Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

“FAKTOR – FAKTOR PENGARUH KERJA ENZIM KATALASE”

Pembimbing : Endah Susilomurti S.Pd

XI MIPA 4
Nama Anggota :
1. Ahmed Wildan Firdaus (02)
2. Bagas Tri Pramudi P. (09)
3. Erfina Nur Rahayu (12)
4. Fatahillah Ayatulloh K. (16)
5. Tharisya Andini P. (33)
6. Tri Alvianti P. S. (34)
Kata pengantar

Puji syukur kita panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan
hidayah-Nya kita dapat menyelesaikan laporan praktikum biologi tentang faktor – faktor
pengaruh kerja enzim. Terima kasih kami sampaikan kepada guru biologi kami, Bu Endah yang
telah membimbing kami dalam menyelesaikan praktikum dan memberi arahan dalam
penyusunan laporan praktikum pengaruh suhu terhadap pertumbuhan tumbuhan ini. Laporan ini
diajukan untuk memenuhi tugas biologi.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini. Kami juga berharap semoga laporan ini dapat membantu pembaca
untuk memahami dan mengetahui mengenai materi pertumbuhan dan perkembangan lebih detail.
Sehingga bisa memperluas ilmu para pembaca.

i
Daftar Isi

Kata pengantar............................................................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................................................... 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Enzim..................................................................................................................... 3
2.2 Pengertian Katalase................................................................................................................. 3
2.3 Ciri – Ciri dan Kerja Enzim........................................................................................................4
BAB III METODE ILMIAH.................................................................................................................6
3.1 Waktu Penelitian..................................................................................................................... 6
3.2 Varibel......................................................................................................................................6
3.3 Alat dan Bahan.........................................................................................................................6
3.4 Langkah Kerja...........................................................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................8
4.1 Hasil......................................................................................................................................... 8
4.2 Pembahasan............................................................................................................................ 9
BAB V PENUTUP...........................................................................................................................10
5.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 10
5.2 Saran...................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 11
Lampiran……………………………………………………………………………………………………………………………………………….13

ii
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metabolisme merupakan suatu reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup.
Tentunya dalam suatu reaksi kimia terdapat zat-zat atau senyawa-senyawa baik yang
sifatnya menghambat (inhibitor) dan mempercepat reaksi ( aktivator). senyawa-
senyawa yang mempercepat reaksi disebut katalisator.
Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu. Metabolisme yang
merupakan reaksi kimia memiliki katalisator yang disebut enzim.
Enzim yang tersusun atas protein dan molekul lainnya bekerja dengan menurunkan
energi aktivasi, sehingga tidak diperlukan suhu dan energi tinggi untuk melakukan suatu
reaksi kimia didalam tubuh. Jika tidak terdapat katalisator dalam metabolisme, maka
suhu tubuh akan meningkat dan membahayakan bagi tubuh.
Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar enzim.faktor dalam
misalnya subtansi-subtansi genetik enzim. Untuk mengetahui faktor luar dan tugas
biologi, kami melakukan percobaan sederhana menggunakan enzim katalase yang ada di
hati ayam.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh H2O2, NaOH, HCL,dan suhu terhadap kerja enzim?


Bagaimana cara kerja enzim katalase?

1.3 Tujuan

mengetahui pengaruh kerja enzim terhadap faktor luar.


Mengetahui cara kerja enzim katalase

1
1.4 Manfaat

Mengetahui pengaruh faktor luar terhadap kerja enzim.


Mengetahui kerja enzim katalase.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Enzim

Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam-asam amino. Kebanyakan enzim
berukuran lebih besar dari substratnya. Akan tetapi, hanya daerah tertentu dari molekul enzim
tersebut yang berikatan dengan substart, yaitu di bagian yang disebut sisi aktif. Beberapa
enzim memerlukan komponen nonprotein yang disebut gugus prostetik agar dapat bekerja
dalam suatu reaksi. Enzim yang lengkap tersebut disebut holoezim.
Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian, yaitu bagian
protein dan bagian bukan protein. Bagian protein disebut apoenzim, tersusun atas asam
amino. Bagian yang bukan protein disebut gugus prostetik, yaitu gugusan yang aktif. Gugus
prostetik yang berasal dari molekul anorganik disebut kofaktor, misalnya besi, tembaga, zink.
Gugus prostetik yang terdiri dari senyawa organik kompleks disebut koenzim, misalnya
NADH, FADH, koenzim A, tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), asam pantotenat
(vitamin B5), niasin (asam nikotinat), piridoksin (vitamin B6), dan biotin.

2.2 Pengertian Katalase

Katalase adalah enzim yang dapat menguraikan hidrogen peroksida (H 2O2) yang tidak baik bagi tubuh
makhluk hidup menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang sama sekali tidak berbahaya. Selain itu, enzim
ini di dalam tubuh manusia juga menguraikan zat-zat oksidatif lainnya seperti fenol, asam format,
maupun alkohol yang juga berbahaya bagi tubuh manusia. Katalase terdapat hampir di semua makhluk
hidup. Enzim ini diproduksi oleh sel di bagian badan mikro, yaitu Perioksisom. Bagi sel, enzim ini adalah
bodyguard yang melindungi bagian dalam sel dari kondisi oksidatif yang bagi kebanyakan orgnisme
ekuivalen dengan kerusakan.

Enzim katalase dari mamalia hanya dapat berfungsi di antara suhu 37 - 40 . Jika suhu terlalu rendah,
maka enzim ini akan berhenti bekerja, tetapi tidak mengalami kerusakan dan akan bekerja kembali jika
suhu telah normal. Jika suhu terlalu tinggi, enzim ini akan mengalami denaturasi sehingga tidak dapat
dipakai kembali. Reaksi-reaksi yang berlangsung didalam tubuh makhluk hidup terjadi pada suhu 270 C,
misalnya pada tumbuhan dan pada tubuh hewan berdarah dingin; atau pada suhu 370, misalnya pada
tubuh hewan berdarah panas. Pada suhu tersebut proses oksidasi akan berjalan lambat. Agar reaksi-reaksi
berjalan lebih cepat diperlukan katalisator. Katalisator adalah zat yang mempercepat reaksi tetapi zat
tersebut tidak ikut bereaksi. Katalisator didalam sel makhluk hidup disebut biokatalisator atau enzim.

3
Pada umumnya, pH optimum enzim berkisar antara 6-8. Namun, beberapa pengecualian dapat terjadi.
Contohnya pada lambung manusia, pepsin akan bekerja optimum pada pH 2. Perubahan pH yang cukup
tajam juga dapat menyebabkan enzim mengalami denaturasi.

2.3 Ciri – Ciri Enzim dan Cara Kerja Enzim

1) Biokatalisator : enzim hanya dihasilkan oleh sel-sel mahkluk hidup yang digunakan untuk
mempercepat proses reaksi.
2) Protein : sifat-sifat enzim sama dengan protein yaitu dapat rusak pada suhu yang tinggi dan
dipengaruhi pH
3) Bekerja Secara Khusus : enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi reaks tertentu, tidak dapat
mempengaruhi raeksi lainnya. Zat yang terpengaruhi oleh enzim tersebut substrat. Substrat adalah
zat yang bereaksi. Oleh karena macam zat yang bereaksi di dalam sel sangat banyak, maka macam
enzim pun banyak
4) Dapat Digunakan Berulang Kali: dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak berubah pada
saat terjadi reaksi. Satu molekul enzim dapat bekerja berkali-kali selama enzim itu tidak rusak.
5) Rusak Oleh Panas : enzim rusak oleh panas karena merupakan suatu protein . Rusaknya enzim
oleh panas disebut denaturasi jika telah rusak enzim tidak dapat bekerja lagi.
6) Tidak Ikut Bereaksi : enzim hanya diperlukan untuk mempercepat reaksi namun tidak ikut
bereaksi.
7) Bekerja Dapat Balik : suatu enzim dapat bekerja menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-
senyawa lain dan sebaliknya dapat pula bekerja menyusun senyawa-senyawa itu menjadi senyawa
semula.
8) Kerja Enzim Dipengaruhi Faktor Lingkungan

Cara Kerja Enzim


1) Teori gembok - anak kunci
Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu jenis substrat saja. Entuk
substrat sesuai dengan sisi aktif, seperti gembok cocok dengan anak kuncinya. Hal itu
menyebabkan enzim bekerja secara spesifik. Substrat yang mempunyai bentuk ruang yang sesuai
dengan sisi aktif enzim akan berikatan dan membentuk kompleks transisi enzim-substrat. Senyawa
transisi ini tidak stabil sehingga pembentukan produk berlangsung dengan sendirinya. Jika enzim
mengalami denaturasi (rusak) karena panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai
lagi. Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang sama.

2) Teori induced fit


Reaksi antara substrat denan enzim berlangsung karena adanya induksi molekul substrat terhadap
molekul enzim. Menurut teori ini, sisi aktif enzim bersifat fleksibel dalam menyesuaikan struktur

4
sesuai dengan struktur substrat. Ketika substrat akan terinduksi dan kemudian mengubah bentuknya
sedikit sehingga mengakibatkan perubahan sisi aktif yang semula tidak cocok menjadi cocok (fit).
Kemidian terjadi pengikatan substrat oleh enzim, yang selanjutnya substrat diubah menjadi produk.
Produk kemudian dilepaskan dan enzim kembali pada keadaan semula, siap untuk mengikat
substrat baru.

5
BAB III

METODE ILMIAH

3.1 Waktu Penelitian

Praktikum tentang cara kerja dan pengaruh cahaya ini kami lakukan pada :

Hari : Rabu, 4 September 2019


Tempat : Laboratorium biologi SMAN 1 TUBAN

3.2 Varibel

Variabel Bebas : NaOH, HCl, Suhu


Variabel Kontrol : H2O2, ekstrak hati ayam
Varibel Terikat : Banyak gelembung dan percikan – percikan api yang ditimbulkan

3.3 Alat dan Bahan

Alat
1. Tabung reaksi 10 buah
2. Lidi yang dipotong 25cm
3. Gelas beker 2 buah
4. Termometer
5. Pipet tetes
6. Tisu
7. Korek api
8. Kertas pH meter

6
Bahan
1. Ekstrak hati ayam
2. Larutan Asam Klorida (HCL) 1M
3. Larutan Hidrogen Peroksida (H2O2) 30%
4. Larutan Natrium Hidroksida (NAOH) 1M
5. Air/aquades
6. Es batu

3.4 Langkah Kerja

1. Masukkan ekstrak hati ke dalam tabung reaksi A,B,C,D, dan E masing – masing 0,5cm
pada tabung reaksi
2. Tambahkan HCl sebanyak 10 tetes ke dalam tabung reaksi B, kemudian ukur pH
larutan.
3. Tambahkan NaOH sebanyak 10 tetes ke dalam tabung reaksi C, kemudian ukur pH
larutan.
4. Letakkan tabung reaksi D ke dalam gelas beker yang berisi air panas, kemudian ukur
suhunya.
5. Letakkan tabung reaksi E ke dalam gelas beker yang berisi es batu, kemudian ukur
suhunya.
6. Siapkan larutan H2O2 dari tabung reaksi I,II,III,IV,V (masing-masing wsetinggi 0,5cm
tabung reaksi).
7. Tuangkan H2O2 dari tabung reaksi I kedalam ekstrak hati pada tabung reaksi A dan
segera
8. Lakukan uji gelembung gas dengan menggunakan lidi yang membara.
9. Dengan langkah yang sama, lakukan untuk tabung reaksi II terhadap B, III terhadap C,
IV terhadap D, dan V terhadap E.
10. Catatlah hasil pengamatan anda ke dalam table.
11. Setelah kegiatan selesai cucilah rak dan tabung reaksi dengan menggunakan sabun.

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
TABEL PENGAMATAN

NO. Ekstrak hati + H2O2 Banyaknya gelembung Nyala Api

1. Netral ++ Menyala

2. +HCl - Mati

3. +NaOH +++ Menyala

4. Dipanaskan - Mati

5. Didinginkan +++ Menyala

Keterangan:
- = Tidak ada gelembung
+ = Sedikit gelembung
++ = Gelembungnya sedang
+++ = Banyak gelembung

8
4.2 Pembahasan

4.2.1 Netral (Ekstrak hati+H2O2)


Saat laturan H2O2 dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah terisi dengan
ekstrak hati ayam segar, maka akan terjadi pembentukan gelembung-gelembung udara
yang banyak. Hal ini, membuktikan bahwa di dalam hati ayam yang masih segar terdapat
banyak peroksisom sehingga menghasilkan enzim katalase dalam jumlah banyak.
Kemudian, enzin katalase ini menguraikan senyawa hydrogen peroksida menjadi H2O.
Pada saat memasukkan lidi yang telah di bakar atau memasukkan bara api ke dalam
tabung reaksi, bara api tetap menyala tetapi dalam intensitas yang sedikit. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase dapat menguraikan senyawa hydrogen peroksida
menjadi O2
4.2.2 + HCl (Ekstrak hati+H2O2)
Berdasarkan dari hasil praktikum kami, penambahan HCl mengakibatkan tidak
adanya gelembung(-) dan bara api yang telah dimasukkan mati. Hal tersebut menunjukan
bahwa enzim katalase dalam hati tidak bekerja, karena tidak dipecahkannya senyawa
H2O2 menjadi air dan oksigen. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya denaturasi.
Denaturasi adalah rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak
dapat lagi berikatan dengan substratnya sehingga aktivasi enzim menurun atau hilang.
Salah satu penyebab denaturasi adalah penambahan HCl yang merubah kondisi di
sekitarnya menjadi asam. Padahal derajat keasaaman (pH) adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi aktivasi enzim, sehingga penambahan HCl akan merusak enzim katalase
yang bekerja pada pH netral.
4.2.3 + NaOH (Ekstrak hati +H2O2)
Berdasarkan hasil praktikum kami kali ini, penambahan NaOH mengasilkan
banyak gelembung (+++) dan bara api yang telah dimasukkan menyala. Hal tersebut
menunjukkan bahwa enzim katalase dalam hati tidak bekerja dengan normal, karena tidak
dipecahnkannya senyawa H2O2 menjadi air dan oksigen. Hal ini disebabkan karna
tejadinya denaturasi. Penambahan NaOH yang merubah kondisi di sekitarnya menjadi
basa. Derajat keamanan (pH) sangat mempengaruhi aktivasi enzim. Sehingga, muncul
kondisi basa yang merusak enzim katalase. Yang bekerja pada pH netral.
4.2.4 Dipanaskan (Ekstrak hati +H2O2)
Berdasarakan praktikum kali ini, ekstrak hati ayam yang telah dipanaskan pada
suhu sekitar 58 derajat dahulu lalu ditetesi H2O2 akan menghasilkan tidak ada gelembung
(-) dan bara api yang telah dimasukkan mati. Hal ini menunjukkan bahwa pada suhu yang
lebih tinggi kecepatan senyawa hydrogen peroksida meningkat, sehingga saat bertemu

9
dengan enzim, energy molekul H2O2 berkurang. Hal ini memudahkan terikatnya molekul
perioksida pada sisi aktif enzim katalase
4.2.5 Didinginkan (Ekstrak hati +H2O2)
Berdasarkan praktikum kali ini, ekstrak hati ayam yang telah didingingkan
dengan cara merendamkan ke es batu akan menghasilkan banyak gelembung (+++) dan
bara api yang telah dimasukkan menyala. Hal ini menunjukkan apabila enzim katalase
berada dalam suhu netral mampu bekerja dengan baik dan terjadi nyala api.

10
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Enzim katalase bekerja engan menguraikan H2O2 menjadi air (H2O) dan oksigen (O2).
2. Enzim katalase tidak menjadi rusak dan mampu apabila bekerja secara optimal pada kondisi
asam maupun basa.
3. Enzim juga mampu bekerja dalam kondisi suhu yan berbeda.
4. Ekstrak hati + H2O2 + NaOH memiliki banyak elembun, menandakan adanya oksien (O2).
5. Ekstrak hati + H2O2 + HCl memiliki sedikit gelembung, menandakan tidak adanya oksigen (O2).

5.2 Saran
Dari penelitian yang kami lakukan, ada saran-saran yang dapat kita berikan yaitu:

1. Dibutuhkan Waktu yang lebih lama dan waktu yang khusus untuk melakukan percobaan ini,
supaya lebih teliti dalam melakukan percobaan.
2. Dibutuhkan alat – alat yang lengkap agar hasil percobaan lebih maksimal dan akurat.
3. Harus berhati – hati agar kulit tidak terkena cairan – cairan berbahaya.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://blog.ruangguru.com/pengertian-dan-sifat-sifat-enzim

https://www.alodokter.com/mengenal-enzim-katalase-dan-manfaatnya-bagi-tubuh

Irnaningtyas. 2018. Biologi Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga

https://dosenbiologi.com/biologi-dasar/faktor-yang-mempengaruhi-kerja-enzim

12
LAMPIRAN

A.

Masukkan ekstrak hati ayam dalam Tutup lubang tabung reaksi


tabung reaksi dan beri tambahan Masukan 10 tetes H2O2 ke
dengan rapat dan lihat
lautan sesuai yang diperintahkan dalam tabung reaksi
reaksinya.
tersebut.

Ekstrak Hati + H2O2 (netral)

Masukkan api dengan menggunakan


lidi, dan lihatlah apakah yang terjadi
pada api tersebut.

B. Ekstrak
Hati + H2O2
(+HCl)

ati ayam dalam Tambahkan HCl sesuai pada perintah. Masukan 10 tetes H2O2 ke
eri tambahan dalam tabung reaksi
iperintahkan

10
C. Ekstrak Hati + H2O2
(+NaOH)

10
D. Ekstrak Hati + H2O2 (dipanaskan)

E. Ekstrak Hati + H2O2 (diberi es batu)

10
10

Anda mungkin juga menyukai