Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

METABOLISME PADA HATI AYAM

Penyusun:
1. Halwa Septaria Wahyudi
2. Honey Jannatitin Ma’wa
3. Khansa Zhafira Adivarie
4. Salma Noer
5. Siti Nurmaulidia Saripah

XII IPA 6
SMAN 3 BOGOR
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik. Shalawat serta salamsemoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yangkita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan laporan
sebagai tugas dari Bapak Drs. Hasan Fathin yang berjudul “Laporan Praktikum Metabolisme pada
Hati Ayam.”

Kami tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk laporan ini, supaya laporan ini nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik
lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenan membaca
laporan kami ini dengan tulus dan ikhlas. Semoga laporan ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
kami dan pembaca.

Bogor, 28 Agustus 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..............................................................................................................................2
Daftar Isi .........................................................................................................................................3
Bab I: PENDAHULUAN ...............................................................................................................4
Latar Belakang .............................................................................................................................4
Rumusan Masalah ........................................................................................................................5
Tujuan...........................................................................................................................................5
Manfaat.........................................................................................................................................5
Bab II: TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................6
Landasan teori ..............................................................................................................................6
Bab III: METODOLOGI PRAKTIKUM ....................................................................................9
Waktu dan Tempat .......................................................................................................................9
Bahan dan Alat .............................................................................................................................9
Langkah Kerja ..............................................................................................................................9
Bab IV: HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN ...........................................................11
Hasil Praktikum ..........................................................................................................................11
Pembahasan ................................................................................................................................11
Pertanyaan ..................................................................................................................................12
Bab V: PENUTUP........................................................................................................................14
Kesimpulan.................................................................................................................................14
Saran ...........................................................................................................................................14
Daftar Pustaka .............................................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Metabolisme adalah proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup maupun di
dalam sel (Kusnadi, 2009). Metabolisme seluler terjadi dikatalisis oleh enzim dan interaksi
antar enzim melalui serangkaian reaksi kimia yang terjadi secara spontan.

Reaksi– reaksi ini selain melibatkan berbagai jenis metabolite juga dapat menghasilkan
energi maupun mendaur ulang komponen yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh (Hefzi et al,
2013). Proses metabolisme bersifat spesifik dan berjalan simultan tanpa kesalahan karena
diregulasi oleh DNA di nukleus dengan hasil ekspresi yang dapat berupa protein di sitoplasma,
reticulum endoplasma maupun jenis translokasi protein yang lain. Fenotipe yang terbentuk
berasal dari aliran DNA ke RNA menjadi protein melalui proses transkripsi dan translasi
(Karp, 2010)

Kumpulan metabolisme memerlukan enzim untuk mempercepat laju reaksi. Enzim adalah
suatu kelompok protein yang menjalankan dan mengatur perubahan-perubahan kimia dalam
sistem biologi.Tentunya dalam melakukan kerjanya enzim memiliki beberapa faktor
penghambat seperti ph, suhu, konsentrasi asam,konsentrasi enzim, dan inhibitor.

pH mempengaruhi laju reaksi enzim dalam bekerja. Menurut teori perubahan kondisi asam
dan basa disekitar enzim mempengaruhi bentuk tiga dimensi enzim dan dapat menyebabkan
denaturai enzim. Sehingga enzim tidak dapat bekerja pada kondisi yangterlalu asam ataupun
konsisi yang terlalu basa. Sedangkan suhu optimum suatu reaksiadalah 40 derajat celcius.
Dalam pratikum ini kami membuktikan pengaruh derajatkeasaman dan suhu dalam kerja enzim
dan pengaruh enzim sebagai biokatalisator.

Enzim merupakan senyawa yang dibentuk oleh organisme. Enzim pencernaan banyak
terdapat dalam sel-sel tubuh. Enzim merupakan zat yang membantu semua kegiatan
yangdilakukan sel. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidrogen Peroksida (H 2O)
bila tidak segera diuraikan, senyawa ini akan bersifat racun dan merusak sel itu sendiri.

4
Dengan adanya enzim katalase, senyawa Hidrogen Peroksida (H2O2) dapat
diuraikanmenjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Cara kerja yang dilakukan
enzim adalah sebagai berikut bahwa molekul selalu bergerak dan saling bertumbukansatu sama
lainnya. Jika ada molekul substrat menumbuk molekul enzim yang tepat makaakan menempel
pada enzim. Tempat menempelnya molekul substrat tersebut disebut dengan sisi aktif.
Kemudian terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana keadaan optimum untuk enzim katalase?
2. Apa pengaruh pH terhadap kerja enzim katalase pada hati ayam?
3. Apa pengaruh suhu terhadap kerja enzim katalase pada hati ayam?

1.3 TUJUAN
Berdasarkan latar belakang di atas, maka berikut tujuan diadakannya praktikum ini:
1. Untuk mengetahui keadaan optimum enzim katalase.
2. Untuk mengetahui pengaruh pH terhadap kerja enzim katalase pada hati ayam.
3. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kerja enzim katalase pada hati ayam.

1.4 MANFAAT
1. Dapat mengetahui keadaan optimum enzim katalase.
2. Dapat mengetahui pengaruh pH terhadap kerja enzim katalase pada hati ayam.
3. Dapat mengetahui pengaruh suhu terhadap kerja enzim katalase pada hati ayam.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LANDASAN TEORI
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah
kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat
ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa
senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, serta asam urat dengan
memanfaatkan nitrogen yang berasal dari asam amino.

Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi. Lobus hati
terbentuk dari sel parenkimal dansel non-parenkimal. Sel parenkimal pada hati disebut
hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan melakukan berbagai fungsi utama hati. 40%
sel hati terdapat pada lobus sinusoidal. Hepatosit merupakan sel endodermal yang terstimulasi
oleh jaringan mesenkimal secara terus-menerus pada saat embrio hingga berkembang menjadi
sel parenkimal. Selama masa tersebut, terjadi peningkatan transkripsi mRNA albumin sebagai
stimulan proliferasi dan diferensiasi sel endodermal menjadi hepatosit.

Enzim adalah senyawa kimia berupa protein yang berperan sebagai biokatalisator, di mana
bio adalah makhluk hidup dan katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi.
Sederhananya, enzim adalah katalis yang membantu mempercepat reaksi biologis.

Dikutip dari livescience, enzim merupakan katalis yang sangat selektif. Artinya setiap
enzim hanya mempercepat reaksi tertentu. Beberapa enzim membantu memecah molekul besar
menjadi potongan-potongan kecil yang lebih mudah diserap tubuh. Namun ada juga enzim
yang membantu mengikat dua molekul menjadi satu untuk menghasilkan molekul baru.
Sebagian besar enzim, terdiri atas dua komponen penyusun, yakni protein (apoenzim) dan non-
protein (gugus prostetik). Apoenzim adalah komponen paling dominan dalam struktur enzim.
Selain itu, apoenzim ini bersifat labil karena mudah dipengaruhi oleh perubahan suhu dan pH,
serta tidak tahan panas.

6
Adapun gugus prostetik terdiri dari ion anorganik dan ion organik kompleks. Ion anorganik
dalam gugus prostetik disebut sebagai kofaktor. Fungsi kofaktor ialah katalis yang mampu
meningkatkan kerja enzim. Sedangkan ion organik dalam gugus prostetik disebut koenzim,
yang berfungsi untuk memindahkan zat kimia dari satu enzim ke enzim lain.

Enzim katalase adalah enzim yang dapat menguraikan hidrogen peroksida (H 2O2)
yangtidak baik bagi tubuh makhluk hidup menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang sama sekali
tidak berbahaya. Senyawa H2O2 yang ada dalam tubuh sangat berbahaya. Maka enzim katalase
menguraikan H2O2 menjadi H2O dan gas O2 yang tidak berbahaya bagi tubuh.

Selain itu, enzim ini di dalam tubuh manusia juga menguraikan zat-zat oksidatif lainnya
seperti fenol, asam format, maupun alkohol yang juga berbahaya bagi tubuh manusia. Dengan
begitu, berbagai racun yang masuk ke dalam tubuh manusia menjadi tidak berbahaya lagi bagi
tubuh.kesemua proses di atas biasanya terjadi di dalam organ hati. Demikian cara kerja enzim
katalase pada hati manusia. Enzim katalase terdapat hampir di semua makhluk hidup. Enzim
ini diproduksi oleh sel bagian badan mikro, yaitu Peroksisom. Organ yang paling dominan
menghasilkan enzim ini adalah bagian hati (lever). Bagi sel, enzim ini adalah bodyguard yang
melindungi bagian dalam sel darikondisi oksidatif dan racun (toksin) yang bagi kebanyakan
orgnisme ekuivalen dengan kerusakan.

Uji katalase merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk mengetahui
apakah bakteri tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob fakultatif atau anaerob obligat.
Bakteri yang memerlukan oksigen menghasilkan hidrogen peroksida yang sebenarnya
beracun bagi bakteri itu sendiri. Bakteri dapat tetap hidup dengan adanya antimetabolit
tersebut karena mereka menghasilkan enzim katalase yang dapat mengubah hidrogen
peroksida menjadi air dan oksigen dengan reaksi sebagai berikut:

Reaksi Hidrolisis 2H2O2 → 2H2O + O2

Pada uji katalase dikatakan positif apabila terdapat gelembung udara pada kaca objek.
Gelembung udara yang muncul adalah gelembung oksigen, berdasarkan reaksi diatas. Katalase
merupakan enzim yang mengkatalisa penguraian hidrogen peroksida menjadi H2O dan O2

7
Hidrogen peroksida bersifat toksik terhadap sel karena bahan ini menginaktifkan enzim dalam
sel. Enzim katalase mampu mengkatalis reaksi penguraian Hidrogen Peroksida (H 2O2) melalu
dua mekanisme kerja yaitu katalitik dan peroksidatik. Katalase merupakan enzim yang
mengkatalisis reaksi penguraian H2O2 (Hidrogen Peroksida). H2O2 (Hidrogen peroksida)
mempunyai kemampuan untuk berdifusi ke dalam dan menembus membran sel yang terletak
jauh dari tempat Hidrogen Peroksida (H2O2) dibentuk. Hidrogen Peroksida (H2O2) dalam
tubuh dapat berasal dari berbagai sumber anatar lain, proses transfer elektron di mitokondria
oleh sitokrom oksidase yang mereduksi O2 dengan menerima dua elektron dan reaksi dimutasi
O2 yang dikatalisis oleh superoksida dismutase (Wood, 1994).

Enzim katalase yang dihasilkan peroksisom pada hati akan mengalami denaturasi
(kerusakan) pada suhu yang tinggi ataupun pada suasana asam dan basa, begitu pula dengan
enzim katalase yang dihasilkan oleh kentang. Enzim katalase bekerja secara optimal pada pH
7 dan suhu kamar (±30C) serta suasana netral. Hal ini dapat dilihat pada suasana asam, basa,
dan suhu tinggi, laju reksi menjadisangat lambat, bahkan terhenti sama sekali. Indikasinya
adalah ada tidaknya busa merupakan indikator adanya air dalam wujud uap. Sedangkan
menyala atau tidaknya bara merupakan indikator adanya gas oksigen dalam tabung tersebut.
Apabila busa yang dihasilkan banyak maka bara api akan menyala, sedangkan apabila busa
yang dihasilkan sedikit, maka bara api tidak akan menyala. Yang dimana pada suhu normal
dan pH netral, reaksi berjalan dengan lancar.

8
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM


Hari / Tanggal : Kamis, 24 Agustus 2023
Tempat : Lab. Biologi SMAN 3 Bogor

3.2 BAHAN DAN ALAT


Bahan :
1. Es batu
2. Ekstrak hati ayam
3. Hidrogen perioksida (H2O2)
4. NaOH 5%
5. HCl 5%
6. Air suling
Alat :
1. Rak dan tabung reaksi (10)
2. Pipet tetes
3. Pembakar spirtus dan kasa
4. Gelas ukur
5. Lidi dan korek api
6. Kapas

3.3 LANGKAH KERJA


1. Bacalah literatur sesuai dengan materi yang di dapat tentang enzim
2 Buatlah ekstrak hati ayam 10 ml
3. Sediakan 4 tabung reaksi dan berikan label 1, 2, 3, 4.
4. Isilah tabung reaksi seperti pada tabel di bawah ini:

9
Tabung Isi Keterangan
1 2 cc ekstrak hati -
2 2 cc ekstrak hati + 5 tetes HCl 5% Dikocok
3 2 cc ekstrak hati + 5 tetes NaOH 5% Dikocok
4 2 cc ekstrak hati pada air mendidih -
5 2 cc ekstrak hati didinginkan -

5. Masukkan 1 ml Hidrogen perioksida (H2O2) ke dalam 4 tabung tersebut


6. Pada saat mereaksikan tutuplah mulut tabung reaksi dengan kapas dan amati
gelembung gas yang terbentuk
7. Uji gelembung tersebut dengan bara api pada lidi, amati nyala apinya
8. Isilah tabel pengamatan

10
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PRAKTIKUM
Larutan Ekstrak hati + H2O2
Gelembung Nyala api
Netral +++ 15
Asam + 14
Basa +++ 12
Dipanaskan - 3
Didinginkan + 4

Keterangan : - = Tidak ada gelembung


+++ = Banyak gelembung
+ = Sedikit gelembung

4.2 PEMBAHASAN
Pada tabung pertama ekstrak hati ayam tidak diberikan perlakuan khusus. Setelah diberi
H2O2 20 %, tabung satu menghasilkan gelembung yang sangat banyak. Hal ini menandakan adanya
air dalam wujud uap yang sangat banyak. Saat dimasukkan bara api, tabung satu bereaksi dengan
berletup dan api tetap menyala sebanyak 15 kali. Hal ini menandakan adanya oksigen yang cukup
banyak sebagai hasil reaksi enzim katalase dengan peroksida.

Pada tabung kedua ekstrak hati ayam diberi H2SO4 untuk keadaan asam. Setelah diberi
H2O2 20 %, tabung satu menghasilkan gelembung yang sedikit. Hal ini menandakan adanya air
dalam wujud uap yang sedikit. Saat dimasukkan bara api, tabung dua bereaksi dengan berletup
dan api tetap menyala sebanyak 14 kali. Hal ini menandakan adanya oksigen yang cukup banyak
sebagai hasil reaksi enzim katalase dengan peroksida.

Pada tabung ketiga ekstrak hati ayam diberi NaOH untuk keadaan basa. Setelah diberi
H2O2 20 %, tabung satu menghasilkan gelembung yang sangat banyak. Hal ini menandakan adanya
air dalam wujud uap yang sangat banyak. Saat dimasukkan bara api, tabung tiga bereaksi dengan

11
berletup dan api tetap menyala sebanyak 12 kali. Hal ini menandakan adanya oksigen yang cukup
banyak sebagai hasil reaksi enzim katalase dengan peroksida.

Pada tabung keempat ekstrak hati ayam diberi dipanaskan. Setelah diberi H2O2 20 %,
tabung empat tidak menghasilkan gelembung. Hal ini menandakan tidak adanya air dalam wujud
uap pada tabung ini. Saat dimasukkan bara api, tabung empat hanya sedikit bereaksi dengan
berletup dan api tetap menyala sebanyak 3 kali. Hal ini menandakan hanya ada sedikit oksigen
sebagai hasil reaksi enzim katalase dengan peroksida.

Pada tabung kelima ekstrak hati ayam diberi dipanaskan. Setelah diberi H2O2 20 %, tabung
lima tidak menghasilkan gelembung. Hal ini menandakan hanya ada sedikit air dalam wujud uap
pada tabung ini. Saat dimasukkan bara api, tabung lima hanya sedikit bereaksi dengan berletup
dan api tetap menyala sebanyak 4 kali. Hal ini menandakan hanya ada sedikit oksigen sebagai hasil
reaksi enzim katalase dengan peroksida.

4.3 PERTANYAAN
1. Apakah terbentuk gelembung gas? Jelaskan reaksinya sehingga terentuk gelembung
gas tersebut!
JAWAB: Terbentuk, ketika H2O2 diteteskan pada hati ayam, enzim katalase akan
menguraikan zat tersebut karena bersifat racun. H2O2 akan diuraikan menjadi oksigen
dan air sehingga terbentuklah gelembung.

2. Jelaskan faktor yang mempengaruhi kerja enzim berdasarkan hasil percobaan!


JAWAB: Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim yaitu pH dan suhu. Melalui
percobaan, terbukti hasil uji dengan larutan Netral, asam, basa dan dipanaskan juga
didinginkan memiliki hasil yang berbeda-beda.

3. Dalam tubuh manusia, proses apakah yang menghasilkan H₂O₂?


JAWAB: Proses sisa metabolisme aerob, produk-produk sampingan yang tidak
diinginkan dan berbahaya bagi tubuh. Contohnya H2O2 dapat terbentuk dari pemecahan
asam amino dan asam lemak.

12
4. Bagaimana jika dalam tubuh manusia terjadi penumpukan H2O2?
JAWAB: Bila dalam tubuh tertimbun H2O2, sel-sel dalam tubuh terutama organ hati
dapat rusak karena H2O2 bersifat racun dalam tubuh. Apabila hati rusak Maka hati tidak
dapat menghasilkan enzim yang dapat menetralkan racun.

13
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Enzim katalase yang dihasilkan peroksisom pada hati akan mengalami denaturasi
(kerusakan) pada suhu yang tinggi ataupun pada suasana asam dan basa, begitu pula dengan
enzim katalase yang dihasilkan oleh kentang. Enzim katalase bekerja secara optimal pada pH
7 dan suhu kamar (±30C) serta suasana netral. Hal ini dapat dilihat pada suasana asam, basa,
dan suhu tinggi, laju reksi menjadisangat lambat, bahkan terhenti sama sekali. Indikasinya
adalah ada tidaknya busa merupakan indikator adanya air dalam wujud uap. Sedangkan
menyala atau tidaknya bara merupakan indikator adanya gas oksigen dalam tabung tersebut.
Apabial busa yang dihasilkan banyak maka bara api akan menyala, sedangkan apabila busa
yang dihasilkan sedikit, maka bara api tidak akan menyala. Yang dimana pada suhu normal
dan pH netral, reaksi berjalan dengan lancar.

5.2 SARAN
Berhati-hati saat memasukkan lidi yang baranya masih menyala ke dalam tabung reaksi, karena
jika tidak berhati hati akan melukai tangan.

14
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/User/Downloads/12-Article%20Text-18-1-10-20190620.pdf
https://www.academia.edu/44835779/
http://repository.bku.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3204/Jenny%20Risma.pdf?sequen
ce=1&isAllowed=y
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/berkenalan-dengan-enzim-fungsi-struktur-sifat-dan-cara-
kerjanya
http://amalilmukita.blogspot.com/p/
https://www.scribd.com/embeds/211614503/content?start_page=1&view_mode=scroll&access_
key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf

15

Anda mungkin juga menyukai