Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Sholeh Apif

NIM : 200511633256
Kelas : A3

SISTEM KONTROL

A. Sensor dan Tranduser

Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejalagejala


atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatuenergi seperti energi listrik,
energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan sebagainya. (Sharon,
1982). Contoh aplikasi sensor dalam kehidupan sehari-hari yaitu mata sebagai sensor
penglihatan, telinga sebagai sensor pendengaran, kulit sebagai sensor peraba, LDR
(Light Dependent Resistance) sebagai sensor cahaya pada sistem otomasi.
Transduser adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah suatu bentuk energi
yang lain. Tranduser bila digerakan oleh suatu energi di dalam sebuah sistem
transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam bentuk yang sama atau dalam
bentuk yang berlainan ke sistem transmisi berikutnya. Transmisi energi ini bisa
berupa listrik, mekanik, kimia, optic (radiasi) atau thermal (panas). (William, 1993).
Contoh: generator adalah transduser yang merubah energi mekanik menjadi energi
listrik, motor adalah transduser yang merubah energi listrik menjadi energi mekanik,
dan sebagainya
Persayaratan Umum Sensor dan Tranduser :
1. Linearitas
Ada banyak sensor yang menghasilkan sinyal keluaran yang berubah secara
kontinyu sebagai tanggapan terhadap masukan yang berubah secara kontinyu.
Sebagai contoh, sebuah sensor panas dapat menghasilkan tegangan sesuai
dengan panas yang dirasakannya.
2. Sensivitas
Sensitivitas akan menunjukan seberapa jauh kepekaan sensor terhadap
kuantitas yang diukur. Sensitivitas sering juga dinyatakan dengan bilangan
yang menunjukan “perubahan keluaran dibandingkan unit perubahan
masukan”. Beberepa sensor panas dapat memiliki kepekaan yang dinyatakan
dengan “satu volt per derajat”, yang berarti perubahan satu derajat pada
masukan akan menghasilkan perubahan satu volt pada keluarannya.
3. Tanggapan Waktu
Tnggapan waktu pada sensor menunjukan seberapa cepat tanggapannya
terhadap perubahan masukan. Sebagai contoh, instrumen dengan tanggapan
frekuensi yang jelek adalah sebuah termometer merkuri. Masukannya adalah
temperatur dan keluarannya adalah posisi merkuri. Misalkan perubahan
temperatur terjadi sedikit demi sedikit dan kontinyu terhadap waktu.
4. Tidak Tergantung Temperatur
Output sensor tidak terpengaruhi oleh suhu sekelilingnya, kecuali sensor suhu.
5. Stabilitas Waktu Nilai masukan tertentu sensor harus dapat memberikan
keluar an (output) yang nilainya tetap dalam waktu yang lama
6. Stabilitas Tinggi Kesalahan pengukuran yang kecil dan tidak begitu banyak
terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan. Tanggapan dinamik yang baik
Keluaran segera mengikuti masukan dengan bentuk dan besar sama.
7. Ketepatan
Akurasi didefinisikan sebagai penyimpangan maksimum nilai yang diukur
oleh sensor dengan nilai yang sebenarnya. Akurasi dapat direpresentasikan
dalam salah satu bentuk sebagai berikut:
a. Akurasi mutlak
b. Akurasi relatif
8. Repeatability Kemampuan untuk menghasilkan kembali keluaran yang sama
ketika digunakan untuk mengukur besaran yang sama, dalam kondisi
lingkungan yang sama.
Klasifikisi Sensor :
1. Sensor Induktif
Sensor induktif dirancang berdasarkan prinsip operasi dan karakteristik
dari sebuah induktor. Sensor induktif digunakan untuk mengukur medan listrik
dan magnet atau kuantitas fisik lainnya (misalnya, perpindahan, dan tekanan)
yang dapat diubah menjadi respons listrik atau magnet. Sensor induktif hanya
dapat mendeteksi logam. Sensor tersebut bereaksi secara berbeda terhadap
bahan logam yang berbeda seperti baja, tembaga, dan aluminium
2. Sensor Kapasitif
Sensor capacitive proximity adalah sensor mampu mendeteksi objek
logam maupun non-logam. Capacitive proximity ini biasanya digunakan pada
bumper mobil atau bagian mobil yang lainnya. Manfaat sederhananya adalah
untuk memudahkan mobil parkir, karena sensor ini akan bekerja apabila
mendeteksi benda-benda pada jarak tertentu sehingga mobil tidak akan
menabrak benda tersebut. Sensor kapasitif bekerja berdasarkan perubahan
kapasitansi listrik.
Klasifikasi Tranduser :
Transduser dikategorikan berdasarkan perubah sinyal, yaitu :
1. Transduser input adalah apabila perubahan sinyalnya dari nonelektrikal
menjadi sinyal elektrikal.
2. Transduser output. adalah apabila transduser tersebut mengubah dari
sinyal elektrikal menjadi non-elektrikal.
Tranduser menurut sifat kelistrikannya transduser dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Self generating transduser (transduser pembangkit sendiri) Self generating
transduser adalah transduser yang hanya memerlukan satu sumber energi.
Contoh: piezo electric, termocouple, photovoltatic, termistor, dsb. Ciri
transduser ini adalah dihasilkannya suatu energi listrik dari transduser
secara langsung. Dalam hal ini transduser berperan sebagai sumber
tegangan.
2. External power transduser (transduser daya dari luar) External power
transduser adalah transduser yang memerlukan sejumlah energi dari luar
untuk menghasilkan suatu keluaran. Contoh: RTD (Resistance Thermal
Detector), Strain gauge, LVDT (Linier Variable Differential Transformer),
Potensiometer, NTC, dsb.

B. Alasan Pentingnya belajar sistem kontrol

Perlu diketahui bahwasanya sistem kotrol merupakan suatu alat untuk


mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. Dimana pada
era modern ini, Ilmu teknologi semakin berkembang pesat khususnya pada ilmu
elektronika, komputer baik dari hardware dan software yang selalu upgrade dan up to
date setiap saat. Dari hal tersebut setiap orang dituntut untuk menguasai teknologi
yang selalu up to date yang rata-rata merupakan syarat utama yang diperlukan untuk
menghadapi persaingan kerja yang ketat sehingga berakibat pada dunia industri yang
di tuntut untuk menggunakan teknologi yang canggih seperti sistem otomatisasi,
komputerisasi guna membentuk efektifitas dan efisiensi yang tinggi dalam
pengoprasian.
Untuk itu di era modern ini kita dituntut untuk menguasai sistem kontrol
tersebut dimaksudkan agar dapat mengetahui apa itu sistem kontrol, bagaimana itu
bisa dilakukan, dan lain lain, yang digunakan di industri manufaktur sehingga itu
dapat menjadi pegangan yang dapat kita memacu dan berkembang di era modern ini
Dalam penerapannya sistem kontrol sangat berguna bagi manusia karena
sistem ini dapat mengurangi human error yang dihasilkan pada saat pengoperasian
sistem dan meningkatkan tingkat keamanan bagi pekerja, dapat mengurangi jumlah
operator sehingga akan menekan biaya pengeluaran dan lebih efisien karena dengan
menggunakan kontrol, maka setiap perubahaan akan di respon lebih cepat dan akurat
di bandingkan dengan operator manual.

C. Good Life vs Good Money

Dalam konteks ini saya lebih memilih untuk good money, karena ketika kita
memiliki keuangan yang cukup, maka bisa di pastikan bahwasanya kehidupan kita
akan terjamin baik, seperti halnya orang orang yang diangurahi kekayaan yang lebih,
disitu bisa di lihat hidup mereka akan terjamin baik dari segi kebutuhan untuk primer
dan sekunder, selain itu mereka bisa melakukan apa saja yang di anggap bahagia
dengan keuangan mereka, dan yang paling penting ketika seseorang di beri keungan
lebih maka ia akan senantiasa untuk bisa melakukan kebaikan kepada orang lain
dengan berbagi, bukankah itu hal yang dapat menjadikan kita lebih bahagia, karena
bisa melihat orang lain bahagia.

Anda mungkin juga menyukai