Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi ini semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di dunia. Ilmu pengetahuan dan teknologi ini dimanfaatkan dan dikembangkan
oleh manusia untuk dapat membantu pekerjaan mereka sehingga dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan lebih mudah dan efesien. Oleh karena itu, setiap manusia terutama
mahasiswa dituntut agar mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tersebut.
Salah satu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah di bidang
sensor. Dimana saat ini banyak sekali peralatan teknologi menggunakan aplikasi sensor.
Sensor sendiri merupakan suatu piranti yang berfungsi sebagai pendeteksi sinyal- sinyal
yang berasal dari suatu perubahan energi. Sensor ada yang mendeteksi suhu, mekanik,
dan cahaya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di ambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian sensor?
2. Apa yang dimaksud dengan sensor biner?
BAB II
PEMBAHASAN

2. Pengertian Sensor
Sensor adalah alat untuk mendeteksi/mengukur sesuatu, yang digunakan untuk
mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus
listrik. Dalam lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor memberikan kesamaan
yang menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh
kontroler sebagai otaknya.
Salah satu elemen penting system intrumentasi elektronik adalah tranduser dan
sensor. Di dunia industri, tranduser dan sensor berguna untuk monitoring, controlling, dan
proteksi. Tranduser dan sensor akan mengkonversi dari suatu isyarat input berupa isyarat
fisis dan isyarat kimia yang akan diubah ke suatu isyarat ouput berupa tegangan, arus,
dan hambatan. Sensor bisa saja menggunakan satu atau lebih pengkonversian untuk
menghasilkan suatu isyarat keluaran.
Tranduser adalah suatu peralatan/ alat yang dapat mengubah suatu besaran ke
besaran lain. Sebagai contoh, definisi transduser yang luas ini mencangkup alat-alat yang
mengubah gaya atau perpindahan mekanis menjadi sinyal listrik. Tranduser dapat
dikelompokkan berdasarkan pemakaiannya, metode pengubahan energy, sifat dasar dari
sinyal keluaran dan lain-lain.
Tranduser dan sensor dibedakan sesuai dengan aktifitas yang didasarkan atas
konversi sinyal dari besaran sinyal bukan listrik (non electric signal value) ke besaran
sinyal listrik (electric signal value) yaitu : sensor aktif (active sensor) dan sensor pasif
(passive sensor). Sensor dan tranduser pasif merupakan suatu sensor dan tranduser
yang dapat mengubah langsung dari energi dari energy bukan listrik (seperti : energi
mekanis, energi thermis, energi cahaya atau energi kimia) menjadi energi listrik.
Sensor dan tranduser ini biasanya dikemas dalam satu kemasan yang terdiri dari
elemen sebagai detektor, dan piranti pengubah dari energi dengan besaran bukan listrik
menjadi energi besaran listrik. Sensor dan tranduser aktif merupakan suatu sensor dan
tranduser yang dapat mengubah langsung dari energi dari energy bukan listrik (seperti :
energi mekanis, energi thermis, energi cahaya atau energi kimia) menjadi energi listrik
bekerja atas asas pengendalian tenaga. Sensor dan tranduser aktif memerlukan bantuan
tenaga dari luar.
2.1 Sensor Biner
Berdasarkan output yang dihasilkan, sensor dibedakan menjadi sensor biner dan
sensor analog. Sensor biner menghasilkan dua output sinyal, yaitu status “on” dan status
“off”. Status-status tersebut dikonversikan ke dalam bilangan biner 1 untuk “on” dan 0
untuk “off”. Untuk mendapatkan output biner, dapat menggunakan sistem threshold atau
komparasi pada outputnya. Jenis sensor biner yang sering digunakan antara lain:
 Sensor manual (push button)
Contoh normally open/closed contact dan changeover contact. Sensor jenis ini
memberikan logika “0” atau “1” selama penekakanan. Gambar sensor push button seperti
pada Gambar 2.1.

 Sensor batas (limit switch)


Limit Switch adalah sensor peraba yang bersifat mekanis dan mendeteksi sesuatu
setelah terjadi kontak fisik. Penggunaan sensor ini biasanya digunakan untuk membatasi
gerakan maksimum sebuah mekanik. Contohnya pada penggerak lengan di mana limit
switch akan aktif dan memberikan masukan pada CPU untuk menghentikan gerak motor
di saat lengan sudah ditarik maksimum.Pada umumnya limit switch digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya suatu obyek di lokasi tertentu. Gambar 2.2. merupakan bentuk-
bentuk dari sensor limit switch.
 Sensor proximity
Sensor ini biasanya digunakan untuk mendeteksi ada atau tidak nya suatu objek,
tanpa melakukan kontak fisik. Jenis sensor proximity meliputi limit switch (saklar
mekanik), ultrasonic proximity, infra merah, kamera dan lain sebagainya. Contoh sensor
proximity jenis infra merah seperti pada Gambar 4.3.

Setiap perangkat sensor pada dasarnya dapat dioperasikan secara biner dengan
menggunakan sistem threshold atau komparasi pada outputnya. Contoh yang paling
dasar adalah limit switch yang dioperasikan sebagai sensor tabrakan yang biasa
dipasang di bumper robot. Gambar 2.2 adalah contoh rangkaian limit switch yang
dikuatkan dengan sebuah gate buffer 74HCT245.
Limit switch dapat diganti dengan berbagai komponen sensor sesuai dengan
fenomena yang akan dideteksi. Misalnya LDR (light dependent resistor), LED infra-
merah, resistor NTC (Negative Temperature Coefficient) atau PTC (Positive Temperature
Coefficient, dsb. Meskipun pada dasarnya komponen sensorsensor ini menghasilkan
output yang linier namun dapat juga dioperasikan dioperasikan secra ON/OFF dengan
merangkaikannnya kepada input komparator.
Gambar 2.3 adalah sebuah rangkaian sensor temperatur yang dioperasikan
secara ON/OFF sebagai pembatas. IC LM35 yang digunakan sebagai komponen
sensor bekerja seperti transistor yang resitansi kolektor emitor akan mengecil bila
temperatur meninggi. Kaki basis dapat dimanfaatkan untuk offset penguatan jika
diperlukan. Dengan membiarkan kaki basis terbuka maka kalibrasi output LM35 cukup
mengandalkan pengaturan resistansi pull-up variable resistor VR1.

Contoh dalam gambar 2.4 berikut adalah rangkaian sensor berbasis


transmitter-receiver (TX-RX) infra-merah. Sensor beroperasi secara biner yang
outputnya dapat menyatakan “ada (1) atau tidak ada (0)” pantulan sinar infra-merah,
yang artinya ada obyek/halangan atau tidak.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahsan diatas dapat disimpulkan :
1. Sensor adalah alat untuk mendeteksi/mengukur sesuatu, yang digunakan untuk
mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan
dan arus listrik. Dalam lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor
memberikan kesamaan yang menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang
kemudian akan diolah oleh kontroler sebagai otaknya.
2. Sensor biner menghasilkan dua output sinyal, yaitu status “on” dan status “off”.
Status-status tersebut dikonversikan ke dalam bilangan biner 1 untuk “on” dan 0
untuk “off”. Untuk mendapatkan output biner, dapat menggunakan sistem
threshold atau komparasi pada outputnya.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Harseno Seto, 2008, Perancangan Hardware Robot Avoider Menggunakan


Sensor Sharp Gp2d12 Dan Inframerah Berbasis Mikrokontroler Atmega8535, Vol 1,
Edisi 1 HAL : 10-13. Skripsi
Hustinawati, 2011, Mekatronika, hal: 47 -50
http://eprints.polsri.ac.id/1775/3/Bab%202.pdf (di akses pada tanggal 9
Desember 2018)
http://eprints.polsri.ac.id/159/3/BAB%20II.pdf (si akses pada tanggal 10
Desember 2018)
Fibora Grup, 2012, OPERATION MANUAL UNIVERSAL BINARY SENSOR v
2.1. hal: 2.

Anda mungkin juga menyukai