Anda di halaman 1dari 37

PROYEK

MIKROPROSESOR S1 DEPOK

PTA 18/19

FLOOD SENSOR

Oleh:
Fhadly Aldiansyah (28116346)

Jerry Yeskilia (23116705)

Try Bintang (27116453)

KELAS : 3KB03
ASISTEN PEMBIMBING : FIBYA ANDIKA

LABORATORIUM MENENGAH ELEKTRONIKA DAN


KOMPUTER UNIVERSITAS GUNADARMA 2018

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul proyek : Flood Sensor


Nama / NPM : 1. Fhadly Aldiansyah 28116346
2. Jerry Yeskilia 23116705
3. Try Bintang 27116453

Kelas : 3KB03

Diperiksa tanggal:

PJ. Mikroprosesor S1 Asisten Pembimbing

(Bimo Ariestyan) (Fibya Andika)

ii
ABSTRAK

SIMULASI PENDETEKSI KETINGGIAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLER

Banyak masyarakat yang tidak mengetahui kapan banjir datang. Mereka hanya bisa
mengira-ngira kapan banjir akan datang, karena keterbatasan manusia dalam memprediksi
cuaca. Ketika banjir datang mereka hanya bisa melihat benda-benda miliknya terendam air.
Aimulasi Pendeteksian ketinggian air berbasis mikrokontroler merupakan alat yang dapat
mendeteksi ketinggian air. Pada saat air pasang bahkan surut alat ini tetap bekerja. Alat ini
menggunakan 4 buah sensor air yang masing-masing sensor dipasang dengan ketinggian
yang berbeda, alat ini juga dilengkapi dengan LED sebagai indikator, dan buzzer sebagai
tanda peringatan, bahwa bahaya banjir akan datang. Setiap kondisi memiliki lampu indikator
yang berbeda, sehingga kita dapat dengan mudah mengetahui kondisi ketinggian air. Dan
buzzer akan berbunyi jika air sudah mengenai ke-4 sensor air. Dengan demikian, masyarakat
dapat dengan mudah mengantisipasi banjir yang akan datang

iii
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim,

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah swt, berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga
dan sahabatnya.

Alhamdulillah kami sebagai penyusun telah menyelesaikan makalah ini yang membahas
tentang alat "Flood Sensor". Tujuan kami membuat alat dan makalah ini adalah sebagai
syarat kelulusan Praktikum Mikroprosessor. Kerja dengan alat yang bekerja dipengaruhi
oleh air banjir yang mengenai sensor dari alat Flood Sensor.

Kami sebagai penyusun mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam pembuatan
makalah ini dan dengan rendah hati mengucap rasa hormat dan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu menyelesaikan alat dan makalah ini. Kami sadar betul bahwa
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diperlukan untuk kami agar kedepannya lebih baik lagi.

Depok, 29 November 2018

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

Halaman
COVER ............................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................. ii
ABSTRAK ........................................................................ iii
KATA PEGANTAR ........................................................ iv
DAFTAR ISI .................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ....................................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................... 1
1.2 Batasan Masalah ................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................ 3
1.4 Metode Penulisan ............................................... 3
1.5 Sistematika Penulisan ......................................... 4
BAB II. LANDASAN TEORI ........................................... 5
2.1 IC Mikrokontroler AT89S51................................. 5
2.2 Transistor………………………….. ................... 7
2.2.1 Cara Kerja Transistor…................................. 8
2.2.2 Jenis-jenis Transistor …................................ 10
2.3 Resistor ……........................................................ 11
2.3.1 Cara Perhitungan Resistor ......................... 12
2.3.2 Macam-macam Resistor ............................ 13
2.4 Relay……............................................................. 14
2.4.1 Prinsip kerja Relay .................................... 15
2.4.2 Jenis – jenis Relay...................................... 17
2.5 Dioda ................................................................... 17
2.5.1 Prinsip Dioda ............................................. 19
2.6 POMPA AIR ……………………….……...….... 20

v
BAB III. ANALISA RANGKAIAN ……………………... 21

3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram …..….. 21


3.2 Analisa Rangkaian Secara Detail ……………..... 22
3.3 Flowcart Program ………………………………. 23
3.4 Codingan Program ……………………………… 24

BAB IV. CARA PENGOPERASIAN ALAT ………….... 25

4.1 Cara Mengoperasikan Alat ……..……………….. 25

BAB V. PENUTUP ……………………………………...... 26

5.1 Kesimpulan …...……………………………...….. 26


5.2 Saran …………………….………………………. 26

DAFTAR PUSTAKA …………………………………...... 27

LAMPIRAN ………………………………………………. 28

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Port IC AT89S51.............................................................. 6


Gambar 2. Jenis – jenis Transistor .................................................... 10
Gambar 3. Resistor ............................................................................ 11
Gambar 4. Tabel warna resistor ........................................................ 12
Gambar 5. Relay ................................................................................ 14
Gambar 6. Cara kerja relay ............................................................... 16
Gambar 7. Dioda ............................................................................... 17
Gambar 8. Simbol dan sturktur diode ............................................... 19
Gambar 9. Dioda dengan bias maju .................................................. 19
Gambar 10. Dioda dengan bias negatif ............................................ 20
Gambar 11. Pompa air 12v ............................................................... 20
Gambar 12. Diagram blok ................................................................21

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Teknologi di masa kini sudah tidak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan kita sehari – hari,
demi menunjang kebutuhan hidup yang semakin bertambah dengan cepat kita sering
menggunakan peralatan elektronika. Mulai dari alat alat elektronik rumah tangga seperti
mesin cuci, air conditioner, pemanas air, televisi dll sampai ke peralatan yang manfaatnya
untuk masyarakat luas yaitu sensor sirine, sensor kebakaran, sensor cahaya sampai sensor
peringatan tsunami. Makalah ini akan membahas tentang alat elektronika “FLOOD
SENSOR” atau biasa disebut sensor banjir.

Banjir menjadi permasalahan tahunan, selalu menimpa daerah – daerah khususnya dataran
rendah sebagai contoh daerah DKI Jakarta. Bagi kota Jakarta banjir adalah bencana
langganan yang selalu menimpa tiap tahun, terkadang tidak ada peringatan banjir itu akan
datang hanya indikator ketinggian air lah yang menjadi acuan apakah banjir akan menerpa
daerah tersebut bila di hulu sungai habis diterpa hujan. Alat ini merupakan konsep dasar dari
rangkaian alat sensor peringatan banjir apabila volume air sungai sudah melebihi batas
ambang normal yang ditentukan, Flood Sensor ini mempunyai output berupa cahaya merah
dari LED dan pompa air sebagai media penyedot air

1
1.2 Batasan Masalah

Melihat luasnya ruang lingkup bidang elektronika maka penulis hanya membatasi
permasalahan yang berhubungan dengan Flood Sensor (Sensor Banjir) saja dengan tujuan
untuk mempermudah pemahaman dan pengertian tentang masalah – masalah pada Flood
Sensor (Sensor Banjir).

Dalam makalah ini penulis mencoba menjelaskan tentang masalah pada Flood Sensor secara
garis besarnya, terbagi menjadi 5 bab yang menjelaskan tentang Flood Sensor terdiri dari
Pendahuluan, Landasan Teori, Analisa Rangkaian, Cara Pengoperasian Alat, Kesimpulan
dan Penutup. Masing – masing bab akan menguraikan tentang Flood Sensor (Sensor Banjir)
dengan harapan agar lebih mudah dimengerti dan bisa dijadikan sebagai acuan penulis dalam
pembuatan makalah agar tidak menyimpang dari pokok masalah yang dibahas.

2
1.3 Tujuan Penulisan

Setelah melaksanakan praktikum mikroprosesor di laboratorium elektronika dan komputer,


Universitas Gunadarma, setiap mahasiswa dituntut untuk membuat sebuah alat elektronika
dan laporan (karya tulis) dalam betuk makalah, yang berguna untuk melatih mahasiswa
dalam membuat alat dan karya tulis kelak berguna untuk pelatihan penulisan PI dan Skripsi,
dan untuk mengetahui seberapa jauh mahasiswa memahami tentang ilmu elektronika yang
telah diberikan kepada mahasiswa tersebut, adapun tujuan yang lebih lanjut dari penulisan
laporan ini adalah:

1) Memberikan penjelasan dan cara kerja secara garis besar dari proyek elektronika
“FLOOD SENSOR”.

2) Memberikan pengenalan dasar tentang rangkaian elektronika dan komponen –


komponen dalam perangkat elektronika.

3) Sebagai syarat kelulusan dan syarat untuk mengikuti Praktikum Mikroprosesor tahun
ajaran 2017/2018.

4) Menambah wawasan penulis dan anggota yang lain mengenai perkembangan di


dalam bidang elektronika.

5) Melatih penulis dalam membuat karya tulis yang nanti dapat bermanfaat saat
pembuatan PI dan Skripsi.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini penulis mengambil referensi dari internet mengenai Flood
Sensor (Sensor Banjir) dan melihat dari hasil praktikum mikroprosesor yang penulis lakukan
pada saat praktikum di laboratorium mikroprosesor yang berhubungan dengan pembuatan
proyek alat Flood Sensor (Sensor Banjir).

3
1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 5 (lima) bab yang bertujuan agar pembaca
dapat memahami dan mengerti isi dari makalah ini:

BAB I. Pendahuluan
Pada bab ini praktikan menjelaskan tentang Penggunaan dan Aplikasi
perangkat elektronika dalam kehidupan sehari-hari dan penggunaannya
dalam teknologi sekarang ini. Serta penulis juga akan menjelaskan tentang
tujuan dalam pembuatan proyek yang berjudul “Flood Sensor” (Sensor
Banjir).

BAB II. Landasan Teori


Bab 2 (dua) berisikan tentang teori dasar yang berhubungan dengan analisa
rangkaian proyek dan kerangka proyek “Flood Sensor” (Sensor Banjir).

BAB III. Analisa Rangkaian


Pada bab ini penulis akan menjelaskan rangkaian secara blok diagram dan
secara detail dengan tujuan memperjelas penggunaan dan agar lebih mudah
dimengerti.

BAB IV. Cara Pengoperasian Alat


Berisi panduan untuk mengoperasikan alat yang akan kami presentasikan.

BAB V. Penutup
Berisi kesimpulan, rangkuman dan saran dari semua bab yang telah
diuraikan.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

Sebelum merangkai Flood Sensor kita harus mengetahui apa saja komponen penyusunnya
dan fungsi dari tiap komponenya dan juga cara penggunannya agar alat dapat bekerja dengan
baik. Diantara komponen penyusunnya yaitu mikrokontroler, led, resistor, kapasitor dan
juga yang lainya akan dijelaskan pada bagian ini secara bertahap.

2.1 IC Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler adalah salah satu dari bagian dasar dari suatu sistem komputer. Meskipun
mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan komputer
mainframe, mikrokontroler dibangun dari elemen-elemen dasar yang sama. Secara
sederhana, komputer akan menghasilkan output spesifik berdasarkan inputan yang diterima
dan program yang dikerjakan.

Seperti umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi


instruksi yang diberikan kepadanya. Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem
terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer. Program
ini menginstruksikan komputer untuk melakukan jalinan yang panjang dari aksi aksi
sederhana untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer.

Mikrokontroler AT89S51 memiliki pin berjumlah 40 dan umumnya dikemas dalam DIP
(Dual Inline Package). Masing-masing pin pada mikrokontroler AT89S51 mempunyai
kegunaan sebagai berikut:

5
Gambar 1. Port IC AT89S51

BIT NAME BIT ADDRESS ALTERNATE FUNCTION

P3.0 RXD B0h Receive data for serial port


P3.1 TXD B1h Transmit data for serial port
P3.2 INT0 B2h External interrupt 0
P3.3 INT1 B3h External interrupt 1
P3.4 T0 B4h Timer/counter 0 external input
P3.5 T1 B5h Timer/counter 1 external input
P3.6 WR B6h External data memory write strobe
P3.7 RD B7h External data memory read strobe

6
PSEN (Program Store Enable)
Sebuah sinyal keluaran yang terdapat pada pin 29. Fungsinya adalah sebagai sinyal kontrol
untuk memungkinkan mikrokontroler membaca program (code) dari memori eksternal.
Biasanya pin ini dihubungkan ke pin EPROM. Jika eksekusi program dari ROM internal
atau dari flash memori (ATMEL AT89SXX), maka berada pada kondisi tidak aktif (high).

ALE (Address Latch Enable)


Sinyal output ALE yang berada pada pin 30 fungsinya sama dengan ALE pada
microprocessor INTEL 8085, 8088 atau 8086. Sinyal ALE dipergunakan untuk demultiplek
bus alamat dan bus data. Sinyal ALE membangkitkan pulsa sebesar 1/6 frekuensi oscillator
dan dapat dipakai sebagai clock yang dapat dipergunakan secara umum

EA (External Access)
Masukan sinyal terdapat pada pin 31 yang dapat diberikan logika rendah (ground) atau
logika tinggi (+5V). Jika diberikan logika tinggi maka mikrokontroler akan mengakses
program dari ROM internal (EPROM/flash memori). Jika diberi logika rendah maka
mikrokontroler akan mengakses program dari memori eksternal.

RST (Reset)
Input reset pada pin 9 adalah reset master untuk AT89S51. Pulsa transisi dari tinggi selama
2 siklus ke rendah akan mereset mikrokontroler.

2.2 Transistor

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus
dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi
lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya
(BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat
dari sirkuit sumber listriknya.

7
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor
(C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus
dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan
arus output Kolektor.

Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.
Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog
melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio.
Dalam rangkaian - rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan
tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai
logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.

2.2.1 Cara kerja Transistor

Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar
transistor yaitu bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan
field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.

Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya


menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk
membawa arus listrik. BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu
dari dua jenis transistor. Cara kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua diode
yang terminal positif atau negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal.
Ketiga terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B).
Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat
menghasilkan perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal
kolektor. Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai
penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada basis
biasanya dilambangkan dengan β atau β biasanya berkisar sekitar 100 untuk
transistor-transisor BJT. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu
daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini

8
dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran
arus utama tersebut.

FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis


pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET,
arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan
depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar
dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari
daerah perbatasan ini dapat diubah dengan perubahan tegangan yang
diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut. FET dibagi
menjadi dua keluarga: Junction FET dan Insulated Gate FET (IGFET) atau
juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET
(MOSFET). Berbeda dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk
sebuah diode dengan kanal (materi semikonduktor antara Source dan Drain).
Secara fungsinya, ini membuat N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-
state dari tabung vakum, yang juga membentuk sebuah diode antara grid dan
katode. Dan juga, keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di "depletion
mode", keduanya memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya
menghantarkan arus listrik dibawah kontrol tegangan input.

FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion
mode. Mode menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan
source saat FET menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel FET
sebagai contoh: dalam depletion mode, gate adalah negatif dibandingkan
dengan source, sedangkan dalam enhancement mode, gate adalah positif.
Untuk kedua mode, jika tegangan gate dibuat lebih positif, aliran arus di
antara source dan drain akan meningkat. Untuk P-channel FET, polaritas-
polaritas semua dibalik. Sebagian besar IGFET adalah tipe enhancement
mode, dan hampir semua JFET adalah tipe depletion mode.

9
2.2.2 Jenis – jenis Transistor

Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:


1) Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide
2) Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface
Mount, IC, dan lain-lain
3) Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET,
VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor
yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain
4) Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
5) Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power
6) Maximum frekuensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF
transistor, Microwave, dan lain-lain
7) Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi,
dan lain-lain

Berikut simbol – simbol transistor dari berbagai tipe:

BJT JFET

PNP NPN P-Channel N-channel


Gambar 2. Jenis – jenis Transistor

10
2.3 Resistor

Resistor adalah komponen pasif elektronik dua kutub yang didesain untuk menahan arus
listrik dengan memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya, nilai tegangan
terhadap resistansi berbanding dengan arus yang mengalir, berdasarkan hukum Ohm yaitu:
V= I.R

Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan
merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan resistor dapat dibuat dari
bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari
paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium). Karakteristik utama dari resistor adalah
resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien
suhu, desah listrik, dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan
papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain
sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan

Gambar 3. Resistor

11
2.3.1 Cara Perhitungan Resistor

Bentuk resistor yang umum berupa tabung dengan dua kaki tembaga di
masing-masing ujungnya. Pada badan tabung terdapat gelang-gelang warna
warni yang merupakan kode untuk mengetahui nilai resistansi sebuah resistor
tanpa menggunakan bantuan alat.

Kode-kode warna tersebut merupakan standar manufaktur yang diterbitkan


oleh Electronic Industries Association (EIA). Tabel di bawah ini merupakan
table warna resistor dilengkapi dengan cara pembacaan nilai gelang warna.

Gambar 4. Tabel Warna Resistor

Nilai resistansi pertama di baca dari gelang warna yang paling depan ke arah
gelang toleransi yang berada di paling belakang atau ujung tabung resistor.
Warna gelang toleransi adalah coklat, merah, emas dan perak. Setelah
mengetahui mana gelang yang pertama maka kita tinggal menghitung nilai
resistor. Jumlah gelang warna yang melingkar biasanya sesuai dengan
toleransinya. Resistor dengan toleransi 5%, 10% dan 20% memiliki tiga
gelang warna tidak termasuk gelang toleransi, namun untuk nilai toleransi
1% atau 2% memiliki empat gelang tidak termasuk gleng toleransi.

Gelang warna pertama menunjukan satuan dan gelang warna terakhir


menunjukan faktor pengali. Misalnya resistor dengan warna coklat, hijau,
kuning dan emas, maka cara bacanya sesuai dengan table:

12
Coklat = 1

Hijau = 5

Kuning = X 10.000 (factor pengali)

Berarti nilai resistansinya adalah 15 X 10.000 = 150.00 Ohm atau 150 Kilo
Ohm ± 5%

Hal lain yang perlu diperhatikan selain nilai resistansinya yaitu besar
dayanya (watt). Karena resistor dialiri listrik akan menimbulkan panas
sebesar W=I2R watt. Semakin besar ukuran resistor, semakin besar pula
panas yang dihasilkan.

2.3.2 Macam – macam Resistor

Pada dasarnya, resistor hanya ada dua macam, yakni resistor tetap (fixed
resistor) dan resistor tidak tetap (variable resistor). Untuk resistor tetap, ciri
- cirinya adalah nilai resistansinya tidak dapat diubah - ubah karena pabrik
pembuatnya telah menentukan nilai tetap dari resistor tersebut .Sedangkan,
untuk variable resistor, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya dapat berubah-
ubah, bisa jadi dirubah dengan sengaja atau berubah sendiri karena pengaruh
lingkungan. Dengan demikian, sebagian resistor variabel dapat kita tentukan
besar resistansinya. Macam - macam resistor tetap (fixed resistor) yaitu:
Resistor kawat, Resistor Batang Karbon (Arang), Resistor Keramik atau
Porselin, Resistor Film Karbon dan Resistor Film Metal.

13
2.4 Relay

Gambar 5. Relay

Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus
listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi
(solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya
gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat
arus dihentikan, gaya magnet akan hilang dan kontak saklar kembaliterbuka.

Relay biasanya digunakan untuk menggerakkan arus/tegangan yang besar (misalnya


peralatan listrik 4 ampere AC 220 V) dengan memakai arus/tegangan yang kecil (misalnya
0.1 ampere 12 Volt DC). Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang
memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik.

Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut:

1) Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka)


kontak saklar.

2) Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.

Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan
sebuah dioda yang di-paralel dengan lilitannya dan dipasang terbaik yaitu anoda pada
tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan

14
listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak
komponen di sekitarnya. Konfigurasi dari kontak-kontak relay ada tiga jenis, yaitu:

a) Normally Open (NO), apabila kontak-kontak tertutup saat relay dicatu


b) Normally Closed (NC), apabila kontak-kontak terbuka saat relay dicatu
c) Change Over (CO), relay mempunyai kontak tengah yang normal tertutup, tetapi
ketika relay dicatu kontak tengah tersebut akan membuat hubungan dengan kontak-
kontak yang lain.

Penggunaan relay perlu memperhatikan tegangan pengontrolnya sertakekuatan relay men-


switch arus/tegangan. Biasanya ukurannya tertera pada body relay. Misalnya relay 12VDC/4
A 220V, artinya tegangan yang diperlukan sebagai pengontrolnya adalah 12Volt DC dan
mampu men-switch arus listrik (maksimal) sebesar 4 ampere pada tegangan 220 Volt.
Sebaiknya relay difungsikan 80% saja dari kemampuan maksimalnya agar aman, lebih
rendah lagi lebih aman. Relay jenis lain ada yang namanya reedswitch atau relay lidi. Relay
jenis ini berupa batang kontak terbuat dari besi pada tabung kaca kecil yang dililitin kawat.
Pada saat lilitan kawat dialiri arus, kontak besi tersebut akan menjadi magnet dan saling
menempel sehingga menjadi saklar yang on. Ketika arus pada lilitan dihentikan medan
magnet hilang dan kontak kembali terbuka (off).

2.4.1 Prinsip Kerja Relay

Relay terdiri dari Coil & Contact. Coil adalah gulungan kawat yang
mendapat arus listrik, sedang contact adalah sejenis saklar yang
pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik dicoil. Contact ada 2
jenis: Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open), dan Normally
Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close).

15
Gambar 6. Cara Kerja Relay

Secara sederhana berikut prinsip kerja dari relay: ketika Coil mendapat
energi listrik (energized), akan timbul gaya elektromagnet yang akan
menarik armature yang berpegas, dan contact akan menutup.

Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:


a) Coil = lilitan dari relay
b) Common = bagian yang tersambung ke dalam NC (saat keadaan
normal)
c) Contact = terdiri dari NC dan NO

Bagian – bagian Relay dapat diketahui dengan 2 cara, yaitu:

1) Dengan melihat isi dalam Relay tersebut


2) Dengan menggunakan multimeter (ohm)

Cara mengetahui relay tersebut masih berfungsi atau tidak dapat dilakukan
dengan cara memberikan tegangan yang sesuai dengan relay tersebut pada
bagian koilnya. Jika kontaknya masih bekerja NC-->NO atau NO-->NC,
maka dapat dikatakan bahwa relay tersebut masih dalam keadaan baik.

16
2.4.2 Jenis – jenis Relay

1) SPST - Single Pole Single Throw


2) SPDT - Single Pole Double Throw. Terdiri dari 5 buah pin, yaitu: (2) coil
(1) common, (1) NC, (1) NO.
3) DPST - Double Pole Single Throw. Setara dengan 2 buah saklar atau
relay SPST.
4) DPDT - Double Pole Double Throw. Setara dengan 2 buah saklar atau
relay SPDT.
5) QPDT - Quadruple Pole Double Throw. Sering disebut sebagai Quad
Pole Double Throw, atau 4PDT. Setara dengan 4 buah saklar atau relay
SPDT atau dua buah relay DPDT. Terdiri dari 14 pin (termasuk 2 buah
untuk coil).

2.5 Dioda

Dioda dalam komponen elektronika adalah sebagai penyerah arus, Sebagai catu daya,
Sebagai penyaring atau pendeteksi dan untuk stabilisator tegangan. Dioda adalah komponen
aktif yang memiliki dua terminal yang melewatkan arus listrik hanya satu arah.

Gambar 7. Dioda

Dioda memiliki dua elektroda aktif dimana isyarat listrik dapat mengalir, dan kebanyakan
diode digunakan karena karakteristik satu arah yang dimilikinya. Dioda varikap

17
(VARIableCAPacitor/kondensator variabel) digunakan sebagai kondensator terkendali
tegangan.

Dalam dunia otomotif, fungsi dioda sangat di perlukan pada sistem pengisian
alternatol/dinamo isi dimana tegangan AC yang di bangkitkan oleh alternator di searahkan
menjadi tegangan DC oleh dioda sebagai sumber suplay tegangan ke beban serta sebagai
charger accu/aki dengan 12volt melalui IC regulator alternator.

Jenis dioda juga bermacam-macam, seperti Dioda silicon, Dioda germanium, Dioda zener
dan LED (Light Emitting Dioda). Fungsi dioda ini sangat berlainan, karena memiliki
perbedaan pada aspek fisik baik ukuran geometrik, tingkat pengotoran, jenis elektrode
ataupun jenis pertemuan.

Selain sebagai penyerah arus, fungsi dioda juga bisa di gunakan sebagai detector yaitu untuk
mendeteksi sinyal-sinyal kecil. Dioda zener dipakai sebagai stabilisator tegangan catu daya
sedangkan dioda LED (Light Emitting Dioda) yaitu dioda yang dapat memancarkan cahaya
biasanya dipakai sebagai lampu control.

Sebagian besar jenis dioda seringkali disebut karakteristik menyearahkan. Fungsi dioda
paling umum adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah (disebut
kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi panjar
mundur). Itu sebabnya, dioda dapat dianggap sebagai versi elektronik dari katup pada
transmisi cairan.

Karakteristik dioda atau kurva I–V, berhubungan langsung dengan perpindahan dari
pembawa melalui yang dinamakan lapisan penipisan atau daerah pemiskinan yang terdapat
pada pertemuan p-n di antara semikonduktor.

Pada diode p-n, arus mengalir dari sisi tipe-p (anode) menuju sisi tipe-n (katode), tetapi tidak
mengalir dalam arah sebaliknya. Itu lah yang dinamakan Dioda semikonduktor. Tipe lain
dari diode semikonduktor adalah diode Schottky yang dibentuk dari pertemuan antara logam
dan semikonduktor.

18
2.5.1 Prinsip Kerja Dioda

A. Prinsip Kerja Dioda

Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu
arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan
N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain
adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari
sisi P menuju sisi N.

Gambar 8. Simbol dan Struktur Dioda

Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi


kecil yang disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat
keseimbangan hole dan elektron. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P
banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima elektron sedangkan di sisi N
banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk bebas merdeka.

Gambar 9. Dioda dengan bias maju

Lalu jika diberi bias positif, dengan arti kata memberi tegangan potensial sisi
P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan serta qmerta akan
tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron mengisi hole disisi

19
P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini disebut
aliran hole dari P menuju N, Kalau mengunakan terminologi arus listrik,
maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.

Sebalikya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan
memberikan bias negatif (reverse bias). Dalamh hal ini, sisi N mendapat
polaritas tegangan lebih besar dari sisi P.

Gambar 10. Dioda dengan bias negatif

Tentu jawabanya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran
hole dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-
masing tertarik ke arah kutup berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion
layer) semakin besar dan menghalangi terjadinya arus.

2.6 Pompa Air 12v

Gambar 11. Pompa air 12v

Pompa dilengkapi switch auto on/off, saat aliran output air ditutup maka pompa akan
otomatis mati, dan sebaliknya bila dibuka akan otomatis menyala.

20
BAB III
ANALISA RANGKAIAN

Analisa rangkaian dijabarkan dalam 2 bentuk, yaitu:


1) Analisa rangkaian secara blok diagram
2) Analisa rangkaian secara detail

3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram

Dalam percobaan rangkaian flood sensor yang telah menjadi tugas kami emban dengan
tujuan untuk mempermudah pemetaan maka kami membuat suatu diagram blok.

PROSES
Mynsis AT89S51

INPUT OUTPUT
SENSOR Pompa Air 12v
DAYA 12v SUMBER
TEGANGAN

Gambar 12. Diagram blok

Penjelasan dari blok diagram:

1. Input
Pada block input, alat flood detector ini menggunakan air sebagai penghubung antat port
(sensor air). Sensor terdiri dari empat rangkaian yang open dengan diatur beda tinggi
levelnya. Jika air menyentuh kedua port yang terpisah maka arus bisa mengalir dan alatpun
bekerja. Pada rangkaian Flood Sensor ini merupakan sumber tegangan atau dengan nama
lain adalah (power source) yang berasal dari baterai bertegangan sebesar 12V.

21
Komponen – komponen yang berada pada Flood sensor ini seperti Ground dan Sensor
memberikan sebuah tegangan pada seluruh blok rangkaian yang disebut blok proses.

2. Proses
Pada block proses terdapat mikrokontroler at89c51 sebagai otak untuk menjalankan proses.
Pada ic itu ditanamkan program sehingga pada saat air mengenai permukaan sensor yang
paling bawah maka pompa air akan menyala, bila air telah mencapai ketinggian kedua
pompa air akan mati,

3. Output
Seperti halnya diatas, alat keluaran atau output pada alat Flood sensor terbagi menjadi 2 alat
adalah LED merah, dan Pompa air., LED merah dan pompa air sebagai indikator bahwa
sensor aktif karena tidak tersentuh air

3.2 Analisa Rangkaian Secara Detail

Regulator dibutuhkan untuk mengatur tegangan yang masuk pada mikrokontroler at89c51.
Pada saat battre dimasukan, tegangan yang keluar dari battre adalah 9V, sedang
mikrokontroler hanya membutuhkan 5V sehingga sebelum tegangan sampai ke rangkaian
mikrokontroler, terlebih dahulu disaring oleh regulator sehingga input tegangan akan
berubah menjadi 5V. Kapasitor dipasang pada input dan output untuk mencegah terjadinya
shock wave sehingga ketika input diputus tegangan akan turun perlahan sampai 0. Berbeda
jika tidak menggunakan kapasitor maka ketika input di putus tegangan akan mendadak 0
secara tiba-tiba. Pada rangkaian Flood Sensor ini alat akan bekerja apabila diberi input
tegangan sebesar +12V pada pcb. Alat ini bekerja sebagai sensor ketinggian air jika sensor
tersentuh oleh permukaan air maka sensor akan mengubahnya menjadi sinyal listrik yang
dialirkan ke minsys sebagai pengatur banyaknya tegangan yang masuk ke kaki p3.0
AT89C51 agar dapat mencocokan output yang diinginkan, agar sesuai dengan apa yang
dibutuhkan oleh komponen yang lain dan outputnya melalu kaki p3.0. berlanjut ke relay
untuk menyalakan pompa air sekaligus melakukan electrical switching output yang dituju
apabila dalam kondisi sensor telah tersentuh air dan ke kapasitor diantara VCC dan Ground
sebagai penyimpan daya sementara sebelum daya dibuang ke ground.

22
Maka output yang dihasilkan dari awal alat di aktifkan adalah pompa air nyala sebelum
sensor bawah belum terkena air menandakan kondisi awal lalu setelah sensor atas diaktifkan
dengan cara tersentuh oleh air maka pompa air akan mati

3.3 Flowchart Program

START

INISIALISASI

SENSOR POMPA AIR NYALA


BAWAH
KERING

SENSOR
ATAS POMPA AIR MATI
BASAH

END

23
3.4 Codingan Program

24
BAB IV
CARA PENGOPERASIAN ALAT

4.1 Cara Mengoperasikan Alat

Rangkaian Flood Sensor ini menggunakan sumber tegangan sebesar +12V, Ground dan -
12V.Dengan inputan dari ketinggian air yang ditangkap oleh sensor banjir. Melalui proses
IC, Transistor, Relay dan Kapasitor sehingga menghasilkan output pada LED dan pompa
air. Berikut adalah cara kerja pengoperasian alat, yaitu:

1) Hubungkan rangkaian ke power supply, yaitu VCC +12V, Ground dan - 12V.
2) Indikator LED merah menyala, berarti keadaan normal.
3) Saat kedua kutub sensor terkena air maka keduanya akan dapat mengalirkan arus
listrik sehingga indicator LED merah mati dan pompa air menyala.

25
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari kami dalam pebuatan alat Flood Sensor ini adalah alat ini bekerja
berdasarkan jalur sensor yang akan terhubung saat terkena oleh air. Saat air menghubungkan
kedua kutub sensor, maka indicator LED merah pada minsys akan menyala dan pompa air
menyala. Karena, air yang menutupi kedua kutub sensor dapat menghantarkan arus listrik.

5.2 Saran

Saran yang dapat kami simpulkan yaitu:

1) Berhati hati pada saat merangkai komponen, perhatikan posisi kakinya seperti letak
kaki positif dan negatif atau katoda dengan anoda jangan sampai terbalik.
2) Menganalisa rangkaian secara teliti agar dapat diberi kesimpulan yang benar dan
tepat sehingga dapat dilanjutkan ke pembuatan makalah selanjutnya.
3) Merencanakan dengan matang layout yang akan dibuat sebelum di gambar di papan
PCB, apabila merasa tidak yakin dengan jalur yang dibuat jangan ragu untuk
mengkonsultasikan dengan kakak – kakak penanggung jawab proyek.
4) Ukur titik kaki komponen dengan teliti sebelum mengebor papan PCB agar
komponen dapat masuk dengan pas
5) Teliti dalam menebalkan layout jalur di papan PCB agar nantinya saat dilarutkan
tidak ada jalur yang terputus karena akan berakibat fatal, baiknya untuk melakukan
penebalan menggunakan spidol permanen sebanyak tiga kali pelapisan.
6) Usahakan pada saat pelarutan jangan terlalu banyak air, agar konsentrasi larutan
lebih baik dalam melarutkan PCB.

26
DAFTAR PUSTAKA

http://elektronika-dasar.web.id/operasional-amplifier-op-amp-ic-lm741/

http://komponenelektronika.biz/kapasitor

http://komponenelektronika.biz/resistor

http://komponenelektronika.biz/transistor

http://komponenelektronika.biz/dioda

http://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/

http://komponenelektronika.biz/rangkaian-buzzer.html

http://teknikelektronika.com/jenis-jenis-komponen-elektronika-beserta-fungsi-dan-
simbolnya.

27
LAMPIRAN

Skema Rangkaian

28
Dokumentasi Pembuatan

29
30

Anda mungkin juga menyukai