Anda di halaman 1dari 26

Bab II

ISI

2.1 Pengertian Sensor


Secara umum sensor didefenisikan sebagai alat yang mampu menangkap
fenomenafisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal electrik
baik arus listrik ataupun tegangan. Fenomena fisik yang mampu menstimulus
sensor untuk menghasilkan sinyal electrik meliputi temperatur, tekanan, gaya,
medan magnet cahaya, pergerakan dan sebagainya
Sensor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah
besaran mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi besarn listrik
berupa tegangan, resistansi dan arus listrik. Sensor sering digunakan untuk
pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau pengendalian.
2.1.1 Sensor Menurut Para Ahli
D Sharon, dkk (1982), mengatakan sensor adalah suatu peralatan
yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal
dari perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia,
energi biologi, energi mekanik dan sebagainya.
Contoh; Camera sebagai sensor penglihatan, telinga
sebagai sensor pendengaran, kulit sebagai sensor peraba, LDR (light
dependent resistance) sebagai sensor cahaya, dan lainnya.
2.1.2 Tranduser

Transduser berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti
mengubah. Sehingga transduser dapat didefinisikan sebagai suatu peranti yang
dapat mengubah suatu energi ke bentuk energi yang lain. Suatu definisi
mengatakan “transducer adalah sebuah alat yang bila digerakkan oleh energi di
dalam sebuah sitem transmisi, menyalusrkan energi dalam bentuk yang sama atau
dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi kedua”. Transmisi kedua ini bisa
listrik, mekanik, kimia, optik (radiasi) atau termal (panas). Sebagai contoh,
definisi transducer yang luas ini mencakup alat-alat yang mengubah gaya atau
perpindahan mekanis menjadi sinyal listrik. Alat-alat ini membentuk kelompok
transducer yang sangat besar dan sangat penting yang lazim ditemukan dalam
instrumentasi industri; dan ahli instrumentasi terutama berurusan dengan jenis
pengubahan energi ini. Banyak parameter fisis lainnya (seperti panas, intensitas
cahaya, kelembaban) juga dapt diubah menjadi energi listrik dengan
menggunakan transducer. Transducer-transducer ini memberikan sebuah sinyal
keluaran bila diransang oleh sebuah masukan yang bukan mekanis; sebuah
transmistor bereaksi terhadap variasi temperatur; sebuah fotosel bereaksi terhadap
perubahan intensitas cahaya; sebuah berkas elektron terhadap efek-efek maknetik,
dan lain-lain. Namun dalam semua hal, keluaran elektris yang diukur menurut
metoda standar memberikan besarnya besaran masukan dalam bentuk ukuran
elektris analog.

Gambar 2.1 macam-macam sensor

2.2 Karakteristik Sensor


A. Linearitas Sensor
Ada banyak sensor yang menghasilkan sinyal keluaran yang berubah
secara kontinyu sebagai tanggapan terhadap masukan yang berubah secara
kontinyu. Sebagai contoh, sebuah sensor panas dapat menghasilkan
tegangan sesuai dengan panas yang dirasakannya. Dalam kasus seperti ini,
biasanya dapat diketahui secara tepat bagaimana perubahan keluaran
dibandingkan dengan masukannya berupa sebuah grafik. Gambar dibawah
memperlihatkan hubungan dari dua buah sensor panas yang berbeda. Garis
lurus pada gambar (a). memperlihatkan tanggapan linier, sedangkanpada
gambar (b). adalah tanggapan non-linier

Gambar 2.2.1 Linearitas sensor

B. Sensitivitas Sensor

Sensitivitas akan menunjukan seberapa jauh kepekaan sensor terhadap


kuantitas yang diukur. Sensitivitas sering juga dinyatakan dengan bilangan yang
menunjukan “perubahan keluaran dibandingkan unit perubahan masukan”.
Beberepa sensor panas dapat memiliki kepekaan yang dinyatakan dengan “satu
volt per derajat”, yang berarti perubahan satu derajat pada masukan akan
menghasilkan perubahan satu volt pada keluarannya. Sensor panas lainnya dapat
saja memiliki kepekaan “dua volt per derajat”, yang berarti memiliki kepakaan
dua kali dari sensor yang pertama. Linieritas sensor juga mempengaruhi
sensitivitas dari sensor. Apabila tanggapannya linier, maka sensitivitasnya juga
akan sama untuk jangkauan pengukuran keseluruhan. Sensor dengan tanggapan
pada gambar (b) akan lebih peka pada temperatur yang tinggi dari pada
temperatur yang rendah.

C. Tanggapan Waktu Sensor (Respon Time)

Tanggapan waktu pada sensor menunjukan seberapa cepat tanggapannya


terhadap perubahan masukan. Sebagai contoh, instrumen dengan tanggapan
frekuensi yang jelek adalah sebuah termometer merkuri. Masukannya adalah
temperatur dan keluarannya adalah posisi merkuri. Misalkan perubahan
temperatur terjadi sedikit demi sedikit dan kontinyu terhadap waktu, seperti
tampak pada gambar (a) berikut.
Gambar 2.2.2 Perubahan Respon Time

Frekuensi adalah jumlah siklus dalam satu detik dan diberikan dalam
satuan hertz (Hz). { 1 hertz berarti 1 siklus per detik, 1 kilohertz berarti 1000
siklus per detik]. Pada frekuensi rendah, yaitu pada saat temperatur berubah secara
lambat, termometer akan mengikuti perubahan tersebut dengan “setia”. Tetapi
apabila perubahan temperatur sangat cepat lihat gambar (b) maka tidak
diharapkan akan melihat perubahan besar pada termometer merkuri, karena ia
bersifat lamban dan hanya akan menunjukan temperatur rata-rata.

Ada bermacam cara untuk menyatakan tanggapan frekuensi sebuah sensor.


Misalnya “satu milivolt pada 500 hertz”. Tanggapan frekuensi dapat pula
dinyatakan dengan “decibel (db)”, yaitu untuk membandingkan daya keluaran
pada frekuensi tertentu dengan daya keluaran pada frekuensi referensi.

2.3 Jenis Sensor


 Internal Sensor
Internal sensor, yaitu sensor yang dipasang di dalam bodi
robot. Sensor internal diperlukan untuk mengamati posisi,
kecepatan, dan akselerasi berbagai sambungan mekanik pada robot,
dan merupakan bagian dari mekanisme servo.
Gambar2.3.1 Internal sensor
 Exsternal Sensor

Gambar 2.3.2 Exsternal sensor

External sensor, yaitu sensor yang dipasang diluar bodi robot. Sensor eksternal
diperlukan karena dua macam alasan yaitu:

1. Sensor External Untuk Keamanan

Yang dimaksud untuk “keamanan” adalah termasuk keamanan robot, yaitu


perlindungan terhadap robot dari kerusakan yang ditimbulkannya sendiri, serta
keamanan untuk peralatan, komponen, dan orang-orang dilingkungan dimana
robot tersebut digunakan. Berikut ini adalah dua contoh sederhana untuk
mengilustrasikan kasus diatas.
Contoh pertama: andaikan sebuah robot bergerak keposisinya yang baru dan ia
menemui suatu halangan, yang dapat berupa mesin lain misalnya. Apabila robot
tidak memiliki sensor yang mampu mendeteksi halangan tersebut, baik sebelum
atau setelah terjadi kontak, maka akibatnya akan terjadi kerusakan.
Contoh kedua: sensor untuk keamanan diilustrasikan dengan problem robot
dalam mengambil sebuah telur. Apabila pada robot dipasang pencengkram
mekanik (gripper), maka sensor harus dapat mengukur seberapa besar tenaga yang
tepat untuk mengambil telor tersebut. Tenaga yang terlalu besar akan
menyebabkan pecahnya telur, sedangkan apabila terlalu kecil telur akan jatuh
terlepas.
Sesuai dengan fungsi sensor sebagai pendeteksi sinyal dan meng-
informasikan sinyal tersebut ke sistem berikutnya, maka peranan dan fungsi
sensor akan dilanjutkan oleh transduser. Karena keterkaitan antara sensor dan
transduser begitu erat maka pemilihan transduser yang tepat dan sesuai juga perlu
diperhatikan.

2.4 Klasifikasi Sensor

Secara umum berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor dapat


dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu:

1. Sensor Thermal (Sensor Suhu)

Gambar 2.4.1 Sensor Thermal

Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala


perubahan panas/temperature/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang
tertentu. Contohnya; bimetal, termistor, termokopel, RTD, photo transistor, photo
dioda, photo multiplier, photovoltaik, infrared pyrometer, hygrometer, dsb

2. Sensor Mekanis

Gambar 2.4.2 Sensor Mekanis

Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanis,


seperti perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan melingkar,
tekanan, aliran, level dsb. Contoh; strain gage, linear variable deferential
transformer (LVDT), proximity, potensiometer, load cell, bourdon tube, dsb.

3. Sensor Optik (Sensor Cahaya)

Gambar 2.4.3 Sensor Optik


Sensor optic atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya
dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengernai benda
atau ruangan. Contoh; photo cell, photo transistor, photo diode, photo voltaic,
photo multiplier, pyrometer optic, dsb.

2.5 Macam-Macam Sensor

2.5.1 Sensor Pendeteksi Kelembapan

Sensor Kelembaban digunakan untuk mengontrol jumlah uap air


yang ada dalam berbagai proses industri. Tekstil, kayu, dan pengolahan
kimia sangat sensitif terhadap kelembaban

2.5.1.1 Sensor Psikrometer

Gambar 2.5.1.1 Sensor Psikrometer


Psikrometer menggunakan panas laten penguapan untuk
menentukan kelembaban relatif dalam sistem. Hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan bola termometer kering dengan bola termometer
basah. Dua suhu tercatat dapat digunakan dengan grafik psychrometric
untuk mendapatkan kelembaban relatif, tekanan uap air, kandungan
panas, dan berat uap air di udara.
2.5.1.2 Sensor Higrometers

Gambar 2.5.1.2 Sensor Higrometers


Hygrometers adalah perangkat yang merasakan perubahan baik
sifat fisik atau listrik mereka. Beberapa bahan seperti rambut atau
potongan tipis panjang perubahan kayu tergantung pada kadar air.
Perubahan panjang secara langsung berhubungan dengan kelembaban.
2.5.1.3 Sensor Dew Titik Ukur

Gambar 2.5.1.3 Sensor Dew Titik Ukur


Perangkat ini mengukur kelembaban dengan mendinginkan udara
sampai air mulai mengembun pada objek. Jumlah yang udara perlu
didinginkan sebelum air mulai terbentuk pada objek dapat digunakan
untuk menentukan kelembaban relatif.
2.5.2 Sensor Pendeteksi Suara
Sensor suara adalah salah satu sensor yang penting, karena mereka
dapat digunakan dalam aplikasi industri seperti deteksi kelemahan
dalam padatan dan lokasi dan linear pengukuran jarak. Gelombang
tekanan suara juga dapat menyebabkan getaran dan kegagalan.

2.5.2.1 Mikrofon

Gambar 2.5.2.1 Sensor Mikrofon


Mikrofon adalah terdiri dari transduser tekanan, dan digunakan
untuk mengkonversi tekanan suara menjadi sinyal listrik. Ada enam
jenis mikrofon: elektromagnetik, kapasitansi, pita, kristal, karbon, dan
piezoelektrik.
2.5.3 Sensor Asap
Sensor asap berguna untuk tidak hanya keamanan bagi pekerja,
tetapi juga masalah lingkungan dan isu-isu kemurnian proses

2.5.3.1 Sensor Inframerah


Sensor ini mendeteksi perubahan sinyal yang diterima dari LED
karena asap atau benda lainnya di jalan cahay dari LED

Gambar 2.5.3.1 Sensor Inframerah


2.5.3.2 Sensor Ionisasi Chambers

Gambar 2.5.3.2 Sensor Ionisasi Chambers


Perangkat ini dapat mendeteksi perbedaan dalam arus antara dua
piring yang memiliki tegangan antara mereka. Perbedaannya adalah
karena partikel karbon dari asap yang menyediakan jalur konduktif
antara dua lempeng.
2.5.3.3 Sensor Taguchi-Type

Gambar 2.5.3.3 Sensor Taguchi-Type


Taguchi-jenis sensor yang digunakan untuk mendeteksi gas
hidrokarbon, seperti karbon monoksida dan karbon dioksida. Sensor
ini dilapisi dengan unsur teroksidasi yang jika dikombinasikan dengan
hidrokarbon menciptakan perubahan dalam hambatan listrik dari
sensor.

2.5.4 Macam- Macam Sensor Lainnya


2.5.4.1 Sensor Proximity

Gambar 2.5.4.1 Sensor Proximity


Sensor proximity merupakan sensor atau saklar yang dapat
mendeteksi adanya target jenis logam dengan tanpa adanya kontak
fisik. Biasanya sensor ini tediri dari alat elektronis solid-state yang
terbungkus rapat untuk melindungi dari pengaruh getaran, cairan,
kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Sensor proximity dapat
diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek yang dianggap
terlalu kecil atau lunak untuk menggerakkan suatu mekanis saklar.
2.5.4.2 Sensor Magnet

Gambar 2.5.4.2 Sensor Magnet


Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan
terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi
pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang
digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor
ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu,
kelembapan, asap ataupun uap.
2.5.4.3 Sensor Sinar

Gambar 2.5.4.3 Sensor Sinar


Sensor sinar terdiri dari 3 kategori. Fotovoltaic atau sel solar
adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi
energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan menyebabkan
pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan. Demikian pula
dengan Fotokonduktif (fotoresistif) yang akan memberikan perubahan
tahanan (resistansi) pada sel-selnya, semakin tinggi intensitas cahaya
yang terima, maka akan semakin kecil pula nilai tahanannya.
Sedangkan Fotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja berdasarkan
pantulan karena perubahan posisi/jarak suatu sumber sinar (inframerah
atau laser) ataupun target pemantulnya, yang terdiri dari pasangan
sumber cahaya dan penerima.
2.5.4.4 Sensor Ultrasonik

Gambar 2.5.4.4 Sensor Ultrasonik


Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang
suara, dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang
kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai
dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara
dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut
adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang
memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah:
objek padat, cair, butiran maupun tekstil.
2.5.4.5 Sensor Tekanan

Gambar 2.5.4.5 Sensor Tekanan


Sensor tekanan - sensor ini memiliki transduser yang mengukur
ketegangan kawat, dimana mengubah tegangan mekanis menjadi
sinyal listrik. Dasar penginderaannya pada perubahan tahanan
pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan panjang dan
luas penampangnya.
2.5.4.6 Sensor Kecepatan (RPM)

Gambar 2.5.4.6 Sensor Kecepatan (RPM)


Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan
dari suatu motor, dimana suatu poros/object yang berputar pada suatu
generator akan menghasilkan suatu tegangan yang sebanding dengan
kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering pula diukur dengan
menggunakan sensor yang mengindera pulsa magnetis (induksi) yang
timbul saat medan magnetis terjadi.
2.5.4.7 Sensor Encode (penyandi)

Gambar 2.5.4.7 Sensor Encoder(penyandi)


Sensor Penyandi ( Encoder ) digunakan untuk mengubah gerakan
linear atau putaran menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran
memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri
dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu; Pertama, Penyandi rotari tambahan (
yang mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-masing
putaran ) yang akan membangkitkan gelombang kotak pada objek
yang diputar. Kedua, Penyandi absolut ( yang memperlengkapi kode
binary tertentu untuk masing-masing posisi sudut ) mempunyai cara
kerja sang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau lebih rapat
pulsa gelombang kotak yang dihasilkan sehingga membentuk suatu
pengkodean dalam susunan tertentu.
2.5.4.8 Sensor Suhu

Gambar 2.5.4.8 Sensor Suhu


Sensor suhu yang umum digunakan, resistance temperature
detector (RTD), termistor dan IC sensor. Thermocouple pada intinya
terdiri dari sepasang transduser panas dan dingin yang disambungkan
dan dilebur bersama, dimana terdapat perbedaan yang timbul antara
sambungan tersebut dengan sambungan referensi yang berfungsi
sebagai pembanding. Resistance Temperature Detector (RTD)
memiliki prinsip dasar pada tahanan listrik dari logam yang bervariasi
sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi
dengan tingkat konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian
tahanan. Platina adalah bahan yang sering digunakan karena memiliki
tahanan suhu, kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas. Termistor
adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai
koefisien suhu negatif, karena saat suhu meningkat maka tahanan
menurun atau sebaliknya. Jenis ini sangat peka dengan perubahan
tahan 5% per C sehingga mampu mendeteksi perubahan suhu yang
kecil. Sedangkan IC Sensor adalah sensor suhu dengan rangkaian
terpadu yang menggunakan chipsilikon untuk kelemahan
penginderanya. Mempunyai konfigurasi output tegangan dan arus yang
sangat linear
2.6 Penjelasan Tentang Sensor Proximity
Sensor Proximity adalah alat pendeteksi yang bekerja berdasarkan
jarak obyek terhadap sensor. Karakteristik dari sensor ini adalah
mendeteksi obyek benda dengan jarak yang cukup dekat. Proximity sensor
ini mempunyai tegangan kerja antara 10-30 Vdc dan ada juga yang
menggunakan tegangan 100-200VAC. Hampir di setiap mesin-mesin
produksi sekarang ini menggunakan sensor jenis ini, sebab selain praktis
sensor ini termasuk sensor yang tahan terhadap benturan ataupun
goncangan, selain itu mudah pada saat melakukan perawatan ataupun
perbaikan penggantian.

Gambar 2.6.1 Sensor Proximity


2.7 Prinsip Kerja Sensor Proximity
Sensor ini bekerja berdasarkan jarak object terhadap sensor, ketika
ada object logam yang mendekat kepadanya dengan jarak yang sangat
dekat 5mm misalkan, maka sensor akan bekerja dan menghubungkan
kontaknya, kemudian melaluikabel yang tersedia bisa dihubungkan ke
perangkat lainnya seperti lampu indikator, relay dll.Pada saat sensor ini
sedang bekerja atau mendeteksi adanya logam (besi) maka akan
ditandaidengan lampu kecil berwarna merah atau hijau yang ada dibagian
atas sensor, sehinggamemudahkan kita dalam memonitor kerja sensor atau
ketika melakukan preventivemaintenace.. Hampir setiap mesin - mesin
produksi yang ada di setiap industri, baik itu industri kecilataupun besar,
menggunakan sensor jenis ini, sebab selain praktis sensor ini termasuk
tahanterhadap benturan ataupun goncangan, selain itu mudah pada saat
melakukan perawatanataupun penggantian, sebab talah dirancang
demikian oleh produsennya, adapun salah satucontoh pengunaan atau
penerapan dari sensor jenis ini adalah digunakan untuk mendeteksigerakan
cylinder up atau down pada sebuah mesin atau penggerak
2.7.2 Penerapan Sensor Proximity
a. Deteksi Jarak
jarak deteksi adalah, Jarak dari posisi referensi (permukaan
referensi) untuk operasi yangdiukur (reset) ketika obyek standar
penginderaan digerakkan oleh metode tertentu.

Gambar 2.7.2.1 Proses Deteksi Jarak


Atur Jarak dari permukaan referensi yang memungkinkan
penggunaan stabil, termasuk pengaruhsuhu dan tegangan, ke posisi
objek (standar) sensing transit. Ini adalah sekitar 70% sampai80%
dari jarak (nilai) normal sensing.
b. Mendeteksi Putaran Gear

Gambar 2.7.2.2 Mendeteksi Putaran Gear


Mendeteksi putaran gear pada mesin yang dianggap vital
atau penting seperti mesin bagianpelumasan dll, adalah sangat dianjurkan
untuk dipasang, kenapa ? sebab pada kasus tertentuterkadang hanya bagian
motor penggeraknya saja yang berputar namun gearnya tidak berputar
dikarenakan beberapa sebab seperti rantai penghubung antara motor
dengan gear putus.
Jika kasus seperti diatas sampai terjadi, maka sudah dapat
dibayangkan akan terjadikerusakan akibat aus pada salah satu bagian
mesin tersebut, karena mesin berjalan tanpaadanya pelumasan dan tidak
adanya sinyal yang memberitahukan bahwa gear untuk mesinpelumasan
tidak berputar padahal motor penggeraknya kondisi hidup atau berputar.
Untuk menghindari kejadian tersebut maka haruslah dipasang
sensor untuk mendeteksiputaran gear, sensor yang tepat untuk deteksi
tersebut adalah proximity sensor selainpemasangannya mudah sensor jenis
ini cukup compatible.
Pertama pasang terlebih dulu cam switch [berupa plate besi] pada
shaft gear untuk memberikan sinyal pada sensor saat gear berputar,
Proximity sensor dipasang satu porosdengan cam switch namun tidak
bersentuhan, ada jarak kurang lebih 10 mm, ketika gearmulai berputar
maka sensor akan bekerja [on-off] mengikuti irama cam switch, hal ini
akanterlihat seperti counter.
Keluaran atau output dari sensor dapat dihubungkan ke PLC atau
relay, selanjutnya kontak dapat dihubungkan ke alarm peringatan atau
emergency sistem, saat terjadi abnormal padaputaran motor atau gear
maka mesin akan stop, dan mesinpun aman dari kerusakan.
Proximity Switch atau Sensor Proximity adalah alat pendeteksi
yang bekerja berdasarkan jarak obyek terhadap sensor. Karakteristik dari
sensor ini adalah menditeksi obyek bendadengan jarak yang cukup dekat,
berkisar antara 1 mm sampai beberapa centi meter sajasesuai type sensor
yang digunakan. Proximity Switch ini mempunyai tegangan kerja
antara10-30 Vdc dan ada juga yang menggunakan tegangan 100-200VAC
c. Penerapan pada Smartphone
Fitur ini sangat berguna untuk layar sentuh karena setiap layar
sentuh pasti sangat sensitif dengan segala bentuk sentuhan, yang membuat
setiap sentuhan sebagi sebuah perintah. Bayangkan jika tidak ada sensor
ajaib ini, smartphone kamu mungkin akan bergerak gerak sendiri ketika
kamu melakukan panggilan telepon, karena layar sentuh kamu tertekan
oleh pipi atau telinga.
Konsep dari cara kerja proximity sensor ini sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan infra merah. Yakni ketika ada sebuah benda yang
menghalangi proximity sensor dengan jarak tertentu. Maka sensor
proximity ini akan secara otomatis aktif. Tidak hanya sebagai “pelindung”
ketika pengguna melakukan panggilan, namun juga perkembangan
proximity sensor sudah banyak berkembang guna menambah daya tarik
sebuah smart screen.

Gambar 2.7.2.3 Penerapan pada Smartphone


2.8 Jenis-Jenis Sensor Proximity
1. Inductive Proximity
Inductive Proximity berfungsi untuk mendeteksi objek
logam. Prinsip kerja dari proximity inductive adalah apabila ada tegangan
sumber maka osilator yang ada pada proximity akan membangkitkan
medan magnet dengan frekuensi tinggi. Jika sebuah benda logam di
dekatkan pada permukaan sensor maka medan magnet akan berubah.
Perubahan pada osilator ini akan dideteksi sensor sebagai sinyal
adanya objek. Contoh Inductive Proximity ini biasanya digunakan pada
metal detector di bandara. Sensor proximity ini akan mendeteksi adanya
objek logam walaupun tidak terlihat.
Gambar 2.8.1 Sensor Proximity Inductive
 Prinsip Kerja Sensor Inductive Proximity
Sensor proximity induktif dengan memancarkan gelombang
elektromagnetik dan mendeteksi perubahan bentuk gelombang
elektromagnetik tersebut saat sensor mendeteksi logam dan akan
menghasilkan output yang selanjutnya akan diproses oleh
kontroler.
Sensor akan mendeteksi objek logam pada jarak tertentu
sesuai spesifikasi dari sensor tersebut. Saat sensor mendeteksi
keberadaan objek logam maka akan terjadi perubahan bentuk
sinyal yang mengakibatkan hilangnya energi dan mengakibatkan
amplitudo yang kecil pada osilasi sehingga akan memicu trigger
circuit dan memberikan output pada sensor tersebut

.
Gambar 2.8.1.2 Prinsip Kerja Sensor Proximity
 Kelebihan dan Kekurang Sensor Inductive Proximity
a. Kelebihan

1. Karena tidak adanya sentuhan antara sensor dengan objek


maka dapat menghindari kerusakan baik pada sensor
maupun objek.
2. Tidak adanya kontak yang digunakan untuk output karena
sensor ini menggunakan semikonduktor untuk output
sehingga masa pakai sensor ini lebih lama.
3. Sensor ini cocok digunakan untuk pendeteksian pada lokasi
yang memiliki banyak kandungan air atau minyak
4. Memberikan respon yang memiliki kecepatan tinggi
dibanding saklar yang membutuhkan kontak fisik dalam
pendeteksiannya.
5. Proximity mendeteksi perubahan fisik suatu objek,
sehingga dalam pendeteksiannya sensor tersebut hampir
tidak terpengaruh oleh warna.
b. Kekurangan

1. Jarak sensing yang pendek, umumnya hanya berkisar pada


milimeter saja.
2. Ukuran, bentuk dan jenis logam mempengaruhi
kemampuan sensing sensor ini

2 . Capacitive Proximity
Sensor Capacitive Proximity mampu mendeteksi objek logam
maupun non logam. Prinsip kerja dari proximity capacitive adalah dengan
cara mengukur perubahan kapasitansi medan listrik sebuah kapasitor yang
disebabkan oleh sebuah objek yang mendekatinya. Capacitive proximity
ini biasanya digunakan pada bumper mobil atau bagian mobil yang
lainnya. Manfaat sederhananya adalah untuk memudahkan mobil parkir,
karena sensor ini akan bekerja apabila mendekteksi benda-benda pada
jarak tertentu sehingga mobil tidak akan menabrak benda tersebut.
Gambar 2.8.2.1 Sensor Capacitive Proximity
 Prinsip Kerja Sensor Capacitive Proximity
Bekerja berdasarkan perubahan kapasitas apabila ada obyek yg
berada dalam daerah deteksinya. Dapat mendeteksi semua jenis benda
dalam jarak deteksi maksimum 2 cm.Berdasarkan type pemasangan
/mounting-nya, proximity ada 2 macam : Flush dan Non Flush.
Flush maksudnya dalam pemasangannya dapat di benamkan dalam
metal.

Gambar 2.8.2.2 Pemasangan Secara Flush

Gambar 2.8.2.3 Pemasangan Secara Non Flush


Capacitive proximity sensor menggunakan medan electrostatic
untuk mendetect ada tidaknya object benda padat apa saja,berupa
logam atau bukan logam.
Gambar 2.8.2.4 Deteksi Logam dan Non logam
Salah satu penggunaan capacitive proximity sensor adalah
mendeteksi level cairan dalam botol melalui penghalang .Contoh, air
mempunyai dielectric yg lebih tinggi dari pada plastik . Sensor dapat
membedakan plastic dan mendeteksi cairan.

Gambar 2.8.2.5 Mendeteksi Cairan Dalam Botol


 Kelebihan dan Kekurangan Sensor Capacitive
a. Kelebihan
1.Dapat mendeteksi benda seperti besi, plastik, air,dan batu
2. Tahan lama dan dapat melindungi arus.
3. Dapat menyesuaikan jarak benda.
4. Terdapat indikator dengan led merah.
5. Mudah untuk mengontrol posisi
b. Kekurangan
1.Tidak dapat mendeteksi benda asing dari jarak jauh
3. Optic Proximity
Sensor ini mendeteksi adanya objek dengan cahaya biasanya
adalah infra red. Proximity optik ini terdiri dari sebuah cahaya dan
penerima (receptor) yang mendeteksi sebuah benda dengan refleksi. Jika
benda dalam jarak yang sensitif atau benda mengenai cahaya dari sensor,
maka cahaya akan memantul kembali ke penerima dan mengindikasikan
bahwa terdapat sebuah benda yang tertangkap sensor.

Gambar Optic Proximity 2.8.3.1


Kelemahan sensor proximity optik ini adalah dalam
penggunaannya terkadang lensa kotor, cahaya kabur, permukaan refleksi
yang buruk dan orientasi objek yang salah. Proximity optik ini biasanya
digunakan pada teknologi ponsel layar sentuh. Karena ketika menerima
telfon telinga akan menjadi objek yang menghalangi pancaran sinar infra
red, maka sinar infra red akan dipantulkan kembali dan mengindikasikan
bahwa ada objek didepannya. Hasilnya adalah layar ponsel akan terkunci
agar layar tidak acak ketika bersentuhan dengan telinga.
BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang
menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan
kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau
referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini Penulis
banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik
saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus
pada penulis.
Daftar Pustaka
-Bagusrizal.blogspot.com
-Zonaelektro.net
-Syaefaanjar.blogspot.com
-blog.klikMRO.com
-www.duniapembangkitlistrik.com
-id.scribd.com
-gadgetpopuler.com
-insawin.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai