Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TEORI KONSUMSI

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Pengantar Ekonomi Makro

Dosen Pengampu:

Rohmat TZ,SE.M.PD

Oleh Kelompok 4:

1. Dede Jumita (41120018)

2. Saeful Mikdar Hakiki (41120049)

3. Subana (41120064)

4. Restu Rumaeta (-)

5. Mardiana (41120033)

JURUSAN MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN BUDI BHAKTI

BOGOR

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii

BAB I ............................................................................................................................1

PENDAHULUAN ........................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG ......................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................3

C. TUJUAN ...........................................................................................................3

BAB II ...........................................................................................................................4

PEMBAHASAN ...........................................................................................................4

A. PENGERTIAN KONSUMSI DAN FUNGSI KONSUMSI ..........................4

B. TEORI-TEORI KONSUMSI ..........................................................................6

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEORI KONSUMSI .10

D. TEORI KONSUMSI DALAM PERBAIKAN EKONOMI ........................13

BAB III .......................................................................................................................15

PENUTUP ..................................................................................................................15

A. KESIMPULAN...............................................................................................15

B. SARAN ............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................17

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas pertolongan,

rahmat dan karunia-Nya penyusunan makalah sebagai tugas kuliah mata pelajaran

Pengantar Ekonomi Makro ini selesai kami susun sesuai dengan apa yang

diharapkan, dan tak lupa kami ucapkan terima kasih atas semua pihak yang ikut

membantu penyusunan makalah tentang “Teori Konsumsi”.

Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk

menambah wawasan khususnya mengenai Teori Konsumsi adapun metode yang

kami ambil dalam penyusunan makalah ini adalah berdasarkan pengumpulan

sumber informasi dari berbagai karya tulis dan kajian serta wawancara dari orang-

orang yang berkompeten dengan tema makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk para pembaca dan

tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat

kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami

sebagai penyusun sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan

untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk

kedepannya

Bogor, 10 Mei 2021

Penyusun

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengeluaran konsumsi masyarakat adalah salah satu variabel makro

ekonomi yang dilambangkan “C”. Konsep konsumsi yang merupakan konsep

yang di Indonesiakan dalam bahasa Inggris “Consumption”, merupakan

pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga ke atas barang-barang akhir

dan jasa-jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang-orang yang

melakukan pembelanjaan tersebut atau juga pendapatan yang dibelanjakan.

Bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan disebut tabungan,

dilambangkan dengan huruf “S” inisial dari kata saving. Apabila pengeluaran-

pengeluaran konsumsi semua orang dalam suatu negara dijumlahkan, maka

hasilnya adalah pengeluaran konsumsi masyarakat negara yang bersangkutan.

Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang

kebutuhan mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi.

Barang-barang yang diproduksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk

memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.

Kegiatan produksi ada karena ada yang mengonsumsi, kegiatan konsumsi

ada karena ada yang memproduksi, dan kegiatan produksi muncul karena ada

gap atau celah antara konsumsi dan produksi.

Banyak alasan yang menyebabkan analisis makro ekonomi perlu

memperhatikan tentang konsumsi rumah tangga secara mendalam. Alasan

1
pertama, konsumsi rumah tangga memberikan pemasukan kepada pendapatan

nasional.

Di kebanyakan negara pengeluaran konsumsi sekitar 60-75 persen dari

pendapatan nasional. Alasan yang kedua, konsumsi rumah tangga mempunyai

dampak dalam menentukan fluktuasi kegiatan ekonomi dari satu waktu ke

waktu lainnya. Konsumsi seseorang berbanding lurus dengan pendapatannya.

Semakin besar pendapatan seseorang maka akan semakin besar pula

pengeluaran konsumsi.

Perbandingan besarnya pengeluaran konsumsi terhadap tambahan

pendapatan adalah hasrat marjinal untuk mengonsumsi (Marginal Propensity

to Consume, MPC). Sedangkan besarnya tambahan pendapatan dinamakan

hasrat marjinal untuk menabung (Marginal to Save, MPS).

Pada pengeluaran konsumsi rumah tangga terdapat konsumsi minimum

bagi rumah tangga tersebut, yaitu besarnya pengeluaran konsumsi yang harus

dilakukan, walaupun tidak ada pendapatan. Pengeluaran konsumsi rumah

tangga ini disebut pengeluaran konsumsi otonom (outonomous consumtion).

Pertumbuhan ekonomi saat ini bertumpu pada konsumsi karena peranan

sektor investasi dan ekspor mendorong pertumbuhan ekonomi. Bertitik tolak

pada latar belakang masalah yang dipaparkan sebelumnya, maka penyusun

akan meneliti dan menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

konsumsi masyarakat di Indonesia. Demikian latar belakang yang bisa kami

sajikan selanjutnya kami akan membahas secara rinci dalam pembahasan.

2
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa konsumsi dan fungsi konsumsi itu?

2. Apa saja teori-teori konsumsi?

3. Faktor apa saja yang menentukan tingkat teori konsumsi?

4. Bagaimana teori konsumsi dalam perbaikan ekonomi?

C. TUJUAN

Tujuan dibuatnya makalah ini ialah untuk:

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan teori konsumsi.

2. Mengetahui apa saja yang menjadi faktor-faktor konsumsi.

3. Mengetahui apa yang mempengaruhi konsumsi tersebut.

4. Mengetahui bagaimana teori konsumsi dalam perbaikan ekonomi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KONSUMSI DAN FUNGSI KONSUMSI

Konsumsi merupakan kegiatan menggunakan barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhan hidup. Konsumsi adalah semua penggunaan barang dan

jasa yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Barang

dan jasa yang digunakan dalam proses produksi tidak termasuk konsumsi,

karena barang dan jasa itu tidak digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup

manusia.

Barang dan jasa dalam proses produksi ini digunakan untuk memproduksi

barang lain. Tindakan konsumsi dilakukan setiap hari oleh siapa pun, tujuannya

adalah untuk memperoleh kepuasan setinggi-tingginya dan mencapai tingkat

kemakmuran dalam arti terpenuhi berbagai macam kebutuhan, baik kebutuhan

pokok maupun sekunder, barang mewah maupun kebutuhan jasmani dan

kebutuhan rohani. Tingkat konsumsi memberikan gambaran tingkat

kemakmuran seseorang atau masyarakat. Adapun pengertian kemakmuran

disini adalah semakin tinggi tingkat konsumsi seseorang maka semakin

makmur, sebaliknya semakin rendah tingkat konsumsi seseorang berarti

semakin miskin. Konsumsi secara umum diartikan sebagai penggunaan

barang-barang dan jasa yang secara langsung akan memenuhi kebutuhan

manusia. Untuk dapat mengonsumsi, seseorang harus mempunyai pendapatan,

besar kecilnya pendapatan seseorang sangat menentukan tingkat konsumsinya.

4
Dilihat dari arti ekonomi, konsumsi merupakan tindakan untuk mengurangi

atau menghabiskan nilai guna ekonomi suatu benda. Sedangkan menurut

Draham Bannoch dalam bukunya ìeconomicsî memberikan pengertian tentang

konsumsi yaitu merupakan pengeluaran total untuk memperoleh barang dan

jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (dalam satu tahun)

pengeluaran.

Konsumsi berasal dari bahasa Inggris yaitu ìConsumptionî. Konsumsi

adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh

rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang

melakukan pembelanjaan tersebut.

Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang

kebutuhan mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi.

Barang-barang yang diproduksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk

memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.

Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan

diantara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan

pendapatan nasional (pendapatan disposabel) perekonomian tersebut.

Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan:

C = a + bY .............. dimana a adalah konsumsi rumah tangga ketika

pendapatan nasional adalah 0, b adalah kecondongan konsumsi marginal, C

adalah tingkat konsumsi dan Y adalah tingkat pendapatan nasional.

5
B. TEORI-TEORI KONSUMSI

1. Teori Konsumsi John Maynard Keynes

Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga

membuat menduga-duga tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan

observasi casual. Pertama dan terpenting Keynes menduga bahwa,

kecenderungan mengonsumsi marginal (marginal propensity to consume)

jumlah yang dikonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan adalah antara

nol dan satu.

Kecenderungan mengonsumsi marginal adalah krusial bagi

rekomendasi kebijakan Keynes untuk menurunkan pengangguran yang

kian meluas. Kekuatan kebijakan fiskal, untuk mempengaruhi

perekonomian seperti ditunjukkan oleh pengganda kebijakan fiskal

muncul dari umpan balik antara pendapatan dan konsumsi.

Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap

pendapatan, yang disebut kecenderungan mengonsumsi rata-rata (avarage

prospensity to consume), turun ketika pendapatan naik. Ia percaya bahwa

tabungan adalah kemewahan, sehingga ia berharap orang kaya menabung

dalam proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan mereka ketimbang si

miskin.

Ketiga, keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan

determinan konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki

peranan penting.

6
Keynes menyatakan bahwa pengaruh tingkat bunga terhadap

konsumsi hanya sebatas teori. Kesimpulannya bahwa pengaruh jangka

pendek dari tingkat bunga terhadap pengeluaran individu dari

pendapatannya bersifat sekunder dan relatif tidak penting.

Menururt Keynes, pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh

sektor rumah tangga dalam perekonomian tergantung dari besarnya

pendapatan. Perbandingan antara besarnya konsumsi dengan jumlah

pendapatan disebut kecondongan mengonsumsi (MPC = Marginal

Propensity to Consume). Semakin besar MPC semakin besar pula

pendapatan yang digunakan untuk kegiatan konsumsi dan sebaliknya.

Pada kondisi negara yang MPC-nya rendah, maka akan

menyebabkan selisih antara produksi nasional (dengan asumsi full

employment) dengan tingkat konsumsi (penggunaan produk) menjadi

semakin besar. Agar mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, para

pengusaha perlu melakukan investasi sebesar selisih antara tingkat

konsumsi dan produksi tersebut.

Jika besarnya investasi tidak mencapai jumlah tersebut, maka akan

terjadi pengangguran. Karena kondisi tersebut dalam kondisi nyata tidak

selalu tercapai, maka pengangguran akan selalu ada.

Fungsi konsumsi Keynes adalah fungsi konsumsi jangka pendek.

Keynes tidak mengeluarkan fungsi konsumsi jangka panjang karena

menurut Keynes ”in the long run we’re all dead.” , bahwa di dalam jangka

7
panjang, kita semua akan mati, sehingga jangka panjang tidak perlu

diprediksi.

2. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup

Teori dengan hipotesis siklus hidup dikemukakan oleh Franco

Modigliani. Franco Modigliani menerangkan bahwa pola pengeluaran

konsumsi masyarakat mendasarkan kepada kenyataan bahwa pola

penerimaan dan pola pengeluaran konsumsi seseorang pada umumnya

dipengaruhi oleh masa dalam siklus hidupnya.

Karena orang cenderung menerima penghasilan/ pendapatan yang

rendah pada usia muda, tinggi pada usia menengah dan rendah pada usia

tua, maka rasio tabungan akan berfluktuasi sejalan dengan perkembangan

umur mereka yaitu orang muda akan mempunyai tabungan negatif

(dissaving), orang berumur menengah menabung dan membayar kembali

pinjaman pada masa muda mereka, dan orang usia tua akan mengambil

tabungan yang dibuatnya di masa usia menengah.

Selanjutnya Modigliani menganggap penting peranan kekayaan

(assets) sebagai penentu tingkah laku konsumsi. Konsumsi akan

meningkat apabila terjadi kenaikan nilai kekayaan seperti karena adanya

inflasi maka nilai rumah dan tanah meningkat, karena adanya kenaikan

harga surat-surat berharga, atau karena peningkatan dalam jumlah uang

beredar. Sesungguhnya dalam kenyataan orang menumpuk kekayaan

sepanjang hidup mereka, dan tidak hanya orang yang sudah pensiun saja.

8
Apabila terjadi kenaikan dalam nilai kekayaan, maka konsumsi akan

meningkat atau dapat dipertahankan lebih lama. Akhirnya hipotesis siklus

kehidupan ini akan berarti menekan hasrat konsumsi, menekan koefisien

pengganda, dan melindungi perekonomian dari perubahan-perubahan

yang tidak diharapkan, seperti perubahan dalam investasi, ekspor, maupun

pengeluaran-pengeluaran lain.

3. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif

James Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi

suatu masyarakat ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi

yang pernah dicapainya. Pendapatan berkurang, konsumen tidak akan

banyak mengurangi pengeluaran untuk konsumsi.

Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi, terpaksa

mengurangi besarnya saving.

Apabila pendapatan bertambah maka konsumsi mereka juga akan

bertambah, tetapi bertambahnya tidak terlalu besar. Sedangkan saving

akan bertambah besar dengan pesatnya.

9
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEORI KONSUMSI

Pengeluaran konsumsi terdiri dari konsumsi pemerintah (government

consumption) dan konsumsi rumah tangga (household consumption/private

consumption). Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran

konsumsi rumah tangga, antara lain:

1. Faktor Ekonomi

Empat faktor yang menentukan tingkat konsumsi, yaitu:

 Pendapatan Rumah Tangga (Household Income)

Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat

konsumsi. Biasanya makin baik tingkat pendapatan, tongkat konsumsi

makin tinggi. Karena ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan

rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi

semakin besar atau mungkin juga pola hidup menjadi semakin konsumtif,

setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik.

 Kekayaan Rumah Tangga (Household Wealth)

Tercakup dalam pengertian kekayaan rumah tangga adalah

kekayaan rill (rumah, tanah, dan mobil) dan financial (deposito

berjangka, saham, dan surat-surat berharga). Kekayaan tersebut dapat

meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan disposable.

 Tingkat Bunga (Interest Rate)

10
Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi.

Dengan tingkat bunga yang tinggi, maka biaya ekonomi (opportunity

cost) dari kegiatan konsumsi akan semakin maha. Bagi mereka yang

ingin mengonsumsi dengan berutang dahulu, misalnya dengan

meminjam dari bank atau menggunakan kartu kredit, biaya bunga

semakin mahal, sehingga lebih baik menunda/mengurangi konsumsi.

 Perkiraan Tentang Masa Depan (Household Expectation About The

Future)

Faktor-faktor internal yang dipergunakan untuk memperkirakan

prospek masa depan rumah tangga antara lain pekerjaan, karier dan gaji

yang menjanjikan, banyak anggota keluarga yang telah bekerja.

Sedangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain

kondisi perekonomian domestic dan internasional, jenis-jenis dan arah

kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah.

2. Faktor Demografi

 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran

konsumsi secara menyeluruh, walaupun pengeluaran rata-rata per orang

atau per keluarga relative rendah. Pengeluaran konsumsi suatu negara

akan sangat besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan

per kapita sangat tinggi.

11
 Komposisi Penduduk

Pengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi, antara lain:

 Makin banyak penduduk yang berusia kerja atua produktif (15 - 64

tahun), makin besar tingkat konsumsi. Sebab makin banyak penduduk

yang bekerja, penghasilan juga makin besar.

 Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya

juga makin tinggi, sebab pada saat seseorang atau suatu keluarga

makin berpendidikan tinggi maka kebutuhan hidupnya makin banyak.

 Makin banyak penduduk yang tinggal diwilayah perkotaan (urban),

pengeluaran konsumsi juga semakin tinggi. Sebab umumnya pola

hidup masyarakat perkotaan lebih konsumtif dibanding masyarakat

pedesaan.

3. Faktor-faktor Non Ekonomi

Faktor-faktor non-ekonomi yang paling berpengaruh terhadap

besarnya konsumsi adalah faktor sosial budaya masyarakat. Misalnya saja,

berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai karena

ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat/ideal.

12
D. TEORI KONSUMSI DALAM PERBAIKAN EKONOMI

Teori konsumsi dan tingkat perbaikan ekonomi, 2 hal ini sempat

dikemukakan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat krisis ekonomi

sempat hinggap dan terus hinggap sehinga menjadi masalah tersendiri bagi

perekonomian Indonesia bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Tingkat konsumsi seperti apa? Waktu itu Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono melalui pemerintahannya sempat mengajukan usulan peningkatan

aktivitas konsumsi dalam negeri untuk memulihkan perekonomian, secara

tidak langsung industri ekonomi dalam negeri akan tumbuh dengan baik.

Konsumsi seperti apa? pertanyaan yang terus berulang, banyak pihak yang

mengatakan bahwa daya beli masyarakat Indonesia rendah. Kalau begitu apa

ukurannya? disektor mana saja? Sebuah jawaban yang belum kami ketahui.

Tapi sekarang mari kita lihat apakah sebenarnya daya beli masyarakat

Indonesia rendah.

Pernyataan daya beli masyarakat Indonesia sebenarnya tidak lah rendah

jika hal ini dihitung dari kebutuhan sekunder yang masih membingungkan

sekarang ini ialah masyarakat Indonesia sepertinya tidak lagi bisa membedakan

yang mana kebutuhan primer atau kebutuhan sekunder.

Sebuah teori mengatakan ”Lihat saja sekarang hampir dari satu setengah

populasi penduduk Indonesia sudah punya mobile communication atau bahasa

sederhananya adalah handphone atau sim card proveider telepon selular”.

Handphone atau pun sim card bukalah barang mahal lagi yang siap

dikonsumsi, meskipun harganya bisa mencapai jutaan tidak di permasalahkan.

13
Sedangkan kebutuhan primer berupa pangan, sandang dan papan menjadi

sesuatu yang terpinggirkan.

Jika ditanya dikalangan menengah ke atas jelas jawabannya mereka bisa

berimbang. Namun kelas menengah ke bawah jawabannya bisa mendua.

Kenapa mendua? Karena barang sekunder seperti telepon seluler juga sudah

menjadi kebutuhan wajib buat mereka.

Harga yang biasanya diterapkan oleh perusahaan telepon dan perusahaan

provider memudahkan konsumen untuk memilih handphone atau sim card

yang mereka inginkan.

Masalah pulsa jelas yang ke dua. Sedangkan tarif yang berlomba-lomba

masih diperangkan tetap menjadi acuan konsumen. Konsumen menjadi

konsumtif sekarang rendahkah daya beli konsumen.

Jika kembali ke bagaimana teori konsumsi dan kebutuhan tersebut, jika

saja semua orang Indonesia sadar dan bisa memilih menyelamatkan ekonomi

Indonesia terlebih dahulu baru ekonomi perusahaannya dan ekonomi dirinya

atau apapun itu kami yakin sebuah debat narsis tidak akan terjadi.

Siapa yang ingin menjadi pahlawan dan siapa yang hanya bermulut besar

akan tersadar tentang betapa besarnya sebuah arti nurani untuk kehidupan

bersama bangsa Indonesia.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Teori Konsumsi adalah teori yang mempelajari bagaimana manusia/

konsumen itu memuaskan kebutuhannya dengan pembelian/ penggunaan

barang dan jasa. Sedangkan pelaku konsumen adalah bagaimana ia

memutuskan berapa jumlah barang dan jasa yang akan dibeli dalam berbagai

situasi.

Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan

diantara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan

pendapatan nasional (pendapatan disposebel) perekonomian tersebut. Fungsi

konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan,

Perkembangan ekonomi yang terjadi mengakibatkan bertambahnya variabel

yang dapat mempengaruhi pengeluaran konsumsi selain pendapatan nasional,

inflasi, suku bunga, dan jumlah uang beredar.

B. SARAN

Dalam penyusunan makalah ini yang dimana kami membahas tentang

“Teori Konsumsi”, penyusun menggunakan sumber yang cukup mendasar bagi

judul makalah ini. Selain itu, bentuk pemaparan dan penjelasan makalah ini

menggunakan metode pendeskripsian dan argumentasi bagi masalah-masalah

15
yang dituangkan dalam makalah. Penggunaan gaya bahasa yang mudah

dipahami membuat sebuah kajian baru dalam menyelesaikan suatu studi kasus.

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari bahwa masih banyak

kekurangan yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penyusun

mengharapkan inspirasi dari para pembaca dalam hal membantu

menyempurnakan makalah ini. Untuk terakhir kalinya penyusun berharap agar

dengan hadirnya makalah ini akan memberikan sebuah perubahan khususnya

dunia pendidikan.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.academia.edu/9378044/TEORI_KONSUMSI

2. http://wardahcheche.blogspot.com/2013/05/teori-konsumsi.html

3. http://rahmantsani.blogspot.com/2011/10/teorikonsumsi.html

17

Anda mungkin juga menyukai