Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BIOKIMIA KELAUTAN

SRUKTUR ENZIM

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Syahril Nedi, M.Si

DISUSUN OLEH :
Jihan Indira
2104111586

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah dari mata kuliah ini. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah
Biokimia kelautan yang berjudul “STRUKTUR ENZIM”

Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu mata
kuliah Biokimia kelautan yaitu Dr. Syahril Nedi, M.Si. Terlepas dari itu semua
penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasa. Oleh karenanya penulis sangat terbuka dan menerima segala
kritik dan saran dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki kesalahan yang ada
di makalah ini.

Pekanbaru, 18 Maret 2023

Jihan Indira

i
DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3 Tujuan.............................................................................................. 2

BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Apa Itu enzim?................................................................................ 3


2.2. Struktur enzim ................................................................................ 4

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

ii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai katalis untuk proses


biokimia. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih
cepat daripada tanpa menggunakan katalis (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006).
Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk berbagai reaksi
kimia dalam sistem biologik. Hampir setiap reaksi kimia dalam sistem biologis
dikatalis oleh enzim. Sintesis enzim terjadi di dalam sel dan sebagian besar enzim
dapat diekstrak dari sel tanpa merusak fungsinya. Enzim berdasarkan lokasinya
digolongkan menjadi dua jenis, yaitu enzim intraseluler dan ekstraseluler. Enzim
intraseluler merupakan enzim yang berkerja di dalam sel, sedangkan enzim
ekstrakseluler merupakan enzim yang bekerja diluar sel. Salah satu enzim yang
termasuk dalam golongan enzim ekstraseluler adalah xilanase yang memiliki
kemampuan menghidrolisis xilan menjadi xilosa. Xilanase terlibat dalam berbagai
aplikasi komersial. Selain penggunaan xilanaseyang penting dalam produksi
biofuel, xilanase juga memiliki banyak aplikasi industri lainnya, salah satunya
adalah dalam industri kertas dan pulp. Xilanase digunakan sebagai pengganti
klorin pada proses biobleaching untuk melarutkan lignin, sehingga dapat
diperoleh kertas dengan kualias yang lebih besar.

Enzim mempunyai kekhususan aktivitas, yaitu peranannya sebagai katalis


hanya terhadap satu reaksi atau beberapa reaksi yang sejenis saja. Jadi dapat
melibatkan beberapa jenis substrat (Poliana dan MacCabe, 2007). Spesifinitas
enzim didefinisikan sebagai kemampuan suatu enzim untuk mendiskriminasikan
substratnya berdasarkan perbedaan afinitas substrat-substrat untuk mencapai sisi
aktif enzim. Sifat spesifinitas ini dapat dimanfaatkan untuk tujuan reaksi atau jenis
produk yang diharapkan (Stryer, 2000). Perkembangan enzim sudah semakin
pesat dan menempati posisi penting dalam bidang teknologi dan industri.
Kesadaran masyarakat terhadap masalah lingkungan yang semakin tinggi serta
adanya inisiatif dari para ahli menjadikan teknologi enzim sebagai salah satu

1
alternatif untuk menggantikan berbagai proses kimiawi dalam bidang industri
seperti industri tekstil, detergen, bahan pangan dan minuman, bahan kimia, obat
obatan dan industri kulit.

Kemampuan enzim yang unik dalam melaksanakan transformasi kimia yang


khas dapat meningkatkan penggunaan enzim dalam berbagai proses industri.
Salah satu enzim yang sangat dibutuhkan dalam industri adalah amilase (α-
amilase, β-amilase, dan γ-amilase atau glukoamilase). Kebutuhan amilase di dunia
industri sangat tinggi, pada tahun 2004 saja sudah mencapai penjualan sekitar
US$ 2 milyar, sedangkan amilase yang digunakan untuk industri makanan dan
minuman pada tahun 2004 bernilai sekitar US$ 11 juta . Dewasa ini sebagian
besar kebutuhan enzim masih dipenuhi dengan jalan impor.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang didapatkan yaitu:


1. Apa itu enzim?
2. Bagaimana Struktur enzim?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah:


1. Mengetahui apa itu enzim
2. Mengetahui struktur enzim

2
II. PEMBAHASAN

2.1 Apa itu enzim

Enzim merupakan biomolekul yang memiliki fungsi sebagai katalis yang


ada pada suatu reaksi kimia. Dalam hal ini, katalis adalah senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi. Jika zat ini tidak ada, maka bisa
menghambat aktivitas yang terjadi pada organ tubuh. Selain itu, enzim disebut
sebagai biokatalisator yang memiliki peran untuk  mempercepat reaksi-reaksi
biologi tanpa adanya perubahan struktur pada kimia. Pada reaksi ini, substrat
sebagai molekul awal reaksi dan enzim yang mengubah molekul tersebut menjadi
molekul-molekul yang berbeda, hal ini disebut dengan produk. Secara umum,
semua proses biologis membutuhkan enzim untuk keberlangsungan dengan cepat.
Enzim berasal dari kata in dan zyme yang berarti sesuatu di dalam ragi.
Berdasarkan studi yang telah diteliti maka enzim merupakan suatu protein yang
berupa molekul-molekul besar. Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak
tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan protein
adalah bagian yang aktif dan diberi gugus prosteti, biasanya berupa logam seperti
besi, tembaga, seng atau suatu bahan senyawa organic yang mengandung logam.
Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuan yang disebut holoenzim,
namun ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus prostetiknya tidak
menyatu. Bagian gugus prostetik yang lepas kita sebut sebagai koenzim,yang aktif

3
seperti halnya gugus prostetik. Contoh koenzim adalah vitamin atau bagiannya,
seperti vitamin B2, B1, B6, niacin dan biotin.

2.2 Struktur Enzim

Enzim memiliki struktur berupa sisi aktif dan sisi alosterik (sisi pengatur).
Sisi aktif merupakan sisi dimana enzim dapat ditempeli oleh substrat, supaya
substrat dapat direaksikan oleh enzim dan membentuk suatu produk. Sisi aktif
enzim juga bersifat spesifik, yaitu hanya dapat ditempeli oleh substrat yag sesuai.
Sedangkan sisi alosterik enzim adalah kebalikan dari sisi aktif, yakni sisi enzim
yang tidak dapat ditempeli oleh substrat, tapi dapat ditempelui inhibitor
(penghambat). Enzim disebut juga Holoenzim yang mengubah substrat menjadi
produk, yang terdiri dari dua apoenzim dam kofaktor.

2.2.1 Apoenzim
Apoenzim merupakan penyusun utama enzim, yaitu bagian enzim aktif
yang terdiri atas protein yang bersifat tidak stabil dan mudah berubah yang
dipengaruhi oleh perubahan suhu dan ph. Sehingga dibutuhkan kofaktor untuk
menjaga fungsi enzim tetap normal. Apoenzim terdiri atas bagian-bagian berikut:
a. Sisi Aktif
Sisi aktif berikatan dengan substrat. Substrat adalah zat yang akan
dijadikan produk. Sisi aktif dapat diganggu oleh inhibitor kompetitif yang
berstruktur sama dengan substrat.
Inhibitor akan mencegah substrat untuk berikatan dengan enzim.
b. Sisi Alosterik

4
Sisi alosterik berikatan dengan koenzim (kofaktor enzim). Sisi alosterik
dapat diganggu oleh kehadiran inhibitor non-kompetitif yang memiliki struktur
sama dengan kofaktor.
Inhibitor dapat mencegah enzim untuk berikatan dengan substrat.

2.2.2 Kofaktor

Kofaktor merupakan sebuah komponen berupa molekul yang bersifat


nonprotein. Kofaktor bisa mempunyai ikatan yang kuiat maupun lemah terdapat
protein enzim. Kofaktor bersifat organik atau anorganik. Mereka juga dapat
diklasifikasikan tergantung pada seberapa erat mereka mengikat enzim, dengan
kofaktor yang terikat longgar disebut koenzim dan kofaktor yang terikat erat
disebut gugus prostetik. Beberapa sumber juga membatasi penggunaan istilah
“kofaktor” menjadi zat anorganik. Enzim yang tidak aktif, tanpa kofaktor disebut
apoenzim, sedangkan enzim lengkap dengan kofaktor adalah holoenzim.

Kofaktor bersifat organik atau anorganik. Mereka juga dapat


diklasifikasikan tergantung pada seberapa erat mereka mengikat enzim, dengan
kofaktor yang terikat longgar disebut koenzim dan kofaktor yang terikat erat
disebut gugus prostetik. Beberapa sumber juga membatasi penggunaan istilah
“kofaktor” menjadi zat anorganik. Enzim yang tidak aktif, tanpa kofaktor disebut
apoenzim, sedangkan enzim lengkap dengan kofaktor adalah holoenzim.

Beberapa enzim atau kompleks enzim memerlukan beberapa kofaktor.


Sebagai contoh, multienzim kompleks piruvat dehidrogenase di persimpangan
glikolisis dan siklus asam sitrat memerlukan lima kofaktor organik dan satu ion
logam: ikatan tiamin pirofosfat (TPP) yang terikat longgar, lipoamida yang terikat
secara kovalen dan flavin adenin dinukleotida (FAD), dan kosubtrat nikotida
adenin dinukleotida (NAD +) dan koenzim A (CoA), dan ion logam (Mg2 +).

Kofaktor yang mempunyai ikatan yang kuat dengan protein enzim, disebut
prostetik. Kofaktor nonprotein yang terikat secara kuat/renggang terhadap protein
enzim, disebut koenzim. Kofaktor dapat mengubah bentuk sisi aktif agar dapat
berikatan dengan substrat. Kofaktor enzim dibedakan atas:
a. Koenzim (ikatannya tidak kuat)

5
Koenzim adalah senyawa organik yang berasosiasi dengan apoenzim dan
bersifat sesaat (tidak permanen), biasanya berlangsung pada saat katalisis.
Koenzim berupa senyawa organik (vitamin) yang berikatan secara non-kovalen
dengan enzim. Secara katalitik koenzim bersifat tidak aktif, sehingga oenzim
mudah dipisahkan secara dialisis. Selanjutnya, koenzim yang sama dapat menjadi
kofaktor pada enzim yang berbeda. Pada umumnya, koenzim tidak hanya
membantu enzim memecah substrat tetapi juga bertindak sebagai aseptor
sementara untuk produk yang terjadi. Kebanyakan komponen kimia koenzim
merupakan derivat dari vitamin B. Bagian Kofaktor yang lepas disebut koenzim.
Koenzim bersifat termostabil (tahan panas), karena mengandung ribosa
dan fosfat. Fungsi koenzim adalah menentukan sifat dari reaksinya. Misalnya,
apabila koenzim berupa NADP, maka reaksi yang terjadi adalah dehydrogenase
sebab koenzim NADP berfungsi sebagai akseptor hydrogen. Selain itu juga
berfungsi untuk memindahkan zat kimia dari satu enzim ke enzim lain.
Contohnya, koenzim NAD+ dan vitamin atau bagian vitamin misalnya vitamin
B1, B2, B6, niasin dan biotin. Seringkali vitamin golongan B-kompleks
merupakan bagian struktur koenzim. Misalnya untuk metabolisme asam-asam
amino diperlukan vitamin B6. Untuk oksidasi biologi diperlukan nikotinamida,
tianin, riboflavin, asam pantotenat dan asam lipoat. Untuk metabolisme zat
dengan satu atom C (C-1 unit) diperlukan asam folat dan vitamin B12.

b. Gugus Prostetik (Gugus yang terikat kuat pada enzim dan tidak mudah terurai
dalam larutan)
Gugus prostetik merupakan senyawa atau ion anorganik (mineral) dalam
kofaktor yang berikatan secara kovalen dengan enzim. Gugus prostetik adalah
senyawa organik yang berikatan kuat dengan apoenzim, dan selama reaksi
berlangsung tidak akan dilepaskan, sulit terurai. Berfungsi sebagai katalis yang
mampu meningkatkan kerja enzim, contohnya antara lain ion Klor
(Cl) dan Kalsium (Ca) yang bertugas mengoptimalkan kerja enzim ptyalin pada
mulut untuk menguraikan molekul gula kompleks.
Gugus Prostetik dapat berupa senyawa anorganik yaitu ion logam. Gugus
prostetik bagian yang aktif berupa logam seperti besi, tembaga, seng atau suatu

6
bahan senyawa organik yang mengandung logam. Ion logam berperan dalam
proses katalisis maupun penyusunan struktural enzim, ion logam mempunyai
peranan penting dalam menjaga kestabilan enzim seperti sebagai pengatur
aktivitas enzim, menghilangkan inhibitor, dan sebagainya.

7
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai katalis untuk proses
biokimia. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih
cepat daripada tanpa menggunakan katalis. Enzim memiliki struktur berupa sisi
aktif dan sisi alosterik (sisi pengatur). Sisi aktif merupakan sisi dimana enzim
dapat ditempeli oleh substrat, supaya substrat dapat direaksikan oleh enzim dan
membentuk suatu produk. Enzim disebut juga Holoenzim yang mengubah substrat
menjadi produk, yang terdiri dari dua apoenzim dam kofaktor.

8
DAFTAR PUSTAKA

Lahdimawan, A., Bulan, S. A., Suhartono, E., & Setiawan, B. (2022). Dampak
kadmium dan merkuri terhadap metabolisme karbohidrat: kajian in silico
pada enzim glikogen sintase dan fosfofruktokinase. Jurnal Ilmiah Ibnu
Sina, 7(1), 109-115.

Azhar, Minda. "Biomolekul sel: karbohidrat, protein, dan enzim." (2016): 1-247.

Susanti, R., Fidia Fibriana. 2017. Teknologi Enzim. Yogyakarta: ANDI.

Diningsih, A. (2021). Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Dengan Enzim


Papain. Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia/Indonesian Health Scientific
Journal, 6(2), 219-223.

Azizah, V. N. 2022. Berkenalan dengan enzim: Fungsi, struktur, sifat, dan cara
kerjanya. Akupintar.

Anda mungkin juga menyukai