Dosen Pengasuh :
Disusun Untuk : Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mengikuti Mata Kuliah
Teori Ekonomi Makro
PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Bimbingan dan Konseling yang berjudul “ Kritik Keynes Terhadap Pandangan
Klasik” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Teori Ekonomi Makro. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana kritik Keynes terhadap
Pandangan klasik sehingga pembaca memiliki ilmu yang bertambah mengenai
problematika ekonomi.
Kelompok 5
i
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah……………………………..………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………..……………………...... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ……………………………..…….......... 2
BAB II PEMBASAN
3.1 Simpulan……………………………………………………….............. 22
3.2 Saran……………………………………………………………………... 22
DAFTAR PUSTAKA …………………………………..………………… 23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dipecahkan dengan metode klasik dan neo-klasik. Dalam bukunya, Keynes
menerangkan bahwa pemerintah harus melakukan campur tangan dalam
mengendalikan perekonomian nasional dengan kebijakan-kebijakan secara
aktif sehingga mempengaruhi gerak perekonomian.
2
5. Untuk mengetahui dan memahami bagiaimana tingkat upah dan kegiatan
ekonomi menurut pandangan Keynes.
6. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana penentuan kegiatan
ekonomi menurut pandangan Keynes.
7. Untuk mengetahui dan memahami apa peranan permintaan agregat dalam
kegiatan ekonomi.
8. Untuk mengetahui dan memahami apa saja penentuan – penentuan
pembelanjaan agregat.
9. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana penentuan kegiatan
ekonomi negara.
3
BAB II
PEMBAHASAN
7
Pendapat Keynes tersebut dibantah oleh kaum klasik dengan dalih
bahwa tabungan tersebut akan dihimpun oleh lembaga keuangan dan akan
disalurkan pada investor sehingga tabungan akan selalu sama dengan
investasi. Dengan demikian investasi akan menyebabkan keseimbangan
kembali terwujud.Keynes membantah pandangan klasik tersebut karena motif
orang menabung tidak sama dengan motif orang berinvestasi. Pengusaha
berinvestasi dengan motif memperoleh keuntungan sedangkan rumah tangga
menabung dengan motif beragam salah satunya untuk berjaga-jaga, misalnya
untuk menghadapi kecelakaan. Perbedaan motif ini menyebabkan jumlah
tabungan tidak sama dengan jumlah investasi. Kalaupun jumlahnya sama itu
hanya kebetulan bukannya keharusan.
Keynes juga mengkritik pandangan kaum klasik yang mengatakan full
employment akan selalu tercapai. Dalam kenyataannya pasar tenaga kerja
tidak selamanya tercapai full employment. Dimanapun para pekerja
mempunyai serikat kerja yang selalu memperjuangkan kepentingan buruh
dari penurunan tingkat upah. Yang berarti tidak semua buruh akan bersedia
bekerja pada tingkat upah yang ditawarkan perusahaan. Bila tingkat upah
diturunkan maka pendaptan masyarakat akan turun sehingga daya beli dan
konsumsi terhadap produk yang dihasilkan berkurang. Akhirnya akan
mendorong turunnya harga-harga. Kalau harga-harga turun, maka
produktifitas tenaga kerja juga menurun. Hal ini akan menyababkan
perusahaan melakukan raionalisasi untuk menghemat biaya produksi dengan
memberhentikan sebagian karyawan. Maka pengangguran tingkat akan
semakin besar (tidak terjadi full employment).
Keynes menunjukan beberapa kelemahan dari pandangan ahli
ekonomi Klasik yang telah diterangkan sebelumnya. Keynes tidak menyetujui
pandangan yang paling pokok dalam teori Klasik, yaitu bahwa penggunaan
tenaga kerja penuh akan selalu tercipta dalam perekonomian. Keynes
berpendapat: penggunaan tenaga kerja penuh adalah keadaan yang jarang
terjadi, dan hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang
8
wujud dalam perekonomian. Perbedaan pendapat yang sangat bertentangan di
antara Keynes dengan ahli-ahli ekonomi Klasik yaitu:
1. Faktor-faktor yang menetukan tingkat tabungan, investasi dan suku bunga
dalam perekonomian.
2. Sifat-sifat perkaitan di antara tingkat upah dengan penggunaan tenaga
kerja oleh para pengusaha.
Dalam mengkritik pandangan Klasik, Keynes mengemukakan pandangan
lain yaitu:
Keynes berpendapat bahwa tabungan bukan ditentukan oleh suku
bunga tetapi oleh tingkat pendapatan masyarakat. Makin tinggi pendapatan,
makin tinggi pula tabungan.
i. Keynes berpendapat suku bunga bukan ditentukan oleh penawaran
dana untuk tabungan dan permintaan dan penawaran uang.
ii. Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik tingkat upah adalah fleksibel. Hal
ini akan menjamin keadaan di mana permintaan tenaga kerja akan
selalu berlaku. Menurut Keynes tingkat upah tidak fleksibel.
Walaupun terdapat banyak pengangguran tingkat upah tidak akan
turun dan pengangguran tetap wujud.
a. Penentu Tabungan
Menurut Keynes, besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah
tangga bukan tergantung kepada tinggi rendahnya suku bunga. Ia terutama
tergantung kepada besar kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga itu.
Apabila jumlah pendapatan rumah tangga itu tidak akan menimbulkan
pengaruh yang berarti ke atas jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh
9
rumah tangga itu. Ini berarti menurut pendapat Keynes,jumlah pendapatan
yang diterima rumah tangga dan bukan suku bunga yang menjadi penentu
utama dari jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh rumah tangga
b. Penentu Investasi
Disamping itu Keynes tidak yakin bahwa jumlah investasi yang
dilakukan para pengusaha sepenuhnya ditentukan oleh suku bunga.
Keynes tetap mengakui bahwa suku bunga memegang peranan yang cukup
menentukan di dalam pertimbangan para pengusaha melakukan investasi.
Apabila tingkat kegiatan ekonomi pada masa kini adalah menggalakan dan
dimasa depan diramalkan perekonomian akan tumbuh dengan cepat, maka
walaupun suku bunga adalah tinggi, para pengusaha akan melakukan
banyak investasi.
c. Masalah Kekurangan Pengeluaran Agregat
Menurut Keynes pada umumnya investasi yang dilakukan oleh para
pengusaha adalah lebih kecil dari jumlah tabungan yang dilakukan rumah
tangga pada waktu dicapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Oleh
karenanya perbelanjaan agregat dalam perekonomian adalah lebih rendah
dari produksi barang-barang dan jasa-jasa pula pada tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh. Kekurangan dalam pengeluaran (perbelanjaan) agregat
ini akan menimbulkan pengangguran dalam perekonomian.
2.3 Perbedaan Pandangan Mengenai Penentu Tabungan
a. Pandangan Klasik
Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik, jumlah tabungan ditentukan oleh
suku bunga. Oleh karena perekonomian selalu mencapai penggunaan
tenaga kerja penuh, gambar 1.2 menunjukan pandangan Klasik yang
menyatakan makin tinggi suku bunga makin banyak tabungan yang akan
dilakukan masyarakat.
10
keseimbangan ini jumlah seluruh tabungan yang akan dilakukan oleh
rumah tangga adalah sama dengan jumlah seluruh investasi yang akan
dilakukan oleh pengusaha-pengusaha. Pada tingkat keseimbangan ini suku
bunga adalah r0. Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik, keadaan
keseimbangan di antara tabungan dan investasi yang seperti ini adalah
keadaan yang selalu terjadi dalam perekonomian. Oleh sebab jumlah
tabungan rumah tangga pada waktu perekonomian mencapai penggunaan
tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan jumlah seluruh investasi yang
akan dilakukan oleh para pengusaha, maka dalam perekonomian
pengeluaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu
dapat mencapai tingkat yang sama dengan penawaran agregat pada
penggunaan tenaga kerja penuh.
b. Pandangan Keynes
Menerangkan pandang Keynes mengenai penetuan tabungan
masyrakat. Kurva S adalah fungsi tabungan, yaitu suatu garis yang
menggambarkan hubungan di antara jumlah tabungan dan pendapatan
nasional. Kurva S bermula dari nilai tabungan negatif, dan S bentuknya
menaikdari kiri ke bawah ke kanan atas. Bentuk kurva S tersebut
menggambarkan sifat tabungan masyrakat yang berikut:
Apabila tingkat pendapatan nasional rendah, tabungan masyrakat
negatif. Ini berarti masyarakat menggunakan tabungan di masa lalu
untuk membiayai hidupnya.
Semakin tinggi pendapatan nasiona, semakin banyak tabungan
masyarakat. Apabila pendapatan nasional Y1 tabungan adalah S1
dan apabila pendapatan nasional Yf junlah tabungan adalah Sf.
11
c. Implikasi Dari Perbedaan Pendapat
12
penawaran uang pada suatu waktu tertentu . Sedangkan permintaan uang
ditentukan oleh keinginan masyarakat untuk memegang uang. Bagaimana
kedua faktor tersebut ( penawaran dan permintaan uang ) akan menentukan
suku bunga diterangkan dengan menggunakan gambar 1.3.
MD
0 Md Mi
Gambar 1.3 menunjukkan kurva penawaran uang MS0 dan MS1 dan
kurva permintaan uang MD. Sumbu tegak menunjuk suku bunga dan
sumbu datar menunjuk jumlah uang dalam perekonomian ( penawaran
uang dan permintaan uang oleh masyarakat. Kurva penawaran uang
berbentuk tegak lurus karena penawaran uang tidak ditentukan oleh suku
bunga. Bank Sentral akan menyediakan uang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan oleh sebab itu besarnya tidak tergantung kepada suku
bunga .Sebaliknya suku bunga sangat mempengaruhi permintaan uang .
Kalau suku bunga dan tingkat pengembalian modal rendah , masyarakat
lebih suka memegang uang daripada menginvestasikannya. Oleh sebab itu
semakin rendah suku bunga ,semakin besar jumlah uang yang diminta (
dipegang atau disimpan ) masyarakat .Berdasarkan sifat ini kurva
permintaan (pemegangan ) uang MD menurun dari kiri ke atas kanan
bawah.
13
Menurut Keynes keseimbangan di antara permintaan dan
penawaran uang yaitu MD = MS akan menentukan suku bunga . Dengan
demikian , apabila pada mulanya dimisalkan penawaran uang adalah MS 0
maka keseimbangan MD = MS0 akan dicapai pada titik E dan suku bunga
adalah r. Kenaikan penawaran uang dari MS0 menjadi MS1 akan
memindahkan keseimbangan permintaan dan penawaran uang ke E1 dan
menyebabkan suku bunga turun ke r1 .
14
menggambarkan tentang bagaimana tingkat ekonomi dalam suatu negara
ditentukan, dan faktor-faktor yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi
tersebut titik pandangannya tersebut sangat berbeda dengan pandangan ahli-
ahli ekonomi Klasik.
Bagian ini akan menerangkan pokok pandangan Keynes mengenai
penentuan tingkat kegiatan suatu perekonomian. Hal-hal yang akan
diterangkan dalam bagian ini adalah :
1. Peranan perbelanjaan agregat Dalam menentukan kegiatan ekonomi
2. Komponen utama dari perbelanjaan agregat
3. Contoh angka dan gambaran secara grafik mengenai penentuan
kegiatan suatu perekonomian.
2.7 Peranan Permintaan Agregat dalam Kegiatan Ekonomi
Analisis Keynes menunjukkan tentang pentingnya peranan dari
pengeluaran agregat ke atas jumlah barang dan jasa yang akan diproduksi oleh
sektor perusahaan di dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi. Ini berarti
analisis Keynes lebih banyak memperhatikan aspek permintaan, yaitu
menganalisis mengenai peranan dari permintaan berbagai golongan
masyarakat di dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang akan dicapai
oleh suatu perekonomian. Pada hakekatnya analisis itu berpendapat bahwa
tingkat kegiatan ekonomi negara ditentukan oleh besarnya permintaan efektif
yaitu permintaan yang disertai oleh kemampuan untuk membayar barang dan
jasa yang diminta tersebut, yang wujud dalam perekonomian. Bertambah
besar permintaan efektif yang wujud dalam perekonomian bertambah besar
pula tingkat produksi yang akan dicapai oleh sektor perusahaan Keadaan ini
dengan sendirinya akan menyebabkan pertambahan dalam tingkat kegiatan
ekonomi, pertambahan penggunaan tenaga kerja dan pertambahan penggunaan
faktor-faktor produksi.
Analisis kinerja merupakan suatu analisis jangka pendek. Ini berarti
analisisnya memisahkan bahwa jumlah maupun kemampuan dari faktor-faktor
produksi tidak mengalami pertambahan. Oleh sebab itu apabila kegiatan
15
ekonomi bertambah tinggi dan lebih banyak faktor-faktor produksi digunakan
pengangguran tenaga kerja dan faktor-faktor produksi lainnya akan berkurang.
Dengan demikian tingkat penggunaan tenaga kerja dalam perekonomian
tergantung kepada sampai di mana besarnya permintaan efektif yang tercipta
dalam perekonomian. Makin besar permintaan efektif ,makin kecil jurang di
antara tingkat kegiatan ekonomi yang tercapai dengan tingkat kegiatan
ekonomi pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh .Sebagai akibatnya
tingkat pengangguran akan menjadi rendah.
16
Kecondongan mengkonsumsi yang rendah, menyebabkan jurang di
antara produksi nasional pada penggunaan tenaga kerja penuh dengan
pengeluaran agregat yang sebenarnya menjadi bertambah lebar. Jurang
yang lebih lebar ini menyulitkan sesuatu perekonomian untuk mencapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh . Agar penggunaan tenaga kerja
penuh dapat dicapai perlulah para pengusaha menaikkan jumlah investasi
yang akan dilakukannya, yaitu mereka harus dapat menginvestasi
sebanyak perbedaan di antara produksi nasional pada Penggunaan tenaga
kerja penuh dengan pengeluaran konsumsi rumah tangga pada penggunaan
tenaga kerja penuh apabila investasi dapat mencapai tingkat tersebut
pengangguran akan berlaku.
17
diterangkan dalam bagian yang membahas kritik Keynes terhadap
pandangan ahli-ahli ekonomi klasik.
c. Pengeluaran Pemerintah
Pemerintah bukan saja berfungsi untuk mengatur kegiatan
perekonomian tetapi juga dapat mempengaruhi tingkat pengeluaran
agregat dalam perekonomian. Di satu pihak kegiatan pemerintah melalui
pemungutan pajak akan mengurangi pembelanjaan agregat. Akan tetapi
pajak tersebut akan dibelanjakan lagi oleh pemerintah dan langkah
tersebut akan meningkatkan pengeluaran agregat. Kerapkali pemerintah
membelanjakan dana yang melebihi penerimaan pajak. Langkah seperti
ini akan meningkatkan keseluruhan pembelanjaan agregat
d. Ekspor Ke Pasaran Dunia
18
2.9 Penentuan Kegiatan Ekonomi Negara
Untuk lebih memahami pandangan Keynes mengenai penentuan kegiatan
ekonomi suatu negara dalam bagian ini akan diterangkan suatu contoh
hipotesis mengenai penentuan tingkat kegiatan suatu perekonomian. Dengan
menggunakan suatu contoh angka, terlebih dahulu akan di gambarkan
hubungan di antara tingkat produksi sektor perusahaan dengan tingkat
pengeluaran agregat yang dilakukan pada setiap tingkat produksi. Melalui
hubungan ini dapatlah ditunjukkan dan ditentukan tingkat kegiatan ekonomi
yang dicapai dan pendapatan nasional yang diwujudkan berdasarkan contoh
angka ini secara grafik akan diterangkan bagaimana tingkat kegiatan
perekonomian negara ditentukan.
Contoh Angka :
Dalam tabel 1.4 ditunjukkan (i) Keinginan sektor perusahaan dalam
memproduksi barang dan jasa, dan (ii) Jumlah pengeluaran agregat - yang
meliputi konsumsi rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah dan
ekspor - yang akan dilakukan dalam Perekonomian.
Kolom pertama menggambarkan beberapa alternatif dari tingkat produksi
yang ingin dicapai sektor perusahaan . Pada waktu yang sama data tersebut
menunjukkan pendapatan nasional yang akan dicapai. Tingkat produksi yang
sebenarnya akan dicapai dan pendapatan nasional yang akan diwujudkan
tergantung kepada pengeluaran agregat yang dilakukan dalam perekonomian.
Nilai pengeluaran agregat yang akan tercapai pada berbagai tingkat produksi
nasional ditunjukkan dalam kolom kedua. Data tersebut menunjukkan
keseluruhan pengeluaran akan dilakukan dalam perekonomian. Angka-angka
tersebut menunjukkan bahwa makin tinggi pendapatan nasional, makin
banyak pengeluaran agregat yang akan dilakukan. Hal ini disebabkan oleh
sifat konsumsi rumah tangga yaitu semakin tinggi pendapatan nasional
semakin banyak konsumsi rumah tangga. Sebagai akibatnya, Semakin tinggi
pendapatan nasional semakin meningkat jumlah pengeluaran agregat.
Untuk memahami proses penentuan tingkat kegiatan perekonomian
bandingkan data kolom pertama dan kedua . Terlebih dahulu perhatikan
19
keadaan yang berlaku apabila pendapatan nasional adalah 300 Triliun Rupiah
atau kurang.
Angka tabel 1.4 menunjukkan pengeluaran agregat melebihi pendapatan
nasional. Berarti yang di produksi sektor perusahaan tidak mencukupi lebih
banyak barang dan jasa harus diproduksi kan untuk memenuhi kelebihan
pengeluaran agregat. Maka kegiatan ekonomi negara akan mengalami
ekspansi . Keadaan yang sebaliknya akan berlaku apabila pendapatan nasional
melebihi 400 Triliun Rupiah. Apabila pendapatan nasional adalah 500 triliun
atau 600 Triliun Rupiah pengeluaran agregat adalah lebih rendah dari
pendapatan nasional. Perusahaan perusahaan akan mengurangi kegiatannya
dan kontraksi dalam kegiatan ekonomi akan berlaku. Dari analisis di atas
dapat disimpulkan bahwa keseimbangan dalam kegiatan perekonomian negara
akan tercapai apabila : Pendapatan Nasional adalah sama dengan pengeluaran
agregat. Keseimbangan tersebut dicapai pada pendapatan nasional sebesar 400
Triliun Rupiah. Pada tingkat pendapatan nasional ini keinginan perekonomian
untuk membeli barang adalah sama dengan keinginan perusahaan untuk
memproduksi barang.
2.9.1 Gambaran Srcara Grafik
Berdasarkan kepada angka-angka dalam tabel 1.4 , dalam gambar 1.5
ditunjukkan pengeluaran agregat kepada berbagai tingkat pendapatan
nasional. Pengeluaran agregat tersebut digambarkan oleh kurva AE. di
sebelah kiri titik kurva A berada di atas garis Y = A. Keadaan tersebut
menggambarkan bahwa pengeluaran agregat melebihi pendapatan nasional.
Sebagai contoh apabila pendapatan nasional 200 Triliun Rupiah , akan
terdapat kelebihan pengeluaran agregat sebanyak AB atau 50 Triliun.
Pengeluaran agregat yang melebihi pendapatan nasional akan menimbulkan
ekspansi dalam kegiatan keseluruhan perekonomian. Ekspansi akan
menaikkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja.
Di sebelah kanan titik E kurva berada di bawah garis Y = AE berarti
pengeluaran agregat dari pendapatan nasional.
20
Sebagai contoh, pada pendapatan nasional sebanyak 600 Triliun
Rupiah kekurangan pengeluaran agregat adalah sebanyak CD atau Rp. 50
triliun. Keadaan ini berarti stok barang dalam perusahaan terlalu tinggi dan
sebagai akibatnya kontraksi dalam kegiatan ekonomi akan berlaku
pendapatan nasional menurun dan pengangguran bertambah .Perekonomian
negara mencapai kesetimbangan apabila pengeluaran agregat sama dengan
pendapatan nasional dan keadaan ini dicapai di X, yaitu pendapatan nasional
sebanyak Rp 400.000. Keseimbangan ini menentukan tingkat pendapatan
nasional yang akan dihasilkan sektor perusahaan dan tingkat kesempatan
kerja yang akan dicapai.
21
sehubungan dengan jenis dan penggunaan faktor produksi dalam teori
produksi, yaitu hubungan antara input dan output. Seiring dengan
laju pergerakan zaman yang terus berjalan, banyak dari para pelaku
ekonomi tidak saja bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
namun mereka juga telah berani mengabaikan nilai etika-religius dalam
menjalankan kegiatan ekonominya. Dalam aktivitas produksi misalnya,
disana yang terjadi tidak hanya upaya untuk mengadakan penyediaan
barang-barang konsumsi, akan tetapi terkadang kecenderungan
mengeruk keuntungan (profit) sebanyak-banyaknya telah menafikan
nilai kemanusiaan serta mengabaikan dampak sosial (social impact)
yang harus dialami oleh pihakpihak tertentu.
22
sedangkan ekonomi sekuler untuk kepuasan di dunia LiFalah | Mocthar
276 saja. Ekonomi Islam meletakkan manusia sebagai khalifah di muka
bumi ini. (3) Konsep harta: Islam menjelaskan bahwa harta bukanlah
merupakan tujuan hidup tetapi sekadar wasilah atau perantara bagi
mewujudkan perintah Allah SWT. Tujuan hidup yang sebenarnya ialah
seperti firman Allah SWT QS. Al An’am/6: 162:
Berangkat dari fakta tersebut di atas, akan menjadi satu kajian yang
menarik bila kemudian kita mencoba untuk menelaah lebih dalam lagi
tentang sistem produksi dalam ekonomi konvensional dan islam
menurut pandangan John Maynard Keynes dan Yusuf Qardhawi.
Diharapkan dalam penelitian ini akan lahir pemahaman bahwa yang
menjadi orientasi utama dalam sistem produksi Islam bukanlah sekedar
mengeruk keuntungan (profit) belaka, akan tetapi adanya pemeliharaan
terhadap nilai etikareligius yang justru menjadi bagian terpenting yang
tak boleh diabaikan.
23
Biografi John Maynard Keynes
24
Hal ini membuat Keynes menjadi terkenal sebagai salah satu
tokoh ekonomi dunia. Sampai saat ini, teori-teori sampai buku-bukunya
masih dipakai sebagai referensi oleh seluruh masyarakat dunia yang
ingin mengetahui perkembangan ekonomi dari mulai zaman dahulu
sampai sekarang karena hal ini sangat penting bagi kita yang ingin
mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan ekonomi.
25
Ad-Dirasat Al-Arabiyah Al-Aliyah sehingga mendapatkan diploma
tinggi di bidang bahasa dan sastra selama dua tahun. Pada tahun 1957,
Qardhawi melanjutkan studinya di lembaga riset dan penelitian
masalahmasalah Islam dan perkembangannya, selama tiga tahun.
Kemudian Ia mendaftar pada tingkat pasca sarjana di Universitas Al-
Azhar Kairo Mesir pada Fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir Hadis dan
berhasil di selesaikan pada tahun 1960. Pada tahun 1972, Qardhawi
mendapat gelar dari program doktornya yang ditempuh selama dua
tahun, dengan disertasi “Zakat Dan Dampaknya Dalam
Penanggulangan Kemiskinan”, kemudian disempurnakan dalam
bukunya berjudul Fiqih Zakat.
26
bisa melakukan produksi, orang memerlukan tenaga manusia,
sumbersumber alam, modal dalam segala bentuknya, serta kecakapan.
Semua unsur itu disebut faktor-faktor produksi (factors of production).
Jadi, semua unsur yang menopang usaha penciptaan nilai atau usaha
memperbesar nilai barang disebut sebagai faktor-faktor produksi.
27
barang atau jasa. Dalam Islam modal harus bebas dari riba. Dalam
beberapa cara perolehan modal, Islam mengatur sistem yang lebih
baik, dengan cara kerja sama mudharabah atau musyarakah. Hal ini
untuk menjaga hak produsen dan juga hak pemilik modal, agar
tercapai suatu kebaikan dalam suatu aktivitas produksi. Organisasi:
Organisasi adalah upaya sejak mulai timbulnya ide usaha dan
barang apa yang ingin diproduksi dan bagaimana kualitasnya dalam
presepsi manager, kemudian ide tersebut dipikirkan dan dicarikan
solusi dalam keperluan faktor-faktor produksi sebelumnya.
Kelihatan tidak ada ciri-ciri istimewa yang dapat dianggap sebagai
LiFalah | Mocthar 279 organisasi dalam suatu kerangka Islam. Tapi
ciri-ciri khusus berikutnya dapat diperhatikan, untuk memahami
peranan organisasi dalam ekonomi Islam.
28
bagamana agar proses produksi yang dilakukan sesuai dengan aturan
serta dilihat juga dari segi nilai etika dan akhlaknya agar dapat
meningatkan produktivitas kerja.
29
upah riil, pekerja harus siap bekerja dengan waktu yang ada, tetapi
ketika upah riil dinaikkan, maka pekerja justru mengurangi waktu
kerjanya. Hal ini LiFalah | Mocthar 280 menunjukkan bahwa pekerja
memperhitungkan waktu senggang (leisure) untuk kegiatan-kegiatan
seperti istirahat, rekreasi, dan sebagainya.
30
investor. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kelebihan atau
kekurangan produksi.
31
individu maupun kelompok. Motif individu untuk menahan
pengeluaran, yaitu untuk membuat simpanan, mengantisipasi
kebutuhan, menikmati hasil kerja, menikmati rasa kemandirian dan
mewariskan kekayaan. Kemudian motif kelompok terdari dari motif
perusahaan, likuiditas, perbaikan dan motif kehati-hatian. Kondisi ini
sama dengan pemikiran Qardhawi yang mengatakan bahwa terdapat
dua tujuan utama dari produksi yaitu untuk memenuhi kebutuhan
swasembada individu dan kebutuhan swasembada Masyarakat/
Kelompok.
32
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori Keynes adalah suatu teori ekonomi yang didasarkan pada ide
ekonom Inggris abad ke-20 yaitu John Maynard Keynes. Teori ini
mempromosikan suatu ekonomi campuran, di mana baik negara maupun
sektor swasta memegang peranan penting. Kebangkitan ekonomi Keynes
menandai berakhirnya ekonomi laissez-faire, suatu teori ekonomi yang
berdasarkan pada keyakinan bahwa pasar dan sektor swasta dapat berjalan
sendiri tanpa campur tangan negara.
22
3.2 Saran
Agar lebih mengerti tentang teori Keynes maka perlu dipelajari lebih
dalam pendekatan teori ini dengan penggunaan rumus matematis dan grafis
dimana Keynes mengutarakan permasalahan pasar uang dan pasar tenaga
kerja tersebut. Hal ini bertujuan untuk membandingkan pandangan Keynes
dengan pandangan klasik dan neo-klasik sebelumnya.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://srisarmitaworld.blogspot.com/2013/11/makalah-pemikiran
pemikiran-ekonomi_21.html
22
PPT KELOMPOK 5
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32