XII MIPA 2
Judul :
PENGARUH SIFAT ENZIM
TERHADAP PENCAMPURAN
SUSU DENGAN LEMON CHINA
17
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah Biologi ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Makalah Biologi ini
masih banyak kekurangan yang disebabkan karenan keterbatasan waktu,pengetahuan
dan kemampuan penulis. sehingga kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan
oleh penulis demi kesempurnaan Makalah Biologi ini.
Harapan penulis semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan
Rahmat-Nya kepada kita semua. Akhir kata semoga laporan Biologi ini dapat berguna
bagi yang membutuhkan.
Jordie lijadi
Daftar Isi
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang………………………………………………………………………………………………
B. Rumusan masalah……………………………………………………………………………………………
C. Tujuan ……………………………………………………………………………
D. Hipotesis ………………………………………………………..
E. Variabel …………………………………………………………………………..
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………….………….
B. Saran…………………………………………….…………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………
LAMPIRAN………………………………………………………………………………………………………
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang
Metabolisme merupakan suatau reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup.
Reaksi metabolisme tersebut dimaksudkan untuk memperoleh energi, menyimpan energi,
menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau mengeluarkn zat -
zat, melakukan gerakan, menyusun struktur sel, merombak struktur – struktur sel yang tidak
dapat digunakan lagi, dan menanggapi rangsang.
Tentunya dalam suatu reaksi kimia terdapat zat – zat atau senyawa – senyawa baik yang
sifatnya menghambat (inhibitor), atau mempercepat reaksi (aktivator). Senyawa – senyawa
yang mempercepat suatu reaksi dikenal dengan sebutan katalisator.
Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu. Suatu katalis berperan
dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada
suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan
suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang
dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki katalisator yang disebut dengan
enzim. Enzim yang tersusun atas protein dan molekul lainnya bekerja dengan menurunkan
energi aktivasi, sehingga tidak diperlukan suhu dan energi tinggi untuk melakukan suatu reaksi
kimia didalam tubuh.Jika tidak terdapat katalisator dalam metabolisme, maka suhu tubuh akan
meningkat dan membahayakan bagi tubuh makhluk hidup.
Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar enzim. Faktor dalam
misalnya substansi – substansi genetik yang dibawa oleh masing – masing enzim.
Keinginan kami untuk mengetahui faktor luar yang mempengaruhi kerja enzim, dan
memenuhi tugas biologi, merupakan suatu motivasi kami untuk melakukan percobaan
sederhana yang menggunakan enzim katalase sebagai contoh(sample).
B. Rumusan masalah
D. Hipotesis
Karena enzim katalase terbentuk atas senyawa protein, maka enzim ini juga memiliki ciri – ciri
yang sama dengan protein. Kerja enzim akan sangat dipengaruhi oleh suhu dan derajat
keasaman lingkungannya.
E. Variabel
B. Struktur Enzim.
Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam – asam amino. Kebanyakan
enzim berukuran lebih besar dari substratnya.akan tetapi,hanya daerah tertentu dari
molekul enzim tersebut yang berikatan dengan substrat, yaitu bagian yang disebut dengan
sisi aktif (active side)
Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian, yaitu bagian
protein dan bagain bukan protein.
Bagian protein disebut apoenzim, tersusun atas asam – asam amino. Bagian protein
bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan keasaman.
Bagian bukan protein yang disebut gugus protetik, yaitu gugusan yang aktif. Gugus
prostetik yang berasal dari molekul non organik disebut kofaktor, misalnya besi, tembaga,
zink. Gugus prostetik yang terdiri dari senyawa – senyawa kompleks disebut konenzim,
misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin, riboflavin, asam pantotenat, niasin, piridoksin,
biotin, asam folat, dan kobalamin.
Biokatalisator : enzim hanya dihasilkan oleh sel-sel mahkluk hidup yang digunakan untuk
mempercepat proses reaksi.
Protein : sifat-sifat enzim sama dengan protein yaitu dapat rusak pada suhu yang tinggi
dan dipengaruhi pH
Bekerja Secara Khusus : enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi reaks tertentu,
tidak dapat mempengaruhi raeksi lainnya. Zat yang terpengaruhi oleh enzim tersebut
substrat. Substrat adalah zat yang bereaksi. Oleh karena macam zat yang bereaksi di dalam
sel sangat banyak, maka macam enzim pun banyak
Dapat Digunakan Berulang Kali: dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak
berubah pada saat terjadi reaksi. Satu molekul enzim dapat bekerja berkali-kali selama
enzim itu tidak rusak.
Rusak Oleh Panas : enzim rusak oleh panas karena merupakan suatu protein . Rusaknya
enzim oleh panas disebut denaturasi jika telah rusak enzim tidak dapat bekerja lagi.
Tidak Ikut Bereaksi : enzim hanya diperlukan untuk mempercepat reaksi namun tidak
ikut bereaksi.
Bekerja Dapat Balik : suatu enzim dapat bekerja menguraikan suatu senyawa menjadi
senyawa-senyawa lain dan sebaliknya dapat pula bekerja menyusun senyawa-senyawa itu
menjadi senyawa semula.
Teori gembok – anak kunci Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya
sesuai untuk satu jenis substrat saja. Entuk substrat sesuai dengan sisi aktif, seperti gembok
cocok dengan anak kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik. Substrat
yang mempunyai bentuk ruang yang sesuai dengan sisi aktif enzim akan berikatan dan
membentuk kompleks transisi enzim-substrat. Senyawa transisi ini tidak stabil sehingga
pembentukan produk berlangsung dengan sendirinya. Jika enzim mengalami denaturasi
(rusak) karena panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi.
Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang sama.
Teori induced fit Reaksi antara substrat denan enzim berlangsung karena adanya induksi
molekul substrat terhadap molekul enzim. Menurut teori ini, sisi aktif enzim bersifat
fleksibel dalam menyesuaikan struktur sesuai dengan struktur substrat. Ketika substrat akan
terinduksi dan kemudian mengubah bentuknya sedikit sehingga mengakibatkan perubahan
sisi aktif yang semula tidak cocok menjadi cocok (fit). Kemidian terjadi pengikatan substrat
oleh enzim, yang selanjutnya substrat diubah menjadi produk. Produk kemudian dilepaskan
dan enzim kembali pada keadaan semula, siap untuk mengikat substrat baru.
1. Sebagai katalisator
Sifat-sifat enzim yang pertama ialah ia berperan sebagai katalisator. Enzim adalah katalis
yang dapat mengubah laju reaksi tanpa ikut bereaksi. Tanpa kehadiran enzim, suatu reaksi
itu sangat sukar terjadi, sementara dengan kehadiran enzim kecepatan reaksinya dapat
meningkat 107 - 1013 kali.
Sebagai contoh enzim katalase yang mengandung ion besi (Fe) mampu menguraikan
5.000.000 molekul hidrogen peroksida (H2O2) permenit pada 00C. H2O2 hanya dapat
diuraikan oleh atom besi, tetapi satu atom besi akan memerlukan waktu 300 tahun untuk
menguraikan sejumlah molekul H2O2 yang oleh satu molekul katalase yang mengandung
satu atom besi diuraikan dalam satu detik.
Enzim bekerja secara spesifik, artinya enzim tertentu hanya dapat mengadakan pengubahan
pada zat tertentu pula. Dengan kata lain, enzim hanya dapat mempengaruhi satu reaksi dan
tidak dapat mempengaruhi reaksi lain yang bukan bidangnya. Satu enzim khusus untuk satu
substrat, misalnya enzim katalase hanya mampu menghidrolisis H2O2 menjadi H2O dan O2.
Sifat-sifat enzim selanjutnya adalah bekerja bolak-balik karena dapat ikut bereaksi tanpa
mempengaruhi hasil akhir dan akan terbentuk kembali pada hasil reaksi sebagai enzim.
Ketika ikut bereaksi, struktur kimia enzim berubah, tetapi pada akhir reaksi struktur kimia
enzim akan terbentuk kembali seperti semula.
Misalnya enzim lipase dapat mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sebaliknya,
lipase juga mampu menyatukan gliserol dan asam lemak menjadi lemak. Enzim tidak hanya
menguraikan molekul kompleks, tetapi juga dapat membentuk molekul kompleks dari
molekul-molekul sederhana penyusunnya (reaksi bolak-balik).
4. Seperti protein
Enzim memiliki sebagian besar sifat protein yaitu dipengaruhi oleh suhu dan pH. Pada suhu
rendah protein enzim akan mengalami koagulasi dan pada suhu tinggi akan mengalami
denaturasi
Aktivitas enzim dipengaruhi oleh suhu. Jika suhu rendah, kerja enzim akan lambat. Semakin
tinggi suhu reaksi kimia yang dipengaruhi enzim semakin cepat, tetapi jika suhu terlalu
tinggi, enzim akan mengalami denaturasi.
Oleh karena enzim berfungsi sebagai katalisator, tetapi tidak ikut bereaksi, maka jumlah
yang dipakai sebagai katalis tidak perlu banyak. Satu molekul enzim dapat bekerja berkali-
kali, selama molekul tersebut tidak rusak.
7. Merupakan koloid
Karena enzim tersusun atas komponen protein, maka sifat-sifat enzim tergolong koloid.
Enzim memiliki permukaan antar partikel yang sangat besar sehingga bidang aktivitasnya
juga besar.
Suatu reaksi kimia dapat terjadi jika molekul yang terlibat memiliki cukup energi internal
untuk membawanya ke puncak bukit energi menuju bentuk reaktif yang disebut tahap
transisi. Energi aktivasi suatu reaksi adalah jumlah energi dalam kalori yang diperlukan
untuk membawa semua molekul pada 1 mol senyawa pada suhu tertentu menuju tingkat
transisi pada puncak batas energi. Apabila suatu reaksi kimia ditambahkan katalis -yaitu
enzim, maka energi aktivasi dapat diturunkan dan reaksi akan berjalan dengan lebih cepat.
Demikianlah artikel mengenai sifat-sifat enzim yang kita bahas pada kesempatan ini. Pada
artikel selanjutnya, kita akan membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kerja
enzim. Silakan lanjutkan membaca untuk memperdalam pengetahuan Anda mengenai bab
enzim.
BAB III Percobaan
A. Metode penelitian
Metode eksperiment
C. Lokasi
D. Cara kerja
B. Pembahasan
Berdasarkan penelitian terjadi pengendapan di kedua jenis larutan. Hal ini menunjukkan
bahwa sifat enzim berpengaruh pada pencampuran susu dengan perasan jeruk lemon china ,
baik susu bubuk maupun susu kental manis. Sifat enzim yang dapat diketahui dari praktikum ini,
yaitu katalis dan spesifik. Pencampuran susu dancow dengan perasan lemon china dipengaruhi
sifat katalis sedangkan pencampuran susu frisian flag dengan perasan jeruk nipis dipengaruhi
sifat spesifik.
BAB V Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Ketika melakukan percobaan perhatikan waktu dengan baik dan jelas
untukmendapatkan hasil yang baik.
Daftar Pustaka
Wikipedia.com
http://www.informasibelajar.com/2015/09/enzim-pencernaan-macam-dan-fungsinya.html#
http://www.ebiologi.com/2016/01/cara-kerja-enzim-menurut-teori-lock-and.html
Lampiran