“ Sensor Cahaya
Jenis, Karakteristik dan Prinsip Kerja “
Dosen Pengampu:
Herman Hafid, S.Pd
Oleh:
Dewi Sartika (P320013)
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah
dan Pengasih yang telah melimpahkan nikmat, karunia, dan hidayah-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan ......................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................4
B. Tujuan...................................................................................................5
C. Batasan Masalah...................................................................................5
E. Sistematika Penulisan.........................................................................6
A. Pengertian Sensor................................................................................7
Bab III Jenis-jenis Sensor Cahaya serta Karakteristik dan Prinsip Kerjanya ...........10
A. LDR (Light Dependent Resistor).......................................................10
B. Fotodioda ..........................................................................................12
Bab IV Penutup...........................................................................................................25
A. Kesimpulan .......................................................................................25
B. Saran .................................................................................................25
Daftar Pustaka ............................................................................................................26
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecelakaan di jalan bebas hambatan sudah sering terjadi di Indonesia.
Dengan segala resiko kecelakaan lalu lintas di jalan bebas hambatan lebih
tinggi dibandingkan berkendaraan di jalan protokol atau bukan di jalan bebas
hambatan. Peraturan lalu lintas di ruas jalan bebas hambatan memang lebih
ketat hal tersebut mengingat jumlah dan laju kecepatan kendaraan rata-rata
melaju dengan kecepatan tinggi.
4
dengan membuat suatu peralatan yang dapat berfungsi untuk dapat
memperingatkan kendaraan mobil yang mendekat dari arah belakang, sehingga
dapat menjaga jarak berkendara di jalan dengan kecepatan tinggi.
Contoh aplikasi dari sensor cahaya dapat digunakan pada lampu sinyal.
Pada makalah ini akan dipelajari mengenai sensor terutama sensor cahaya
beserta jenis-jenisnya, karakteristik dan prinsip kerja sensor cahaya.
B. Tujuan
1. Mengetahui jenis-jenis sensor cahaya.
2. Mengetahui karakteristik sensor cahaya. 3.
Mengetahui prinsip kerja sensor cahaya.
C. Batasan Masalah
Untuk mempermudah penulisan maka perlu adanya pembatasan
masalah mengenai pembahasan sensor cahaya yaitu, penulis hanya membahas
mengenai jenis-jenis, karakteristik dan prinsip kerja sensor cahaya.
D. Metode Penulisan
Dalam menyelesaikan makalah ini, menggunakan metode studi
pustaka. Studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan landasan teori, data-
5
data atau informasi sebagai bahan acuan dalam melakukan penyusunan
makalah ini.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab satu ini berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, batasan
masalah, metode penulisan makalah dan sistematika penulisan
makalah.
Bab III Bab ini menjelaskan mengenai jenis-jenis sensor cahaya, karakteristik
sensor cahaya dan prinsip kerja sensor cahaya.
Bab IV Penutup
Bab ini berisi saran-saran dan kesimpulan.
Daftar Pustaka
Berisi tentang judul serta pengarang dari buku-buku yang digunakan dan
alamat website untuk menunjang terselsaikanya makalah ini.
6
BAB II
SENSOR CAHAYA
A. Pengertian Sensor
Sensor adalah alat untuk mendeteksi/mengukur sesuatu, yang
digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia
menjadi tegangan dan arus listrik. Dalam lingkungan sistem pengendali dan
robotika, sensor memberikan kesamaan yang menyerupai mata, pendengaran,
hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh kontroler sebagai otaknya
(Petruzella, 2001).
1. Linieritas
Konversi harus benar-benar proposional, jadi karakteristik konversi harus
linier.
3. Kepekaan
Kepekaan sensor harus dipilih sedemikian, sehingga pada nilai-nilai
masukan yang ada dapat diperoleh tegangan listrik keluaran yang cukup
besar.
4. Waktu tanggapan
Waktu tanggapan adalah waktu yang diperlukan keluaran sensor untuk
mencapai nilai akhirnya pada nilai masukan yang berubah secara
mendadak. Sensor harus dapat berubah cepat bila nilai masukan pada
sistem tempat sensor tersebut berubah.
5. Batas frekuensi terendah dan tertinggi
7
Batas-batas tersebut adalah nilai frekuensi masukan periodik terendah dan
tertinggi yang masih dapat dikonversi oleh sensor secara benar. Pada
kebanyakan aplikasi disyaratkan bahwa frekuensi terendah adalah 0 Hz.
6. Stabilitas waktu
Untuk nilai masukan (input) tertentu sensor harus dapat memberikan
keluaran (output) yang tetap nilainya dalam waktu yang lama.
7. Histerisis
Gejala histerisis yang ada pada magnetisasi besi dapat pula dijumpai pada
sensor. Misalnya, pada suatu temperatur tertentu sebuah sensor dapat
memberikan keluaran yang berlainan.
B. Sensor Cahaya
Sensor cahaya adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran
cahaya menjadi besaran listrik. Prinsip kerja dari alat ini adalah mengubah
energi dari foton menjadi elektron. Idealnya satu foton dapat membangkitkan
satu elektron. Sensor cahaya sangat luas penggunaannya, salah satu yang
paling populer adalah kamera digital. Pada saat ini sudah ada alat yang
digunakan untuk mengukur cahaya yang mempunyai satu buah foton saja.
8
• Fotodioda yang dapat beroperasi pada mode fotovoltaik maupun
fotokonduktif
9
BAB III
JENIS-JENIS SENSOR CAHAYA
SERTA KARAKTERISTIK DAN PRINSIP KERJANYA
10
potensial yang menyebabkan terjadinya perubahan tegangan kalau sinar
yang datang berubah.
2. Karakteristik LDR
Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu Laju Recovery dan Respon
Spektral.
a. Laju Recovery
Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level
kekuatan cahaya tertentu kedalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa
kita amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera berubah
11
resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun LDR
tersebut hanya akan bisa mencapai harga di kegelapan setelah
mengalami selang waktu tertentu. Laju recovery merupakan suatu
ukuaran praktis dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam waktu
tertentu.
Harga ini ditulis dalam K /detik, untuk LDR type arus harganya
lebih besar dari 200 K /detik (selama 20 menit pertama mulai dari level
cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah
sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang
memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang
sesuai dengan level cahaya 400 lux. b. Respon Spektral
B. Fotodioda
Fotodioda adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya.
Fotodioda merupakan sensor cahaya semikonduktor yang dapat mengubah
besaran cahaya menjadi besaran listrik. Fotodioda merupakan sebuah dioda
dengan sambungan p-n yang dipengaruhi cahaya dalam kerjanya. Cahaya yang
dapat dideteksi oleh fotodioda ini mulai dari cahaya infra merah, cahaya
tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X. Aplikasi fotodioda mulai dari
penghitung kendaraan di jalan umum secara otomatis, pengukur cahaya pada
kamera serta beberapa peralatan di bidang medis.
12
Gambar 2 : Simbol fotodioda (kiri), bentuk fotodioda (kanan)
Prinsip kerja dari fotodioda jika sebuah sambungan p-n dibias maju
dan diberikan cahaya padanya maka pertambahan arus sangat kecil
sedangkan jika sambungan p-n dibias mundur, maka arus akan bertambah
cukup besar. Cahaya yang dikenakan pada fotodioda akan mengakibatkan
terjadinya pergeseran foton yang akan menghasilkan pasangan elektron-
hole dikedua sisi dari sambungan. Ketika elektronelektron yang dihasilkan
itu masuk ke pita konduksi maka elektronelektron itu akan mengalir ke arah
positif sumber tegangan sedangkan hole yang dihasilkan mengalir ke arah
negatif sumber tegangan sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian.
Besarnya pasangan elektron ataupun hole yang dihasilkan tergantung dari
besarnya intensitas cahaya yang dikenakan pada fotodioda.
2. Karakteristik fotodioda
Ada beberapa karakteristik fotodioda yang perlu diketahui antara
lain:
tegangan yang dihasilkan dari tenaga cahaya ini sedikit tidak linier, dan
range perubahannya sangat kecil.
13
b. Mode fotokonduktivitas: disini fotodioda di aplikasikan sebagai
tegangan revers (tegangan balik) dari sebuah dioda (yaitu tegangan
pada arah tersebut pada dioda tidak akan menghantarkan tanpa terkena
cahaya) dan pengukuran menghasilkan arus foto (hal ini juga bagus
untuk mengaplikasikan tegangan mendekati nol).
C. LED Inframerah
Sinar infra merah termasuk dalam gelombang elektromagnetik yang
tidak tampak oleh mata telanjang. Sinar ini tidak tampak oleh mata karena
mempunyai panjang gelombang berkas cahaya yang terlalu panjang bagi
tanggapan mata manusia. Sifat-sifat cahaya infra merah:
14
infra merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang,
yaitu sekitar 700 nm sampai 1 mm.
15
Led inframerah adalah suatu jenis dioda yang apabila diberi tegangan
maju maka arus majunya akan membangkitkan cahaya pada pertemuan PN-
nya. Disini cahaya yang dibangkitkan adalah infra merah yang tidak dapat
dilihat dengan mata. Dioda-dioda yang digunakan terbuat dari bahan
Galium (Ga), Arsen (As), dan Fosfor (P) atau disingkat GaAsP. Tegangan
maju antara anoda-katoda berkisar antara 1,5V-2V, sedangkan arus
majunya berkisar 5 mA-20 mA. Led inframerah sesuai dengan
rancangannya memancarkan cahaya pada spektrum inframerah dengan
panjang gelombang λ = 940 nm. Spektrum cahaya inframerah ini
mempunyai level panas yang paling tinggi diantara sinar-sinar yang lain
walaupun tidak tampak oleh mata dan mempunyai efek fotolistrik yang
terkuat.
16
menghasilkan energi tidak tampak seperti yang dipancarkan oleh pemancar
laser atau inframerah.
D. Sel Fotovoltaik
17
cahaya-listrik tidak ada bagian yang bergerak, sehingga produk teknologi
fotovoltaik memiliki umur teknis yang panjang (>25 tahun).
Sel Fotovoltaik. Efek fotolistrik ini terjadi pada suatu sel yang terbuat dari
bahan semikonduktor. Karena sifatnya, sel ini kemudian disebut sebagai sel
fotovoltaik (photovoltaic cell) atau sering juga disebut sebagai sel surya (solar
cell). Sel fotovoltaik merupakan komponen terkecil didalam sistem energi surya
fotovoltaik (SESF).
18
Bahan yang Digunakan untuk Pembangunan Sel fotovoltaik. Bahan khusus
digunakan untuk pembangunan sel surya. Bahan-bahan yang disebut
semikonduktor. Bahan semikonduktor yang paling umum digunakan untuk
pembangunan sel surya adalah silikon. Beberapa bentuk silikon yang digunakan
untuk konstruksi, mereka adalah single-kristal, multi-kristal dan amorf. bahan lain
yang digunakan untuk pembangunan sel surya adalah filmfilm tipis polikristalin
seperti diselenide tembaga indium, telluride kadmium.
Modul Fotovoltaik. Modul fotovoltaik dirakit dari susunan sel surya atau
sel fotovoltaik yang dirangkai secara seri dan/atau paralel. Produk akhir dari
modul fotovoltaik menyerupai bentuk lembaran kaca dengan ketebalan sekitar 6-
8 milimeter. Efisiensi pembangkitan energi listrik yang dihasilkan modul
fotovoltaik pada skala komersial saat ini adalah sekitar 14 - 15 %.
19
(Wp). Standar uji ini ditetapkan pada intensitas 1000 W/m2 dan temperatur sel 25
o
C. Didalam realita; modul fotovoltaik akan bekerja dengan radiasi yang
berfluktuatif dan suhu sel yang lebih tinggi.
Di Indonesia, besar energi matahari yang jatuh pada permukaan seluas satu
meter persegi selama satu hari antara 3 - 6 kWh (satuan : kWh/m2.hari). Untuk
modul fotovoltaik 100 Wp yang diterapkan pada daerah dengan penyinaran
matahari rata-rata 4,5 kWh/m2.hari akan mampu menyediakan energi sekitar 300
Watt-jam/hari.
Cryogenic
Karakteristik Tabung cahaya yang mengandung fotokatoda yang
memancarkan elektron ketika dikenai cahaya, dan umumnya bersifat sebagai
fotoresistor.
20
Fotokatoda adalah katoda memancarkan elektron di bawah pengaruh
cahaya. Photocathode dihubungkan ke terminal negatif power supply dan unsur
penting dari banyak detektor radiasi yang mengandung tabung vakum.
F. Detektor Optis
Deteksi optik adalah fungsi dari bagian penerima dalam sistem komunikasi
optik. Sebuah detektor optik atau photodetector adalah kebalikan dari apa yang
dikerjakan oleh bagian pengirim, yaitu sumber optik. Sumber optik biasanya
mengkonversikan sinyal optik input menjadi keluaran berupa arus. Detektor optik
biasanya adalah photodiode yang merupakan divais photoelectric. Rentang nilai
21
dari panjang gelombang yang dideteksi termasuk UV, infra red, cahaya tampak,
dll., adalah dari 0.005 s/d 4,000 ìm.
Pertama kali yang mesti diperhatikan dalam memilih detektor cahaya yang
akan digunakan adalah menspesifikasikan parameter-parameter sistem yang ada,
dalam hal ini parameter yang umum digunakan adalah responsivitas, gain, laju bit
dan jarak transmisinya.
G. Fototransistor
Fototransistor adalah sebuah benda padat pendeteksi cahaya yang memiliki
gain internal. Hal ini yang membuat foto transistor memiliki sensitivitas yang lebih
tinggi dibandingkan fotodioda, dalam ukuran yang sama. Alat ini (foto transistor)
dapat menghasilkan sinyal analog maupun sinyal digital.
22
1. Karakteristik Fototransistor
Foto transistor memiliki karakteristik:
a. Pendeteksi jarak dekat Infra merah.
b. Bisa dikuatkan sampai 100 sampai 1500.
c. Respon waktu cukup cepat
d. Bisa digunakan dalam jarak lebar.
e. Bisa dipasangkan dengan (hampir) semua penghasil cahaya atau cahaya yang
dekat dengan inframerah, seperti IRED (infred led), Neon, Flourescent, lampu
bohlam, cahaya laser dan api.
f. Mempunyai karakteristik seperti transistor, kecuali bagian basis digantikan
oleh besar cahaya yang diterima.
23
a. Dalam rangkaian jika menerima cahaya akan berfungsi sebagai
resistan.
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari materi tentang Sensor Cahaya ini, yaitu;
1. Sensor adalah alat untuk mendeteksi/mengukur sesuatu, yang digunakan untuk
mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan
dan arus listrik.
4. Pada jenis-jenis sensor tersebut, memiliki prinsip kerja dan karakteristik yang
berbeda-beda.
B. Saran
Sensor cahaya memiliki banyak jenis dan aplikasi dalam kehidupan manusia.
Dalam makalah kami hanya membahas mengenai beberapa jenis dari sensor
cahaya, karakteristik serta prinsip kerja dari sensor cahaya tersebut. Semoga
dalam penulisan makalah berikutnya mengenai sensor cahaya dapat lebih baik
lagi.
25
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Sensor_cahaya
https://www.musbikhin.com/pengertian-sensor-dan-macam-macam-
sensor/
https://www.jatikom.com/macam-macam-sensor-penjelasannya-gambar/
https://elektronika-dasar.web.id/sensor-cahaya-ldr-light-dependent-
resistor/
https://abdulelektro.blogspot.com/2019/11/prinsip-kerja-karakteristik-
aplikasi-photodioda.html
http://elektronika-dasar.web.id/spektrum-cahaya-led-infra-merah-infra-
red-led/
https://slideplayer.info/slide/3982520/
https://elektronika-dasar.web.id/sensor-photo-transistor/
https://teknikelektronika.com/pengertian-sel-surya-solar-cell-prinsip-
kerja-sel-surya/
26
27