Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MIKROBIOLOGI INDUSTRI

PERANAN ENZIM PADA INDUSTRI PULP DAN KERTAS

Disusun oleh :

Tjioe Gerry Sebastian Wibowo

6141801009

Kelas E

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

BANDUNG

2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Enzim merupakan biomolekul berupa protein yang banyak disebut sebagai biokatalis.
Biokatalis adalah senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa ikut bereaksi. Dengan
adanya enzim, substrat atau molekul awal akan dipercepat perubahannya sehinga terbentuk
produk. Enzim tersusun ataas asam-asam amino yang melipat-lipat membentuk globular
dimana substrat yang dikatalis bisa masuk dan bersifat komplementer
Karena kemampuan enzim yang dapat digunakan sebagai biokatalis, maka enzim banyak
dimanfaatkan untuk industri yang ada. Umumnya enim banyak dimanfaatkan pada industri
pangan namun enzim tidak hanya dimanfaatkan pada industri pangan namun industri kimia
juga. Salah satu industri yang menggunakan manfaat enzim pada industri kimia adalah pada
industri pulp dan kertas
Pulp dan kertas merupakan industri yang penting saat ini, di Indonesia sendiri produksi
pulp dan kertas cukup tinggi. Hal ini dikarenakan pada saat ini, manusia masih sangat
bergantung pada kertas. Kebutuhan kertas masih cukup tinggi sehingga produksi kertas harus
memiliki tingkat keefektifitasan yang tinggi sehingga proses produksi tidak membuang bahan
baku. Apalagi bahan baku kertas berasal dari pohon, sehingga diharapkan dari sedikit pohon
dihasilkan kertas yang banyak tanpa menghasilkan limbah pohon yang tidak terproses.

1.2 Rumusan Masalah


- Apa itu enzim ?
- Bagaimana mekanisme enzim ?
- Apakah manfaat dari enzim pada kehidupan sehari-hari ?
- Apakah manfaat dari enzim pada industri pulp dan kertas ?

1.3 Tujuan Pembahasan


- Menjelaskan apa itu enzim
- Menjelaskan mekanisme enzim
- Menjelaskan manfaat dari enzim pada kehidupan sehari-hari
- Menjelaskan manfaat enzim pada industri pulp dan kertas
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Enzim
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup dan
mempunyai fungsi penting sebagai katalisator reaksi bikimia yang secara kolektif
membentuk metabolisme peranan dari sel. Dengan adanya enzim, molekul awal yang disebut
substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Enzim
tersusun atas asam-asam amino yang melipat-lipat membentuk globular, dimana substrat
yang dikatalis bisa masuk dan bersifat komplementer. Enzim dapat dikalsifikasikan menjadi
beberapa jenis, yaitu
a. Berdasarkan tipe reaksi yang diketahui, enzim dibagi menjadi enam kelompok :
1. Oksidureduktase
Enzim oksidureduktase adalah enzim yang dapat mengkatalisis reaksi oksidasi atau
reduksi suatu bahan. Dalam golongan enzim ini terdapat 2 macam enzim yang paling
utama yaitu oksidase dan dehidrogenase. Oksidase adalah enzim yang mengkatalisis
reaksi antara substrat dengan molekul oksigen. Dehidrogenase adalah enzim yang aktif
dalam pengambilan atom hidrogen dari substrat.
2. Transferase
Enzim transferase adalah enzim yang ikut serta dalam reaksi pemindahan (transfer)
suatu gugus.
3. Hidrolase Enzim hidrolase merupakan kelompok enzim yang sangat penting dalam
pengolahan pangan, yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis suatu substrat atau
pemecahan substrat dengan pertolongan molekul air. Enzim-enzim yang termasuk dalam
golongan ini diantaranya adalah amilase, invertase, selulase dan sebagainya.
4. Liase
Enzim liase adalah enzim yang aktif dalam pemecahan ikatan C-C dan C-O dengan
tidak menggunakan molekul air.
5. Isomerase
Enzim isomerase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi perubahan konfigurasi
molekul dengan cara pengaturan kembali atom-atom substrat, sehingga dihasilkan
molekul baru yang merupakan isomer dari substrat atau dengan perubahan isomer posisi
misalnya mengubah aldosa menjadi ketosa.
6. Ligase
Enzim ligase adalah enzim yang mengkatalisis pembentukan ikatanikatan tertentu,
misalnya pembentukan ikatan C-C, C-O dan C-S dalam biosintesis koenzim A serta
pembentukan ikatan C-N dalam sintesis glutamin
b. Berdasarkan tempat bekerjanya enzim dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Endoenzim, disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim yang bekerja di dalam sel.
2. Eksoenzim, disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang bekerja di luar sel.
c. Berdasarkan cara terbentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Enzim konstitutif, yaitu enzim yang jumlahnya dipengaruhi kadar substratnya,
misalnya enzim amilase.
2. Enzim adaptif, yaitu enzim yang pembentukannya dirangsang oleh adanya substrat,
contohnya enzim β-galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri E. Coli yang
ditumbuhkan di dalam medium yang mengandung laktosa

2.2 Mekanisme Enzim


Enzim dapat menjadi sebuah katalis atau mempercepat suatu reaksi dikarenakan enzim
dapat menurunkan energi aktivasi dari sebuah reaksi sehingga reaksi dapat berlangsung lebih
cepat. Energi aktivasi sendiri merupakan energi yang dibutuhkan untuk memulai suatu
reaksi. Berikut adalah grafik dari pemanfaatan enzim.

Garis merah menunjukan jumlah energi yang dibutuhkan bila adanya bantuan enzim.
Sedangkan garis biru menunjukan jalannya reaksi secaa umumnya.
Enzim dapat menurunkan energi aktivasi suatu reaksi karena enzim dapat mengabungkan
substrat bersama pada suatu bagian pada enzim yang disebut sisi aktif atau sisi katalistik
untuk membentuk enzyme-substrate complex. Dimana enzyme-substrate complex akan
menjadi produk. Sisi aktif dari enzim sangat spesifik terhadap substrat tertentu. Mekanisme
sering disebut lock and key model, karena proses nya menyerupai kunci dan gembok.
Pembentukan enzyme-substrate complex yang banyak akan membuat energi aktivasi reaski
semakin kecil. Proses mekanisme lock and key dapat digambarkan sebagai berikut :

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi enzim


Kerja enzim sangat dipengaruhi oleh kondisi yang ada, baik kondisi lingkungan maupun
kondisi reaktan yang ada. Berikut ada faktor-faktor yang mempengaruhi enzim :
a. Konsentrasi enzim
Semakin banyak jumlah enzim dalam suatu reaksi maka reaksi akan berjalan lebih
cepat, hal ini dikarenakan energi aktivasi reaksi semakin kecil.
b. Konsentrasi Substrat
Bila dalam suatu reaksi, konsentrasi enzim tetap sedangkan konsentrasi enzim
dinaikan maka kecepatan reaksi akan mengingkat hingga mencapai kecepata
maksimal nya.
c. Inhibitors
Adanya inhibitor akan menganggu proses katalisasi dan untuk beberapa kasus,
inihibtors dapat menghentikan proses katalisasi. Ada 3 jeni inhibitors yang ada yaitu
kompetitiv, non kompotitif dan inhibitor substrat.
d. Temperatur
Temperatur yang cocok akan mempengaruhi proses katalisasi. Ketika suatu suhu
reaksi dinaikkan maka kecepatan reaksi akan meningkat hingga mencapai suhu
optimal. Setelah melewati suhu optimal, pemanasan akan menurunkan kecepatan
reaksi.
e. pH
pH memiliki pengaruh yang sama dengan temperatur, pH yang cocok akan
mempengaruhi proses katalisasi. Ketika suatu pH dinaikkan maka kecepatan reaksi
aakn menginkgat hingga mencapai pH maksimal. Setelah melewati pH maksimal
maka penaikan pH akan menurunkan kecepatan reaksi.

2.4 Pemanfaatan Enzim dalam kehidupan sehari-hari


Enzim memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, umumnya enzim banyak
berguna pada pencernaan manusia. Enzim yang biasa digunakan pada proses pencernaan
adalah amilase yang digunakan untuk mencerna karbohidrat kompleks agar menjadi lebih
sederhana, Lipase yang berfungsi untuk memecah lemak dari makanan yang dikonsumsi, dan
Protase yang digunakan unutk memecah protein menjadi asam amino.
Selain berguna pada pencernaan, enzim dapat juga dimanfaatkan pada skala industri.
Enzim dimanfaatkan pada banyak bidang terkususnya pada manufaktur makanan, nutrisi
hewan, kosmetik, obat dan pada penilitian riset dan pengembangan. Sekarang ini
diperkirakan hampir 4000 enzim yang telah diketahui, dan diperkirakan 200 enzim telah
dimanfaatkan secara komersial. Namun hanya 20 enzim saja yang benar benar dipakai pada
skala industri (Shuang Li, 2012). Secara umum, enzim dimanfaatkan pada industri-industri
seperti :
- Industri pulp dan kertas - Industri pati
- Industri tekstil - Industri pembuatan wine dan bir
- Industri laundry - Industri pakan ternak
- Industri Dairy product (produk susu) - Industri sintetis organik
- Industri Roti - Industri Kosmetik
- Industri Jus
2.5 Industri Pulp dan Kertas
Industri Pulp dan kertas di Indonesia merupakan salah satu industri yang cukup penting.
Industri pulp dan kertas Tanah Air saat ini berada dalam jajaran 10 besar produsen terbesar di
dunia. Pada tahun lalu, kapasitas produksi kertas Indonesia tercatat sebesar 16 juta ton per
tahun dan pulp sebesar 11 juta ton per tahun. Di wilayah Asia, Indonesia merupakan
produsen peringkat ketiga untuk industri pulp dan dan keempat untuk industri kertas. Industri
pulp dan kertas dalam negeri diperkirakan akan terus tumbuh pada tahun ini. Asosiasi Pulp
dan Kertas Indonesia (APKI) memproyeksikan industri ini tumbuh 5% pada 2019. Apalagi,
peluang pasar masih terbuka dan kapasitas produksi pulp dan kertas meningkat karena ada
perluasan.
Secara umum, proses mannufaktur dari industri pulp dan kertas terdiri dari beberapa
proses seperti :
1. Produksi pulp dengan memisahkan dan membersihkan serat
2. Proses pemrunian akan diikuti setelah proses pembuatan pulp
3. Proses pengenceran untuk membentuk campuran serat tipis
4. Pembentukan serat pada disaring tipis
5. Proses pressurisasi untuk meningkatkan kepadatan material
6. Pengeringan untuk menghilangkan kepadatan bahan
7. Proses finishing untuk menyediakan permukaan yang cocok untuk usgae.
Proses lengkap dapat digambarkan sebagai berikut
Pulp atau kertas terbuat dari serat selulosa dan material dari tumbuhan lainnya.
Material sintetis dapat diguakan untuk menambahkan kualitas pada hasil produk kertas.
Kertas umumnya diproduksi dari serat kayu. Pemilihan jenis kayu akan mempengaruhi
karakteristik dari kertas yang dihasilkan. Secara umum, softwoods akan menghasilkan serat
yang cukup kuat sehingga cocok digunakan untuk packaging seperti kardus. Sedangkan
hardwoords akan memproduksi kertas yang lebih lemah dan halus yang cocok untuk printing.
Produksi kertas dimulai dengan mempersiapkan bahan material, bila kayu masih
berbentuk bulat maka perlu dilakukan proses debarked dimana biasanya kayu dimasukan
dalam drum baja besar dimana kayu tersebut akan dilakukan proses kimaiwi. Setealh itu
potongan kayu kayu yang ada dicuci.
Setelah proses debarked maka dilakukan proses pemisahan serat. Dimana proses dapat
dilakukan dengan beberapa teknologi pulping yang ada. Potongan kayu kemudian diproses
dengan steam pada suhu tertentu untuk memisahkan serat dan melarutkan sebagian lignin dan
ekstaktif lainnya. Setelah proses pelarutan maka pulp yang telah ada dimasukan ke pressure
vessel dimana keluaran akan berupa cooked pulp yang akan dikembalikan pada siklus
recovery kimiawi. Setelah itu proses pemisahan serat diselesaikan dengan menghilangkan air
berlebih.
Setelah terbentuk raw pulp yang telah memiliki lignin yang diinginkan maka kertas
dilakukan proses bleaching. Proses bleaching perlu dilakukan supaya dihasilkan warna yang
cerah atau putih yang umumnya banyak diinginkan. Bleaching dapat dilakukan secara
kimiawi maupun mekanikal. Sebelum dilakukan bleaching perlu dillakukan pencucian
dengan natrium hidroksida, yang digunakan untuk mengekstraksi lignin terlarut dari
permukaan serat.Proses belaching umumnya digunakan dengan klorin.
Pulp yang telah dibleaching maka dapat diproses lebih lanjut dengan memotong serat dan
mengasarkan permukaan serat untuk meningkatkan pengikatan serat saat memasuki mesin
pencetakan. Umumnya air ditambahkan ke bubur pulp untuk membuat campuran tipis yang
biasanya mengandung serat kurang dari 1 persen. Bubur encer kemudian dibersihkan dengan
pembersih siklon dan disaring di layar sentrifugal sbeelum dimasukan ke dalam mesin
pembuat kertas. Kemudian bubur pulp dicetak sehingga terbentuk lembaran lembaran kertas.

2.5 Pemanfaatan Enzim pada Industri Pulp dan Kertas


Secara umum enzim enzim yang digunakan pada industri pulp dan kertas adalah amilase,
lipase, selulosa, mannanases, laccases, dan β-xylanases. Amylase digunakan untuk membelah
molekul pati sehingga mengurangi viskositas untuk ukuran permukaan dalam pelapisan.
Lipase digunakan untuk bleaching dan mengontrol pitch dalam proses pembuatan pulp.
Cellulases digunakan untuk meningkatkan kelembutan dengan menghidrolisi selulosa dalam
serat, menciptakan binti bintik lemah pada serat dan membuat serat menjadi fleksibel.
Mannanases digunakan untuk menurunkan glukomanan residu untuk meningkatkan
keceraham. Laccases digunakan pada bleaching sehingga meningkatkan kecerahan. β-
xylanases digunakan untuk meningkatkan keefektifan proses bleaching pulp.
Pada proses nya aplikasi enzim dilakukan pada 2 proses utama yaitu biopulping dan
biobleaching. Biopulping menggunakan jamur pelapuk putih dan lakase. Biobleaching
menggunakan xilanase, lakase, lipase dan n α-glucuronidase, dimana enzim enzim tersebut
digunakan untuk proses delignifikasi pulp dan menurunkan kandungan HexA.
Proses biopulping merupakan proses pemisahan serat secara biologi. Proses biopulping
dapat dilakukan dengan menggunakan jamur pelapuk putih. Biopulping didefinisikan sebagai
proses perlakuan kayu atau sumber lignoselulosa laiinya menggunakan enzim yang
dihasilkan oleh jamur pelapuk putih untuk mereduksi penggunaan bahan kimia yang
digunakan untuk pulping. Jamur pelapuk putih dapat mendegradasi seluruh komponen kayu
karena jamur ini mampu menghasilkan enzim pendegradasi lignin, selulosa dan hemiselulosa
pada waktu yang bersamaan. Pengaruh utama perlakuan jamur pelapuk putih adalah kayu
menjadilebih berpori dan lebih lunak sehingga serpih kayu menjadi lebih mudah untuk
dipisahkan seratnya. Berikut adalah keuntungan dan kerugian dari proses biopulping
Keuntungan Kerugian

Dapat digunakan untuk hardwood dan Keceaptan reaksi rendah dan


softwood kompleksitas kontrol operasi
Dapat menurunkan waktu penggilingan Jamur yang digunakan dapat
(refrining) menyebabkan alergi pada pekerja
Meningkatkan penghematan energi Menyebabkan pigmentasi sehingga
sejumlah30* pada pulping mekanis kecerahan pulp menurun
Meningkatkan sifat fisik serat Waktu tinggal yang cukup lama
Reduksi bahan kimia pulping kimiawi Serpih kayu mnejadi coklat sehingga
brighness menurun
Reduksi kandungan pitch

Pada proses produksi kertas, pulping adalh suatu tahapan dimana serat selulosa
dipisahkan dari lignin. Lignin yang tersisa dari porses tersebut berikatan secara kovalen
dengan karbohidrat sehingga terbentuk senyawa baru yang menjadi penyebab utama pulp
menjadi berwarna kuning atau coklat gelap. Kraft tersebut harus dilakukan pemutihan
sebelum digunakan sebagai bahan baku produksi pembuatan kertas. Proses bleaching
umumnya menggunakan klorin, namun terdapat efek samping yaitu terbentuknya senyawa
organik terklorinasi yang berpengaruh buruk terhadap lingkungan karena bersifat toksik,
persisten dan bioakumulatif.
Hexenuronic acid (HexA) adalah senyawa baru yang terbentuk pada proses Kraft
pulping, asam 4-O-metil-glukuronat, senyawa asam dominan dari kayu jarum (softwood) dan
kayu daun (hardwood), dikonversi menjadi asam hexenuronat karena proses β-eliminasi
dari kelompok 4-O-metoksil, setelah kehilangan atom hidrogen yang terikat pada posisi
residu kelima asam. Senyawa ini dapat terbentuk pada kondisi alkali dan suhu tinggi selama
proses pulping. Beberapa enzim yang dapat digunakan untuk menghilangkan HexA ini antara
lain adalah Xilanase, Lakase, Lipase dan α-glucuronidase.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Enzim dapat digunakan sebagai biokatalis pada industri-industri yang ada. Enzim dapat
menjadi biokatalis karena enzim dapat menurunkan energi aktivasi dari suatu reaksi. Enzim
sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari terkhususnya pada proses pencernaan. Namun
enzim juga bermanfaat untuk industri-industri yang ada. Enzim banyak dimanfaatkan pada
industri pangan, tapi tidak menutup kemungkinan pemanfaatan enzim di industri kimia
terkhususnya industri pulp dan kertas. Enzim dapat dimanfaatkan pada proses biopulping dan
biobleaching. Biopulping menggunakan jamur pelapuk putih dan lakase untuk proses
pemisahan serat secara biologis. Biobleaching menggunakan xilanase, lakase, lipase dan n α-
glucuronidase, dimana enzim enzim tersebut digunakan untuk proses delignifikasi pulp dan
menurunkan kandungan HexA.
3.2 Saran
Enzim masih dapat diteliti dan dikembangkan lebih lagi sehingga dapat dimanfaatkan
lebih lagi pada industri-industri yang ada, karena masih banyak enzim yang belum
dimanfaatkan secara komersial. Sedangkan jumlah enzim yang ada masih banyak, jadi
dengan penelitian lebih lagi mungkin keefektifan produksi dapat naik.
DAFTAR PUSTAKA

Black, J. G., & Black, L. J. (2013). Microbiology. Hoboken, NJ: Wiley.


Prescott, L. M., Harley, J. P., Klein, D. A., Willey, J. M., Sherwood, L. M., & Woolverton, C. J.
(2008). Microbiology. Estados Unidos: McGraw-Hill.
Li, S., Yang, X., Yang, S., Zhu, M., & Wang, X. (2012). Technology Prospecting On Enzymes:
Application, Marketing And Engineering. Computational and Structural Biotechnology
Journal, 2(3). doi: 10.5936/csbj.201209017
Septiningrum, K., & Pramuaji, I. (2017). Aplikasi Enzim di Industri Pulp dan Kertas:I. Bidang
Pulp. Jurnal Selulosa
https://www.pulpandpaper-technology.com/articles/pulp-and-paper-manufacturing-process-in-
the-paper-industry diakses 23 Februari 2020
https://ekonomi.bisnis.com/read/20190127/257/882862/industri-pulp-dan-kertas-indonesia-
masuk-10-besar-dunia diakses 23 Februari 2020

Anda mungkin juga menyukai