Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

METABOLISME MAHLUK HIDUP I

(ENZIM DAN KATABOLISME)

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

pembelajaran Biologi

Disusun Oleh :

Yati Faqbil AL B0423338

Rosmila B0423332

Desi Andriani B0423021

PROGRAM STUDI S1 GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
taufik dan hidayat-Nya sehingga penulisan makalah “Metabolisme Mahluk Hidup
(Enzim dan Katabolisme)“ . Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas
akademik dalam mata kuiah Biologi.

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang proses metabolism pada


mahluk hidup

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.Indah Panca Pujiastuti,


S.Pd.,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Biologi atas bimbingan dan
arahan selama penulisan makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi pembaca. Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yan membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Majene,12 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sifat Enzim..........................................................................................


B. Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi Enzimatik...................................................
C. Perbedaan antara Katabolisme dan Anabolisme..........................................................
D. Tahap-tahap pengeluaran ATP dan NADP pada proses glikolisis dan
siklus krebs...................................................................................................................
E. Perbandingan jumlah energi yang dihasilkan pada respirasi Aerob dengan
Anaerob........................................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita pasti sudah tahu bahwa salah satu kebutuhan utama makhluk hidup
adalah makanan. Makanan merupakan bahan utama yang kita butuhkan
untuk menghasilkan energi guna melaksanakan semua aktivitas hidup.
Bagaimana dan di mana makanan dapat diubah menjadi suatu bentuk
energiyang siap pakai sehingga suatu aktivitas dapat terjadi? Kita pasti
sudahmenduga bahwa perubahan makanan menjadi energi, tentu terjadi
dalamsel sebagai suatu satuan fungsional dan struktural terkecil yang
menyusun tubuh makhluk hidup. Pada makalah ini kita akan membahas
tentang metobolisme dan komponen yang berperan di dalamnya.
Proses perubahan zat makanan menjadi energi yang siap digunakan,
harus melalui suatu rangkaian reaksi kimia yang tidak sederhana. Seperti
telah dijelaskan sebelumnya, reaksi kimia ini terjadi pada sel yang
merupakan materi hidup sehingga reaksinya adalah reaksi biokimia.
Seluruh proses atau reaksi biokimia dalam sel untuk memperoleh dan
menggunakan energi guna melaksanakan aktivitas serta untuk menjaga
kelangsungan hidupnya disebut metabolisme. Metabolisme terdiri atas
reaksi pemecahan makanan menjadi energi atau katabolisme dan reaksi
pembentukan zat makanan atau anabolisme.
secara garis besar metabolisme diartikan sebagai reaksi kimia yang
terjadi di dalam tubuh organisme, yang terdiri atas anabolisme dan
katabolisme. Anabolisme merupakan suatu proses sintesis senyawa
sederhana menjadi besar menjadi molekul yang lebih komplek dan dalam
prosesnya ini membutuhkan energi, sedangkan katabolisme adalah proses
penguraian molekul komplek menjadi molekul kecil, dan dalam prosesnya
melepaskan energi. Meskipun kedua proses ini tidak sinergis, namun
keduanya tidak dapat dipisahkan karena seringkali produk dari anabolisme
merupakan senyawa pemula untu proses katabolisme.
Metabolisme terjadi setiap saat dan berbeda antar spesies, sehingga untuk
mengetahuinya dapat dihitung laju metabolisme pada jenis tertentu

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian dan sifat enzim.
2. Menjelaskan faktor faktor yang mempengaruhi reaksi enzimatik.
3. Membedakan antara katabolisme dengan anabolisme.
4. Menunjukkan tahap-tahap pengeluaran ATP dan NADP pada
proses glikolisis dan siklus Krebs.
5. Membandingkan jumlah energi yang dihasilkan pada respirasi
aerob dengan anaerob.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sifat Enzim


 Pengertian Enzim
Enzim merupakan biomolekul yang memiliki fungsi sebagai katalis yang
ada pada suatu reaksi kimia. Dalam hal ini, katalis adalah senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi. Jika zat ini tidak ada,
maka bisa menghambat aktivitas yang terjadi pada organ tubuh. Selain itu,
enzim disebut sebagai biokatalisator yang memiliki peran untuk
mempercepat reaksi-reaksi biologi tanpa adanya perubahan struktur pada
kimia.
Pada reaksi ini, substrat sebagai molekul awal reaksi dan enzim yang
mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda, hal
ini disebut dengan produk. Secara umum, semua proses biologis
membutuhkan enzim untuk keberlangsungan dengan cepat.
Menurut Kuhne (1878), enzim berasal dari kata in dan zyme yang berarti
sesuatu di dalam ragi. Berdasarkan studi yang telah diteliti maka enzim
merupakan suatu protein yang berupa molekul-molekul besar. Pada enzim
terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan
apoenzim, sedangkan bagian yang bukan protein adalah bagian yang aktif
dan diberi gugus prosteti, biasanya berupa logam seperti besi, tembaga,
seng atau suatu bahan senyawa organic yang mengandung logam.
Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuan yang disebut
holoenzim, namun ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus
prostetiknya tidak menyatu. Bagian gugus prostetik yang lepas kita sebut
sebagai koenzim,yang aktif seperti halnya gugus prostetik. Contoh
koenzim adalah vitamin atau bagiannya, seperti vitamin B2, B1, B6, niacin
dan biotin.
 Sifat Enzim
a. Enzim aktif dalam jumlah yang sangat sedikit
Hal ini hanya membutuhkan sejumlah kecil enzim untuk
mengubah di dalam reaksi kimia.
b. Dengan kondisi stabil, enzim tidak akan terpengaruh pada
reaksi yang ada
Hal ini dapat terjadi karena sifat protein dan enzim aktivitas
dipengaruhi oleh pH dan suhu. Pada kondisi yang dianggap
tidak optimum suatu enzim merupakan senyawa realtif tidak
stabil dan dipengaruhi oleh reaksi yang dikatalisisnya.
c. Enzim tidak memengaruhi keseimbangan rekasi
Meskipun enzim mempercepat penyelesaian suatu reaksi,
enzim tidak mempengaruhi keseimbangan reaksi tersebut. Jika
kecepatan yang tinggi, maka suatu enzim akan mempunyai
timbal balik dalam sistem hidup yang berlangsung.
d. Kerja katalis enzim spesifik
Enzim menunjukkan kekhasan untuk reaksi yang dikatalisnya.
Jadi, pada suatu enzim yang mengkatalis suatu reaksi, maka
enzim tersebut tidak mengkatalis enzim lainnya.
e. Enzim tersusun atas protein
Zat pembentuk atau penyusun enzim adalah protein. Akan
tetapi, tidak semua jenis protein adalah enzim.
f. Enzim merupakan biokatalisator
Enzim merupakan biokatalisator yang jika diartikan adalah
enzim hanya dapat mengubah kecepatan reaksi dengan cara
menurunkan energinya.
g. Enzim dapat digunakan berulang kali/reusable
Selama enzim tidak rusak, maka enzim dapat digunakan
berulang-ulang kali karena tidak ikut bereaksi.
h. Enzim tidak ikut berubah menjadi produk
Meskipun enzim bekerja untuk mengubah substrat menjadi
produk, tetapi enzim tidak ikut berubah menjadi produk juga,
ya grameds.
i. Kerja enzim bersifat bolak-balik atau reversible
Suatu enzim dapat melakukan reaksi dua arah, yaitu substrat
menjadi produk atau produk menjadi substrat.
j. Enzim merupakan koloid
Enzim tersusun atas komponen protein. Oleh sebab itu, sifat
enzim tergolong koloid. Aktivitas pada enzim cenderung besar
karena ia memiliki permukaan antar partikel yang cukup besar.
k. Tidak menentukan arah reaksi
Enzim tidak mempunyai peran untuk melangkah kemana arah
reaksi tersebut. Misalnya, tubuh yang kekurangan glukosa
maka akan bisa memecah gula cadangan atau glikogen dan juga
sebaliknya.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi Enzimatik


Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi kerja enzim.
1) Temperatur
Enzim memiliki rentang temperatur tertentu agar dapat bereaksidengan
optimal. Pada temperatur yang tinggi, enzim akan rusak (terdenaturasi)
sebagai sifat umum dari protein. Pada kondisi ini, struktur enzim sudah
berubah dan rusak sehingga tidak dapat digunakan lagi. Adapun pada
temperatur yang rendah, enzim berada pada kondisi inaktif (tidak aktif).
Enzim akan bekerja kembali dengan adanya kenaikan temperatur yang
sesuai. Semua enzim memiliki kondisi temperatur yang spesifik untuk
bekerja optimal. Enzim memiliki kecenderungan semakin meningkat
seiring dengan kenaikan temperatur hingga pada batas tertentu. Setelah itu,
enzim kembali mengalami penurunan kinerja. Pada saat kerja enzim
optimal maka dapat dikatakan bahwa pada temperatur tersebut temperatur
optimum.
2) pH
Seperti halnya temperatur, pH dapat memengaruhi optimasi kerja
enzim. Setiap enzim bekerja pada kondisi pH yang sangat spesifik. Hal
ini berkaitanerat dengan lokasi enzim yang bekerja terhadap suatu
substrat. Pada umumnya, enzim akan bekerja optimum pada pH 6-8.
Perubahan pH lingkungan akan mengakibatkan terganggunya ikatan
hidrogen yang ada pada struktur enzim. Jika enzim berada pada kondisi
pH yang tidak sesuai, enzim dapat berada pada keadaan inaktif. Dengan
adanya kondisi pH yang spesifik ini, enzim tidak akan merusak sel lain
yang berada di sekitarnya. Contohnya, enzim pepsin yang diproduksi
pankreas untuk mencerna protein dalam lambung, tidak akan mencerna
protein yang ada di dinding pankreas karena enzim pepsin bekerja pada
pH 2-4.
3) Konsentrasi Substrat dan Konsentrasi Enzim
Kerja enzim sangat cepat maka untuk mengoptimalkan hasilnya, perlu
perbandingan jumlah atau konsentrasi antara substrat dengan enzim yang
sesuai. Jumlah substrat yang terlalu banyak dan konsentrasi enzim sedikit
akan menyebabkan reaksi tidak optimal.Konsentrasi enzim membatasi
laju reaksi. Enzim akan “jenuh” jika sisi aktif semua molekul enzim
terpakai setiap waktu. Pada titik jenuh, laju reaksi tidak akan meningkat
meskipun substrat ditambahkan. Jika konsentrasi enzim ditambahkan,
laju reaksi akan meningkat hingga titik jenuh berikutnya.
4) Kofaktor
Kofaktor dapat membantu enzim untuk memperkuat ikatan dengan
substrat atau kebutuhan unsur anorganik, seperti karbon. Selain itu,
kofaktor juga membantu proses transfer elektron.
5) Inhibitor Enzim
Inhibitor mengganggu kerja enzim. Berdasarkan pengertian dari kata
dasarnya (inhibit artinya menghalangi), inhibitor merupakan senyawa yang
dapat menghambat kerja enzim. Inhibitor secara alami dapat berupa bisa
(racun) yang dikeluarkan oleh hewan, seperti ular atau laba-laba. Inhibitor
akan mencegah sisi aktif untuk tidak bekerja. Beberapa obat-obatan juga
berfungsi sebagai inhibitor, seperti penisilin yang berguna menghambat
kerja enzim pada mikroorganisme. Inhibitor terbagi atas dua macam, yakni
inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif. Pada inhibitor kompetitif,
inhibitor ini akan bersaing dengan substrat untuk bergabung dengan enzim
sehingga kerja enzim akan terganggu. Sementara itu, inhibitor
nonkompetitif tidak akan bersaing dengan substrat untuk bergabung
dengan enzim karena memiliki sisi ikatan yang berbeda (Keeton and
Gould, 1986: 81).
6) Kadar Air
Kerja enzim sangat dipengaruhi oleh air. Rendahnya kadar air dapat
menyebabkan enzim tidak aktif. Sebagai contoh, biji tanaman yang dalam
keadaan kering tidak akan berkecambah. Hal ini disebabkan oleh tidak
aktifnya enzim sebagai akibat dari rendahnya kadar air dalam biji. Biji
akan berkecambah jika direndam. Kadar air yang cukup dapat
mengaktifkan kembali enzim.
C. Perbedaan antara Katabolisme dan Anabolisme
 Katabolisme
Katabolisme merupakan reaksi penguraian senyawa yang kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Contohnya
yaitu respirasi yang merupakan proses penguraian bahan makanan yang
menghasilkan energi. Berdasarkan kebutuhan akan O2, terdapat respirasi
aerobik (C6H12O6 + 6O2 à 6H2O + 6CO2 + 675 kkal) dan anaerobik
(C6H12O6 à 2C2H5OH + 2CO2 + 21 kkal). [15.59, 11/11/2023] yati
faqbil al: Katabolisme adalah penguraian molekul-molekul kompleks
menjadi molekul-molekul yang lebih kecil untuk mendapatkan energi.
Katabolisme terjadi pada proses pencernaan makanan. Nasi yang kita
makan merupakan karbohidrat, saat masuk kedalam pencernaan
karbohidrat nasi dipecah menjadi glukosa dan energi dengan bantuan
enzim amilase.Sel-sel makhluk hidup melakukan katabolisme untuk
mendapatkan energi agar bisa bergerak, menghangatkan tubuh, dan juga
berpikir.

 Anabolisme
Anabolisme merupakan reaksi penyususnan zat yang berlangsung di dalam
sel. Anabolisme memiliki beberapa jenis yaitu Anabolisme karbohidrat,
lemak dan protein. Anabolisme Kebalikan dari katabolisme, anabolisme
adalah proses pembentukan senyawa kompleks (makromolekul) yang
dibutuhkan oleh sel dari molekul sederhana dengan bantuan energi.
Makromolekul hasil anabolisme digunakan untuk pertumbuhan tubuh
makhluk hidup . Contoh dari anabolisme adalah sintesis protein, sintesis
DNA, fotosintesis.

D. Tahap-tahap pengeluaran ATP dan NADP pada proses Glikosis dan Siklus
Krebs
 Tahapan Glikosis
erdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan bahwa reaksi glikolisis
terjadi dalam 10 tahapan yaitu :
1).Glukosa difosforilasi oleh ATP untuk membentuk glukosa 6-fosfat
dan ADP. Reaksi ini dikatalis oleh enzim heksokinase
.2).Glukosa 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 6-fosfatoleh enzim
fosfoglukoisomerase, isomerasi ini mengubah aldose menjadi ketosa.
3).Fruktosa 6-fosfat difosforilasi dengan ATP membentuk fruktosa
1,6-difosfat dan ADP.proses ini dikatalisis oleh enzim
fosfofruktokinase.
4).Aldolase memecah 2 fruktosa 1,6-difosfat (memiliki 6 atom C)
menjadi dua molekul yang mengandung 3 atom C, yaitu gliseraldehid
3-fosfat dan dihidrosiaseton fosfat.
5).Gliseraldehid 3-fosfat merupakan molekul yang hanya dapat
digunakan untuk proses glikolisis selanjutnya. Jadi dihidroksiaseton
fosfat segera diubah menjadi gliseraldehid 3-fosfatoleh enzim triosa
fosfat isomerase. Untuk bisa masuk ke jalur glikolisis.
6).Gliseraldehid 3-fosfat diubah menjadi 1,3-difosfogliserat yang
dikatalisis oleh enzim gliseraldehid 3-fosfat dehydrogenase. Dan
menggunakan fosfat anorganik serta NAD+. Dari proses ini dihasilkan
NADH.
7).Senyawa 1,3-difosfogliserat sekarang digunakan untuk mensintesis
ATP. Enzim fosfogliserat kinase mengkatalisis transfer gugus fosforil
dari 1,3-difosfogliserat ke ADP, dan selanjutnya membentuk ATP dan
3-fosfogliserat.
8).3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim
fosfogliserat mutase. Dalam reaksi ini terjadi perpindahan gugus fosfat
dari satu atom karbon ke atom karbon lainnya dalam satu molekul
yang sama.
9).Selanjutnya enzim enolase mengkatalisis dehidrasi 2-fosfogliserat
membentuk fosfoenolpiruvat (PEP).
10).Pada reaksi terakhir, enzim piruvat kinase mengkatalisis PEP
membentuk asam piruvat dan mentransfer gugus fosforil ke ADP
membentuk ATP (suhara, 2008).
 Tahapan Siklus Krebs
1).Proses pembentukan sitrat. Dalam proses ini, terjadi penggabungan
antara molekul asetil ko-A dengan oksaloasetat yang membentuk asam
sitrat yang dibantu dengan enzim asam sitrat sintase.
2).Sitrat yang dihasilkan dari proses sebelumnya akan diubah menjadi
isositrat dengan bantuan enzim akotinase yang mengandung Fe2+.
3).Terjadi proses dekarboksilasi atau perombakan pertama kali.
Isositrat yang terbentuk dari tahapan sebelumnya dioksidasi menjadi
oksalosuksinat yang terikat oleh enzim isositrat dehydrogenase. Pada
tahap ini, isositrat diubah menjadi alfaketoglutarat oleh enzim yang
sama dibantu dengan NADH.
4).Terjadi proses pengubahan alfa-ketoglutarat menjadi suksinil ko-A
oleh enzim alfa-ketoglutarat kompleks dan proses oksidasi.
5.)Kemudian suksinil ko-A diubah menjadi suksinat. Tidak hanya
dibantu dengan enzim, tahap pengubahan ini dibantu juga dengan
Mg2+ dan GDP yang bersama fosfat membentuk GTP. GTP inilah
yang diubah menjadi ATP sehingga menjadi energi yang dibutuhkan
jaringan.
6.)Pada tahap ini, suksinat akan dioksidasi menjadi fumarat dengan
bantuan enzim suksinat dehidrogenase.
7).Pada tahap ketujuh adalah proses hidrasi. Pada proses ini, terjadi
penambahan atom hidrogen pada ikatan karbon (C=C) sehingga
menghasilkan produk berupa malat.
8).Kemudian, malat dioksidasi untuk menghasilkan oksaloasetat
dengan bantuan enzim malat dehydrogenase. Kemudian, oksaloasetat
akan menangkap asetil ko-A sehingga siklus krebs akan terus menerus
terjadi. Tidak hanya itu, dalam tahap ini juga berupa NADH.

E. Perbandingan jumlah energy yamg dihasilkan pada respirasi Aerob dengan


Anaerob
Perbedaan keempat dari respirasi aerob dan anaerob adalah produk
yang dihasilkan. Pada respirasi aerob, produk yang dihasilkan adalah
energi hingga 36 ATP. Sementara itu, produk yang dihasilkan oleh
anaerob adalah energi dengan 2 ATP. Perbedaan itu dapat terjadi karena
adanya oksigen.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis
(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam
suatu reaksi kimia organik..Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan
molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu
reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah,
sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi
aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama.Sifat Enzim yaitu
Enzim aktif dalam jumlah yang sangat sedikit,dengan kondisi stabil,Enzim
tidak mempengaruhi keseimbangan reaksi,kerja katalis enzim spesifik,dll.
Berdasarkan proses dan hasilnya, metabolisme dibedakan menjadi dua
yaitu katabolisme dan anabolisme.

B. Saran
Dari tugas makalah ini, banyak hal yang dapat kita pelajari. Seperti
halnya yang sudah kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar
tugas makalah ini, yaitu semoga dengan terselesaikannya makalah ini
dapat menambah wawasan kita dan pemahaman kita mengenai
Metabolisme Mahluk Hidup mengenai Enzim dan Katabolisme.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai