Anda di halaman 1dari 8

IMMOBILISASI ENZIM

Sebagai molekul bebas yang laruut dalam air, enzim sulit dipisahkan dari substrat dan produk,
selain itu enzim sulit untuk digunakan secara berulang-ulang. Dewasa ini, berbagai usaha telah
dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut, yaitu dengan proses immobilisasi enzim.
Immobilisasi biasanya dapat dianggap sebagai perubahan enzim dari yang larut dalam air,
keadaan bergerak menjadi keadaan tak bergerak yang tidak larut. Immobilisasi mencegah difusi
enzim ke dalam campuran reaksi dan mempermudah memperoleh kembali enzim tersebut dari
aliran produk dengan teknik pemisahan padat atau cair yang sederhana. Immobilisasi enzim
dapat dicapai dengan mengikat enzim secara kovalen ke permukaan bahan yang tak larut dalam
air: pengikatan silang dengan bahan yang cocok untuk menghasilkan partikel yang baru;
penjebakan di dalam suatu matrik atau gel yang permeabel terhadap enzim, substrat, dan produk;
enkapsulasi; dan dengan absorbsi pada zat pendukung. Keuntungan immobilisasi enzim antara
lain;
1. Memungkinkan penggunaan kembali enzim yang sudah pernah digunakan.
2. Ideal untuk proses berkelanjutan (continous procces).
3. Memungkinkan kontrol yang lebih akurat untuk proses katalisis.
4. Meningkatkan stabilitas enzim.
5. Memungkinkan pengambangan sistem reaksi multienzim
ENZIM DAN DUNIA INDUSTRI
enzim sudah dimanfaatkan oleh manusia sejak masa awal peradaban. Selama manusia telah
mengkonsumsi roti dan keju, meminum anggur dan bir, maka sejak itulah manusia sudah
menggunakan enzim. Enzim mengambil perannya tidak hanya pada industri makanan, namun
sudah merambah ke industri plastik, deterjen, pakan ternak, kosmetik, obat- obatan, bahkan
energi. Yang juga tak kalah penting adalah peran enzim yang juga bersifat ramah lingkungan.
Dengan semakin meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan dan industri ramah lingkungan,
maka dapat dipastikan bahwa peran enzim akan semakin meningkat dan kuat dalam dunia
industri.

APLIKASI ENZIM
Sampai saat ini lebih dari 200 enzim telah diisolasi dari mikroorganisme, tumbuhan dan hewan,
tetapi kurang dari 20 macam enzim yang digunakan pada skala komersial atau industri. Kini,
produsen enzim komersial memasarkan enzim dalam bentuk kasar karena proses isolasinya lebih
sederhana, terutama digunakan dalam makanan dan
dalam industri detergen (menggunakan enzim amilase),
industri roti (menggunakan enzim proteinase),
industri pembuatan bir (menggunakan enzim betaglukanase, amiloglukosidase),
industri tekstil (menggunakan enzim amilase),
industri kulit (menggunakan enzim tripsin),
industri farmasi dan obat-obatan (menggunakan enzim tripsin, enzim pankreatic tripsin).

Dalam bidang teknologi lingkungan, enzim juga telah digunakan dalam pengolahan air limbah
serta dalam pengolahan sampah, terutama sampah organik.

KEGUNAAN ENZIM DALAM BEBERAPA BIDANG INDUSTRI


Berikut adalah penggunaan enzim dalam berbagai bidang industri:

Industri Deterjen Rekayasa


versi tradisional enzim untuk produksi deterjen adalah, protease dan amilase. Pada generasi
kedua, generasi enzimnya dioptimalkan untuk memenuhi persyaratan dan kinerja deterjen yang
lebih baik, dimana komposisi deterjen juga terus dikembangkan. Kompatibilitas enzim dengan
deterjen (yaitu sifat stabilitasnya) diutamakan, sehingga kemampuannya untuk berfungsi pada
suhu yang lebih rendah juga memberikan peningkatan, untuk menghemat energi, temperatur
yang digunakan dalam pencucian rumah tangga dan mesin pencuci piring otomatis telah
diturunkan pada tahun ini. Protease menampilkan aktivitas yang rendah telah diisolasi dari alam,
tetapi juga telah berkembang di laboratorium dengan evolusi yang diarahkan pada pendekatan
dengan bahan awal subtilisin Ness protease digunakan satu putaran untuk mengisolasi DNA
menyeret protease baru dengan meningkatkan berbagai sifat

Enzim Untuk Konversi Pati


Konversi enzimatik pati oleh jagung untuk sirup fruktosa adalah bioproses yang menakjubkan.
Enzim yang digunakan dalam industri tepung juga mengalami perbaikan yang konstan. Langkah
pertama dalam proses ini adalah konversi pati untuk oligomaltodextrins oleh aksi α-amilase.
Sekarang α-amilase dengan sifat yang dioptimalkan, seperti peningkatan stabilitas termal,
toleransi asam, dan kemampuan untuk digunakan tanpa penambahan kalsium.

Produksi Bahan Bakar Alkohol Selama beberapa dekade terakhir, telah terjadi peningkatan minat
penggunaan bahan bakar alcohol yang diakibatkan oleh kenaikan minyak mentah dunia dan
kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, saat ini dilakukan upaya penting untuk mengembangkan
enzim yang menggunakan substrat seperti lignoselulosa, untuk membuat bio-ethanol lebih
kompetitif dengan bahan bakar fosil. Biaya enzim yang dibutuhkan untuk mengubah
lignoselulosa menjadi materi yang cocok untuk fermentasi merupakan masalah besar, sehingga
penelitian difokuskan pada pengembangan enzim dengan aktivitas tinggi dan stabilitas yang
baik.

Tekstil Aplikasi Dalam industri tekstil penggunaan enzim merupakan sesuatu yang baru. Proses
berbasis enzim banyak dilakukan sehingga menggunakan sedikit air dan energi, kini telah
dikembangkan berdasarkan lyase pectate. sehingga dampak positif lingkungan dari proses ini
diakui oleh masyarakat luas. Menyusul penemuan ini, enzim kini telah diperkenalkan ke
sebagian pabrikan tekstil katun, karena penggunaan enzim ini memiliki manfaat yang baik bagi
industri tekstil dan lingkungan.

Enzim Untuk Industri Pakan Penggunaan enzim sebagai pakan aditif juga semakin
dikembangkan. Sebagai contoh, xylanases dan-β glucanases telah digunakan beberapa dekade
terakhir ini. Pada pakan berbasis sereal untuk hewan monogastric, memanfaatkan tanaman
berbasis feed berisi selulosa dengan jumlah besar dan hemiselulosa. Selama beberapa tahun
terakhir penelitian difokuskan pada pemanfaatan fosfor alam yang terikat dalam asam fitat.
Pendekatan alternatif untuk pengembangan enzim sehingga lebih efektif telah meningkatkan
aktivitas katalitik phytases jamur oleh situs directed mutagenesis. Namun pemanfaatan fosfor
tidak hanya menjadi masalah yang menjadi perhatian untuk industri pakan ternak, upaya terus
menerus dilakukan untukpeningkatan nilai gizi dari berbagai feed sumber, misalnya, dengan
meningkatkan kadar cerna protein dalam bungkil kedelai. Sangat mungkin bahwa di masa depan
kita akan melihat hidrolitik enzim yang berbeda dan baru diterapkan di industri pakan untuk
meningkatkan nilai jual pakan. Enzim Untuk Industri Makanan Aplikasi enzim dalam industri
makanan sangat banyak dan beragam, umumnya untuk semua aplikasi makanan. Beberapa
kemajuan telah dibuat dalam optimasi enzim untuk aplikasi yang ada dan dalam penggunaan
rekombinan produksi protein untuk memberikan efisien mono komponen enzim yang tidak
memiliki potensi merusak efek samping. Baru-baru ini, banyak penelitian telah dilakukan pada
aplikasi dari transglutaminase sebagai agen texturing dalam memproses misalnya, mie sosis, dan
yoghurt. Hambatan yang mungkin mencegah penggunaan yang lebih luas, adalah terbatasnya
ketersediaan enzim dalam skala industri pada saat ini. Penggunaan klarifikasi lakase dari jus
(laccases mengkatalisis dan menghubungkan lintas dari polifenol, yang mengakibatkan
penghapusan polifenol oleh filtrasi yang mudah) dan untuk rasa perangkat tambahan dalam bir
ditetapkan aplikasi baru dalam industri minuman. o Pengolahan Lemak dan Minyak Dalam
industri lemak dan minyak, beberapa enzim baru saja diperkenalkan. Meskipun penggunaan
lipase amobil dalam interesterifikasi dari trigliserida pertama kali dijelaskan pada 1980-an,
prosesnya belum cukup efektif, misalnya, dalam produksi margarin.Meskipun produksi enzim
telah menjadi jauh lebih efisien, biaya imobilisasi tetap terkendala. Sebuah proses baru untuk
immobilisasi lipase berdasarkan granulasi silika telah secara dramatis menurunkan biaya proses,
dan prosedur berdasarkan materi baru sekarang sedang diimplementasikan untuk produksi com-
modity lemak dan minyak tanpa kandungan asam lemak-trans.
Enzim Untuk Sintesis Organik Contohnya adalah dalam produksi enantiomer tunggal
intermediates yang digunakan dalam pembuatan obat dan bahan kimia pertanian. Baru-baru ini
diperkenalkan proses enzim berbasis termasuk penggunaan lipase untuk produksi alkohol
enantiomurni dan Amida, nitrilases untuk produksi asam karboksilat enantiomurni, dan acylases
untuk produksi penisilin semisintetik baru. Seperti yang disebutkan di atas, enzim saat ini
digunakan di beberapa industri produk yang berbeda. Berkat kemajuan dalam bioteknologi
modern, enzim dapat dikembangkan, di mana tidak ada enzim yang diharapkan dapat diterapkan
hanya satu dekade saja. Umumnya untuk sebagian besar aplikasi, pengenalan enzim sebagai
katalis yang efektif bekerja pada kondisi ringan, menghasilkan penghematan yang signifikan
dalam sumber daya seperti energi dan air untuk kepentingan industri baik dalam pertanian dan
lingkungan. Teknologi enzim menawarkan potensi besar bagi banyak industri untuk membantu
memenuhi tantangan yang akan kita hadapi dalam masa yang akan dating

Enzim merupakan biokatalisator yang efektif, efisien dan selektif yang akan meningkatkan
kecepatan reaksi kimia spesifik secara nyata (Lehninger, 1995). Enzim mengkatalisis reaksi
tanpa produk samping dan ramah lingkungan sehingga enzim dapat dimanfaatkan untuk tujuan
reaksi atau jenis produk yang diharapkan. Saat ini enzim yang banyak digunakan untuk
diaplikasikan secara komersial dalam proses industri adalah kelompok enzim hidrolase.

Enzim hidrolase adalah enzim-enzim yang bekerja atau menguraikan suatu substrat dengan
menggunakan molekul air. Berdasarkan substratnya, enzim hidrolase terbagi atas karbohidrase,
esterase dan proteinase atau protein. Beberapa enzim hidrolase yang banyak digunakan dalam
proses industri adalah enzim selulase, amilase, lipase dan protease.

Amilase yang berperan dalam industri makanan, lipase yang berperan dalam industri obat-obatan,
pereaksi klinis, bahan tambahan makanan, sintesan biopolimer, kosmetik dan berperan dalam
produksi bioethanol

Enzim dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya enzim dari mikroorganisme.
Mikroorganisme merupakan sumber untuk menghasilkan enzim yang potensial karena mampu
berkembang dengan cepat, mempunyai berbagai jenis aktivitas enzim dan hidup pada kondisi-
kondisi ekstrim seperti pada sedimen dan perairan laut.
Penggunaan enzim dalam industri akhir-akhir ini terus meningkat. Sementara kebutuhan akan enzim
untuk berbagai industri di Indonesia masih tergantung kepada produk import. Enzim pada umumnya
diproduksi oleh mikroba melalui proses fermentasi. Salah satu jenis enzim yang saat ini banyak
digunakan adalah amilase. Amilase adalah enzim pendegradasi pati yang digunakan dalam industri
makanan/minuman , tekstil, kertas, farmasi dan lain-lain. Amilase terdiri dari beberapa jenis enzim,
antara lain -glukosidase, -amilase, -amilase dan glukoamilase (2). Amilase dapat diproduksi oleh
berbagai jenis mikroba dan umumnya oleh jenis bakteri dan kapang. Bakteri penghasil enzim ini diwakili
oleh Bacillus sp. Bakteri ini telah diketahui mampu memproduksi enzim pendegradasi pati mentah (3,4).
Sementara itu dari kelompok kapang umumnya diwakili oleh marga Rhizopus dan Aspergillus.

Kapang Aspergillus awamori KT-11 adalah kapang koleksi Puslit Bioteknologi-LIPI yang telah
terkarakterisasi dengan baik. Kapang ini diketahui menghasilkan tiga jenis amilase, yaitu -glukosidase,
-amilase dan glukoamilase. Dari -amilase diperoleh tiga tipe, yaitu Amyl I, II dan III dimana 2
diantaranya (Amyl II dan III) mampu mendegradasi pati mentah (5) dan memiliki termostabilitas yang
tinggi yaitu 70oC (6). Selain itu, kapang ini juga menghasilkan glukoamilase (GA I, II), dimana GA II
mampu mendegradasi pati mentah lebih besar daripada GA I (7). Hasil penelitian yang pernah dilakukan
terhadap pati jagung menunjukkan bahwa dengan penggunaan -amilase, glukoamilase, kombinasi
antara keduanya, enzim kasar amilase mampu mendegradasi lebih dari 90% setelah sebelumnya pati
diperlakukan secara fisik dengan menggunakan sonikator. Meskipun terhadap jenis pati kecepatan
reaksinya berbeda, enzim kasar amilase dari kapang A. awamori KT-11 mampu mendegradasi dengan
baik pati jagung, singkong maupun sagu (8).

Sumber daya mikroba yang sudah dimiliki merupakan aset dan kesempatan untuk merintis
pembangunan unit produksi enzim di dalam negeri. Pemanfaatan enzim buatan dalam negeri oleh dunia
industri diharapkan dapat mendorong kemajuan IPTEK dan sekaligus mengurangi enzim impor. Dengan
kata lain, keberhasilan produksi dan pemanfaatan enzim oleh dunia industri di Indonesia akan
memberikan dampak positif bagi perkembangan teknologi enzim dan perekonomian nasional.

Permasalahan

Dewasa ini penggunaan enzim berkembang pesat dalam berbagai industri. Selama ini, pasar
menggunakan enzim yang berasal dari luar negeri (impor). Teknologi pembuatan enzim dalam negeri
sebenarnya telah banyak dirintis di berbagai pusat penelitian dan universitas di Indonesia. Berbagai jenis
mikroba penghasil enzim telah berhasil diisolasi dari alam Indonesia. Potensinya sangat luar biasa,
Disamping itu, berbagai bahan baku untuk membuat enzim juga berlimpah. Dengan demikian prospek
pengembangannya sangat cerah. Namun demikian, sampai saat ini, belum ada hasil penelitian yang
berhasil menjadi industria sekalipun industria skala UMKM di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan
enzim yang murah. Pencarian teknik pembuatan enzim yang optimal. mudah dan efisien secara
komersial belum ditemukan.

Pemanfaatan beberapa mikroba khususnya kapang untuk penghasil amilase telah banyak dilakukan.
Kapang Aspergillus awamori KT-11 telah diteliti dan diketahui berpotensi sebagai penghasil amilase.
Salah satu keunggulannya yaitu mampu mendegradasi pati mentah. Dengan demikian,
kapang Aspergillus awamori KT-11 berpeluang untuk pengembangan produksi enzim khususnya amilase
di dalam negeri secara komersial dan diharapkan akan dapat mengurangi ketergantungan terhadap
enzim impor.

Indonesia mempunyai potensi untuk mengembangkan industri yang menghasilkan amilase. Amilase
adalah enzim yang paling penting dan signifikan dalam bidang bioteknologi, industri amilase
merupakan kelas industri yang memiliki kurang lebih 25 % pasar enzim dunia. Enzim amilase dapat
diproduksi dari bermacam-macam sumber seperti tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroba tetapi
enzim yang berasal dari bakteri mendominasi penggunaan amilase di bidang produksi. Mikroorganisme
dapat dijadikan sumber bahan baku produksi enzim secara potensial karena ekonomis yang dihasilkan
dalam waktu yang singkat, media yang cukup murah, dan perlakuan kondisi reaksi yang mudah diatur.
Aplikasi mikroorganisme laut dengan aktivitas amilase tinggi dapat memberikan fasilitas penemuan
baru amilase yang cocok untuk bioteknologi dan aplikasi industri baru.

berperan sebagai katalisator yang mengkatalisis reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sistem
biologis. Enzim dapat mengkatalisis sebuah reaksi yang secara reaksi kimia biasa tidak mungkin
terjadi dan seperti halnya katalisator biasa, enzim juga tidak ikut bereaksi atau pun terurai
menjadi produk reaksi.
Berbagai enzim yang digunakan secara komersial berasal dari jaringan tumbuhan, hewan, dan
dari mikroorganisme yang terseleksi.
untuk menyingkirkan kotoran seperti cokelat, kari dan telur dari pakaian
mengeluarkan protein seperti rumput, telur dan keringat manusia
Menghilangkan efek lemak seperti lemak, mentega, minyak salad, dan saus
Dalam memproduksi enzim, para pakar genetika melakukan seleksi terhadap hasil yang maksimal untuk
sifat-sifat yang dikehendaki seperti, hasil enzim yang tinggi, stabilitas, ketidak tergantungan pada bahan
pemicu, sementara berupaya untuk menghilangkan dan mengurangi sifat-sifat yang tidak diinginkan.
Teknologi yang banyak digunakan adalah dengan mutagenesis ( menimbulkan mutasi ) yang digabungkan
dengan cara seleksi yang baik. Kebanyakan produk ini tidak banyak diketahui keadaan genetiknya.
Bahan mentah bagi fermentasi enzim untuk keperluan industri biasanya terbatas pada zat-zat yang
mudah diperoleh dan aman dari segi nutrisi. Diantaranya : hidrolisa pati, gula tetes (molases), cairan
pencelup jagung ( corn steep liquor) dadih (whey) dan banyak jenis sereal.
Produksi enzim industri dari mikroorganisme terutama bergantung pada metode-metode submerged
liquid atau fermentasi substrat, metode in menghasilkan enzim-enzim seperti enzim-enzim amilase
jamur, protease, pektinase, selulase. Produksi enzim dengan cara ini bergantung kepada bioreaktor yang
didisain dan fungsinya serupa dengan bioreaktor yang digunakan dalam proses untuk menghasilkan
antibiotik hasil akhir fermentasi, enzim dapat ditemukan dalam mikroorganisme atau disekresikan ke
dalam media cairan atau zat padat.
Pemisahan berbagai partikel non enzim yang tercampur dengan enzim yang dilakukan dengan
cara mengendapkan partikel tersebut tanpamengumpalkan enzimnya.
Penambahan senyawa yang menimbulkan penggumpalan senyawa non enzim yang tidak
diinginkan ini akan memudahkan pemurnian selanjutnya.
Contoh :

- amonium fosfat - asam askorbat

- garam-garam kalsium - serat selulose

- sistein - tanah diatome

- asam fosfat - garam Na fosfat

- Na sulfat - Na sitrat

Presipitasi :
•Penambahan senyawa yang hanya menggumpalkan protein dan tidak menggumpalkan bahan
lain, dan dengan sendirinya akan memisah dan lebih memurnikan enzim yang dihasilkan.
•Dua jenis medote kimiawi yang digunakan :
1. Menambahkan pelarut organik
Misal : metanol, etanol, isopropanol dan seton
2. Menambahkan garam
Misal : amonium sulfat, natrium sulfat, sodium sulfat

Ion garam yang ditambahkan mempengaruhi kelarutan protein.


1. Salting in → pada konsentrasi rendah ion-ion garam akan melingkupi molekul protein dan
mencegah bersatunya molekul-molekul ini, sehingga protein melarut.
2. Salting out → pada konsentrasi tinggi, terjadi peningkatan muatan listrik di sekitar protein
yang akan menarik mantel air dari koloid protein. Interaksi diantara sesama molekul protein
pada suasana ionik tinggi akan menurunkan kelarutan protein.
•Pada skala laboratorium, proses pemurnian lanjutan biasanya tidak menghendaki kelebihan
garam. Garam yang tersisa dari proses penggumpalan enzim ini harus dipisahkan dengan dialisis
atau filtrasi gel (desalting)
Enzim-enzim dan beberapa protein mempunyai kemampuan untuk membentuk garam dengan
penambahan logam. Terbentuknya garam akan menurunkan kelarutan protein ion garam yang
ditambahkan mempengaruhi kelarutan protein.
Bagan alat pemekat protein oleh senyawa bertekanan osmosis tinggi
4. Pengering dan dan proses lanjutan
Enzim dapat dijual dalam bentuk cair atau padat, tepung/serbuk, tablet dan bentuk amobil.
Enzim cair diperoleh setelah dilakukan pemekatan dengan evaporasi vakum.
Proses penguapan harus dilakukan pada suhu yang tidak merusak struktur dan fungsi hayati
enzim.
Pengeringan vakum pada suhu rendah umumnya dipergunakan pada skala laboratorium dan
terlalu mahal apabila dilakukan pada skala industri.
Pada skala industri proses “spray dryer “ dapat dipergunakan. Kekurangan proses ini adalah
menyebabkan penurunan aktivitas enzim karena suhu yang dipergunakan relatif tinggi.
Amobilisasi enzim adalah suatu proses di mana pergerakan molekul enzim ditahan pada tempat
tertentu dalam suatu ruang reaksi kima yang dikatalisnya. Proses ini dapat dilakukan dengan
cara mengikatkan molekul enzim tersebut pada suatu bahan pendukung (matriks) tertentu
melalui pengikatan kimia atau menahan secara fisik dalam suatu rongga bahan pendukung.

Anda mungkin juga menyukai