Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan Makalah

BAB II PEMBAHASAN
Aliran Monetaris
Kritikan terhadap Kebijaksanaan Investasi Keynesian
Pokok-Pokok Pikiran Aliran Monetaris
Tokoh-Tokoh Aliran Monetaris
Milton Friedman Mengembalikan Pemikiran Klasik Adam Smith
Perbedaan Monetaris dengan Keynesian

BAB III PENUTUP


Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

            Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena izin dan ridhonya
kami dapat merampungkan makalah ini.Selanjutnya shalawat dan salam semoga dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah menata cara hidup bermasyarakat berdasarkan
ajaran agama yang benar.
            Makalah ini membahas tentang “Aliran Monetaris” untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi yang diampu oleh Dra. Sri Wahyuni, M.Si., dan Novita
Nurul Islami, S.Pd., M.Pd. Kami dalam makalah ini berusaha mengumpulkan referensi serta
berusaha menulis makalah ini dengan sebaik mungkin agar dapat dimengerti oleh pembaca.
            Akhirnya kepada Allah juga kami memohon maaf, sekiranya terjadi kesalahan dalam
penulisan makalah ini.
            Semoga makalah ini bermanfaat, Amin Ya Rabbal Alamin.

                                                                                    Jember, Mei 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berawal dari beberapa pandangan Keynes yang tidak disukai pakar-pakar ekonomi.
Pandangan itu antara lain tentang perlunya campur tangan pemerintah dalam mengarahkan
dan membimbing perekonomian pada arah yang diinginkan. Selama kurang lebih tiga dekade
setelah Perang Dunia II ajaran Keynes mendominasi alam pikiran perumus kebijaksanaan di
negara-negara barat. Hal itu bahkan menjalar ke negara-negara berkembang, termasuk
Indonesia. Melalui kebijaksanaan fiskal yang bersifat counter-cyclical dan fine-tunning
negara-negara barat, terutama Amerika Serikat berhasil mengendalikan besarnya permintaan
masyarakat tanpa diiringi inflasi seperti yang pernah terjadi pada tahun 30-an.
Dan serangan Friedman terhadap pandangan Keynes telah mengurangi dominasi
makroekonomi Keynesian dalam mempromosikan kebijaksanaan ekonomi pemerintah.
Walaupun ajaran-ajaran Keynes pernah berhasil memcahkan masalah-masalah ekonomi yang
dihadapi dengan berbagai kebijaksanaan jangka pendek. Keberhasilannya tidak berlangsung
lama. Berkali-kali prediksi yang didasarkan pada ajaran Keynes meleset dan tidak berhasil
memecahkan masalah stagnasi yang dihadapi ekonomi dunia setelah tahun 70-an. Apalgi,
dalam menyelesaikan masalah stagflasi, kebijaksanaan fiskal dan moneter Keynes boleh
dikatakan lumpuh total.
Sehingga aliran Monetaris menentang beberapa pandangan Keynes yang berujung dengan
pembentukan aliran sendiri dalam madzhab ekonomi. Pada bab berikutnya akan dipaparkan
tentang seluk beluk aliran Monetaris.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang Aliran Monetaris?
2. Bagaimana kritikan terhadap kebijaksanaan investasi Keynesian?
3. Apa saja pokok-pokok pikiran aliran Monetaris?
4. Siapa saja tokoh-tokoh aliran Monetaris?
5. Bagaimana Milton Friedman mengembalikan pemikiran klasik Adam Smith?
6. Apa perbedaan Monetaris dengan Keynesian?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui latar belakang Aliran Monetaris
2. Untuk mengetahui kritikan terhadap kebijaksanaan investasi Keynesian
3. Untuk mengetahui pokok-pokok pikiran aliran Monetaris
4. Untuk mengetahui tokoh-tokoh aliran Monetaris
5. Untuk mengetahui Milton Friedman mengembalikan pemikiran klasik Adam
Smith
6. Untuk mengetahui perbedaan Monetaris dengan Keynesian
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aliran Monetaris
Selama kurang lebih tiga dekade setelah Perang Dunia II ajaran Keynes mendominasi
alam pikiran perumus kebijaksanaan di negara-negara barat. Hal itu bahkan menjalar ke
negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Melalui kebijakan fiskal yang bersifat
counter-cyclical dan fine-tunning negara-negara barat, terutama Amerika Serikat berhasil
mengendalikan besarnya permintaan masyarakat tanpa diiringi inflasi seperti yang pernah
terjadi pada tahun 30-an.
Pada tahun 50-an dan 60-an sebagian besar ekonomi percaya bahwa boom dan depresi
merupakan penyakit masa lampau yang tidak perlu dikhawatirkan akan muncul kembali.
Misalnya, kalau output rendah dan banyak orang menganggur, Keynesian menganjurkan
ditingkatkannya pengeluaran pemerintah untuk proyek-proyek padat karya. Melalui proyek-
proyek padat karya ini, output nasional akan meningkat, lapangan pekerjaan baru terbuka
sehingga tenaga kerja banyak tertampung dan dengan sendirinya masalah penganggurann
akan teratasi.
Terjadinya inflasi dipersepsikan karena pengeluaran agregat terlalu besar. Maka, untuk
memberantas inslasi tersebut pemerintah perlu mengurangi atau meninggikan tingkat pajak.
Hal lain yang perlu dilakukan adalah mengurangi jumlah uang yang beredar melalui
kebijaksanaan uang tepat. Selanjutnya, inflasi akan turun dengan sendirinya.
Pada tahun 60-an orang percaya bahwa ada hubngan terbalik antara inflasi dengan tingkat
pengangguran. Artinya, selama ini para ahli percaya jika inflasi tinggi, tingkat pengangguran
rendah. Sebaliknya, jika pengangguran tinggi, tingkat inflasi rendah sesuai teori Philips.
Akan tetapi, gejala-gejala ekonomi yang terjadi pada tahun 70-an tidak sinkron dengan
anggapan tersebut. Pada waktu itu, harga-harga menunjukkan kecenderungan peningkatan
yang sangat tinggi, didorong oleh naiknya harga-harga minyak tahun 1973/1974. Yang
sungguh merisaukan, pada saat terjadinya kenaikan harga-harga (inflasi) tersebut
pengangguran meningkat.
Dengan demikian, teori Keynesian yang menyatakan bahwa selama masih banyak
penganguran maka selama itu pula pengangguran masyarakat (public spending) dapat
ditingkatkan tanpa menimbulkan inflasi, tidak lagi menunjukkan kebenaran dalam realitas.
Nyatanya, kegiatan yang diarahkan untuk menurunkan inflasi pada tahun 70-an telah
menyebabkan semakin tingginya angka pengangguran. Usaha untuk mengurangi
pengangguran melalui pengeluaran pemerintah telah menyebabkan semakin parahnya inflasi.
Saat terjadi dua kali resesi yang sangat tajam pada tahun 1974 dan 1982 , tingkat harga-
harga tidak turun. Padahal sesuai dengan teori yang dianut ketika itu, terjadinya resesi dan
dpresi seharusnya menyebabkan tersendat-sendatnya perekonomian yang diiringi oleh
turunnya harga-harga secara umum. Karena yang terjadi dalam kenyataan sudah sering tidak
sama dengan yang seharusnya terjadi menurut resep Keynes, sejak saat itu ajaran-ajaran
Keynes terpaksa ditinjau kembali dan bahkan didiskreditkan.
B. Kritikan terhadap Kebijaksanaan Investasi Keynesian
Ada beberapa pandangan Keynes yang tidak disukai pakr-pakar ekonomi. Pandangan itu
antara lain tentang perlunya campur tangan pemerintah dalam mengarahkan dan
membimbing perekonomian pada arah yang diinginkan. Kritik paling vokal datang dari
pakar-pakar ekonomi neo-klasik konservatif. Mereka dapat dibagi atas dua golongan, yaitu
golongan tua dan golongan muda. Dari golongan tua dapat disebutkan beberapa nama
seperti : Menger, Friedrich August von Heyek, dan Ludwig von Mises (semuanya dari
Austria), Wilhelm Ropke, Lionel Robbins (dari Inggris). Semuanya mencela kebijaksanaan
campur tangan pemerintah Keynes sama kerasnya dengan celaan mereka terhadap paham
sosialisme.
Celaan paling keras datang dari kelompok yang menanamkan dirinya libertarian. Mereka
ini menempatkan kebebasan individu diatas segala-galanya. Mereka pun melihat bahwa
intervensi pemerintah dalam bentuk apapun sebagai ancaman bagi kebebasan individu.
Alasan penolakan tersebut diwakili oleh pendapat Friedrich August von Heyek yang tertuang
dalam bukunya The Road to Serfdom (1944). Dalam buku tersebut, Hayek mengatakan :”
sekali pemerintah melakukan intervensi pasar, ini akan mengarah pada sosialisme, yang
akhirnya akan menyebabkan berkurangnya kebebasan”. Jika kecenderungan ke arah
peningkatan pengawasan pemerintah tidak dikekang, mereka khawatir sebagai individu-
indivifu, orang akan berubah sekadar menjadi hamba bagi pemerintah. Lebih jauh Hayek
mengatakan:”orang bisa percaya bahwa ia bebas, tetapi dalam kenyataan kebebasan telah
hilang karena pikiran tiap orang sudah dicekoki oleh pemerintah, dan apa-apa yang
diinginkan mereka terpaksa disesuaikan dengan apa-apa yang diinginkan oleh pemerintah”.
Dari golongan muda muncul Milton Friedman dari University of Chicago. Friedman
adalah pendukung berat perekonomian bebas. Pendapatnya berbeda dengan tokoh-tokoh tua
libertarians yang sama sekali tidak menginginkan campur tangan pemerintah dalam batas-
batas tertentu justru diperlukan untuk menciptakan suatu perekonomian dimana pusat pasar
bebas dapat berfungsi lebih efektif.
C. Pokok-pokok Pikiran Aliran Monetaris
Serangan Friedman terhadap pandangan Keynes telah mengurangi dominasi makro
ekonomi Keynesian dalam mempromosikan kebijaksanaan ekonomi pemerintah. Walaupun
ajaran-ajaran Keynes pernah berhasil memecahkan masalah-masalah ekonomi yang dihadapi
dengan berbagai kebijaksanaan jangka pendek, keberhasilannya tidak berlangsung lama.
Berkali-kali prediksi yang didasarkan pada ajaran keynes meleset dan tidak berhasil
memecahkan masalah stagnasi yang dihadapi ekonomi dunia tahun 70-an. Apalagi, dalam
menyelesaikan masalah stagnasi, kebijaksanaan fiskal dan moneter Keynes boleh dikatakan
lumpuh total.
Ketidakberhasilan ajaran-ajaran Keynes dalam memcahkan masalah-masalah yang
dihadapi melahirkan suatu aliran baru yang disebut “aliran monetaris”, yang mengutamakan
kebijaksanaan moneter dalam mengatasi kemelut ekonomi waktu itu. Istilah ini pertama kali
digunakan oleh Karl Brunner untuk menggambarkan berbagai studi di bidang ekonomi
moneter dan kebijaksanaan moneter. Friedman selalu menekankan bahwa perilaku dalam laju
pertumbuhan jumlah uang beredar akselerasi dalam laju pertumbuhan jumlah uang beredar
akselerasi dan deselerasi sangat mempengaruhi aktivitas-aktivitas ekonomi ril.
Ketidakstabilan dalam pertumbuhan moneter akan tercermin dalam berbagai aktivitas
ekonomi. Dari hasil studi historisnya, ia menyimpulkan bahwa secara umum laju
pertumbuhan uang yang tinggi akan menyebabkan terjadinya booms dan inflasi. Sementara
itu, penurunan dalam laju pertumbuhan uang dapat menimbulkan resesi dan kadang-kadang
bahkan juga deflasi.
Friedman memperingatkan, walaupun laju pertumbuhan uang sangat menentukan unjuk
kerja GNP, dampaknya sendiri berlangsung setelah beberapa waktu (adanya lag). Jangka
waktu ini sulit diperkirakan secara pasti lamanya lag tersebut bisa enam bulan (short lag) dan
bisa juga sekitar dua tahun (long lag). Karena sukar diprediksi. Friedman sangat
menganjurkan untuk tidak terlalu sering bermain-main dengan kebijaksanaan moneter.
Perekonomian jangan terlalu sering distel (fine-tunning) seperti yang dianjurkan kubu
Keynesian. Hal itu disebabkan dampak kebijaksanaan moneter yang berubah-ubah justru bisa
membuat perekonomian tidak stabil.
D. Tokoh-tokoh Aliran Monetaris
Sebetulnya aliran monetaris sudah berdiri sejak lama. Hanya saja pandangan-pandangan
kaum monetaris ini baru diperhatikan setelah terjadinya kasus membubungnya inflasi yang
dibarengi dengan semakin tingginya tingkat pengangguran pada tahun 70-an. Tokoh utama
aliran monetaris, tidak diragukan lagi adalah Milton Friedman (1912) profesor ekonomi dari
Universitu of Chicago. Sesudah bekerja di komisi sumber daya alam di Washington, ia
bergabung dengan staf peneliti National Bureau of Economic Research tahun 1937 (dalam
usia 25 tahun). Karena jasa-jasanya yang sangat besar dalam mengembangkan ilmu ekonomi,
ia mendapat hadiah Nobel tahun 1976.
Friedman dan monetaris sering dianggap sebagai synonyms. Akan tetapi, ini tidak berarti
ia sebagai satu-satunya. Tokoh-tokoh lain yang dianggap sealiran atau pendukung-pendukung
aliran monetaris anatara lain : Karl Brunner (Univertsity of Rochester), Allan Meltzer dan
Bennet MoCallum (dari Cargenie Mellon). Thomas Mayer (University of California, Davis).
Philip Cagan (Columbia University), David Laidler dan Michael Parkin (University of
Westem Ontario) dan William Poole (Brown University). Perlu juga dicatat pendukung aliran
monetaris tidak terbatas pada ahli-ahli ekonomi dari kalangan akademis saja. Lembaga
seperti Federal reserve Bank dari St. Louis dan Komite-komite kongres juga banyak
menganut perspektif monetaris.
E. Milton Friedman Mengembalikan Pemikiran Adam Smith
Revolusi Keynesian telah menguasai akademika sampai 1950-an sehingga para ekonom
pasar bebas tak banyak didengar dikampus-kampus sampai Milton Friedman berhasil
mengubah iklim intelektual dari model Keynesian ke model klasik Adam Smith.
Selama tiga puluh tahun, seluruh generasi ekonomi tidak menyadari seberapa besar
bahaya yang ditimbulkan oleh Federal Reserve terhadap ekonomi dari 1929 – 1933. Mereka
mendapat kesan bahwa Federal Reserve telah melakukan segala sesuatu yang secara
manusiawi dimungkinkan untuk menjaga agar depresi tidak bertambah parah tetapi mereka
tidak berdaya untuk menghadapi kekuatan deflasi yang kuat. Menurut apologi resmi dari
Federal Reserve, sistem, lembaga ini telah berbuat sebaik-baiknya, tetapi tidak mampu
menghentikan penurunan.
Friedman secara radikal mengubah pandangan konvensional ini. “Kontraksi besar”,
demikian Friedman dan Schwartz menyebutnya. “sesungguhnya adalah saksi dari betapa
pentingnya kekuatan moneter”. Ditempat lain Friedman menjelaskan “awal 1930-an bukan
saksi atas tidak relavannya faktor moneter dalam mencegah depresi, tetapi merupakan saksi
tragis bagi penting-pentingnya faktor moneter dalam menghasilkan depresi. “pemerintah
bertindak “tidak tepat” dalam membalikkan resesi dan malah memperparah depresi terburuk
abad ini. Salah satu alasan dari pengabaian kebijakan moneter ini adalah bahwa pemerintah
tidak mempublikasikan jumlah persediaan uang.
Friedman mengatakan “ Jika Federal Reserve System pada 1929-1933 mempublikasikan
statistik kuantitas uang, saya tidak percaya bahwa depresi besar akan terjadi seperti itu.” Jadi,
Friedman menyimpulkan, “ fakta bahwa depresi besar, seperti periode pengangguran lainnya,
lebih karna diakibatkan oleh mis manajemen pemerintah ketimbang oleh ketidakstabilan dari
ekonomi swasta.” Lebih jauh dia menulis, “depresi bukan kegagalan sistem usaha bebas,
tetapi kegagalan tragis dari pemerintah.” Sejak saat itu, berkat karya Friedman dan Schwartz
buku-buku ajar ekonomi pelan-pelan mengganti “kegagalan pasar” dengan “kegagahan
pemerintah” dalam bagian tentang depresi besar.
Solusi Friedman, pendekatan yang lebih baik adalah mengadopsi standar uang (flat
money), sebuah sistem yang didasarkan pada uang kertas yang tidak dapat ditukarkan lagi
yang mencakup 100% persyaratan cadangan pada permintaan deposit (checking account) di
Bank, dan kemudian mengadopsi aturan legislatif yang mensyaratkan persediaan uang
dinaikkan pada tingkat yang tetap yang kira-kira sama dengan tingkat pertumbuhan nasional.
Friedman menyarankan target moneter antara 3-5%. Aturan moneter ini akan mudah untuk
diimplementasikan sehingga bahkan sebuah komputer dapat menggantikan Federal Reserve
System.
F. Perbedaan Monetaris dengan Keynesian
Banyak perbedaan pandangan anatar kubu Keynesian dan monetaris dalam melihat
gejala-gejala ekonomi. Dalam melihat perekonomian secara agregat, atau jumlah total dari
barang-barang yang diminta dalam perekonomian. Kubu Keynesian percaya bahwa
perekonomian cenderung berada dalam posisi keseimbangan tingkat output rendah (low level
equilibrium). Ini terjadi karena pengeluaran agregat cenderung lebih kecil dari penerimaan
agregat. Selain itu, hal ini disebabkan pula kurang ampuhnya mekanisme pasar dalam
melakukan penyesuaian upah. Hal ini bisa terjadi karena adanya kekuatan serikat buruh dan
oraktik-praktik oligopolistik dari pihak perusahaan-perusahaan.
Kaum monetaris tidak percaya pada teori Keynesian yang mengatakan bahwa
perekonomian cenderung berada pada keseimbangan tingkat output rendah disebabkan
kurang ampuhnya mekanisme korektif untuk membawa pasar kembali pada posisi
keseimbangan pemanfaatan sumber daya penuh. Para ahli ekonomi dari aliran monetaris ini
menyerang pandangan dari aliran Keynesian, khususnya neo-keynesian terutama menyangkut
penentuan pendapatan (income determination) yang oleh mereka dinilai tidak benar
(incorret). Kaum monetaris menghendaki agar analisis tentang penentuan pendapatan
memberi penekanan pada pentingnya peranan jumlah uang beredar (money supply) didalam
perekonomian.
Karena perbedaan cara pandang diatas, implikasi kebijaksanaan dari kedua kubu tersebut
juga berbeda, misalnya dalam usaha meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan dalam
mengatasi pengangguran, kubu Keynesian lebih menyukai kebijaksanaan yang bersifat
ekspansif. Sebaliknya, kubu monetaris lebih menyukai kebijaksanaan moneter yang
kontraktif. Investasi pemerintah untuk meningkatkan output dengan menggunakan
kebijaksanaan fiskal tidak disenangi Friedman. Misalnya ada usaha untuk meningkatkan
output dengan menurunkan pajak. Menurut Keynesian, langkah ini akan meningkatkan
output. Dalam “Bahasa” kurva ISLM yang dikembangkan Keynesian. Hal ini, terjadi karena
penurunan dalam pajak akan mendorong kurva IS bergerak kekanan. Akan tetapi, menurut
kaum monetaris, hal seperti ini tidak akan terjadi. Hal itu karena dalam perekonomian yang
sudah memanfaatkan sumber daya secara penuh. Kurva LM berbentuk tegak lurus. Dampak
dari pergeseran kurva IS tidak akan memberi pengaruh pada output.
Dan menurut Keynes, pentingnya peranan modal dalam pertumbuhan perekonomian
dimana pengguanaan modal itu ditekankan kepada permintaan yang tinggi, dan permintaan
yang tinggi itu diharapkan dapat diikuti oleh penawaran yang tinggi pula. Ternyata tidak
berhasil menimbulkan inflasi, depresi.
Asumsi Keynes:
1. Perekonomian bisa full employment dan tidak full employment
2. Perekonomian berada dalam tiga sektor (konsumen, produsen, pemerintah)
3. Adanya campur tangan pemerintah
4. Perekonomian dianalisa dalam jangka pendek
Bagi kaum monetaris, jumlah uang beredar merupakan faktor penentu yang utama (main
determinant) dari tingkat kegiatan ekonomi dan harga-harga didalam suatu perekonomian.
Dalam jangka pendek, jumlah uang beredar mempengaruhi tingkat output dan kesempatan
kerja (level output and employment). Sedangkan dalam jangka panjang (long-run) jumlah
uang beredar mempengaruhi tingkat harga atau inflasi. Bahkan dalam sebuah tulisannya
dimajalah newsweek (1977), Milton Friedman pernah menulis sebagai berikut. “There is one
and only one basic cause of inflation, too haigh a rate ogf growth in quantity of money....
there is one and only one basic cure for inflation, slowing monetary growth”
Sedangkan dalam salah satu tulisannya yang lain, Milton Friedman mengatakan “inflasi
itu slalu ada dimana saja dan merupakan fenomena moneter” pertumbuhan moneter atau
jumlah uang beredar yang berelbihan menurut kaum monetaris bertanggung jawab atas
timbulnya inflasi dan pertumbuhan moneter yang tidak stabil bertanggung jawab atas
timbulnya gejolak atau fluktuasi ekonomi. Oleh karena itu pertumbuhan moneter memiliki
pengaruh, baik terhadap variabilitas didalam tingkat harga maupun pertumbuhan output,
maka kebijakan moneter yang diambil pemerintah sedapat mungkin haruslah dapat menjamin
terciptanya suatu tingkat pertumbuhan moneter yang konstan dan tetap terkendali pada
tingkat yang rendah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasar pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Aliran Monetaris muncul karena saat terjadi dua kali resesi yang sangat tajam pada
tahun 1974 dan 1982, tingkat harga-harga tidak turun padahal sesuai dengan teori
yang dianut Keynesian ketika itu, terjadinya resesi dan depresi seharusnya
menyebabkan tersendat-sendatnya perekonomian yang diiringi oleh turunnya harga-
harga secara umum. Karena yang terjadi dalam kenyataan sudah sering tidak sama
dengan seharusnya terjadi menurut resep Keynes, sejak saat itu ajaran-ajaran Keynes
terpaksa ditinjau kembali dan bahkan didiskreditkan.
2. Ada beberapa pandangan Keynes yang tidak disukai pakar-pakar ekonomi, pandangan
itu antara lain tentang perlunya campur tangan pemerintah dalam mengarahkan dan
membimbing perekonomian pada arah yang diinginkan. Sehingga memacu aliran
monetaris mengkritik aliran Keynes.
3. Ketidakberhasilan ajaran-ajaran Keynes dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi melahirkan suatu aliran baru yang disebt “aliran monetaris” yang
mengutamakan kebijaksanaan moneter dalam mengatasi kemelut ekonomi waktu itu.
Istilah ini pertamakali digunakan oleh Krlm Brunner untuk menggambarkan berbagai
studi di bidang ekonomi moneter dan kebijaksanaan moneter.
4. Tokoh utama aliran monetaris, tidak diragukan lagi adalah Milton Friedman (1912)
profesor ekonomi dari University of Chicago, sesudah bekerja di komisi sumber daya
alam di Washington, ia bergabung dengan staf peneliti National Bureau of Economic
Research tahun1937 (dalam usia 25 tahun). Karena jasa-jasanya yang sangat besar
dalam mengembangkan ilmu ekonomi, ia mendapat hadiah Nobel tahun 1976.
5. Revolusi Keynesian telah menguasai akademia sampai 1950-an dan 1960-an sehingga
para ekonom pasar bebas tak banyak didengar di kampus-kampus sampai Milton
Fridman berhasil mengubah iklim intelektual dari model Keynesian ke model Klasik
Adam Smith
6. Banyak perbedaan pandangan antara kubu Keynesian dan monetaris dalam melihat
gejala-gejala ekonomi. Dalam melihat perekonomian secara agregat, atau jumlah total
dari barang-barang yang diminta dalam perekonomian, kubu Keynesian percaya
bahwa perekonomian cenderung berada dalam posisi keseimbangan tingkat output
rendah
DAFTAR PUSTAKA

Apridar. 2013. Teori Ekonomi Sejarah Dan Perkembangannya. Yogyakarta:


Graha          Ilmu.
Deliarnov. 2014. Perkembangan Pemikiran Ekonomi.  Jakarta : Rajawali Pers.
Lia Amalia. 2007. Ekonomi   Pembangunan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Muana Nanga. 2005. Makro Ekonomi Teori,   Masalah dan
Kebijakan. Jakarta:      RajaGrafindo Persada.
Rudiger Dornbusch. 1992. Makro-Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai