Disusun Oleh :
A.LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan ilmu dan teknologi terus ikut
berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan waktu.Perkembangan ini terjadi karena
kebutuhan manusia semakin beragam.Ilmu dan teknologi yang dikembangkan untuk memudahkan
pekerjaan mereka, agar lebih lebih mudah dan fisien, semua barang – barang kebutuhan diciptakan
semakin canggih, misalnya dapat bekerja secara otomatis.teknologi yang mendukung perkembangan
alat – alat yang dapat berfungsi secara otomatis adalah sensor.
kebutuhan sensor dalam perkembangan industri sangat berpengaruh. Sensor dan transduser
merupakan peralatan atau komponen yang mempunyai peranan penting dalam sebuah sistem
pengaturan otomatis. Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sebuah sensor akan sangat
menentukan kinerja dari sistem pengaturan secara otomatis. Besaran masukan pada kebanyakan
sistem kendali adalah bukan besaran listrik, seperti besaran fisika, kimia, mekanis dan
sebagainya.Untuk memakaikan besaran listrik pada sistem pengukuran, atau sistem manipulasi atau
sistem pengontrolan, maka biasanya besaran yang bukan listrik diubah terlebih dahulu menjadi suatu
sinyal listrik melalui sebuah alat yang disebut transducer.
Ada bermacam – macam jenis sensor. Yang akan dibahas disini adalah sensor kecepatan.
Dimana pada perkembangannya sensor kecepatan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.Salah
satu contohnya adalah sebagai alat speedometer pada kendaraan bermotor. Berikut akan dibahas
mengenai sensor kecepatan, jenis – jenisnya, cara kerjanya dan aplikasinya dalam kehidupan sehari –
hari.
B.RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana mengetahui perbedaan sensor dan tranduser
b. Apa saja Jenis-jenis sensor dan tranduser diidustri
c. Bagaimana nilai thermokopel dan spesifikasinya
C.TUJUAN
a. Memahami pengertian dari sensor dan tranduser
b. Mampu mengklasifikasikan jenis-jenis sensor dan tranduser
c. Dapat menghitung nilai-nilai dari sensor thermokopel
BAB II ISI MAKALAH
Pengertian Sensor
Sensor adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi perubahan besaran fisik seperti
tekanan, gaya, besaran listrik, cahaya, gerakan, kelembaban, suhu, kecepatan dan fenomena-fenomena
lingkungan lainnya. Setelah mengamati terjadinya perubahan, Input yang terdeteksi tersebut akan
dikonversi mejadi Output yang dapat dimengerti oleh manusia baik melalui perangkat sensor itu
sendiri ataupun ditransmisikan secara elektronik melalui jaringan untuk ditampilkan atau diolah
menjadi informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.
Sensor pada dasarnya dapat digolong sebagai Transduser Input karena dapat mengubah energi
fisik seperti cahaya, tekanan, gerakan, suhu atau energi fisik lainnya menjadi sinyal listrik ataupun
resistansi (yang kemudian dikonversikan lagi ke tegangan atau sinyal listrik).
Klasifikasi Jenis-jenis Sensor
Sensor-sensor yang digunakan pada perangkat elektronik pada dasarnya dapat
diklasifikasikan menjadi dua kategori utama yaitu :
1. Sensor Pasif dan Sensor Aktif
2. Sensor Analog dan Sensor Digital
1.1. Sensor Pasif (Passive Sensor)
Sensor Pasif adalah jenis sensor yang dapat menghasilkan sinyal output tanpa memerlukan
pasokan listrik dari eksternal. Contohnya Termokopel (Thermocouple) yang menghasilkan nilai
tegangan sesuai dengan panas atau suhu yang diterimanya.
1.2. Sensor Aktif (Active Sensor)
Sensor Aktif adalah jenis sensor yang membutuhkan sumber daya eskternal untuk dapat
beroperasi. Sifat fisik Sensor Aktif bervariasi sehubungan dengan efek eksternal yang diberikannya.
Sensor Aktif ini disebut juga dengan Sensor Pembangkit Otomatis (Self Generating Sensors).
2.1.Sensor Analog
Sensor Analog adalah sensor yang menghasilkan sinyal output yang kontinu atau
berkelanjutan. Sinyal keluaran kontinu yang dihasilkan oleh sensor analog ini sebanding dengan
pengukuran. Berbagai parameter Analog ini diantaranya adalah suhu, tegangan, tekanan, pergerakan
dan lain-lainnya. Contoh Sensor Analog ini diantaranya adalah akselerometer (accelerometer), sensor
kecepatan, sensor tekanan, sensor cahaya dan sensor suhu.
2.2.Sensor Digital
Sensor Digital adalah sensor yang menghasilkan sinyal keluaran diskrit. Sinyal diskrit akan
non-kontinu dengan waktu dan dapat direpresentasikan dalam “bit”. Sebuah sensor digital biasanya
terdiri dari sensor, kabel dan pemancar. Sinyal yang diukur akan diwakili dalam format digital. Output
digital dapat dalam bentuk Logika 1 atau logika 0 (ON atau OFF). Sinyal fisik yang diterimanya akan
dikonversi menjadi sinyal digital di dalam sensor itu sendiri tanpa komponen eksternal. Kabel
digunakan untuk transmisi jarak jauh. Contoh Sensor Digital ini diantaranya adalah akselerometer
digital (digital accelerometer), sensor kecepatan digital, sensor tekanan digital, sensor cahaya digital
dan sensor suhu digital.
a. Akselerometer (Accelerometer)
Sensor Akselerometer adalah sensor yang mendeteksi perubahan posisi, kecepatan, orientasi,
goncangan, getaran, dan kemiringan dengan gerakan indra. Akselerometer analog ini dapat
digolongkan lagi menjadi beberapa yang berbeda berdasarkan variasi konfigurasi dan sensitivitas.
Berdasarkan pada sinyal keluaran, Akselerometer analog menghasilkan tegangan variabel konstan
berdasarkan jumlah percepatan yang diterapkan pada Akselerometer. Selain Akselerometer Analog,
Akselerometer ini juga digital.
Pengertian Tranduser
Transducer (Transduser) adalah suatu alat yang dapat mengubah suatu bentuk energi ke
bentuk energi lainnya. Bentuk-bentuk energi tersebut diantaranya seperti Energi Listrik, Energi
Mekanikal, Energi Elektromagnetik, Energi Cahaya, Energi Kimia, Energi Akustik (bunyi) dan
Energi Panas. Pada umumnya, semua alat yang dapat mengubah atau mengkonversi suatu energi ke
energi lainnya dapat disebut sebagai Transduser (Transducer).
Jenis-jenis Transducer
Transduser Input merupakan Transduser yang dapat mengubah energi fisik (physical energy)
menjadi sinyal listrik ataupun Resistansi (yang kemudian juga dikonversikan ke tegangan atau sinyal
listrik). Energi fisik tersebut dapat berbentuk Cahaya, Tekanan, Suhu maupun gelombang suara.
Seperti contohnya Mikropon (Microphone), Mikropon dapat mengubah gelombang suara menjadi
sinyal listrik yang dapat dihantarkan melalui kabel listrik. Transduser Input sering disebut juga
dengan Sensor.Berikut ini beberapa Komponen Elektronika ataupun perangkat Elektronika yang
digolongkan sebagai Transduser Input.
Transduser Output merupakan Transduser yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi bentuk
energi fisik (Physical Energy). Seperti contohnya Loudspeaker, Loudspeaker mengubah sinyal listrik
menjadi Suara yang dapat di dengar oleh manusia. Transduser Output sering disebut juga dengan
istilah Actuator.Beberapa Komponen Elektronika atau Perangkat Elektronika yang digolongkan
sebagai Transduser Output diantaranya adalah sebagai berikut :
Banyak Perangkat Elektronika yang kita pergunakan saat ini adalah gabungan dari Transduser
Input dan Transduser Output. Dalam Perangkat Elektronika yang dimaksud ini terdiri dari Sensor
(Transduser Input) dan Actuator (Transduser Output) yang mengubah suatu bentuk Energi menjadi
bentuk energi lainnya dan kemudian mengubahnya lagi menjadi bentuk energi yang lain. Seperti
contohnya Pengukur Suhu Badan (Termometer) yang mengkonversikan atau mengubah suhu badan
kita menjadi sinyal listrik (Transduser input = Sensor Suhu) kemudian diproses oleh Rangkaian
Elektronika tertentu menjadi Angka atau Display yang dapat dibaca oleh kita (Transduser Output =
Display).
Aplikasi Transduser
Berdasarkan Aplikasinya, Transduser dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :
1. Transducer Electromagnetic, seperti Antenna, Tape Head/Disk Head, Magnetic Cartridge.
2. Transducer Electrochemical, seperti Hydrogen Sensor, pH Probes.
3. Transducer Electromechanical, seperti Rotary Motor, Potensiometer, Air flow sensor, Load
cell.
4. Transducer Electroacoustic, seperti Loadspeaker, Earphone, Microphone, Ultrasonic
Transceiver.
5. Transducer Electro-optical, seperti Lampu LED, Dioda Laser, Lampu Pijar, Tabung CRT.
6. Transducer Thermoelectric, seperti komponen NTC dan PTC, Thermocouple.
Jika kita mengambil data Thermokopel type E maka perhitungan range dan spannya adalah :
Range = -200°C dan +900°C
Span = 900°C – (-200°C) = 1100°C
Input full scale = 1100°C
b. Error and Accuracy
c. Sensitivity
DAFTAR PUSTAKA
https://teknikelektronika.com/pengertian-sensor-jenis-jenis-sensor/
https://teknikelektronika.com/pengertian-transducer-jenis-jenis-transduser/
https://tmseurope.co.uk/applications/thermocouple-rtd-colour-codes-tolerances
https://www.omegaeng.cz/prodinfo/thermocouples.html
http://www.mosaic-industries.com/embedded-systems/microcontroller-
projects/temperature-measurement/thermocouple/types-wire-element