1
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa ke masa berkembang
sangat cepat terutama dibidang otomasi industri. Perkembangan ini tampak jelas
di industri pemabrikan, dimana sebelumnya banyak pekerjaan menggunakan
tangan manusia, kemudian beralih menggunakan mesin, berikutnya dengan
electro-mechanic (semi otomatis) dan sekarang sudah menggunakan robotik (full
automatic).
Model apapun yang digunakan dalam sistem otomasi industri sangat
tergantung kepada keandalan sistem kendali yang dipakai. Sensor dan transduser
merupakan peralatan atau komponen yang mempunyai peranan penting dalam
sebuah sistem pengaturan otomatis. Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih
sebuah sensor akan sangat menentukan kinerja dari sistem pengaturan secara
otomatis.
Besaran masukan pada kebanyakan sistem kendali adalah bukan besaran
listrik, seperti besaran fisika, kimia, mekanis dan sebagainya. Untuk memakaikan
besaran listrik pada sistem pengukuran, atau sistem manipulasi atau sistem
pengontrolan, maka biasanya besaran yang bukan listrik diubah terlebih dahulu
menjadi suatu sinyal listrik melalui sebuah alat yang disebut transducer
Sebelum lebih jauh kita mempelajari sensor dan transduser ada sebuah alat
lagi yang selalu melengkapi dan mengiringi keberadaan sensor dan transduser
dalam sebuah sistem pengukuran, atau sistem manipulasi, maupun sistem
pengontrolan yaitu yang disebut alat ukur.
D Sharon, dkk (1982), mengatakan sensor adalah suatu peralatan yang
berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari
perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi
biologi, energi mekanik dan sebagainya.. Contoh; Camera sebagai sensor
penglihatan, telinga sebagai sensor pendengaran, kulit sebagai sensor peraba, light
dependent resistance (LDR) sebagai sensor cahaya, dan lainnya.
1
William D.C, (1993), mengatakan transduser adalah sebuah alat yang bila
digerakan oleh suatu energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan
energi tersebut dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke
sistem transmisi berikutnya”. Transmisi energi ini bisa berupa listrik, mekanik,
kimia, optic (radiasi) atau thermal (panas). Contoh; generator adalah transduser
yang merubah energi mekanik menjadi energi listrik, motor adalah transduser
yang merubah energi listrik menjadi energi mekanik, dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Berdasar dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka kami membatasi
penulisan supaya tidak terlalu luas. Kami merumuskan permasalahannya sebagai
berikut :
1. Apa itu sensor?
2. Apa saja macam-macam jenis sensor?
3. Bagaimana pemanfaatan sensor?
4. Apa itu tranducer?
5. Bagaimana prinsip kerja sensor dan tranducer?
C. Tujuan
Berdasar dari latar belakang, kami bertujuan :
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian daripada sensor
2. Untuk mengetahui dan memahami pengertia tranducer
3. Untuk memahami prinsip kerja sensor dan tranducer
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sensor
1. Pengertian sensor
Sensor adalah komponen yang digunakan untuk mendeteksi suatu besaran
fisik menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian listrik
tertentu. Hampir seluruh pealatan elektroik yang ada mempunyai sensor
didalamnya. Pada saat ini, sensor tersebut telah dibuat dengan ukuran sangat kecil.
Ukuran yang sangat kecil ini sangat memudahkan pemakaian dan menghemat
energi. Sensor merupakan bagian dari tranducer yang berfungsi untuk melakukan
sensing atau ‘’melaksanakan dan mengungkap’’ adanya perubahan energi external
yang akan masuk ke bagian input dari tranducer, sehingga perubahan kapasitas
energi yang ditangkap segera dikirim pada bagian konvektor dan tranducer utuk
dirubah mejadi energi listrik.(Rusmanfi Dedy. 2001, Mengenal Elektronika. hal ;
143)
2. Sensor Cahaya
a. Fotovoltaic atau sel solar
Adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi
energi listrik. Sel solar silikon yang modern pada dasarnya adalah sambungan PN
dengan lapisan P yang transparan. Jika ada cahaya pada lapisan transparan P akan
menyebabkan gerakan elektron antara bagian P dan N, jadi menghasilkan
tegangan DC yang kecil sekitar 0,5 volt per sel pada sinar matahari penuh. Sel
fotovoltaic adalah jenis tranduser sinar/cahaya seperti pada Gambar 1.
3
Gambar 2.1 Cahaya pada sel fotovoltaik menghasilkan tegangan
Sumber: Modul Sensor dan Tranduser. Sekolah menengah kejuruan bidang
keahlian teknik elektronika program keahlian teknik audio video.
b. Fotokonduktif
3. Sensor Suhu
Ada 4 jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan :
a. Thermocouple
Thermocouple pada pokoknya terdiri dari sepasang penghantar yang
berbeda disambung las dilebur bersama satu sisi membentuk “hot” atau
sambungan pengukuran yang ada ujung-ujung bebasnya untuk hubungan dengan
sambungan referensi. Perbedaan suhu antara sambungan pengukuran dengan
sambungan referensi harus muncul untuk alat ini sehingga berfungsi sebagai
thermocouple.
4
Gambar 2.3 a) Thermocouple ; b) Simbol Thermocouple
Sumber: Modul Sensor dan Tranduser. Sekolah menengah kejuruan bidang
keahlian teknik elektronika program keahlian teknik audio video.
5
Sumber: Modul Sensor dan Tranduser. Sekolah menengah kejuruan bidang
keahlian teknik elektronika program keahlian teknik audio video.
c. Thermistor
Adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai
koefisien suhu negatif. Karena suhu meningkat, tahanan menurun dan sebaliknya.
Thermistor sangat peka (perubahan tahanan sebesar 5 % per °C) oleh karena itu
mampu mendeteksi perubahan kecil di dalam suhu.
6
Gambar 2.6 a) Sensor Suhu IC ; Simbol sensor suhu IC
Sumber: Modul Sensor dan Tranduser. sekolah menengah kejuruan bidang
keahlian teknik elektronika program keahlian teknik audio video.
4. Pemanfaatan Sensor
a. Pemanfaatan Sensor Cahaya
Salah satu jenis dari sensor cahaya yaitu LDR (Light depending Resistor).
Sensor Cahaya adalah salah satu alat yang digunakan dalam bidang elektronika,
alat ini berfungsi untuk mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Alat ini
memungkinkan kita untuk melakukan pendeteksian cahaya dan kemudian untuk
melakukan perubahan terhadapnya menjadi sinyal listrik dan dipakai dalam
sebuah rangkaian yang memakai cahaya sebagai pemicunya.
Cara kerja dari alat ini adalah mengubah energy dari foton menjadi
electron, umumnya satu foton dapat membangkitkan satu electron. Alat ini
mempunyai kegunaan yang sangat luas salah satu yang paling popular adalah pada
kamera digital. Beberapa komponen yang biasanya digunakan dalam rangkaian
sensor cahaya adalah Light Dependent Resistor, Photodiode, dan Photo
Transistor.
7
Gambar 2.7 LDR
Sumber: http://elektronika-dasar.web.id/komponen/sensor-tranducer/sensor-
cahaya-ldr-light-dependent-resistor/
8
sinyal informasi ke android. Prinsip kerja rangkaian ini. yaitu dengan karakteristik
dari LDR maka LDR akan mengidentifikasi cahaya sekitar. Jika keadaan gelap
maka akan memaksa saklar short dan listrik akan menghidupkan lampu dan LDR
akan mengidentifikasi jika seandainya tidak mendeteksi cahaya dari lampu maka
dia akan memberi sinyal infromasi ke perangkat wireles dan selanjutnya
perangkat wireles mengirimkan pesan ke android pemilik rumah bahwa lampu
rusak dan tidak nyala.
B. Tranducer
1. Pengertian Tranducer
Transduser berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti
mengubah. Sehingga transduser dapat didefinisikan sebagai suatu peranti yang
dapat mengubah suatu energi ke bentuk energi yang lain. Bagian masukan dari
transduser disebut “sensor ”, karena bagian ini dapat mengindera suatu kuantitas
fisik tertentu dan mengubahnya menjadi bentuk energi yang lain.
9
Dari sisi pola aktivasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Transduser pasif, yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat
energi tambahan dari luar.
b. Transduser aktif, yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar,
tetapi menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri. Untuk jenis transduser
pertama, contohnya adalah thermistor. Untuk mengubah energi panas menjadi
energi listrik yaitu tegangan listrik, maka thermistor harus dialiri arus listrik.
Ketika hambatan thermistor berubah karena pengaruh panas, maka tegangan
listrik dari thermistor juga berubah. Adapun contoh untuk transduser jenis yang
kedua adalah termokopel. Ketika menerima panas, termokopel langsung
menghasilkan tegangan listrik tanpa membutuhkan energi dari luar.
Mikrofon
Mikrofon adalah suatu jenis transduser yang mengubah energi-energi
akustik (gelombang suara) menjadi sinyal listrik. Mikrofon merupakan salah satu
alat untuk membantu komunikasi manusia. Mikrofon dipakai pada banyak alat
seperti telepon, alat perekam, alat bantu dengar, dan pengudaraan radio serta
televisi.
10
Gambar 2.10 Mikrofon sebagai salah satu Tranduser
Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/4d/Microphones.jpg
11
Prinsip Potensiometer besaran yang diindera diubah menjadi perubahan
menjadi perubahan kedudukan kontak geser pada suatu elemen hambatan.
Prinsip Resistif perubahan besaran yang diindera diubah menjadai
perubahan hambatan suatu elemen.
Prinsip Ukur Regangan besaran yang diindera diubah menjdai perubahan
hambatan sebagai akibat adanya regangan, biasanya pada dua atau empat
cabang suatu jembatan wheatstone.
Prinsip Termoelektris besaran yang diindera adalah suhu dan tranduser
bekerja atas dasar efek Seeback, efek Thomson atau efek Peltier.
12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
14