Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN UJIAN PRAKTIK FISIKA

“LAMPU TEPUK OTOMATIS”


Pembimbing: Bu Hj. Widhi Lestari, S.Pd

OLEH:
1. Achmad Syamsuri (01)
2. Ashaqnavariza Wahyudi (05)
3. Kanda Yudistira R.Y.P. (20)
4. M. Rendra Saputra (21)
5. Melani Ayu Sugianto (22)
6. Tharisya Andini P. (33)

XII MIPA 4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah, dan
inayah-Nyalah kami bisa menyelesaikan Laporan Lampu Tidur Otomatis dengan lancar dan
tepat waktu.

Kami menyusun Laporan ini dengan tujuan melaksanakan Ujian Praktik Fisika SMA
Negeri 1 Tuban tahun pelajaran 2019/2020.

Dalam penyusunan Laporan ini kami banyak mendapat revisi dan evaluasi, untuk itu
perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih kepada Bu Hj. Widhi Lestari, S.Pd yang
telah membimbing kami.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak ketidaksempurnaan. Oleh karena
itu, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan kritik saran kami harapkan agar laporan
yang dapat kita buat selanjutnya lebih sempurna.

Harapan kami Laporan Ujian Praktik Lampu Tidur Otomatis ini bisa diterima.

Tuban, 16 Februari 2020


Penyusun,

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................. ......i


Daftar Isi ............................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................. 2

Bab II Tinjauan Pustaka ....................................................................... 3


Bab III Metode Penelitian..................................................................... 9
3.1 Waktu dan Tempat ..................................................................... 9
3.2 Alat dan Bahan........................................................................... 9
3.3 Langkah Kerja............................................................................ 9
Bab IV Hasil dan Pembahasan ........................................................... 11
4.1 Hasil Pengamatan .................................................................... 11
4.2 Pembahasan ............................................................................. 11
Bab V Kesimpulan dan Saran ............................................................. 13
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 13
5.2 Saran ........................................................................................ 13
Daftar Pustaka..................................................................................... 14
Lampiran ............................................................................................. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Perkembangan teknologi dewasa ini begitu pesat hampir di seluruh aspek kehidupan,
salah satunya di bidang teknologi elektronika. Kemajuan teknologi elektronika dan
aplikasinya telah memberi banyak keuntungan bagi kehidupan manusia. Otomatis ini
sudah menjadi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan perkembangan peralatan menggunakan sistem otomatisasi diharapkan mampu
memberikan berbagai kemudahan khususnya di bidang bisnis. Dalam usaha peningkatan
mutu pelayanan para pelaku bisnis di berbagai aspek memberikan media peralatan untuk
memberikan kemudahan bagi konsumennya, terutama diaplikasikan pada bidang bisnis
properti. Dengan adanya alat sensor tepuk sebagai saklar lampu otomatis, diharapkan
memberikan nilai lebih bagi para konsumen.
Sesuai dengan namanya, alat ini berfungsi untuk menerangi dalam ruang dengan
sistem otomatis. Sehingga diharapkan alat ini dapat mempermudah konsumen dalam
menyalakan lampu tanpa harus menekan tombol on atau off pada saklar. Saklar otomatis
ini bersifat higienis dan tidak merusak dinding pada rumah. Arti higienis disini adalah
saklar tidak menyebarkan kuman. Sebagai contoh saat tangan kita kotor dan ingin
menyalakan lampu, tentu saja pertama kali kita akan memegang saklar itu dan
menyalakan saklar lampu untuk mengalirkan arus sehingga dapat mengeluarkan cahaya
dan menerangi ruangan tersebut.Pada saklar lampu yang konvensional tersebut, kuman
akan berada pada saklar lampu karena saat pertama kali yang dilakukan setiap orang jika
ingin menyalakan lampu adalah memegang saklar lampu itu dan menyalakan tombol on
dan tombol off untuk mematikan lampu. Kuman yang menempel pada saklar kranakan
makin banyak jika saklar lampu jarang dibersihkan. Masalah tersebut dapat diatasi
dengan merancang suatu saklar lampu yang akan berkerja secara otomatis jika ada
tepukkan sekali untuk menyalakan lampu dan sebaliknya tepukkan dua kali untuk
mematikan lampu. Dan sensor tepuk ini juga dapat merawat dinding rumah tanpa kita
menempatkan saklar pada suatu sudut dinding di dalam maupun di luar rumah sehingga
dapat menjaga dinding rumah.

iii
Saklar otomatis ini menggunakan prinsip sensor tepuk pada tangan yang menerima
suara dari laser. Saat suara tepuk pada tangan terdengar sekali maka lampu akan menyala
dan sebaliknya apabila suara tepuk dua kali dengan cepat tanpa ada jarak suara lama
pada tepuk maka lampu akan mati. Dengan alat ini diharapkan dapat mengurangi
pemborosan listrik dan tidak berkuman atau higienis.

1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara kerja dari sensor tepuk sebagai saklar lampu otomatis?
2. Bagaimana rancangan sensor tepuk sebagai saklar lampu otomatis?

1.3.Tujuan
1. Merancang dan membuat suatu rangkaian listrik agar saklar dapat bekerja secara
otomatis.
2. Membuat alat yang dapat membantu manusia dalam menyalakan lampu dan
mematikan lampu tanpa menyentuh.

1.4.Manfaat
1. Manfaat untuk penulis:

Dengan adanya penulisan laporan ujian praktik ini, dapat memberikan pengalaman
serta pengetahuan bagi penulis tentang bagaimana cara bereksperimen dan
menghasilkan suatu karya yang dapat memudahkan manusia untuk melakakuan
sesuatu dengan mudah dan praktis.
2. Manfaat untuk pembaca:
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang cara kerja rangkaian lampu
otomatis dengan sensor suara tepuk. Selain itu laporan ujian praktik ini juga dapat
dibuat referensi untuk menciptakan karya-karya yang lebih bagus lagi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resistor

Pengertian resistor adalah salah satu komponen elekronika yang berfungsi sebagai
penahan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian dan berupa terminal dua
komponen elektronik yang menghasilkan tegangan pada terminal yang sebanding
dengan arus listrik yang melewatinya sesuai dengan hukum Ohm (V = IR). Sebuah
resistor tidak memiliki kutub positif dan negatif, tapi memiliki karakteristik utama
yaitu resistensi, toleransi, tegangan kerja maksimum dan power rating. Karakteristik
lainnya meliputi koefisien temperatur, kebisingan, dan induktansi. Ohm yang
dilambangkan dengan simbol Ω(Omega) merupakan satuan resistansi dari sebuah
resistor yang bersifat resistif.

3
2.2 Transistor
Transistor adalah komponen elektronika yang memegang peranan
penting. Untuk mengenalnya dibutuhkan sejumlah pengetahuan dasar. Transistor
banyak dibutuhkan atau hampir semua rangkaian elektronika
membutuhkannya. Meskipun dalam rangkaian elektronika itu ada IC, namun
transistor tak bisa ditinggalkan. Misalnya pada pesawat penerima radio transistor,
pesawat pemancar, dan lain sebagainya, semuanya butuh transistor.
Ada 2 jenis transistor yaitu transistor tipe P – N – P dan transistor jenis N – P –
N. Transistor NPN adalah transistor positif dimana transistor dapat bekerja
mengalirkan arus listrik apabila basis dialiri tegangan arus positif. Sedangkan
transistor PNP adalah transistor negatif,dapat bekerja mengalirkan arus apabila
basis dialiri tegangan negatif.

Gambar 2.3. Simbol transistor.


Dalam dunia elektronika, fungsi transistor ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sebuah penguat (amplifier).
2. Sirkuit pemutus dan penyambung (switching).
3. Stabilisasi tegangan (stabilisator).
4. Sebagai perata arus.
5. Menahan sebagian arus.
6. Menguatkan arus.
7. Membangkitkan frekuensi rendah maupun tinggi.
8. Modulasi sinyal dan berbagai fungsi lainnya.

4
2.3 PCB
PCB adalah singkatan dari Printed Circuit Board yang dalam bahasa Indonesia sering
diterjemahkan menjadi Papan Rangkaian Cetak atau Papan Sirkuit Cetak. Seperti namanya
yaitu Papan Rangkaian Tercetak (Printed Circuit Board), PCB adalah Papan yang digunakan
untuk menghubungkan komponen-komponen Elektronika dengan lapisan jalur konduktornya.
PCB ditemukan oleh seorang ilmuwan Austria yang bernama Paul Eisler pada tahun 1936. Paul
Eisler menggunakan PCB pertama kalinya di sebuah rangkaian Radio. Kemudian pada tahun
1943, Amerika Serikat mulai memanfaatkan teknologi PCB ini pada Radio Militer dalam skala
yang lebih besar. Tiga tahun setelah perang dunia kedua yaitu pada tahun 1948, PCB mulai
digunakan untuk produk-produk komersil oleh perusahaan-perusahaan Amerika Serikat.
Secara struktur, PCB seperti kue lapis yang terdiri dari beberapa lapisan dan dilaminasi menjadi
satu kesatuan yang disebut dengan PCB. Ada PCB yang berlapis satu lapisan tembaga (Single
Sided), ada juga yang berlapis dua lapisan tembaga (double sided) dan ada juga PCB yang
memiliki beberapa lapisan tembaga atau sering disebut dengan Multilayer PCB.

2.4 Sensor Suara (Mic Condenser)

Sensor suara adalah sensor yang cara kerjanya merubah besaran suara menjadi
besaran listrik, dan dipasaran sudah begitu luas penggunaannya. Komponen yang
termasuk dalam Sensor suara yaitu electric condenser microphone atau mic kondenser.

ECM atau Electric Condenser Microphone atau biasa juga disebut mic
kondenser adalah microphone yang terbuat dari lempeng konduktor tipis membentuk
sebuah kapasitor yang dapat berubah-ubah nilai kapasitasnya sesuai dengan getaran
suara yang diterima.

5
2.5 IC 741
Penguat operasional (Op-Amp) adalah suatu blok penguat yang mempunyai dua masukan dan satu
keluaran. Penguat operasional (Op-Amp) dikemas dalam suatu rangkaian terpadu (integrated
circuit-IC). Salah satu tipe operasional amplifier (Op-Amp) yang populer adalah LM741. IC LM741
merupakan operasional amplifier yang dikemas dalam bentuk dual in-line package (DIP). Kemasan
IC jenis DIP memiliki tanda bulatan atau strip pada salah satu sudutnya untuk menandai arah pin
atau kaki nomor 1 dari IC tersebut. Penomoran IC dalam kemasan DIP adalah berlawanan arah
jarum jam dimulai dari pin yang terletak paling dekat dengan tanda bulat atau strip pada kemasan
DIP tersebut. IC LM741 memiliki kemasan DIP 8 pin seperti terlihat pada gambar berikut. Konfigurasi
Pin IC Op-Amp 741 Pada IC ini terdapat dua pin input, dua pin power supply, satu pin output, satu
pin NC (No Connection), dan dua pin offset null. Pin offset null memungkinkan kita untuk melakukan
sedikit pengaturan terhadap arus internal di dalam IC untuk memaksa tegangan output menjadi nol
ketika kedua input bernilai nol. IC LM741 berisi satu buah Op-Amp, terdapat banyak tipe IC lain yang
memiliki dua atau lebih Op-Amp dalam suatu kemasan DIP. IC Op-Amp memiliki karakteristik yang
sangat mirip dengan konsep Op-Amp ideal pada analisis rangkaian. Pada kenyataannya IC Op-Amp
terdapat batasan-batasan penting yang perlu diperhatikan. Pertama, tegangan maksimum power
supply tidak boleh melebihi rating maksimum, karena akan merusak IC. Kedua, tegangan output
dari IC op amp biasanya satu atau dua volt lebih kecil dari tegangan power supply. Sebagai contoh,
tegangan swing output dari suatu op amp dengan tegangan supply 15 V adalah ±13V. Ketiga, arus
output dari sebagian besar op amp memiliki batas pada 30mA, yang berarti bahwa resistansi beban
yang ditambahkan pada output op amp harus cukup besar sehingga pada tegangan output
maksimum, arus output yang mengalir tidak melebihi batas arus maksimum. Pada sebuah peguat
operasional (Op-Amp) dikenal beberapa istilah yang sering dijumpai, diantaranya adalah : Tegangan
ofset masukan (input offset voltage) Vio menyatakan seberapa jauh v+ dan v terpisah untuk
mendapatkan keluaran 0 volt. Arus offset masukan (input offset current) menyatakan kemungkinan
seberapa berbeda kedua arus masukan. Arus panjar masukan (input bias current) memberi ukuran
besarnya arus basis (masukan). Harga CMRR menjamin bahwa output hanya tergantung pada (v+)
– (v-), walaupun v+ dan v- masing-masing berharga cukup tinggi.

2.6 IC 4017
IC 4017 adalah suatu rangkaian terpadu yang berfungsi sebagai decade counter (Penghitung
interval). Maksud dari decade counter yakni dapat merubah salah satu output menjadi
berlogika tinggi secara bergantian dari output 0 hingga ke output 9 sehingga total output
rangkaian ini berjumlah sepuluh buah dengan total pin/kaki sebanyak 16 dan memiliki
fungsinya masing masing.
IC 4017 sendiri dikendalikan dengan clock atau pulsa (gelombang kotak) yang nantinya
akan menentukan kecepatan perpindahan output dari IC 4017 itu sendiri. semakin tinggi

6
frekuensi dari clock yang dimasukan ke kaki 14 pin ic 4017, maka akan semakin cepat pula
perpindahan logika dari output IC .

2.7 Relay

Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama
yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay
menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga
dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang
bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan
Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi
sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A. Pada dasarnya, Relay terdiri
dari 4 komponen dasar yaitu :

1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring

Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :

Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan


Elektronika diantaranya adalah :

1. Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)


7
2. Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay
Function)
3. Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan
dari Signal Tegangan rendah.
4. Ada juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen
lainnya dari kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Short).

2.8 Trimpot

Trimpot adalah sebuah resistor variabel kecil yang biasanya digunakan pada
rangkaian elektronika sebagai alat tuning atau bisa juga sebagai re-kalibrasi.
Seperti potensio juga, Trimpot juga mempunyai 3kaki selain kesamaan tersebut
sistem kerja/cara kerjanya juga meyerupai potensio hanya saja kalau potensio
mempunyai gagang atau handle untuk memutar atau menggeser sedangkan
Trimpot tidak. Lalu bagaimana cara merubah nilai resistansi sebuah Trimpot?,
jawabannya adalah dengan cara mengetrimnya menggunakan obeng pengetriman.
Dalam rangkaian elektronika Trimpot disimbolkan dengan huruf VR.

Fungsi daripada Trimpot juga memiliki kesamaan layaknya Potensio, namun


adakalanya berbeda karena Trimpot seringnya dipasang pada pcb langsung. Contoh
penggunaan Trimpot sering kita temukan pada rangkaian RGB sebagai tuning
warna pada televisi berwarna dan sebagai tuning subbrigth serta contras.

Trimpot dibagi menjadi dua jenis atau tipe yakni:


Single turn Trimpot dan Multi turn Trimpot, single turn Trimpot merupakan tipe
yang sering sekali digunakan karena harganya yang murah sedangkan Multi turn
Trimpot digunakan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat pada resolusi yang
tinggi.

8
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Penelitian


Hari/Tanggal Pembuatan : 1 – 16 Februari 2020

3.2 Alat:
1. Solder
2. Gunting
3. Cutter

3.3 Bahan:
1. PCB
2. Resistor (22K(2), 1K, 470R(3), 10K,100R)
3. Transistor BC 541
4. Mic Condenser
5. Ic 741
6. Ic 4017
7. Kabel
8. Terminal
9. Lampu
10. Led merah hijau
11. Soket
12. Relay 5V
13. Trimpot 1K
14. Baterai 9/12V

3.4 Langkah kerja:


1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat lampu saklar otomatis.
2. Gambar desain rangkaian yang akan dibuat dengan sejelas mungkin.
3. Cobalah merangkai rangkaian yang telah digambar tadi, akan tetapi jangan
disambungkan satu dengan yang lain dulu sebelum selesai merangkai.
4. Jika sudah mulai rangkailah dan sambungkan dengan timah dan tembaga yang
telah dipanaskan dengan solder.

9
5.

6. Rangkailah seperti desain rangkaian pada gambar. Pastikan tidak ada kutub-
kutub yang terbalik.
7. Cobalah lampu tersebut dengan 1 kali tepuk, jika sudah menyala, maka lampu
sudah dapat digunakan.

10
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
4.1 Hasil

Hasil dari praktikum ini adalah lampu dengan sensor suara sebagai saklarnya.
Cara kerja sensor ini adalah merubah besaran suara menjadi besaran listrik. Kemudian
Sinyal yang masuk akan di olah sehingga akan menghasilkan satu kondisi yaitu kondisi
1 atau 0 yang akan mempengaruhi lampu mati dan menyala.

4.2 Pembahasan
Sensor merupakan bagian terpenting yang digunakan pada saat membuat lampu
otomatis sensor tepuk tangan. Untuk pembuatan lampu otomatis, jenis sensor yang
dipakai adalah sensor suara. Sensor ini merupakan alat yang berfungsi mengubah
gelombang sinusoida suara menjadi gelombang sinus energi listrik. Pada penggunaan
lampu otomatis sensor tepuk tangan ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh. Dari
pemakaian jenis lampu ini yaitu diantaranya menghemat pemakaian kabel dan lebih
praktis.

Cara kerja lampu otomatis yang menggunakan sensor tepuk tangan yaitu saat
kita bertepuk tangan dan mengeluarkan bunyi,microfon menangkap bunyi yang berasal
dari tepukan tadi menjadi suatu sinyal listrik. Untuk semakin menguatkan sinyal listrik
yang mungkin masih kecil, alat perlu ditambahkan dengan IC atau disebut Transistor.
Hasil kemudian akan masuk ke transistor dan resistor, jika sinyal listrik cukup besar ini
akan membuat kapasitor dapat terisi dan menjadikan tegangan lebih tinggi. Tegangan
tinggi akan disalurkan ke IC TTL Flip Flop. Setiap kali mendapatkan tegangan maka
akan mempengaruhi status output.
11
Untuk bagian output, bisa ditambahkan dengan penguat agar dapat mengendalikan
relay. Hubungan relay yang digunakan dengan lampu agar lampu dapat dimatikan.
Adanya penambahan rangkaian flip flop membuat relay dapat dimatikan dan
dinyalakan.
Cara menyalakan lampu, cukup dengan menepukkan tangan sekali, apabila ingin
mematikan lampu cukup tepukan lagi sekali maka lampu akan mati otomatis.

Untuk proses cara kerja lampu tepuk otomatis yang kami buat seperti berikut .
Ketika ada suara tepuk maka kondensor akan menangkap getaran dan mengubahnya
menjadi sinyal listrik, sinyal listrik yang masih kecil ini diperkuat oleh IC 741,
hasilnya akan diterima oleh IC 4017 untuk on dan menggerakkan relay yang diatur oleh
transistor. Setelah diteruskan ke transistor maka aliran tersebut akan ditruskan ke LED
Hijau dan mengaktifkan relay, sehingga lampu utama dapat menyala. Jika tidak ada
aliran listrik, IC 4017 cenderung jenuh dan kemudian akan mengalir ke LED Merah.
Jika ingin mematikan lampu, tepuk tangan lagi maka lampu merah akan menyala.

12
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
5.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari percobaan membuat lampu saklar otomatis ini, bahwa
kita dapat menciptakan barang-barang yang dapat memudahkan manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu kita bisa tahu bahwa ukuran – ukuran yang kita
gunakan pada bahan – bahan juga sangat perlu diperhatikan, agar tidak terjadi
kongsleting pada rangkaian yang akan kita buat.

5.2 Saran

Setelah kami melakukan percobaan ini, ada hal-hal yang sekiranya harus
diperhatikan lebih teliti lagi, seperti:

1. Perangkaian alat dan bahan harus lebih teliti lagi.


2. Teliti dalam pemasangan kabel, harus memerhatikan kutub-kutubnya.
3. Gunakan pengaman tubuh saat melakukan perakitan.
4. Jika ada kendala tanyakan pada pembimbing.

13
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-trimpot-dan-fungsinya/ [diunduh pada 11
Februari 2020]
https://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/ [diunduh pada 11 Februari 2020]
https://www.academia.edu/35506598/Lampu_Otomatis_dengan_Menggunakan_Sensor_Suar
a_Tepuk_Tangan [diunduh pada 11 Februari 2020]
https://docplayer.info/63988852-Pemanfaatan-sensor-suara-tepuk-sebagai-saklar-lampu-
secara-otomatis-proyek-bengkel-elektronika-elkom-a-nia-hidayatur-rachma.html [diunduh
pada 11 Februari 2020]
http://santorokridatomo.blogspot.com/2017/10/cara-membuat-lampu-otomatis-sensor.html
[diunduh pada 11 Februari 2020]
http://elektroarena.blogspot.com/2015/08/membuat-lampu-dengan-sensor-suara-tepuk.html
[diunduh pada 11 Februari 2020]
https://teknikelektronika.com/pengertian-pcb-printed-circuit-board-jenis-jenis-pcb/ [diunduh pada
11 Februari 2020]

14
LAMPIRAN

mulai rangkailah dan mulai rangkailah dan mulai rangkailah dan


sambungkan dengan timah sambungkan dengan timah sambungkan dengan timah
dan tembaga yang telah dan tembaga yang telah dan tembaga yang telah
dipanaskan dengan solder. dipanaskan dengan solder . dipanaskan dengan solder.
merangkai rangkaian yang
telah digambar.

Menyiapkan alat dan bahan Menyiapkan alat dan bahan Menyiapkan alat dan bahan

Gambar desain rangkaian Menyiapkan alat dan bahan Rangkailah seperti desain
yang akan dibuat dengan rangkaian pada gambar.
sejelas mungkin. Pastikan tidak ada kutub-
kutub yang terbalik.

15
Menyiapkan alat dan bahan. Rangkailah seperti desain mulai rangkailah dan
rangkaian pada gambar. sambungkan dengan timah
Pastikan tidak ada kutub- dan tembaga yang telah
kutub yang terbalik. dipanaskan dengan solder.

mulai rangkailah dan mulai rangkailah dan Cobalah lampu tersebut


sambungkan dengan timah sambungkan dengan timah dengan 1 kali tepuk, jika
dan tembaga yang telah dan tembaga yang telah sudah menyala, maka lampu
dipanaskan dengan solder. dipanaskan dengan solder. sudah dapat digunakan.

16

Anda mungkin juga menyukai