Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah, serta karunia-Nya yang senantiasa melimpah. Tak lupa pula, kami
ucapkan rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu Listi Eka
Suci Septiani, S.Pd., guru pengajar Biologi kami, yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan ilmu pengetahuan yang berharga sebagai pembekalan
pembuatan laporan praktikum ini.
Laporan ini disusun sebagai tugas pasca praktikum uji enzim katalase pada
pelajaran Biologi kelas XII. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat terbuka terhadap masukan dan kritik
yang membangun dari Ibu Listi Eka Suci Septiani, S.Pd., guru pengajar kami,
guna meningkatkan kualitas laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
dan semakin memperkaya pengetahuan kita semua tentang uji enzim katalase,
khususnya uji enzim katalase pada hati ayam. Kami mengucapkan terima kasih
atas kesempatan yang diberikan dan harapannya agar laporan ini dapat diterima
dengan baik.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................
BAB I.......................................................................................................................................................
PENDAHULUAN...................................................................................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................................................
D. Hipotesis.......................................................................................................................................
BAB II.....................................................................................................................................................
DASAR TEORI.......................................................................................................................................
A. Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim....................................................................................
B. Enzim Katalase.............................................................................................................................
C. Uji Enzim Katalase.......................................................................................................................
BAB III....................................................................................................................................................
METODOLOGI PENELITIAN..............................................................................................................
A. Variabel Penelitian.......................................................................................................................
B. Metode Penelitian.........................................................................................................................
BAB IV....................................................................................................................................................
HASIL PENELITIAN.............................................................................................................................
A. Tabel Hasil Pengamatan...............................................................................................................
B. Pembahasan..................................................................................................................................
BAB V.....................................................................................................................................................
PENUTUP...............................................................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................................
LAMPIRAN............................................................................................................................................
A. Alat dan Bahan.............................................................................................................................
B. Cara Kerja.....................................................................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam tubuh makhluk hidup terjadi begitu banyak reaksi kimia.
Contohnya, di dalam tubuh kita, terjadi reaksi pemecahan zat-zat makanan
untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Atau, di dalam tumbuhan
terjadi proses fotosintesis. Proses reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
seluruh makhluk hidup yang memiliki tujuan untuk mengubah makanan
menjadi energi disebut sebagai metabolisme.
Dalam suatu reaksi kimia terdapat zat-zat atau senyawa-senyawa baik
yang sifatnya menghambat (inhibitor), atau mempercepat reaksi (katalisator).
Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki katalisator yang
disebut dengan enzim.. Tanpa enzim laju metabolisme berlangsung lambat.
Enzim bekerja dengan cara menurunkan energi aktivasi, sehingga tidak
diperlukan suhu dan energi tinggi untuk melakukan suatu reaksi kimia
didalam tubuh. Energi aktivasi adalah energi awal yang diperlukan untuk
memulai reaksi kimia. Enzim dapat mempercepat reaksi-reaksi biologi tanpa
mengalami perubahan struktur kimia (biokatalisator). Jika tidak terdapat
katalisator dalam metabolisme, maka suhu tubuh akan meningkat dan
membahayakan bagi tubuh makhluk hidup.
Katalisis enzim adalah peningkatan laju suatu proses (katalisis) oleh
sebuah biomolekul. Biomolekul seperti ini disebut enzim, dan kebanyakan
enzim adalah protein, sedangkan proses yang dipercepatnya kebanyakan
adalah reaksi kimia dalam tubuh.
Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar enzim.
Faktor dalam misalnya substansi-substansi genetik yang dibawa oleh masing-
masing enzim.
Keinginan kami untuk mengetahui faktor luar yang mempengaruhi kerja
enzim, dan memenuhi tugas biologi, merupakan suatu motivasi kami untuk
melakukan percobaan sederhana yang menggunakan enzim katalase sebagai
contoh.

3
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada laporan ini, yaitu :
1) Bagaimana mekanisme kerja enzim pada organ hati?
2) Faktor apa saja yang mempengaruhi kerja enzim katalase?
3) Bagaimana pengaruh pH dan suhu terhadap kerja enzim katalase?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1) Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja enzim pada organ hati.
2) Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kerja enzim
katalase.
3) Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pH dan suhu terhadap kerja enzim
katalase.

D. Hipotesis
Ketika ekstrak hati ayam dicampurkan dengan Hidrogen Peroksida (H 2O2)
maka akan terbentuk reaksi berupa gelembung-gelembung pada tabung reaksi,
hal tersebut menandakan bahwa enzim katalase yang terdapat dalam hati ayam
dapat mengubah H2O2 menjadi H2O. Enzim katalase dapat bekerja optimal
pada pH netral. Suhu optimal agar enzim katalase dapat bekerja dengan baik
adalah pada suhu 25-30°C. Konsentrasi hati ayam dan larutan H 2O2 sangat
berpengaruh terhadap kerja enzim katalase.

4
BAB II

DASAR TEORI

A. Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim


Enzim sebagai biokatalisator berstruktur protein, dalam mekanisme kerja
aktivitasnya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pH, suhu,
konsentrasi substrat, konsentrasi enzim, dan kehadiran inhibitor.
Enzim tersusun dari protein, oleh karena itu enzim sangat peka terhadap
suhu. Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan denaturasi protein. Suhu
yang terlalu rendah dapat menghambat reaksi. Suhu optimum setiap enzim
berbeda-beda. Enzim-enzim yang terdapat dalam tubuh umumnya memiliki
suhu optimum sekitar 30-40°C.
Kebanyakan enzim tidak menunjukkan reaksi jika suhu sekitar 0°C, tetapi
enzim tidak rusak. Jika suhu normal kembali, enzim akan aktif kembali. Enzim
tahan pada suhu rendah, tetapi dapat rusak di atas suhu 50°C. Hubungan antara
pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi enzim dapat digambarkan dengan
kurva pada Gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Grafik pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi enzim

Potensial Hidrogen (pH) merupakan salah satu faktor penting yang harus
diperhatikan apabila bekerja dengan enzim, hal ini dikarenakan enzim hanya
mampu bekerja pada kondisi pH tertentu saja. Suatu kondisi pH dimana enzim
dapat bekerja dengan aktivitas tertinggi yang dapat dilakukannya dinamakan
pH optimum. Sebaliknya pada pH tertentu enzim sama sekali tidak aktif atau
bahkan rusak. Hal ini dapat dijelaskan karena diketahui bahwa enzim

5
merupakan molekul protein, molekul protein kestabilannya dapat dipengaruhi
oleh tingkat keasaman lingkungan, pada kondisi keasaman yang ekstrim
molekul-molekul protein dari enzim akan rusak. Hubungan antara pengaruh pH
terhadap kecepatan reaksi enzim dapat digambarkan dengan kurva pada
Gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2 Grafik pengaruh pH terhadap kecepatan reaksi enzim

Konsentrasi enzim secara langsung mempengaruhi kecepatan laju reaksi


enzimatik dimana laju reaksi meningkat dengan bertambahnya konsentrasi
enzim. Laju reaksi tersebut meningkat secara linear selama konsentrasi enzim
jauh lebih sedikit daripada substrat. Hal ini biasanya terjadi pada keadaan
fisiologis. Hubungan antara pengaruh konsentrasi enzim terhadap kecepatan
reaksi enzim dapat digambarkan dengan kurva pada Gambar 2.3 berikut:

Gambar 2.3 Grafik pengaruh konsentrasi enzim terhadap kecepatan reaksi


enzim

Laju reaksi enzimatik akan meningkat dengan bertambahnya konsentrasi


substrat rendah, bagian aktif enzim hanya menampung substrat sedikit. Bila
konsentrasi substrat diperbesar, semakin banyak substrat yang berhubungan

6
dengan enzim pada bagian aktif, sehingga konsentrasi enzim-substrat makin
besar dan menyebabkan besarnya laju reaksi. Namun pada batas konsentrasi
substrat tertentu, semua bagian aktif telah dipenuhi substrat. Dalam kondisi ini,
bertambahnya konsentrasi enzim–substrat, sehingga jumlah hasil reaksinya pun
tidak bertambah. Hubungan antara konsentrasi substrat dengan kecepatan
reaksi enzim dapat digambarkan dengan kurva pada Gambar 2.4 berikut:

Gambar 2.4 Grafik konsentrasi substrat dengan kecepatan reaksi enzim

Sering kali kerja enzim dihambat oleh suatu zat yang disebut inhibitor.
Jika inhibitor ditambahkan ke dalam campuran enzim dan substrat, kecepatan
reaksi akan turun. Cara kerja inhibitor ini adalah berikatan dengan enzim
membentuk kompleks enzim−inhibitor yang masih mampu atau tidak mampu
berikatan dengan substrat.

B. Enzim Katalase
Katalase adalah enzim yang mengandung empat gugus heme, pada tulang,
membran mukosa, ginjal dan hati. Aktivitas enzim ditemukan dalam
mitokondria, sitoplasma dan peroksisom. Katalase memiliki empat rantai
polypeptide, masing-masing terdiri dari 500 lebih asam amino. Katalase juga
memiliki empat grup heme yang dibentuk dari cincin protoporphyrin yang
mengandung atom besi tunggal. Enzim Katalase termasuk enzim
hidroperoksidase, yang melindungi tubuh terhadap senyawa-senyawa
peroksida (H2O2) yang berbahaya. Penumpukan senyawa peroksida dapat
menghasilkan radikal bebas, yang selanjutnya akan merusak membran sel dan
kemungkinan menimbulkan penyakit kanker serta aterosklerosis. Memiliki
kemampuan untuk inaktivasi hidrogen peroksida. Senyawa H2O2 dihasilkan
oleh aktivitas enzim oksidase, H2O2 berpotensi menimbulkan radikal karena
membentuk OH. Katalase merupakan hemoprotein yang mengandung 4 gugus
hem

7
Enzim katalase merupakan enzim yang berperan penting dalam proses
detoxifikasi seluler dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif. Enzim ini
ditemukan di berbagai macam organisme, termasuk manusia, dan memiliki
peran utama dalam mengurai hidrogen peroksida (H 2O2) menjadi air (H2O) dan
oksigen (O2). Hidrogen peroksida merupakan produk samping reaksi metabolik
dan dapat menjadi toksik jika tidak dihilangkan dengan cepat.
Apabila H2O2 tidak diuraikan dengan enzim ini, maka akan menyebabkan
kematian pada sel-sel. Oleh sebab itu, enzim katalase untuk merombak H 2O2
menjadi substansi yang tidak berbahaya, yaitu berupa air dan oksigen. Selain
bekerja secara spesifik pada substrat tertentu. Enzim juga bersifat termolabil
(rentan terhadap perubahan suhu) serta merupakan suatu senyawa golongan
protein. Pengaruh temperatur terlihat sangat jelas, karena dapat merusak enzim
dan membuatnya terdenaturasi seperti kebanyakan protein. Enzim katalase
termasuk enzim hidroperoksidase, yang melindungi tubuh dari senyawa-
senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa peroksida dapat
menghasilkan radikal bebas, yang selanjutnya akan merusak membran sel dan
kemungkinan menimbulkan penyakit kanker serta aterosklerosis.

C. Uji Enzim Katalase


Uji enzim katalase dilakukan dengan mengukur kemampuan organisme
atau jaringan dalam mengatasi stres oksidatif yang disebabkan oleh hidrogen
peroksida. Pada percobaan ini, kami akan menguji aktivitas enzim yang
terdapat dalam organ hati.
Organ hati dipilih karena memiliki konsentrasi enzim katalase yang tinggi.
Enzim katalase merupakan enzim yang dihasilkan oleh badan mikro. Badan
mikro ini terdiri dari dua bagian yaitu peroksisom dan glioksisom. Bagian
badan mikro yang menghasilkan enzim katalase adalah bagian peroksisom.
Peroksisom ini banyak ditemukan pada sel hati. Hal ini menjadikan hati bisa
disebut sebagai organ yang dapat menetralkan racun dalam tubuh.
Metode umum yang digunakan untuk mengukur aktivitas katalase adalah
dengan mengukur laju pelepasan oksigen (O2) saat enzim ini menguraikan
hidrogen peroksida.

8
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian
● Variabel bebas : NaOH, HCl, suhu.

● Variabel terikat : banyaknya gelembung dan nyala api

● Variabel kontrol : kuantitas hati ayam, H2O2, dan alat.

B. Metode Penelitian
1. Alat dan Bahan
● Alat : rak tabung reaksi, tabung reaksi 4 buah, lumpang porselin +
penumbuknya, pipet tetes 3 buah, lidi 10 buah, korek api, gelas
beaker, dan pemanas.
● Bahan : HCl, NaOH, air suling, H2O2, dan hati ayam..
2. Cara Kerja
1) Tumbuk hati ayam.
2) Ambil ekstraknya.
3) Isilah keempat tabung reaksi [tabung A (ekstrak hati + H 2O2), tabung
B (ekstrak hati + NaOH + H2O2), tabung C (ekstrak hati + HCl +
H2O2), dan tabung D (ekstrak hati panas + H2O2).
4) Tambahkan 10 tetes HCl dan 10 tetes NaOH pada tabung sesuai
labelnya.
5) Panaskan tabung D.
6) Tambahkan 10 tetes H2O2 ke dalam masing-masing tabung A, B, C,
dan D.
7) Amati reaksi apa yang terjadi.
8) Uji keempat isi tabung menggunakan lidi yang membara.

9
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Tabel Hasil Pengamatan

No Perlakuan Keadaan Gelembung Ada tidaknya


nyala api
1 Ekstrak hati + H2O2 ++ Nyala
2 Ekstrak hati + NaOH + H2O2 ++++ Tidak nyala
3 Ekstrak hati + HCl + H2O2 ++ Nyala
4 Ekstrak hati panas + H2O2 +++ Nyala

Keterangan: - tidak ada +++ bila banyak


+ bila sedikit ++++ bila banyak sekali
++ bila sedang

B. Pembahasan
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak hati ayam yang
dicampurkan dengan senyawa HCl, NaOH, dan kemudian ditambah senyawa
Hidrogen Peroksida baik dalam kondisi panas dan normal menghasilkan
gelembung dan nyala api yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa
kecepatan enzim katalasenya pun berbeda-beda. Karena semakin banyak
gelembung dan semakin besar nyala api, maka kecepatan kerja enzim
katalasenya semakin cepat dan begitupun sebaliknya.
Pada perlakuan pertama (ekstrak hati + H 2O2) dihasilkan gelembung
kategori sedang dan bara api nyala. Namun, menurut sumber yang kami baca,
seharusnya pada perlakuan pertama ini menghasilkan gelembung kategori
banyak sekali. Karena di dalam hati dengan kondisi normal memiliki banyak
sekali peroksisom yang akan menghasilkan banyak enzim katalase. Bara api
menyala menunjukkan bahwa enzim tersebut telah memecah senyawa H 2O2
menjadi O2, karena bara api hanya akan menyala jika ada oksigen.
Pada perlakuan kedua (ekstrak hati + NaOH + H 2O2) dihasilkan
gelembung kategori banyak sekali dan bara api tidak nyala. Namun, menurut

10
sumber yang kami baca, seharusnya pada perlakuan kedua ini menghasilkan
gelembung dalam kategori sedikit. Hal tersebut dikarenakan enzim katalase
tidak dapat bekerja pada pH basa. Derajat keasaman (pH) sangat
mempengaruhi aktivitas enzim, sehingga kondisi basa tersebut merusak
enzim katalase yang bekerja pada pH netral. Hal ini berarti dalam penelitian,
kami terlalu sedikit menambahkan senyawa NaOH ke dalam tabung B,
sehingga hasilnya tidak sesuai.
Pada perlakuan ketiga (ekstrak hati + HCl + H 2O2) dihasilkan gelembung
kategori sedang dan bara api nyala. Namun, menurut sumber yang kami baca,
seharusnya pada perlakuan ketiga ini tidak menghasilkan bara api, karena
enzim katalase dalam hati tidak bekerja, karena tidak dipecahkannya
senyawa H2O2 menjadi air dan oksigen. Hal ini disebabkan oleh penambahan
HCl yang mengubah kondisi di sekitar molekul menjadi asam.. Kondisi pada
perlakuan ini hampir mirip dengan perlakuan kedua.
Pada perlakuan keempat (ekstrak hati panas + H2O2) dihasilkan gelembung
kategori banyak dan bara api nyala Namun, menurut sumber yang kami baca,
seharusnya pada perlakuan keempat ini tidak menghasilkan gelembung
maupun bara api. Hal ini disebabkan karena terjadinya denaturasi. Denaturasi
protein disebabkan oleh pengaruh suhu yang terlalu tinggi yang merusak
enzim katalase. Kondisi dalam penelitian ini bisa disebabkan karena dalam
metode yang kami gunakan untuk memasukkan ekstrak hati tidak merata di
bawah tabung. Dan saat memanaskan hati, suhu tidak menyebar secara
merata sehingga suhunya tidak cukup untuk merusak struktur enzim katalase.

11
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kerja enzim
katalase berperan signifikan dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim
katalase berfungsi memecah senyawa Hidrogen Peroksida dalam hati. Dalam
konteks ini, Hidrogen Peroksida bekerja sebagai substrat. Senyawa Hidrogen
Peroksida, yang bersifat reaktif dan berpotensi merusak sel, didegradasi oleh
katalase. Proses degradasi ini mengubah Hidrogen Peroksida (H 2O2) menjadi
air (H2O) dan oksigen (O2).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kerja enzim katalase dalam
penelitian ini yaitu suhu, dimana enzim katalase tidak akan bekerja pada suhu
tinggi dan pH, dimana enzim katalase akan bekerja optimal pada pH netral.
Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya gelembung api dan nyala bara
api. Dimana semakin banyak gelembung gas dan bara api menyala berarti
kerja enzim katalase akan semakin cepat dan begitu pula sebaliknya karena
salah satu kerja enzim yaitu sebagai katalisator.

B. Saran
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, dapat diberikan saran
sebagai berikut agar hasil penelitian dapat optimal:
1. Pada saat proses praktikum sebaiknya dilakukan dengan teliti.
2. Sebaiknya menggunakan teknik yang benar saat penambahan cairan HCl,
NaOH, dan H2O2 agar semua cairan mengenai ekstrak hati di ujung tabung
dan bukan ekstrak hati di sekitar tabung.
3. Sebaiknya perhatikan perubahan warna pada hati yang telah dipanaskan.

12
LAMPIRAN

A. Alat dan Bahan

B. Cara Kerja

13
14

Anda mungkin juga menyukai