Anda di halaman 1dari 28

SENSOR MEKANIK

MAKALAH
Karya ilmiah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sensor dan Aktuator

Disusun Oleh :
ANDIKA FAHRI BIMANTARA HADI 20104420007

PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS ISLAM BALITAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah saya yang berjudul “Sensor
Mekanik” dengan tepat waktu. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dari Ibu Kurnia Paranita Kartika, MT pada mata kuliah Sensor dan
Aktuator. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang sensor,
khususnya sensor mekanik bagi para pembaca dan juga penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Kurnia Paranita Kartika, MT selaku
dosen mata kuliah Sensor dan Aktuator yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah ini. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, membina, dan
membiayai saya dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk menjadi koreksi untuk diri saya sendiri agar
dapat menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat dan dapat diamalkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Blitar, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 4
1.4 Manfaat ................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 5
2.1 Sejarah Sensor ...................................................................................................... 5
2.2 Pengertian Sensor Mekanik .................................................................................. 6
2.3 Macam, Cara Kerja, dan Penerapan Sensor Mekanik .......................................... 6
2.3.1 Sensor Posisi ............................................................................................. 6
2.3.2 Sensor Kecepatan (Motion Sensor) .......................................................... 8
2.3.3 Sensor Tekanan (Presure Sensor) ........................................................... 10
2.3.4 Sensor Aliran Fluida (Flow Sensor) ....................................................... 11
2.3.5 Sensor Level............................................................................................ 14
2.3.6 Sensor Strain Gauge ................................................................................ 22
2.3.7 Sensor LVDT (Linear Variable Differential Transformer) .................... 22
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 26
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 27

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sebagai mahasiswa program studi sistem komputer, sudah seharusnya
mempelajari tentang sensor. Sensor sangat berperan penting dalam kehidupan
berteknologi. Sensor bisa digunakan pada industri, tempat pelayanan umum, dan
sebagainya. Dengan sensor, pekerjaan manusia akan semakin mudah. Salah satu
jenis sensor adalah sensor mekanik.

Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca dan penulis tentang sensor. Agar kita dapat
menerapkannya pada kehidupan berteknologi ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sensor ditemukan?
2. Apa itu sensor mekanik?
3. Apa macam-macam sensor mekanik?
4. Bagaimana cara kerja sensor mekanik?
5. Bagaimana penerapan sensor mekanik?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana sensor ditemukan.
2. Untuk mengetahui apa itu sensor mekanik.
3. Untuk mengetahui macam-macam sensor mekanik.
4. Untuk mengetahui cara kerja sensor mekanik.
5. Untuk mengetahui penerapan sensor mekanik.

1.4 Manfaat
1. Untuk menambah wawasan tentang sensor mekanik bagi para pembaca dan
juga penulis.
2. Memperkenalkan kepada pembaca tentang sensor mekanik.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Sensor


Sensor adalah suatu perangkat yang mampu untuk mengubah suatu
besaran fisis menjadi suatu sinyal listrik yang dapat dihitung dan disimpan. Sensor
dapat digunakan untuk mendeteksi temperatur, tekanan, getaran, intensitas
cahaya, intensitas suara, berat, konsentrasi molekul, dan lain-lain. Sensor telah
memainkan peran penting dalam kegiatan industri di dunia pada saat ini.
Kemampuan sensor dalam mengubah suatu besaran menjadi besaran listrik,
sensor mampu menjadi suatu media komunikasi antara fisis dengan perangkat
elektronik.
Manusia telah bereksperimen dengan sensor dari berbagai jenis setidaknya
sejak abad ketiga sebelum masehi, ketika Philo dari Bizantium membangun
perangkat yang mampu menunjukkan berapa banyak udara yang mengembang
akibat perubahan suhu. Pada abad ke-17, astronom Italia dan fisikawan Galileo
Galilei sedang membangun versi pertama dari termometer. Beberapa dekade
kemudian pada tahun 1784, seorang insinyur Inggris bernama George Atwood
telah merancang accelerometer pertama. Accelerometer adalah alat untuk
menunjukkan kebenaran Fisika Newtonian sampai ditemukan kembali pada akhir
abad ke-20 sebagai gadget (fungsi auto-rotate pada smartphone dan tablet
perangkat yang tergantung pada accelerometer).
Termostat merupakan suatu perangkat yang dapat memutuskan dan
menyambungkan arus listrik pada saat mendeteksi perubahan suhu di lingkungan
sekitar sesuai dengan pengaturan suhu yang ditentukan. Termostat pertama kali
datang ke pasar pada tahun 1883. Saat itu banyak yang menganggap ini
merupakan sensor modern pertama buatan manusia.
Sensor infra merah telah ada sejak tahun 1940-an, meskipun pada
kenyataannya hanya inframerah yang memasuki nomenklatur populer dalam
beberapa tahun terakhir. Kadang-kadang penemuan yang dibuat oleh para ilmuan
selama puluhan tahun bahkan berabad-abad kembali untuk aplikasi yang
diperlukan. Contohnya, radiasi inframerah ditemukan pada tahun 1800 oleh

5
astronom William Herschel Jerman. Pada tahun 1831, Italia fisikawan Melloni
Thermopile menghasilkan panas yang dapat mendeteksi (menerima radiasi
inframerah) dari subjek manusia yang sejauh sepuluh meter.
Pada tahun Perang Dunia II, banyak hal yang ditemukan ketika disponsori
oleh negara. Prekursor Chip dan sensor gerak identifikasi frekuensi radio (RFID)
yang dikembangkan untuk kepentingan perang selama periode ini dan meningkat
RFID IFF Transponder (identifikasi kawan atau lawan) dasar yang digunakan
untuk mendeteksi suara khas dari musuh dan teman.

2.2 Pengertian Sensor Mekanik


Sensor mekanik adalah sensor atau transduser yang digunakan unutk
mengetahui, mengukur, atau mendeteksi nilai perubahan atau gerakan mekanis
dari suatu objek.
Pergerakan mekanis sendiri memiliki arti tindakan yang paling banyak
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti perpindahan suatu benda dari suatu
posisi ke posisi lain, kecepatan mobil di jalan raya, debit air di dalam pipa, tinggi
permukaan air dalam tanki. Semua gerak mekanis tersebut pada intinya hanya
terdiri dari tiga macam, yaitu gerak lurus, gerak melingkar, dan gerak memuntir.
Gerak mekanis disebabkan oleh adanya gaya aksi yang dapat menimbulkan gaya
reaksi. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui atau mengukur
gerak mekanis, misalnya mengukur jarak atau posisi, mengukur kecepatan dengan
tachometer, mengukur debit air dengan rotameter, dan lain-lain.

2.3 Macam, Cara Kerja, dan Penerapan Sensor Mekanik


2.3.1 Sensor Posisi
Untuk mengukur posisi dapat dilakukan dengan cara analog dan
digital. Untuk pergeseran yang tidak terlalu jauh, pengukuran dapat
dilakukan menggunakan cara analog. Sedangkan untuk mengukur jarak
pergeseran yang lebih panjang, lebih baik menggunakan cara digital.
Hasil sensor posisi atau perpindahan dapat digunakan untuk
mengukur perpindahan linier atau angular. Teknis perlakuan sensor dapat
dilakukan dengan cara langsung (kontak) maupun cara tidak langsung

6
(tanpa kontak). Salah satu penerapan sensor posisi yaitu pada peletakan
barang berat dan besar seperti peti kemas di pelabuhan oleh crane. Agar
tidak terjadi tabrakan saat peletakan, tentu dibutuhkan sensor yang dapat
mengukur dan mendeteksi pergeseran posisi saat mengangkat peti kemas
tersebut.
Macam-macam sensor posisi :
a. Accelerometer.
Adalah sensor posisi yang menggunakan perhitungan kecepatan
dengan posisi. Accelerometer dapat mengukur posisi dan kecepatan
secara bersamaan.
b. Gryscope.
Adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur atau
mempertahankan sebuah orientasi dengan prinsip hukum ketetapan
momentum sudut. Mekanismenya seperti sebuah gangsing yang
berputar dengan piringan dalam keadaan tetap stabil. Gryscope
digunakan sebagai keseimbangan posisi. Gryscope biasa digunakan
untuk robot, helikopter dan smartphone tertentu.
c. Kompas digital.
Adalah sebuah kompas yang menggunakan sensor dengan prinsip
magnet kutub untuk mengetahui posisi koordinat dari sebuah alat.
Kompas digital digunakan sebagai penentu posisi dalam penamaan
arah.
d. Eddy Current.
Adalah salah satu sensor yang digunakan untuk mengukur
perpindahan, jarak, dan getaran. Eddy Current dirancang untuk
pengukuran tanpa kontak sehingga sangat cocok untuk dioperasikan di
lingkungan yang keras (tekanan, kotor, suhu). Eddy Current memiliki
pengukuran arus yang kuat untuk sistem yang cepat, dan pengukuran
perpindahan dengan kepresisian yang tinggi.
Eddy Current mempunyai akurasi pengukuran yang tinggi dan dapat
bekerja dalam suhu yang berfluktuasi. Eddy Current dirancang dapat
bekerja dalam suhu ambien sampai maksimum 125 derajat celcius,

7
tekanan hingga 10 bar, dan begitu ideal sehingga cocok untuk
integrasi mesin.
Eddy Current memberikan kemudahan penggunaan dan akurasi
pengukuran yang tinggi, menawarkan rasio harga dengan kinerja yang
luar biasa. Oleh karena itu, sensor ini cocok untuk integrasi dengan
peralatan OEM dan aplikasi teknik mesin.Selain itu, jika dua atau
lebih sistem yang beroperasi sekaligus maka dibutuhkan sinkronisasi
sehingga mempengaruhi kinerja sensor. Dengan Eddy Current,
frekuensi baru yang dipisahkan akan muncul sehingga memungkinkan
pengoperasian sistem secara paralel tanpa mempengaruhi kinerja satu
sama lain dan juga tidak perlu tuning melalui kabel sinkronisasi.
Penerapan :
Sensor posisi biasanya digunakan untuk mengukur dan mendeteksi posisi
suatu objek. Contoh :
a. Crane pengangkat peti kemas pada pelabuhan.
b. Kompas.
c. Radar.

2.3.2 Sensor Kecepatan (Motion Sensor)


Seperti sensor posisi, untuk mengukur kecepatan dapat dilakukan
dengan cara analog dan cara digital. Secara umum, pengukuran kecepatan
terbagi menjadi dua cara, yaitu cara angular dan cara translasi. Untuk
mengukur kecepatan translasi dapat diturunkan dari cara pengukuran
angular. Yang dimaksud dengan pengukuran angular adalah pengukuran
kecepatan rotasi (berputar). Sedangkan pengukuran kecepatan translasi
adalah kecepatan gerak lurus beraturan dan kecepatan gerak lurus tidak
beraturan.
Sensor kecepatan adalah salah satu jenis sensor yang biasa dipakai
dalam aplikasi otomotif yang digunakan untuk mengukur kecepatan laju,
kecepatan putar mesin, kecepatan putar roda, kecepatan putar beberapa
poros di dalam mekanisme transmisi otomatis.

8
Salah satu jenis sensor kecepatan adalah sensor rotasi (putaran),
merupakan sebuah generator pulsa magnetik yang ketika bekerja
menghasilkan tegangan listrik AC. Desainnya berupa magnet permanen
yang dikelilingi lilitan halus. Sensor terpasang di sekitar metal deteksi
yang berputar dengan jarak udara yang spesifik terhadap kutub. Ketika
metal deteksi melintas dan hilang tepat pada kutub, maka sensor akan
menghasilkan tegangan listrik AC. Semakin sering metal melintas dan
hilang, semakin besar pula tegangan AC yang akan dihasilkan oleh sensor.
Tegangan listrik AC yang dihasilkan merupakan sinyal analog yang
kemudian diubah menjadi sinyal digital oleh sistem converter sehingga
menjadi informasi kecepatan seperti rpm, km/jam, dan lain-lain.

Kecepatan yang biasa diukur dalam satuan kecepatan yaitu :


- Meter per detik (m/s).
- Kilometer per jam (km/jam atau kph).
- Mil per jam (mil/jam atau mph).
- Knot (Nautical mile per jam).
- Mach yang diambil dari kecepatan suara.
- Kecepatan cahaya atau disebut juga konstanta cahaya (C).
Penerapan :
Sensor kecepatan digunakan untuk mengukur kecepatan seperti kecepatan
berputar roda, mesin, dan sebagainya. Contoh :
a. Kecepatan mobil.

9
b. Kecepatan perputaran mesin.

2.3.3 Sensor Tekanan (Presure Sensor)


a. Sensor tekanan dan gaya (load cell).
- Terdiri dari bahan elastis dan sensor perpindahan (displacement).
- Besaran ukur (i) strain atau (ii) displacement.
- Pengelompokan terdapat tipe absolute gauge dan diferensial.
b. Sensor tekanan dengan diafragma reliable, sukar dibuat, reproducible.
- Besaran ukur strain dengan strain gauge atau displacement dengan
kapasitansi.
- Pengukuran dengan kapasitansi dalam rangkaian jembatan sangat
sensitif dan mahal.
- Penempatan dan rangkaian sensor.
c. Rangkaian jembatan untuk kompensasi temperatur.
d. Resistor sensitif temperatur baik dalam jembatan maupun pada
regulator tegangan.

Untuk mengukur tekanan statis atau tinggi suatu cairan dapat ditentukan
dengan rumus :
P=d.g.h

P = Tekanan statis (Pascal).


d = Kepadatan cairan (kg/m3).
g = Konstanta gravitasi (9,81 m/s2).
h = Tinggi cairan (m).

10
Penerapan :
Sensor tekanan digunakan untuk mengukur tekanan dari benda padat, cair.
maupun gas. Contoh :
a. Beban jembatan.
b. Tekanan udara pada ban kendaraan.
c. Tekanan udara pada mesin kompresor.
d. Tekanan udara pada mesin pabrik.

2.3.4 Sensor Aliran Fluida (Flow Sensor)


Pengukuran aliran mulai dikenal sejak tahun 1732 ketika Henry
Pitot mengatur jumlah fluida yang mengalir. Dalam pengukuran fluida
perlu ditentukan besaran dan vektor kecepatan aliran pada suatu titik
dalam fluida dan bagaimana fluida tersebut berubah dari titik ke titik.
Pengukuran aliran fluida dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Pengukuran Kuantitas.
Pengukuran kuantitas memberikan petunjuk yang sebanding dengan
kuantitas total yang telah mengalir dalam waktu tertentu. Fluida
mengalir melewati elemen primer secara berturut-turut dalam kuantitas
yang kurang lebih terisolasi secara bergantian mengisi dan
mengosongkan bejana pengukur yang diketahui kapasitasnya.
Pengukuran kuantitas diklasifikasikan menurut :

11
- Pengukur gravimetri atau pengukuran berat.
- Pengukur volumetri untuk cairan.
- Pengukur volumetri untuk gas.
b. Pengukuran Laju Aliran.
Laju aliran Q merupakan fungsi luas pipa A dan kecepatan V dari
cairan yang mengalir lewat pipa :
Q=A.V

Tetapi dalam kenyataannya, kecepatan tidak merata, lebih besar di


pusat. Jadi kecepatan terukur rata-rata dari cairan atau gas dapat
berbeda dari kecepatan rata-rata sebenarnya.Masalah ini dapat dikoreksi
menjadi :
Q=K.A.V

Di mana K adalah konstanta untuk pipa tertentu dan menggambarkan


hubungan antara kecepatan rata-rata sebenarnya dan kecepatan terukur.
Nilai konstanta ini didapatkan dengan melakukan eksperimen.
Pengukuran laju aliran digunakan untuk mengukur kecepatan cairan
atau gas yang mengalir melalui pipa. Pengukuran ini dikelompokkan
lagi menurut jenis bahan yang diukur, cairan atau gas, dan sifat-sifat
elemen primer sebagai berikut :
- Pengukuran laju cairan :
- Jenis baling-baling defleksi.
- Jenis baling-baling rotasi.
- Jenis baling-baling heliks.
- Jenis turbin.
- Pengukur kombinasi.
- Pengukur aliran magnetis.
- Pengukur aliran ultrasonik.
- Pengukur aliran kisaran (Vorteks).
- Pengukur pusaran (Swirl).

12
- Pengukuran laju gas :
- Jenis baling-baling defleksi.
- Jenis baling-baling rotasi.
- Jenis termal.
c. Pengukuran Metode Tekanan Diferensial.
Pengukuran tekanan diferensial merupakan jenis sensor aliran yang
paling banyak digunakan. Prinsipnya beda luas penampang melintang
dari aliran dikurangi dengan yang mengakibatkan naiknya kecepatan,
sehingga menaikkan pula energi gerakan atau energi kinetik. Karena
energi tidak bisa diciptakan atau dimusnahkan, maka kenaikan energi
kinetik ini diperoleh dari energi tekanan yang berubah.
Lebih jelasnya, apabila fluida bergerak melewati penghindar (pipa)
yang seragam dengan kecepatan rendah, maka gerakan partikel masing-
masing umumnya sejajar di sepanjang garis dinding pipa. Jika laju
aliran meningkat, titik puncak dicapai apabila gerakan partikel menjadi
kritis. Aliran pada tingkat kelajuan yang lebih tinggi dinamakan
turbulen dan pada tingkat kelajuan yang lebih rendah dinamakan
laminer.
Kecepatan kritis disebut juga dengan Angka Reynold, dituliskan :

𝑫 .𝝆 .𝑽
RD =
𝝁

D = Dimensi penampang arus fluida (Diameter).


𝜌 = Kerapatan fluida.
V = Kecepatan fluida.
𝜇 = Kecepatan absolut fluida.

Batas kecepatan kritis untuk pipa biasanya berada di antara 2000 hingga
2300.
Pengukuran aliran dengan metode ini dapat dilakukan dengan banyak
cara, seperti menggunakan pipa venturi, pipa pitot, orifice plat (lubang

13
sempit), turbine flow meter, rotameter, cara thermal, bahan radio aktif,

elektromagnetik, ultrasonik, dan flowmeter gyro.

Penerapan :
Sensor aliran fluida digunakan untuk mengukur kecepatan atau volume
dari fluida atau cairan. Contoh :
a. Pam air.
b. Debit air pada bendungan.
c. Debit air pada mobil pemadam kebakaran..

2.3.5 Sensor Level


Untuk mengukur level dapat dilakukan dengan bermacam cara
antara lain dengan pelampung atau displacer, gelombang udara, resistansi,
kapasitif, ultrasonik, optik, thermal, tekanan, sensor permukaaan dan
radiasi. Pemilihan sensor yang tepat tergantung pada situasi dan kondisi
sistem yang akan disensor. Sensor ini biasanya digunakan untuk mengukur
ketinggian zat cair.
a. Sensor Level Menggunakan Pelampung.
Cara ini adalah cara yang paling sederhana dalam sensor level cairan.
Pada cara ini, pelampung akan diberi gagang. Pembacaan dapat
dilakukan dengan memasang sensor posisi, misalnya potensiometer

14
pada bagian engsel gagang pelampung. Cara ini cocok untuk diterapkan
pada tanki-tanki air yang tidak terlalu tinggi.

b. Sensor Level Menggunakan Tekanan.


Pada cara ini, sensor tekanan akan dipasang di bagian dasar
tabung/tanki. Cara ini cukup praktis, tetapi ketelitiannya tergantung dari
berat jenis dan suhu cairan, sehingga kemungkinan kesalahan
pembacaan cukup besar.
Cara ini juga dapat dilakukan dengan cara mencelupkan pipa berisi
udara ke dalam cairan. Tekanan udara di dalam tabung diukur
menggunakan sensor tekanan. Cara ini memanfaatkan hukum Pascal.
Tetapi masalah kesalahan akibat perubahan berat jenis dan suhu cairan
tetap tidak dapat dihindari.
c. Float Switches.
Float Switches adalah jenis sederhana dari sensor level titik,
berperilaku mirip dengan katup pelampung toilet yang merupakan
analog mekanis. Dalam kasus sensor pelampung listrik, pelampung
mekanis naik dan turun saat ketinggian dalam wadah berubah. Ketika
level mencapai titik setel yang ditetapkan, gerakan pelampung
bertindak untuk menutup atau membuka satu set kontak sakelar, yang
membuat atau memutus jalur sirkuit listrik. Perubahan status sakelar
kemudian dapat digunakan untuk membunyikan alarm atau memicu beberapa
tindakan yang diperlukan seperti mematikan atau menyalakan pompa.
Biasanya, sakelar buluh single pole single throw (SPST) atau single pole
double throw (SPDT) digunakan. Sensor apung adalah perangkat yang relatif
sederhana, murah dan mudah dipasang, tetapi harus direndam dalam media

15
yang harus dipantau agar dapat berfungsi. Karena pelampung adalah
komponen mekanis yang bergerak, ada beberapa potensi pelampung
menempel yang dapat membuat fungsi sensor tidak berfungsi.
d. Rotary Paddle Level Switches.
Atau sakelar level dayung putar adalah bentuk lain dari sensor level
titik yang digunakan untuk merasakan level padatan kering atau curah
di pertambangan, silo, hopper, makanan & minuman, dan silo biji-bijian
misalnya. Fungsi sensor ini menggunakan gerakan elektromekanis
untuk mendeteksi keberadaan material curah. Sensor terdiri dari dayung
yang digerakkan oleh motor listrik sinkron. Dengan tidak adanya
material pada level sensor, dayung berputar dengan bebas. Ketika level
material di dalam bin atau container mencapai sensor paddle, hal itu
menyebabkan paddle berhenti berputar yang menciptakan sinyal torsi.
Mekanisme kopling melepaskan motor dari dayung, dan sakelar
menutup untuk memberi sinyal bahwa tingkat material curah telah
mencapai sensor. Setelah tingkat material curah telah jatuh di bawah
dayung, dayung mulai berputar lagi, dan sinyal sakelar disetel ulang.
e. Hydrostatic Level Sensors.
Jenis Hydrostatic yang menggunakan prinsip hidrostatik
termasuk displacer, bubbler, dan pemancar tekanan
diferensial. Displacer, juga disebut sensor tingkat perpindahan, bekerja
menggunakan prinsip Archimedes. Sebuah kolom bahan padat
disuspensikan di dalam wadah berisi media yang dipantau. Ketinggian
kolom ini harus cukup untuk memanjang dari titik terendah ke titik
tertinggi yang dipantau, dan massa jenis bahan harus lebih besar dari
media, artinya akan tenggelam dan tidak mengapung saat direndam. Di
bagian atas kolom bahan padat adalah transduser gaya.
Saat ketinggian media naik dalam wadah, kolom menggantikan cairan
yang jumlahnya berhubungan dengan luas penampang kolom dan tinggi
cairan di dalam wadah. Gaya apung dibuat yang mengimbangi gaya
yang dibutuhkan untuk menahan kolom karena gravitasi – perbedaan
gaya ini dideteksi oleh transduser dan dapat dikaitkan langsung dengan
tingkat cairan dalam wadah. Karena sensor mengukur gaya apung

16
berdasarkan perpindahan, kolom perlu diperpanjang ketinggiannya ke
posisi apa pun yang perlu dipantau. Karena jenis sensor ini dapat
beroperasi di berbagai posisi, sensor tingkat perpindahan adalah
monitor berkelanjutan.
Jenis bubbler menggunakan tabung celup yang dimasukkan ke dalam
tangki atau bejana dengan ujung terbuka di dekat bagian bawah tangki.
Tabung terhubung ke suplai udara atau gas inert yang tekanan jalur
suplainya dipantau dengan transduser tekanan. Untuk mengukur
ketinggian media di dalam tangki, gas dalam tabung celup mengalir ke
ujung tabung yang terbuka. Tekanan di dalam tabung celup dimonitor
dan akan naik sampai cukup untuk mengatasi tekanan hidrostatik level
fluida di dalam bejana. Tekanan sama dengan densitas media dikalikan
dengan jarak dari dasar tabung celup ke ketinggian media di dalam
bejana. Dengan memantau tingkat tekanan, indikasi tingkat media dapat
ditentukan.
Sensor atau pemancar tingkat tekanan diferensial melakukan
pengukuran perbedaan antara tekanan total di bagian bawah tangki atau
bejana dan tekanan kepala atau tekanan statis di dalam tangki.
Perbedaan tekanan sekali lagi terkait dengan tingkat cairan di dalam
tangki, sama dengan densitas cairan dikalikan dengan ketinggian cairan.
Ini juga merupakan monitor level berkelanjutan.
f. Load Cell Level Sensors.
Pengukur noda atau sel beban juga dapat digunakan untuk menentukan
tingkat cairan media dalam wadah. Sel beban dimasukkan ke dalam
struktur mekanis yang menopang tangki atau bejana dan oleh karena itu
dapat merasakan perubahan gaya yang dihasilkan dari perubahan
tingkat cairan di dalam bejana. Fungsi Level Sensor Saat ketinggian
media berubah, berat bejana berubah dan jika digabungkan dengan
benar, perubahan berat ini dapat dideteksi oleh sel beban dan digunakan
untuk menetapkan ketinggian cairan di dalam bejana.
Kesulitan dengan bentuk sensor level ini adalah bahwa
penggabungannya ke dalam dukungan struktural kapal harus dirancang

17
dengan benar untuk menciptakan, pada dasarnya, struktur mengambang
yang bebas untuk menanggapi setiap perubahan berat yang dihasilkan
dari perubahan level media. Kekuatan mekanis lainnya, seperti dampak
pemanasan, beban angin, atau sambungan pipa kaku, semuanya dapat
memengaruhi keakuratan dan kesesuaian jenis sensor level non-invasif
ini.
g. Optical Level Sensors.
Jenis optik, juga disebut sakelar level optik, bekerja berdasarkan prinsip
pembiasan cahaya. Sensor level yang berisi sumber cahaya LED dan
fototransistor. Ketika level media berada di bawah sensor, cahaya dari
LED dipantulkan kembali ke fototransistor. Setelah level media naik
dan sensor terbenam, sebagian cahaya dibiaskan melalui lensa sensor ke
media, yang mengubah level sinyal ke fototransistor, memungkinkan
indikator bahwa media telah mencapai level sensor. Sensor level optik
adalah sensor titik dan cocok untuk memantau kondisi level cairan yang
tinggi, rendah, atau menengah. Cairan yang dapat melapisi sensor, yang
menggelembung atau berbusa, serta permukaan tangki yang sangat
reflektif, dapat menyebabkan masalah dengan kinerja perangkat ini.
h. Vibrating Level Sensors.
Jenis getar atau jenis level garpu tala terdiri dari dua tipe yang
menyerupai garpu tala yang digunakan oleh teknisi piano dan musisi.
Prinsip pengoperasian perangkat ini sangat sederhana. Sensor level ini
memiliki frekuensi resonansi alami yang akan bergetar tanpa adanya
media apa pun. Setelah sensor bersentuhan dengan media, frekuensi
resonansinya akan berubah, yang dapat digunakan untuk menentukan
ketinggian media di dalam tangki atau bejana. Perangkat ini merupakan
sensor imersif dan memiliki berbagai kegunaan dalam makanan &
minuman, pertambangan, dan pemrosesan kimia. Mereka adalah sensor
level titik yang digunakan untuk aplikasi overfill atau run-dry.
i. Ultrasonic Level Sensors.
Jenis ultrasonik adalah bentuk sensor level kontinyu tanpa kontak yang
menggunakan energi akustik untuk menetapkan level media di dalam

18
bejana. Transduser ultrasonik dipasang di permukaan atas kapal yang
menghadap ke bawah. Transduser menghasilkan pulsa ultrasonik yang
berada dalam kisaran kilohertz, mengarahkan sinyal akustik ke bawah
menuju permukaan cairan di dalam tangki.
Waktu transit atau time of flight (TOF) diukur, yaitu waktu yang
diperlukan untuk perjalanan bolak-balik sinyal yang dipancarkan oleh
transduser untuk dipantulkan ke permukaan media dan kembali lagi
untuk direkam oleh transduser. Waktu ini kemudian dapat digunakan
untuk menetapkan ketinggian media di dalam tangki. Suara di udara
bergerak sekitar 1.115 kaki/detik pada 60o F, jadi waktu transit berada
di urutan milidetik per kaki.
Kecepatan energi akustik tergantung pada sejumlah faktor seperti
campuran gas spesifik yang ada dalam tangki di atas permukaan media
serta suhu. Sensor level ultrasonik digunakan dalam kasus di mana
pengukuran dilakukan dalam tekanan atmosfer udara atau nitrogen.
j. Electromagnetic (radar) Level Sensors.
Seperti halnya jenis energi akustik, sensor level elektromagnetik, atau
sensor level radar, memanfaatkan frekuensi radio atau energi
gelombang mikro yang dihasilkan oleh pemancar yang diarahkan ke
bawah menuju permukaan media di dalam tangki dari antena yang
dipasang di bagian atas. Waktu perjalanan pulang pergi untuk sinyal
merupakan indikator level cairan di dalam tangki atau bejana. Karena
energi RF bergerak dengan kecepatan cahaya, waktu transit jauh lebih
singkat dibandingkan dengan sensor ultrasonik. Refleksi terjadi pada
antarmuka media dan udara di mana konstanta dielektrik berubah.
Konstanta dielektrik media merupakan penentu utama keandalan dan
akurasi radar dan sensor level gelombang mikro. Untuk media yang
memiliki konstanta dielektrik rendah, sebagian besar energi melewati
media dan tidak dipantulkan kembali untuk dideteksi. Sensor level radar
dapat berupa jenis udara terbuka, di mana energi elektromagnetik
ditransmisikan melalui udara ke permukaan media, atau dapat berupa
Guided Wave Radar (GWR), di mana energi diarahkan melalui

19
pemandu gelombang kabel yang kaku atau fleksibel ke bawah. menuju
permukaan media. Sensor level Radar Gelombang Terpandu umumnya
lebih efisien karena energi diarahkan secara ketat di pemandu
gelombang dibandingkan dengan terpancar terbuka di udara. Mereka
juga menyelesaikan masalah dengan gema dari permukaan tangki yang
lebih umum dengan sensor radar udara terbuka.
k. Laser Level Sensors.
Jenis laser atau pemancar level laser menggunakan energi cahaya
koheren dari laser untuk menetapkan level media dalam wadah atau
tangki. Prinsip pengoperasiannya mirip dengan sensor level ultrasonik
dan radar/microwave – pulsa cahaya diarahkan ke bawah menuju
permukaan media, yang kemudian dipantulkan kembali dan dideteksi.
Waktu transit pulang pergi digunakan untuk menetapkan ketinggian
media di dalam kapal dengan mengubah TOF menjadi nilai jarak.
Karena sinar laser menunjukkan divergensi sinar yang sangat kecil,
tidak ada gema atau sinyal balik dari permukaan lain seperti halnya
dengan sensor level radar udara terbuka. Sensor level laser bekerja
dengan baik untuk bejana yang memiliki penghalang dan juga dapat
dipasang secara eksternal dengan energi laser yang melewati jendela
penglihatan optik yang dirancang khusus, memungkinkan sensor ini
digunakan dengan bejana yang beroperasi dengan kondisi suhu atau
tekanan tinggi.
l. Magnetorestrictive Level Sensors.
Jenis magnetoresistive menggunakan prinsip yang disebut
magnetorestriction, di mana bahan feromagnetik akan berinteraksi
dengan dan mengalami perubahan sifat-sifatnya ketika di hadapan
medan magnet yang diterapkan. Prinsip pengoperasian untuk jenis ini
adalah sebagai berikut.
Sensor terdiri dari pelampung yang dilekatkan pada batang logam yang
berorientasi vertikal yang memungkinkan pelampung bergerak ke atas
dan ke bawah saat ketinggian media di dalam bejana naik dan turun.
Pelampung berisi magnet permanen yang menciptakan medan magnet

20
statis di sekitar pelampung dan batang logam. Terlampir pada salah satu
ujung batang logam adalah paket sirkuit elektronik yang menciptakan
pulsa arus periodik melalui batang logam pada interval tertentu.
Ketika pulsa bergerak melalui batang logam, itu menciptakan medan
magnet melingkar di sekitar batang. Ketika medan magnet melingkar
yang dihasilkan oleh pulsa arus berinteraksi dengan medan magnet
statis dari magnet permanen di pelampung, tegangan puntir dibuat di
logam batang, menyebabkan puntiran yang dikenal sebagai efek
Wiedemann. Hasil tegangan dalam penciptaan gelombang tegangan
yang merambat sepanjang batang logam di kedua arah. Ujung batang
tanpa elektronik berisi peredam untuk menghilangkan kemungkinan
gelombang tegangan yang berasal dari pelampung yang memantul dari
ujung batang logam itu kembali ke ujung lain yang berisi elektronik.
Sementara itu, pulsa tegangan yang merambat kembali dari pelampung
ke ujung batang logam dengan elektronik dideteksi dan waktu
terbangnya diukur relatif terhadap pulsa arus yang dikirim dari
elektronik. Karena kecepatan gelombang akustik di batang logam
adalah nilai tetap yang diketahui, mengukur interval waktu antara saat
pulsa arus diterapkan dan tegangan puntir diamati menyediakan sarana
untuk menetapkan di mana posisi pelampung terletak relatif terhadap
lokasi. dari paket elektronik.
Interval waktu ini dapat diubah menjadi sinyal tegangan dan digunakan
untuk memberikan posisi mengapung dan oleh karena itu ketinggian
cairan di dalam tangki. Perlu dicatat bahwa karena pulsa arus dikirim
secara berkala, jenis sensor level ini tidak secara terus menerus
memantau posisi float, sehingga ada waktu mati antara pulsa di mana
deteksi level tidak terjadi.
Penerapan :
Sensor level biasanya digunakan untuk mengukur ketinggian suatu cairan.
Contoh :
a. Ketinggian sungai.
b. Ketinggian bendungan..

21
c. Ketinggian cairan di dalam tanki pabrik.
d. Indikator bahan bakar.

2.3.6 Sensor Strain Gauge


Sensor strain gauge adalah sensor yang digunakan untuk mengukur
berat atau beban dari suatu benda dalam ukuran besar. Sensor ini sering
diaplikasikan pada jembatan timbang mobil/truk atau alat ukur berat dalam
skala besar. Sensor strain gauge adalah grid metal-foil yang tipis yang
dilekatkan pada permukaan struktur. Apabila komponen atau struktur
dibebani, terjadi strain dan ditransmisikan ke foil grid. Tahanan foil grid
berubah sebanding dengan strain induksi beban.
Sensor strain gauge pada umumnya adalah tipe metal-foil, di mana
konfigurasi grid dibentuk oleh proses photoeching. Karena prosesnya
sederhana, maka dapat dibuat bermacam-macam ukuran gauge dan bentuk
grid. Untuk macam gauge terpendek yang tersedia dalah 0,20 mm.
Sedangkan yang terpanjang adalah 102 mm. Tahanan gauge standard
adalah 120 ohm dan 350 ohm. Selain itu, gauge untuk tujuan khusus
tersedia dengan tahanan 500 dan 1000 ohm.
Penerapan :
Sensor strain gauge digunakan untuk mengukur beban dari sebuah objek.
Contoh :
a. Beban jembatan..
b. Beban kendaraan.
c. Timbangan digital.

2.3.7 Sensor LVDT (Linear Variable Differential Transformer)


Sensor ini bekerja didasari oleh prinsip-prinsip transformator
differential, di mana variabelnya ditentukan oleh pasangan lilitan primer-
sekunder yang ada pada sensor ini. Sensor LVDT pertama kali dirintis oleh
Schaevitz pada tahun 1940. Selain itu, LVDT juga telah dimodelkan dan
dianalisis dengan teori medan elektromagnetik . Kinerja LVDT ditentukan

22
oleh geometri tranduser, variasi eksitasi, arus dan frekuensi untuk
menentukan kinerja yang diusulkan.

Pada gambar di atas terdapat gambar sensor LVDT, dimana pada


lilitan primer dihubungkan dengan sumber arus AC, dengan sinyal
sinusoidal yang akan membuat lilitan-lilitan sekunder terbangkit dengan
tegangan induksi [4]. Karena lilitan-lilitan sekunder tersebut dipasang
secara seri, maka tegangan (sinyal) keluaran dari pasangan lilitan sekunder
tersebut merupakan hasil selisih dari kedua tegangan sekunder tersebut.
Pada sensor LVDT yang terdiri dari pipa selindris yang pada
bagian dalamnya terdapat batang magnetik, akibatnya jika batang
magnetik tersebut tidak terletak tepat di tengah-tengah sensor, maka
tegangan induksi yang terbangkit pada kedua lilitan sekunder tersebut
menjadi berbeda, karena besaran tegangan induksi ditentukan oleh cepat
lambat dan kuat lemahnya fluks magnetik dalam kumparan. Sedang kuat
lemah fluks yang ada dalam kumparan dipengaruhi oleh adanya batang
magnetik di dalam pipa tersebut. Sehingga posisi batang magnetik dalam
pipa menentukan sinyal output sensor LVDT ini. Menurut Hukum
Faraday, dinyatakan bahwa besar tegangan induksi yang terjadi dalam
lilitan sekunder (U) adalah [1] :

𝒅∅ 𝒅𝑰
U = -N . = -M .
𝒅𝒕 𝒅𝒕

23
N = Jumlah lilitan.
∅ = Fluks magnetik.
M = Induksi timbal balik antara pasangan primer dan lilitan sekunder.
I = Kuat arus pada lilitan primer.

Maka untuk trafo differensial berlaku :


𝒅𝑰 𝒅𝑰
U = U2 – U1 = -M2 . – ( -M1 . )
𝒅𝒕 𝒅𝒕
Karena M1 dan M2 merupakan fungsi dari x (posisi batang magnetik),
maka :
𝒅𝑰
U = ( M1 – M2 ) = M(x) sehingga U = M(x)
𝒅𝒕
Kerena itu, amplitudo tegangan keluaran sekunder menjadi
sebanding dengan posisi inti magnetik. Saat inti magnetik berada di
tengah-tengah (pusat dua lilitan sekunder), tegangan-tegangan sekunder
pada kedua lilitan sekunder adalah sama, akibatnya selisih menjadi nol,
dikatakan posisi tersebut posisi nol. Saat inti magnetik digeser ke salah
satu arah tertentu, maka fluks magnetik di tempat tersebut bertambah kuat
dan sebaliknya pada lilitan sekunder lainnya menjadi berkurang.
Akibatnya terjadi selisih tegangan yang tidak nol, dan selisih ini (sinyal
keluaran) akan bergantung besarnya kepada posisi inti tersebut.
Dalam perkembangannya, dilakukan beberapa modifikasi pada
LVDT ini. Adapun bentuk-bentuk modifikasi ini dilakukan untuk
mengoptimalkan kinerja sensor. Beberapa contoh modifikasi sensor LVDT
ini dapat dilihat pada gambar.

24
1. Bentuk umum LVDT.
2. Bentuk lilitan sekunder linear setengah (Balanced overwound linear-
tapered secondaries).
3. Bentuk lilitan sekunder setimbang berstruktur (Balanced profiled
secondaries).
4. Bentuk lilitan sekunder penuh (Overwound linear – tapered secondary
windings).
5. Bentuk lilitan sekunder linear penuh yang setimbang (Balanced
overwound linear – tapered secondary windings).
6. Bentuk Complementary tepered windnings.
Penerapan :
Sensor LVDT digunakan untuk mengukur pergerakan atau pergeseran
suatu objek. Contoh :
a. Pergeseran bangunan.
b. Pergeseran tanah.

25
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sensor mekanik adalah sensor atau transduser yang digunakan unutk
mengetahui, mengukur, atau mendeteksi nilai perubahan atau gerakan mekanis
dari suatu objek.
2. Jenis-jenis sensor mekanik antara lain sensor posisi, kecepatan, tekanan, aliran
fluida, level, strain gauge, dan LVDT (Linear Variable Differential
Transformer).
3. Jenis-jenis sensor posisi antara lain accelerometer, gryscope, kompas digital,
dan eddy current.
4. Jenis-jenis sensor level antara lain pelampung, tekanan, float switches, rotary
paddle, hydrostatic, load cell, optical, vibrating, ultrasonic, elektromagnetic,
laser, magnetorestrictive, dan masih banyak lagi.

3.2 Saran
Pada zaman perkembangan teknologi ini, kita sebagai mahasiswa
teknologi informasi harus mengenal macam-macam sensor, salah satunya yaitu
sensor mekanik. Sensor mekanik sendiri memiliki berbagai macam jenis. Semoga
penulis dan pembaca bisa mengenal, memahami, dan menerapkan sensor-sensor
dalam kehidupan berteknologi ini.

26
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 18 Juni 2020. "Pengertian, Sejarah, dan Perkembangan Sensor". Diakses pada
25 Oktober 2022, dari Sensorindo: http://sensorindo.com/pengertian-sejarah-dan-
perkembangan-sensor

Admin. 3 September 2012. "Pengertian dan Jenis Sensor Mekanik (Mechanics Sensor)".
Diakses pada 25 Oktober 2022, dari Elektronika Dasar: https://elektronika-
dasar.web.id/pengertian-dan-jenis-sensor-mekanik-mechanics-sensor/

Admin. 22 Oktober 2022. "Sensor Aliran Fluida (Flow Sensor)". Diakses pada 25
Oktober 2022, dari Elektronika Dasar: https://elektronika-dasar.web.id/sensor-aliran-
fluida-flow-sensor/

Admin. 21 Oktober 2022. "Sensor Level Ketinggian Zat Cair". Diakses pada 25
Oktober 2022, dari Elektronika Dasar: https://elektronika-dasar.web.id/sensor-level-zat-
cair/

Blogspot, Motohoby. 6 Desember 2021. "Cara Kerja Sensor Kecepatan". Diakses pada
25 Oktober 2022, dari Motohoby: https://www.motohoby.com/2021/12/cara-kerja-
sensor-kecepatan.html

Arya. 26 Oktober 2022. "Sensor Posisi". Diakses pada 26 Oktober 2022, dari Alat Uji:
https://www.alatuji.com/article/detail/711/sensor-posisi

Admin. 22 November 2019. "Eddy Current Sebagai Sensor Pengukur Perpindahan".


Diakses pada 26 Oktober 2022, dari Sensor Posisi:
https://sensorposisi.wordpress.com/tag/aplikasi-sensor-posisi/

Arya. 23 Oktober 2022. "Sensor Kecepatan". Diakses pada 26 Oktober 2022, dari Alat
Uji: https://www.alatuji.com/kategori/301/sensor-kecepatan

Admin. "Sensor Tekanan". Diakses pada 26 Oktober 2022, dari M-Edukasi: https://m-
edukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/produk-
files/kontenonline/online2008/jenissensor/sensor%20tekanan%20dan%20fungsinya.htm
l

27
Admin. "Level Sensor : Definisi, Fungsi, dan Jenis". Diakses pada 26 Oktober 2022,
dari Indonesia Industrial Parts: https://inaparts.com/measurement/level-
measurement/level-sensor/

Jefriyanto, Wilson, Eko Satria, dan Mitra Djamal. 2017. “Pengembangan Sensor LVDT
(Linear Variable Differential Transformer)” dalam Prosiding SKF 2017. Bandung:
Laboratorium Elektronika Institut Teknologi Bandung.

28

Anda mungkin juga menyukai