Anda di halaman 1dari 15

KESAMAAN DAN PERBEDAAN KEYNESIAN DAN MONETARIS

(Makalah)

Disusun oleh :

1. Kusnaeni 1713031047

2. I Komang wahyu Diana 1753031009

Dosen Pengampu :

1. Drs. I Komang Winatha, M.Si.

2. Suroto, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan izin-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Ekonomi Moneter. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang terlibat dalam penulisan makalah ini.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Pembaca untuk melengkapi
kekurangan makalah ini guna penyusunan makalah selanjutnya.

Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi Pembaca. Akhir kata
penulis ucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, 20 April 2020

(Penulis)

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan penulisan ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian aliran Keynesian dan Monetaris .................................................. 3
2.2 Kesamaaan Keynesian dan Monetaris .......................................................... 4
2.3 Perbedaan Keynesian dan Monetaris ............................................................ 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 11

3.2 Saran .............................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berawal dari bebarapa pandangan Keynes yang tidak disukai pakar-pakar


ekonomi. Pandangan itu antara lain tentang perlunya campur tangan
pemerintah dalam mengarahkan dan membimbing perekonomian pada arah
yang diinginkan. Selama kurang lebih tiga dekade setelah Perang Dunia II
ajaran Keynes mendominasi alam pikiran perumus kebijaksanaan di
negara-negara barat. Hal itu bahkan menjalar ke negara-negara berkembang,
termasuk Indonesia. Melalui kebijaksanaan fiskal yang bersifat
counter-cyclical dan fine-tunning negara-negara barat, terutama Amerika
Serikat berhasil mengendalikan besarnya permintaan masyarakat tanpa diiringi
inflasi seperti yang pernah terjadi pada tahun 30-an.

Walaupun ajaran-ajaran Keynes pernah berhasil memecahkan


masalah-masalah ekonomi yang dihadapi dengan berbagai kebijaksanaan
jangka pendek, keberhasilannya tidak berlangsung lama. Berkali-kali prediksi
yang didasarkan pada ajaran Keynes meleset dan tidak berhasil memecahkan
masalah stagnasi yang dihadapi ekonomi dunia setelah tahun 70-an. Apalagi,
dalam menyelesaikan masalah stagflasi, kebijaksanaan fiskal dan moneter
Keynes boleh dikatakan lumpuh total.

Sehingga aliran Monetaris menentang beberapa pandangan Keynes yang


berujung dengan pembentukan aliran sendiri dalam madzhab ekonomi. Dalam
mengatasi berbagai masalah ekonomi, terletak 2 kubu, yaitu kubu Keynesian
yang lebih menyukai kebijakan fiskal yang mendukung ekspansif dan kubu
Monetaris lebih menyukai kebijakan moneter yang kontraktif-konservatif.

Adanya perubahan di titik pandang ini terjadi karena masalah ekonomi


yang terjadi pada tahun 1980-an yang berbeda dengan yang terjadi di masa
Keynes. Dimana pada masa Keynes, keuangan relatif kurang berkembang,

1
mana hal ini ditandai dengan keadaan yang sering terjadi resesi, bahkan
depresi, harga - harga pun semakin menurun. Sementara pada tahun 1980-an
tingkat pertumbuhan ekonomi sangat rendah namun angka ekonomi tinggi.
Hal ini karena naiknya harga minyak sambil melihat dari sisi permintaan. kubu
Monetaris ekonomi, serta tidak menyukai kebebasan yang ekspansif, baik
anggaran fiskal agar menggunakan analisis jangka panjang dan penggunaan
kebijakan juga moneter.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa itu pengertian dari Keynesian dan monetaris?

1.2.2 Apa kesamaan Keynesian dan Monetaris?

1.2.3 Apa perbedaan Keynesian dan Monetaris?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Mengetahui pengertian dari keynesian dan monetaris,

1.3.2 Mengetahui kesamaan keynesian dan monetaris, dan

1.3.3 Mengetahui perbedaan keynesian dan monetaris.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aliran Keynesian dan Monetaris

2.1.1 Aliran Keynesian

Keynesianisme, atau ekonomi ala Keynes atau Teori Keynes, adalah


suatu teori ekonomi yang didasarkan pada ide ekonom Inggris abad
ke-20, John Maynard Keynes. Teori ini mempromosikan suatu ekonomi
campuran, di mana baik negara maupun sektor swasta memegang peranan
penting. Kebangkitan ekonomi Keynesianisme menandai berakhirnya
ekonomi laissez-faire, suatu teori ekonomi yang berdasarkan pada
keyakinan bahwa pasar dan sektor swasta dapat berjalan sendiri tanpa
campur tangan negara.

Teori ini menyatakan bahwa trend ekonomi makro dapat


memengaruhi perilaku individu ekonomi mikro. Berbeda dengan
teori ekonom klasik yang menyatakan bahwa proses ekonomi didasari
oleh pengembangan output potensial, Keynes menekankan
pentingnya permintaan agregat sebagai faktor utama penggerak
perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang lesu. Ia
berpendapat bahwa kebijakan pemerintah dapat digunakan untuk
meningkatkan permintaan pada level makro, untuk
mengurangi pengangguran dan deflasi. Jika pemerintah meningkatkan
pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan bertambah
sehingga masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan
permintaannya (sehingga permintaan agregat bertambah). Selain itu,
tabungan juga akan meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal
investasi, dan kondisi perekonomian akan kembali ke tingkat normal.

Buku General Theory of Employment, Interest and Money, karya


John Maynard Keynes, yang diterbitkan pada tahun 1936 tetap

3
merupakan salah satu karya paling penting dalam ilmu ekonomi. Ilmu
keynesian merupakan landasan dari semua ekonomi makro. Keynes-lah
yang pertama-tama menekankan pentingnya permintaan agregat dan
kaitan antara pasar uang dan pasar barang. Dan keynes-lah yang
menekankan masalah kemungkinan adanya kekakuan upah (sticky
wages). Sesungguhnya semua perdebatan dalam materi ini dapat
dimengerti dari segi kerangka pengeluaran agregat/output agregat yang
diusulkan oleh Keynes.

Dalam tahun-tahun terakhir, istilah Keynesian telah digunakan


secara sempit. Keynes percaya pada aktivis pemerintah federal. Dia yakin
bahwa pemerintah memainkan peran dalam memerangi inflasi secara
pengangguran, dan dia yakin kebijakan fiskal dan moneter hendaknya
digunakan untuk mengelola perekonomian makro. Selama tahun 1970-an
dan 1980-an, terbukti bahwa mengelola perekonomian makro jauh lebih
mudah diselesaikan diatas kertas daripada didalam praktek. Beberapa ahli
hanya menyerang kemampuan birokrasi untuk bertindak secara tepat
waktu. Yang lainnya adalah serangan teoritis yang diklaim untuk
menunjukkan bahwa kebijakan fiskal dan moneter tidak mempunyai
akibat apapun terhadap perekonomian, bahkan jika kebijakan itu dikelola
secara efisien.

2.1.2 Aliran Monetaris

Selama tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, di bawah pimpinan


ekonomi terkenal Milton Friedman telah berkembang suatu aliran
pemikiran (school of thought) di dalam makro ekonomi yang dikenal
sebagai aliran moneteris (monetarism), yang mengutamakan
kebijaksanaan moneter dalam mengatasi kemelut ekonomi. Istilah ini
pertamakali digunakan oleh Karl Brunner untuk menggambarkan berbagai
studi dibidang ekonomi moneter dan kebijaksanaan moneter. Hal tersebut
terjadi karena ketidakberhasilan ajaran-ajaran Keynes dalam memecahkan
masalah-masalah yg dihadapi sehingga lahirlah aliran monetaris.

4
Aliran monetaris dalam perkembangannya sejak pertengahan
dasawarsa 60 meliputi berbagai sub aliran yang beraneka ragam.
Sejumlah sub aliran masing-masing memberikan penekanan yang
berebeda terhadap peranan bidang moneter dalam perkembangan
ekonomi. Tampaknya memang agak sulit untuk memberi suatu definisi
yang agak baku mengenai ruang lingkup materi dan sifat monetarisme.

Monetarisme merupakan suatu reformasi (perumusan ulang) dalam


wujud yang baru dari teori kuantitas tentang uang sebagaimana
mula-mula dikemukakan oleh Irving Fisher pada abad XX, yang
benih-benihnya sudah terkandung dalam gagasan Jean bodin dari zaman
Pramerkantilis di abad XXI. Sama halnya dengan mazhab Keynes dan
Neo Keynes, golongan Monetaris juga berdasar dari kenyataan adanya
ketidak seimbangan sebagai kecenderungan dalam perkembangan
ekonomi.

2.2 Kesamaan Keynesian dan Monetaris

Pada tahun 70-an terjadi debat hangat antara Kubu Keynesian dengan
kubu monetaris tentang gejala-gejala dan masalah-masalah ekonomi berikut
kebijaksanaan yang seyogyanya diambil untuk mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi. Walau pendapat mereka sering bertentangan, di mana dalam
mengatasi masalah-masalah ekonomi kubu Keynesian lebih menyukai
kebijaksanaan fiskal yang bersifat ekspansif, sedang kubu monetaris lebih
menyukai kebijaksanaan moneter yang kontraktif-konservatif, tetapi di antara
keduanya mempunyai persamaan, yaitu sama-sama melihat perekonomian
dari sisi permintaan.

Berbeda dengan kedua aliran yang disebut di atas, aliran sisi penawaran
percaya bahwa yang harus diberi perhatian utama bukan segi permintaan
seperti yang dilakukan kubu Keynesian maupun monetaris,melainkan sisi
penawaran. Perubahan dalam titik pandang ini terjadi karena masalah
ekonomi yang dihadapi tahun 80-an berbeda dengan yang dihadapi pada
masa-masa sebelumnya, terutama pada masa Keynes. Seperti pernah

5
diuraikan sebelumnya, pada masa Keynes perekonomian relatif kurang
berkembang, ditandai oleh keadaan di mana sering terjadi resesi bahkan juga
depresi, dan harga-harga cenderung menurun. Pada tahun 80-an perekomian
juga mengalami kelesuan dengan tingkat pertumbuhan sangat rendah, akan
tetapi angka inflasi tinggi karena meningkatnya harga-harga didorong oleh
naiknya harga-harga minyak sewaktu negara-negara OPEC melancarkan
politik embargo minyak mereka.

Meskipun demikian dalam perkembangannya perbedaan ini telah


menyempit, bahkan dalam beberapa hal telah terdapat titik temu. Titik temu
ini misalnya keduanya telah mengakui pentingnya jumlah uang beredar dan
kebijakan moneter serta teori portofolio dalam transmisi kebijakan moneter.

2.3 Perbedaan Keynesian dan Monetaris

Terdapat beberapa perbedaan antara Keynesian dan Monetaris, diantaranya :

2.3.1 Hubungan Uang dan Kegiatan Ekonomi

Perbedaan pendapat antara kelompok Keynesian dan Monetarist


pada saat membahas mengenai sumber-sumber yang mendorong
perkembangan permintaan agregat serta penelitian perjanjian agregat.
Dalam hal ini, kelompok Monetarist menyetujui permintaan agregat
hanya-mata-mata oleh perkembangan uang yang diminta dan bahwa
perkembangan uang terkait dengan permintaan agregat stabil.
Kelompok Monetarist berasumsi bahwa pasar di dalam kawasan dapat
berjalan sesuai dengan harga-harga dapat segera menyesuaikan (naik atau
turun) tergantung pada perbedaan (lebih besar atau lebih kecil) antara
permintaan dan dan Kelompok Keynesian memerhatikan persoalan
dalam suatu tempat pada saat yang sangat rumit bukan hanya karena hal
yang penting dalam mendorong kegiatan ekonomi, tetapi juga
variabel-variabel lainnya. Di sisi lain, kelompok Keynesian berasumsi
bahwa terjadi kekalahan dalam pasar keuangan, misalnya, karena adanya
kontrak kerja antara pengusaha dan pekerja atau mengatur harga yang
ditentukan oleh pemerintah. Dengan kondisi ini, terhindar terjadi

6
guncangan 'kejutan' di dalam perekonomian, misalnya, karena
menyangkut keuangan yang aktif melakukan pelonggaran atau
pengetatan, maka dalam jangka pendek pertumbuhan ekonomi riil akan
dipertanyakan, meskipuneng kapan saja. Hubungan antara uang, dalam
berbagai bentuk dan definisi, dengan kegiatan-kegiatan ekonomi, khusus
pertumbuhan ekonomi dan keuangan, telah menjadi topik diskusi antara
kelompok-kelompok Keynesian dan Monetaris sepanjang sejarah teori
ekonomi moneter.

Kelompok Monetarist, menyetujui hanya uang yang disetujui pada


tingkat kebebasan dan tidak pada pertumbuhan ekonomi. Implikasinya
adalah kebijakan moneter yang harus diarahkan hanya untuk
mengendalikan dan tidak dapat digunakan untuk mempengaruhi kegiatan
ekonomi yang nyata. Lebih lanjut lagi, pelaksanaan kebijakan moneter
ini perlu dilakukan dengan aturan yang dibakukan dan diarahkan untuk
mengendalikan konversi. Kebijakan moneter tidak dapat digunakan
karena kegiatan ekonomi riil, dalam arti dapat dilonggarkan, persetujuan
sektor keuangan sedang dan diketatkan mengenai peningkatan
pengeluaran kegiatan ekonomi secara berlebihan. Di sisi lain, kelompok
memperkirakan bahwa uang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi
nyata di samping pengaruhnya terhadap keuangan. Implikasinya adalah
kebijakan moneter yang dapat digunakan sebagai salah satu instrumen
kebijakan yang digunakan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi yang
nyata. Dengan kata lain, bank sentral memiliki kebijaksanaan untuk
mempergunakan kebijakan moneternya ekonomi. Menanyakan,
mempertimbangkan kegiatan ekonomi yang real estate terlalu cepat dan
mendesak memanas, kebijakan moneter perlu diketatkan agar terjadi
kegiatan ekonomi yang nyata dan tingkat dapat terkendali. Dengan latar
belakang pemikiran yang berkembang dalam teori ekonomi moneter,
pandangan yang lebih dominan akan tergantung pada kondisi yang terjadi
pada ekonomi suatu negara. Tidak ada satu teori atau pandangan yang
sesuai dan dapat dilihat pada kondisi semua negara, karena perbedaan
yang terjadi pada bekerjanya peralihan pasar, sistem keuangan, atau

7
cara-cara terkait dalam menjalankan kebijakan. Dengan demikian,
tanyakan tentang Pandangan mana yang sesuai pada suatu keuangan,
apakah Monetarist atau Keynesian, senantiasa menjadi pertanyaan
empiris saat hasil pengujian di banyak negara dapat memberikan
kesimpulan umum mengenai kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.

2.3.2 Teori Konsumsi

Teori konsumsi sederhana, yang dikemukakan Keynes, menyatakan


bahwa pengeluaran konsumsi terutama dipengaruhi oleh penghasilan saat
sekarang. Sedangkan menurut Friedman, yang dikemukakan dikenal
dengan hipotesa pendapatan permanen, berpendapat bahwa konsumsi
menyesuaikan pengeluaran mereka dengan ekspektasinya tentang
pendapatan selama periode yang lebih lama.

2.3.3 Permintaan Agregat dan Penawaran Agregat

kelompok Monetarist berpendapat bahwa permintaan agregat


semata-mata dipengaruhi oleh perkembangan uang beredar dan bahwa
pengaruh perkembangan uang beredar terhadap permintaan agregat
adalah stabil. Kelompok Monetarist berasumsi bahwa mekanisme pasar
di dalam perekonomian dapat berjalan secara otomatis sehingga
harga-harga dapat segera menyesuaikan (naik atau turun) apabila terjadi
perbedaan (lebih besar atau lebih kecil) antara permintaan dan penawaran
di pasar.

Kelompok Keynesian memandang bahwa permasalahan dalam suatu


perekonomian pada dasarnya sangat kompleks sehingga tidak hanya uang
yang berperan penting dalam mendorong kegiatan ekonomi, tetapi juga
variabel-variabel lain. Di sisi lain, kelompok Keynesian berasumsi bahwa
terjadi sejumlah kekakuan dalam bekerjanya mekanisme pasar di dalam
perekonomian, misalnya, karena adanya kontrak kerja antara majikan dan
pekerja atau pengaturan harga sejumlah komoditas oleh pemerintah.

8
Dengan kondisi ini, apabila terjadi shocks dalam perekonomian,
misalnya, karena adanya kebijakan moneter secara yang aktif melakukan
pelonggaran atau pengetatan, maka dalam jangka pendek pertumbuhan
ekonomi riil akan terpengaruh, meskipun pada akhirnya dalam jangka
menengah-panjang perkembangan harga juga akan terpengaruh.

Hubungan antara uang, dalam berbagai bentuk dan definisinya,


dengan kegiatan perekonomian, khususnya pertumbuhan ekonomi dan
inflasi, telah menjadi topik perdebatan antara kelompok Keynesian dan
Monetarist sepanjang sejarah teori ekonomi moneter. Kelompok
Monetarist, berpendapat bahwa uang hanya berpengaruh pada tingkat
inflasi dan tidak pada pertumbuhan ekonomi. Implikasinya adalah bahwa
kebijakan moneter harus diarahkan hanya untuk pengendalian inflasi dan
tidak bisa dipergunakan untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi riil.
Lebih lanjut lagi, pelaksanaan kebijakan moneter tersebut perlu
dilakukan dengan rules yang dibakukan dan diarahkan untuk
mengendalikan inflasi. Kebijakan moneter tidak dapat dipergunakan
secara aktif mempengaruhi kegiatan ekonomi riil, dalam arti dapat
dilonggarkan apabila sector riil sedang lesu dan diketatkan apabila terjadi
peningkatan kegiatan ekonomi secara berlebihan.

Di sisi lain, kelompok Keynesian berpendapat bahwa uang dapat


mempengaruhi kegiatan ekonomi riil di samping pengaruhnya terhadap
inflasi. Implikasinya adalah bahwa kebijakan moneter dapat
dipergunakan sebagai salah satu instrumen kebijakan untuk secara aktif
mempengaruhi naik turunnya kegiatan ekonomi riil. Dengan kata lain,
bank sentral mempunyai discretion untuk mempergunakan kebijakan
moneter secara aktif membantu upaya-upaya untuk mempengaruhi naik
turunnya kegiatan ekonomi riil. Apabila kegiatan ekonomi riil dirasakan
terlalu lesu, kebijakan moneter dapat dilonggarkan sehingga jumlah uang
beredar dalam perekonomian bertambah dan dapat mendorong
peningkatan kegiatan ekonomi. Sebaliknya, apabila kegiatan ekonomi riil
dinilai terlalu cepat dan cenderung memanas, kebijakan moneter perlu

9
diketatkan sehingga terjadi penurunan kegiatan ekonomi riil dan tingkat
inflasi dapat terkendali.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ilmu keynesian merupakan landasan dari semua ekonomi makro.


Keynes-lah yang pertama-tama menekankan pentingnya permintaan agregat
dan kaitan antara pasar uang dan pasar barang. Dan keynes-lah yang
menekankan masalah kemungkinan adanya kekakuan upah (sticky wages).
Dalam tahun-tahun terakhir, istilah Keynesian telah digunakan secara sempit.
Keynes percaya pada aktivis pemerintah federal. Dia yakin bahwa pemerintah
memainkan peran dalam memerangi inflasi secara pengangguran, dan dia
yakin kebijakan fiskal dan moneter hendaknya digunakan untuk mengelola
perekonomian makro.

Ketidakberhasilan ajaran-ajaran Keynes dalam memecahkan


masalah-masalah yg dihadapi melahirkan suatu aliran baru yg disebut “aliran
Monetaris” yang mengutamakan kebijaksanaan moneter dalam mengatasi
kemelut ekonomi. Istilah ini pertamakali digunakan oleh Karl Brunner untuk
menggambarkan berbagai studi dibidang ekonomi moneter dan kebijaksanaan
moneter.

Meskipun demikian dalam perkembangannya perbedaan ini telah


menyempit, bahkan dalam beberapa hal telah terdapat titik temu. Titik temu
ini misalnya keduanya telah mengakui pentingnya jumlah uang beredar dan
kebijakan moneter serta teori portofolio dalam transmisi kebijakan moneter.

3.2 Saran

Semoga dengan adanya makalah mengenai Kesamaan dan Perbedaan


Keynesian dan Monetaris, dapat menambah wawasan kita semua. Makalah ini
jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya mohon saran yang dapat

11
meningkatkan dan membangun dalam penyempurnaan makalah ini. Atas
saran dan masukannya saya ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Warjiyo, P. dan Solikin. (2003). Kebijakan Moneter di Indonesia. Jakarta: Bank


Indonesia.

Putong, Iskandar. Andjaswati, Nuring Dyah. 2010. Pengantar Ekonomi Makro,


Edisi Kedua. Jakarta : Mitra Wacana Media.

Id.Wikipedia.org. (26 Maret 2019). Keynesianisme. Di akses pada 23 April 2020,


dari https://id.wikipedia.org/wiki/Keynesianisme.

Anda mungkin juga menyukai