Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MENGENAI MAHZAB MONETARIS

Dosen :
Arif sasmoko

Di Susun Oleh :
Kelas R1F (kelompok 5 )
- Farah fadilawati :( 2018500479 )
- Lusi yunita saputri :( 2018500484 )
- Wiwin pratiwi :( 2018500482 )
- Octaviani :( 2018500477 )
- M. rizki haykal :( 2018500483 )

Sejarah Pemikiran Ekonomi

Pendidikan Ekonomi

Universitas Indrprasta PGRI


Daftar isi

DAFTAR ISI ....................................................................................... ii

KATA PENGANTAR........................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah............................................................................................... 2
1.3.Tujuan Penulisan Makalah.................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Aliran Monetaris.......................................................................................... 3
2.2. Kritikan terhadap Kebijaksanaan Investasi Keynesian................................ 5
2.3. Pokok-pokok Pikiran Aliran Monetaris....................................................... 6
2.4. Tokoh-tokoh Aliran Monetaris.................................................................... 8
2.5.Milton Friedman Mengembalikan Pemikiran Klasik Adam Smith
……………………………………………………………………… ............... 9
2.6. Perbedaan Monetaris dengan Keynesian …………………………............ 10

BAB III : PENUTUP


Kesimpulan......................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berawal dari bebarapa pandangan Keynes yang tidak disukai pakar-pakar


ekonomi. Pandangan itu antara lain tentang perlunya campur tangan pemerintah
dalam mengarahkan dan membimbing perekonomian pada arah yang diinginkan.
Selama kurang lebih tiga dekade setelah Perang Dunia II ajaran Keynes
mendominasi alam pikiran perumus kebijaksanaan di negara-negara barat. Hal itu
bahkan menjalar ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Melalui
kebijaksanaan fiskal yang bersifat counter-cyclical dan fine-tunning negara-negara
barat, terutama Amerika Serikat berhasil mengendalikan besarnya permintaan
masyarakat tanpa diiringi inflasi seperti yang pernah terjadi pada tahun 30-an.

Sehingga aliran Monetaris menentang beberapa pandangan Keynes yang


berujung dengan pembentukan aliran sendiri dalam madzhab ekonomi. Pada bab
berikutnya akan dipaparkan tentang seluk beluk aliran Monetaris.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana latar belakang Aliran Monetaris?


2. Pengertian Mahzab Monetaris?
3. Bagaimana kritikan terhadap kebijaksanaan investasi Keynesian?
4. Apa saja pokok-pokok pikiran aliran Monetaris?
5. Siapa saja tokoh-tokoh aliran Monetaris?
6. Apa perbedaan Monetaris dengan Keynesian?
7. Kelebihan dan Kelemahan Mahzab Monetaris?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui latar belakang Aliran Monetaris.
2. Untuk mengetahui kritikan terhadap kebijaksanaan investasi Keynesian.
3. Untuk mengetahui pokok-pokok pikiran aliran Monetaris.
4. Untuk mengetahui tokoh-tokoh aliran Monetaris.
5. Untuk mengetahui Milton Friedman mengembalikan pemikiran klasik Adam Smith.
6.Untuk mengetahui perbedaan Monetaris dengan Keynesian

1.4 MANFAAT PENULISAN


Penulis ini bermanfaat bagi diri sendiri agar menambah wawasan tentang
Mahzab Moneteris, serta bagi pembaca yang ingin mengetahui dan memahami
tentang Mahzab Moneteris.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mahzab Monetaris / Aliran Monetaris

Monetarisme adalah kecenderungan dalam pemikiran ekonomi yang


menekankan peran pemerintah dalam mengendalikan jumlah uang beredar.
Ini adalah pandangan dalam ekonomi moneter bahwa variasi jumlah uang
beredar memiliki pengaruh besar pada output nasional dalam jangka pendek
dan tingkat harga selama periode waktu lebih lama dan bahwa tujuan dari
kebijakan moneter yang terbaik bertemu dengan menargetkan tingkat
pertumbuhan jumlah uang beredar.
Ketidakberhasilan ajaran2 Keynes dlm memecahkan masalah2 yg
dihadapi melahirkan suatu aliran baru yg disebut “aliran Monetaris” yg
mengutamakan kebi-jaksanaan moneter dlm mengatasi kemelut ekonomi.
Istilah ini pertamakali digunakan oleh Karl Brunner untuk menggambarkan
berbagai studi dibidang ekonomi moneter & kebijaksanaan moneter.

2.2 Aliran Monetaris

Selama kurang lebih tiga dekade setelah Perang Dunia II ajaran Keynes
mendominasi alam pikiran perumus kebijaksanaan di negara-negara barat. Hal itu
bahkan menjalar ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Melalui
kebijaksanaan fiskal yang bersifat counter-cyclical dan fine-tunning negara-negara
barat, terutama Amerika Serikat berhasil mengendalikan besarnya permintaan
masyarakat tanpa diiringi inflasi seperti yang pernah terjadi pada tahun 30-an.

3
Pada tahun 50-an dan 60-an sebagian besar ekonom percaya bahwa boom
dan depresi merupakan penyakit masa lampau yang tidak perlu dikhatiekan akan
muncul kembali. Misalnya, kalau output rendah dan banyak orang menganggur,
Keynesian menganjurkan ditingkatkannya pengeluaran pemerintah untuk Proyek –
proyek padat karya. Melalui proyek-proyek padat karya ini, output nasional akan
meningkat, lapangan pekerjaan baru terbuka sehingga tenaga kerja banyak
tertampung, dan dengan sendirinya masalah pengangguran akan teratasi.
Terjadinya inflasi dipersepsikan karena pengeluaran agregat terlalu besar. Maka,
untuk memberantas inflasi tersebut pemerintah perlu mengurangi atau meningginya
tingkat pajak. Hal lain yang perlu dilakukan adalah mengurangi jumlah uang yang
beredar melalui kebijaksanaan uang tepat (tight money policy). Selanjutnya, inflasi
akan turun dengan sendirinya.
Pada tahun 60-an orang percaya bahwa ada hubungan terbalik antara inflasi
dengan tingkat pengangguran. Artinya, selama ini para ahli percaya jika inflasi tinggi,
tingkat pengangguran rendah. Sebaliknya, jika pengangguran tinggi, tingkat inflasi
rendah sesuai teori Phillips. Akan tetapi, gejala-gejala ekonomi yang terjadi pada
tahun 70-an tidak sinkron dengan anggapan tersebut. Pada waktu itu, harga-harga
menunjukkan kecenderungan peningkatan yang sangat tinggi, didorong oleh naiknya
harga-harga minyak tahun 1973/1974. Yang sungguh merisaukan, pada saat
terjadinya kenaikan harga-harga (inflasi) tersebut pengangguran meningkat.
Dengan demikian, teori Keynesian yang menyatakan bahwa selama masih
banyak pengangguran maka selama itu pula pengangguran masyarakat (public
spending) dapat ditingkatkan tanpa menimbulkan inflasi, tidak lagi menunjukkan
kebenaran dalam realitas. Nyatanya, kegiatan yang diarahkan untuk menurunkan
inflasi pada tahun 70-an telah menyebabkan semakin tingginya angka
pengangguran. Usaha untuk mengurangi pengangguran melalui pengeluaran
pemerintah telah menyebabkan semakin parahnya inflasi.

4
Saat terjadi dua kali resesi yang sangat tajam pada tahun 1974 dan 1982,
tingkat harga-harga tidak turun padahal, sesuai dengan teori yang dianut ketika itu,
terjadinya resesi dan depresi seharusnya menyebabkan tersendat-sendatnya
perekonomian yang diiringi oleh turunnya harga-harga secara umum. Karena yang
terjadi dalam kenyataan sudah sering tidak sama dengan yang seharusnya terjadi
menurut resep Keynes, sejak saat itu ajaran-ajaran Keynes terpaksa ditinjau kembali
dan bahkan didiskreditkan.

2.3 Kritikan terhadap Kebijaksanaan Investasi Keynesian

Ada bebarapa pandangan Keynes yang tidak disukai pakar-pakar ekonomi.


Pandangan itu antara lain tentang perlunya campur tangan pemerintah dalam
mengarahkan dan membimbing perekonomian pada arah yang diinginkan. Kritik
paling vokal datang dari pakar-pakar ekonomi neo-klasik konservatif. Mereka dapat
dibagi atas dua golongan, yaitu golongan tua dan golongan muda. Dari golongan tua
dapat disebutkan beberapa nama seperti: Menger, Friedrich August von Heyek, dan
Ludwig von Mises (semuanya dari Austria), Wilhelm Ropke, Lionel Robbins (dari
Inggris). Semuanya mencela kebijaksanaan campur tangan pemerintah Keynes
sama kerasnya dengan celaan mereka terhadap paham sosialisme.
Celaan palimg keras datang dari kelompok yang menamakan dirinya
libertarian. Mereka ini menempatkan kebebasan individu diatas segala-galanya.
Mereka pun melihat bahwa intervensi pemerintah dalam bentuk apapun sebagai
ancamann bagi kebebasan individu. Alasan penolakan tersebut diwakili oleh
pendapat Friedrich August von Heyek yang teruang dalam bukunya The Road to
Serfdom (1944). Dalam buku tersebut, Hayek mengatakan: “sekali pemerintah
melakukan intervensi pasar, ini akan mengarah pada sosialisme, yang akhirnya
akan menyebabkan berkurangnya kebebasan”

5
2.4 Pokok-pokok Pikiran Aliran Monetaris

Serangan Friedman terhadap pandangan Keynes telah mengurangi dominasi


makro ekonomi Keynesian dalam mempromosikan kebijaksanaan ekonomi
pemerintah. Walaupun ajaran-ajaran Keynes pernah berhasil memecahkan
masalah-masalah ekonomi yang dihadapi dengan berbagai kebijaksanaan jangka
pendek, keberhasilannya tidak berlangsung lama. Berkali-kali prediksi yang
didasarkan pada ajaran Keynes meleset dan tidak berhasil memecahkan masalah
stagnasi yang dihadapi ekonomi dunia setelah tahun 70-an. Apalagi, dalam
menyelesaikan masalah stagflasi, kebijaksanaan fiskal dan moneter Keynes boleh
dikatakan lumpuh total Ketidakberhasilan ajaran-ajaran Keynes dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi melahirkan suatu aliran baru yang disebut “aliran
monetaris”, yang mengutamakan kebijaksanaan moneter dalam mengatasi kemelut
ekonomi waktu itu. Istilah ini pertamakali digunakan oleh Karl Brunner untuk
menggambarkan berbagai studi di bidang ekonomi moneter dan kebijaksanaan
moneter.

Dalam usaha meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan dalam mengatasi


pengangguran, kaum monetaris lebih menyukai kebijaksanaan moneter yang
kontraktif. Sebetulnya aliran monetaris sudah berdiri sejak lama. Hanya saja
pandangan-pandangan kaum monetaris ini baru diperhatikan setelah tejadinya
kasus membubungnya inflasi yang dibarengi dengan semakin tingginya tingkat
pengangguran pada tahun70-an. Tokoh utama aliran monetaris, tidak diragukan
lagi, adalah Milton Friedman (1912) profesor ekonomi dari University of Chicago.
Sesudah bekerja di komisi sumber daya alam di Washington, ia bergabung dengan
staf peneliti National Bureau of Economic Research tahun 1937 (dalam usia 25
tahun). Karena jasa-jasanya yang sangat besar dalam mengembangkan ilmu
ekonomi, ia mendapat hadiah Nobel tahun 1976
Friedman dan monetaris sering dianggap sebagai synonyms. Akan tetapi, ini
tidak berarti ia sebagai satu-satunya. Tokoh-tokoh lain yang dianggap sealiran atau
pendukung-pendukung aliran monetaris antara lain: Karl Brunner (University of
Rochester), Allan Meltzer dan Bennet McCallum (dari Carnegie Mellon), Thomas
Mayer (University of California, Davis), Phillip Cagan (Columbia University), David
Laidler dan Michael Parkin (University of Western Ontario), dan William Poole
(Brown University). Perlu juga dicatat, pendukung aliran monetaris tidak terbatas
pada ahli-ahli ekonomi dari kalangan akademis saja. Lembaga seperti Federal
Reserve Bank dari St. Louis dan komite-komite kongres juga banyak menganut
perspektif monetaris.
2.5 Kelebihan dan Kekurang mahzab Monetaris

Kelemahan menurut pandangan Keynesian :

1. kebijakan moneter mungkin sangat tidak efektif.


2. Beberapa kekurangannya berasal dari asimetri kebijakan tersebut, perubahan
dalam kecepatan (yang dapat menggagalkan kebijakan).
3. Ketidakpastian dari investasi yang diambil (terutama jika bukan bunga
sensitif).
Kekurangan utama dari kebijakan moneter adalah asimetri. Yaitu, suatu
kebijakan uang ketat adalah sangat efektif guna mencegah pinjaman baru
karena kelebihan cadangan dikurangi, namun kebijakan yang mudah
sepertinya menjadi tidak efektif karena tambahan kelebihan cadangan tidak
akan dipinjamkan ke luar oleh bank karena takut akan potensi kebangkrutan
dari para peminjam selama masa resesi. Dengan demikian, disarankan untuk
tidak menggunakan kebijakan moneter, malah menggunakan kebijakan fiscal.

Kelebihan nya adalah sebagai berikut :

1. Kaum monetaris mengatakan bahwa perekonomian cenderung berada pada


keseimbangan tingkat output rendah yang disebabkan kurang ampuhnya
mekanisme korektif untuk membawa pasar kembali pada posisi
keseimbangan pemanfaatan sumber daya penuh.

2. Kaum monetaris menyatakan bahwa turunnya suku bunga akan mendorong


investasi dan turunnya tingkat harga akan mendorong konsumsi melalui
Pigou effect.
2.6 Perbedaan pemikiraan Mahzab Monetaris dengan Mahzab Keynisian

Perbedaan pendapat antara kelompok Keynesian dan Monetarist pada


dasarnya menyangkut keberadaan sumber-sumber yang mendorong perkembangan
permintaan agregat serta perilaku penawaran agregat. Dalam hal ini, kelompok
Monetarist berpendapat bahwa permintaan agregat semata-mata dipengaruhi oleh
perkembangan uang beredar dan bahwa pengaruh perkembangan uang beredar
terhadap permintaan agregat adalah stabil. Kelompok Monetarist berasumsi bahwa
mekanisme pasar di dalam perekonomian dapat berjalan secara otomatis sehingga
harga-harga dapat segera menyesuaikan (naik atau turun) apabila terjadi perbedaan
(lebih besar atau lebih kecil) antara permintaan dan penawaran di pasar.

Kelompok Keynesian memandang bahwa permasalahan dalam suatu perekonomian


pada dasarnya sangat kompleks sehingga tidak hanya uang yang berperan penting
dalam mendorong kegiatan ekonomi, tetapi juga variabel-variabel lain. Di sisi lain,
kelompok Keynesian berasumsi bahwa terjadi sejumlah kekakuan dalam bekerjanya
mekanisme pasar di dalam perekonomian, misalnya, karena adanya kontrak kerja
antara majikan dan pekerja atau pengaturan harga sejumlah komoditas oleh
pemerintah. Dengan kondisi ini, apabila terjadi shocks dalam perekonomian,
misalnya, karena adanya kebijakan moneter secara yang aktif melakukan
pelonggaran atau pengetatan, maka dalam jangka pendek pertumbuhan ekonomi riil
akan terpengaruh, meskipun pada akhirnya dalam jangka menengah-panjang
perkembangan harga juga akan terpengaruh.
Hubungan antara uang, dalam berbagai bentuk dan definisinya, dengan kegiatan
perekonomian, khususnya pertumbuhan ekonomi dan inflasi, telah menjadi topik
perdebatan antara kelompok Keynesian dan Monetarist sepanjang sejarah teori
ekonomi moneter. Kelompok Monetarist, berpendapat bahwa uang hanya
berpengaruh pada tingkat inflasi dan tidak pada pertumbuhan ekonomi. Implikasinya
adalah bahwa kebijakan moneter harus diarahkan hanya untuk pengendalian inflasi
dan tidak bisa dipergunakan untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi riil. Lebih lanjut
lagi, pelaksanaan kebijakan moneter tersebut perlu dilakukan dengan rules yang
dibakukan dan diarahkan untuk mengendalikan inflasi. Kebijakan moneter tidak
dapat dipergunakan secara aktif mempengaruhi kegiatan ekonomi riil, dalam arti
dapat dilonggarkan apabila sector riil sedang lesu dan diketatkan apabila terjadi
peningkatan kegiatan ekonomi secara berlebihan.

Di sisi lain, kelompok Keynesian berpendapat bahwa uang dapat mempengaruhi


kegiatan ekonomi riil di samping pengaruhnya terhadap inflasi. Implikasinya adalah
bahwa kebijakan moneter dapat dipergunakan sebagai salah satu instrumen
kebijakan untuk secara aktif mempengaruhi naik turunnya kegiatan ekonomi riil.
Dengan kata lain, bank sentral mempunyai discretion untuk mempergunakan
kebijakan moneter secara aktif membantu upaya-upaya untuk mempengaruhi naik
turunnya kegiatan ekonomi riil. Apabila kegiatan ekonomi riil dirasakan terlalu lesu,
kebijakan moneter dapat dilonggarkan sehingga jumlah uang beredar dalam
perekonomian bertambah dan dapat mendorong peningkatan kegiatan ekonomi.
Sebaliknya, apabila kegiatan ekonomi riil dinilai terlalu cepat dan cenderung
memanas, kebijakan moneter perlu diketatkan sehingga terjadi penurunan kegiatan
ekonomi riil dan tingkat inflasi dapat terkendali.
Dengan latar belakang pemikiran yang berkembang dalam teori ekonomi moneter,
pandangan yang lebih dominan akan tergantung pada kondisi yang terjadi pada
perekonomian suatu negara. Tidak ada satu teori ataupun pandangan yang sesuai
dan dapat menggambarkan sepenuhnya kondisi di semua negara, karena
perbedaan yang terjadi baik pada bekerjanya mekanisme pasar, system
perekonomian, ataupun cara-cara otoritas dalam melaksanakan kebijakan moneter.
Dengan demikian, pernyataan mengenai pandangan mana yang sesuai pada suatu
perekonomian, apakah Monetarist atau Keynesian, senantiasa menjadi suatu
pertanyaan empiris meskipun hasil pengujian di banyak negara dapat memberikan
kesimpulan umum mengenai kecenderungan-kecenderuangan yang terjadi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa :

- Aliran Monetaris muncul karena saat terjadi dua kali resesi yang sangat tajam pada
tahun 1974 dan 1982, tingkat harga-harga tidak turun padahal, sesuai dengan teori
yang dianut Keynesian ketika itu, terjadinya resesi dan depresi seharusnya
menyebabkan tersendat-sendatnya perekonomian yang diiringi oleh turunnya harga-
harga secara umum. Karena yang terjadi dalam kenyataan sudah sering tidak sama
dengan yang seharusnya terjadi menurut resep Keynes, sejak saat itu ajaran-ajaran
Keynes terpaksa ditinjau kembali dan bahkan didiskreditkan.

- Ada bebarapa pandangan Keynes yang tidak disukai pakar-pakar ekonomi.


Pandangan itu antara lain tentang perlunya campur tangan pemerintah dalam
mengarahkan dan membimbing perekonomian pada arah yang diinginkan. Sehingga
memacu aliran Monetaris mengkritik aliran Keynes.

- Ketidakberhasilan ajaran-ajaran Keynes dalam memecahkan masalah-masalah


yang dihadapi melahirkan suatu aliran baru yang disebut “aliran monetaris”, yang
mengutamakan kebijaksanaan moneter dalam mengatasi kemelut ekonomi waktu
itu. Istilah ini pertamakali digunakan oleh Karl Brunner untuk menggambarkan
berbagai studi di bidang ekonomi moneter dan kebijaksanaan moneter.
- Tokoh utama aliran monetaris, tidak diragukan lagi, adalah Milton Friedman (1912)
profesor ekonomi dari University of Chicago. Sesudah bekerja di komisi sumber
daya alam di Washington, ia bergabung dengan staf peneliti National Bureau of
Economic Research tahun 1937 (dalam usia 25 tahun). Karena jasa-jasanya yang
sangat besar dalam mengembangkan ilmu ekonomi, ia mendapat hadiah Nobel
tahun 1976.

- Revolusi Keynesian telah menguasai akademia sampai 1950-an dan 1960-an


sehingga para ekonom pasar bebas tak banyak didengar di kampus-kampus sampai
Milton Friedman berhasil mengubah iklim intelektual dari model Keynesian ke model
klasik Adam Smith.
Banyak perbedaan pandangan antara kubu keynesian dan monetaris dalam melihat
gejala-gejala ekonomi. Dalam melihat perekonomian secara agregat, atau jumlah
total dari barang-barang yang diminta dalam perekonomian, kubu keynesian percaya
bahwa perekonomian cenderung berada dalam posisi keseimbangan tingkat output
rendah ( low level equilibrium).
DAFTAR PUSTAKA

Apridar. 2013. Teori Ekonomi Sejarah Dan Perkembangannya. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Deliarnov. 2014. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta : Rajawali Pers.

Lia Amalia. 2007. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Muana Nanga. 2005. Makro Ekonomi Teori, Masalah dan Kebijakan. Jakarta:

RajaGrafindo Persada.

Rudiger Dornbusch. 1992. Makro-Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai