Anda di halaman 1dari 21

Makalah Pengantar Ilmu sensor

SENSOR SIDIK JARI

OLEH:

DWI RATNA KARIM (F1C117040)


GRACE SUUD RAMBA’ MADAO (F1C117044)
IIS AFRISA HAMID (F1C117074)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami selaku kelompok sembilan
dapat menyelesaikan makalah tentang “Sensor Sidik Jari”, meskipun dalam
bentuk yang sederhana.
Penyusunan makalah ini, dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu
meskipun tidak mudah dan ada beberapa hambatan dan kesulitan yang penyusun
hadapi. Tetapi semua itu dapat kami lalui berkat bantuan dari teman-teman
sekalian dan tak luput dari berkat dan rahmat Allah SWT. Serta kerja sama yang
baik dalam kelompok kami
Oleh karena itu, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada
dosen mata kuliah yang telah menugaskan kepada kelompok sembilan untuk
memaparkan materi mengenai sensor sidik jari sehingga melalui makalah ini
penulis dapat memperoleh ilmu pengetahuan baru khususnya pada proses kimia
yang terjadi pada sensor sidikjari, tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga kita semua diberi rahmat dan hidayah-Nya.

Kendari, 12 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar .............................................................................................. i
Daftar Isi ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sensor .................................................................... 3
B. Pengertian Sensor Sidik Jari.................................................... 4
C. Prinsip kerja Sensor Sidik Jari ................................................ 8
D. Fenomena Sensor Sidik Jari .................................................... 9
E. Transduser Sensor Sidik Jari ................................................... 10
F. Aktuator Sensor Sidik Jari ...................................................... 12
G. Validasi Sensor Sidik Jari ....................................................... 15
H. Kelebihan dan Kekurangan Sensor Sidik Jari ......................... 16
BAB III PENUTUP1
A. Kesimpulan ............................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini dari tahun
ketahun semakin pesat. Ilmu pengetahuan dan teknologi ini dimanfaatkan dan
dikembangkan oleh manusia untuk dapat membantu pekerjaan mereka sehingga
dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih mudah dan efesien. Oleh karena itu,
setiap manusia terutama mahasiswa dituntut agar mampu beradaptasi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Sebenarnya intansi
pendidikan di Indonesia dan negara lainnya telah menerapkan perkembangan
IPTEK tersebut, salah satunya seperti adanya pembelajaran mengenai rangkaian
elektronika yaitu sensor.
Sensor adalah alat untuk mendeteksi/mengukur sesuatu, yang digunakan
untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi
tegangan dan arus listrik. Terdapat beberapa jenis sensor yang ada, antara lain
adalah sensor mekanik, kimiawi, termal, sensor radiasi dan jenis sensor lainya.
Dalam penulisan makalah ini sensor yang dibahas adalah Sensor Sidik Jari.
Sistem biometrik sudah berkembang pesat terutama untuk teknologi
pengamanan karena dapat memenuhi dua fungsi yaitu identifikasi dan verifikasi.
Biometri memiliki karakteristik tidak dapat hilang, tidak dapat lupa dan tidak
mudah dipalsukan. Keberadaanya melekat pada manusia, satu dengan yang lain
tidak akan sama, sehingga keunikannya lebih terjamin. Diantara sistem teknologi
biometri adalah sidik jari, geometri tangan, retina (mata), suara dan wajah. Sistem
yang sudah banyak digunakan adalah sistem sidik jari yaitu dengan mengenali
pola dari sidik jari. Pola sidik jari memiliki tingkat keamanan yang tinggi, sistem
ini sudah banyak digunakan di perkantoran, perusahaan, sekolah, pemerintahan,
rumah sakit. Selain memiliki tingkat keamanan yang tinggi, sistem pola sidik jari
ini juga sudah mudah dalam penggunaannya. Sistem biometrik sidik jari
merupakan sistem autentikasi yang paling banyak digunakan saat ini, karena
cenderung memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan mudah untuk diterapkan.

1
Implementasi biometrik sidik jari dapat dilakukan menggunakan teknik tertentu
(Lathif dkk., 2009).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Apa yang dimaksud dengan sensor?
2. Apa yang dimaksud dengan sensor sidik jari?
3. Bagaimana prinsip kerja dari sensor sidik jari?
4. Fenomena apa yang terjadi pada biosensor khususnya sensor sidik jari?
5. Apa Transduser dari sensor sidik jari?
6. Apa akuator dari sensor sidik jari?
7. Bagaimana validasi dari sensor sidik jari?
8. Apakah kelebihan dan kekurangan sensor sidik jari?

C. Tujuan

Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan yang akan dicapai dari makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari sensor
2. Untuk mengetahui pengertian dari sensor sidik jari
3. Untuk mengetahui prinsip/cara kerja sensor sidik jari
4. Untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada sensor sidik jari.
5. Untuk mengetahui transduser dari sensor sidik jari
6. Untuk mengetahui akuator dari sensor sidik jari.
7. Untuk mengetahui validasi dari sensor sidik jari.
8. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sensor sidik jari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sensor

Menurut (Fraden, 2003) sensor adalah piranti yang menerima sebuah


stimulus atau rangsangan sebagai kuantitas sifat atau kondisi tertentu yang dapat
diubah menjadi sinyal listrik. Output dari sensor dapat berupa arus dan sering
digunakan untuk pendeteksian saat melakukan pengukuran dan pengendalian.
Karakteristik sensor berfungsi untuk mengetahui kinerja dari sensor yang
dirancang. Ciri – ciri karakteristik statis dari sebuah sensor yaitu :
1. Akurasi
Untuk mengetahui ketidak akuratan dari sebuah sensor, sebagai perbedaan
nilai perhitungan dengan nilai eksperimen.
2. Non linearitas
Digunakan untuk sensor yang memiliki fungsi transfer dari pendekatan
linier. Non linearitas juga sebagai pendekatan maksimum dan dapat dilakukan
untuk sensor dengan fungsi transfer non linear yang dapat digunakan dengan
metode terminal point dan metode transfer.
3. Saturasi
Setiap sensor memiliki batasan operasi meskipun memiliki fungsi transfer
linear tetapi pada input tertentu memiliki transfer non linear.
4. Resolusi
Merupakan kemampuan sensor dalam mendeteksi sinyal input minimum.
Saat sensor diberikan input secara berlanjut, maka sinyal output pada sensor
tidak akan memberikan hasil yang sempurna. Dengan kondisi demikian
biasanya terjadi perubahan output, maka sensor tersebut dikatakan memiliki
resolusi yang kecil.
5. Repeatabilitas
Terjadi karena sensor tidak mampu untuk menghasilkan nilai yang sama
pada kondisi yang sama, biasanya dikarenakan gangguan temperatur dan
kondisi lingkungan lainnya (Yudhana dkk., 2017).

3
B. Pengertian Sensor Sidik Jari

Sidik jari adalah gurat-gurat yang terdapat di kulit ujung jari, yang
dibentuk dari suatu pola ridge (punggung alur pada kulit, baik pada tangan
maupun kaki) dari jari, pola ridge terbentuk pada minggu keenam dan minggu ke
tujuh atau pada saat fetus. Saat janin berusia 13 minggu akan terlihat jelas dan
tidak akan berubah seumur hidup. Pola ridge dapat berubah bila tergores akibat
luka, terbakar, penyakit atau penyebab lainnya. Sidik jari paling banyak
digunakan pada sistem biometrik terutama untuk sistem identifikasi karena mudah
dalam penerapan selain itu, tidak ada dua individu yang memiliki sidik jari yang
sama.
Sidik jari dari setiap individu adalah unik dan tidak berubah sepanjang
hidupnya. Oleh karena sidik jari setiap orang berbeda-beda dan dengan adanya
perkembangan pada bidang teknologi dibuatlah salah satu sistem keamanan
dengan menggunakan sidik jari, yakni sensor sidik jari.

Gbr. Sensor Sidik Jari

Sensor sidik jari adalah salah satu bentuk biometrik, sebuah ilmu yang
menggunakan karakteristik fisik untuk mengidentifikasi. Sensor sidik jari
merupakan alat elektronik yang menerapkan sensor scanning untuk mengetahui
sidik jari seseorang guna keperluan verifikasi identitas. Sensor sidik jari seperti ini
digunakan pada beberapa peralatan elektronik seperti smartphone, pintu masuk,
alat absensi karyawan dan berbagai macam peralatan elektronik yang
membutuhkan tingkat keamanan yang tinggi, dan hanya bisa di akses oleh orang-
orang tertentu saja.

4
Salah satu pengaplikasian sensor sidik jari adalah pada keamanan pintu
rumah. Komponen yang umumnya terdapat pada sensor sidik jari pada keamanan
pintu adalah mikrokontroler, buzzer, Integrated Voltage Regulator circuit dan
driver. Mikrokontroler merupakan sebuah chip yang dapat digunakan untuk
mengendalikan suatu sistem, baik yang bersifat sederhana maupun kompleks.
Chip ini dibuat dengan beberapa ciri khasnya, yaitu memiliki memori internal
yang relatif sedikit dengan beberapa varian seperti memiliki unit input/output
langsung, memproses bit, memiliki program relatif sederhana yang berhubungan
langsung dengan input/output. Sedangkan untuk aplikasinya, sistem ini memiliki
karakteristik tersendiri, yaitu memiliki program khusus yang disimpan dalam
memori untuk aplikasi tertentu, mengkonsumsi sedikit daya, murah, memiliki
rangkaian dan unit input/output yang sederhana dan kompak, serta tahan lama.
Chip ini mudah diprogram, sederhana dan baik untuk para pemula atau
profesional dibidang elektronika

Gbr. Mikrokontroler ATmega8


Buzzer adalah komponen elektronik yang dapat menimbulkan suara dari membran
yang terdapat kumparan. Dengan kata lain buzzer berfungsi untuk mengubah
gelombang listrik menjadi gelombang suara, buzzer bekerja pada tegangan DC
sedangkan speaker bekerja pada tegangan AC.

5
Gbr. Buzzer 5 volt
Integrated Voltage Regulator circuit atau biasa disebut dengan regulator 3
terminal merupakan sebuah komponen elektronika yang dirancang untuk
mempertahankan tegangan output serta memiliki riple yang kecil, dan didalam
penggunaanya cukuplah mudah.

Gbr. contoh IC regulator tengangan positif 3 terminal 7805.


Driver dibutuhkan untuk menguatkan tegangan maupun arus, seperti yang
diketahui bahwa mikrokontroler tidak dapat dihubungkan kebagian beban yang
membutuhan arus dan tegangan lebih dari standarnya. Oleh sebab itu dibutuhkan
sebuah perangkat yang bernama driver, yang mana driver ini bertujuan untuk
menggerakan aktuator atau untuk menaikan maupun menstabilkan tegangan
output. Salah satu IC yang dapat dijadikan driver adalah IC keluaran dari
MICREL.

Gambar 2.5 Konfigurasi Pin MIC4420

Sistem keamanan pintu rumah dengan menggunakan sidik jari merupakan


sistem yang terintegrasi dari beberapa komponen penunjang, yang mana
komponen penunjang tersebut terbagi menjadi 4 bagian yaitu, bagian input yang
merupakan kumpulan beberapa sensor, kemudian yang kedua adalah bagian unit

6
pemproses sebagai kontroler utama, untuk bagian ketiga adalah bagian output
bagian ini merupakan bagian yang dikontrol oleh bagian 2 yaitu mikrokontroler,
salah satu bagian output juga berfungsi untuk berinterasi dengan manusia,
sedangkan bagian yang terakhir adalah bagian supply tegangan dan arus untuk
sistem. Sistem juga akan dilengkapi dengan buzzer yang akan berbunyi apabila
terjadi kondisi tertentu yang telah ditentukan.

Gbr. Diagram blok sistem keamanan pintu

Sistem sidik jari akan bekerja jika mikrokontroler telah mendapatkan supply
tegangan dan arus. Berikut penjelasan cara kerja sistem :
1. Langkah pertama ketika sistem mendapatkan tegangan adalah sistem akan
mengkonfigurasi penggunaan crystal, port serta kecepatan data (baudrate),
kemudian sistem akan mendeklarasikan beberapa variable pendukung,
yang mana variable-variable ini berfungsi untuk menyimpan data-data
dari sensor.
2. Langkah selanjutnya sistem akan mengecek limit switch jika limit switch
tidak dalam keadaan tersentuh maka lampu indicator akan menyala
berwarna merah.
3. Ketika sensor limit swicth tersentuh atau dengan kata lain posisi pintu
tertutup, maka sistem akan menghidupkan solenoid serta menyalakan
lampu indicator yang berwarna hijau, untuk memberitahukan kepada
pemilik bahwa posisi pintu dalam keadaan terkuncil.
4. Ketika dalam posisi terkunci ada 3 cara untuk membuka kunci pintu yang
pertama dengan menekan tombol push button yang posisinya berada

7
didalam pintu dan yang kedua meletakan sidik jari pada sensor fingerprint.
Sidik jadi yang diletakan haruslah jari yang telah terdaftar pada sistem
sebelumnya. Yang ketiga dengan menggunakan sensor sidik jari yang
terdapat pada smartphone android yang digunakan.
5. Sistem akan terus menerus mencari ID sidik jari 1 detik sekali pada sensor
fingerprint. ID akan dikirim apabila data gambar sidik jari sama dengan
data gambar sidik jari yang telah disimpan pada memory EEPROM
sensor.
6. Ketika tombol push button tertekan atau ID sidik jari telah ditemukan
maka sistem akan mematikan solenoid dan menghidupkan lampu indicator
warna merah.
7. Pintu juga dapat terbuka jika pada aplikasi android mengirim data “ON”
ke mikrokontroler via Bluetooth.
8. Langkah selanjutnya sistem akan menghidupkan buzzer selama 1 detik
yang menandakan bahwa status pintu sudah tidak dalam keadaan terkuncil.
9. Langkah berikutnya Sistem akan kembali pada point 2.

C. Prinsip Kerja Sensor Sidik Jari

Sebuah sistem fingerprint scanner memiliki dua pekerjaan, yakni


mengambil gambar sidik jari, dan memutuskan apakah pola alur sidik jari dari
gambar yang diambil sama dengan pola alur sidik jari yang ada di database. Ada
beberapa cara untuk mengambil gambar sidik jari seseorang, namun salah satu
metode yang paling banyak digunakan saat ini adalah optical scanning. Inti dari
scanner optical adalah charge coupled device (CCD), sistem sensor cahaya yang
sama digunakan pada kamera digital dan camcorder.
CCD merupakan sebuah larik sederhana dari diode peka cahaya yang
disebut photosite, yang menghasilkan sinyal elektrik yang merespon foton cahaya.
Setiap photosite merekam sebuah pixel, titik kecil yang merepresentasikan cahaya
dan membenturnya. Pixel-pixel ini membentuk pola terang dan gelap dari sebuah
gambar hasil scan sidik jari seseorang. Proses scan mulai berlangsung saat Anda
meletakkan jari pada lempengan kaca dan sebuah kamera CCD mengambil

8
gambarnya. Scanner memiliki sumber cahaya sendiri, biasanya berupa larik light
emitting diodes (LED), untuk menyinari alur sidik jari Anda. Sistem CCD
menghasilkan gambar jari yang terbalik, area yang lebih gelap merepresentasikan
lebih banyak cahaya yang dipantulkan (bagian punggung dari alur sidik jari), dan
area yang lebih terang merepresentasikan lebih sedikit cahaya yang dipantulkan
(bagian lembah dari alur sidik jari). Sebelum membandingkan gambar yang baru
saja diambil dengan data yang telah disimpan, processor scanner memastikan
bahwa CCD telah mengambil gambar yang jelas dengan cara melakukan
pengecekan kegelapan pixel rata-rata, dan akan menolak hasil scan jika gambar
yang dihasilkan terlalu gelap atau terlalu terang. Jika gambar ditolak, scanner akan
mengatur waktu pencahayaan, kemudian mencoba pengambilan gambar sekali
lagi. Jika tingkat kegelapan telah mencukupi, sistem scanner melanjutkan
pengecekan definisi gambar, yakni seberapa tajam hasil scan sidik jari.
Processor memperhatikan beberapa garis lurus yang melintang secara
horizontal dan vertikal. Jika definisi gambar sidik jari memenuhi syarat, sebuah
garis tegak lurus yang berjalan akan dibuat di atas bagian pixel yang paling gelap
dan paling terang. Jika gambar sidik jari yang dihasilkan benar-benar tajam dan
tercahayai dengan baik, barulah processor akan membandingkannya dengan
gambar sidik jari yang ada dalam database.
Prinsip kerja sebuah sensor sidik jari yaitu bekerja dengan otak utama
berupa chip DSP yang melakukan image rendering, kemudian mengkalkulasi,
feature-finding, dan searching pada data yang sudah ada. Output sensor ini berupa
TTL serial yang memungkinkan dapat dihubungkan dengan Arduino maupun
mikrokontroler lainnya. Sensor sidik jari mampu menyimpan hingga 163 sidik jari
pada memori internalnya. Sensor biasanya akan dilengkap dengan led merah pada
lensa yang akan menyala sebagai indicator pengambilan gambar yang berlangsung
(Anwar, Y.E., 2015).

D. Fenomena Sensor Sidik Jari

Materi pengenal dari sensor sidik jari ialah sidik jari. Sidik jari manusia
didunia ini diciptakan oleh Allah SWT. Karakteristik sidik jari merupakan

9
gabungan dari pola bukit (ridge) dan lembah (valley). Dengan berbeda-beda. Ada
tiga bentuk sidik jari yaitu:
1. Busur (arch), Merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya
datang dari satu sisi lukisan, atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari
lukisan itu, dengan bergelombang naik di tengah-tengah. Arch terdiri dari:
a. Plain arch adalah bentuk pokok sidik jari dimana garis-garis datang dari sisi
lukisan yang satu mengalir ke arah sisi yang lain, dengan sedikit
bergelombang naik di tengah.
b. Tented arch (tiang busur) adalah bentuk pokok sidik jari yang memiliki
garis tegak (uptbrust) atau sudut (angle) atau dua atau tiga ketentuan loop.

Gambar 1 : Bentuk Pokok Sidik Jari


(Sumber : Satria B. Pamungkas, 2010,18)
2. Sangkutan (loop), Merupakan bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau
lebih datang dari satu sisi lukisan, melereng, menyentuh atau melintasi suatu
garis bayangan yang ditarik antara delta dan core, atau cenderung berhenti ke
arah sisi semula. Syaratsyarat ketentuan loop:
a. Mempunyai sebuah delta
b. Mempunyai sebuah core
c. Ada garis melengkung yang cukup
d. Mempunyai bilangan garis (ridge counting) >=1
3. Whorl (lingkaran), Merupakan bentuk pokok sidik jari, mempunyai dua delta
dan sedikitnya satu garis melingkar di dalam pattern area, berjalan didalam ke
dua delta (Verawaty, 2014).

E. Transduser Sensor Sidik Jari

Detektor pertama untuk spektroskopi optik adalah mata manusia, yang,


tentu saja, adalah dibatasi baik oleh akurasinya maupun sensitivitasnya yang

10
terbatas terhadap radiasi elektromagnetik. Detektor modern menggunakan
transduser sensitif untuk mengubah sinyal yang terdiri dari foton menjadi sinyal
listrik yang mudah diukur. Idealnya sinyal detektor, S, seharusnya menjadi fungsi
linear dari kekuatan radiasi elektromagnetik, P,
S = kP + D
di mana k adalah sensitivitas detektor, dan D adalah arus gelap detektor, atau latar
belakang arus listrik ketika semua radiasi dari sumber diblokir dari detektor
(Harvey, 2000).
Transduser adalah elemen yang jika dikenal beberapa perubahan fisik
akan mengalami perubahan nilai yang berhubungan. Oleh karena itu dapat
dikatakan sensor adalah transduser. Istilah berikut digunakan untuk
mendefinisikan peforma dari transduser, bahkan system pengukuran secara
keseluruhan :
a. Range dan span. Range dari sebuah transduser mendefinisikan batas nilai
input yang dapat diadopsi. Span ialah nilai maksimum input dikurangi nilai
minimum.
b. Error. Error ialah perbedaan hasil pengukuran dengan nilai yang benar dari
kuantitas yang diukur. Error = Measured Value-True value.
c. Akurasi. Akurasi adalah derajat dimana nilai yang ditampilkan system
pengukuran mungkin saja salah.
d. Sensivitas. Sensivitas adalah hubungan yang melambangkan bagaimana
output yang diperoleh per unit input.
Transduser yang digunakan pada sensor sidik jari ialah transduser
piezoelektrik. Piezoelektrik berasal dari bahasa Yunani yaitu piezo yang artinya
tekanan dan elektrik yang berarti listrik. Bahan piezoelektrik adalah suatu bahan
yang apabila diberi stress (tekanan) mekanik akan menghasilkan medan listrik
sebaliknya apabila medan listrik diterapkan pada bahan piezoelektrik akan terjadi
deformasi mekanik (perubahan dimensi bahan). Sifat yang reversibel ini membuat
material piezoelektrik dapat berfungsi sebagai transduser dan aktuator (Sharma,
2006).

11
Sifat reversibel yang dimiliki oleh piezoelektrik dapat dijelaskan
sebagai berikut. Di dalam sebuah kristal piezoelektrik, muatan listrik positif dan
muatan listrk negatif terpisah namun terdistribusi simetris sehingga kristal
keseluruhan secara elektris bersifat netral. Ketika diterapkan stress (tekanan),
maka distribusi muatan yang simetris akan terganggu sehingga muatan menjadi
tidak simetris lagi, dan muatan yang tidak simetris inilah yang menimbulkan
medan listrik.
Sebaliknya, ketika medan listrik diterapkan pada material piezoelektrik
akan terjadi deformasi mekanik yang menyebabkan material berubah dimensi
(struktur kristalnya dari kubik menjadi tetragonal atau rhombohedral). Peristiwa
ini dikarenakan pada saat medan listrik melewati material, molekul yang
terpolarisasi akan menyesuaikan dengan medan listrik, dihasilkan dipole yang
terinduksi dengan molekul atau struktur kristal materi. Penyesuaian molekul
inimengakibatkan material berubah dimensi.
Sifat reversibel dari material piezoelektrik dapat dimanfaatkan untuk
berbagai macam aplikasi, antara lain sensor, aktuator, transduser dan peralatan
elektronik lainnya. Pada transduser, bahan piezoelektrik mengubah sinyal listrik
menjadi getaran mekanik dan mengubah kembali getaran mekanik menjadi energi
listrik. material piezoelektrik diposisikan sebagai elemen aktif transduser. Elemen
aktif adalah inti dari transduser yang mengubah energi listrik menjadi energi suara
dan sebaliknya.

F. Aktuator Sensor Sidik Jari

Aktuator merupakan nama yang diberikan pada devais yang mengubah


energi input menjadi energi mekanik, dan bermacam aktuator telah dibuat dan
berfungsi sesuai dengan jenis energi input (gambar 1). Aktuator elektromagnetik,

12
hidrolik dan pneumatik melakukan pergeseran secara tidak langsung dengan
pergeseran sebuah piston dengan gaya elektromagnetik atau tekanan. Di pihak
lain, aktuator piezoelektrik melakukan gerakan secara langsung dengan deformasi
sebuah benda padat, dan pergeserannya mempunyai akurasi yang sangat tinggi,
gaya yang lebih besar, respon yang lebih cepat dari pada jenis aktuator lain.
Keuntungan ini dihasilkan oleh aktuator piezoelektrik yang diaplikasikan dalam
bidang industri yang memerlukan kontrol posisi dengan presisi tinggi, seperti
gerakan yang sangat sedikit dalam sistem pelelehan semikonduktor, probe yang
memerlukan penempatan presisi tinggi, probe STM (scanning tunnel microscopy)
dan AFM (atomic force microscopy).

Bahan keramik piezoelektrik yang digunakan dalam aktuator piezoelektrik


menghasilkan energi listrik ketika mendapat energi mekanis (efek piezoelektrik)
dan akan menghasilkan energi mekanik bila diberi energi listrik (efek
piezoelektrik kebalikan) (Gambar 2).

13
Aplikasi aktuator piezoelektrik dibandingkan dengan aktuator
elektromagnetik mempunyai beberapa keuntungan dan kelemahan. Tabel 1
menunjukkan perbandingan aktuator piezoelektrik dan magnetik berdasar
prinsipnya. Kelemahan dari aktuator piezoelektrik dari aktuator elektromagnetik
adalah pergeseran yang kecil dan tegangan penggerak yang cukup tinggi. Namun
dari kecilnya pergeseran itu diperoleh juga keuntungan yaitu presisi yang tinggi..
Kelemahan aktuator ini adalah tegangan penggerak yang cukup tinggi (ratusan
volt). Namun dengan adanya teknologi nano telah dapat dibuat aktuator dengan
tegangan penggerak tidak lebih dari 5 volts. Aktuator piezoelektrik mengalami
kemajuan yang pesat dalam aplikasinya dari industri permesinan ke arah alat-alat
elektronik praktis seperti kamera digital dan telepon seluler.

14
G. Validasi Sensor Sidik Jari

Sensor sidik jari yang digunakan merupakan sebagai alat pemindai sidik
jari, dimana sensor ini memiliki tingkat sensitif yang tinggi. Sensor akan
melakukan proses scan pemindaian untuk setiap jari tangan yang mengenai sensor
tersebut dan data hasil scandari sensor akan dikirimkan ke komputer melalui USB.
Proses scan yang berlangsung melalui proses fisika yang cukup panjang. Setelah
dilakukan registrasi untuk suatu jari maka data tersebut disimpan dalam database
(basis data). Maka semua data tersebut di proses pada komputer. Dimana proses
pendaftaran sidik jari dengan menempel 4 kali sidik jari ke permukaan sensor
yang hendak di daftar.
Proses pendaftaran sidik jari dilakukan dengan mengambil sampel jari
sebanyak 4 kali, namun disaat proses verfikasi, si pengguna cukup sekali
meletakkan jari yang telah di daftar tadi dengan meletakkan jari yang telah
terdaftar ke permukaan sensor, maka sensor akan mengirimkan data hasil baca
sensor ke komputer, maka data tersebut akan di bandingkan dengan database
yang sudah ada, apabila ternyata data yang dibaca sensor memiliki kesamaan ciri
dengan data yang ada dalam basis data maka proses verifikasi berlangsung sukses
dan apa bila data uji hasil baca sensor tidak menemukan adanya kesamaan ciri
dengan data yang ada pada database proses akan ditolak dengan kata lain proses
verifikasi gagal. Hasil yang di peroleh akan ditampilkan pada komputer.
Pengiriman data hasil baca sensor fingerprint di kirim ke komputer melalui USB.
Dimana sebelumnya, data analog yang di peroleh akan di konversikan ke data
digital pada sensor.

15
H. Kelebihan dan Kekurangan Sensor Sidik Jari

Kelebihan sistem biometrik khususnya sensor sidik jari dibandingkan


dengan sistem identifikasi personal yaitu:
1. Bersifat permanen, tidak dapat diubah.
2. Tidak akan hilang, lupa, tertinggal, dan salah menempatkan.
3. Tidak bisa disalahgunakan oleh orang lain.
4. Praktis dan mudah.
Kekurangan yang dimiliki sensor sidik jari antara lain:
1. Tidak bisa memindai saat kondisi jari basah dan berdebu.
2. Terjadi kesalahan pencocokan dan ketidak cocokan

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan


bahwa:

1. Sensor merupakan piranti yang menerima sebuah stimulus atau rangsangan


sebagai kuantitas sifat atau kondisi tertentu yang dapat diubah menjadi sinyal
listrik.
2. Sensor sidik jari adalah salah satu bentuk biometrik, sebuah ilmu yang
menggunakan karakteristik fisik untuk mengidentifikasi.
3. Prinsip kerja dari sensor sidik jari adalah dengen dan memutuskan apakah
pola alur sidik jari dari gambar yang diambil sama dengan pola alur sidik jari
yang ada di database dan satu metode yang paling banyak digunakan saat ini
adalah optical scanning.
4. Fenoena atau materi pengenal dari sensor sidik jari ialah pola dari sidik jari
itu sendiri.
5. Transduser yang digunakan pada sensor sidik jari ialah transduser
piezoelektrik.
6. Aktuator yang digunakan pada sensor sidik jari ialah aktuator piezoelektrik.
7. Sensor sidik jari hanya akan membaca data sidik jari yang telah terdaftar pada
databasenya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Y.E., Noer S, dan Ageng S.R., 2015, Prototype Penggerak Pintu Pagar
Otomatis Berbasis Arduino Uno ATMEGA 328P dengan Sensor Sidik
Jari, Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro, 9(1).

Harvey, D., 2000, Modern Analytical Chemistry, daPauw University, North


America.

Kealey,D. dan P.J. Haines, 2002, Analytical Chemistry, BIOS Scientific


Publishers Ltd, UK.

Sharma, 2006, Studies on structural dielectric and Piezoelectric properties of


doped Pct ceramics, Deemed University, Punjab.

Verawati, R., 2014, Pengenalan Sidik Jari Berdasarkan Struktur Minutiae dengan
Metode Back Propagation, Pelita Informatika Budi Darma, 7(1).

Yudhana, A., Sunardi dan Priyatno., 2017, Perancangan Pengaman Pintu Rumah
Berbasis Sidik Jari Menggunakan Metode UML, Jurnal Teknologi,
10(2).

18

Anda mungkin juga menyukai