Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PEMIKIRAN EKONOMI KAUM HISTORIS


Makalah Ini Untuk Memenuhi Tugas Kuliah
Sejarah Pemikiran Ekonomi
Dosen Pengampu Novia Sri Dwijayanti, S.Pd., M.pd

Disusun Oleh Kelompok 6

Anggota Kelompok :
TRIYOLA AGUSTINA ( A1A120065 )
ELPRIDA MUNTHE (A1A120022)
ANNA MARIA SIMBOLON (A1A120029)
RIBKA YULIYANTI (A1A120068)
ILHAM NURPAMBUDI (A1A120027)
ILHAM HAMAMI (A1A120043)

R001
PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat kehadirat Tuhan Yang Maha


Kuasa karena atas berkat dan rahmat yang dilimpahkan-Nya, kami dapat
menyusun dan menyelasaikan makalah yang berjudul “Pemikiran
Ekonomi Kaum Historis” tepat pada waktunya.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Sejarah Pemikiran Ekonomi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi.

Dengan segala keterbatasan, kami sepenuhnya menyadari bahwa


penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam
pembahasan maupun dalam tata bahasanya atau cara penulisannya.
Untuk itu, dengan segala kerendahan hati kiranya koreksi dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak khususnya para pembaca sangat
kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini.

Akhir kata kami mengharakan semoga makalah ini dapat


bermanfaa bagi kami sebagai tim penulis dan bagi pembaca pada
umumnya.

Jambi, 23 Maret 2021


Penyusun,

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................. 1

1.1 Latar Belakang................................................................... 1


1.2 Tujuan Penulisan................................................................ 1
1.3 Manfaat Penulisan.............................................................. 2
1.4 Pertanyaan Kajian ............................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................ 3

2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Pemikiran Ekonomi


Kaum Historis.....................................................................
..........................................................................................3
2.2 Latar Belakang Timbulnya Mashab Historis.......................
..........................................................................................4
2.3 Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi.......................
..........................................................................................5
2.4 Sudut Pandang Empiris (Historis) dari Pertumbuhan........
..........................................................................................7
2.5 Tokoh dan Pemikiran Aliran Historis..................................
..........................................................................................7
2.6 Teori Fase Modern.............................................................
........................................................................................15

BAB III PENUTUP ....................................................................... 17

3.1 Kesimpulan......................................................................... 17
3.2 Saran.................................................................................. 17

DAFTAR RUJUKAN............................................................................. 18

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sejak terciptanya, manusia sudah memiliki beragam kebutuhan.
Pada hakikatnya kebutuhan manusia sangatlah terbatas dan
sederhana akan tetapi dengan perkembangan zaman yang semakin
maju sehingga kebutuhan manusia semakin bervarian. Sedangkan
alat pemuas kebutuhan manusia semakin langka karena terbatas
adanya. Dalam hal ini terdapat sebuah permasalahan ekonomi yang
mana terdapat ketidak seimbangan alat pemuas kebutuhan dengan
kebutuhan manusia. Permasalah ini kemudian menjadi penyebab dari
timbulnya pemikiran-pemikiran dari ahli ekonomi. Akan tetapi
pemikiran tersebut pada suatu waktu dapat di terima tapi dilain
waktupun dianggap tidak mampu untuk memecahkan permasalahan
sosial dan ekonomi.
Pemikiran-pemikiran ekonomi yang berkembang pada saat
ini memiliki perjalanan dan proses yang amat panjang.
Perkembangannya berlangsung berabad-abad seiring
denganmunculnya peradaban-peradaban yang ada didunia. Aliran
sejarah berkembang berdasarkan pengalaman, mereka berpendapat
bahwa kegiatan manusia tidak untuk mencapai tujuan ekonomi saja
akan tetapi motif-motif lainnya juga seperti etika, moral, serta
dorongan orang lain. Dengan mempelajari sejarah pemikiran ekonomi
aliran historis diharapkan kita dapat mengetahui teori-teori yang
digunakan setiap tokoh pada masa aliran historis tersebut.

1.2 TUJUAN PENULISAN


Tujuan dibuatnya makalah ini ialah untuk:
1. Mengetahui tentang pengertian dan ruang lingkup pemikiran
ekonomi kaum historis.

1
2. Mengetahui tentang latar belakang timbulnya mashab historis.
3. Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi.
4. Mengetahui tentang sudut pandang empiris (historis) dari
pertumbuhan.
5. Mengetahui mengenai tokoh dan pemikiran aliran historis.
6. Mengetahui tentang teori fase modern.

1.3 MANFAAT PENULISAN


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1. Sebagai referensi semua pihak yang bernaung didunia
pendidikan.
2. Sebagai sumber dan bahan masukan materi kepada semua pihak.
3. Memberikan pengetahuan lebih kepada pembaca tentang materi
pemikiran ekonomi kaum historis.

1.4 PERTANYAAN KAJIAN


1. Jelaskan tentang pengertian dan ruang lingkup pemikiran ekonomi
kaum historis!
2. Jelaskan apa yang dimaksud tentang latar belakang timbulnya
mashab historis?
3. Jelaskan mengenai pertumbuhan dan pembangunan ekonomi?
4. Jelaskan tentang sudut pandang empiris (historis) dari
pertumbuhan?
5. Jelaskan mengenai tokoh dan pemikiran aliran historis?
6. Jelaskan tentang teori fase modern?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIANDAN RUANG LINGKUP PEMIKIRAN


EKONOMI ALIRAN HISTORIS
A. Pengertian Pemikiran Ekonomi Aliran Sejarah Atau Historis
Aliran historis di Jerman lahir pada tahun 1840 an melalui
publikasi karya-karya ilmiah yang ditulis oleh friederich List ( 1789
-1846), Nationales System der politichen Oekonomie (1840), dan
Wilhelm Roscher (1817-1894), Grundriss zu Vorlesungen ueber die
Staatswissenschaft nach geschichtilicher Methode (1843), aliran ini
berakhir pada tahun 1915 ketika Gustav Friederich von Shmoller
( 1838-1917) menjelang kematiannya, dalam tahun 1883 pengikut
aliran sejarah atau historis jerman yang terakhir ini menulis buku,
Zur Methodologie der Staats-und Sozialwissenschaften yang
berpengaruh. Aliran sejarah atau historis adalah sebutan untuk suatu
aliran pemikiran ekonomi dalam sejarah yang berkembang dinegara
Jerman pada abad 19, kaum historis, seperti Wilhem Rosches, Bruno
Hildebrand (1812-1878), Karl Knies (1821-1898), dan Gustav
Schmoller, dari jerman. Dalam abad yang sama, penyerangan ajaran-
ajaran fundamental aliran klasik dari inggris.
Pola pemikiran aliran historis didasarkan pada perspektif sejarah.
Kerangka dasar teoritisberikut pola pendekatan yang digunakan oleh
aliran sejarah dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi sangat
berbeda dan terpisah dari aliran utama (mainstream) yang berawal
dari kaum klasik. Namun aliran sejarah diinspirasikan oleh
keberhasilan metode sejarah dalam bidang-bidang hukum dan
bahasa. Dari beberapa pakar Jerman sendiri ada yang menamakan
aliran sejarah sebagai aliran “etis”, untuk menunjukan ke tidak
senangan mereka pada paham hidonisme klasik.
Menurut doktrin aliran sejarah, motif orang dalam bertindak tidak
hanya didasarkan pada motif laba dan kepentingan pribadi, tetapi
dipengaruhi oleh motif-motif lain yang beragam. Menurut mereka
pengalaman sejarah memberikan banyak bukti bahwa motif orang
dalam bertindak tidak hanya didasarkan pada kepentingan pribadi.
Tetapi juga didorong oleh etika dan implus-implus lainnya.
Umumnya aliran sejarah cenderung bersandar pada
nasionalisme, evolusi, dan perbaikan hidup, suatu  paradigma yang
berlawanan secara diametrik dengan doktrin-doktrin aliran klasik.
Aliran ini dengan sadar, seperti juga aliran institusionalis dari amerika

3
Serikat yang akan dianalisis dalam buku yang memberikan perhatian
yang kuat pada faktor-faktor institusional dalam kehidupan sosial .

B. Ruang Lingkup Pemikiran Ekonomi Aliran Historis


Aliran sejarah menawarkan metode induktif-historis sebagai
alternatif dari metode deduktif kaum klasik. Metode ini didasarkan
pada pengalaman dan pengkajian yang bersifat khusus, seperti data-
data perkembangan ekonomi di suatu tempat, dan kemudian ditarik
suatu kesimpulan umum. Dengan metode tersebut, hukum dan dalil
harga hanya akan berlaku di suatu tempat dan pada waktu tertentu
saja, karena hukum, dalil, dan teori-teori ekonomi sangat tergantung
pada kondisi serta lingkungan setempat sehinga tidak mungkin
berlaku universal.
Aliran sejarah memandang bahwa kegiatan perekonomian tidak
terlepas dari interaksi dalam masyarakat, sehingga tidak mungkin
ada hukum ekonomi yang berdiri sendiri dan terlepas dari peran
pemerintah. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa campur tangan
pemerintah dalam perekonomian sangat dibutuhkan agar tujuan
sosial dari proses ekonomi dapat diarahkan pada kondisi yang
diinginkan bersama.
Pemikir aliran sejarah dengan gencar menyerang metode
pendekatan deduktif yang digunakan kaum klasik. Dengan
pendekatan deduktif analisis ekonomi bertitik tolak dari pengamatan
secara umum. Setelah itu diambillah kesimpulan secara khusus
(reasoning from the general to the particular). Bagi pakar aliran
sejarah metode deduksi ini di nilai terlalu abstrak dan terlalu teoritis,
dimana dari beberapa postulat kemudian meng-claim bahwa
pemikiran-pemikiran mereka berlaku umum. Untuk mengatasi
kelemahan metode klasik terebut maka pemikir-pemikir aliran sejarah
menawarkan metode induktif historis.

2.2 LATAR BELAKANG TIMBULNYA MASHAB HISTORIS


ATAU SEJARAH
Pada abad ke 19 merupakan masa keemasan bagi lahirnya ide-ide
baru dan gerakan intelektual, dimana manusia mulai menyadari
kemampuannya untuk merubah keadaan dalam segala aspek
kehidupannya. Kesadaran tersebut membawa perubahan dari segi
carapandang dalam melihat eksistensi manusia. Pada masa ini manusia
dipandang sebagai wujud dinamis yang senantiasa berkembang dalam
lintasan sejarah. Kelahiran aliran sejarah ini dipelopori oleh Friedrich Carl
von Savigny (1779-1861) melalui tulisannya yang berjudul Von Beruf

4
unserer Zeit fur Gesetzgebung und Rechtwissenschaft (Tentang
pekerjaan pada zaman Kita di Bidang Perundang-undangan dan Ilmu
Hukum), dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pertama, pengaruh
montesqieu dalam bukunya “L’espirit De Lois” pernah mengemukakan
adanya hubungan antara jiwa bangsa dengan hukumnya. Kedua,
pengaruh paham nasionalisme yang muncul pada awal abad ke 19.
Disamping itu, munculnya aliran ini merupakan reaksi langsung dari
pendapat Thibaut yang menghendaki adanya kodifikasi hukum perdata
Jerman yang didasarkan pada hukum Prancis (Code Napoleon). Namun
perkembangan yang menyulut kemudian di kodifikasi hukum Jerman
adalah setelah Prancis meninggalkan kodifikasi hukum di negara Jerman.
Maka munculah aliran atau pemikir Setaraf Savigny mengemukakan
“bahwa hukum itu tak perlu diadakan kodifikasi, karena apa yang menjadi
isi dari hukum itu ditentukan dari kebiasaan hidup manusia yang
ditentukan dari masa ke masa”. Hukum menurut Savigny berkembang
dari suatu masyarakat yang sederhana yang pencerminannya tampak
dalam tingkah laku semua individu kepada masyarakat yang modern dan
kompleks dimana kesadaran hukum rakyat itu tampak pada apa yang
diucapkan oleh para ahli hukumnya. Banyak para penulis menganggap
pemikiran Savigny tidak dapatdimanfaatkan dalam konteks hukum
modern karena sudah demikian kompleksnya permasalahan suatu rakyat
diera modern ini, apalagi negara yang sudah mengalami gejala
globalisasi.

2.3 PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI


A. Pertumbuhan Ekonomi
Mempelajari perekonomian secara makro dalam suatu
negara, tidak terlepas dari beberapa indikator yang mampu
menjelaskan bagaimana kondisi ekonomi suatu negara tersebut,
yaitu antara lain perkembangan ekonomi, kesejahteraan ekonomi,
kemajuan ekonomi dan perubahan fundamental jangka
panjangnya.
Beberapa indikator-indikator tersebut merupakan
penjelasan dari pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) yang
merupakan terjadinya perubahan pendapatan nasional agregatif
atau output dari para pelaku ekonomi suatu negara, atau juga
suatu kondisi yang menujukkan adanya peningkatan produksi
barang dan jasa suatu negara dalam periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi menurut Prof. Simon Kuznet adalah
kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk
menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi
kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan

5
kemajuan teknologinya dan penyesuaian kelembagaan dan
ideologis yang diperlukan (Jhingan: 2007) 206 .
Sedangkan M. P. Todaro mendefinisikan pertumbuhan
ekonomi sebagai suatu proses yang mantap dimana kapasitas
produksi dari suatu perekonomian meningkat sepanjang waktu
untuk menghasilkan tingkat pendapatan nasional yang semakin
besar (M. P. Todaro: 2008) 207 .
Dalam bukunya yang berjudul Teori Pertumbuhan Ekonomi,
Boediono juga menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi secara
singkat diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam
jangka panjang. Menurutnya terdapat tiga aspek yang menjadi titik
tekan dari pertumbuhan ekonomi, yaitu (1) pertumbuhan ekonomi
merupakan suatu proses; (2) terjadinya peningkatan output
(pengeluaran) per kapita masyarakat; (3) dan terjadi dalam jangka
panjang. (Boediono: 1992) 208

B. Pembangunan Ekonomi
Seringkali para mahasiswa atau pebelajar terjebak dalam
konsep antara pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu
negara, padahal jika ditinjau dari indikator dan definisinya dua hal
tersebut berbeda. Fokus pada definisi pembangunan, para ahli
mendefinisikannya sebagai transformasi ekonomi, sosial, dan
budaya secara terukur dan terencana melalu kebijakan dan
strategi menuju arah yang telah ditentukan (Tikson, 2005) 210 .
Definisi tersebut sebelumnya juga pernah dijelaskan oleh
Alexander (1994) 211 bahwa development merupakan sebuah
proses berubah yang meliputi keseluruhan sistem, baik sistem
sosial, politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, maupun
pendidikan dan teknologi, serta kelembagaan dan budaya.
Sehingga berdasarkan kedua definisi tersebut, pembangunan
pada prinsipnya adalah keseluruhan proses perubahan yang
dilakukan melalui usaha yang disusun secara terencana (Riyadi &
Supriadi: 2005) 212 .
Dengan demikian dapat disintesiskan bahwa sebuah proses
pembangunan akan terjadi diseluruh lapisan dan aspek kehidupan
bermasyarakat, baik ekonomi, politik, budaya, pendidikan, sosial,
serta berlangsung dalam skala makro maupun mikro, karena hal
tersebut telah disusun sebelumnya secara sadar dan strategis
oleh pemangku kebijakan.

6
2.4 SUDUT PANDANG EMPIRIS (HISTORIS) DARI
PERTUMBUHAN
Teori pertumbuhan ekonomi pernah juga dipaparkan dalam aliran
klasik, namun berbeda dengan pandangan empiris atau yang ditinjau
dari perjalan manusia itu sendiri. Maksudnya adalah, bahwa ditinjau
dari sudut pandang empiris (historis) sebuah pertumbuhan terjadi
secara bertahap. Pertumbuhan ekonomi dimaknai sebagai sebuah
proses perubahan situasi perekonomian suatu negara yang bergerak
secara berkelanjutan serta menuju ke output dan outcome yang lebih
baik. Sehingga dari pertumbuhan ekonomi itu sendiri, minimal dapat
menunjukkan atau menjadi salah satu indikator untuk mengukur
kesejahteraan sebuah negara serta masyarakatnya.
Konsep pemikiran aliran historis ini sendiri pada mulanya
berkembang di negara Jerman oleh beberapa tokohnya seperti
Frederich List, Walt Whitman Rostow, Karl Bucher, Werner Sombart,
dan B Hilderbrand, yang membangun teori-teorinya berdasarkan
pengalam empiris, sehingga keberadaan teori-teori ini dapat
diperuntukkan untuk memprediksi serta menyusun kebijakan guna
menghadapi pasar yang lebih efektif.

2.5 TOKOH DAN PEMIKIRAN ALIRAN HISTORIS


Berikut dijelaskan tentang pemikiran aliran historis secara lebih
detail menurut para tokohnya.

a. Frederich List (1789 – 1846)


List merupakan seorang ekonom yang berasal dari Jerman
yang dikenal sebagai salah satu ahli ekonomi perdagangan. List
lahir di Reutlingen Jerman. Pada tahun 1817 List pernah mengajar
mata kuliah administrasi di Universitas Tubingen. Pada tahun
1825 List pergi ke Amerika Serikat dan sempat tinggal di sana,
hingga pada tahun 1830 kembali lagi ke Jerman.
Dikarenakan List pernah tinggal di Amerika Serikat, dia ditunjuk
sebagai duta besar Amerika Serikat di Leipzig. Di sana dia
memperjuangkan tentang unifikasi ekonomi dan politik Jerman.
Hingga pada suatu masa List mengalami kesulitas ekonomi,
kekecewaan politik, kesehatan yang tidak baik, sehingga
menyebabkan List mengalami depresi yan berujung dengan
mengakhiri nyawanya sendiri pada tahun 1846 (Levi-Faur: 1997)
213 .
Dibalik cerita singkat tentang List tersebut, Dia memberikan
banyak pengaruh terhadap perkembangan teori-teori ekonomi
saat ini. List memaparkan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu

7
negara akan bergantung pada bagaimana cara produksi dan
pencaharian masyarakatnya. Sehingga berdasarkan konsep
tersebut, List membagi pertumbuhan ekonomi berdasarkan
tingkatan-tingkatan yang disebut dengan Shuffen Throrien atau
teori tangga. Adapun tingkatan-tingkatan tersebut meliputi:
1) Tahap I ( Masa Berburu dan Mengembara)
Menurut List, pada tahap ini manusia akan memenuhi
kebutuhannya dengan cara berburu serta mengembara, di
mana para lelaki akan berusaha memburu hewa-hewan liar
sedangkan para perempuan mencari sayur-sayuran atau
umbi-umbian. Kondisi inilah yang menciptakan situasi
nomaden atau berpindah-pindah atau mengembara para
masyarakat saat itu, dikarenakan jika di lokasi tertentu, hewan
buruan dan sayuran telah habis, maka mereka akan mencari
lokasi lain sebagai sumber buruan.
2) Tahap II (Masa Beternak dan Bertani)
Pada tahap kedua ini, manusia tidak lagi mengembara,
namun telah menetap disuatu lokasi atau wilayah tertentu.
Mereka memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan cara
beternak dan bertani. Hewan buruan yang dulunya hanya
sebagai hewan buruan, namun tahap ini mereka sudah mulai
dipelihara atau beternak hewan buruannya. Sedangkan para
perempuan yang dulunya hanya mengambil sayuran dan ubi-
ubian, pada tahap ini mereka sudah mulai menanam dan
kelak dipanen untuk konsumsi. Sehingga saat itu sudah
muncul perkampungan atau desa-desa.
3) Tahap III (Masa Bertani dan Kerajinan)
Pada tahap ketiga perkembangan manusia mencapai fase
melakukan kegiatan kerajinan. Beberapa kerajinan hasil
manusia saat itu meliputi pertukangan dan pandai besi,
meskipun hal tersebut sebenarnya hanya sebagai selingan
dalam kegiatan bertani.
4) Tahap IV (Masa Kerajinan, Industri dan Perniagaan)
Masa ini telah terdapat pabrik yang didirikan, sehingga
aktivitas industri dan perniagaan mulai berkembang. Dengan
berkembangnya teknologi dan sarana transportasi,
berkembang juga kegiatan perdagangan, bukan hanya skala
lokal, tapi masuk skala nasional dan internasional.

b. Bruno Hildebrand (1812 – 1878)


Bruno Hilderbrand merupakan seorang ekonom yang berasal
dari Jerman. Pemikiran ekonominya kritis terhadap pemikiran-

8
pemikiran ekonomi klasik, terutama David Ricardo. Dalam
pemikirannya, dia menetapkan hukum pembangunan ekonomi
yang menyatakan bahwa pembangunan ekonomi itu linier, bukan
siklus. Hilderbrand mendukung teori sosialis atas dasar agama,
moral dasar, dan kepercayaannya tentang efek negatif
pembangunan terhadap perilaku ekonomi. Salah satu karya
Hildebrand yang paling awal yaitu “Die National ökonomie der
Gegenwart und Zukunft (1848)”.
Hilderbrand melihat pertumbuhan ekonomi tidak dilihat dari
tingkat produksi atau konsumsinya, namun ditinjau dari
distribusinya, oleh sebab itu dia membagi evolusi perekonomian
masyarakat menjadi 3 tingkatan, yaitu:
1) Tukar menukar secara in natura atau barter;
2) Tukar menukar dengan menggunakan uang; dan
3) Tukar menukar dapat dilakukan secara kredit.
Dari tiga tingkatan tersebut, Arthur Sommer berpandangan
bahwa visi Hildebrand tentang masyarakat maju dari barter ke
pertukaran moneter sebelum mencapai sintesis tertinggi dalam
ekonomi kredit dimaksudkan sebagai manifesto antikomunis.
Dalam skema ini, ekonomi kredit yang berkembang sepenuhnya
akan memberikan kemudahan untuk memebuhi kebutuhan,
sehingga dengan demikian menyelesaikan salah satu masalah
masyarakat modern yang paling mendesak tanpa bantuan
sosialisme.
Namun Hildebrand dianggap gagal dalam mengembangkan
sistem ekonomi yang koheren, hal tersebut disebabkan beberapa
penelitannya berdasarkan monografi sejarah yang bersifat
deskriptif tentang masalah-masalah ekonomi, namun karyanya
tersebut tidak disusun dalam bentuk kerangka acuan yang
terpadu. Oleh sebab itu karya-karya penelitan sejarah Hildebrand
tersebut dinilai tidak berarti dalam perkembangan ilmu ekonomi,
namun lebih bernilai jika ditinjau dari bidang sosiologi.

c. Karl Bucher (1847 – 1930)


Karl Bucher merupakan seorang ekonom, ahli statistik,
sejarawan, dan sosiolog. Dia dilahirkan oleh orang tua kelas
menengah ke bawah di Kirdorf, sebuah desa di Prusia Rhineland.
Ia belajar ilmu politik , sejarah, dan filologi klasik di Universitas
Bonn dan Göttingen. Di awal usia tiga puluhan, dia menghabiskan
beberapa tahun di Frankfurt am Main sebagai staf Frankfurter
Zeitung. Kemudian dia mengajar di Universitas Dorpat, Basel, dan
terakhir Leipzig, dia pensiun pada tahun 1917.

9
Teori tahapannya yang terkenal (1893) mengklaim untuk
mendirikan "hukum" yang mengatur perkembangan ekonomi
Eropa barat dan tengah dari zaman kuno hingga zaman modern:
ekonomi kota Abad Pertengahan yang tinggi, yang merupakan
objek utama dari studinya sendiri, telah didahului di jaman dahulu
oleh ekonomi rumah tangga tertutup, oikos, dan diikuti di zaman
modern oleh ekonomi nasional, dan berikutnya Volkswirtschaft.
Dalam konteks tulisan Bücher, istilah Volkswirtschaft dapat
dianggap identik dengan Verkehrswirtschaft, yaitu ekonomi
pertukaran yang luas atau rumah tangga dunia.
Oleh sebab itu, secara lebih singkat, Karl Bucher menguraikan
pertumbuhan ekonomi suatu Negara berdasarkan hubungan
produsen dengan konsumen. Menurut Karl Bucher, pertumbuhan
ekonomi dibagi menjadi 4 tahap:
1) Rumah Tangga Tertutup
Masyarakat berproduksi hanya untuk memenuhi
kebutuhan kelompok sendiri. Pada masa ini keluarga mereka
masih sangat sederhana. Oleh karena itu, kehidupan masih
bersifat tertutup dan belum ada pertukaran antar desa atau
antar kelompok.
2) Rumah Tangga Kota
Pertumbuhan jumlah penduduk mengakibatkan kelompok
atau desa tidak dapat lagi memenuhi kebutuhannya sendiri.
Sehingga, timbul pertukaran antar desa yang disebut dengan
perdagangan. Pada masa ini, sebagian kelompok masyarakat
membangun tempat khusus sebagai pusat perdagangan
dan industri yang disebut kota. Selanjutnya, timbul hubungan
dagang antara desa dengan kota.
3) Rumah Tangga Bangsa atau Nasional
Sesuai perkembangan zaman, pertukaran yang terjadi di
satu kota sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan
penduduknya. Kadang-kadang suatu kota tidak dapat
menghasilkan satu jenis barang dan barang tersebut harus
didatangkan dari kota lain, sehingga terjadilah kegiatan
perdagangan antar kota. Perdagangan ini meluas ke seluruh
kota sehingga terbentuk satu kesatuan masyarakat yang
melakukan pertukaran perdagangan antar kota dalam satu
negara atau dalam satu bangsa.
4) Rumah Tangga Dunia (Volkswirtschaft)
Pada masa ini, pertukaran atau perdagangan sudah
melewati batas-batas negara karena antar negara ternyata
saling membutuhkan. Perdagangan antar negara juga

10
didukung dengan kemajuan IPTEK yang memudahkan
manusia berhubungan dengan negara lain. Dalam konteks
dijamannya, Volkswirtschaft, dihasilkan ketika negara terpusat
modern membatalkan hak istimewa kota-kota abad
pertengahan, serta orang-orang dari penguasa teritorial lokal
secara umum, dan dengan demikian membuka jalan bagi
ekonomi pertukaran tanpa batas.

Dari empat tahap Bücher tersebut terbukti secara konseptual


memiliki makna terbesar. Teori ekonomi pertukaran bukanlah hal
baru, tetapi mereka tidak memiliki perspektif dan hanya
mencerminkan fakta kehidupan kontemporer. Pertukaran
dianggap sebagai bagian dari setiap perekonomian.
Biicher adalah orang pertama yang mencatat distorsi yang
dihasilkan asumsi ini berkaitan dengan sejarah ekonomi
pramodern. Dalam pengertian ini, ia menolak ekonomi klasik
sebagai dasar yang kuat untuk studi sejarah ekonomi.

d. Walt Whitman Rostow (1916 – 2003)


Lahir 7 Oktober 1916 di kota New York, dan meningal pada 13
Februari 2003 di Austin, Texas. Rostow merupakan seorang
sejarawan dan ekonom, wakil asisten untuk urusan keamanan
nasional di bawah Presiden John F. Kennedy , ketua Dewan
Perencanaan Kebijakan di Departemen Luar Negeri, dan Asisten
khusus Presiden Lyndon B. Johnson untuk urusan keamanan
nasional.
Buku pertamanya, The American Diplomatic Revolution
berdasarkan ceramah perdananya di Universitas Oxford pada
November 1946, diterbitkan pada 1947. Tahun berikutnya melihat
penerbitan buku lain, Essays on the British Economy of the
Nineteenth Century.
Pada tahun 1950 Rostow diangkat sebagai profesor sejarah
ekonomi di Massachusetts Institute of Technology. Tahun
berikutnya dia juga diangkat sebagai anggota staf Pusat Studi
Internasional di universitas itu. Rostow melanjutkan di kedua pos
sampai 1961. Selama tahun-tahun itu Rostow menulis sejumlah
buku, artikel, dan ulasan yang mengesankan tentang berbagai
topik.
Di antara karya-karya itu adalah: The Process of Economic
Growth (1953, edisi kedua 1960); The Growth and Fluctuation of
the British Economy, 1790-1850 (dengan yang lain, 1953, edisi
kedua 1975); The Dynamics of Soviet Society (bersama yang lain,

11
1953); The Prospects for Communist China (dengan yang lain,
1954); An American Policy in Asia (dengan RW Hatch, 1955); A
Proposal: Key to an Effective Foreign Policy (dengan MF Millikan,
1957); The Stages of Economic Growth: A Non-Communist
Manifesto (1960); The United States in the World Arena (1960);
Rich Countries and Poor Countries: Reflections from the Past,
Lessons for the Future (1987); dan Theorists of Economic Growth
from David Hume to the Present (1990). Karya-karya ini
membantu membangun reputasi Rostow sebagai ahli teori
ekonomi yang orisinal dan berpengaruh serta pengamat yang lihai
dalam urusan internasional kontemporer.
Judul buku The Stages of Economic Growth, mungkin
merupakan karyanya yang paling berpengaruh. Dalam buku
tersebut, Dalam buku tersebut, Rostow menjelaskan bahwa
pembangunan ekonomi merupakan suatu prosesyang dapat
menyebabkan:
1) Perubahan orientasi ekonomi, politik dan sosial yang pada
mulanya berorientasi ke dalam menjadi berorientasi keluar;
2) Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak
dalam keluarga yaitu kesadaran untuk membina keluarga
kecil;
3) Perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat dari
melakukan investasi yang tidak produktif menjadi investasi
yang produktif;
4) Perubahan sikap hidup dari adat istiadat dan keluarga menjadi
ditentukan oleh kesanggupan melaksanakan pekerjaan;
5) Perubahan pandangan masyarakat yang awal ditentukan oleh
keadaan alam menjadi berpandangan bahwa manusia harus
memanipulasi keadaan alam untuk kemajuan.

Rostow melengkapi konsep tersebut dengan mengajukan teori


yang berusaha menggeneralisasikan pola sejarah ekonomi
modern dalam bentuk serangkaian tahapan pertumbuhan
ekonomi, yang meliputi: 1) masyarakat tradisional , 2) prasyarat
untuk take-off, 3) take-off, 4) dorongan menuju kedewasaan, dan
5) konsumsi tinggi. Sebagai terjemahan dari "manifesto non-
komunis", Rostow mengemukakan keampuhan model
pengembangan kapitalis, sebuah argumen yang ditujukan
terutama pada negara-negara yang baru berkembang di Dunia
Ketiga. Berikut penjelasan tentang tahapan pertumbuhan ekonomi
menurut Rostow.

12
1. Tahap Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)
Masyarakat yang masih menggunakan cara berproduksi
tradisional atau dapat diakatakan relatif primitif dan cara hidup
yang masih dipengaruhi oleh nilai-nilai pemikiran yang tidak
rasional dan kebiasaan yang sudah turun temurun. Ciri-ciri
tahapan ini meliputi:
Fungsi Produksi terbatas, cara produksi masih primitif;
Tingkat produktifitas masyarakat rendah;
Masih bertumpu pada sektor pertanian;
Struktur sosial yang hirarkis;
Kegiatan politik dan pemerintahan di daerah-daerah
berada ditangan tuan tanah.

2. Tahap Prasyarat Tinggal Landas (The Preconditions for


Take-Off)
Tahap ini merupakan masa transisi masyarakat dalam
mempersiapkan diri guna mencapai pertumbuhan atas
kekuatan sendiri (self sustained rowth).
Ciri-ciri tahapan ini meliputi:
Adanya perubahan dalam sistem politik;
Perubahan struktur sosial;
Perubahan nilai-nilai masyarakat;
Perubahan struktur kegiatan ekonomi.

Tahapan ini memiliki 2 corak berbeda, yaitu:


a. Tahap Prasyarat Tinggal landas yang dialami negara
Eropa, Asia, Timur Tengah dan Afrika: di mana terjadi
perombakan dalam masyarakat tradisional yang sudah
ada guna mencapai tahap tersebut.
b. Tahap Prasyarat Tinggal landas yg dialami negara born
free (daerah imigran) seperti Amerika Serikat, Kanada,
Australia dan Selandia Baru yaitu dengan tanpa harus
merubah sistem masyarakat tradisional yang sudah ada
dan umumnya masyarakat imigran.

3. Tahap Tinggal Landas (The Take-Off)


Pada tahapan ini, pertumbuhan ekonomi selalu terjadi,
kemajuan pesat dalam inovasi serta terbukanya pasar-pasar
baru. Adapun ciri-ciri utama negara yang mencapai tahap
tinggal landas meliputi:
a) Kenaikan investasi yang produktif dari 5% atau kurang
menjadi 10% dari PNB (Nett National Product);

13
b) Tercapainya suatu kerangka dasar politik, sosial dan
kelembagaan yang dapat menciptakan perkembangan di
sektor modern dan potensi ekonomi eksternal yang dapat
menyebabkan pertumbuhan ekonomi.
c) Berkembangnya satu atau beberapa sektor industri
pemimpin (leading sector) dengan tingkat pertumbuhan
tinggi; Peranan lending sektor dalam tahap ini yaitu
pertumbuhan yang digerakan oleh perkembangan
sejumlah kecil kegiatan ekonomi yang di golongkan pada
sektor ekonomi primer. Terdapat 4 faktor untuk
menciptakan leading sektor yang meliputi:
Adanya perluasan pasar bagi barang-barang produksi
yang mempunyai kemungkinan untuk berkembang
dengan cepat;
pengembangan teknik produksi modern dengan
kapasitas yang lebih luas;
terciptanya tabungan dalam masyarakat, serta dimana
para pengusaha harus menanamkan kembali
keuntungannya untuk membiayai pembangunan
sektor tersebut;
Pembangunan dan transformasi teknologi untuk
perluasan kapasitas dan modernisasi sektor-sektor
lain.

4. Tahap Menuju Kedewasaan (The Drive to Maturity)


Pada tahap ini, kondisi masyarakat sudah secara efektif
menggunakan Teknologi modern hampir dalam semua
kegiatan produksi dan kekayaan alam. Sektor pemimpin baru
akan bermunculan menggantikan sektor pemimpin yang
mengalami kemunduran.
Karakteristik non ekonomi pada tahap menuju kedewasaan :
Struktur dan keahlian tenaga kerja berubah, Kepandaian
dan keahlian pekerja bertambah tinggi, sektor indusri
bertambah penting peranannya, dan sektor pertanian
menurun peranannya;
Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalami
perubahan. Peranan manajer professional semakin
penting dan menggantikan kedudukan pengusaha pemilik;
Masyarakat bosan dengan keajaiban yg diciptakan
industrialisasi sehingga menimbulkan kritik-kritik.
Beberapa negara yang menjadi contoh telah mencapai
tahap ini (WW Rostow) seperti Inggris (1850), USA

14
(1900), Jerman dan Perancis (1910), Swedia (1930)
Jepang (1940) Rusia dan Kanada (1950).

5. Tahap Konsumsi Tinggi (The Age on High Mass


Consumption)
Dalam tahap ini perhatian masyarakat menekankan pada
masalah konsumsi dan kesejahteraan masyarakat, bukan
pada masalah produksi.
Adapun tujuan masyarakat yang ingin dicapai pada tahap ini,
yaitu:
a. Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri
dan kecenderungan berakibat penjajahan terhadap bangsa
lain;
b. Menciptakan negara kesejahteraan (welfare state)
(Negara Persemakmuran = Comment Wealth) dengan cara
mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yang
telah merata melalui sistem pajak progresif (semakin
banyak semakin besar);
c. Meningkatnya konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan
pokok (sandang, pangan, papan) menjadi konsumsi
terhadap barang tahan lama dan barang-barang mewah.

Beberapa contoh negara pertama yang mencapai tahap


ini : USA ( th. 1920), Inggris (th. 1930), Jepang dan Eropa
Barat (th. 1950) dan Rusia (Pasca Stalin).

2.6 TEORI FASE MODERN


Rostow mengartikan pembangunan ekonomi sebagai suatu
proses yang menyebabkan perubahan dalam masyarakat, yaitu
perubahan politik, struktur sosial, nilai sosial dan struktur kegiatan
ekonominya. Selain itu, pembangunan ekonomi atau transformasi
suatu masyarakat tradisional menjadi suatu masyarat modern
merupakan proses yang berdimensi banyak. Pembangunan ekonomi
tidak hanya menyangkut perubahan dalam struktur melaikan juga
menyangkut proses yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan
tersebut. Penyebab terjadinya pertumbuhan ekonomi menurut
Rostow, yakni :

1. Perubahan reorientasi organisasi ekonomi.


2. Perubahan masyarakat.
3. Perubahan cara penanaman modal, dari penanaman modal yang
tidak produktif menjadi yang lebih produktif.

15
4. Perubahan cara masyarakat dalam menentukan kedudukan
seseorang dari family system menjadi ditentukan oleh
kesanggupan seorang dalam melaksanakan pekerjaan.
5. Perubahan pandangan masyarakat yang pada mulanya
berkeyakinan bahwa kehidupan manusia ditentukan oleh alam,
selanjutnya berpandangan bahwa manusia harus memanipulasi
keadaan alam sekitarnya untuk menciptakan kemajuan.

Rostow dan Musgrave juga menghubungkan pengeluaran


pemerintah dengan tiga buah tahapan pembangunan ekonomi yaitu
tahap awal, tahap menengah dan tahap lanjut.
Pada tahap awal pengeluaran pemerintah untuk investasi
merupakan bagian yang terbesar dari total investasi yang ada.
Pengeluaran investasi tersebut ditujukan untuk pengadaan sarana
maupun prasarana publik seperti infrastruktur, transportasi,
pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.
Pada tahap menengah investasi dari swasta mulai berkembang
tetapi pemerintah masih tetap memegang peranan besar guna
memacu pertumbuhan agar dapat lepas landas. Selain harus
mengatasi kegagalan pasar yang terjadi, pemerintah juga harus
menyediakan barang publik dalam jumlah yang lebih banyak dengan
kualitas yang lebih baik. Perkembangan ekonomi pada tahap ini
menyebabkan hubungan antar sektor yang semakin kompleks. Rasio
investasi total terhadap pendapatan nasional semakin besar, tetapi
rasio investasi pemerintah terhadap pendapatan nasional akan
semakin mengecil.
Pada tahap lanjut, aktivitas pemerintah dalam pembangunan
ekonomi beralih dari penyediaan sarana prasarana ke pengeluaran
untuk kesejahteraan sosial masyarakat seperti program kesehatan,
jaminan hari tua dan lain sebagainya.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

16
Aliran historis menawarkan metode induktif-historis sebagai alternatif
dari metode deduktif kaum klasik. Aliran sejarah memandang bahwa
kegiatan perekonomian tidak terlepas dari interaksi masyarakat, sehingga
tidak mungkin ada hukum ekonomi yang terlepas dari peran pemerintah.
Oleh karena itu, mereka percaya bahwa campur tangan pemerintah
dalam perekonomian sangat dibutuhkan agar tujuan sosial dari proses
ekonomi dapat diarahkan pada kondisi yang diinginkan bersama.
Kelahiran aliran sejarah ini dipelopori oleh Friedrich Carl von Savigny
(1779-1861) melalui tulisannya yang berjudul Von Beruf unserer Zeit fur
Gesetzgebung und Rechtwissenschaft (Tentang pekerjaan pada zaman
Kita di Bidang Perundang-undangan dan Ilmu Hukum). Kemudian,
munculnya aliran dari pendapat Thibaut yang menghendaki adanya
kodifikasi hukum perdata Jerman yang didasarkan pada hukum Prancis
(Code Napoleon). Namun perkembangan yang menyulut. Maka
munculah aliran atau pemikir Setaraf Savigny.
Sebagian besar para pemikir aliran sejarah ini berasal dari Jerman,
antara lain: Friedrich List, Wilhelm Roscher, Bruno Hildebrand, Karl
Knies, Gustav Von Schmoler, Lujo Brentano, Georg Friedrich Knapp, Karl
Bucher, Max Weber, dan Werner Sombart.Tokoh-tokoh aliran dari Inggris
adalah William Cunningham dan J.W. Ashley. Dari Amerika Serikat yang
mendukung aliran ini, misalnya Henry Carey, Sinom Nelson Patten, dan
Daniel Reymond.

3.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan untuk menjadi acuan
penulis untuk meningkatkan di penulisan makalah selnjutnya. Kami
selaku tim penulis memohon maaf apabila ada kalimat yang tidak
berkenan di hati para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.hestanto.web.id/teori-pertumbuhan-ekonomi-modern/

17
http://eprints.unpam.ac.id/8552/2/PIE0033_MODUL%20UTUH_SEJARAH
%20TEORI-TEORI%20%20EKONOMI%20%281%29.pdf

https://www.academia.edu/12154121/Sejarah_pemikiran_ekonomi_aliran_
sejarah

Ubaid Al Faruq, Edi Mulyanto. 2017. Sejarah Teori-Teori Ekonomi.


Banten: UNPAM PRESS

18

Anda mungkin juga menyukai