Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN BIOLOGI

Pengaruh pH Terhadap Kerja Enzim Katalase

Disusun Oleh :
XII MIA 2
Alya Monica K. / 04
Faiz Syihab / 13
Martha Alifah P. / 22
Risyad Nazhir A. / 31

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 18 SURABAYA
Jl. Bibis Karah Sawah No. 9 Surabaya , Kode Pos : 60232, Telp. (031)8286003
http://www.smanegeri18sby.sch.id Email : sman18_sby@yahoo.co.id

Surabaya – 60232
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan laporan sebagai tugas dari Ibu Titik Sularti, S.Si. yang berjudul “Laporan Biologi
Pengaruh pH Terhadap Kerja Enzim Katalase”.

Kami tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya laporan ini nantinya dapat menjadi laporan
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenan
membaca laporan kami ini dengan tulus dan ikhlas. Semoga laporan ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi kami dan pembaca.

1
DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................................................1
Daftar isi....................................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan...................................................................................................................3
1.1 Latar belakang.......................................................................................................................3
1.2 Rumusan masalah.................................................................................................................3
1.3 Tujuan...................................................................................................................................4
1.4 Hipotesis................................................................................................................. 4
1.4.1 Hipotesis Alternattif (H1) ... .............................................................................................4
1.4.2 Hipotesis Nol (H0) ......................................................................................................5
Bab II Tinjauan Pustaka..........................................................................................................6
2.1 Enzim ...............................................................................................................6
2.2 Enzim Katalase.....................................................................................................................8
2.3 Hati.......................................................................................................................................9
2.4 Larutan yang digunakan......................................................................................................10
Bab III Metode penelitian ......................................................................................................12
3.1 Variabel Penelitian .............................................................................................................12
3.2 Alat dan Bahan ...................................................................................................................12
3.3 Cara Kerja ..........................................................................................................................12
3.4 Waktu dan Tempat.............................................................................................................15
Bab IV Hasil penelitian...........................................................................................................16
4.1 Tabel Pengamatan ..............................................................................................................16
4.2 Pembahasan Pengamatan....................................................................................................17
Bab V Kesimpulan ................................................................................................................19
Lampiran........................................................................................................................ 20

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Metabolisme adalah suatu reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup.
Reaksi metabolisme tersebut dimaksudkan untuk memperoleh energi, menyimpan energi.
Kumpulan metabolisme memerlukan enzim untuk mempercepat laju reaksi. Enzim adalah
suatu kelompok protein yang menjalankan dan mengatur perubahan-perubahan kimia
dalam sistem biologi. Tentunya dalam melakukan kerjanya enzim memiliki beberapa
faktor penghambat seperti ph, suhu, konsentrasi asam, konsentrasi enzim, dan inhibitor.
pH mempengaruhi laju reaksi enzim dalam bekerja. Menurut teori perubahan kondisi
asam dan basa disekitar enzim mempengaruhi bentuk tiga dimensi enzim dan dapat
menyebabkan denaturai enzim.Sehingga enzim tidak dapat bekerja pada kondisi yang
terlalu asam ataupun konsisi yang terlalu basa. Sedangkan suhu optimum suatu reaksi
adalah 40 derajat celcius. Dalam pratikum ini kami membuktikan pengaruh pH dan suhu
dalam kerja enzim dan pengaruh enzim sebagai biokatalisator.

Enzim merupakan senyawa yang dibentuk oleh organisme. Enzim pencernaan banyak
terdapat dalam sel-sel tubuh. Enzim merupakan zat yang membantu semua kegiatan yang
dilakukan sel. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidrogen Peroksida (H2O2)
bila tidak segera diuraikan, senyawa ini akan bersifat racun dan merusak sel itu sendiri.
Dengan adanya enzim katalase, senyawa Hidrogen Peroksida (H2O2) dapat diuraikan
menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Cara kerja yang dilakukan enzim
adalah sebagai berikut bahwa molekul selalu bergerak dan saling bertumbukan satu sama
lainnya. Jika ada molekul substrat menumbuk molekul enzim yang tepat maka akan
menempel pada enzim.Tempat menempelnya molekul substrat tersebut disebut dengan sisi
aktif. Kemudian terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk.

1.2 Rumusan masalah


Setelah membaca latar belakang dari buah apel di atas, masalah yang akan di bahas
dalam penelitian kali ini adalah, sebagai berikut :
1. Reaksi kimia apakah yang terjadi pada percobaan?
2. Bagaimanakah pengaruh enzim katalase terhadap H2O2?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi enzim katalase pada percobaan tersebut?
4. Bagaimana pengaruh pH terhadap kerja enzim katalase?

3
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengaruh enzim katalase terhadap H2O2.
2. Mengetahui pengaruh pH dan suhu terhadap kerja enzim katalase.
3. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kerja enzim katalase pada percobaan
tersebut

1.4 Hipotesis
1.4.1 Hipotesis Alternatif
1. Reaksi Kimianya sebagai berikut:
❖ H2O2 →H2O + O2
❖ HCL → H+ + Cl−
❖ KOH → K+ + OH−
❖ 2H2O2 → 2H2O + O2
❖ HCl + H2O → H3O+ + Cl−

2. Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim mempunyai
sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu. Sebagai contoh enzim katalase
yang hanya menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut :

2H2O2 → 2H2O + O2

Enzim katalase berperan dalam penguraian racun dari H2O2 menjadi H2O dan O2. Ini
ditunjukkan dari gelembung dan nyala api yang terbentuk, gelembung merupakan uap air dan
nyala api terjadi karena adanya oksigen, H2O dan O2 merupakan produk dari H2O2. Semakin
banyak kadar H2O2 maka semakin cepat kerja enzim, ini ditunjukkan dari waktu terbentuknya
gelembung, semakin banyak kadar H2O2 maka semakin cepat gelembung terbentuk

3. 1. Tingkat pH atau keasaman

Enzim katalase bekerja lebih efisien di pH netral (pH = 7) . Enzim menjadi


nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian
besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit
sempit (pH = 7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH
menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat

4
4. Dalam Percobaan yang dilakukan membuktikan bahwa kinerja enzim katalase yang
terdapat dalam hati ayam dapat dipengaruhi oleh suhu dan tingkat keasaman (pH)

A. Derajat keasaman (pH)


Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat.
Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang
sedikit sempit (pH = ±7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH
menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.

1.4.2 Hipotesis Nol


1. Tidak ada hubungan antara enzim dan derajat keasaman (pH)

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Enzim
Enzim adalah protein yang bertindak sebagai katalis di dalam tubuh makhluk
hidup atau disebut dengan biokatalisator . Enzim hanya dibuat di dalam sel manusia.
Menurut Karmana, Oman (2008) menyatakan bahwa enzim adalah senyawa organik yang
tersusun atas protein. Enzim merupakan bioatalisator, yaitu enzim merupakan zat yang
terdapat dalam tubuh makhluk hidup yang berfungsi mempercepat reaksi, tetapi zat itu
sendiri tidak ikut bereaksi.
Enzim biasanya sangat spesifik terhadap reaksi yang ia kataliskan maupun terhadap
substrat yang terlibat dalam reaksi. Bentuk, muatan dan katakteristik hidrofilik/hidrofobik
enzim dan substrat bertanggung jawab terhadap kespesifikan ini. Enzim juga dapat
menunjukkan tingkat stereospesifisitas, regioselektivitas, dan kemoselektivitas yang sangat
tinggi.
Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian, yaitu bagian
protein dan bagain bukan protein.
1. Bagian protein disebut apoenzim, tersusun atas asam – asam amino. Bagian protein
bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan keasaman.
2. Bagian bukan protein disebut gugus prostetik, yaitu gugusan yang aktif. Gugus
prostetik yang berasal dari molekul non organik disebut kofaktor, misalnya besi, tembaga,
zink. Gugus prostetik yang terdiri dari senyawa – senyawa kompleks disebut koenzim,
misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin, riboflavin, asam pantotenat, niasin,
piridoksin, biotin, asam folat, dan kobalamin.
a. Cara Kerja Enzim
Enzim merupakan protein yang memiliki struktur tiga dimensi. Pada enzim terdapat sisi
aktif enzim yang berfungsi sebagai tempat menempelnya substrat yang akan diubah
menjadi produk. Enzim mengkatalis reaksi dengan meningkatkan kecepatan reaksi.
Meningkatkan kecepatan reaksi dilakukan dengan menurunkan energi aktivasi (energi yang
diperlukan untuk reaksi). Penurunan energi aktivasi dilakukan dengan membentuk
kompleks dan substrat. Secara sederhana kerja enzim dapat digambarkan sebagai berikut:

Cara kerja enzim dapat diterangkan dengan dua teori yaitu teori gembok dan kunci serta
teori kecocokan terinduksi. Pada teori gembok dan kunci menyatakan bahwa enzim
dan substrat akan bergabung bersama membentuk kompleks, seperti kunci yang masuk ke
dalam gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat bereaksi dengan energi aktivasi yang
rendah. Setelah bereaksi, kompleks lepas dan melepaskan produk serta membebaskan
enzim. Sedangkan pada teori kecocokan yang terinduksi, sisi aktif enzim bersifat
fleksibel sehingga dapat berubah bentuk menyesuaikan bentuk substrat. Ketika substrat
memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif termodifikasi melingkupinya membentuk
kompleks. Ketika produk sudah terlepas dari kompleks, enzim kembali tidak aktif menjadi
bentuk yang lepas, hingga substrat yang lain dapat bereaksi dengan enzim tersebut.
6
b. Ciri Ciri Enzim
1. Biokatalisator : enzim hanya dihasilkan oleh sel-sel mahkluk hidup yang
digunakan untuk mempercepat proses reaksi.
2. Protein : sifat-sifat enzim sama dengan protein yaitu dapat rusak pada suhu yang
tinggi dan dipengaruhi pH
3. Bekerja Secara Khusus : enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi reaksi
tertentu, tidak dapat mempengaruhi reaksi lainnya. Zat yang terpengaruhi oleh
enzim tersebut substrat. Substrat adalah zat yang bereaksi. Oleh karena macam zat
yang bereaksi di dalam sel sangat banyak, maka macam enzim pun banyak
4. Dapat Digunakan Berulang Kali : dapat digunakan berulang kali karena enzim
tidak berubah pada saat terjadi reaksi. Satu molekul enzim dapat bekerja berkali-
kali selama enzim itu tidak rusak.
5. Rusak Oleh Panas : enzim rusak oleh panas karena merupakan suatu protein .
Rusaknya enzim oleh panas disebut denaturasi jika telah rusak enzim tidak dapat
bekerja lagi.
6. Tidak Ikut Bereaksi : enzim hanya diperlukan untuk mempercepat reaksi namun
tidak ikut bereaksi.
7. Bekerja Dapat Balik : suatu enzim dapat bekerja menguraikan suatu senyawa
menjadi senyawa-senyawa lain dan sebaliknya dapat pula bekerja menyusun
senyawa-senyawa itu menjadi senyawa semula.

c. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim


• Suhu
Pada suhu yang lebih tinggi , kecepatan molekul substrat meningkat , sehingga
ketika subtrat bertumbukan dengan enzim mengakibatkan energi molekul substrat
berkurang.hal ini memudah enzim dalam mengikat substrat. Tetapi kecapatan
enzim dalam mengkatalis reaksi mencapai suatu puncaknya adala pada suhu 40oC
Enzim dapat mengalami denaturasi apabila suhunya lebih dari 80oC

• pH
Selain suhu, faktor lingkungan yang mempengaruhi kerja enzim adalah pH.
Sebagaimana faktor suhu, enzim juga mempunyai pH tertentu agar dapat bekerja
secara efektif. Enzim dapat bekerja optimal pada pH netral (pH = 7), pH basa (>7)
atau pH asam (<7) tergantung pada jenis enzim masing-masing.
• Konsentrasi Substrat
Bila jumlah enzim dalam keadaan tetap, kecepatam reaksi akan meningkat dengan
adanya peningkatan konsentrasi subtrat . Namun, pada saat sisi aktif enzim bekerja
semua maka penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi.
• Konsentrasi Enzim
Semakin besar konsentrasi maka semakin cepat pula reaksi yang akan berlangsung.

7
• Konsentrasi Produk atau Inhibitor
Produk hasil dari substrat yang dipecah oleh enzim menjadi inhibitor atau
penghambat. Apabila produk ini banyak,maka enzim akan sulit bergabung dengan
substrat sehingga reaksi kimianya berlangsung lambat.

2.2 Enzim Katalase


Katalase adalah enzim yang mengandung empat gugus heme, pada tulang, membran
mukosa, ginjal dan hati. Aktivitas enzim ditemukan dalam mitokondria, sitoplasma dan
peroksosom. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidrogen Peroksida (H_2
O_2), merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan
makanan.
Enzim katalase ini dimasukkan ke dalam golongan enzim hidroperoksidase dimana ia
melindungi tubuh organisme dari senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan
senyawa ini bisa memancing radikal bebas yang jika tidak diurai akan membuat membran
sel di dalam tubuh rusak dan memancing penyakit semacam kanker dan juga arterosklerosis.
Enzim ini tak hanya ditemukan dalam sel-sel manusia dan hewan, namun sel-sel
tumbuhan juga memiliki enzim sebagai salah satu komponen metabolismenya.Enzim
katalase merupakan salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan.Enzim diproduksi oleh
peroksisom dan aktif dalam melakukan reaksi oksidatif bahan-bahan yang dianggap
toksik oleh tanaman, seperti hidrogen peroksida(H2O2). Enzim katalase termasuk ke
dalam golongan desmolase, yaitu enzim yang dapat memecahkan ikatan C-C atau C- N
pada substrat yang diikatnya
a. Fungsi dan Peranan Katalase
Hidrogen peroksida (H2O2) merupakan hasil dari respirasi dan dibuat dalam
seluruh sel hidup. H2O2 berbahaya dan harus dibuang secepatnya. Enzim katalase
diproduksi sel untuk mengkatalis H2O2.Katalase berperan sebagai enzim peroksidasi
khusus dalam reaksi dekomposisi hydrogen peroksida menjadi oksigen dan air. Enzim ini
mampu mengoksidasi 1 molekul hydrogen peroksida menjadi oksigen. Kemudian juga
dapat mereduksi molekul hydrogen peroksida kedua menjadi air.Reaksi dapat berjalan
bila terdapat senyawa pemberi ion hydrogen (AH2) sepertimethanol, etanol dan format.
Peran katalase dalam mengkatalis H2O2 relatif lebih kecil dibandiingkan dengan
kecepatan pembentukannya.Sel-sel yang mengandung katalase dalam jumlah sedikit sangat
rentan terhadap peroksida. Oleh karena itu katalase berperan penting dalam mekanisme
pertahanan sel darah merah terhadap serangan oksidator hydrogen peroksida.
b. Penyakit Kurangnya Enzim Katalase
Pada kondisi tertentu, organisme utamanya manusia bisa saja kekurangan enzim
katalase. Kondisi akan akan membawa sejumlah kerugian terutama yang berkaitan dengan
organ yang banyak menyimpan enzim katalase. Kondisi kurangnya enzim ini akan memicu
sejumlah penyakit antara lain:
1. Akatalasia, yakni penyakit dimana seseorang mengalami kelainan pada darahnya
sehingga gusi dan bagian mulutnya mudah terluka. Gejala ini akan muncul semakin
sering setelah masa pubertas tiba. Penyakit ini diturunkan secara genetis.

8
2. Penyakit Vitiligo yakni sejenis penyakit kulit yang gejalanya muncul berupa bercak
putih di beberapa bagian kulit tubuh. Hal ini merupakan indikasi H2O2 di dalam tubuh
tidak sebanding dengan enzim katalase.
3. Rambut beruban. Gejala ini disebabkan melimpahnya H2O2 dan kurangnya enzim kata
lase yang pada akhirnya menghambat produksi melamin yakni pigmen yang menjadi p
ewarna alamiah rambut manusia.

2.3 Hati
Hati adalah sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh, berwarna merah
kecoklatan, yang mempunyai berbagai macam fungsi, termasuk perannya dalam membantu
pencernaan makanan dan metabolisme zat gizi dalam sistem pencernaan.
Hati manusia dewasa normal memiliki massa sekitar 1,4 Kg atau sekitar 2.5% dari
massa tubuh. Letaknya berada di bagian teratas rongga abdominal, disebelah kanan,
dibawah diagfragma dan menempati hampir seluruh bagian dari hypocondrium kanan dan
sebagian epigastrium abdomen. Permukaan atas berbentuk cembung dan berada dibawah
diafragma, permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura transverses.
Permukaannya dilapisi pembuluh darah yang keluar masuk hati. Secara fisiologis, fungsi
utama dari hati adalah:

a. Membantu dalam metabolisme karbohidrat

Fungsi hati menjadi penting, karena hati mampu mengontrol kadar gula dalam
darah. Misalnya, pada saat kadar gula dalam darah tinggi, maka hati dapat mengubah
glukosa dalam darah menjadi glikogen yang kemudian disimpan dalam hati (Glikogenesis),
lalu pada saat kadar gula darah menurun, maka cadangan glikogen di hati atau asam amino
dapat diubah menjadi glukosa dan dilepakan ke dalam darah (glukoneogenesis) hingga
pada akhirnya kadar gula darah dipertahankan untuk tetap normal. Hati juga dapat
membantu pemecahan fruktosa dan galaktosa menjadi glukosa dan serta glukosa menjadi
lemak.

b. Membantu metabolisme lemak

Membantu proses Beta oksidasi, dimana hati mampu menghasilkan asam lemak
dari Asetil Koenzim A. Mengubah kelebihan Asetil Koenzim A menjadi badan keton
(Ketogenesis). Mensintesa lipoprotein-lipoprotein saat transport asam-asam lemak dan
kolesterol dari dan ke dalam sel, mensintesa kolesterol dan fosfolipid juga menghancurkan
kolesterol menjadi garam empedu, serta menyimpan lemak.

c. Membantu metabolisme Protein

Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah dalam deaminasi (mengubah gugus
amino, NH2) asam-asam amino agar dapat digunakan sebagai energi atau diubah menjadi
karbohidrat dan lemak. Mengubah amoniak (NH3) yang merupakan substansi beracun

9
menjadi urea dan dikeluarkan melalui urin (ammonia dihasilkan saat deaminase dan oleh
bakteri-bakteri dalam usus), sintesis dari hampir seluruh protein plasma, seperti alfa dan
beta globulin, albumin, fibrinogen, dan protombin (bersama-sama dengan sel tiang, hati
juga membentuk heparin) dan transaminasi transfer kelompok amino dari asam amino ke
substansi (alfa-keto acid) dan senyawa lain.

d. Menetralisir obat-obatan dan hormon

Hati dapat berfungsi sebagai penetralisir racun, yakni pada obat-obatan seperti penisili.

2.4 Larutan-larutan yang digunakan di dalam praktikum

a) Larutan Asam klorida (HCl)


Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat
berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida, H+ ini
bergabung dengan molekul air membentuk ion H3O+
HCl + H2O → H3O+ + Cl−
Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida. Asam klorida dapat digunakan untuk
membuat garam klorida, seperti natrium klorida karena ia berdisosiasi penuh dalam air.
Asam monoprotik memiliki satu Ka yang mengindikasikan tingkat disosiasi zat tersebut
dalam air. Untuk asam kuat seperti HCl, nilai Ka cukup besar. Beberapa usaha perhitungan
teoritis telah dilakukan untuk menghitung nilai KaHCl. Ketika garam klorida seperti NaCl
ditambahkan ke larutan HCl, ia tidak akan mengubah pH larutan secara signifikan. Hal ini
mengindikasikan bahwa Asam Klorida adalah yang sangat lemah dan HCl secara penuh
berdisosiasi dalam larutan tersebut. Untuk larutan asam klorida yang kuat, asumsi bahwa
molaritas H+ sama dengan molaritas HCl cukuplah baik, dengan ketepatan mencapai empat
digit angka bermakna. Walaupun asam, ia mengandung ion klorida yang tidak reaktif dan
tidak beracun. Asam klorida dalam konsentrasi untuk menengah cukup stabil untuk
disimpan dan terus mempertahankan konsentrasinya. Oleh karena alasan inilah, asam
klorida merupakan reagen pengasam yang sangat baik.

b) Larutan hidrogen peroksida (H2O2)

Hidrogen peroksida (H2O2) adalah cairan bening , agak lebih kental daripada air, yang
merupakan oksidator kuat. Senyawa ini ditemukan oleh Louis Jacques Thenard di tahun
1818. Sebagai bahan kimia anorganik dalam bidang industri, teknologi yang digunakan
untuk Hidrogen Peroksida adalah auto oksidasi Anthraquinone. Dengan ciri khasnya yang
berbau khas keasaman dan mudah larut dalam air, dalam kondisi normal (ambient)
kondisinya sangat stabil dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari 1% per tahun.
Salah satu keunggulan Hidrogen Peroksida dibandingkan dengan oksidator yang lain
adalah sifatnya yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu yang berbahaya.
Kekuatan oksidatornya pun dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.

10
c) Larutan kalium hidroksida (KOH)

Kalium hidroksida adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia KOH, dan
umumnya disebut sebagai potash kaustik. Bersama dengan natrium hidroksida, padatan
tak berwarna ini adalah suatu basa kuaNatrium hidroksida murni berbentuk putih padat
dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat
lembap cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut
dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan
metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan .
Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida
akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian


Variabel terikat : Banyaknya gelembung dan nyala api yang
ditimbulkan.
Variabel bebas : KOH, HCl
Variabel terkontrol : H2O2, ekstrak hati ayam dan kentang

3.2 Alat dan Bahan :


a. Pisau
b. Blender
c. Tabung reaksi
d. Bunsen
e. Mortal
f. Larutan H2 O2
g. Larutan HCl
h. Larutan KOH
i. Hati ayam mentah (secukupnya)
j. Kentang
k. Spiritus
l. Tusuk sate

3.3 Cara Kerja

1. Percobaan 1 (hati ayam mentah + 𝐇𝟐 𝐎𝟐 )


1) Siapkan alat dan bahan yang akan dibutuhkan.
2) Potong hati ayam mentah berbentuk dadu kurang lebih berukuran (1x1 cm).
3) Letakkan pada mortal, lalu hancurkan dengan menggunakan alu.
4) Masukkan potongan hati ayam mentah tersebut ke dalam tabung reaksi.
5) Masukkan 5 tetes H2 O2 ke dalam tabung reaksi berisi hati ayam mentah.
6) Tutup tabung reaksi menggunakan kapas.
7) Amati ada tidaknya gelembung yang muncul pada reaksi tersebut.
8) Bakar tusuk sate menggunakan bunsen sampai berbentuk bara pada ujungnya.

12
9) Buka kapas yang menutupi tabung reaksi dan langsung masukkan ujung tusuk
sate yang sudah berubah menjadi bara ke dalam tabung reaksi.
10) Amati nyala bara api yang berada di ujung tusuk sate dan catat hasilnya.

2. Percobaan 2 (hati ayam mentah + HCl + 𝐇𝟐 𝐎𝟐 )


1) Siapkan alat dan bahan yang akan dibutuhkan.
2) Potong hati ayam mentah berbentuk dadu kurang lebih berukuran (1x1 cm).
3) Letakkan pada mortal, lalu hancurkan dengan menggunakan alu.
4) Masukkan potongan hati ayam mentah tersebut ke dalam tabung reaksi.
5) Masukkan 15 tetes H2 O2 kemudian teteskan 10 tetes HCl ke dalam tabung
reaksi berisi hati ayam mentah.
6) Tutup tabung reaksi menggunakan kapas.
7) Amati ada tidaknya gelembung yang muncul pada reaksi tersebut.
8) Bakar tusuk sate menggunakan bunsen sampai berbentuk bara pada ujungnya.
9) Buka kapas yang menutupi tabung reaksi dan langsung masukkan ujungnya
yang sudah berubah menjadi bara ke dalam tabung reaksi.
10) Amati nyala bara api yang berada di ujungnya dan catat hasilnya.

3. Percobaan 3 (hati ayam mentah + KOH + 𝐇𝟐 𝐎𝟐 )


1) Siapkan alat dan bahan yang akan dibutuhkan.
2) Potong hati ayam mentah kurang lebih berukuran (1x1 cm).
3) Letakkan pada mortal, lalu hancur sedikit dengan menggunakan alu.
4) Masukkan potongan hati ayam mentah yang sudah sedikit halus ke dalam
tabung reaksi.
5) Masukkan 15 tetes H2 O2 kemudian teteskan 10 tetes KOH ke dalam tabung
reaksi berisi hati ayam mentah.
6) Tutup tabung reaksi menggunakan kapas.
7) Amati ada tidaknya gelembung yang muncul pada reaksi tersebut.
8) Bakar tusuk sate menggunakan bunsen sampai berbentuk bara pada ujungnya.
9) Buka kapas yang menutupi tabung reaksi dan langsung masukkan ujung tusuk
sate yang sudah berubah menjadi bara ke dalam tabung reaksi.
10) Amati nyala bara api yang berada pada ujung tusuk sate dan catat hasilnya.

13
4. Percobaan 4 (kentang + 𝐇𝟐 𝐎𝟐 )
1) Siapkan alat dan bahan yang akan dibutuhkan.
2) Potong kentang berukuran dadu kurang lebih berukuran (1x1 cm).
3) Masukkan kentang ke dalam blender dan blender kentang tersebut
4) Masukkan kentang yang sudah diblender ke dalam tabung reaksi.
5) Masukkan 15 tetes H2 O2 ke dalam tabung reaksi jus kentang
6) Tutup tabung reaksi menggunakan kapas.
7) Amati ada tidaknya gelembung yang muncul pada reaksi tersebut.
8) Bakar tusuk sate menggunakan bunsen sampai berbentuk bara pada ujungnya.
9) Buka kapas yang menutupi tabung reaksi dan langsung masukkan ujung tusuk
sate yang sudah menjadi bara ke dalam tabung reaksi.
10) Amati nyala bara api yang berada pada ujung tusuk sate dan catat hasilnya.

5. Percobaan 5 (kentang + HCl + 𝐇𝟐 𝐎𝟐 )


1) Siapkan alat dan bahan yang akan dibutuhkan.
2) Potong kentang berbentuk dadu kurang lebih berukuran (1x1 cm).
3) Masukkan kentang ke dalam blender dan blender kentang tersebut
4) Masukkan kentang yang sudah diblender ke dalam tabung reaksi.
5) Masukkan 15 tetes H2 O2 kemudian teteskan 10 tetes HCl ke dalam tabung
reaksi berisi jus kentang
6) Tutup tabung reaksi menggunakan kapas.
7) Amati ada tidaknya gelembung yang muncul pada reaksi tersebut.
8) Bakar tusuk sate menggunakan bunsen sampai berbentuk bara pada ujungnya.
9) Buka kapas yang menutupi tabung reaksi dan langsung masukkan ujung tusuk
sate yang sudah menjadi bara ke dalam tabung reaksi.
10) Amati nyala bara api yang berada pada ujung tusuk sate dan catat hasilnya.

6. Percobaan 6 ( kentang + KOH+ 𝐇𝟐 𝐎𝟐 )


1) Siapkan alat dan bahan yang akan dibutuhkan.
2) Potong kentang berbentuk dadu kurang lebih berukuran (1x1 cm).
3) Masukkan kentang ke dalam blender dan blender kentang tersebut.
4) Masukkan kentang yang sudah diblender ke dalam tabung reaksi.

14
5) Masukkan 15 tetes H2 O2 kemudian teteskan 10 tetes KOH ke dalam tabung
reaksi berisi hati ayam rebus.
6) Tutup tabung reaksi menggunakan kapas.
7) Amati ada tidaknya gelembung yang muncul pada reaksi tersebut.
8) Bakar tusuk sate menggunakan bunsen sampai berbentuk bara pada ujungnya.
9) Buka kapas yang menutupi tabung reaksi dan langsung masukkan ujung tusuk
sate yang sudah menjadi bara ke dalam tabung reaksi
10) Amati nyala bara api yang berada pada ujung tusuk sate dan catat hasilnya.

3.4 Waktu dan Tempat :


1. Kamis 25 Agustus 2022 di Laboratorium Kimia Pukul 10:35 – 12:05

15
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan


No Perlakuan Gelembung Nyala/terang

1. hati ayam mentah + 𝐻2 𝑂2 +++++ +++++

hati ayam mentah + HCl


2. + -
+ 𝐻2 𝑂2

hati ayam mentah + KOH


3. + -
+ 𝐻2 𝑂2
4. kentang + 𝐻2 𝑂2 +++ +

5. kentang + HCl + 𝐻2 𝑂2 - -

6. kentang + KOH+ 𝐻2 𝑂2 - -

Ketentuan 1 :
Berikan tanda 1 positif (+), jika gelembung sedikit.
Berikan tanda 2 positif (++), jika gelembung sedang.
Berikan tanda 3 positif (+++), jika gelembung cukup banyak.
Berikan tanda 4 positif (++++), jika gelembung banyak.
Berikan tanda 5 positif (++++), jika gelembung banyak sekali.
Berikan tanda negatif (-), jika tidak ada gelembung.
Ketentuan 2 :
Berikan tanda 1 positif (+), jika menyala.
Berikan tanda 2 positif (++), jika menyala sedang.
Berikan tanda 3 positif (+++), jika menyala cukup terang.
Berikan tanda 4 positif (++++), jika menyala terang.
Berikan tanda 5 positif (+++++), jika menyala terang sekali.
Berikan tanda negatif (-), jika tidak menyala.

16
4.2 Pembahasan Pengamatan
1. Pada Tabung pertama yang berisi hati ayam mentah di tambah H2O2, karena Saat
ekstrak diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang sangat banyak. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah H2O2
menjadi H2O (air). Sedangkan pada waktu di masukkan bara api kedalamnya, timbul
nyala api. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi O2
2. Pada Tabung yang kedua berisi hati ayam mentah yang ditambah H2O2 + HCL,
Pertambahan HCL disini di maksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu
asam. pada percobaan ini terjadi sedikit gelembung-gelembung udara dan tidak ada api
menyala. Hal ini membuktikan bahwa enzim mampu berkerja walaupun dalam keadaan
asam.
3. Pada tabung yang ketiga berisi hati ayam mentah yang ditambah H2O2 + KOH,
penambahan KOH disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu
basa. terjadi gelembung-gelembung udara yang sedikit, dan tidak ada api menyala. Hal
ini membuktikan bahwa enzim mampu mengubah H2O2 menjadi H2O (air) dan O2
(oksigen) walaupun dalam kondisi yang basa.
4. Pada tabung yang keempat berisi juas kentang ditambah H2O2, yang terjadi gelembung
muncul banyak dan ketika bara api dimasukkan kedalam tabung reaksi juga terdapat
timbul nyala api yang sedikit. Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim
katalase yang terdapat di ekstrak hampir rusak sehingga dapat menguraikan H2O2
menjadi H2O dan O2 sedikit.
5. Pada tabung yang kelima berisi jus kentang yang ditambah HCl + H2O2, Pertambahan
HCl bermaksud untuk membuat keadaan ekstrak menjadi asam. Kemudian ditambah
H2O2 ternyata tidak terbentuk gelembung udara. Ketika bara api dimasukkan kedalam
tabung reaksi juga tidak timbul nyala api. Hal ini disebabkan karena protein di dalam
enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah mengalami denaturasi dikarenakan pH
terlalu asam sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.
6. Pada tabung yang keenam berisi jus kentang yang ditambah KOH + H2O2, penambahan
KOH disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu basa. Tidak
terjadi gelembung-gelembung udara. Ketika bara api dimasukkan kedalam tabung
reaksi juga tidak timbul nyala api. Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim

17
katalase yang terdapat di ekstrak telah mengalami denaturasi dikarenakan pH terlalu
basa sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.

18
BAB V
KESIMPULAN

5.1. KESIMPULAN

1. Enzim katalase tidak akan bekerja secara optimal pada pH asam maupun basa
karena enzim katalase akan bekerja optimal pada pH netral
2. Enzim katalase akan bekerja optimal pada pH netral (7)
3. Pada umumnya konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
4. Enzim katalase berperan menguraikan racun dari H2O2 menjadi H2O dan O2.
5. Kadar enzim katalase tertinggi yaitu pada ekstrak hati.
6. Enzim bekerja berpengaruh pada pH . Pada pH yang terlalu asam maupun
basa enzim akan mengalami denaturasi sehingga kerja enzim tidak optimal.
7. Semakin besar konsentrasi enzim katalase, maka semakin banyak molekul substrat
yang dapat dipecahkan.

19
LAMPIRAN

20
21
22

Anda mungkin juga menyukai