Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BIOKIMIA

“LIMA JENIS ENZIM”

Dosen Pengampu : Dr. Andarini Diharmi, S. Pi.

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Figi Afandi (2004124961)


Denisa Syaharani (2004112367)
I'in Nurindah (2004126575)
Trisno Sanra Situmorang (2004112365)
Farhan Syahdani (2004136157)
Akbar Riski Bahriva (2004114033)
Sabrina Ria Agusti(2004114035)
Muhammad Ridho (2004125951)

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS


PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
2.1. Definisi Enzim................................................................................................................. 2
2.2. Jenis - jenis enzim .......................................................................................................... 2
BAB III KESIMPULAN............................................................................................................ 9
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................... 9
3.2. Saran ................................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul lima jenis enzim ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Biokimia.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang jenis enzim bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibuk Dr. Andarini Diharmi, S. Pi. yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya pelajari.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Pekanbaru, 31 Oktober 2021

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan inilah ciri
suatu enzim. Ini sangat berbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang dapat bekerja terhadap
berbagai macam reaksi. Fungsi suatu enzim adalah sebagai katalis untuk proses biokimia yang
terjadi didalam sel maupun diluar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011
kali lebih cepat dari pada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat
berfungsi sebagai katlis yang sangat efisien, disamping itu mempunyai derajar kekhasan yang
tinggi. Seperti juga katalis lainnya, maka enzim dapat menurunkan energy aktivitas suatu reaksi
kimia. Reaksi kimia ada yang membutuhkan energy (energi endorgani) dan ada pula yang
menghasilkan energy atau mengeluarkan energy (eksorgonik) (Ana, Poedjadi, 2005)
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman)
optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan
bentuk jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat
bekerja secara optimal atau struktur akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan
enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain.
Inhibitor adalah molekul yang menurunkan ativasi enzim, sedangkan activator adalah yang
meningkatkan aktifitas enzim. Banya obat dan racun adalah inhibitor enzim (Anonim, 2009)

1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari enzim ?
2. Apa saja jenis-jenis enzim ?
3. Apa sifat-sifat dari enzim ?

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Enzim

Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai biokatalisator, senyawa yang


meningkatkan kecepatan reaksi kimia. Enzim merupakan biokatalisator organik yang
dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu
senyawa yang berikatan dengan protein. Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang
tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya,
tripsinogen yang disintesis dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu
peptidanya untuk membentuk enzim tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini
disebut zimogen.

2.2. Jenis - jenis enzim

❖ Enzim amilase
Enzim amilase merupakan enzim yang mampu mengkatalis proses hidrolisa
pati untuk menghasilkan molekul lebih sederhana seperti glukosa, maltosa, dan
dekstrin. Proses hidrolisa pati tersebut dilakukan melalui tiga tahapan yaitu
gelatinisasi, likuifikasi, dan sakarifikasi. Ketiga tahapan tersebut memerlukan energi
yang relatif tinggi sehingga meningkatkan biaya produksi pada produk berbasis pati.
Saat ini, sebagai salah satu upaya dalam penghematan energi, berbagai penelitian telah
difokuskan mengenai enzim amilase pemecah pati mentah (APPM) yaitu enzim yang
dapat bekerja langsung pada granula pati mentah tanpa melalui proses gelatinisasi.
APPM dapat diproduksi dari berbagai sumber seperti tanaman, hewan, atau mikroba.
Paper ini akan mengulas tentang perkembangan dari eksplorasi enzim APPM tersebut
khususnya dari sumber mikroba. Ulasan diarahkan pada enzim APPM dari mikroba
sebab amilase dari mikroba lebih diminati untuk nantinya diproduksi dalam skala
industri.
❖ Enzim selulase
Enzim selulase atau enzim yang dikenal dengan nama sistematik β–1.4
glukan–4–glukano hidrolase adalah enzim yang dapat menghidrolisis selulosa dengan
memutus ikatan glikosidik β–1.4 dalam selulosa, selodektrin, selobiosa, dan turunan
selulosa lainnya menjadi gula sederhana atau glukosa (Aryani, 2012).

2
Selulase tidak dimiliki oleh manusia, karena itu manusia tidak dapat
menguraikan selulosa. Tetapi hal ini dapat dilakukan oleh beberapa hewan seperti
kambing, sapi, dan insekta seperti rayap karena dalam sistem pencernaannya
mengandung bakteri dan protozoa yang menghasilkan enzim selulase yang akan
menghidrolisis (mengurai) ikatan glikosidik beta-1,4.Oleh karena reaksi yang
ditimbulkan oleh selulase saat mengurai selulosa adalah hidrolisis, maka selulase
diklasifikasikan ke dalam jenis enzim hidrolase. Pada industri pulp dan kertas di
mana serat harus terfibrilasi untuk mendapatkan ikatan antar serat yang baik maka
pulp yang terdiri dari serat-serat (komponen selulosa dan hemiselulosa) harus
terfibrilasi. Fibrilasi dilakukan dengan proses refining (penggilingan). Berdasarkan
penelitian dapat dibuktikan bahwa enzim selulase dapat meningkatkan fibrilasi
karena fines (serat halus) yang komponen utamanya hemiselulosa dapat terdegradasi
sehingga dapat dicapai derajat giling yang dikehendaki denga waktu giling yang
lebih cepat akibat penambahan enzim selulase.Mikroorganisme penghasil enzim
dapat berupa fungi dan bakteri, mikroorganisme penghasil selulase dari kelompok
bakteri menjadi pilihan utama karena memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga
waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi selulase lebih pendek.
Enzim selulase dapat diklasifikasikan berdasarkan spesifisitas terhadap
substrat, mekanisme reaksi atau kemiripan strukturnya. Berdasarkan struktur
proteinnya, enzim selulase termasuk ke dalam famili glikosida hidrolase GH. GH
merupakan kelompok enzim yang mempunyai aktivitas memotong ikatan glikosisik
antara dua atau lebih karbohidrat.

Beberapa fungsi enzim selulase, diantarannya:

• Berfungsi untuk mengurai ikatan glikosisdik beta


• Dapat mengurai sel dinding selulosa tanaman yang dimakan oleh hewan
herbivora dan dapat mencerna serat
• digunakan untuk pengolahan makanan
• Digunakan untuk fermentasi biomassa
• Digunakan sebagai pengobatan untuk phytobezoars
• Diaplikasikan untuk memperhalus bubur kertas pada industri kertas
• Menjaga warna kain agar tetap cemerlang pada industri tekstil
• Meningkatkan kualitas pada industri pangan

3
• Sebagai dekomposer bahan-bahan organic
• Meningkatkan nutrisi pakan ternak
• berperan penting dalam biokonversi selulosa menjadi berbagai komoditas
senyawa kimia dan dapat mengurangi dampak negatif dari polusi limbah
terhadap lingkungan
• Keberadaan enzim selulase dalam suatu reaksi dapat memaksimumkan
konversi selulosa menjadi gula sederhana dan etanol yang dihasilkan lebih
tinggi

Aktivitas enzim selulase dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

o Suhu
o Ph
o zat penghambat atau activator
o kadar substrat dan jenis substrat

❖ Enzim tripsin
Enzim tripsin merupakan salah satu enzim yang termasuk dalam golongan
enzim proteolitik atau protease serin. Enzim ini mengkatalisis reaksi pemecahan
protein dengan menghidrolisis ikatan peptidanya menjadi senyawa-senyawa yang
lebih sederhana. Tripsin dalam tubuh diproduksi di dalam pankreas. Situmorang
(2014) memaparkan aktivitas enzim dipengaruhi oleh konsentrasi enzim dan
konsentrasi substrat. Pengaruh aktivator, inhibitor, dan kofaktor dalam beberapa
keadaan juga merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim. Bailey dan
Ollis (1988) menjelaskan salah satu karakteristik aktivitas enzim adalah memerlukan
kofaktor, yaitu gugus non protein dari enzim yang menentukan aktivitas katalitiknya.
Kofaktor dapat berupa koenzim yang tidak terikat kuat dalam enzim yang biasanya
berupa molekul organik, dan gugus prostetik yang terikat kuat dalam enzim yang
biasanya berupa molekul anorganik (ion-ion logam), seperti ion logam Fe2+, Mn2+,
Zn2+ dan Ca2+ (Lehninger, 1997). Senyawa kofaktor yang berupa ion logam ada yang
berpotensi meningkatkan aktivitas kerja suatu enzim yang disebut sebagai aktivator
enzim, ada pula ion logam yang menghambat aktivitas enzim disebut inhibitor
enzim (Sumardjo, 2006). Ion logam dapat mendukung efi siensi katalitik enzim. Ion
logam dapat membantu reaksi katalitik dengan cara mengikat substrat pada sisi
pemotongan. ion logam juga dapat mengikat enzim secara langsung untuk

4
menstabilkan konformasi aktifnya atau menginduksi formasi situs pengikatan atau
situs aktif suatu enzim.
❖ Enzim renin
Enzim renin adalah enzim protease yang bersifat asam yang mempunyai sisi
aktif pada dua gugus karboksil dan banyak digunakan dalam pembuatan keju karena
dapat menggumpalkan kasein dengan baik. Protease merupakan salah satu enzim yang
paling banyak digunakan dalam dunia industri. Secara komersial protease menduduki
urutan tertinggi di antara enzim lainnya dan mencakup lebih dari 60% total penjualan
enzim. Nilai impor protease terus meningkat, protease di Indonesia hampir 100%
berasal dari impor. Protease banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi, deterjen,
pengolahan susu, roti, dan produk kedelai (Fuad et al. dalam Al Awwaly et al., 2008).

Untuk penamaan enzim renin diperoleh EC.3.4.23.4 yang artinya :

• -.EC,simbol aturan Enzyme Commission(1961)

• -.3,simbol kelas enzim hidrolase : mengatalisis hidrolisis berbagai ikatan

• -.4,simbol jenis ikatan yang dihidrolisis,ikatan peptida

• -.23,simbol ikatan peptida pada Phe105 -Met106 dari K-Kasein

• -.4,simbol substrat yang merupakan protein

Renin merupakan enzim proteinase yang digunakan untuk menggumpalkan Susu


pada proses pembuatan keju. Renin dapat diproduksi dari kelenjar pada dinding
lambung keempat (abomasum) sapi, getah sejenis tanaman, ataupun dari mikrobia
(Muarifah dalam Sasria, 2012) seperti Edothia Parasitica, Bracillus subtilis, Mucor
Miehei dan Mucor pusilus yang merupakan kappang termofilik (Muharini dalam
Sasria, 2012).Selain dari anak sapi, sejauh ini rennet (enzim kasarkasar) diketahui telah
dikembangkan dari kambing muda, babi, tanaman dan bahkan rennet sintesis hasil
Rekayasa r-DNA dari mikroorganisme yang lazim disebut rennet GMO (genetically-
modified organism)

Protease dapat dihasilkan dari berbagai sumber seperti hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Salah satu mikroba penghasil protease adalah Mucor pusillus. Keberhasilan renin M.
Pusillus dalam mensubstitusi renin hewani (chymosin) di dunia industri keju,
menyebabkan enzim mikroba tersebut diproduksi secara komersial. Mengingat

5
penggunaan enzim hewani sangat mahal dan pengambilan renin yang terus-menerus
akan menurunkan penyediaan daging dan populasi sapi. Harga renin yang mahal akan
meningkatkan biaya produksi keju, maka untuk mengurangi biaya, produksi renin
mikroba pada umumnya mendesak untuk dilakukan (Sardinas, 1972; Khan, Blain and
Patterson dalam Al Awwaly et al.,
2008). M. pusillus dapat memproduksi Enzim pada berbagai medium. Pembiakan pada
medium dedak gandum dengan inkubasi pada suhu 37ºC selama 116 jam menghasilkan
enzim dengan aktifitas proteolitik sebesar 0,034 unit per mililiter dan aktivitas
koagulasinya sebesar 4,018 unit/mg protein (Wisastra, Nugroho, dan Budiutomo
dalam Al Awwaly et al., 2008). Fardiaz dan Radiati dalam Al Awwaly et al(2008)
menambahkan bahwa enzim renin M. pusillus yang diproduksi dengan limbah industri
minyak jagung memiliki aktifitasproteolitik sebesar 3,54 unit dan aktivitas koagulasinya
sebesar 584,0 unit per gram.Enzim renin kasar dari kapang M. pusillus secara optimal
bekerja pada pH 3,5tetapi enzim yang telah dimurnikan optimal pada pH 4,5. Enzim
renin stabil pada pH 4,0-6,0 dan pada pH 5,0 mampu mempertahankan keaktifan secara
maksimal dan mempunyai berat molekul sebesar
29.000 sampai 30.600 Dalton (Fardiaz dan Radiati dalam Al Awwaly et al.,
2008).Informasi tentang karakter enzim renin M. pusillus dengan media fermentasi
dedak gandum belum banyak dilaporkan.Oleh karena itu perlu dipelajari kondisi
optimum enzim renin yang dihasilkan oleh M. pusillus yang dipengaruhi lingkungan
(pH, suhu dan konsentrasi substrat) sehingga diketahui kondisi lingkungan yang
optimum untuk mencapai aktifitas maksimum.

Faktor-faktor yang mempengaruhi enzim renin :

a.Suhu

Peningkatan suhu pada suatu reaksi berhubungan dengan bertambahnya bertambahnya


energi kinetik kinetik molekul molekul baik molekul molekul enzim maupun molekul-
molekul substrat. Substrat. Energi kinetik yang lebih besar akan mempercepat gerakan-
gerakan vibrasi, translasi dan rotasi enzim dan molekul substrat- substrat sehingga
kontak Antara substrat dan enzim dapat dan enzim dapat terjadi dengan frekuensi yang
lebih banyak.Setelah suhu optimum
tercapai maka suhu yang semakin naik menyebabkan terjadinya penurunan aktivitas
enzim.

6
b.pH (derajat keasaman)

Enzim sangat peka terhadap perubahan derajat keasaman dan kebasaan pH


lingkungannya. Enzim renin memiliki pH optimum untuk aktifitas Proteolitiknya yaitu
3,8 pada substrat hemoglobin dan stabil pada pH 5,3-6,3.

c.aktivator

Aktivator merupakan molekul yang mempermudah enzim berikatan dengan


substratnya. Aktivitas enzim renin Mucor pusillus dipengaruhi oleh keberadaan
aktivator ion Ca+2 dan sangat erat dengan keberadaan histidin sebagai asam amino pada
lokasi aktif enzim tersebut.

d. Konsentrasi substrat

Kecepatan reaksi akan meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi substrat,


namun pada konsentrasi substrat tinggi tertentu kecepatan reaksi tidak lagi bertambah.
Pada kondisi ini konsentrasi substrat menjadi jenuh dan kecepatan reaksi menjadi
maksimum.

e. Konsentrasi Enzim

Peningkatan konsentrasi enzim dalam suatu reaksi biokimia akan meningkatkan


kecepatan reaksi yang dikatalisisnya.

Enzim renin dapat diregulasi melalui modifikasi pasca-translasional. Meliputi


fosforilasi, miristoilasi, dan glikosilasi. Contohnya pembelahan rantai
Polipeptida.Renin yang merupakan protease pencernaan diproduksi di dalam
Lambung ke empat anak sapi (abomasum) yang kemudian diaktivasi oleh ion Ca+9.Hal
ini menghalangi enzim mencerna abomasum dan jaringan lainnya sebelum ia
Diaktivasi.jenis prekursor tak aktif ini dikenal sebagai rennet.alokasi bahan zat dan
energi secara ekonomis dan menghindari pembuatan produk Akhir yang
berlebihan.kontrol aktivitas tersebut diperlukan untuk menjaga homeostasis dan
malfungsi enzim yang bisa menimbulkan penyakit dan penyimpangan genetika .

❖ Enzim amilase
merupakan enzim yang mampu mengkatalis proses hidrolisa pati untuk
menghasilkan molekul lebih sederhana seperti glukosa, maltosa, dan dekstrin. Proses

7
hidrolisa pati tersebut dilakukan melalui tiga tahapan yaitu gelatinisasi, likuifikasi, dan
sakarifikasi. Ketiga tahapan tersebut memerlukan energi yang relatif tinggi sehingga
meningkatkan biaya produksi pada produk berbasis pati. Saat ini, sebagai salah satu
upaya dalam penghematan energi, berbagai penelitian telah difokuskan mengenai
enzim amilase pemecah pati mentah (APPM) yaitu enzim yang dapat bekerja langsung
pada granula pati mentah tanpa melalui proses gelatinisasi.
APPM dapat diproduksi dari berbagai sumber seperti tanaman, hewan, atau
mikroba. Paper ini akan mengulas tentang perkembangan dari eksplorasi enzim APPM
tersebut khususnya dari sumber mikroba. Ulasan diarahkan pada enzim APPM dari
mikroba sebab amilase dari mikroba lebih diminati untuk nantinya diproduksi dalam
skala industri.

8
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan inilah ciri suatu
enzim. Ini sangat berbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang dapat bekerja terhadap
berbagai macam reaksi. Fungsi suatu enzim adalah sebagai katalis untuk proses biokimia yang
terjadi didalam sel maupun diluar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011
kali lebih cepat dari pada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Kerja enzim
dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan
inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-
beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan
keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal
atau struktur akan mengalami kerusakan.
3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini kami harapkan para pembaca dapat mengetahui lebih
banyak lagi tentang Enzim guna menambah wawasan untuk pembelajaran.

9
DAFTAR PUSTAKA
Purkan, Purnama, H.D., Sumarsih, S. Produksi Enzim Selulase dari aspergillus niger
Menggunakan Sekam Padi dan Ampas Tebu sebagai Induser. Jurnal ILMU
DASAR Vol. 16 No. 2, Juli 2015 : 95 – 102
Sulistyowati, Eddy, dkk. (2016). Karakteristik Beberapa Ion Logam Terhadap
Aktivitas Enzim Tripsin. Jurnal Penelitian Saintek.Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta.
Awwaly,Khothibul Umam Al, Mustakim,Rachmat Agus Budiutomo. 2008.
Karakteristik Ekstrak Kasar Enzim Renin Mucor pusillus Terhadap
Lingkungan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. Hal 1-7.

http://kelasbiologiku.blogspot.com/2013/05/mengenal-macam-macam-enizm-serta.html

http://www.materibiologi.com/macam-macam-enzim-pencernaan-dan-fungsinya/

http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim

Poedjiadi, Anna. 2005.Dasar-dasar Biokimia.UI press.Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai