Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi saat ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu negara. Oleh karena itu untuk
mengidentifikasi suatu negara apakah termasuk negara maju atau negara
berkembang dapat dilihat dari kemajuan teknologi dan hasil
pembangunannya.
Menentukan suatu negara tergolong ke negara maju atau negara
berkembang tidak hanya dipandang dari sudut pendapatan per kapita negara
tersebut. Banyak faktor lain yang harus dipertimbangkan seperti pertumbuhan
penduduk, tingkat kesehatan, tingkat pendidikan, IPTEK, angka kelahiran dan
kematian, angka harapan dan sebagainya.
Negara berkembang kalah secara perekonomian dengan negara yang lebih
maju karena tidak adanya komoditas yang bisa ditawarkan pada pasar global.
Untuk itu, akhir-akhir ini banyak negara yang mengglobalisasikan diri
mereka dalam sektor tertentu agar dapat terus bertahan dan mampu bersaing
secara ekonomi di kancah internasional. Hal ini sangat penting untuk
dilakukan oleh negara berkembang dan negara dunia yang ingin mengalami
peningkatan secara finansial.
Baru-baru ini terdengar berita bahwa Amerika Serikat mencoret Indoensia
dari daftar Negara berkembang. Keputusan Amerika Serikat mencoret
Indonesia dari daftar negara berkembang berpotensi menimbulkan beberapa
dampak negatif atau buruk ke depannya. Untuk itu, kami menggunakan
metode Analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman apa saja yang akan terjadi di Negara Indonesia jika berubah
statusnya menjadi Negara maju.
B. Rumusan Masalah
 Kekuatan (Strengths) apa saja yang diperoleh Negara Indonesia
jika terjadi perubahan status menjadi Negara Maju?
 Kelemahan (Weaknesses) apa saja yang diperoleh Negara
Indonesia jika terjadi perubahan status menjadi Negara Maju?
 Peluang (Opportunities) apa saja yang akan didapatkan Negara
Indonesia jika terjadi perubahan status menjadi Negara Maju?
 Ancaman (Threats) apa saja yang akan didapatkan Negara
Indonesia jika terjadi perubahan status menjadi Negara Maju?

C. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
 Agar pembaca mengetahui kekuatan apa saja yang akan diperoleh
Negara Indonesia jika terjadi perubahan status menjadi Negara
maju.
 Agar pembaca mengetahui kelemahan apa saja yang akan
diperoleh Negara Indonesia jika terjadi perubahan status menjadi
Negara maju.
 Agar pembaca mengetahui peluang apa saja yang akan di dapatkan
Negara Indonesia jika terjadi perubahan status menjadi Negara
maju.
 Agar pembaca mengetahui ancaman apa saja yang akan di
dapatkan Negara Indonesia jika terjadi perubahan status menjadi
Negara maju.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara Maju dan Negara Berkembang


Secara umum, pengertian negara maju adalah suatu negara yang dapat
menikmati standar hidup tinggi melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang
merata. Kebanyakan negara dengan GDP per kapita tinggi dianggap negara
maju. Namun beberapa negara yang telah mencapai GDP tinggi melalui
eksploitasi sumber daya alam (seperti Nauru melalui pengambilan
phosphorus) tanpa mengembangkan industri yang beragam dan ekonomi
berdasarkan jasa tidak dianggap memiliki status ’maju’.
Negara berkembang adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan dan
mengkategorikan negara-negara di dunia yang memiliki standar hidup relatif
rendah, sektor industri yang kurang berkembang, skor Indeks Pembangunan
Manusia atau Human Development Index (HDI) berada pada tingkat
menengah ke bawah, serta rendahnya pendapatan perkapita. Negara yang
dikategorikan sebagai negara berkembang adalah negara yang belum
mencapai tingkat negara maju, tetapi bukan negara gagal (failed state).  

B. Pengelompokan Negara Maju dan Negara Berkembang


1. Berdasarkan Sektor Perekonomiannya
Bank Dunia melakukan pembagian negara maju dan negara berkembang
berdasarkan sektor perekonomian yang dijadikan tumpuan. Maka, menurut
Bank Dunia negara-negara di dunia ini terbagi ke dalam empat kelompok.
Empat kelompok tersebut ialah sebagai berikut.
1. Negara maju yang berpendapatan tinggi dan mengandalkan
perekonomiannya dari sektor industri.
2. Negara berkembang yang berpendapatan menengah dan sektor industri
dalam bidang perekonomiannya sedang dalam tahap perkembangan.
3. Negara dunia ketiga yang berpendapatan rendah dan tidak memiliki
sektor industri yang dapat diandalkan dalam perekonomiannya
4. Negara-negara pengekspor minyak yang dikelompokkan secara khusus,
tidak dimasukkan dalam tiga kelompok di atas. Ini disebabkan negara-
negara pengekspor minyak memiliki pertumbuhan ekonomi yang cepat
karena mengandalkan sektor pertambangan minyak bumi dan gas alam
yang harganya terus meningkat sejak periode 1970-an.

2. Pengelompokkan Negara Maju dan Negara Berkembang Oleh


UNDP
UNDP (United Nations Development Program), yakni lembaga
internasional untuk pembangunan yang berada di bawah PBB,
Mengelompokkan negara maju dan negara berkembang berdasarkan
keberhasilan negara-negaraa tersebut dalam membangun kualitas kehidupan
manusia yang menjadi penduduk di wilayahnya. Karena itu, kriteria yang
dipakai UNDP dalam mengelompokkan negara-negara maju dan
berkembang ialah menggunakan  berbagai faktor nonekonomi seperti
tingkat harapan hidup, tingkat kematian bayi, dan tingkat pendidikan.

3. Pengelompokan Negara Maju dan Berkembang berdasarkan


Pendapatan Per Kapita
Selain pada point A diatas, Bank Dunia juga mengelompokkan negara-
negara di dunia ini berdasarkan pendapatan perkapita yang diperoleh masing
– masing negara. Berdasarkan pendapatan perkapitanya, ada 4 macam
negara, yaitu sebagai berikut:
 Negara berpendapatan rendah, yakni negara yang memiliki
pendapatan per kapita kurang dari US$ 675.
 Negara berpendapatan menengah bawah, yakni negara yang
memiliki pendapatan perkapita antara US$ 675 – 2.695.
 Negara berpendapatan menengah ke atas, yakni negara yang
memiliki pendapatan perkapita antara US$ 2.696 – 8.335.
 Negara berpendapatan tinggi, yakni negara yang memiliki
pendapatan perkapita lebih dari US$ 8.336.
C. Ciri-ciri Negara Berkembang
Umumnya, negara berkembang memiliki ciri sebagai berikut.
1. Bekas Jajahan Negara Lain, Terutama Negara-negara Eropa
Karena penjajahan yang terjadi selama ratusan tahun, tingkat pendidikan di
negara berkembang umumnya rendah. Akibatnya penduduk negara
berkembang kurang mampu mengembangkan dirinya untuk mengejar
ketertinggalan dalam bidang pembangunan. Penjajahan selama ratusan tahun
juga telah menyebabkan hilangnya sejumlah kekayaan alam yang dapat
dijadikan sumber modal untuk pembangunan.Masih banyak dampak
kerusakan lain yang diakibatkan oleh penjajahan. Akibat yang paling utama
ialah menjadi rendahnya kepercayaan diri bangsa – bangsa yang dijajah untuk
dapat berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang lebih maju. Hal ini sulit
mengembangkan tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakatnya.

2. Produksi Barang Sangat Bertumpu pada hasil Pertanian


Karena tingkat pendidikannya yang rendah, kemampuan masyarakat dalam
melakukan produksi hanya terbatas pada bercocok tanam yang dipelajari
secara turun temurun. Hal ini juga merupakan akibat tidak langsung dari
penjajahan selama ratusan tahun. Secara umum hasil pertaniannya memiliki
nilai komoditas yang rendah karena cepat membusuk dan rusak. Hal ini
berbeda dengan hasil industri yang tahan lama dan bernilai tinggi.Pertanian
yang dilakukan secara tradisional umumnya tidak memberikan hasil yang
banyak dan melimpah. Keadaan ini makin memperburuk kualitas hasil
pertanian negara-negara berkembang sehingga hasil pertaniannya kurang
mampu bersaing dengan hasil-hasil pertanian negara lainnya di pasar
internasional. Alternatif untuk mengalihkan tumpuan pada sektor selain
sektor pertanian sangat terbatas karena rendahnya pengetahuan masyarakat di
luar sektor pertanian.
3. Memiliki Masalah Tekanan Penduduk
Tekanan penduduk berkisar pada tingkat penganggurang tinggi,
pertumbuhan penduduk tinggi, produktivitas rendah, kualitas rendah, dan
kemiskinan. Negara masih berkonsentrasi pada penanganan masalah-masalah
tersebut. Akibatnya pembangunan menjadi terbengkalai sehingga negara
memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap negara-negara lain
yang mau memberikan bantuan.
Masalah-masalah seperti tingkat pengangguran tinggi, pertumbuhan
penduduk tinggi, produktivitas rendah, kulitas kehidupan rendah, dan
kemiskinan berkaitan langsung dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
Sehingga maslah-masalah semacam itu tidak akan dapat diberantas oleh
pemerintaha sepanjang maslah perekonomian belum juga dapat diatasi.Di sisi
lain, maslah perekonomian juga sangat bergantung pada kualitas kehidupan
manusia, sehingga keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Akibatnya,
hal itu menjadi masalah yang terus berputar dan tak kunjung usai bila tidak
diiringi oleh keinginan keras seluruh penduduknya untuk maju.

4. Sumber Daya Alam Belum Banyak Dimanfaatkan Secara Maksimal


Penguasaan teknologi dan pendidikan yang rendah menyebabkan negara
berkembang memiliki kemampuan terbatas untuk memanfaatkan sumber daya
yang ada.Pengetahuan masyarakat akan potensi yang dimiliki oleh
wilayahnya sangat rendah, sehingga tidak mampu memanfaatkan potensi
yang dimilikinya. Padahal memanfaatkan sumber daya alam merupakan
faktor pendorong kemajuan suatu bangsa.
Sumber daya manusia yang rendah tidak akan mampu mengolah dan
memanfaatkan sumber daya alam yang paling tinggi sekalipun. Karena itu,
kemajuan suatu negara sangat tergantung pada kemampuan masyarakatnya
dalam memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam yang dimilikinya.
Oleh karena itu, ada beberapa negara yang memiliki potensi sumber daya
alam yang sangat banyak namun tergolong ke dalam negara berkembang.
5. Kekurangan Modal Untuk Melaksanakan Pembangunan
Modal yang dimiliki negara berkembang cenderung tersedot untuk
mengatasi masalah-masalah sosial seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Akibatnya modal cepat habis dan tidak ada lagi modal untuk melanjutkan
proses pembangunan.Adapun pengadaan modal melalui Ekspor dan
pemasukkan lainnya tidak dapat berjalan secara optimal karena
ketidakmampuan untuk menambah pemasukkan ke kas negara secara
signifikan.

6. Cenderung Menggantungkan Kehidupan Pada Impor Hasil Industri


dan Ekspor Hasil Pertanian
Kemampuan produksi yang rendah dan hanya mengandalkan sektor
pertanian menyebabkan adanya ketidakseimbangan dalam ekspor dan
impor. Modal pun banyak tersedot untuk membeli hasil industri. Sementara,
pemasukan hanya mengandalkan hasil ekspor pertanian yang nilainya tidak
terlalu tinggi.
Ketidakseimbangan antara ekspor dan impor menyebabkan tidak
seimbangnya pemasukan dan pengeluaran. Sehingga, yang terjadi
pengeluaran berlebihan tanpa diimbangi pemasukan yang menyebabkan kas
negara terus mengalami defisit atau kerugian. Akibatnya perekonomian
negara menjadi tidak stabil yang makin memperparah keadaan.
Kurang lebih 80% penduduk dunia saat ini tinggal di negara berkembang.
Negara yang termasuk katagori berkembang melibihi tiga per empat dari
jumlah seluruh negara di dunia. Negara berkembang umumnya memiliki
tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Rata-rata tingkat pertumbuhan
di negara berkembang mencapai angka 1,6%. Sementara,rata-rata angka
pertumbuhan penduduk negara maju hanya 0,1%.Selain itu,negara
berkembang umumnya memiliki tingkat kematian dan kelahiran bayi yang
tinggi, serta tingkat harapam hidup yang lebih rendah. Hal ini menunjukan
bahwa tingkat kesehatan dan nilai gizi yang dikonsumsi penduduk di negara
berkembang masih sangat rendah.
Penduduk negara berkembang umumnya tingggal di pedesaan. Sebagian
besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Tingkat pendapatan per
kapitanya rata-rata sangat rendah.Pendapatan per kapita rata-rata negara
berkembang berada di bawah kisaran 5.000 dollar Amerika.Bahkan masih
banyak negara berkembang yang pendapatan perkapitanya hanya berada
pada kisaran ratusan dollar amerika saja.

D. Ciri-ciri Negara Maju


Negara – negara di Eropa umumnya merupakan negara maju.selain itu ,
negara maju juga tersebar di kawasan Amerika Utara, Australia, dan Selandia
Baru. Negara di Benua Asia yang dapat dikatagorikan sebagi negara Maju
adalah Jepang, Korea, dan Singapura. Pembagian Negara Maju dan
Berkembang tersebut di nilai dari berbagai sektor. Umumnya Negara Maju
memiliki ciri - ciri sebagai berikut:
1) Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Relatif Tinggi
Karena penduduknya memiliki penguasaan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi yang tinggi, negara – negara maju mampu mengolah sumber daya
alam secara optimal. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi
tersebut ditopang oleh tingginya pendidikan penduduk di negara maju.Selain
pengaruh pada pengolahan dan pengelolaan sumber daya alam, penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi juga berdampak pada
kemampuan masyarakat di negara maju dalam memasarkan produk – produk
industri maupun pertanian negara mereka di pasar internasional. Hal ini
memungkinkan pendapatan negara maju terus bertambah.

2) Perekonomian bertumpu pada sektor Industri dan Jasa


Kegiatan perekonomian utama tidak hanya mengandalkan sektor primer
seperti pertanian, namun juga sektor industri dan jasa yang menjadi sektor
andalan  pemacu pertumbuhan ekonomi. Sektor industri memiliki kelebihan
dalam menyedot jumlah tenaga kerja, sehingga masalah pengangguran dapat
diatasi. Sementara, sektor jasa melatih masyarakat untuk terbiasa melakukan
pekerjaan wiraswasta yang tidak mengandalkan sektor pertanian saja.Variasi
dalam sektor ekonomi andalan menjadikan negara maju memiliki banyak
alternatif yang tidak bertumpu pada satu sektor saja. Sehingga, ketika salah
satu sektor mengalami kemunduran, maka sektor lainnya dapat diandalkan
untuk menopang perekonomian. Sebagai contoh, bila sektor industri di negara
maju memiliki kemunduran,maka sektor jasa dan pertanian maasih kuat untuk
menopang perekonomian, begitu pula sebaliknya.

3) Angka Pengangguran Relatif Rendah


Industri yang berkembang pesat membuka banyak lapangan kerja,
sehingga angka pengangguran dapat ditekan serendah mungkin. Selain itu,
pengetahuan yang tinggi karena tingkat pendidikan yang tinggi menjadikan
masyarakat kreatif dan dapat menciptakan lapangan kerja sendiri melalui
uasaha – usaha wiraswasta yang tepat dan efektif.Rendahnya angka
pengangguran berpengaruh pada angka kejahatan di negara maju yang
umumnya rendah sehingga usia harapan hidup meningkat dan mempertinggi
kualitas kehidupan manusia yang tinggal di negara maju.

4) Pendapatan Per Kapita Berada Pada Kisaran yang Tinggi


Variasi produk impor yang banyaknya lapangan pekerjaan menjadikan
negara maju memiliki pendapatan per kapita yang tinggi, sehingga
penduduknya memiliki tingkat kesejahteraan yang baik. Pendapatan per
kapita juga ditopang oleh surplus atau kelebihan ekspor dari impor sehingga
negara memiliki banyak uang yang dapat digunakan untuk menyejahterakan
rakyatnya.

5) Memiliki Banyak Modal Untuk Pelaksanaan Pembangunan


Besarnya volume ekspor menjadikan banyaknya pemasukkan bagi negara
maju, Karena itu, Negara – negara maju memiliki banyak modal untuk
melaksanakan pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan dan taraf
hidup masyarakatnya.Banyaknya modal yang dimiliki oleh negara maju juga
memungkinkan negara untuk makin memperlebar usaha dan proyek-proyek
pengadaan fasilitas – fasilitas penunjang kesejahteraan bagi rakyatnya.Hanya
sedikit penduduk dunia yang tinggal di negara maju.Negara maju hanya
meliputi 20% dari seluruh wilayah daratan di bumi.Negara maju umumnya
memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah. Selain itu, negara maju
umumnya memiliki tingkat kematian dan kelahiran bayi yang rendah, serta
tingkat harapan hidup yang lebih tinggi. Hal ini menunjukan bahwa tingkat
kesehatan dan nilai gizi yang dikonsumsi penduduk di negara maju telah
tinggi. Penduduk negara maju umumnya tinggal di kawasan urban (kota).
Sebagian besar penduduknya bekerja di sektor industri dan jasa. Tingkat
pendapatan per kapita rata-rata tinggi.Pendapatan per kapita rata-rata negara
maju berada di atas kisaran 20.000 dollar Amerika.

E. Perbedaan Negara Maju dan Negara Berkembang


F. Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan),
Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). 
Analisis SWOT mengatur kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
utama Anda ke dalam daftar yang terorganisir dan biasanya disajikan dalam
bilah kisi-kisi yang sederhana.
Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) adalah berasal dari
internal perusahaan Anda. hal-hal yang dapat Anda kontrol dan dapat
berubah. Contohnya termasuk siapa yang ada di tim Anda, paten dan properti
intelektual Anda, dan lokasi Anda.
Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) adalah hal eksternal yang
mempengaruhi bisnis atau hal-hal yang terjadi di luar perusahaan Anda pada
pasar yang lebih besar. Anda dapat memanfaatkan peluang dan melindungi
dari ancaman, tetapi Anda tidak dapat mengubahnya. Contohnya termasuk
pesaing, harga bahan baku, dan tren belanja pelanggan.

G. Analisis SWOT Dampak Perubahan Status Negara Indonesia dari


Negara Berkembang menjadi Negara maju
Dalam kasus Dampak Perubahan Status Negara Indonesia dari Negara
Berkembang menjadi Negara maju, analisis yang kami dapatkan adalah
sebagai berikut :
1) Strength (Kekuatan)
Kekuatan yang akan di peroleh Negara Indonesia jika terjadi perubahan
status menjadi Negara maju adalah :
 Perkembangan Negara Indonesia akan cepat
Negara Indonesia akan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi yang
ditandai dengan perkembangan penguasaan yang maju dengan pesat.
Karena telah menguasai perkembangan iptek maka manusia di Negara
Indonesia relatif lebih cerdas dan memiliki kreativitas yang tinggi
sehingga membawa Negara Indonesia berkembang pesat di berbagi
bidang sehingga menjadi negara yang modern.
 Kesejahteraan Penduduk Negara Indonesia akan terjamin
Salah satu faktor yang menyebabkan majunya pembangunan sosial di
negara maju adalah jaminan sosial yang melindungi dari resiko
kehilangan pendapatan seperti kecelakaan kerja, cacat, sakit, hamil,
pengangguran, dan masa tua. Bahkan, hampir setengah dari
Pendapatan Nasional Bruto  (PNB) digunakan untuk membiayai
berbagai pelayanan sosial dan kesehatan. Hal inilah yang akan
membuat Kesejahteraan Penduduk Negara Indonesia akan terjamin.
 Teknologi di Negara Indonesia menjadi Berkembang Pesat
Di negara maju, para ilmuwan didukung oleh pemerintah dengan
memberikan berbagai fasilitas terbaik guna menunjang proses
observasi yang mereka lakukan. Fasilitas laboratorium yang lengkap
dan gaji berstandar tinggi merupakan salah satu penunjang semangat
bagi para ilmuwan yang membuat mereka bisa melakukan inovasi
dengan baik. Observasi dan inovasi para ilmuwan pun tidak hanya
berhenti pada titik laporan atau presentasi saja, namun hasil dari
inovasi tersebut akan diaplikasikan di berbagai bidang, seperti militer,
kedokteran, produksi, pengembangan ilmu pengetahuan bahkan
teknologi ruang angkasa. Hal inilah yang akan membuat teknologi
Negara Indonesia akan berkembang pesat.

2) Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan yang akan di dapatkan Negara Indonesia jika terjadi perubahan
status menjadi Negara maju adalah :
 Negara Indonesia Harus Memiliki Jumlah Pendapatan yang
Tinggi
Pendapatan yang tinggi tentunya dapat dibelanjakan untuk berbagai
fungsi diberbagai sektor, seperti: pendidikan, kesehatan, agama,
pertahanan dan keamanan, ekonomi, pariwisata, pelayanan umum,
perumahan dan fasilitas umum, lingkungan hidup, perlindungan
sosial, dsb.  Sedangkan berdasarkan jenisnya, pendapatan negara
untuk setiap fungsi digunakan untuki: belanja pegawai, belanja
barang, belanja modal, pembayaran bunga utang, subsidi, belanja
hibah, bantuan sosial dan belanja lain-lain. Jika dilihat dari data,
Perbandingan Pendapatan Indonesia dengan Negara maju lainnya,
sangat kecil sekali. Bahkan hanya 1/46 kali dari APBN Amerika
Serikat. Itu menandakan bahwa pendapatan negara kita masih sangat
kecil. Beberapa persoalan dari APBN suatu negara adalah apabila
anggaran pendapatan dari penerimaan sektor pajak dan non pajak
tidak sesuai dengan perkiraan sehingga anggaran pembelanjaan lebih
besar, maka akan terjadi defisit anggaran. Dan jika terjadi defisit maka
dua hal kemungkinan sebagai alternatif adalah: yang pertama,
menunda pembelanjaan ke tahun berikutnya atau dilakukan
peminjaman kepada pihak swasta, ke negera lain atau lembaga
keuangan dunia.
 Sifat Individualis Mayarakat Indonesia menjadi Tinggi
Sifat individualisme sering kali dicap buruk oleh orang orang
Indonesia. Padahal jika kita lihat, negara paling Individualis di dunia
semuanya merupakan negara maju. Individualisme membangun
masyarakat di Negara maju agar semakin mandiri dan fokus kepada
tujuan dan cita cita kita masing masing. Jika Indonesia menjadi
Negara maju, maka masyarakatnya sedikit banyak pasti memiliki sifat
individualis ini.
 Daya Saing
Indonesia memiliki beberapa kelemahan dalam hal persaingan
dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Kelemahan-kelemahan
ini harus segera diperbaiki guna meningkatkan daya saing Indonesia.
Hal yang dianggap sebagai kelemahan dan mampu mengganggu daya
saing Indonesia adalah birokrasi yang panjang dan mahal.
3) Peluang (Opportunities)
Peluang (Opportunities) yang akan didapatkan Negara Indonesia jika
terjadi perubahan status menjadi Negara Maju adalah :
 Indonesia menjadi Negara Panutan Negara Lain
Jika Indonesia menjadi Negara maju, maka sudah pasti Indonesia
memiliki sumber daya manusia yang mampu bersaing secara
internasional. Apalagi Indonesia memiliki sumber daya alam yang
melimpah. Jika sumber daya alam itu mampu kita olah secara mandiri
dan menjadi produk yang mampu bersaing di dunia, maka Indonesia
akan menjadi Negara panutan bagi Negara-negara lainnya.
 Dapat Meningkatkan Ekspor
Jika produk lokal Indonesia sudah mampu bersaing secara
internasional, maka sudah pasti tingkat ekspor lebih tinggi
dibandingkan tingkat impor. 
 Indonesia akan Menjadi Negara Kuat
Dengan memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
sudah mampu bersaing secara internasional, maka Indonesia akan
dipandang dunia sebagai Negara kuat.

4) Ancaman (Threats)
Ancaman (Threats) yang akan didapatkan Negara Indonesia jika terjadi
perubahan status menjadi Negara Maju adalah :
 Kehilangan GSP
Perubahan status bisa membuat Indonesia kehilangan
fasilitas Generalize System of Preference (GSP) atau keringanan bea
masuk impor barang ke Amerika Serikat (AS). Yang ujung-ujungnya
akan membuat ekspor dari Indonesia ke terganggu.
 Defisit Neraca Perdagangan
Selama ini, ada ribuan jenis barang dari Indonesia yang mendapatkan
keringanan bea masuk ke AS. Ketika keringanan bea masuk impor
barang dari Indonesia ke AS dicabut maka produk Indonesia akan
menjadi lebih mahal. Hal itu akan menurunkan daya saing produk
Indonesia dibandingkan negara lain di pasar AS. Otomatis
menurunnya ekspor ke AS akan membuat defisit neraca perdagangan
Indonesia semakin dalam.
 Perang Dagang
Diperkirakan Amerika Serikat (AS) sedang memberi sinyal ancaman
perang dagang kepada Indonesia. Pasalnya Indonesia dicoret dari
daftar negara berkembang. Sebelumnya AS tidak pernah mengotak-
atik fasilitas tersebut kepada Indonesia. Tentu saja sikap negara
tersebut saat ini merupakan ancaman buat Indonesia. AS kelihatannya
ingin membatasi ekspor dari Indonesia karena sejauh ini negara
tersebut defisit perdagangan dengan Indonesia, termasuk dengan
empat negara lainnya yang dicoret AS dari negara berkembang.

Anda mungkin juga menyukai