanian (primer). Sedangkan yang
berkerja di sektor sekunder dan sektor tersier hanya sebagian kecil saja.
Pemusatan pada kegiatan produksi di sektor primer ini disebabkan oleh adanya factor-faktor
produksi tanah dan tenaga kerja yang relatif banyak di negara sedang berkembang. Oleh
karenanya, sesuai dengan prinsip keunggulan komparatif dan biaya komparatif, maka negara-
negara sedang berkembang lebih banyak menggunakan tanah dan tenaga kerja dalam kegiatan
produksi mereka.
e) Kekurangan Kapital
Kekurangan kapital ini bisa dijelaskan dengan menggunakan konsep lingkaran tak
berujung pangkal (vicious circle). Kekurangan kapital disebabkan oleh rendahnya investasi,
sedang rendahnya investasi disebabkan oleh rendahnya tingkat tabungan. Rendahnya tingkat
tabungan disebabkan oleh rendahnya pendapatan, sedang rendahnya pendapatan karena tingkat
produktivitas yang rendah dari tenaga kerja, sumber daya alam, dan kapital. Rendahnya
produktivitas disebabkan oleh keterbelakangan penduduk, belum dimanfaatkannya sumber daya
alam yang secara optimal, dan kurangnya kapital. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa negara
itu miskin karena miskin.
3.1 Kesimpulan
Negara berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah, infrastruktur
yang relatif terbelakang, dan indek perkembangan manusia yang kurang dibandingkan dengan
norma global. Contoh Negara berkembang: Meksiko, India, Malaisya dan Indonesia.
Todaro (1997) mengemukakan ciri-ciri umum negara dari yang sedang berkembang yaitu:
Tingkat kehidupan yang rendah, tingkat produktivitas rendah, tingkat pertumbuhan penduduk dan
beban tanggungan yang tinggi, tingginya tingkat perkembangan pengangguran dan pengangguran
semu, ketergantungan terhadap produksi pertanian dan ekspor produk primer, kekuasaan,
ketergantungan, dan vulnerabiliti dalam hubungan-hubungan internasional.
Produsen barang-barang primer, masalah tekanan penduduk, sumber-sumber alam belum banyak
diolah, penduduk masih terbelakang, kekurangan kapital, dan orientasi ke perdagangan luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, Drs., M.B.A, dan M. Suparmoko, Dr., M.A. 1979. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta.
BPFE.
http://myblogzzvela.blogspot.co.id/2013/05/standar-hidup-yang-rendah-akuntasi.html