Anda di halaman 1dari 25

BIOKIMIA

ENZIM

NAMA : ANDI ZAKINAH ACHMAD

NIM : NH0518009

KELAS : FARMASI A

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt., yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya mampu

menyelesaikan penyusunan makalah “ENZIM”.

Dengan selesainya makalah ini saya ucapkan terima kasih kepada

dosen pembimbing mata pelajaran Biokimia yang telah memberikan ilmu

yang berlimpah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Penyusunan makalah ini saya susun semaksimal mungkin dengan

dukungan dari berbagai pihak sehingga mampu memperlancar

penyusunannya. Untuk itu, tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Namun, tidak lepas dari semua itu, saya menyadari bahwa masih

terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun aspek

lainnya. Maka dari itu, saya selaku penyusun makalah ini, menghimbau

kepada para pembaca untuk memberi saran atau kritikan apabila terdapat

kesalahan.

Dengan adanya penyusunan makalah ini, saya sangat

mengharapkan semoga kita dapa mengambil manfaat dari makalah ini

baik bagi pembaca maupun penyusun itu sendiri.

Makassar, Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................

Daftar Isi .................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................

B. Rumusan Masalah .......................................................................

C. Tujuan ..........................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Enzim ........................................................................

B. Tata Nama Enzim ........................................................................

C. Sifat-sifat Enzim ..........................................................................

D. Macam-macam Enzim .................................................................

E. Penggolongan Enzim ..................................................................

F. Cara Kerja Enzim .........................................................................

G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cara Kerja Enzim ..............

H. Mekanisme Aktifitas Enzim ........................................................

I. Pengendalian Aktivitas Enzim ...................................................

J. Kerja Enzim dalam Sistem Pencernaan ....................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................

B. Saran ............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara

penyediaan obat menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan

sebagai obat, serta perkembangan obat yang meliputi ilmu dan

teknologi pembuatan obat dalam bentuk sediaan yang dapat

digunakan dan diberikan kepada pasien.

Biokimia merupakan salah satu aspek kajian dalam bidang

biologi yang dapat dijadikan wahana untuk membekali pengetahuan,

keterampilan, sikap, dan nilai-nilai ilmiah.

Ilmu biokimia merupakan hal yang pokok untuk dapat

mempelajari wujud kehidupan ini. Pengetahuan biokimia, seperti

pengetahuan matematika, sudah merupakan sarana yang umum bagi

para peminat pada berbagai cabang ilmu, yang pada gilirannya sering

memberikan sumbangan yang berbarti bagi pengetahuan itu sendiri.

Enzim merupakan sekelompok protein yang mengatur dan

menjalankan perubahan-perubahan kimia dalam sistem Biologi. Enzim

dihasilkan oleh organ organ pada hewan dan tanaman yang secara

katalitik menjalankan berbagai reaksi, seperti hidrolisis, oksidasi,

reduksi, isomerasi, adisi, transfer radikal, pemutusan rantai karbon.

Secara umum, enzim menghasilkan kecepatan, spesifikasi, dan

kedali pengaturan terhadap reaksi dalam tubuh. Enzim berfungsi


sebagai katalisator, yaitu senyawa yang meningkatkan kecepatan

reaksi kimia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan enzim?

2. Bagaimana tata nama enzim?

3. Bagaimana sifat-sifat enzim?

4. Apa saja macam-macam enzim?

5. Bagaimana penggolongan enzim?

6. Bagaimana cara kerja enzim?

7. Apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi cara kerja enzim?

8. Bagaimana mekanisme aktivitas enzim?

9. Bagaimana cara mengendalikan aktivitas enzim?

10. Bagaimana kerja enzim dalam sistem pencernaan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian enzim.

2. Untuk mengetahui tata nama enzim.

3. Untuk mengetahui sifat-sifat enzim.

4. Untuk mengetahui macam-macam enzim.

5. Untuk mengetahui penggolongan enzim.

6. Untuk mengetahui kerja enzim.

7. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi cara kerja

enzim.
8. Untuk mengetahui mekanisme aktivitas enzim.

9. Untuk mengetahui pengendalian aktivitas enzim.

10. Untuk mengetahui kerja enzim dalam sistem pencernaan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Enzim

Enzim berasal dari bahasa Yunani, enzymes yang artinya

adalah penyebab suatu perubahan. Perubahan yang disebabkan oleh

enzim ini salah satunya dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.

Enzim merupakan katalis protein yang dibentuk di dalam sel

tubuh makhluk hidup. Katalis adalah suatu zat yang bertugas

mempercepat atau memperlambat reaksi. Pada akhir reaksi tersebut

dilepaskan, zat tersebut akan kembali ke bentuk semula. Katalisator

yang ada didalam sel makhluk hidup dapat disebut dengan

biokatalisator atau enzim.

Enzim adalah biokatalis yang diproduksi oleh jaringan hidup

untuk meningkatkan laju reaksi yang terjadi dalam jaringan. Enzim

mengkatalisis hampir semua reaksi-reaksi biologis penting.

Enzim adalah suatu protein yang mengikat zat lain yang bukan

protein. Zat tersebut disebut kofaktor atau kokatalis. Kofaktor dapat

berupa kofaktor organik atau kofaktor ion logam, seperti Fe ++, Mn++,

Zn++, Cu++, Mg++ dan Ni++. Kofaktor yang terikat kuat dengan

proteinnya disebut gugus prostetik, sedangkan kofaktor yang mudah

lepas dari proteinnya disebut koenzim.

Enzim adalah benda tak hidup yang diproduksi oleh sel hidup

yang menyusun sebagian besar total protein dalam sel. Enzim


berfungsi sebagai biokatalisator yaitu mempercepat laju suatu reaksi

kimia tanpa ikut terlibat dalam reaksi tersebut.

Enzim adalah protein yang mengkatalisis reaksi-reaksi biokimia.

Enzim biasanya terdapat dalam sel dengan konsentrasi yang sangat

rendah, dimana mereka dapat meningkatkan laju reaksi tanpa

mengubah posisi kesetimbangan, artinya baik laju reaksi maju maupun

laju reaksi kebalikannya ditingkatkan dengan kelipatan yang sama.

Kelipatan ini biasanya sekitar 103 sampai 1012.

Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis

(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi)

dalam suatu reaksi kimia. Bila zat ini tidak ada maka proses-proses

tersebut akan teljadi lambat atau tidak berlangsung sama sekali.

Hampir semua enzim· merupakan protein. Enzim adalah biokatalisator,

yang artinya dapat mempercepat reaksi-reaksi biologi tanpa

mengalami perubahan struktur kimia. Pada reaksi yang dikatalisasi

oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim

mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda,

disebut produk. Hampir semua proses biologis sel memerlukan enzim

agar dapat berlangsung dengan cepat. Menurut Kuhne (1878), enzim

berasal dari kata in + zyme yang berarti sesuatu di dalam ragi.

Berdasarkan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa enzim adalah

suatu protein yang berupa molekul-molekul besar.


Enzim merupakan senyawa organik bermolekul besar yang

berfungsi untuk mempercepat jalannya reaksi metabolisme di dalam

tubuh tanpa mempengaruhi keseimbangan reaksi. Enzim berikatan

dengan substrat dan mengarahkannya dengan tepat untuk bereaksi.

Substrat adalah substansi yang mengalami perubahan kimia setelah

bereaksi dengan enzim, sedangkan produk adalah substansi baru

yang terbentuk setelah setelah reaksi Masing-masing enzim

mengkatalisis suatu reaksi biokimia spesifik. Enzim hanya bereaksi

dengan satu substrat dan mengubah substrat tersebut menjadi suatu

produk. Enzim secara umum menghasilkan kecepatan, spesifitas, dan

kendali pengaturan terhadap reaksi yang berlangsung dalam tubuh.

Hal ini disebabkan karena urutan asam amino spesifik yang unik yang

membentuk enzim serta mengikat dan mengaktifkan molekul substrat.

B. Tata Nama Enzim

Senyawa yang dikatalis oleh suatu enzim disebut substrat

enzim. Jadi, substrat enzim adalah suatu zat atau senyawa yang

dipengaruhi oleh enzim. Selain itu, substrat suatu senyawa enzim

dapat berupa senyawa organik atau senyawa anorganik. Struktur kimia

substrat dapat sederhana, tetapi juga dapat kompleks. Tiap enzim

mempunyai substrat tertentu.

Pada mulanya enzim diberi nama dengan akhiran –in. Enzim

dan substrat amilum yang terdapat dalam ludah disebut ptialin, enzim

dan substrat lemak yang terdapat di dalam cairan pankreas disebut


steapsin, enzim dan substrat amilum yang terdapat di dalam cairan

pankreas disebut amilopsin, serta enzim dan substrat protein yang

terdapat di dalam lambung disebut pepsin. Penamaan tak sistematik

(nama trivial), seperti ptialin, steapsin, amilopsin dan pepsin tidak

menggambarkan sifat dan jenis reaksi kimia yang terjadi. Meskipun

demikian, nama-nama tersebut masih dignakan hingga kini.

Pada akhir abad ke-19, E. Duclaux mengusulkan penggunaan

akhiran –ase untuk mengakhiri nama substrat atau sebagian nama

substrat. Esterase adalah enzim yang memounyai substrat ester,

proteinase adalah enzim yang mempunyai substrat protein, karbohidrat

adalah enzim yang mempunyai substrat karbohidrat, lipase adalah

enzim yang mempunyai substrat lemak (lipoid) dan arginase adalah

enzim yang mempunyai substrat arginin.

Nama enzim dengan akhiran –ase juga digunakan untuk

mengakhiri nama proses reaksi yang dikatalisis atau dipengaruhinya.

Enzim yang memengaruhi proses hidrolisis, oksidasi, dehidrogenasi,

hidrasi, dekarboksilasi, isomerasi dan transaminasi berturut-turut

disebut hidrolase, oksidase, dehidrogenase, hidrase, dekarbiksilase,

isomerase dan transaminase.


C. Sifat-sifat Enzim

Adapun sifat-sifat enzim adalah sebagai berikut:

1. Salah satu bentuk protein

Enzim merupakan salah satu bentuk protein sehingga memiliki sifat

seperti protein, misalnya:

a. Bekerja pada suhu optimal atau suhu kamar

b. Kehilangan aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa

kuat

c. Akan terdenaturasi pada suhu yang tinggi sehingga tidak dapat

berfungsi dengan baik

2. Mudah rusak

Sebagian besar (sekitar 47,7%) enzim mudah rusak jika berada

pada suhu di atas 50°C atau 118°F. Enzim tersebut tidak akan

berfungsi lagi meskipun telah kembali berada dalam suhu yang

normal.

3. Mempercepat reaksi

Enzim hanya bekerja untuk mengubah kecepatan reaksi atau

mempercepat suatu reaksi, tapi tidak ikut dalam reaksi tersebut.

Artinya, enzim tidak mengubah produk akhir yang dibentuk atau

memengaruhi keseimbangan reaksi yang sedang terjadi.


4. Dapat digunakan berulang kali

Oleh karena tidak ikut dalam suatu reaksi maka enzim dapat

digunakan berulang kali. Hal tersebut dapat berlangsung bila

molekul enzim tidak rusak atau harus diganti.

5. Bekerja di dalam dan di luar sel

Enzim dapat bekerja di dalam maupun di luar sel. Meskipun

jumlahnya tidak terlalu banyak, enzim tetap memiliki pengaruh yang

cukup tinggi dalam proses kerja suatu sel.

6. Bekerja secara spesifik

Enzim bekerja secara spesifik sehingga satu enzim hanya dapat

melakukan satu tugas atau memengaruhi satu reaksi saja.

7. Bekerja dengan bantuan zat non-protein

Umumnya, kerja enzim dibantu oleh zat non-protein tambahan

lainnya, seperti ion anorganik.

8. Bekerja secara bolak-balik

Enzim dapat bekerja secara bolak-balik. Artinya, enzim dapat

mengubah suatu persenyawaan menjadi persenyawaan lain dan

mengembalikannya menjadi bentuk persenyawaan semula.

D. Macam-macam Enzim

Setiap enzim memiliki fungsi tersendiri sehingga berbeda

antara enzim yang satu dengan lainnya. Berikut adalah beberapa jenis

enzim dan fungsinya.


1. Amilase

Amilase adalah enzim yang bertugas memecah karbohidrat. Enzim

ini diproduksi oleh kelenjar liur dan pankreas (kelenjar ludah perut).

2. Lipase

Lipase adalah enzim yang diproduksi oleh pankreas. Enzim ini

berfungsi untuk menguraikan lemak yang ada dalam makanan,

khususnya lemak yang berasal dari hewan. Lemak ini nantinya

akan diubah menjadi senyawa yang mudah diserap oleh usus

halus.

3. Protease

Protase adalah enzim yang berperan dalam menguraikan protein

menjadi asam amino.

4. Selulase

Selulase adalah enzim yang dapat menguraikan selulosa. Enzim ini

tidak disintesis (dibuat) oleh manusia.

5. Pepsin

Pepsin adalah enzim yang diproduksi oleh lambung. Pepsin

bertugas memecah asam amino yang diproduksi oleh bagian dalam

atau tengah lambung. Enzim ini bekerja optimum pada pH 2,0.

6. Renin

Renin adalah enzim yang berfungsi untuk menggumpalkan kasein

(protein susu) menjadi parakasein.


7. Karbohidrase

Karbohidrase adalah enzim yang berperan untuk menguraikan

karbohidrat.

8. Laktase

Laktase adalah enzim yang berguna untuk memecah gula susu

(laktosa) menjadi galaktosa.

9. Sukrase

Sukrase adalah enzim yang berfungsi untuk memecah gula tebu

(sukrosa) menjadi gula buah (fruktosa) dan glukosa.

10. Maltase

Maltase adalah enzim yang berfungsi untuk memecah maltosa

menjadi glukosa.

E. Penggolongan Enzim

Meskipun semua enzim mempunyai nama yang komplekas

berdasarkan sistem penggolongan yang didasarkan pada jenis reaksi

yang dikatalisisnya, banyak enzim yang dikenal dengan nama

umumnya. Nama-nama ini biasanya diturunkan dari nama reaktan

spesifik yang utama, dengan tambahan akhiran –ase.

Golongan Enzim Jenis Reaksi yang Dikatalisis

Oksidasi-reduksi. Donor hidrogen atau donor


Oksidoreduktase
elektron adalah salah satu substratnya.

Transferase Transfer gugus kimia dengan bentuk umum


A–X+B A+B–X

Pemutusan secara hidrolitik pada C-C, C-N,


Hidrolase
C-O, dan ikatan lainnya

Pemutusan (bukan hidrolitik) pada C-C, C-N,

C-O, dan ikatan lainnya, menyisakan ikatan


Liase
rangkap dua, atau penambahan gugus pada

ikatan rangkap dua

Perubahan susunan geometris (spasial) pada


Isomerase
suatu molekul

Pengikatan (penggabungan) dua molekul,

Ligase disertai dengan hidrolisis senyawa yang

mempunyai nilai ΔG besar untuk hidrolisis

F. Cara Kerja Enzim

Kerja sama enzim dan substrat harus secara komplementer

agar dapat bereaksi. Ada dua teori yang menjelaskan tentang kerja

sama ini, yakni teori gembok anak kunci (lock and key theory) dan teori

kecocokan yang terinduksi (induced fit theory).

1. Teori gembok dan anak kunci (lock and key theory)

Kesatuan antara enzim dengan substratnya dapat

diibaratkan seperti gembok dan kuncinya. Enzim yang telah

bertemu dengan substratnya maka akan membentuk suatu reaksi

yang kompleks dan dapat menghasilkan prosuk enzim tertentu.


2. Teori kecocokan yang terinduksi (induced fit theory)

Berdasarkan teori ini, sel aktif enzim adalah sesuatu yang

fleksibel, sisi tersebut akan melindungi substrat yang masuk ke

dalamnya agar terbentuk kompleks. Produk enzim yang terbentuk

akan terlepas dari kompleks. Pada saat produk enzim telah keluar

maka enzim yang bersangkutan akan menjadi tidak aktif sehingga

substrat yang lain bereaksi dengan enzim tersebut.

G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cara Kerja Enzim

Cara kerja enzim sangat dipengaruhi oleh lingkungan, seperti

suhu, derajat keasaman (pH), hasil akhir reaksi, zat penghambat

(inhibitor), dan aktivator.

1. Suhu

Enzim akan bekerja secara aktif jika berada dalam suhu

sekitar 30°C. Dalam suhu yang terlalu tinggi, enzim akan rusak

atau tidak berfungsi dan tidak dapat aktif lagi walau telah berada

dalam suhu optimal. Dalam suhu 0°C atau di bawahnya, enzim

akan menjadi non aktif dan dapat aktif kembali bila berada dalam

suhu optimal.

Setiap kenaikan suhu 10°C, akan terjadi kenaikan

kecepatan reaksi enzim menjadi 2 kali lipat. Tentu saja hal tersebut

hanya dapat terjadi jika suhu masih berada dalam batas yang wajar

(suhu optimal). Kenaikan suhu ini sangat berhubungan dengan

peningkatan energi kinetika yang ada dalam enzim dan


substartnya. Kecepatan molekul substrat akan meningkat pada

suhu yang lebih tinggi sehingga cepat bertabrakan dengan enzim

dan dengan mudah akan mengikatkan diri pada sisi aktif enzim.

Peningkatan suhu yang ekstrim akan dapat menyebabkan

atom-atom penyusun enzim bergetar menyebabkan ikatan hidrogen

terputus dan denaturasi (rusak). Enzim yang mengalami denaturasi

bersifat irreversible atau dapat kembali.

2. Derajat keasaman (pH)

Enzim akan bekerja dengan baik jika berada dalam pH

yang netral. Jika berada dalam pH yang asam maupun basa,

kinerja enzim akan terganggu. Umumnya, enzim intrasel akan

dapat bekerja dengan efektif jika berada dalam kisaran pH 7,0. Jika

kadar pH ini dinaikkan atau ditiurunkan maka aktivitas enzim akan

menurun drastis. Namun, ada beberapa enzim mempunyai pH

optimum sangat asam, seperti pepsin yang bekerja di lambung

dalam suasana asam (pH 2,0) atau amilase yang bekerja di usus

duabelas jari dengan suasana basa, yaitu pH 7,5.

3. Hasil akhir reaksi

Kerja enzim juga dipengaruhi oleh hasil akhir reaksi. Jika

hasil akhir ini menumpuk maka enzim akan mengalami kesulitan

untuk bertemu dengan substrat. Kondisi ini lama-kelamaan akan

memperlambat kerja enzim.


4. Zat penghambat (inhibitor)

Inhibitor adalah suatu zat yang menghambat kerja enzim.

Inhibitor dapat mengahambat kerja enzim untuk sementara maupun

secara tetap. Inhibitor dibagi menjadi dua jenis, yakni inhibitor

kompetitif dan inhibitor non-kompetitif.

a. Inhibitor kompetitif merupakan molekul penghambat yang

bersaing dengan substrat agar dapat berikatan dengan sisi aktif

enzim. Misalnya, sianida yang bersaing dengan oksigen untuk

mendapatkan hemoglobin dalam rantai respirasi terakhir. Zat

penghambat ini hanya bersifat sementara dan dapat diatasi

dengan cara menambah konsentrasi substrat.

b. Inhibitor non-kompetitif bekerja diluar sisi enzim yang aktif

dengan cara melekatkan dirinya. Hal ini sangat berbeda dengan

inhibitor kompetitif yang justru memperlambat kinerja sisi enzim

dengan masuk ke dalamnya. Inhibitor non-kompetitif sangat

pintar untuk mengubah bentuk enzim dan menjadikan sisi

aktifnya tidak berfungsi. Dengan demikian, substrat tidak akan

mampu menabrakkan dirinya (bergabung) ke dalam sisi aktif

enzim. Penghambatan inhibitor tipe ini bersifat tetap dan tidak

dapat dipengaruhi oleh konsentrasi substrat.

5. Aktivator

Aktivator mempunyai cara kerja yang berlawanan dengan

inhibitor. Aktivator merupakan molekul yang memudahkan enzim


berikatan dengan substratnya. Misalnya, ion klorida yang aktif

dalam membantu tugas enzim amilase di dalam air ludah.

H. Mekanisme Aktivitas Enzim

Dalam aktivitasnya, umumnya enzim membutuhkan komponen

non protein yang disebut kofaktor. Berdasarkan strukturnya, kofaktor

dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu ion anorganik (aktivator), gugus

prostetik, dan koenzim. Kofaktor dalam bentuk ion anorganik (aktivator)

umumnya berupa logam yang berikatan lemah dengan enzim. Contoh

aktivator ialah Fe, Mn, Cu, Ca, Zn, K dan Co. Gugus prostetik tersusun

oleh senyawa organik yang berikatan secara kuat (ikatan kovalen)

dengan enzim yang membantu dalam proses katalitiknya. Contoh

gugus prostetik ialah FMN (Flavin mononucleotide), FAD (Flavin

adenine dinucleotide), dan biotin. Koenzim berupa senyawa organik

yamg tidak melekat erat pada protein suatu enzim. Contoh koenzim

ialah NAD (Nicotinamide adenine dinucleotide), NADP (Nicotinamide

adenine dinucleotide phosphate), koenzim A dan ATP. Protein suatu

enzim disebut apoenzim. Beberapa koenzim melekat permanen pada

enzim. Pada kasus ini kompleks protein-koenzim disebut holoenzim.

Sebagai biokatalisator, enzim mempunyai keistimewaan dalam

sifat, yaitu sebagai berikut.

1. Spesifkasi terhadap substrat. Suatu enzim bekerja mengkatalisis

suatu reaksi dan tidak dapat mengkatalisis reaksi yang lain. Enzim
yang digunakan untuk menghidrolisis lemak ialah lipase, dan tidak

akan bekerja pada substrat protein atau karbohidrat.

2. Tidak ikut bereaksi. Meskipun suatu enzim mempercepat reaksi,

tetapi setelah mengubah substrat menjadi produk maka substrat

enzim tidak berubah dan dapat mengkatalisis reaksi sejenis

terhadap substrat yang lain.

3. Aktif dalam jumlah yang sedikit. Keaktifan kerja enzim tidak

bergantung pada jumlah substrat. Dalam jumlah sedikit, enzim

mampu mengubah sejumlah besar substrat menjadi produk.

4. Mempercepat suatu kesetimbangan reaksi. Umumnya, suatu reaksi

dapat membentuk kesetimbangan dengan laju yang lambat.

Adanya enzim dapat mempercepat reaksi sehingga kesetimbangan

dapat cepat terjadi. Dalam kasus ini enzim dapat bekerja secara

bolak-balik (reversible), sebagian enzim yang lain tidak mampu

bekerja secara reversible.

I. Pengendalian Aktivitas Enzim

Dalam sel-sel tubuh, supaya kerja enzim tidak tumpang tindih

maka diperlukan pengaturan kerja enzim. Pengaturan ini dilakukan

dengan tujuan menjamin supaya enzim hanya bekerja ketika

dibutuhkan. Ada empat mekanisme pengendalian aktivitas enzim, yaitu

sebagai berikut.
1. Pengaturan alosterik

Suatu enzim alosterik ialah enzim yang aktivitasnya diatur

oleh senyawa yang berikatan secara reversible pada bagian yang

bukan sisi aktif enzim. Karena berikatan pada permukaan yang

bukan sisi aktif, struktur senyawa tidak harus mirip dengan substrat.

2. Modifikasi kovalen

Pengaturan aktivitas enzim dengan modifikasi kovalen yaitu

menambahkan gugus fosfat pada suatu enzim atau biasa disebut

fosforilasi. Adanya fosforilasi enzim ini akan mengubah konformasi

(bentuk) dari permukaan sisi aktif enzim sehingga mampu berfungsi

dalam proses katalisis. Pengaturan ini bersifat reversible, artinya

ketika enzim sudah tidak dibutuhkan, fosfat pada enzim dapat

dihilangkan sehingga menyebabkan enzim tersebut inaktif.

Contohnya, enzim glikogen fosforilase.

3. Proteolisis terbatas

Pengaturan aktivitas enzim dengan jalan pemotongan

rantai pilipeptidanya. Enzim-enzim ini biasanya disintesis oleh sel

dalam keadaan yang tidak aktif, contohnya pepsinogen,

kemotripsinogen, dan tripsinogen atau biasa disebut dengan

zimogen atau praenzim. Setelah disekresi, enzim-enzim ini

diaktifkan dengan jalan memotong beberapa asam amino pada

ujung enzim itu sendiri. Pemotongan ini menyebabkan enzim

menjadi aktif.
4. Pengaturan pembentukan dan turnover enzim

Pengaturan enzim dengan jalan peningkatan atau

pengurangan kecepatan sintesis atau penguraiannya. Ketika sel-sel

tubuh aktif melakukan metabolisme, enzim akan dibentuk untuk

mengimbangi aktivitas tersebut. Sebaliknya, jumlah enzim akan

berkurang pada saat sel dalam keadaan tidak aktif.

J. Kerja Enzim Dalam Sistem Pencernaan Manusia

Bagaimana proses makanan dicerna dan diserap oleh tubuh?

Makanan yang setiap hari dikonsumsi oleh manusia pasti akan

mengalami proses pencernaan yang dimulai dari mulut. Agar lebih

jelasnya, sistem pencernaan makanan pada manusia ini dapat di pilah

menjadi beberapa bagian yang dimulai dari rongga mulut,

kerongkongan, lambung, usus halus, kemudian usus besar.

Pada saat mengunyah makanan, kelenjar ludah yang ada

dimulut akan membantu gigi dalam melumatkan makanan. Setelah

dirasa halus, makanan ditelan dan masuk kedalam lambung melalui

kerongkongan (esofagus). Kerongkongan manusia sendiri berbentuk

seperti pipa dengan panjang sekitar 20 cm pada orang dewasa.

Lambung merupakan saluran pencernaan makanan yang besar

dan berbentuk seperti kantong. Lambung terletak dibagian atas rongga

perut sebelah kiri dan bagian lainnya tertutup oleh hati, limpa, dan

usus besar. Didalam lambung, makanan bercampur dengan asam

lambung (asam HCl), mukus dan pepsin. Asam lambung mematikan


sebagian besar bakteri, mengubah pencernaan protein dan

menghasilkan pH untuk kerja pepsin serta merangsang aliran air liur

pankreas. Pepsin akan menguraikan protein menjadi ikatan peptida.

Mukus melindungi lambung dari asam lambung. Didalam lambung pun,

makanan akan berubah menjadi lebih encer seperti bubur.

Dari lambung, makanan kemudian masuk ke usus halus. Usus

halus terdiri dari tiga bagian, yaitu usus duabelas jari (duodenum),

jejunum, dan ileum. Dalam usus duabelas jari bermuara saluran

empedu dan saluran kelenjar ludah perut atau kelenjar pankreas.

Garam empedu dari kandung empedu serta enzim pankreas akan

mnguraikan karbohidrat dan lemak.

Zat-zat makanan yang telah terurai akan diserap oleh dinding

usus halus. Sisa-sisa makanan yang tidak terserap oleh usus halus

kemudian masuk ke usus besar. Didalam usus besar, terjadi

penyerapan air, elektrolik, dan vitamin K. Karena ada penyerapan air,

sisa makanan akan menjadi lebih padat. Sisa pencernaan makanan

akan dikeluarkan dalam bentuk fases (tinja) melalui anus.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Enzim adalah biokatalis yang diproduksi oleh jaringan hidup

untuk meningkatkan laju reaksi yang terjadi dalam jaringan. Sifat-sifat

enzim yaitu, merupakan salah satu bentuk protein, mudah rusak,

mempercepat reaksi, dapat digunakan berulang kali, bekerja di dalam

dan di luar sel, bekerja secara spesifik, bekerja dengan bantuan zat

non-protein dan bekerja secara bolak balik. Adapun macam-macam

enzim yaitu amilase, lipase, protease, selulase, pepsin, renin,

karbohidrase, laktase, sukrase dan maltase. Cara kerja enzim terdiri

dari dua teori yaitu lock and key theory dan induced fit theory. Faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi cara kerja enzim teridir dari suhu,

derajat keasaman (pH), hasil akhir reaksi, zat penghambat dan

aktivator.

B. Saran

Adapun saran saya untuk penugasan pembuatan makalah ini

yaitu sebaiknya dilakukan penjelasan terlebih dahulu sebelum

memberikan judul tersebut, karena kurangnya pemahaman pada

makalah ini sehingga banyak hambatan-hambatan yang dapat terjadi

seperti kurangnya memahami isi daripada makalah yang dibuat.


DAFTAR PUSTAKA

Inggriani Rini. 2016. Kuliah Jurusan Apa? Jurusan Farmasi. Gramedia


Pustaka Utama: Jakarta

Kuchel Philip, B. Gregory Ralston. 2006. Biokimia. Erlangga: Jakarta

Munawaroh Siti Waidah. 2012. Pemurnian Parsial Dan Karakterisasi


Enzim Β-1,3-Glukanase Dari Cairan Pencernaan Achatina Fulica.
Universitas Airlangga: Surabaya

Santoso Begot. 2007. Biologi. Interplus: Jakarta

Sumardjo Damin. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Mahasiswa


Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. EGC:
Jakarta

Supriyatna Ateng, dkk. 2015. Aktivitas Enzim Amilase, Lipase, Dan


Protease Dari Larva. Volume IX No. 2 ISSN 1979-8911

Suranto Adji. 2011. Terapi Enzim. Penebar Swadaya Grup: Depok

Susanti R, Fibriana Fidia. 2017. Teknologi Enzim. CV Andi Offset:


Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai