Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BIOKIMIA

JUDUL: ENZIM

Disusun Oleh:
Kelompok 1

Nama : 1. Siska (PBC220061)


2. Hilda (PBC220075)
3. Umi Kalsum (PBC220078)
Kelas : F22C
Mata Kuliah : Biokimia

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK BAUBAU
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang “Enzim”.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik,
namun penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan
kami sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-
kesalahan baik dari segi teknik penulisan maupun dari isi, maka kami memohon
maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat
diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga
dalam pengetahuan kita bersama.

Baubau, 2 April 2023

Kelompok 1

DAFTAR ISI

ii
COVER.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Pengertian Enzim.................................................................................. 3
B. Klasifikasi Enzim.................................................................................. 4
C. Komponen Enzim................................................................................. 5
D. Sifat-Sifat Enzim................................................................................... 5
E. Faktor-Faktor Mempengaruhi Kerja Enzim.......................................... 7
BAB III PENUTUP...................................................................................... 11
A. Kesimpulan......................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis
(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu
reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat
perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Semua proses
biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat
dalam suatu arah lintasan metabolisme. Enzim bekerja dengan cara bereaksi
dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui
suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah,
sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi
aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama.
Suatu organisme hidup adalah rakitan menakjubkan dari reaksi kimia.
Masing-masing reaksi seolah berjalan sendiri tapi memberi sumbangan untuk
kehidupann organisme sebagai sebagai suatu kesatuan. Sel dalam tubuh
tumbuhan mampu mengatur lintasan-lintasan metabolik yang dikendalikannnya
agar terjadi dan dapat mengatur kecepatan reaksi tersebut dengan cara
memproduksi suatu katalisatordalam jumlah yang sesuai dan tepat pada saat
dibutuhkan. Katalisator inilah yang disebut dengan enzim. Sebagai contoh
proses metabolisme saat pembentukan urea yang nyatanya membutuhkan suhu
tinggi yang tidak mungkin manusia miliki. Namun, karena adanya enzim yang
merupakan katalisator biologis menyebabkan reaksi-reaksi tersebut berjalan
dalam suhu fisiologis tubuh manusia, sebab enzim berperan dalam menurunkan
energi aktivasi menjadi lebih rendah dari yang semestinya dicapai dengan
pemberian panas dari luar. Kerja enzim dengan cara menurunkan energi
aktivasi sama sekali tidak mengubah ΔG reaksi (selisih antara energi bebas
produk dan reaktan), sehingga dengan demikian kerja enzim tidak berlawanan
dengan Hukum Hess 1 mengenai kekekalan energi. Selain itu, enzim
menimbulkan pengaruh yang besar pada kecepatan reaksi kimia yang

1
berlangsung dalam organisme. Reaksi-reaksi yang berlangsung selama
beberapa minggu ataubulan di bawah kondisi laboratorium normal dapat terjadi
hanya dalam beberapa detik di bawah pengaruh enzim di dalam tubuh.
Sebagai contoh proses metabolisme saat pembentukan urea yang
nyatanya membutuhkan suhu tinggi yang tidak mungkin manusia miliki.
Namun, karena adanya enzim yang merupakan katalisator biologis
menyebabkan reaksi-reaksi tersebut berjalan dalam suhu fisiologis tubuh
manusia, sebab enzim berperan dalam menurunkan energi aktivasi menjadi
lebih rendah dari yang semestinya dicapai dengan pemberian panas dari luar.
Kerja enzim dengan cara menurunkan energi aktivasi sama sekali tidak
mengubah ∆ G reaksi (selisih antara energi bebas produk dan reaktan), sehingga
dengan demikian kerja enzim tidak berlawanan dengan Hukum Hess 1
mengenal kekekalan energi. Selain itu, enzim menimbulkan pengaruh yang
besar pada kecepatan reaksi kimia yang berlangsung dalam organisme. Reaksi-
reaksi yang berlangsung selama beberapa minggu atau bulan di bawah kondisi
laboratorium normal dapat terjadi hanya dalam beberapa detik di bawah
pengaruh enzim di dalam tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian enzim?
2. Klasifikasi enzim?
3. Apa saja komponen enzim?
4. Apa saja sifat-sifat enzim?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ap aitu enzim.
2. Untuk mengetahui klasifikasi enzim..
3. Untuk mengetahui komponen enzim
4. Untuk mengetahui sifat-sifat enzim.
5. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ENZIM
Enzim atau fermen (dalam Bahasa Yunani, en = di dalam dan zyme =
ragi) adalah senyawa organik yang tersusun atas protein, dihasilkan oleh sel
dan berperan sebagai biokalisator dalam reaksi kimia. Enzim adalah
biokalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma
yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein,
berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein.
Enzim sangat penting dalam kehidupan. karena semua reaksi metabolisme
dikatalis oleh enzim. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka
reaksi metabolisme sel akan terhambat hingga pertumbuhan sel juga
terganggu.Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi
disebut sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi
molekul-molekul yang berbeda. disebut produk.
Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat,
yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar
dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme
yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.Dari hasil penelitian para ahli
biokimia ternyata banyak enzim mempunyai gugus bukan protein (kofaktor),
jadi termasuk golongan protein majemuk. Enzim semacam ini (holoenzim)
terdiri atas protein (apoenzim) dan suatu gugus bukan protein (kofaktor).
Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein, dan merupakan
bagian yang paling utama dari enzim. Kofaktor ada yang terikat kuat pada
protein (protestik), ada pula yang tidak begitu kuat ikatannya (koenzim).
Sebagai contoh enzim katalase terdiri atas protein dan ferriprotorfirin. Ada juga
enzim yang terdiri dari protein dan logam, misalnya askorbat oksidase adalah
protein yang mengikat tembaga.

3
B. Klasifikasi Enzim
Berdasarkan tipe reaksi yang diketahui, enzim dibagi menjadi enam
kelompok yaitu:
1. Oksidureduktase Enzim, oksidureduktase adalah enzim yang dapat
mengkatalisis reaksi oksidasi atau reduksi suatu bahan. Dalam golongan
enzim ini terdapat 2 macam enzim yang paling utama yaitu oksidase dan
dehidrogenase. Oksidase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi antara
substrat dengan molekul oksigen, Dehidrogenase adalah enzim yang aktif
dalam pengambilan atom hidrogen dari substrat.
2. Transferase Enzim, transferase adalah enzim yang ikut serta dalam reaksi
pemindahan (transfer) suatu gugus.
3. Hidrolase Enzim, hidrolase merupakan kelompok enzim yang sangat penting
dalam pengolahan pangan, yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis
suatu substrat atau pemecahan substrat dengan pertolongan molekul air.
Enzim-enzim yang termasuk dalam golongan ini diantaranya adalah amilase,
invertase, selulase dan sebagainya.
4. Liase Enzim, liase adalah enzim yang aktif dalam memecahkan molekul CC
dan CO dengan tidak menggunakan molekul udara.
5. Isomerase Enzim, isomerase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi
perubahan konfigurasi molekul dengan cara pengaturan kembali atom-atom
substrat, sehingga dihasilkan molekul baru yang merupakan isomer dari
substrat atau dengan perubahan isomer posisi misalnya mengubah aldosa
menjadi ketosa.
6. Ligase Enzim ligase adalah enzim yang mengkatalisis pembentukan ikatan-
ikatan tertentu, misalnya pembentukan ikatan CC, CO dan CS dalam
biosintesis koenzim A serta pembentukan ikatan CN dalam sintesis
glutamin.
C. Komponen Enzim
Enzim dalam tubuh memiliki dua komponen penyusun. Komponen
penyusun tersebut terdiri dari protein dan non-protein. Komponen penyusun

4
enzim yang berupa protein Dikenal dengan istilah apoenzim. Apoenzim
merupakan komponen yang paling dominan dalam struktur enzim. Ternyata,
apoenzim ini bersifat labil karena mudah terpengaruh oleh perubahan suhu dan
pH, apoenzim ini tidak tahan panas. Komponen penyusunnya enzim yang
berupa non-protein dikenal sebagai gugus prostetik. Gugus prostetik ini terdiri
dari ion anorganik dan ion organik kompleks. Ion anorganik dalam gugus
prostetik dikenal sebagai kofaktor. Kofaktor berfungsi sebagai katalis yang
mampu meningkatkan kerja enzim, contohnya antara lain ion Klor (CI) dan
Kalsium (Ca) yang bertugas mengoptimalkan enzim ptyalin pada mulut untuk
menguraikan molekul gula komplek.
D. Sifat-Sifat Enzim
Spesifitas enzim sangat tinggi terhadap substratnya. Substrat adalah
reaktan yang diolah pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim (enzimatik).
Enzim memiliki sifat khas terhadap suatu substrat tertentu, kekhasan inilah
yang menjadi ciri suatu enzim. Adapun sifat-sifat khas yang dimiliki suatu
enzim tersebut antara lain:
1. Sebagai katalisator
Sifat-sifat enzim yang pertama ialah ia berperan sebagai katalisator. Enzim
adalah katalis yang dapat mengubah laju reaksi tanpa ikut analisis. Tanpa
kehadiran enzim, suatu reaksi yang sangat sukar terjadi. sementara dengan
kehadiran enzim kecepatan reaksinya dapat meningkat 107 - 1013 kali.
Sebagai contoh enzim katalase yang mengandung ion besi (Fe) mampu
menguraikan 5.000.000 molekul hidrogen peroksida (H202) permenit pada
00C. H2O2 hanya dapat diuraikan oleh atom besi, tetapi satu atom besi
akan memerlukan waktu 300 tahun untuk menguraikan sejumlah molekul
H202 yang per satu molekul katalase yang mengandung satu atom besi
diuraikan dalam satu detik.
2. Enzim bekerja secara spesifik dan keliru
Enzim bekerja secara spesifik, artinya enzim tertentu hanya dapat
membentuk pengubahan pada zat tertentu pula. Dengan kata lain, enzim
hanya dapat mempengaruhi satu reaksi dan tidak dapat mempengaruhi

5
reaksi lain yang bukan bidangnya. Satu enzim khusus untuk satu substrat,
misalnya enzim katalase hanya mampu menghidrolisis H2O2 menjadi H2O
dan O2.
3. Enzim bersifat bolak-balik
Sifat-sifat enzim selanjutnya adalah bekerja bolak-balik karena dapat
menyertakan analisis tanpa mempengaruhi hasil akhir dan akan terbentuk
kembali pada hasil reaksi sebagai enzim. Ketika ikut terpengaruh, struktur
kimiawi enzim berubah, tetapi pada akhir reaksi struktur kimiawienzim
akan terbentuk kembali seperti semula.
Misalnya enzim lipase dapat mengubah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol. Menentang, lipase juga mampu mengidentifikasi gliserol dan asam
lemak menjadi lemak. Enzim tidak hanya menguraikan molekul kompleks,
tetapi juga dapat membentuk molekul kompleks dari molekul-molekul
sederhana penyusunnya (reaksi bolak-balik).
4. Seperti protein
Enzim memiliki sebagian besar sifat protein yaitu dipengaruhi oleh suhu
dan pH. Pada suhu enzim protein rendah akan mengalami koagulasi dan
pada suhu tinggi akan mengalami denaturasi.
5. Enzim bersifat termolabil
Aktivitas enz im dipengaruhi oleh suh u. Jika suhu ren dah, kerja enz im
akan lambat. Semakin tinggi suhu reaksi kimia yang mempengaruhi enzim
semakin cepat, tetapi jika suhu terlalu tinggi. enzim akan mengalami
denaturasi.
6. Hanya diperlukan dalam jumlah sedikit
Oleh karena enzim berfungsi sebagai katalisator, tetapi tidak ikut campur,
maka jumlah yang dipakai sebagai katalis tidak perlu banyak. Satu molekul
enzim dapat bekerja berkali-kali, selama molekul tersebut tidak rusak.
7. Merupakan koloid
Karena enzim tersusun atas komponen protein, maka sifat-sifat enzim
tergolong koloid. Enzim memiliki permukaan antar partikel yang sangat
besar sehingga bidang aktivitasnya juga besar.

6
8. Enzim mampu menurunkan energi aktivasi
Suatu reaksi kimia dapat terjadi jika molekul yang terlibat memiliki cukup
energi internal untuk itu perkembangannya ke puncak bukit energi menuju
bentuk reaktif yang disebut tahap transisi. Energi aktivasi suatu reaksi
adalah jumlah energi dalam kalori yang diperlukan untuk membawa semua
molekul pada 1 mol senyawa pada suhu tertentu menuju tingkat transisi
pada batas puncak energi. Apabila suatu reaksi kimia ditambahkan katalis -
yaitu enzim, maka energi aktivasi dapat diturunkan dan reaksi akan berjalan
dengan lebih cepat.
E. Sifat-Sifat Yang Mempengaruhi Kerja Enzim
1. Suhu
Sifat Sifat Enzim seperti Enzim bersifat termolabil, artinya aktivitas
enzim dipengaruhi oleh suhu. Aktivitas enzim akan terus meningkat sampai
batas suhu tertentu. Batas suhu tersebut dinamakan suhu optimum. Jika
enzim berada di bawah suhu optimum maka kerja enzim akan kelambatan.
Enzim pada suhu atau di bawahnya brsifat nonaktif. Akan tetapi pada suhu
enzim tersebut tidak rusak.
Kenaikan suhu dapat meningkatkan aktivitas enzim. Namun, jika suhu
melebihi batas optimum enzim dapat mengalami denaturasi atau kerusakan.
Hal ini, akan menyebabkan enzim tidak dapat berfungsi sebagai katalis lagi.
Contoh, enzim manusia memiliki suhu optimum 35° C -40°C, enzim pada
bakteri yang hidup di udara panas memiliki suhu optimum 70 atau lebih.
2. Derajat Keasaman (pH)
Karena molekul enzim pada umumnya adalah protein globular, bentuk
dan fungsinya dapat dipengaruhi oleh perubahan pH cairan di sekitarnya.
Enzim memiliki pH optimum yang dapat bersifat basa maupun asam.
Sebagian besar enzim memiliki pH optimum antara 6-8. Perubahan pH
mengakibatkan sisi aktif enzim berubah keefektifannya dalam membentuk
kompleks enzim-substrat, sehingga dapat menghalangi terikatnya substrat
pada sisi aktif enzim.

7
Selain itu, perubahan pH juga mengakibatkan proses denaturasi
(kerusakan) pada enzim. Denaturasi oleh pH yang ekstrim biasanya bersifat
bolak-balik, tetapi tidak pada bolak-balik denaturasi yang terjadi karena
suhu panas. Peningkatan suhu akan meningkatkan laju tumbukan antara
enzim dan molekul substrat, sehingga akan meningkatkan pembentukan laju
kompleks enzim-substrat dan meningkatkan keceptan reaksinya.
Hal ini bertentangan dengan peningkatan denaturasi enzim pada suhu
optimum karena reaksi itu terlampaui. Akhirnya reaksi itu berhenti, kadang
terkadang hanya pada suhu lebih dari 100° C . Contoh enzim ptialin di mulut
hanya dapat bekerja pada pH netral, enzim pepsin di lambung bekerja pada
pH asam, sedangkan enzim tripsin di usus bekerja pada pH basa.
3. Konsentrasi Enzim dan Substrat
Semakin besar konsentrasi enzim akan meningkatkan kecepatan reaksi.
Peningkatan kecepatan reaksi akan terus bertambah hingga tercapai
kecepatan konstan yakni jika semua substrat sudah diikat oleh enzim,
konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
Bertambahnya konsentrasi substrat dalam suatu reaksi akan
meningkatkan kecepatan reaksi jika jumlah en zim dalam reaksi singkat tapi
tetap. Namun, ketika semua sisi aktif enz im sedan g bekerja, penambahan
konsentrasi substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi. Keadan
demikian menunjukkan bahwa kecepatan reaksi telah mencapai titik
maksimum. Peningkatan kecepatan reaksi akan terus bertambah hingga
tercapai kecepatan konstan yakni jika semua enzim pengikat substrat.
Pada setiap saat, proporsi molekul-molekul enzim yang terikat pada
substrat akan tergantung pada konsentrasi substratnya. Karena konsentrasi
meningkat, kecepatan awal dari reaksi (V Hai ) pada saat penambahan enzim
akan meningkat sampai suatu nilai maksimum, V maks pada tingkat substrat,
enzim tersebut dikatakan jenuh (seluruh sisi aktif maksimum), dan
penambahan jumlah substrat tidak akan menaikkan V . Nilai konsentrasi
Hai

substrat pada saat V Hai =½V maks dikenal dengan aturan MICHAEL (KM)

8
untuk reaksi substrat-enzim. Rendahnya nilai KM menunjukkan afinitas
tinggi dari enzim untuk substratnya.
Beberapa enzim (misalnya aspartase) hanya mengikat satu molekul
substrat yang sangat khusus; enzim yang lain dapat mengikat berbagai
substrat lain yang khusus untuk enzim tersebut (misalnya semua ikatan
peptida terminal dalam kasus eksopeptidase). Perbedaan itu timbul dari
derajat stereospesifitas enzimnya. Banyak yang memerlukan gugus prostetik
yang menempel atau koenzim yang dapat melebur untuk menjalankan
aktivitasnya. Pada enzim-enzim itu komponen proteinnya bernama
apoenzim dan seluruh kompleks enzim-kofaktor bernama fungsional
holoenzim.
4. Zat-Zat Penggiat (Aktivator)
Aktivator me rupakan z at atau molekul yang berfungsi untuk memacu
atau mempercepat reaksi enzim. Contoh dari aktivator antara lain garam -
garam dari logam alkali dalam kondisi encer (2% -5%), dan ion logam
seperti Ca, Mg, Ni, Mn, dan CI. Dan ini juga merupakan Faktor yang
Mempengaruhi Kerja Enzim.
5. Zat-Zat Penghambat (Inhibitor)
Inhibitor merupakan sutau molekuler yang dapat menghambat aktivitas
enzim. Terdapat dua macam inhibitor enzim, yaitu inhibitor kompetitif dan
inhibitor nonkompetitif.
1) Inhibitor Kompetitif
Inhibitor kompetitif (penghambak dapat diakan molekul penghambat
kerja enzimyang bekerja dengan cara bersaing dengan sisi aktif enzim.
Inhibitor kompetitif (penghambat dapat berikatan secara kuat pada sisi
aktit enzim). Pengikatan ini berlangsung bolak-balik sehingga kontrasan
menahan untuk tingkat inhibitor yang tetap menjadi berkurang kalau
substratnya ditambah.
Jadi, inhibitor kompetitif ini dapata hilangkan dengan cara menambah
konsentrasi substrat. Contoh yang Hal terpenting dari pengikatan ini
adalah melibatkan enzim yang paling banyak jumlah base bifosfat

9
karboksilase, enzim-penambat CO2 pada C3 fotosintesis, dalam proses ini
molekul-molekul O2 bersaing dengan molekul-molekul CO2 untuk sisi
aktif dan contoh lainnya adalah sianida yang terlarut dalam daran
bersaing dengan oksigen untuk berikatan dengan sisi aktif hemoglobin.

2) Inhibitor Nonkompetitif
Inhibitor yang terikat pada sisi al osetrik enzim (selain sisi aktif enzim)
disebut penghambat nonkompetitif. Inhibitor nonkompetitif adalah
molekuler penghambatan kerja enzim yang bekerja dengan cara
melekatkan dini di luar sisi aktif enzim, yang dapat menyebabkan sisi
aktit enzim berubah dan tidak dapat berfungsi lagi. Sehingga substrat
tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim Inhibitor ini tidak dapat
dihilangkan walaupun dengan menambahkan substrat. Contoh inhibitor
nonkkompetitif yaitu Ag+, HG2+, dan Pb2+.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis
(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis kritik) dalam suatu
reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat
perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Semua proses
biologis memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam
suatu arah metabolisme. Enzim bekerja dengan cara yang berbeda dengan
molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi
kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga terjadi
percepatan reaksi kimia karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi
membutuhkan waktu lebih lama.
B. Saran
Dalam penyusunan makala ini, penulis telah berupaya semaksimal
mungkin untuk mancapai hasil terbaik namun keterbatasan pengetahuan serta
pengalaman yang di miliki menjadikan makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh kerena itu, untuk kepentingan perbaikan makalah-makalah berikutnya
maka kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/istek/article/viewFile/186/201

https://caridokumen.com/download/makalah-enzim-dan-metabolisme-
5a465059b7d7bc7b7a016d6-pdf

12

Anda mungkin juga menyukai