Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA I

IDENTIFIKASI AKTIVITAS ENZIMATIK

Diajukan Kepada Laboratorium Kimia


Fakultas Sains Teknik dan Terapan
Universitas Pendidikan Mandalika Mataram
Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Ujian Akhir Praktikum Biokimia I

Disusun oleh:
Mika Hastumiani (19071008)

LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS SAINS TEKNIK DAN TERAPAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA
MATARAM
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Disahkan tanggal, 6 Desember 2021

Nama Tanda Tangan

Citra Ayu Dewi, M.Pd


(Dosen pengampu mata ( )
kuliah)

Muhazam, S.Pd
(Penanggung jawab ( )
laboratorium)

Mengetahui
Kepala Laboratorium
Kimia Fakultas, Sains,
Teknik, dan Terapan

(Ahmadi, M. Pkim)

i
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena atas berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan praktikun
serta laporan akhir biokimia I ini. Isi dari laporan akhir ini adalah
kumpulan acara-acara dari setiap praktikum berlangsung. Laporan ini
merupakan syarat untuk dapat mengikuti ujian akhir semester.
Saya juga tidak lupa untuk mengucapkan banyak terima kasih
kepada ibu dosen biokimia I serta laboran yang telah membimbing dan
mendampingi saya dalam melaksanakan praktikum dan dalam
menyusun laporan ini. Serta semua pihak yang membantu saya dalam
hal penyusunan laporan ini.
Laporan ini masih sangat jauh dari kata sempurna oleh karena itu
kritik serta saran yang membangun masih saya harapkan untuk
penyempurnaan laporan akhir ini. Sebagai manusia biasa saya merasa
maemiliki banyak kesalahan, oleh karena itu saya mohon maaf sebesr-
besarnya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua orang.

Teratak, 6 Desember 2021

Penulis

ii
Daftar Isi

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Pegertian Enzim............................................................................................3
B. Sifat enzim sebagai katalis............................................................................3
C. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim.........................................4
BAB III : METODLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat........................................................................................6
B. Alat dan Bahan..............................................................................................6
C. Prosedur Kerja...............................................................................................6
BAB IV : HASIL PEMENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Tabel Pengamatan.........................................................................................9
B. Grafik..........................................................................................................10
C. Gambar........................................................................................................11
D. Pembahasan.................................................................................................12
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................14
Daftar Pustaka........................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis
(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu
reaksi kimia. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat
perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang
akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter.
Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan
cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh
hormon sebagai promoter. Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul
substrat untuk menghasilkan senyawa turunan melalui suatu reaksi kimia
organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan
reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi
membutuhkan waktu lebih lama.
Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim
hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini
disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai
contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati
menjadi glukosa. Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama
adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim
memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda
karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika
suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak
dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal
ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim
juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan
aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas
enzim.
Konsentrasi enzim juga mempengaruhi kecepatan reaksi. Semakin besar
konsentrasi enzim semakin cepat pula reaksi yang berlangsung. Dengan kata

1
lain, konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi. Sisi aktif
suatu enzim dapat digunakan berulang kali oleh banyak substrat. Substrat yang
berikatan dengan sisi aktif enzim akan membentuk produk. Pelepasan produk
menyebabkan sisi aktif enzim bebas untuk berikatan dengan substrat lainnya.
Oleh karenanya dibutuhkan sejumlah kecil enzim untuk mengkatalis sejumlah
besar substrat. Berdasarkan penjelasan di atas melalui praktikum ini kita akan
menbuktikan bagaimana pengaruh suhu, pH dan juga kadar enzim terhadap
aktivitas enzimatik tersebut.
B. Tujuan
1. Membuktikan pengaruh suhu terhadap aktivitas enzimatik
2. Membuktikan pengaruh pH terhadap aktivitas enzimatik
3. Membuktikan pengaruh kadar enzim terhadap aktivitas enzimatik

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pegertian Enzim
Enzim adalah protein yang mempunyai aktivitas biokatalis. Aktivitas
biokatalis yaitu mempercepat reaksi biokimia, tidak mengalami perubahan
biofisik selama reaksi, tetapi berubah kembali setelah reaksi selesai (Wahjuni,
2014). Enzim merupakan biokatalisator organik yang dihasilkan organisme
hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang
berikatan dengan protein. Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu
substrat tertentu dan inilah yang menjadi cirri khas enzim. Enzim disintesis
dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam
lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang disintesis
dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu peptidanya untuk
membentuk enzim tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang tidak aktif ini disebut
zimogen. Enzim merupakan katalisator pada semua reaksi yang terjadi di
dalam sel.
B. Sifat enzim sebagai katalis
1. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi, artinya enzim tidak mengubah
produk akhir yang dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi,
hanya meningkatkan laju suatu reaksi.
2. Efektif, kecepatan reaksi lebih tinggi dengan faktor 106- 1012 kali.
3. Tepat, kerja enzim memiliki kapasitas pengaturan yang baik.
4. Spesifik, substrat dan produk yang sihasilkan spesifik dan tanpa terjadinya
reaksi maupun produk samping. Enzim bekerja secara spesifik Artinya
enzim hanya mempengaruhi substrat tertentu saja.
5. Enzim merupakan protein. Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti
protein. Antara lain bekerja pada suhu optimum, umumnya pada suhu
kamar. Enzim akan kehilangan aktivitasnya karena pH yang terlalu asam
atau basa kuat, dan pelarut organik. Selain itu, panas yang terlalu tinggi
akan membuat enzim terdenaturasi sehingga tidak dapat berfungsi sebagai
mana mestinya.

3
6. Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit. Sesuai dengan fungsinya sebagai
katalisator, enzim diperlukan dalam jumlah yang sedikit.
7. Enzim bekerja secara bolak-balik. Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim
dapat berbalik, artinya enzim tidak menentukan arah reaksi tetapi hanya
mempercepat laju reaksi sehingga tercapai keseimbangan. Enzim dapat
menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa lain. Atau
sebaliknya, menyusun senyawa-senyawa menjadi senyawa tertentu.

C. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim


Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim tersebut di antaranya
suhu, derajat keasaman (pH), hasil akhir produk, konsentrasi enzim dan
substrat, serta zat penghambat (Wahyudiati, 2017).
1. Pengaruh pH
Terdapat dua alasan untuk mengetahui tingkat keasaman atau pH terhadap
aktivitas enzim. Pertama, sebagai produk makhluk hidup secara teori selalu ada
kemungkinan dari pengaruh pH ini terhadap aktivitas biologi dari enzim ini.
Kedua, sebagai suatu protein enzim tidak berbeda dengan protein lainnya.
Masing-masing enzim memiliki pH optimum yaitu kecepatan reaksi yang
dikatalisis adalah pada kondisi maksimum. Pergeseran kecil pH dari nilai
optimum menurunkan aktivitas karena perubahan ionisasi gugus dari sisi aktif
enzim. Deviasi besar pH menyebabkan denaturasi dari protein enzim itu
sendiri, oleh karena gangguan dengan banyaknya ikatan nonkovalen lemah
mempertahankan struktur 3 dimensi enzim. Kebanyakan enzim memiliki suhu
optimum 6, 8 namun ada perbedaan besar dalam pH optimal enzim karena
perbedaan lingkungan tempat enzim tersebut bekerja. Sebagai contoh enzim
pencernaan pepsin mampu bekerja pada pH sangat asam dari lambung pH
sekitar 2,0 (Wahyuni, 2017).
2. Pengaruh suhu
Suhu mempengaruhi reaksi katalis enzim melalui dua cara. Pertama,
peningkatan suhu meningkatkan energi termal dari molekul substrat yang
bereaksi. Akan tetapi, pada akhirnya energi kinetik enzim akan melampaui
rintangan energi sehingga akan meningkatkan kecepatan reaksi. Energi kinetik
enzim ini mampu memutuskan ikatan hidrofobik yang lemah, yang

4
mempertahankan struktur skunder-tersiernya. Pada suhu ini, terutama terjadi
denaturasi disertai hilangnya aktivitas katalitik secara cepat. Kisaran suhu yang
suatu enzim akan mempertahankan konfirmasi yang stabil serta memiliki
kemampuan katalisis umumnya akan bergantung pada suhu sel tempat enzim
itu didapat dan sedikit melebihi suhu sel tersebut (Wahyuni, 2017).
3. Pengaruh konsentrasi enzim
Pada rekasi dengan konsentrasi enzim yang jauh lebih sedikit daripada
substrat, penambahan enzim akan meningkatkan laju reaksi. Peningkatan laju
reaksi ini terjadi secara linier. Dengan kata lain kecepatan reaksi enzimatik
berbanding lurus dengan konsentrasi enzim. Akan tetapi, jika konsentrasi
enzim dan substrat sudah seimbang, laju reaksi akan reeversibel konstan
(Wahyudiati, 2017).
4. Pengaruh konsentrasi substrat
Peningkatan konsentrasi substrat dapat meningkatkan kecepatan reaksi bila
jumlah enzim tetap. Namun pada saat sisi aktif semua enzim berikatan
dengan substrat, penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan
reaksi enzim selanjutnya.
Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim
hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini
disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Contoh
yaitu enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati
menjadi glukosa.
Enzim amilase akan memecah substrat pati melalui tiga tahapan utama
yaitu gelatinisasi, likuifikasi, dan sakarifikasi. Proses ketiga ini merupakan
proses dengan tingkat konsumsi energi yang tinggi sehingga meningkatkan
biaya hidrolisis bahan berpati. Solusi untuk menurunkan tingkat konsumsi
energi tersebut adalah dengan menggunakan enzim amilase yang dapat
memecah pati tanpa proses gelatinasi (Nagin, 2015).

5
BAB III
METODLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Hari∕ tanggal : Sabtu, 20 November 2021
Waktu : 08:00 WITA – selesai
Tempat : Laboratorium Kimia, Fakultas Sains Teknik dan Terapan,
Universitas Pendidikan Mandalika Mataram
B. Alat dan Bahan
Alat Bahan
 Tabung reaksi dan rak  Larutan amilum
 Pipet tetes  Aquadest
 Kaki tiga  Es batu
 Kawat kasa  Enzim amilase
 Korek api  Larutan iodium
 Termometer  Pereaksi benedict
 Gelas ukur
 Gelas kimia (penangas)

C. Prosedur Kerja
1. Membuktikan pengaruh suhu terhadap aktivitas enzimatik
a. Siapkanlah 6 pasang tabung reaksi yang bersih
 Pasangan tabung pertama ditempatkan dalam bejana yang berisi es (0°C).
 Pasangan tabung kedua ditempatkan dalam bejana berisi air, yang
suhunya dipertahankan tetap pada 25°C.
 Pasangan tabung ketiga ditempatkan di rak tabung pada suhu ruang.
 Pasangan tabung keempat ditempatkan dalam penangas air yang suhunya
dipertahankan tetap 37°C.
 Pasangan tabung kelima ditempatkan dalam penangas air yang suhunya
60°C.
 Pasangan tabung keenam ditempatkan dalam penangas air yang suhunya
100°C.
Tiap pasangan tabung diberi label ‘B’ untuk blanko dan ‘U’ untuk diuji.
 Rendam pasangan tabung pada setiap suhu selama 5 menit.
b. Pipetkan larutan pati 1 ml kedalam tiap-tiap tabung baik yang berlebel B
maupun U.

6
c. Rendam pasangan tabung dari tiap suhu minimal 5 menit.
d. Pipetkan enzim amilase kedalam tabung yang berlebel U saja, kemudian
rendam selama 1 menit.
e. Tambahkan larutan iodin kedalam tabung reaksi baik yang berlebel U
maupun B, kemudian rendam selama 3 menit.
f. Tambahkan aquadest sebanyak 8ml, amati apa yang terjadi dan segera
baca serapan pada panjang gelombang 680 nm. Hitung selisih serapan
tersebut.
g. Buatlah kurva yang menggambarkan hubungan kecepatan reaksi enzimatik
(v = ∆Abs/menit) dengan suhu.
2. Membuktikan pengaruh pH terhadap aktivitas enzimatik.
a. Siapkan 6 pasang tabung reaksi bersih, tiap tabung diberi label ‘B’ untuk
blanko dan ‘U” untuk diuji.
 Pipetkan larutan pati yang memiliki pH 2 kedalam pasangan tabung
pertama sebanyak 1 ml.
 Pipetkan larutan pati yang memiliki pH 3 kedalam pasangan tabung
kedua sebanyak 1 ml.
 Pipetkan larutan pati yang memiliki pH 5 kedalam pasangan tabung
ketiga sebanyak 1 ml.
 Pipetkan larutan pati yang memiliki pH 7 kedalam pasangan tabung
keempat sebanyak 1 ml.
 Pipetkan larutan pati yang memiliki pH 9 kedalam pasangan tabung
kelima sebanyak 1 ml.
 Pipetkan larutan pati yang memiliki pH 11 kedalam pasangan tabung
keenam sebanyak 1 ml.
b. Rendam pasangan tabung pada suhu 37°C selama 5 menit.
c. Tambahkan enzim amilase pada tabung yang berlebel U, kemudian
direndam selama 1 menit.
d. Tambahkan larutan iodin 1 ml kedalam tabung U maupun B, kemudian
rendam selama 3 menit.
e. Tambahkan aquadest kedalam pasangan tabung reaksi sebanyak 8 ml.

7
f. Amati apa yang terjadi dan hitung serapan pada panjang gelombang 680
nm Hitung selisih serapan tersebut.
g. Buatlah kurva yang menggambarkan hubungan kecepatan reaksi enzimatik
(v = ∆Abs/menit) dengan suhu.
3. Membuktikan pengaruh pH terhadap aktivitas enzimatik
a. Siapkan 5 pasang tabung reaksi yang bersih, tiap tabung diberi label ‘B’
untuk blanko dan ‘U’ untuk diuji.
b. Pipetkan larutan pati kedalam tiap-tiap tabung baik itu tabung U maupun B
sebanyak 1 ml.
c. Rendam pasangan tabung reaksi pada suhu 37°C minimal 5 menit.
d. Tambahkan enzim amilase secara bervariasi pada setiap pasangan tabung
reaksi yang berlebel U.
 Pada pasangan tabung pertama ditambahkan enzim amilase sebanyak 1
tetes.
 Pada pasangan tabung kedua ditambahkan enzim amilase sebanyak 3
tetes.
 Pada pasangan tabung ketiga ditambahkan enzim amilase sebanyak 5
tetes.
 Pada pasangan tabung keempat ditambahkan enzim amilase sebanyak 10
tetes.
 Pada pasangan tabung kelima ditambahkan enzim amilase sebanyak 15
tetes.
e. Setelah ditambahkan enzim amilase, rendam selama 1 menit.
f. Tambahkan lautan iodin 1 ml, rendam kembali selama 3 menit.
g. Tambahkan aquadest sebanyak 8 ml kedalam tabung reaksi.
h. Amati apa yang terjadi dan hitung serapan pada panjang gelombang 680
nm Hitung selisih serapan tersebut.
i. Buatlah kurva yang menggambarkan hubungan kecepatan reaksi enzimatik
(v = ∆Abs/menit) dengan suhu.

8
BAB IV
HASIL PEMENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Tabel Pengamatan
1. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzimatik
Nilai A pada λ 680 nm Warna
Pasangan Suhu Selisih
Tabung Blanko Uji Blanko Uji

1 0C
̊ 1,109 A 0,050 A 1,059 A Biru pekat Ungu muda
2 25 C̊ 1,838 A 0,101 A 1,737 A Biru pekat Ungu
Suhu 2,635 A Biru pekat Ungu
3 2,708 A 0,073 A
ruangan
4 37 C
̊ 2,901 A 0,025 A 2,876 A Biru pekat Bening
5 60 C ̊ 1,911 A 0,131 A 0,780 A Biru pekat Ungu
6 100 C ̊ 1,211 A 0,070 A 1,141 A Biru pekat Putih berbuih

2. Pegaruh pH terhadap aktivits enzimatik


Nilai A pada λ 680 nm Warna
Pasangan pH Selisih
Tabung Blanko Uji Blanko Uji

1 2 2,124 A 0,562 A 1,562 A Biru Ungu muda


0,613 A 0,352 A 0,261 A Cokelat Kuning
2 3
kecoklatan
3 5 0,199 A 0,152 A 0,047 A Bening Bening
4 7 1,577 A 0,299 A 1,278 A Biru pekat Bening
5 9 0,511 A 0,222 A 0,289 A Biru Bening
6 11 1,872 A 1,283 A 0,589 A Abu-abu Ungu pekat

3. Pengaruh kadar enzim terhadap aktivitas enzimatik


Nilai A pada λ 680 nm Warna
Kadar
Pasangan
Enzim Selisih
Tabung Blanko Uji Blanko Uji

1 1 tetes 1,872 A 1,283 A 0,589 A Biru pekat Ungu


2 3 tetes 1,955 A 0,002 A 1,953 A Biru pekat Ungu
3 5 tetes 1,842 A 0,228 A 1,614 A Biru pekat Ungu muda
4 10 tetes 1,905 A 0,181 A 1,724 A Biru pekat Ungu bening
5 15 tetes 1,852 A 0,466 A 1,386 A Biru pekat Ungu

9
B. Grafik
1. Grafik pegaruh suhu terhadap aktivits enzimatik

Selisih
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 ̊C 25 ̊C Suhu ruangan 37 ̊C 60 ̊C 100 ̊C

2. Pegaruh pH terhadap aktivits enzimatik

Selisih
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
pH 2 pH 3 pH 5 pH 7 pH 9 pH 11

10
3. Pengaruh kadar enzim terhadap aktivitas enzimatik

Selisih
2.5

1.5

0.5

0
1 tetes 3 tetes 5 tetes 10 tetes 15 tetes

C. Gambar
1. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzimatik

2. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzimatik

11
3. Pengaruh kadar terhadap aktivitas enzimatik

D. Pembahasan
Pada praktikum yang berjudul identifikasi aktivitas enzim ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap aktivitas enzimatik, membuktikan
derajat keasaman (pH) mempengaruhi aktivitas enzimatik, dan juga
mengetahui pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimatik. Enzim
merupakan senyawa berstruktur protein yang dapat berfungsi sebagai katalisa-
tor dan dikenal sebagai biokatalisator. Pada praktikum pertama yaitu
mengetahui pengaruh suhu terhadap aktivitas enzimatik, dalam praktikum ini
kami menggunakan suhu 0°C, 25°C, suhu ruang, 37°C, 60°C dan 100°C.
Berdasarkan percobaan tersebut di dapatkan suhu optimum enzim α-amilase
bekerja pada suhu 37°C. Dimana bisa kita lihat juga dari warna yang di
hasilkan, pada suhu 37°C ini menghasilkan larutan yang bening dari warna
ungu muda menjadi bening. Secara teori semakin bening suatu larutan maka
enzim tersebut bekerja dengan baik.
Untuk percobaan kedua yaitu mengidentifikasi pengaruh pH terhadap
aktivitas enzimatik. Pada pH 2 ditemukan selisih serapan antara blanko dengan
uji paling besar yaitu 1,562 A. Namun menghasilkan warna pada tabung uji
adalah ungu muda dan ada sedikit partikel-prtikel yang belum larut ini
membuktikan bahwa enzim amlise bekerja pada pH 2 namun lambat. Pada pH
3 didapatkan selisih blanko dengan uji sebesar 0,261 A dan warna pada tabung

12
uji kuning kecoklatan dan banyak partikel-partikel yang belum terurai, bisa
saja kita katakan enzim itu tidak bekerja pada pH 3. Pada pH 5, pH 7 dan pH 9
di dapatkan selisihnya berturut-turut sebesar 0,047 A, 1,278 A dan 0,222 A
serta menghasilkan larutan atau warnanya bening tidak ada pratikel-prtikel
kecil yang terlihat. Berdasarkan hasil yang kita dapat dapat dikatakan enzim
amilase ini bekerja pada pH 5, pH 7 dan pH 9. Pada pH 11 didapatkan selisih
sebesar 0,589 A dan menghasilkan warna ungu serta ada partikel-partikel yang
belum terurai.
Faktor yang terakhir yaitu kadar enzim terhadap aktivitas enzimatik.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada Pati yang di tetesi enzim amilase
1 tetes dengan suhu 37°C mendapatkan selisih antara blanko dengan uji sebesar
0,589 A dan warna larutan uji yang setelah ditambahkan iodin dan aquades
menghasilkan warna ungu dan ada partikel-partikel yang belum larut. Pada
tabung kedua yang di tetesi dengan enzim amilase sebesar 3 tetes didapatkan
selisih sebesar 1,953 A dan warnanya juga sama seperti pada tabung 1. Pada
tabung ketiga yang ditetesi enzim amilase 5 tetes didapat selisihnya sebesar
1,614 A dan warna larutan uji ungu muda dan terbentuk larutan ini
membuktikan bahwa enzim bekerja dengan baik. Pada kadar enzim sebanyak
10 tetes didapat selisihnya sebesar 1,724 A dan warna yang dihasilkan ungu
bening ini juga membuktikan bahwa enzim bekerja dengan baik, karena dapat
melarutkan Pati dengan cepat. Sedangkan pada kadar enzim 15 tetes
didapatkan selisih sebesar 1,386 A dan warnanya ungu ini membuktikan kerja
enzim masih lambat.

13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahawa enzim dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu suhu, pH, konsentrasi atau kadar suatu enzim.
Enzim amilase bekerja pada suhu optimum yaitu pada suhu 37°C dan bekerja
pada pH 3, pH 7 dan pH 9 serta pada kadar 5 dan 10 tetes enzim amilase. Jadi
setiap enzim memiliki suhu optimum, pH dan kadar masing-masing dalam
bekerja.
B. Saran
Saran yang dapat saya berikan dari praktikum ini adalah dapat dilakuakan
penelitian ulang untuk memberikan data yang valid untuk para pembaca.

14
Daftar Pustaka

Nagin, D. Sutrisno, A. 2015. Jurnal Pangan dan Agriindustri. Enzim Amilase


Pemecah Pati dari Mikroba. Vol 30. No 3. Hal 1032-1039
Wahjuni, S. 2014. DASAR-DASAR BIOKIMIA. Denpasar: Udayana University
Press
Wahyudiati, D. 2017. Biokimia. Mataram: LEPPIM MATARAM
Wahyuni, S. 2017. Biokimia enzim dan karbohidrat. Sulawesi: Unimal press

15

Anda mungkin juga menyukai