Anda di halaman 1dari 6

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.

Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari
kolon menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending),
kolon sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon
melintang sering disebut dengan "kolon kanan", sedangkan bagian sisanya sering disebut
dengan "kolon kiri"

Banyak dorongan dalam sekum dan kolon asendens dari kontraksi haustra yang lambat
tapi persisten, kimus saat itu sudah dalam keadaan lumpur setengah padat. Dari sekum sampa
isigmoid, pergerakan massa mengambil alih peran pendorongan untuk beberapa menit menjadisatu waktu,
kebanyakan 1-3 x/hari gerakan.Selain itu, kolon mempunyai kripta lieberkuhn tapi tidak ber-vili.
menghasilkan mucus (selepitelnya jarang mengandung enzim). Mucus mengandung ion
bikarbonat yang diatur olehrangsangan taktil , langsung dari sel epitel dan oleh refleks saraf
setempat terhadap sel mucusKrista lieberkuhn. Rangsangan n. pelvikus dari medulla spinalis
yang membawa persarafan parasimpatis ke separuh sampai dua pertiga bagian
distal kolon. Mucus juga berperan dalammelindungi dinding kolon terhadap ekskoriasi, tapi selain itu
menyediakan media yang
lengketuntuk saling melekatkan bahan feses. Lebih lanjut, mucus melindungi dindi
ng usus dariaktivitas bakteri yang berlangsung dalam feses, ion bikarbonat yang disekresi
ditukar denganion klorida sehingga menyediakan ion bikarbonat alkalis yang menetralkan
asam dalam feses.Mengenai ekskresi cairan, sedikit cairan yang dikeluarkan melalui feses
(100 ml/hari). Jumlahini dapat meningkat sampai beberapa liter sehari pada pasien diare berat
Absorpsi dalam Usus Besar
Sekitar 1500 ml kimus secara normal melewati katup ileosekal, sebagian besar air dan elektrolitdi dalam
kimus diabsorbsi di dalam kolon dan sekitar 100 ml diekskresikan bersama feses.Sebagian
besar absorpsi di pertengahan kolon proksimal (
kolon pengabsorpsi
), sedang bagiandistal sebagai tempat penyimpanan feses sampai akhirnya dikeluarkan pada
waktu yang tepat(
kolon penyimpanan
)Absorbsi dan Sekresi Elektrolit dan Air.Mukosa usus besar mirip seperti usus halus, mempunyai
kemampuan absorpsi aktif natriumyang tinggi dan klorida juga ikut terabsorpsi.
Ditambah taut epitel di usus besar lebih eratdibanding usus halus sehingga mencegah difusi
kembali ion tersebut, apalagi ketika aldosteronteraktivasi. Absorbsi ion natrium dan ion klorida
menciptakan gradien osmotic di sepanjangmukosa usus besar yang kemudian menyebabkan absorbsi
air Dalam waktu bersamaan usus besar juga menyekresikan ion bikarbonat (seperti
penjelasandiatas) membantu menetralisir produk akhir asam dari kerja bakteri didalam usus besar
Kemampuan Absorpsi Maksimal Usus Besar
Usus besar dapat mengabsorbsi maksimal 5-8 L cairan dan elektrolit tiap hari sehingga bila

jumlah cairan masuk ke katup ileosekal melebihi atau melalui sekresi usus besar melebihi ju
mlah ini akan terjadi diare.Kerja Bakteri dalam
kolon.B a n y a k b a k t e r i , k h u s u s n y a b a s i l k o l o n , b a h k a n t e r d a p a t s e c a
r a n o r m a l p a d a k o l o n pengabsorpsi. Bakteri ini mampu mencerna selulosa (berguna
sebagai tambahan nutrisi),vitamin (K, B
₁₂
, tiamin, riboflavin, dan bermacam gas yang menyebabkan flatus di dalamkolon, khususnya CO

,H

, CH

)Komposisi feses. Normalnya terdiri dari ³⁄

air dan ¹⁄

padatan (30% bakteri, 10-20% lemak, 10-20%anorganik, 2-3% protein, 30% serat makan
yang tak tercerna dan unsur kering dari pencernaan(pigmen empedu, sel epitel terlepas). Warna
coklat dari feses disebabkan oleh sterkobilin danurobilin yang berasal dari bilirubin
yang merupakan hasil kerja bakteri. Apabila empedu tidak dapat masuk usus, warna tinja
menjadi putih (tinja akolik). Asam organic yang terbantuk
darikarbohidrat oleh bakteri merupakan penyebab tinja menjadi asam (pH 5.0-
7.0). Bau fesesdisebabkan produk kerja bakteri (indol, merkaptan, skatol, hydrogen
sulfide). Komposisi tinjarelatif tidak terpengaruh oleh variasi dalam makanan karena
sebagian besar fraksi massa feses bukan berasal dari makanan. Hal ini merupakan
penyebab mengapa selama kelaparan jangka panjang tetap dikeluarkan feses dalam jumlah
bermakna.
Defekasi
Sebagian besar waktu, rectum tidak berisi feses, hal ini karena adanya sfingter yang lemah ±20cm
dari anus pada perbatasan antara kolon sigmoid dan rectum serta sudut
tajam yangmenambah resistensi pengisian rectum. Bila terjadi pergerakan massa ke rectum,
kontraksirectum dan relaksasi sfingter anus akan timbul keinginan defekasi. Pendorongan
massa yangterus menerus akan dicegah oleh konstriksi tonik dari 1)
sfingter ani interni
; 2)
sfingter anieksternus
Refleks Defekasi. Keinginan berdefekasi muncul pertama kali saat tekanan rectum mencapai 18mmHg dan
apabila mencapai 55 mmHg, maka sfingter ani internus dan eksternus melemas danisi feses terdorong keluar.
Satu dari refleks defekasi adalah refleks intrinsic (diperantarai sistemsaraf enteric dalam dinding
rectum.Ketika feses masuk rectum, distensi dinding rectum menimbulkan sinyal aferen
menyebar m e l a l u i p l e k s u s m i e n t e r i k u s u n t u k m e n i m b u l k a n g e l o m b a n g p e r i
staltic dalam kolon
descendens, sigmoid, rectum, mendorong feses ke arah anus. Ketika gelombang
peristalticm e n d e k a t i a n u s , s f i n g t e r a n i i n t e r n i d i r e l a k s a s i o l e h s i n y a l p e n g
h a m b a t d a r i p l e k s u s mienterikus dan sfingter ani eksterni dalam keadaan sadar berelaksasi secara
volunter sehinggaterjadi defekasi. Jadi sfingter melemas sewaktu rectum teregangSebelum tekanan yang
melemaskan sfingter ani eksternus tercapai, defekasi volunter dapatdicapai dengan secara
volunter melemaskan sfingter eksternus dan mengontraksikan otot-ototabdomen (
mengejan
). Dengan demikian defekasi merupakan suatu reflex spinal yang
dengans a d a r d a p a t d i h a m b a t d e n g a n m e n j a g a a g a r s f i n g t e r e k s t e r n u s t e t a
p b e r k o n t r a k s i a t a u melemaskan sfingter dan megontraksikan otot abdomen.Sebenarnya
stimulus dari pleksus mienterikus masih lemah sebagai relfeks defekasi, sehinggadiperlukan
refleks lain, yaitu refleks defekasi parasimpatis (segmen sacral medulla
spinalis).Bila ujung saraf dalam rectum terangsang, sinyal akan dihantarkan ke me
dulla spinalis,kemudian secara refleks kembali ke kolon descendens, sigmoid,
rectum, dan anus
melaluiserabut parasimpatis n. pelvikus. Sinyal parasimpatis ini sangat memperk
uat gelombang peristaltic dan merelaksasi sfingter ani internus. Sehingga mengubah refleks
defekasi intrinsicmenjadi proses defekasi yang kuatSinyal defekasi masuk ke medula spinalis
menimbulkan efek lain, seperti mengambil napasdalam, penutupan glottis, kontraksi otot dinding
abdomen mendorong isi feses dari kolon turunke bawah dan saat bersamaan dasar pelvis mengalami relaksasi
dan menarik keluar cincin anusmengeluarkan feses

usus adalah bagian dari saluran pencernaan, yang berjalan antara perut ke anus. Hal ini dibagi ke
dalam usus kecil dan usus besar. Usus kecil membentuk bagian utama dari usus manusia dengan
panjang sekitar enam meter. Hal ini dapat ditemukan di tengah rongga perut. Usus besar atau usus
yang besar dimulai pada titik, di mana usus kecil berakhir.

Dibandingkan dengan usus kecil, usus besar memiliki lebih lebar, tetapi hanya 1,5 meter
panjangnya, yaitu sekitar seperlima dari panjang saluran usus. Usus besar terdiri dari sekum,
kolon asendens, kolon transversum, kolon desendens dan kolon sigmoid.

Anatomi dan Fisiologi Usus Besar


Seperti disebutkan sebelumnya, usus besar dimulai dari titik, di mana ujung usus kecil. Untuk
lebih tepat, mulai dari daerah iliaka kanan panggul, yang terletak di bagian pinggang kanan
atau tepat di bawah ini. Dimulai dengan sekum (dimana titik akhir dari usus kecil membuka
ke usus besar) dan perjalanan ke atas, dan kemudian berjalan di rongga perut, sekali lagi
ternyata turun sampai akhir dengan kanal sigmoid, yang diikuti oleh rektum, anal kanal dan
anus.

Bagian dari usus besar yang datang setelah sekum dan berjalan ke atas disebut kolon
ascending dan bahwa perjalanan di perut disebut kolon transversum. Yang usus descending
mengikuti usus besar melintang dan berubah menurun sampai berakhir pada kolon sigmoid,
yang diikuti oleh rektum.

Usus besar hampir seperti sebuah lengkungan yang mengelilingi melingkari usus kecil dalam
rongga perut. Ketika bagian utama dari proses pencernaan dilakukan di usus kecil, usus besar
diserahkan dengan fungsi resapan air dan beberapa vitamin. Hal ini terutama bertanggung
jawab untuk menyimpan kotoran, pemadatan itu dengan menyerap air dan mengeluarkan
dengan bantuan kontraksi berirama (gerakan peristaltik) dari otot-otot usus.
Sekum:
Usus besar dimulai dengan sekum, yang seperti kantong dalam struktur dan menghubungkan
ileum (bagian terakhir dari usus kecil) ke kolon asendens. Hal ini dipisahkan dari ileum oleh
katup ileocecal atau katup Bauhin dan dari kolon asendens oleh persimpangan cecocolic. Ini
adalah sekitar enam sentimeter panjang dan lampiran berbentuk ulat menggantung dari
sekum.

Kolon asenden:
usus Ascending muncul setelah sekum dan melintasi ke atas sampai mencapai fleksura
hepatik atau kanan kolik lentur, yang merupakan pergantian usus dekat hati. Dengan kata
lain, hati fleksura adalah tikungan antara kolon asendens dan kolon transversum. Tikungan
kolon melintang untuk membentuk fleksura hati, yang diikuti oleh usus besar melintang, yang
perjalanan melintasi rongga perut.

Kolon Transversum:
usus Yang melintang dimulai dari hepatik kanan dan fleksura merupakan yang terpanjang dan
bagian dapat bergerak dari usus besar. Hal ini sedikit melengkung ke bawah dengan kenaikan
tajam ke atas mendekati akhir, di mana ia membungkuk ke bawah untuk membentuk fleksura
kolik kiri atau lentur lienalis, yang terletak di dekat limpa. Ini adalah dari ini fleksura kolik
kiri, usus descending dimulai. usus Transversus terhubung ke perut oleh sekelompok
jaringan, yang dikenal sebagai omentum yang lebih besar. sisi usus besar melintang Posterior
melekat ke dinding posterior abdomen oleh peritoneum (selaput yang melapisi rongga perut)
dan keterikatan ini disebut mesokolon transverse.

Kolon desenden dan Kolon Sigmoid :


Usus desenden yang dimulai dari fleksura lienalis dan berakhir pada awal kolon sigmoid. Hal
ini ditempatkan lebih mendalam, dibandingkan dengan usus ascending dan memiliki
beberapa bagian dari usus kecil di depannya. Hal ini berakhir dengan kolon sigmoid, yang
merupakan bagian terakhir dari usus besar, yang berakhir pada titik, di mana rektum dimulai.
Kolon sigmoid adalah struktur berbentuk S, yang berisi otot, bahwa kontraksi untuk membuat
tekanan dalam usus besar, untuk mengeluarkan kotoran dan memindahkan kotoran ke
rektum.

Fungsi utama usus besar adalah untuk menyerap air, menyimpan limbah, penyerapan
beberapa vitamin (seperti vitamin K), penebalan dan pengeluaran dari tinja. Rumah usus yang
besar sekitar 700 spesies bakteri, yang membantu dalam fermentasi serat dalam bahan
makanan. Bakteri ini juga menghasilkan sejumlah besar vitamin, seperti vitamin K dan biotin
(vitamin B), yang diserap ke dalam darah.

Usus besar manusia terbagi menjadi 4 bagian, yaitu ascenden, descenden, transversal, dan
sigmoid.
 Bagian ascenden (colon ascenden) merupakan bagian usus besar yang mengarah ke atas dan
berbatasan langsung dengan usus halus. Fungsi colon ascenden adalah untuk menyerap nutrisi yang
belum terserap usus halus, menyerap air, dan memadatkan feses.
 Bagian transversal (colon transversal) merupakan kelanjutan dari colon ascenden dengan arah
mendatar. Fungsi utama colon transversal adalah untuk menyempurnakan penyerapan nutrisi, air, dan
memadatkan feses.
 Bagian descenden (colon descenden) merupakan kelanjutan dari kolon transversal dengan arah ke
bawah. Fungsi colon descenden adalah sebagai penampung sementara feses sebelum di masuk ke
rektum.
 Bagian sigmoid (colon sigmoid) merupakan kelanjutan dari colon descenden, berbentuk S dan pendek
sehingga dinamakan sigmoid. Bagian ini memiliki kontraksi otot yang kuat dan berfungsi dalam
menekan feses agar mudah dikeluarkan menuju rektum.

Dalam usus besar juga terdapat cecum (usus buntu), yaitu bagian awal usus besar yang
berbentuk kantong. Cecum juga berperan dalam penyerapan nutrisi dan air walaupun tidak
signifikan. Pada cecum terdapat appendix (umbai cacing), kemungkinan merupakan sisa-
sisa organ tubuh yang dimiliki nenek moyang manusia (organ vestigial). Fungsi umbai cacing
belum diketahui dengan jelas saat ini.

Usus besar manusia dihuni berbagai macam jens bakteri yang menguntungkan tubuh (flora
normal). Bakteri-bakteri ini akan mencerna sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna
sistem pencernaan manusia dan menghasilkan vitamin B dan vitamin K yang berguna bagi
tubuh. Bakteri menguntungkan tersebut juga dapat mencegah berkembangnya bakteri
patogen di usus besar manusia dengan cara menghambat penempelan bakteri patogen di
dinding usus besar. Bakteri ini juga akan menjadi bagian dari feses sehingga menjadikan
struktur feses lebih padat dan mudah dikeluarkan.

Gambar 2.1 Anatomi kolon dan rektum

Gambar 2.2. Histologi kolon


https://www.verywell.com/large-intestine-797216
http://usus-besar.kuliah-kelaskaryawan.com/id3/2839-2729/Usus-Besar_90113_usus-besar-
kuliah-kelaskaryawan.html
http://www.sridianti.com/anatomi-dan-fisiologi-usus-besar.html

http://www.edubio.info/2014/12/struktur-dan-fungsi-usus-besar.html
https://panmedical.wordpress.com/2010/03/24/fisiologi-dan-anatomi-kolon-defekasi/
https://www.scribd.com/doc/92115355/Anatomi-Dan-Fisiologi-Usus-Besar
Ganong W. F. 19.. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Jakarta : EGC
Guyton A. C, Hall J. E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai