Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH SENSOR DAN TRANDUSER

OLEH :

DANIEL TUMANGGOR (202330006)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S1


FAKULTAS TEKNIK DAN KOMPUTER
UNIVERSITAS HARAPAN MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang

“Sensor Proximity” tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tercurah

limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tak lupa pula, penulis ucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan

makalah ini, baik berupa saran maupun materi.

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah

sensor dan tranduser. Dalam pembahasannya menyangkut pengertian dan

pemahaman tentang pokok bahasan.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak

kekurangan dikarenakan kurangnya pengetahuan yang penulis miliki, maka dari

itu kritik dan saran dari rekan-rekan dan semua pihak sangat diharapkan. Semoga

makalah ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membaca khususnya. Akhir kata

penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

terwujudnya makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin

Medan,23 September 2022

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
Bab II.......................................................................................................................2
ISI.............................................................................................................................2
3.1 Pengertian Sensor..........................................................................................2
3.1.1 Sensor Menurut Para Ahli......................................................................2
3.1.2 Tranduser................................................................................................2
3.2 Karakteristik Sensor......................................................................................3
3.2.1 Linearitas Sensor....................................................................................3
3.2.2 Sensitivitas Sensor..................................................................................4
3.2.3 Tanggapan Waktu Sensor (Respon Time)..............................................4
3.3 Jenis Sensor...................................................................................................5
1. Sensor External Untuk Keamanan...............................................................6
3.4 Klasifikasi Sensor..........................................................................................7
3.4.1 Sensor Thermal (Sensor Suhu)...............................................................7
3.4.2 Sensor Mekanis.......................................................................................8
3.4.3 Sensor Optik (Sensor Cahaya)................................................................8
3.5 Macam-Macam Sensor..................................................................................9
3.5.1 Sensor Pendeteksi Kelembapan..............................................................9
3.5.2 Sensor Pendeteksi Suara.......................................................................10
3.5.3 Sensor Asap..........................................................................................11
3.5.4 Macam- Macam Sensor Lainnya..........................................................12
3.6 Penjelasan Tentang Sensor Proximity.........................................................17
3.6.1 Prinsip Kerja Sensor Proximity............................................................17
3.6.2 Penerapan Sensor Proximity.................................................................18
3.6.3 Jenis-Jenis Sensor Proximity................................................................20
BAB III Penutup....................................................................................................26
Daftar Pustaka........................................................................................................27
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi sekarang semua teknologi semakin berkembang pesat.


Dengan perkembangan teknologi itu pasti akan berpengaruh terhadap kehidupan
di muka bumi.Pengaruh tersebut sangat dirasakan oleh manusia dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari.Perubahan kehidupan zaman sekarang sangat drastis
dibandingkan zaman dahulu. Perkembangan teknologi tak terlepas dari pengertian
bahwa output yang di hasilkan dari input yang diproses . Dimana proses adalah
pengolahan suatu data atau informasi, output adalah hasil dari pengolahan
informasi atau data, serta input adalah data atau informasi yang di dapatkan dari
sensor maupun data pengkuran.

Sensor merupakan alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi sesuatu


(seperti: suhu, kecepatan, jarak dll) dan sering berfungsi untuk mengukur
magnitude (besaran) sesuatu. Sensor adalah jenis transduser (mengubah daya
menjadi daya yang lain) seperti mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar
dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor biasanya dikategorikan
melalui pengukur dan memegang peranan penting dalam pengendalian proses
pabrikasi modern. Sensor yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah sensor
proximity. proximity sensor ini digunakan untuk mendeteksi perubahan jarak
antara objek. Misalnya, memungkinkan layar smartphone Anda untuk timeout
selama panggilan berlangsung karena ponsel diletakkan di samping telinga Anda.

1
BAB II
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Sensor


Secara umum sensor didefenisikan sebagai alat yang mampu menangkap
fenomenafisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal electrik baik
arus listrik ataupun tegangan. Fenomena fisik yang mampu menstimulus sensor
untuk menghasilkan sinyal electrik meliputi temperatur, tekanan, gaya, medan
magnet cahaya, pergerakan dan sebagainya
Sensor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah besaran
mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi besarn listrik berupa
tegangan, resistansi dan arus listrik. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian
pada saat melakukan pengukuran atau pengendalian.

3.1.1 Sensor Menurut Para Ahli

D Sharon, dkk (1982), mengatakan sensor adalah suatu peralatan


yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang
berasal dari perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika,
energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan sebagainya.
Contoh; Camera sebagai sensor penglihatan, telinga
sebagaisensorpendengaran, kulit sebagai sensor peraba, LDR (light
dependent resistance) sebagai sensor cahaya, dan lainnya.

3.1.2 Tranduser

Transduser berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti
mengubah. Sehingga transduser dapat didefinisikan sebagai suatu
peranti yang dapat mengubah suatu energi ke bentuk energi yang
lain. Suatu definisi mengatakan “transducer adalah sebuah alat yang bila
digerakkan oleh energi di dalam sebuah sitem transmisi, menyalusrkan
energi dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke
sistem transmisi kedua”.

Transmisi kedua ini bisa listrik, mekanik, kimia, optik (radiasi) atau
termal (panas). Sebagai contoh, definisi transducer yang luas ini

2
mencakup alat-alat yang mengubah gaya atau perpindahan mekanis
menjadi sinyal listrik. Alat-alat ini membentuk kelompok transducer yang
sangat besar dan sangat penting yang lazim ditemukan dalam instrumentasi
industri; dan ahli instrumentasi terutama berurusan dengan jenis
pengubahan energi ini. Banyak parameter fisis lainnya (seperti panas,
intensitas cahaya, kelembaban) juga dapt diubah menjadi energi listrik
dengan menggunakan transducer. Transducer-transducer ini memberikan
sebuah sinyal keluaran bila diransang oleh sebuah masukan yang bukan
mekanis; sebuah transmistor bereaksi terhadap variasi temperatur; sebuah
fotosel bereaksi terhadap perubahan intensitas cahaya; sebuah berkas
elektron terhadap efek-efek maknetik, dan lain-lain. Namun dalam semua
hal, keluaran elektris yang diukur menurut metoda standar memberikan
besarnya besaran masukan dalam bentuk ukuran elektris analog.

Gambar 2.1 macam-macam sensor

3.2 Karakteristik Sensor


3.2.1 Linearitas Sensor

Ada banyak sensor yang menghasilkan sinyal keluaran yang


berubah secara kontinyu sebagai tanggapan terhadap masukan yang
berubah secara kontinyu. Sebagai contoh, sebuah sensor panas dapat
menghasilkan tegangan sesuai dengan panas yang dirasakannya. Dalam
kasus seperti ini, biasanya dapat diketahui secara tepat bagaimana

3
perubahan keluaran dibandingkan dengan masukannya berupa sebuah
grafik. Gambar dibawah memperlihatkan hubungan dari dua buah sensor
panas yang berbeda. Garis lurus pada gambar (a). memperlihatkan
tanggapan linier, sedangkan pada gambar (b). adalah tanggapan non-linier

Gambar 2.2.1 Linearitas sensor

3.2.2 Sensitivitas Sensor

Sensitivitas akan menunjukan seberapa jauh kepekaan sensor terhadap


kuantitas yang diukur. Sensitivitas sering juga dinyatakan dengan bilangan yang
menunjukan “perubahan keluaran dibandingkan unit perubahan masukan”.
Beberepa sensor panas dapat memiliki kepekaan yang dinyatakan dengan “satu
volt per derajat”, yang berarti perubahan satu derajat pada masukan akan
menghasilkan perubahan satu volt pada keluarannya. Sensor panas lainnya dapat
saja memiliki kepekaan “dua volt per derajat”, yang berarti memiliki kepakaan
dua kali dari sensor yang pertama. Linieritas sensor juga mempengaruhi
sensitivitas dari sensor. Apabila tanggapannya linier, maka sensitivitasnya juga
akan sama untuk jangkauan pengukuran keseluruhan. Sensor dengan tanggapan
pada gambar (b) akan lebih peka pada temperatur yang tinggi dari pada temperatur
yang rendah.

3.2.3 Tanggapan Waktu Sensor (Respon Time)

Tanggapan waktu pada sensor menunjukan seberapa cepat tanggapannya


terhadap perubahan masukan. Sebagai contoh, instrumen dengan tanggapan
frekuensi yang jelek adalah sebuah termometer merkuri. Masukannya adalah
temperatur dan keluarannya adalah posisi merkuri. Misalkan perubahan

4
temperatur terjadi sedikit demi sedikit dan kontinyu terhadap waktu, seperti
tampak pada gambar (a) berikut.

Gambar 2.2.2 Perubahan Respon Time

Frekuensi adalah jumlah siklus dalam satu detik dan diberikan dalam satuan
hertz (Hz). { 1 hertz berarti 1 siklus per detik, 1 kilohertz berarti 1000 siklus per
detik]. Pada frekuensi rendah, yaitu pada saat temperatur berubah secara lambat,
termometer akan mengikuti perubahan tersebut dengan “setia”. Tetapi apabila
perubahan temperatur sangat cepat lihat gambar (b) maka tidak diharapkan akan
melihat perubahan besar pada termometer merkuri, karena ia bersifat lamban dan
hanya akan menunjukan temperatur rata-rata.

Ada bermacam cara untuk menyatakan tanggapan frekuensi sebuah sensor.


Misalnya “satu milivolt pada 500 hertz”. Tanggapan frekuensi dapat pula
dinyatakan dengan “decibel (db)”, yaitu untuk membandingkan daya keluaran
pada frekuensi tertentu dengan daya keluaran pada frekuensi referensi.

3.3Jenis Sensor
 Internal Sensor
Internal sensor, yaitu sensor yang dipasang di dalam bodi robot. Sensor
internal diperlukan untuk mengamati posisi,
kecepatan, dan akselerasi berbagai sambungan mekanik pada robot,
dan merupakan bagian dari mekanisme servo.

5
Gambar2.3.1 Internal sensor
 Exsternal Sensor

Gambar 2.3.2 Exsternal sensor

External sensor, yaitu sensor yang dipasang diluar bodi robot. Sensor eksternal
diperlukan karena dua macam alasan yaitu:

1. Sensor External Untuk Keamanan

Yang dimaksud untuk “keamanan” adalah termasuk keamanan robot, yaitu


perlindungan terhadap robot dari kerusakan yang ditimbulkannya sendiri, serta
keamanan untuk peralatan, komponen, dan orang-orang dilingkungan dimana
robot tersebut digunakan. Berikut ini adalah dua contoh sederhana untuk
mengilustrasikan kasus diatas.

6
Contoh pertama: andaikan sebuah robot bergerak keposisinya yang baru dan ia
menemui suatu halangan, yang dapat berupa mesin lain misalnya. Apabila robot
tidak memiliki sensor yang mampu mendeteksi halangan tersebut, baik sebelum
atau setelah terjadi kontak, maka akibatnya akan terjadi kerusakan.
Contoh kedua: sensor untuk keamanan diilustrasikan dengan problem robot
dalam mengambil sebuah telur. Apabila pada robot dipasang pencengkram
mekanik (gripper), maka sensor harus dapat mengukur seberapa besar tenaga yang
tepat untuk mengambil telor tersebut. Tenaga yang terlalu besar akan
menyebabkan pecahnya telur, sedangkan apabila terlalu kecil telur akan jatuh
terlepas.
Sesuai denganfungsisensorsebagai pendeteksi sinyal dan
menginformasikan sinyal tersebut ke sistem berikutnya, maka peranan
danfungsisensorakan dilanjutkan oleh transduser. Karena keterkaitan antara sensor
dan transduser begitu erat maka pemilihan transduser yang tepat dan sesuai juga
perlu diperhatikan.

3.4 Klasifikasi Sensor


Secara umum berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor dapat
dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu:

3.4.1 Sensor Thermal (Sensor Suhu)

Gambar 2.4.1 Sensor Thermal

Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala perubahan
panas/temperature/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang tertentu.

7
Contohnya; bimetal, termistor, termokopel, RTD, photo transistor, photo dioda,
photo multiplier, photovoltaik, infrared pyrometer, hygrometer, dsb

3.4.2 Sensor Mekanis

Gambar 2.4.2 Sensor Mekanis

Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanis, seperti
perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan melingkar, tekanan,
aliran, level dsb. Contoh; strain gage, linear variable deferential transformer
(LVDT), proximity, potensiometer, load cell, bourdon tube, dsb.

3.4.3 Sensor Optik (Sensor Cahaya)

8
Gambar 2.4.3 Sensor Optik

Sensor optic atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari
sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengernai benda atau
ruangan. Contoh; photo cell, photo transistor, photo diode, photo voltaic, photo
multiplier, pyrometer optic, dsb.

3.5 Macam-Macam Sensor


3.5.1 Sensor Pendeteksi Kelembapan

Sensor Kelembaban digunakan untuk mengontrol jumlah uap air yang ada
dalam berbagai proses industri. Tekstil, kayu, dan pengolahan kimia
sangat sensitif terhadap kelembaban

3.5.1.1 Sensor Psikrometer

Gambar 2.5.1.1 Sensor Psikrometer


Psikrometer menggunakan panas laten penguapan untuk
menentukan kelembaban relatif dalam sistem. Hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan bola termometer kering dengan bola termometer
basah. Dua suhu tercatat dapat digunakan dengan grafik psychrometric
untuk mendapatkan kelembaban relatif, tekanan uap air, kandungan
panas, dan berat uap air di udara.

3.5.1.2 Sensor Higrometers

9
Gambar 2.5.1.2 Sensor Higrometers
Hygrometers adalah perangkat yang merasakan perubahan baik sifat
fisik atau listrik mereka. Beberapa bahan seperti rambut atau potongan
tipis panjang perubahan kayu tergantung pada kadar air.
Perubahan panjang secara langsung berhubungan dengan kelembaban.

3.5.1.3 Sensor Dew Titik Ukur

Gambar 2.5.1.3 Sensor Dew Titik Ukur


Perangkat ini mengukur kelembaban dengan mendinginkan udara
sampai air mulai mengembun pada objek. Jumlah yang udara perlu
didinginkan sebelum air mulai terbentuk pada objek dapat digunakan
untuk menentukan kelembaban relatif.

3.5.2 Sensor Pendeteksi Suara

Sensor suara adalah salah satu sensor yang penting, karena mereka
dapat digunakan dalam aplikasi industri seperti deteksi kelemahan
dalam padatan dan lokasi dan linear pengukuran jarak. Gelombang
tekanan suara juga dapat menyebabkan getaran dan kegagalan.

3.5.2.1 Mikrofon

10
Gambar 2.5.2.1 Sensor Mikrofon
Mikrofon adalah terdiri dari transduser tekanan, dan digunakan untuk
mengkonversi tekanan suara menjadi sinyal listrik. Ada enam jenis
mikrofon: elektromagnetik, kapasitansi, pita, kristal, karbon, dan
piezoelektrik.

3.5.3 Sensor Asap

Sensor asap berguna untuk tidak hanya keamanan bagi pekerja, tetapi
juga masalah lingkungan dan isu-isu kemurnian proses

3.5.3.1Sensor Inframerah
Sensor ini mendeteksi perubahan sinyal yang diterima dari LED karena
asap atau benda lainnya di jalan cahay dari LED

Gambar 2.5.3.1 Sensor Inframerah

3.5.3.2Sensor Ionisasi Chambers

Gambar 2.5.3.2 Sensor Ionisasi Chambers


Perangkat ini dapat mendeteksi perbedaan dalam arus antara dua piring
yang memiliki tegangan antara mereka. Perbedaannya adalah karena
partikel karbon dari asap yang menyediakan jalur konduktif antara dua
lempeng.

11
3.5.3.3 Sensor Taguchi-Type

Gambar 2.5.3.3 Sensor Taguchi-Type


Taguchi-jenis sensor yang digunakan untuk mendeteksi gas
hidrokarbon, seperti karbon monoksida dan karbon dioksida. Sensor
ini dilapisi dengan unsur teroksidasi yang jika dikombinasikan dengan
hidrokarbon menciptakan perubahan dalam hambatan listrik dari
sensor.

3.5.4 Macam- Macam Sensor Lainnya


3.5.4.1 Sensor Proximity

Gambar 2.5.4.1 Sensor Proximity


Sensor proximity merupakan sensor atau saklar yang dapat mendeteksi
adanya target jenis logam dengan tanpa adanya kontak fisik. Biasanya
sensor ini tediri dari alat elektronis solid-state yang terbungkus rapat
untuk melindungi dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif
yang berlebihan. Sensor proximity dapat diaplikasikan pada kondisi

12
penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil atau lunak untuk
menggerakkan suatu mekanis saklar.
3.5.4.2 Sensor Magnet

Gambar 2.5.4.2 Sensor Magnet


Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan
terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi
pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang
digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor
ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu,
kelembapan, asap ataupun uap.
2.5.4.3 Sensor Sinar

Gambar 2.5.4.3 Sensor Sinar


Sensor sinar terdiri dari 3 kategori. Fotovoltaic atau sel solar
adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi
energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan menyebabkan
pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan. Demikian pula
dengan Fotokonduktif (fotoresistif) yang akan memberikan perubahan
tahanan (resistansi) pada sel-selnya, semakin tinggi intensitas cahaya
yang terima, maka akan semakin kecil pula nilai tahanannya.
Sedangkan Fotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja berdasarkan

13
pantulan karena perubahan posisi/jarak suatu sumber sinar (inframerah
atau laser) ataupun target pemantulnya, yang terdiri dari pasangan
sumber cahaya dan penerima.

3.5.4.3 Sensor Ultrasonik

Gambar 2.5.4.4 Sensor Ultrasonik


Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang
suara, dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang
kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai
dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara
dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut
adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang
memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah:
objek padat, cair, butiran maupun tekstil.

3.5.4.4 Sensor Tekanan

Gambar 2.5.4.5 Sensor Tekanan


Sensor tekanan - sensor ini memiliki transduser yang mengukur
ketegangan kawat, dimana mengubah tegangan mekanis menjadi

14
sinyal listrik. Dasar penginderaannya pada perubahan tahanan
pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan panjang dan
luas penampangnya.

3.5.4.5 Sensor Kecepatan (RPM)

Gambar 2.5.4.6 Sensor Kecepatan (RPM)


Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses
kebalikan dari suatu motor, dimana suatu poros/object yang berputar
pada suatu generator akan menghasilkan suatu tegangan yang
sebanding dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering
pula diukur dengan menggunakan sensor yang mengindera pulsa
magnetis (induksi) yang timbul saat medan magnetis terjadi.

3.5.4.6 Sensor Encode (penyandi)

Gambar 2.5.4.7 Sensor Encoder(penyandi)


Sensor Penyandi ( Encoder ) digunakan untuk mengubah gerakan
linear atau putaran menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran
memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri
dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu; Pertama, Penyandi rotari tambahan
( yang mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-
masing putaran ) yang akan membangkitkan gelombang kotak pada
objek yang diputar. Kedua, Penyandi absolut ( yang memperlengkapi

15
kode binary tertentu untuk masing-masing posisi sudut ) mempunyai
cara kerja sang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau lebih
rapat pulsa gelombang kotak yang dihasilkan sehingga membentuk
suatu pengkodean dalam susunan tertentu.

3.5.4.7 Sensor Suhu

Gambar 2.5.4.8 Sensor Suhu

Sensor suhu yang umum digunakan, resistance temperature


detector (RTD), termistor dan IC sensor. Thermocouple pada intinya
terdiri dari sepasang transduser panas dan dingin yang disambungkan
dan dilebur bersama, dimana terdapat perbedaan yang timbul antara
sambungan tersebut dengan sambungan referensi yang berfungsi
sebagai pembanding. Resistance Temperature Detector (RTD)
memiliki prinsip dasar pada tahanan listrik dari logam yang bervariasi
sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi
dengan tingkat konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian
tahanan. Platina adalah bahan yang sering digunakan karena memiliki
tahanan suhu, kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas. Termistor
adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai
koefisien suhu negatif, karena saat suhu meningkat maka tahanan
menurun atau sebaliknya. Jenis ini sangat peka dengan perubahan
tahan 5% per C sehingga mampu mendeteksi perubahan suhu yang
kecil. Sedangkan IC Sensor adalah sensor suhu dengan rangkaian
terpadu yang menggunakan chipsilikon untuk kelemahan

16
penginderanya. Mempunyai konfigurasi output tegangan dan arus yang
sangat linear

3.6 Penjelasan Tentang Sensor Proximity

Sensor Proximity adalah alat pendeteksi yang bekerja berdasarkan jarak


obyek terhadap sensor. Karakteristik dari sensor ini adalah mendeteksi obyek
benda dengan jarak yang cukup dekat. Proximity sensor ini mempunyai tegangan
kerja antara 10-30 Vdc dan ada juga yang menggunakan tegangan 100-200VAC.
Hampir di setiap mesin-mesin produksi sekarang ini menggunakan sensor jenis
ini, sebab selain praktis sensor ini termasuk sensor yang tahan terhadap benturan
ataupun goncangan, selain itu mudah pada saat melakukan perawatan ataupun
perbaikan penggantian.

Gambar 2.6.1 Sensor Proximity

3.6.1 Prinsip Kerja Sensor Proximity

Sensor ini bekerja berdasarkan jarak object terhadap sensor, ketika


ada object logam yang mendekat kepadanya dengan jarak yang sangat
dekat 5mm misalkan, maka sensor akan bekerja dan menghubungkan
kontaknya, kemudian melaluikabel yang tersedia bisa dihubungkan ke
perangkat lainnya seperti lampu indikator, relay dll.Pada saat sensor ini
sedang bekerja atau mendeteksi adanya logam (besi) maka akan
ditandaidengan lampu kecil berwarna merah atau hijau yang ada dibagian
atas sensor, sehinggamemudahkan kita dalam memonitor kerja sensor atau
ketika melakukan preventivemaintenace.. Hampir setiap mesin - mesin

17
produksi yang ada di setiap industri, baik itu industri kecilataupun besar,
menggunakan sensor jenis ini, sebab selain praktis sensor ini termasuk
tahanterhadap benturan ataupun goncangan, selain itu mudah pada saat
melakukan perawatanataupun penggantian, sebab talah dirancang
demikian oleh produsennya, adapun salah satucontoh pengunaan atau
penerapan dari sensor jenis ini adalah digunakan untuk mendeteksigerakan
cylinder up atau down pada sebuah mesin atau penggerak

3.6.2 Penerapan Sensor Proximity

a. Deteksi Jarak jarak deteksi adalah, Jarak dari posisi referensi


(permukaan referensi) untuk operasi yangdiukur (reset) ketika obyek
standar penginderaan digerakkan oleh metode tertentu.

Gambar 2.7.2.1 Proses Deteksi Jarak

Atur Jarak dari permukaan referensi yang memungkinkan penggunaan


stabil, termasuk pengaruhsuhu dan tegangan, ke posisi objek
(standar) sensing transit. Ini adalah sekitar 70% sampai80% dari
jarak (nilai) normal sensing. b. Mendeteksi Putaran Gear

18
Gambar 2.7.2.2 Mendeteksi Putaran Gear
Mendeteksi putaran gear pada mesin yang dianggap vital atau penting
seperti mesin bagianpelumasan dll, adalah sangat dianjurkan untuk
dipasang, kenapa ? sebab pada kasus tertentuterkadang hanya bagian
motor penggeraknya saja yang berputar namun gearnya tidak berputar
dikarenakan beberapa sebab seperti rantai penghubung antara motor
dengan gear putus.
Jika kasus seperti diatas sampai terjadi, maka sudah dapat
dibayangkan akan terjadikerusakan akibat aus pada salah satu bagian
mesin tersebut, karena mesin berjalan tanpaadanya pelumasan dan tidak
adanya sinyal yang memberitahukan bahwa gear untuk mesinpelumasan
tidak berputar padahal motor penggeraknya kondisi hidup atau berputar.
Untuk menghindari kejadian tersebut maka haruslah dipasang sensor untuk
mendeteksiputaran gear, sensor yang tepat untuk deteksi tersebut adalah
proximity sensor selainpemasangannya mudah sensor jenis ini cukup
compatible.
Pertama pasang terlebih dulu cam switch [berupa plate besi] pada shaft
gear untuk memberikan sinyal pada sensor saat gear berputar, Proximity
sensor dipasang satu porosdengan cam switch namun tidak bersentuhan,
ada jarak kurang lebih 10 mm, ketika gearmulai berputar maka sensor akan
bekerja [on-off] mengikuti irama cam switch, hal ini akanterlihat seperti
counter.
Keluaran atau output dari sensor dapat dihubungkan ke PLC atau
relay, selanjutnya kontak dapat dihubungkan ke alarm peringatan atau
emergency sistem, saat terjadi abnormal padaputaran motor atau gear
maka mesin akan stop, dan mesinpun aman dari kerusakan.

19
Proximity Switch atau Sensor Proximity adalah alat pendeteksi yang
bekerja berdasarkan jarak obyek terhadap sensor. Karakteristik dari sensor
ini adalah menditeksi obyek bendadengan jarak yang cukup dekat, berkisar
antara 1 mm sampai beberapa centi meter sajasesuai type sensor yang
digunakan. Proximity Switch ini mempunyai tegangan kerja antara10-30
Vdc dan ada juga yang menggunakan tegangan 100-200VAC

c. Penerapan pada Smartphone


Fitur ini sangat berguna untuk layar sentuh karena setiap layar
sentuh pasti sangat sensitif dengan segala bentuk sentuhan, yang membuat
setiap sentuhan sebagi sebuah perintah. Bayangkan jika tidak ada sensor
ajaib ini, smartphone kamu mungkin akan bergerak gerak sendiri ketika
kamu melakukan panggilan telepon, karena layar sentuh kamu tertekan
oleh pipi atau telinga.
Konsep dari cara kerja proximity sensor ini sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan infra merah. Yakni ketika ada sebuah benda yang menghalangi
proximity sensor dengan jarak tertentu. Maka sensor proximity ini akan
secara otomatis aktif. Tidak hanya sebagai “pelindung” ketika pengguna
melakukan panggilan, namun juga perkembangan proximity sensor sudah
banyak berkembang guna menambah daya tarik sebuah smart screen.

Gambar 2.7.2.3 Penerapan pada Smartphone

3.6.3 Jenis-Jenis Sensor Proximity

1.Inductive Proximity
Inductive Proximity berfungsi untuk mendeteksi objek logam.
Prinsip kerja dari proximity inductive adalah apabila ada tegangan sumber
maka osilator yang ada pada proximity akan membangkitkan medan

20
magnet dengan frekuensi tinggi. Jika sebuah benda logam di dekatkan
pada permukaan sensor maka medan magnet akan berubah.
Perubahan pada osilator ini akan dideteksi sensor sebagai sinyaladanya
objek. Contoh Inductive Proximity ini biasanya digunakan pada metal
detector di bandara. Sensor proximity ini akan mendeteksi adanya objek
logam walaupun tidak terlihat.

Gambar 2.8.1 Sensor Proximity Inductive


 Prinsip Kerja Sensor Inductive Proximity
Sensor proximity induktif dengan memancarkan gelombang
elektromagnetik dan mendeteksi perubahan bentuk gelombang
elektromagnetik tersebut saat sensor mendeteksi logam dan akan
menghasilkan output yang selanjutnya akan diproses oleh kontroler.
Sensor akan mendeteksi objek logam pada jarak tertentu sesuai
spesifikasi dari sensor tersebut. Saat sensor mendeteksi keberadaan
objek logam maka akan terjadi perubahan bentuk sinyal yang
mengakibatkan hilangnya energi dan mengakibatkan amplitudo yang
kecil pada osilasi sehingga akan memicu trigger circuit dan
memberikan output pada sensor tersebut

21
Gambar 2.8.1.2 Prinsip Kerja Sensor Proximity

 Kelebihan dan Kekurang Sensor Inductive Proximity


a. Kelebihan

1. Karena tidak adanya sentuhan antara sensor dengan objek


maka dapat menghindari kerusakan baik pada sensor
maupun objek.
2. Tidak adanya kontak yang digunakan untuk output karena
sensor ini menggunakan semikonduktor untuk output
sehingga masa pakai sensor ini lebih lama.
3. Sensor ini cocok digunakan untuk pendeteksian pada lokasi
yang memiliki banyak kandungan air atau minyak
4. Memberikan respon yang memiliki kecepatan tinggi
dibanding saklar yang membutuhkan kontak fisik dalam
pendeteksiannya.
5.Proximity mendeteksi perubahan fisik suatu objek,
sehingga dalam pendeteksiannya sensor tersebut hampir tidak
terpengaruh oleh warna.
b. Kekurangan

1. Jarak sensing yang pendek, umumnya hanya berkisar pada


milimeter saja.
2. Ukuran, bentuk dan jenis logam mempengaruhi
kemampuan sensing sensor ini

2 . Capacitive Proximity
Sensor Capacitive Proximity mampu mendeteksi objek logam
maupun non logam. Prinsip kerja dari proximity capacitive adalah dengan
cara mengukur perubahan kapasitansi medan listrik sebuah kapasitor yang
disebabkan oleh sebuah objek yang mendekatinya. Capacitive proximity
ini biasanya digunakan pada bumper mobil atau bagian mobil yang

22
lainnya. Manfaat sederhananya adalah untuk memudahkan mobil parkir,
karena sensor ini akan bekerja apabila mendekteksi benda-benda pada
jarak tertentu sehingga mobil tidak akan menabrak benda tersebut.

Gambar 2.8.2.1 Sensor Capacitive Proximity


 Prinsip Kerja Sensor Capacitive Proximity
Bekerja berdasarkan perubahan kapasitas apabila ada obyek yg
berada dalam daerah deteksinya. Dapat mendeteksi semua jenis benda
dalam jarak deteksi maksimum 2 cm.Berdasarkan type pemasangan
/mounting-nya, proximity ada 2 macam : Flush dan Non Flush.
Flush maksudnya dalam pemasangannya dapat di benamkan dalam
metal.

Gambar 2.8.2.2 Pemasangan Secara Flush

Gambar 2.8.2.3 Pemasangan Secara Non Flush


Capacitive proximity sensor menggunakan medan electrostatic
untuk mendetect ada tidaknya object benda padat apa saja,berupa
logam atau bukan logam.

23
Gambar 2.8.2.4 Deteksi Logam dan Non logam
Salah satu penggunaan capacitive proximity sensor adalah mendeteksi
level cairan dalam botol melalui penghalang .Contoh, air mempunyai
dielectric yg lebih tinggi dari pada plastik . Sensor dapat membedakan
plastic dan mendeteksi cairan.

Gambar 2.8.2.5 Mendeteksi Cairan Dalam Botol


 Kelebihan dan Kekurangan Sensor Capacitive
a.Kelebihan
1.Dapat mendeteksi benda seperti besi, plastik, air,dan batu
2. Tahan lama dan dapat melindungi arus.
3. Dapat menyesuaikan jarak benda.
4. Terdapat indikator dengan led merah.
5. Mudah untuk mengontrol posisi

24
b.Kekurangan
1.Tidak dapat mendeteksi benda asing dari jarak jauh

3. Optic Proximity
Sensor ini mendeteksi adanya objek dengan cahaya biasanya adalah
infra red. Proximity optik ini terdiri dari sebuah cahaya dan penerima
(receptor) yang mendeteksi sebuah benda dengan refleksi. Jika benda
dalam jarak yang sensitif atau benda mengenai cahaya dari sensor, maka
cahaya akan memantul kembali ke penerima dan mengindikasikan bahwa
terdapat sebuah benda yang tertangkap sensor.

Gambar Optic Proximity 2.8.3.1


Kelemahan sensor proximity optik ini adalah dalam penggunaannya
terkadang lensa kotor, cahaya kabur, permukaan refleksi yang buruk dan
orientasi objek yang salah. Proximity optik ini biasanya digunakan pada
teknologi ponsel layar sentuh. Karena ketika menerima telfon telinga akan
menjadi objek yang menghalangi pancaran sinar infra red, maka sinar infra
red akan dipantulkan kembali dan mengindikasikan bahwa ada objek
didepannya. Hasilnya adalah layar ponsel akan terkunci agar layar tidak
acak ketika bersentuhan dengan telinga.

25
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang
menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan
kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau
referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini Penulis
banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik
saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus
pada penulis.

26
Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta :Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Cooper, William D. 1985. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran


(Ed).Jakarta : Erlangga.

Dwi Surjono. Suherman. 2011. Elektronika Teori dan Penerapan. Jember: Cerdas Ulet
Kreatif.

Foto transistor. Online at harahapelektro.wordpress.com [accssed 06/01/13]

Holman, J.P. 1985. Metode Pengukuran Teknik ( Ed). Jakarta : Erlangga.

Ihsanto, Eko. (n.d) Transduser Induktif. Online kk. mercubuana.ac.id [accssed


06/01/13]

27
Jenis-Jenis Sensor dan Transduser. Online at
medukasi.net/online/2008/jenissensor/sensor%20cahaya%20dan%20fungsinya.html
[accssed 06/01/13]

Pakpahan, Sahat. 1988. Kontrol Otomatik Teori dan Penerapan. Jakarta : Erlangga.

28

Anda mungkin juga menyukai