Anda di halaman 1dari 15

PAPER K3

“Parameter Cahaya (Lux Meter)”

Dosen Pengampu :

Rahmi Nurmadinisia, SKM. MKM

Disusun Oleh:

Dinda Putri Wulandari

NIM : 1320119004

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES RAFLESIA DEPOK

2020

JL. Mahkota Raya 32-B Komplek Pondok Duta 1, Cimanggis, Kota Depok,

Jawa Barat 16451


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. Tuhan semesta alam, yang telah
memberikan petunjuk, rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad Saw. dan para keluarga serta sahabatnya. dan tak lupa kami
bersyukur atas tersusunnya makalah ini yang berjudul “Parameter Cahaya (Lux Meter)”.

Terima kasih kepada Ibu Rahmi Nurmadinisia, SKM. MKM selaku dosen mata kuliah
Dasar K3 program studi Kesehatan Masyarakat serta yang telah bersedia membimbing
penulis hingga sekarang. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih juga kepada seluruh pihak
yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami mengharapkan adanya kritik dan saran atas kekurangan kami dalam
penyusunan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna khususnya
bagi mahasiswa STIKES Raflesia dan semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Depok, 15 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

A. Definisi Lux Meter...........................................................................................................3

B. Manfaat Lux Meter.........................................................................................................3

C. Jenis-jenis Lux Meter......................................................................................................4

D. Prinsip Kerja Lux Meter................................................................................................5

E. Cara Penggunaan Lux Meter.........................................................................................6

F. Kalibrasi Lux Meter.......................................................................................................6

G. Perawatan Lux Meter.....................................................................................................7

H. Jadwal Pemeliharaan Lux Meter...................................................................................7

I. Nilai Ambang Batas Cahaya..........................................................................................8

J. Hubungan Cahaya Dengan Sistem Tubuh...................................................................9

BAB III PENUTUP................................................................................................................10

A. Kesimpulan....................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat ukur cahaya (lux meter) adalah alat yang digunakan untuk mengukur
besarnya intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk
diketahui,karena pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang cukup.
Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya, diperlukan sebuah sensor yang cukup
peka dan linier terhadap cahaya. Semakin jauh jarak antara sumber cahaya ke sensor
maka semakin kecil nilai yang ditunjukkan lux meter. Ini membuktikan bahwa
semakin jauh jarak sensor terhadap cahaya,maka intensitas cahaya akan semakin
berkurang, begitu sebaliknya, jika sensor semakin dekat dengan sumber cahaya, maka
intensitas cahaya yang di tunjukkan oleh lux meter semakin tinggi.
Didalam dunia kesehatan, khususnya dibidang kedokteran untuk pembedahan
pasien di ruang operasi, sangat dibutuhkan penerangan yang cukup, sehingga
terciptanya kenyaman dan keberhasilan jalannya pembedahan pasien, lampu operasi
yang baik harus memenuhi syarat yang sudah di tentukan berdasarkan undang-undang
yang dikeluarkan oleh kemenkes nomor; 1204/MENKES/SK/X/2004, Pencahayaan
yang cukup untuk kamar operasi 300-500 Lux dan untuk meja operasi adalah 10.000-
20.000 Lux. Lampu operasi yang tidak memenuhi syarat akan mengakibatkan kinerja
para dokter menurun disebabkan oleh lampu operasi yang kurang baik. Lampu operasi
yang redup atau lampu operasi yang telalu terang adalah salah satu penyebabnya.
Dalam mengkalibrasi lampu operasi, biasanya dilakukan dengan cara
menentukan jarak pengukuran intesitas cahaya lampu operasi dengan alat ukur jarak
secara manual yang dibawa oleh badan kalibrasi alat kesehatan atau instansi kalibrasi
terkait. Dan pada saat menentukan lama waktu kalibrasi lampu operasi masih
menggunakan Stopwatch secara manual. Data yang di ambil saat kalibrasi lampu
operasi rata-rata 6 kali pengambilan data pada jarak 1 meter dan pada 1,5 meter dari
lampu operasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Lux Meter?
2. Apa manfaat atau kegunaan Lux Meter?
3. Apa saja jenis-jenis Lux Meter?
4. Bagaimana prinsip kerja Lux Meter?
5. Bagaimana cara penggunaan dari Lux Meter?
6. Berapa lama Lux Meter di kalibrasi?
7. Bagaimana cara perawatan dari Lux Meter?
8. Bagaimana jadwal pemeliharaan Lux Meter?
9. Berapa nilai ambang batas dari cahaya?
10. Bagaimana hubungan cahaya dengan sistem tubuh?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi Lux Meter
2. Untuk mengetahui manfaat atau kegunaan Lux Meter
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Lux Meter
4. Untuk mengetahui prinsip kerja Lux Meter
5. Untuk mengetahui cara penggunaan dari Lux Meter
6. Untuk mengetahui lama Lux Meter di kalibrasi
7. Untuk mengetahui cara perawatan dari Lux Meter
8. Untuk mengetahui jadwal pemeliharaan Lux Meter
9. Untuk mengetahui nilai ambang batas dari cahaya
10. Untuk mengetahui hubungan cahaya dengan sistem tubuh
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Lux Meter


Salah satu alat ukur yang dapat mengukur tingkat terangnya cahaya disebut
dengan Lux Meter. Lux Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya
intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui
karena pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang cukup. Untuk
mengetahui besarnya intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor yang cukup
peka dan linier terhadap cahaya.
Semakin jauh jarak antara sumber cahaya ke sensor maka akan semakin kecil
nilai yang ditunjukkan lux meter. Ini membuktikan bahwa semakin jauh jaraknya
maka intensitas cahaya akan semakin berkurang. Alat ini didalam memperlihatkan
hasil pengukurannya menggunakan format digital yang terdiri dari ra ngka, sebuah
sensor. Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intenstasnya.
Lux meter digunakan untuk mengukur tingkat iluminasi. Hampir semua lux
meter terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto, dan layer panel. Sensor
diletakkan pada sumber cahaya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang
diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh
sel, arus yang dihasilkan lebih besar. Kunci untuk mengingat tentang cahaya adalah
cahaya selalu membuat beberapa jenis perbedaan warna pada panjang gelombang
yang berbeda. Oleh karena itu, pembacaan merupakan kombinasi efek dari semua
panjang gelombang.
Standar warna dapat dijadikan referensi sebagai suhu warna dan dinyatakan
dalam derajat Kelvin. Standar suhu warna untuk kalibrasi dari hampir semua jenis
cahaya adalah 2856 derajat Kelvin, yang lebih kuning dari pada warna putih. Berbagai
jenis dari cahaya lampu menyala pada suhu warna yang berbeda. Pembacaan lux
meter akan berbeda, tergantung variasi sumber cahaya yang berbeda dari intensitas
yang sama. Hal ini menjadikan, beberapa cahaya terlihat lebih tajam atau lebih lembut
dari pada yang lain.

B. Manfaat Lux Meter


Alat ukur Lux Meter dalam penggunaannya banyak digunakan pada bidang
atau arsitektur, industri dan bidang yang lainnya. Prinsip kerja alat ukur ini hampir
sama dengan alat yang biasa digunakan pada fotografi. Selain itu dalam penelitian
mengenai tingkat keanekaragaman dan lain-lain diperlukan data mengenai tingkat
pencahayaan, alat ini juga dapat digunakan untuk hal tersebut. Dan juga alat ukur ini
juga digunakan untuk mengukur tingkat intensitas cahaya pada suatu ruangan pada
rumah.
Didalam dunia kesehatan, khususnya dibidang kedokteran untuk pembedahan
pasien di ruang operasi, sangat dibutuhkan penerangan yang cukup, sehingga
terciptanya kenyaman dan keberhasilan jalannya pembedahan pasien, lampu operasi
yang baik harus memenuhi syarat yang sudah di tentukan berdasarkan undang-undang
yang dikeluarkan oleh kemenkes nomor; 1204/MENKES/SK/X/2004, Pencahayaan
yang cukup untuk kamar operasi 300-500 Lux dan untuk meja operasi adalah 10.000-
20.000 Lux. Lampu operasi yang tidak memenuhi syarat akan mengakibatkan kinerja
para dokter menurun disebabkan oleh lampu operasi yang kurang baik. Lampu operasi
yang redup atau lampu operasi yang telalu terang adalah salah satu penyebabnya.
Tabel dibawah ini merupakan pedoman nilai pencahayaan pada bidang kerja
dalam ruang tertentu.
C. Jenis Lux Meter

Dalam perkembangannya, alat ukur cahaya tersebut dikelompokkan menjadi 2


jenis yang memiliki fungsi sama melainkan media pengukurannya berbeda.
1. Lux meter Analog.
Alat ukur cahaya jenis analog dalam mengetahui besarnya intensitas cahaya
menggunakan dua skala, yakni yang terletak di atas dan di bawah. Terdapat
kisaran skala 60 untuk yang terletak di atas, kemudian skala 60 untuk yang
terletak di bawah. Skala tersebut merupakan penentu besar kecilnya intensitas
cahaya yang ada, maka semua nantinya jumlah intensitas cahaya yang keluar
bergantung pada skala yang digunakan.
2. Lux Meter Digital.
Sebagian besar masyarakat lebih memilih menggunakan alat ukur cahaya jenis
digital, karena dinilai lebih cepat dan praktis. Terdapat tiga range yang
berbeda pada skala pengukurannya, yakni A, B, dan C. Range yang digunakan
nantinya berpengaruh pada pengukuran cahaya yang akan dihasilkan. Jika
ingin mendapatkan hasil yang akurat, sebaiknya gunakan range A karena
memiliki jumlah lux hingga 2000.

D. Prinsip Kerja Lux Meter


Lux meter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat
penerangan (tingkat penerangan) pada suatu area atau daerah tertentu. Alat ini
didalam memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format digital. Alat ini
terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel. Sensor tersebut
diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intenstasnya. Cahaya akan menyinari
sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin
banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun semakin besar.
Sensor yang digunakan pada alat ini adalah photo diode. Sensor ini termasuk
kedalam jenis sensor cahaya atau optic. Sensor cahaya atau optic adalah sensor yang
mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias
cahaya yang mengenai suatu daerah tertentu. Kemudian dari hasil dari pengukuran
yang dilakukan akan ditampilkan pada layar panel.
Berbagai jenis cahaya yang masuk pada luxmeter baik itu cahaya alami atapun
buatan akan mendapatkan respon yang berbeda dari sensor. Berbagai warna yang
diukur akan menghasilkan suhu warna yang berbeda,dan panjang gelombang yang
berbeda pula. Oleh karena itu pembacaan yang ditampilkan hasil yang ditampilkan
oleh layar panel adalah kombinasi dari efek panjang gelombang yang ditangkap oleh
sensor photo diode.
Pembacaan hasil pada Lux meter dibaca pada layar panel LCD (liquid Crystal
digital) yang format pembacaannya pun memakai format digital. Format digital
sendiri didalam penampilannya menyerupai angka 8 yang terputus-putus. LCD pun
mempunyai karakteristik yaitu menggunakan molekul asimetrik dalam cairan organik
transparan dan orientasi molekul diatur dengan medan listrik eksternal.

E. Cara Penggunaan Lux Meter


Sebelum menggunakan alat ukur cahaya tersebut pastikan terlebih dahulu
baterainya masih terisi penuh. Jika tidak akan sangat mengganggu apabila di tengah-
tengah kegiatan mengukur baterai tiba-tiba habis. Selain itu, ada lagi hal penting yang
harus kamu perhatikan, yakni kondisi sensor cahaya. Sensor cahaya memiliki layar
sentuh yang cukup sensitif, sehingga kamu harus benar-benar menjaga kebersihan dan
juga ketika proses pengukuran harus ditempatkan pada sudut area yang tepat. Berikut
terdapat langkah-langkah prosedur penggunaan alat ukur cahaya tersebut yang sangat
mudah untuk dilakukan.
1. Langkah yang pertama adalah nyalakan alat terlebih dahulu dengan cara
menekan tombol on atau yang memiliki gambar bulat dengan garis di
tengahnya.
2. Langkah yang kedua adalah pilih kisaran range untuk dijadikan patokan saat
proses pengukuran. Tekan tombol berwarna merah yang bertuliskan range,
lalu pilih tiga kisaran level yang ditampilkan yakni 2.000 lux, 20.000 lux, dan
50.000 lux. Sebenarnya jika ingin mengukur cahaya alami lebih disarankan
menggunakan range 2.000 lux karena nanti hasilnya akan lebih jelas dan
mudah untuk dibaca.
3. Lalu, langkah yang ketiga adalah mengarahkan sensor cahaya pada sudut area
yang ingin diketahui jumlah intensitas cahayanya. Pastikan untuk
mengarahkan pada tempat yang strategis, agar nantinya sensor yang diperoleh
benar-benar akurat.
4. Kemudian setelah ketiga proses tersebut dilakukan dengan baik, Anda bisa
menunggu sejenak dan nantinya hasil dari pengukuran akan muncul pada layar
panel. Cara membaca hasilnya bergantung pada kisaran range yang dipilih,
kemudian dikalikan dengan jumlah 1 lux.

F. Kalibrasi Lux Meter


Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional
penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkannya terhadap
standart ukurannya yang ditelusuri (traceable) ke standart Nasional atau Internasional,
(Definisi : Dewan Standarisasi Nasional (DNS/1990). Kalibrasi adalah kegiatan
penerapan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukan alat ukur dan data bahan
ukur, (definisi : Permenkes No. 363 Tahun 1998). Tujuan umum kalibrasi ialah agar
tercapai kondisi layak pakai atau menjamin ketelitian dalam rangka mendukung
peningkatan mutu pelayanan kesehatan, (Dirjen Pelayanan Medik Depkes, 2001)

G. Perawatan Lux Meter


Untuk perawatan alat yang perlu diperhatikan adalah sensornya karena bersifat
sangat sensitif. Sensor ini harus diamankan pada tempat yang aman sehingga sensor
ini dapat terus berfungsi dengan baik karena sensor ini merupakan komponen yang
paling vital. Baterai perlu diganti apabila dalam layar panel menunjukkan kata
“Lowbatt” atau gambar baterai. Cara mengganti baterai dengan membuka tutup
baterai yang ada di belakang alat ini. kemudian mencopot baterai yang habis, lalu
menggantinya dengan yang dapat digunakan. Baterai yang digunakan adalah baterai
dengan tegangan 9 volt atau tergantung pada spesifikasi alatnya.

H. Jadwal Pemeliharaan Alat

No. Nama Pemeliharaan Metode atau cara Frek. Pelaksanaan


Alat yang
dilakukan Januari Februari Maret
1 Lux Penggantian membuka tutup apabila dalam      
Meter baterai baterai yang ada di layar panel
belakang alat ini. menunjukkan
kemudian kata “Lowbatt”
mencopot baterai atau gambar
yang habis, lalu baterai.
menggantinya
dengan yang dapat
digunakan.

I. Nilai Ambang Batas Pencahayaan


Nilai ambang dari bahaya fisik intensitas pencahayaan tidak ditampilkan
melalui satuan waktu paparan tetapi ditentukan melalui jenis pekerjaan dan berapa
taraf standar kebutuhan akan cahaya dalam melakukan pekerjaan tersebut. Menurut
IES (Illuminating Engineering Society) dalam (Rahmayanti, 2015), sebuah area kerja
dapat dikatakan memiliki pencahayaan yang baik apabila memiliki iluminansi sebesar
300 lux yang merata pada bidang kerja. Apabila iluminansinya kurang atau lebih dari
300 lux, maka dapat menyebabkan ketidak nyamanan dalam bekerja, dan pada
akhirnya menurunkan kinerja pekerja. Contoh pekerjaan yang membutuhkan
penerangan adalah pekerja kantoran, dokter bedah, dokter forensic,dll.
Standar atau nilai ambang batas pencahayaan menurut IES, Kepmenkes
Nomor 1405 Tahun 2002 dan Peraturan Menteri Perburuan Nomor 7 tahun1964 akan
ditampilkan pada tabel dibawah ini.
J. Hubungan Cahaya Dengan Sistem Tubuh
Salah satu dampak negatif dari intensitas cahaya yang kurang atau berlebih
adalah kelelahan mata. Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata dan disebabkan
oleh penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan
untuk melihat dalam jangka waktu yang lama yang biasanya disertai dengan kondisi
pandangan yang tidak nyaman. Kelelahan mata tersebut tentunya memiliki tanda-
tanda serta karakteristik antara lain mata berair, kelopak mata berwarna merah,
penglihatan rangkap, sakit kepala, ketajaman mata merosot, dan kekuatan konvergensi
serta akomodasi menurun.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kelelahan mata terbagi atas faktor
karakteristik pekerja (usia, kelainan refraksi, dan istirahat mata), faktor karakteristik
pekerjaan (durasi kerja), dan faktor perangkat kerja (jarak monitor). Selain itu faktor
yang mempengaruhi kinerja visual antara lain kemampuan individual itu sendiri, jarak
penglihatan ke objek, pencahayaan, durasi ukuran objek, kesilauan, dan kekontrasan.
Pekerjaan yang menggunakan komputer selama berjam-jam juga menunjang
terjadinya kelelahan mata. Pada area perkantoran unit Health, Safety, and
Environmental(HSE) Refinery UnitVI Balongan, tiap pekerja memiliki komputer
pada tiap meja kerja dan memiliki waktu kerja selama delapan jam per hari (selama
satu shiftkerja). Pekerjaan yang dilakukan tergolong kasar dan rutin.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu alat ukur yang dapat mengukur tingkat terangnya cahaya disebut
dengan Lux Meter. Lux Meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya
intensitas cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui
karena pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang cukup. Untuk
mengetahui besarnya intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor yang cukup
peka dan linier terhadap cahaya.
Alat ukur Lux Meter dalam penggunaannya banyak digunakan pada bidang
atau arsitektur, industri dan bidang yang lainnya. Didalam dunia kesehatan,
khususnya dibidang kedokteran untuk pembedahan pasien di ruang operasi, sangat
dibutuhkan penerangan yang cukup, sehingga terciptanya kenyaman dan keberhasilan
jalannya pembedahan pasien, lampu operasi yang baik harus memenuhi syarat yang
sudah di tentukan berdasarkan undang-undang yang dikeluarkan oleh kemenkes
nomor; 1204/MENKES/SK/X/2004, Pencahayaan yang cukup untuk kamar operasi
300-500 Lux dan untuk meja operasi adalah 10.000-20.000 Lux.
Alat ini terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel.
Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intenstasnya. Cahaya
akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus
listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun semakin
besar.
Sebelum menggunakan alat ukur cahaya tersebut pastikan terlebih dahulu
baterainya masih terisi penuh. Jika tidak akan sangat mengganggu apabila di tengah-
tengah kegiatan mengukur baterai tiba-tiba habis. Selain itu, ada lagi hal penting yang
harus kamu perhatikan, yakni kondisi sensor cahaya. Sensor cahaya memiliki layar
sentuh yang cukup sensitif, sehingga kamu harus benar-benar menjaga kebersihan dan
juga ketika proses pengukuran harus ditempatkan pada sudut area yang tepat.
Salah satu dampak negatif dari intensitas cahaya yang kurang atau berlebih
adalah kelelahan mata. Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata dan disebabkan
oleh penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan
untuk melihat dalam jangka waktu yang lama yang biasanya disertai dengan kondisi
pandangan yang tidak nyaman. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kelelahan
mata terbagi atas faktor karakteristik pekerja (usia, kelainan refraksi, dan istirahat
mata), faktor karakteristik pekerjaan (durasi kerja), dan faktor perangkat kerja (jarak
monitor).
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15132/5%20BAB%20I.pdf?
sequence=5&isAllowed=y
https://www.pengelasan.net/lux-meter/
https://www.jagadkimia.com/2016/11/perawatan-luxmeter.html
https://digital-meter-indonesia.com/lux-meter-alat-pengukur-cahaya/
https://www.academia.edu/36553127/Pencahayaan
http://repo.unand.ac.id/4589/1/Analisis%20Bahaya%20Fisik-%20Hubungan%20Tingkat
%20Pencahayaan%20dan%20Keluhan%20Mata%20Pekerja%20pada%20Area
%20Perkantoran%20Health%2C%20Safety%2C%20and%20Environmental%20%28HSE
%29%20PT.%20Pertamina%20RU%20VI%20Balongan.pdf

Anda mungkin juga menyukai