Anda di halaman 1dari 20

Laporan Praktikum Biokimia

Uji Aktivitas Enzim

Oleh :

Kelompok 1

1. Annisa Zahra Nabilla (1304620003)


2. Anggraeni Pramudita Bahtiar (1304620005)
3. Aura Jihan Fadilla (1304620065)

Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Jakarta

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan kasih sayang-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan praktikum yang berjudul “Uji
Aktivitas Enzim” ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Praktikum
Biokimia. Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Annisa Wulan Agus Utami, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum
Biokimia yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan
laporan praktikum ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunannya masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami menerima saran dan kritik untuk
dijadikan sebagai acuan penyusunan laporan praktikum pada masa yang akan
datang. Kami berharap laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat bagi
kami dan bagi pihak lain yang membutuhkannya.

Jakarta, 21 April 2021

Kelompok 1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Enzim atau fermen adalah sejenis protein yang dapat berperan sebagai
biokatalis untuk reaksi biokimia dalam kehidupan biologis. Zat yang terurai
oleh reaksi disebut substrat, dan zat yang baru terbentuk dari reaksi disebut
produk. Enzim sangat spesifik untuk substrat, dan enzim dapat mendorong
reaksi kimia tertentu tanpa membentuk produk sampingan. Menurut kondisi
fisiologis biologis, enzim bekerja dalam larutan air, suhu dan pH.
Amilase adalah enzim yang dapat menghidrolisis pati dan menghasilkan
glukosa. Amilase dapat diproduksi oleh semua organisme untuk
mengkatalisasi reaksi biokimia, sehingga reaksi tersebut dapat terjadi lebih
cepat. Lipase adalah hidrolase serin yang mengkatalisis hidrolisis trigliserida
menjadi gliserol dan asam lemak bebas pada fase minyak-air. Katalase adalah
enzim yang mengkatalisis dekomposisi hidrogen peroksida menjadi air dan
oksigen. Protease merupakan enzim proteolitik yang mengkatalisis pemutusan
ikatan peptida pada protein. Protease dibutuhkan secara fisiologi untuk
kehidupan organisme pada tumbuhan, hewan maupun mikroorganisme.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan enzim
2. Mengetahui apakah didalam bahan makanan yang sudah terkena air
liur mengandung enzim.
3. Mengetahui cara kerja enzim yang terjadi pada kandungan bahan
makanan yang suda terkena air liur tersebut setelah dipanaskan dengan
lilin.
4. Mengetahui indikator yang digunakan untuk uji aktivitas enzim
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh


sel. Reaksi-reaksi enzimatik dibutuhkan agar bakteri dapat memperoleh makanan/
nutrient dalam keadaan terlarut yang dapat diserap ke dalam sel, memperoleh
energi Kimia yang digunakan untuk biosintesis, perkembangbiakan, pergerakan,
dan lain-lain1.

Enzim atau fermen adalah suatu protein yang berfungsi sebagai


biokatalisator reaksi-reaksi biokimia pada mahkluk biologi. zat-zat yang diuraikan
oleh reaksi disebut substrat, dan yang baru terbentuk dari reaksi disebut produk.
Spesifisitas enzim sangat tinggi terhadap substratnya, dan enzim mempercepat
reaksi kimia spesifik tanpa pembentukan produk samping. Enzim ini bekerja
dalam cairan larutan encer, suhu, dan pH yang sesuai dengan kondisi fisiologis
biologis2.

Aktivitas enzim disebut juga sebagai kinetik enzim. Kinetik enzim adalah
kemampuan anzim dalam membantu reaksi kimia. Kemampuan enzim ini dapat
dihitung dengan mengukur jumlah produk yang terbentuk, atau dengan
menghitung kurangnya substrat dalam satuan waktu tertentu. Aktivitas enzim
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : suhu, pH, kadar substrat, kadar enzim,
inhibitor, dan toksik enzim.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi enzim diantaranya adalah :


 Suhu
Oleh karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi suhu maka reaksi
menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Enzim bekerja
pada suhu optimum. Di samping itu, karena enzim adalah suatu protein

1
Ruddin, Choi. Laporan Praktikum Biokimia II Percobaan II Enzim, 2010 (Jayapura:Universitas
Cendrawasih).

2
Poedjiadi, A., Supriyani, T.F.M. Dasar-dasar Biokimia, Eksperimen Laboratorium, Widya
Medika, Bagian Biokimia, 2006 (FKUI. Jakarta).
maka kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi dan bagian aktif
enzim akan terganggu sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim
berkurang.
 Ph

Umumnya enzim efektifitas maksimum pada ph optimum, yang


lazimnya berkisar antara ph 4,5-8.0. Pada ph yang terlalu tinggi atau
terlalu rendah umumnya enzim menjadi non aktif secara irreversible.
 Konsentrasi enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang
menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada
suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksibertambah dengan
bertambahnya konsentrasi enzim.
 Konsentrasi substrat
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi
substrat akan menaikkan kecepat reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu
tidak terjadi kecepatan reaksi, walaupn konsenrasi substrat diperbesar.
 Zat-zat penghambat
Hambatan atau inhibisi suatu reaksi akan berpengaruh terhadap
penggabungan substrat pada bagian aktif yang mengalami hambatan.
Suatu enzim hanya dapat bekerja spesifik pada suatu substrat untuk suatu
perubahan tertentu. Misalnya, sukrase akan menguraikan rafinosa
menjadi melibiosa dan fruktosa, sedangkan oleh emulsin, rafinosa
tersebut akan terurai menjadi sukrosa dan galaktosa3.
Enzim amilase merupakan enzim yang mampu menghidrolisis amilum
dan menghasilkan glukosa. Enzim amilase dapat dihasilkan oleh semua makhluk
hidup untuk mengkatalis reaksi biokimia, sehingga reaksi-reaksi tersebut dapat
berlangsung lebih cepat. Enzim amilase untuk kebutuhan industri diekstraksi dari
berbagai jenis sel mahluk hidup, tetapi pada saat ini enzim lebih banyak

3
Dwidjoseputro. Pengantar fisiologi tumbuhan, 1992 (Gramedia Pustaka Utama:Jakarta).
diekstraksi dari berbagai jenis mikroorganisme, sebab mikroorganisme
menghasilkan enzim yang dapat dimanfaatkan manusia dalam jumlah dan jenis
yang sangat bervariasi. Selain itu, mikroorganisme dapat dikultur untuk
memperoleh enzim yang dihasilkan.
Produksi enzim amilase yang tinggi, tidak lepas dengan adanya faktor-
faktor yang mendukung keberhasilan produksi suatu enzim. Faktor yang sangat
terpenting adalah suhu, pH dan substrat yang mengandung kadar pati tinggi.
Suhu sangat memengaruhi aktivitas enzim karena enzim adalah rangkaian asam
amino yang sistem kerjanya berkaitan erat dengan suhu lingkungan Aktivitas
enzim juga akan dipengaruhi oleh pH. pH akan berkaitan dengan keberadaan ion
hidrogen. Konsentrasi ion hidrogen sangat memengaruhi aktivitas enzim, karena
enzim dapat aktif apabila asam amino yang merupakan sisi aktif enzim berada
dalam keadaan ionisasi yang tepat. pH terlalu asam atau basa akan menyebabkan
enzim terdenaturasi sehingga enzim tidak aktif4.
Katalase adalah enzim yang mengkatalisis dekomposisi hidrogen
peroksida menjadi air dan oksigen. Senyawa hidrogen peroksida ini merupakan
salah satu hasil pemecahan setiap sel yang menggunakan oksigen sebagai
sumber energi selama metabolisme. Enzim katalase berfungi menangkal radikal
bebas dengan cara mengubah hidrogen peroksida (H2O2) menjadi H2O dan O2.
Enzim katalase ini dihasilkan oleh organela sel yaitu peroksisom dan paling
banyak terdapat di hati5.
Lipase adalah hidrolase serin yang mengkatalisis hidrolisis trigliserida
menjadi gliserol dan asam lemak bebas pada fase minyak-air. Sifat biokatalitik
lipase ini memungkinkan penggunaannya untuk berbagai keperluan seperti
formulasi detergen, biosensor, industri pangan, sintesis ester, dan pengolahan
limbah. Enzim lain yang juga penting adalah selulase. Selulase tidak dimiliki oleh
manusia tetapi terdapat pada hewan seperti kambing, sapi, dan rayap karena dalam

4
Dina Istia’nah, dkk. “Karakterisasi Enzim Amilase dari Bakteri Bacillus megaterium pada
Variasi Suhu, pH dan Konsentrasi Substrat”. Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya Vo. 2 No. 1,
Maret 2020 hal. 12.
5
Jimmy Setiawan, dkk. “Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis Terhadap Enzim Katalase Hepar Tikus
Terhadap Minyak Jelantah”. Jurnal Kedokteran Diponegoro Vol. 7 No. 1, Januari 2018 hal 264.
sistem pencernaannya mengandung bakteri dan protozoa yang menghasilkan
selulase yang akan menghidrolisis ikatan glikosidik6.
Aktivitas enzim selulase dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
suhu, pH, konsentrasi substrat, konsentrasi enzim serta keberadaan inhibitor. Suhu
dan pH merupakan faktor utama yang harus, karena setiap enzim akan berfungsi
secara optimal pada suhu dan pH tertentu. Kecepatan reaksi menurun tajam di atas
suhu optimal karena enzim merupakan protein yang akan terdenaturasi pada suhu
tinggi. Disamping itu, sedikit pergeseran pH dari pH optimum juga akan
menyebabkan perubahan besar pada reaksi yang dikatalisis enzim7.
Protease merupakan enzim proteolitik yang mengkatalisis pemutusan
ikatan peptida pada protein. Protease dibutuhkan secara fisiologi untuk kehidupan
organisme pada tumbuhan, hewan maupun mikroorganisme. Protease tidak hanya
berperan dalam proses metabolisme seluler, namun juga dapat diaplikasikan
dalam bidang industri. Enzim ini merupakan salah satu enzim skala industri
dengan tingkat penjualan hingga 60% dari total penjualan enzim di dunia.
Aplikasi enzim protease di antaranya pada industri pembuatan detergen, industri
penyamakan kulit, bahan aditif pada industri pangan, dan zat terapeutik pada
bidang farmasi.
Protease dapat dihasilkan oleh tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme.
Penggunaan tumbuhan sebagai sumber protease terbatas oleh tersedianya lahan
tanam dan kondisi pertumbuhan yang sesuai, serta memerlukan waktu produksi
enzim yang lama. Produksi protease dari hewan juga dibatasi oleh ketersediaan
ternak penghasil enzim. Mikroorganisme merupakan sumber enzim yang paling
potensial dibandingkan tanaman dan hewan. Produksi enzim protease dipengaruhi
oleh faktor waktu produksi enzim. Waktu produksi yang sesuai akan
menghasilkan aktivitas enzim maksimum. 8

6
La Ode Sumarlin, dkk. “Identifikasi Potensi Enzim Lipase dan Selulase pada Sampah Kulit Buah
Hasil Fermentasi”. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI) Vol. 18 No. 3, Desember 2013 hal. 2.
7
Ambar Kusumaningrum, dkk. “Optimasi Suhu Dan pH Terhadap Aktivitas Enzim
Endoglukanase Menggunakan Response Surface Methodology (RSM)”. Jurnal Rekayasa dan
Manajemen Agroindustri Vol. 7 No. 2, Juni 2019 hal 244.
8
Rani Yuniati, dkk. “Uji Aktivitas Enzim Protease Dari Isolat Bacillus sp. Galur Lokal Baru”.
Jurnal JOM FMIPA Vol. 1 No.2, Februari 2015 hal. 117.
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum
Tanggal : 15 – 21 April 2021
Waktu : Tentatif
Tempat : Di rumah masing - masing
3.2 Alat dan Bahan

1. Ekstrak nanas
2. Daging ayam
3. 3 lembar Roti
4. 3 lembar Crackers (Roma/marie/merk lainnya)
5. 3 sendok nasi
6. Lilin
7. Betadin
3.3 Cara Kerja

 Cara Kerja uji enzim 1


1. Masukkan 1 potongan kecil daging ayam ke dalam 3 gelas
kecil
2. Tambahkan masing- masing gelas dengan ekstrak nanas sampai
daging terendam
3. Simpan daging yang sudah direndam : 1 gelas di kulkas, 1
gelas di suhu ruangan, 1 gelas ditabahkan cuka 2 sendok.
4. Setelah 2 jam lihat perubahan yang terjadi pada daging ayam
dan ekstrak nanas
5. Simpulkan hasil percobaanmu
 Cara kerja uji enzim 2
1. Siapkan 1 lembar roti, 1 lembar crackers dan 1 sendok nasi
yang sudah dihaluskan dalam wadah
2. 1 bagian Roti, cracker dan nasi dikunyah lalu letakkan dalam
wadah
3. 1 bagian roti, crackers dan nasi dikunyah, tambahkan sedikit air
dan panaskan selama 10 menit dengan lilin.
4. Teteskan betadine pada setiap wadah lalu diamkan selama 5
menit
5. Perhatikan warna yang terbentuk pada setiap wadah
6. Simpulkan hasil percobaanmu
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan
Tabel 1

1) Daging ayam dan nanas

No. Bahan Perlakuan Hasil Pengamatan


1. Daging ayam Suhu ruangan (2 jam)

2. Daging ayam Diberi cuka (2 jam)

3. Daging ayam Simpan di kulkas (2 jam)


Tabel 2

2) Nasi,
roti,
crekers
Jenis Makanan dihaluskan Makanan dikunyah
Makanan
+ +

Betadine Betadine

Nasi

Biskuit
Roti
Jenis Makanan Makanan dikunyah

Dipanaskan & Ditetes

Betadine

Nasi

Biskuit

Roti
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Enzim 1 (Daging Ayam dan Nanas)
No. Perlakuan Hasil
1. Disimpan pada suhu ruangan Daging ayam menjadi kenyal dan
selama 2 jam sangat lunak, serta hanya terdapat 1
lapis ekstrak nanas.
2. Disimpan di dalam kulkas Daging ayam menjadi kenyal dan
selama 2 jam lunak, namun tidak sekenyal dan
lunak daging ayam yang disimpan
pada suhu ruangan, serta hanya
terdapat 1 buah lapisan pada ekstrak
nanas.
3. Disimpan pada suhu ruangan Daging ayam pada menjadi lebih
selama 2 jam dan ditambahkan 2 keras serta terdapat 2 lapisan pada
sendok cuka ekstrak nanas, dikarenakan adanya
penambahan cuka.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Enzim 2 (Nasi, Roti Crackers)

Perlakuan + Perubahan Warna yang Terjadi pada Betadine


Bahan
Dikunyah + Air dan
No. Uji Dihaluskan Dikunyah
dipanaskan
1. Nasi Hitam keunguan Hitam keunguan Hitam keunguan
2. Roti Hitam kebiruan Hitam keunguan Hitam keunguan
lebih pekat
3. Crackers Hitam kebiruan Hitam keunguan Kehitaman
PEMBAHASAN

Enzim adalah proses metabolisme yang berperan dalam biokatalis dalam


setiap reaksi metabolism yang terjadi pada setiap makhluk hidup. Pada waktu
aktifitas enzim dapat dipengaruhi oleh berbagai factor seperti
konsentrasi,suhu,dan PH. Pada kondisi ini enzim dapat bekerja secara optimal
dalam reaksi katabolisme maupun dalam reaksi anabolisme.

Cara kerja enzim adalah dapat mempercepat reaksi kimia adalah dengan
berkaitan bersama substrat , lalu substrat akan diubah menjadi produk. Ada dua
teori yang menggambarkan cara kerja enzim yaitu :

1. Teori gembok dan kunci

Pada teori ini enzim akan berkaitan dengan substrat yang memiliki
bentuk yang spesifik denan sisi keaktifan ezim. Dengan kata lain adalah hanya
substrat yang memiliki bentuk yang spesifik yang nantinya akan berkaitan
dengan enzim. Hal ini yang dapat dikatakan sebagai teori gembok dan kunci,
yaitu dimana enzim akan diibaratkan sebagai substratnya. Gembok dan kunci
yang memiliki sisi yang sama dapat terbuka dan tertutup. Adapun kekurangan
didalam teori ini adalah pada teori gembok dan kunci tidak menjelaskan
tentang suatu kestabilan pada enzim pada saat peralihan titik reaksi pada
enzim.

2. Teori Induksi

Pada teori ini diungkapkan bahwa enzim memiliki sisi aktif yang
berperan dengan fleksibel. Meski demikian, sisi aktif pada enzim akan
memiliki titik-titik pengikatan yang spesifik. Sehingga, susbtrat yang memilki
titik-titik pengikatan yang sama yang akan menginduksi sisi aktif enzim
sehingga pas membentuk seperti substrat. Pada teori ini terdapat kekurangan
dari teori gembok dan kunci dan teori ini dapat dipakai untuk menjelaskan
bagaimana cara kerja enzim.
Pada saat uji aktivitas praktikum kali ini menggunakan
nasi,crekers,ayam,ekstrak nanas,dan roti. Pada ketiga bahan ini akan dicampur
dengan betadine dan akan dilihat perubahan yang terjadi pada bahan-bahan
tersebut. Untuk dapat melihat adanya aktivitas enzim dilakukan 3x percobaan
yaitu : dihaluska,dikunyah,dan dipanaskan dengan lilin.

Uji Enzim 1

Pada praktikum uji enzim yang pertama dapat dilakukan adalan uji enzim
bromelin. Dimana bromelin adalah suatu enzim yang dapat diekstrak dari buah
nanas (Ananas comosus). Sebab di dalam nanas terdapat enzim bromelain. Enzim
ini termasuk dalam kelompok enzim protease sulfihidril yang mampu
menghidrolisis ikatan peptida atau polipeptida menjadi asam emino dan protein.
Enzim ini dapat menghasilkan serat pada daging, sehingga membuat tekstur
daging menjadi empuk dan lunak.

Perlakuan pemberian ekstrak nanas pada suhu ruangan menghasilkan


daging ayam dengan kondisi daging ayam menjadi kenyal dan sangat lunak, serta
hanya terdapat 1 lapis ekstrak nanas. Pemberian ekstrak nanas yang ditambahkan
cuka dua sendok menyebabkan kondisi daging ayam daging ayam pada menjadi
lebih keras serta terdapat 2 lapisan pada ekstrak nanas, dikarenakan adanya
penambahan cuka. Daging ayam juga mendapatkan perlakuan dimasukkan
kedalam kulkas setelah diberi ekstrak nanas menyebabkan kondisi daging ayam
menjadi kenyal dan lunak, namun tidak sekenyal dan lunak daging ayam yang
disimpan pada suhu ruangan, serta hanya terdapat 1 buah lapisan pada ekstrak
nanas.

Pengamatan ini juga mengamati kondisi daging pada suhu yang berbeda
beda. Daging yang disimpan selama 2 jam menjadi lebih lunak dibandingkan
daging yang disimpan pada suhu ruang. Hal ini disebabkan karena suhu dapat
mempengaruhi kerja enzim. Peningkatan suhu dapat menyebabkan peningkatan
kecepatan reaksi dan secara bersamaan meningkatkan kecepatan inaktivasi enzim.
Uji Enzim 2

a) Makanan yang dihaluskan

Pada pengujian makanan yang dihakuskan kali ini bahan makanan


yang sudah dihaluskan akan ditambahkan betadine. Iodin berfungsi sebagai
indikator terhadap proses terjadinya reaksi yang ditandai dengan perubahan
warna pada makanan.
Nasi yang sudah dihaluskan dan ditetesi dengan iodin akan berubah
warna menjadi hitam keunguan. Crackers yang telah dihaluskan dan
ditetesi dengan iodin akan berubah warna menjadi hitam kebiruan. Roti
yang dihaluskan dan ditetesi dengan iodin akan berubah warna menjadi
hitam kebiruan. Pada uji praktikum kali ini perubahan warna yang terjadi
pada nasi,crackers,dan roti menandakan bahwa enzim amilase bereaksi
dengan substratnya yaitu amilum.

b) Makanan yang dikunyah

Pada percobaan ini bisa disebut sebagai uji enzim amilase pada
saliva. Amilase saliva dapat menguraikan polisakarida menjadi
monosakarida. Hasil pengamatan didapatkan nasi, crackers, dan roti setelah
dikunyah akan ditetesi dengan iodin dan akan mengalami perubahan warna
. Pada nasi yang sudah dikunyah dan ditetesi dengan iodin akan mengalami
perubahan warna menjadi hitam keunguan, sedangkan pada roti dan
crackers akan mengalami perubahan warna menjadi hitam keunguan. Iodin
yang berfungsi sebagai indikator ini menandakan suatu proses terjadinya
suatu reaksi yang ditandai dengan perubahan warna pada makanan. Enzim
amilase yang terdapat pada saliva dan tumbuhan berbiji dapat memiliki
amilum. Perubahan warna yang terdapat pada nasi,crackers, dan roti dapat
dikatakan bahwa enzim amile dapat bereaksi dengan substrat yaitu amilum.
c) Makanan yang dikunyah dan dipanaskan

Pada percobaan kali ini akan memberi perlakuan bahan pada


makanan dikunyah lalu ditambahkan sedikit air dan dipanaskan selama 10
menit. Hasil pengamatan yang didapatkan nasi setelah dilakukan
penambahan iodin berubah menjadi warna hitam keunguan. Crackers
setelah dilakukan penambahan iodin berubah warna menjadi kehitaman.
Roti setelah penambahan iodin menjadi warna keunguan lebih pekat.

Perubahan warna pada nasi, biskuit, dan roti ini dapat ditandakan
bahwa enzim amilase dapat bereaksi dengan substratnya yaitu amilum.
Namun, temperatur juga dapat mempengaruhi aktivitas kerja suatu enzim.
Pada temperatur rendah, reaksi enzimatis berlangsung lambat, kenaikan
temperatur akan mempercepat reaksi, hingga suhu optimum tercapai dan
reaksi enzimatis mencapai maksimum. Kenaikan temperatur melewati
temperatur optimum akan menyebabkan enzim terdenaturasi dan
menurunkan kecepatan reaksi enzimatis.
BAB 5

KESIMPULAN
1. Penambahan konsentrasi larutan ekstrak nanas yang semakin tinggi
dapat menurunkan nilai tekstur, pH, susut masak (cooking loss),
dan mutu organoleptik pada daging, selain itu semakin tinggi
waktu perendaman daging dapat menurunkan nilai tekstur, pH,
organoleptik tetapi pada nilai susut masak meningkat.
2. Perendaman daging ayam kampung segar bagian dada dalam
larutan ekstrak nanas terbaik adalah menggunakan lama waktu 10
menit
3. Suhu dapat berkaitan dan berhubungan erat dengan energi aktivitas
dan kestabilan pada enzim. Peningkatan suhu ini dapat
menyebabkan peningkatan kecepatan pada enzim dan secara
bersamaan akan meningkatkan suatu kecepatan pada aktivitas
enzim.
4. Nasi, roti, dan biscuit mengandung enzim amilase, karena ketiga
bahan ini mengandung amilum / karbohidrat.
5. Pada uji enzim 1, enzim yang bekerja di dalam nya adalah enzim
bromelin. Enzim bromelin banyak digunakan sebagai pengempuk
daging. Sedangkan untuk uji enzim 2, enzim yang bekerja adalah
enzim amilase. Enzim amilase adalah enzim yang mengkatalisis
pemecahan pati menjadi gula.
DAFTAR PUSTAKA

Ambar Kusumaningrum, dkk. “Optimasi Suhu Dan pH Terhadap


Aktivitas Enzim Endoglukanase Menggunakan Response Surface Methodology
(RSM)”. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri Vol. 7 No. 2, Juni 2019
hal 244.

Dina Istia’nah, dkk. “Karakterisasi Enzim Amilase dari Bakteri Bacillus


megaterium pada Variasi Suhu, pH dan Konsentrasi Substrat”. Jurnal Riset
Biologi dan Aplikasinya Vo. 2 No. 1, Maret 2020 hal. 12.

Dwidjoseputro. Pengantar fisiologi tumbuhan, 1992 (Gramedia Pustaka


Utama:Jakarta).

Jimmy Setiawan, dkk. “Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis Terhadap


Enzim Katalase Hepar Tikus Terhadap Minyak Jelantah”. Jurnal Kedokteran
Diponegoro Vol. 7 No. 1, Januari 2018 hal 264.

La Ode Sumarlin, dkk. “Identifikasi Potensi Enzim Lipase dan Selulase


pada Sampah Kulit Buah Hasil Fermentasi”. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
(JIPI) Vol. 18 No. 3, Desember 2013 hal. 2.

Poedjiadi, A., Supriyani, T.F.M. Dasar-dasar Biokimia, Eksperimen


Laboratorium, Widya Medika, Bagian Biokimia, 2006 (FKUI. Jakarta).

Rani Yuniati, dkk. “Uji Aktivitas Enzim Protease Dari Isolat Bacillus sp.
Galur Lokal Baru”. Jurnal JOM FMIPA Vol. 1 No.2, Februari 2015 hal. 117.

Ruddin, Choi. Laporan Praktikum Biokimia II Percobaan II Enzim, 2010


(Jayapura:Universitas Cendrawasih).

Anda mungkin juga menyukai