Anda di halaman 1dari 43

Laporan Praktikum Sensor & Transduser

Oleh :
Rizqi Santria Mulki
212 341 020
3 AEA

TEKNIK OTOMASI MANUFAKTUR DAN MEKATRONIKA


POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG

Jl. Kanayakan no. 21, DAGO 40235, Tromol Pos 851 BANDUNG 40008 INDONESIA
Phone : 62 022 2500241 Fax : 62 022 2502649 Homepage : http ://www.polman-bandung.ac.id
e-mail : polman@melsa.net.id
2015
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 1

Kata Pengantar

Segala Puji hanya untuk Allah Tuhan Semesta Alam, sebelumnya penulis
mengucapkan terimakasih kepada Pak Dr.Ing. Yuliadi Erdani M.Sc. yang telah
bertanggung jawab dan membimbing penulis dalam menyusun Laporan
Praktikum Sensor & Tansduser ini bisa diselesaikan dengan tepat waktu dan
sebagaimana mestinya.
Laporan ini berisi pendahuluan, isi yang mengandung hal yang dipelajari
selama praktik dan. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas tutorial praktik
matakuliah sensor & transduser.

Penulisan Laporan ini juga melibatkan beberapa pihak yang membantu


dalam kendala-kendala yang dihadapi pada saat praktikum. Oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu.
Semoga laporan praktikum ini dapat berguna bagi penulis juga pembaca.
Penulis menerima saran dan kritik. Akhir kata, penulis mengucapkan
terimakasih.

Bandung, April 2015


Penulis

Rizqi Santria Mulki


NIM : 212341020
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 2

BAB I
1.1 Pendaluluan

Transduser dapat digunakan untuk merasakan berbagai bentuk energi yang berbeda seperti
gerakan, sinyal-sinyal listrik, energi radiasi, dll energi panas atau magnet, dan ada berbagai
jenis kedua input analog dan digital dan perangkat output yang tersedia untuk memilih dari.
Jenis masukan atau keluaran transduser yang digunakan, benar-benar tergantung pada
jenis sinyal atau proses yang"merasakan" atau"terkendali" tapi kita bisa mendefinisikan
transduser sebagai perangkat yang mengubahsatu kuantitas fisik menjadi yang lain.

Transduser berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti mengubah.
Sehingga transduserdapat didefinisikan sebagai suatu peranti yang dapat mengubah suatu
energi ke bentuk energi yang lain.
William D.C, (1993), mengatakan transduser adalah sebuah alat yang bila digerakan oleh
suatu energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam
bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi berikutnya”.
Transmisi energi ini bisa berupa listrik, mekanik, kimia, optic (radiasi) atau thermal (panas).
Bagian masukan dari transduser disebut “sensor”, karena bagian ini dapat mengindera suatu
kuantitas fisik tertentu dan mengubahnya menjadi bentuk energi yang lain.
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 3

Dari sisi pola aktivasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Tranduser pasif, yaitu tranduser yang dapat kerja bila mendapat energi tambahan dari
luar.
b. Transduser aktif, yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi
menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri.

Untuk jenis transduser pertama, contohnya adalah thermistor. Untuk mengubah energi
panas menjadi energi listrik yaitu tegangan listrik, maka thermistor harus dialiri arus listrik.
Ketika hambatan thermistor berubah karena pengaruh panas, maka tegangan listrik dari
thermistor juga berubah. Adapun contoh untuk transduser jenis yang kedua adalah
termokopel. Ketika menerima panas, termokopel langsung menghasilkan tegangan listrik
tanpa membutuhkan energi dari luar.
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 4

BAB II
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 5

PRAKTIKUM 1

LDR (Light Dependent Resistor)

2.1.1 Pengertian

Light Dependent Resistor atau disingkat dengan LDR adalah jenis Resistor yang nilai
hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas cahaya yang diterimanya.
Nilai Hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang dan nilai Hambatannya akan
menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap. Dengan kata lain, fungsi LDR (Light Dependent
Resistor) adalah untuk menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas
cahaya (Kondisi Terang) dan menghambat arus listrik dalam kondisi gelap.

2.1.2 Alat dan Bahan

1. Multimeter digital;
2. Sensor LDR
3. Project Board
4. Kabel Jumper
5. Lampu Senter/ LED

2.1.3 Langkah kerja


1. Siapkan Sensor LDR dan Multimeter Digital;
2. Ukur hambatan pada LDR ketika mendapat cahaya dari lampu ruangan;
3. Ukur hambatan pada LDR ketika dalam kondisi intensitas cahaya gelap;
4. Ukur hambatan pada LDR ketika disinari cahaya dari senter dengan jarak yang berbeda;
5. Bandingkan hasilnya.
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 6

2.1.4 Hasil Praktikum

Gambar 1.1. cara pengukuran resistansi dengan multimeter

Gambar 1.2 kondisi sensor LDR pada saat diberi variabel intensitas cahaya

Hasil Percobaan

No Jarak Sumber Cahaya dari LDR (cm) Resistansi (Ω)

1 10 1,9 k

2 25 3,2 k

3 50 4k

4 75 4,4 k
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 7

2.1.5 Analisa Percobaan


Dari hasil percobaan terlihat bahwa dalam sensor LDR nilai resistansi berbanding terbalik
dengan intensitas cahaya yang mengenai sensor. Pada saat sensor LDR diberikan intensitas cahaya
yang terang dan fokus maka hambatan dalam sensor LDR akan mengalami penurunan secara
drastis sedangkan pada saat kondisi gelas akan didapati nilai resistansi maksimal pada sensor LDR.

Grafik Karakteristik Sensor


` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 8

PRAKTIKUM 2
PHOTODIODA

2.2.1 Pengertian

Photo Dioda Infra Red

Photodioda adalah suatu jenis dioda yang bekerja berdasarkan intensitas cahaya,
dimana jika terkena cahaya maka bekerja seperti dioda pada umumnya, tetapi jika tidak
mendapat cahaya maka akan berperan seperti resistor dengan nilai tahanan yang besar
sehingga arus listrik tidak dapat mengalir.
Dioda peka cahaya adalah suatu jenis dioda yang berfungsi mendektesi cahaya. Berbeda
dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah menjadi arus listrik. Cahaya
yang dapat dideteksi oleh dioda peka cahaya ini mulai dari cahaya inframerah, cahaya
tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X.
Komponen elektronika yang dinamakan dioda peka cahaya adalah photodioda. Photodioda
dibuat dari semikonduktor dengan bahan yang populer adalah silicon ( Si) atau galium
arsenida ( GaAs), dan yang lain meliputi InSb, InAs, PbSe. Material ini menyerap cahaya
dengan karakteristik panjang gelombang mencakup: 2500 Å - 11000 Å untuk silicon, 8000 Å
– 20,000 Å untuk GaAs.
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 9

2.2.2 Alat dan Bahan


1. Resistor 1 kΩ;
2. Power Supply;
3. Photodiode;
4. Multimeter analog.
5. Infrared
6. Project Board
7. Kabel Jumper

2.2.3 Langkah Kerja


1. Siapkan alat dan bahan;
2. Rangkai komponen sebagai berikut :

3. Pasang tegangan vcc dari power supply sebesar 5 V;


4. Ukur arus pada rangkaian uji photodiode ketika mendapat cahaya dari lampu
ruangan;
5. Ukur arus pada rangkaian uji photodiode ketika dalam kondisi intensitas cahaya gelap;
6. Ukur arus pada rangkaian uji photodiode ketika disinari cahaya dari senter;
7. Bandingkan hasilnya.
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 10

2.2.4 Hasil Praktikum

2.2.5 Analisa Percobaan


Pada percobaan Photodioda didapatkan bahwa intensitas cahaya mempengaruhi arus yang
mengalir pada rangkaian uji.Terlihat bahwa semakin terang dan fokus cahaya yang mengenai
photodioda maka semakin besar arus yang melewati rangkaian uji.

No Jarak Sumber Cahaya dari Photodiode (cm) Arus (mA)

1 10 0.5

2 25 0.49

3 50 0.3

4 75 0.2
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 11

PRAKTIKUM 3

PHOTOTRANSISTOR

2.3.1 Pengertian

Phototransistor adalah transistor yang peka terhadap cahaya. Phototransistor yang biasa dipakai
adalah transistor yang pada dasarnya transistor bipolar terbungkus dalam casing transparan
sehingga cahaya dapat mencapai sambungan basis-kolektor.
Phototransistor memiliki responsivitas yang lebih tinggi untuk cahaya sehingga tidak mampu
mendeteksi level cahaya rendah lebih baik daripada photodioda. Phototransistor juga memiliki
waktu respons yang jauh lebih lama.

2.3.2 Alat dan Bahan


1. Resistor 1 kΩ;
2. Power Supply;
3. Phototransistor;
4. Multimeter analog.
5. Project Board
6. Kabel Jumper
7. Lampu Senter/ LED
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 12

2.3.3 Langkah Kerja


1. Siapkan alat dan bahan;
2. Rangkai komponen sebagai berikut :

3. Pasang tegangan vcc dari power supply sebesar 5 V;


4. Ukur arus pada rangkaian uji phototransistor ketika mendapat cahaya dari lampu
ruangan;
5. Ukur arus pada rangkaian uji phototransistor ketika dalam kondisi intensitas cahaya
gelap;
6. Ukur arus pada rangkaian uji phototransistor ketika disinari cahaya dari senter;
7. Bandingkan hasilnya.

2.3.4 Hasil Praktikum


` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 13

Hasil Percobaan

No Jarak Sumber Cahaya dari Phototransistor (cm) Arus (A)

1 1 12.5 m

2 2 1.25 m

3 3 1.1 m

4 4 0.7 m

5 5 0.6 m

6 Tidak diberi cahaya 32 µ

2.3.5 Analisis Percobaan

Pada percobaan Phototransistor didapatkan bahwa intensitas cahaya mempengaruhi arus


yang mengalir pada rangkaian uji.Terlihat bahwa semakin terang dan fokus cahaya yang
mengenai phototransistor maka semakin besar arus yang melewati rangkaian uji.
Namun dalam percobaan ini perubahan arus yang mengalir pada rangkaian uji tidak terlalu
signifikan.Hal ini dikarenakan transistor lemah dalam menanggapi respon
cahaya dengan intensitas yang rendah disebabkan oleh cahaya yang masuk melalui basis
transistor yang mengalirkan arus yang kecil.
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 14

PRAKTIKUM 4
POSITIF TEMPERATURE COEFFICIENT (PTC dan NTC )

2.4.1 Pengertian

Positive Temperature Coefficient (PTC) adalah thermistors yang menunjukkan peningkatan


hambatan listrik dengan peningkatan suhu lingkungan dan penurunan hambatan listrik
dengan penurunan suhu.Kebanyakan termistor PTC adalah tipe "switching" , yang berarti
bahwa hambatan mereka naik secara tiba-tiba pada suhu kritis tertentu. Perangkat tersebut
terbuat dari keramik polikristalin yang di doped mengandung barium titanat (BaTiO3) dan
senyawa lainnya.

Adapun Negative Temperature Coefficient (NTC), merupakan keblikan dari PTC Banyak
termistor NTC dibuat dari disk ditekan, batang, piring, manik-manik atau cor chip
semikonduktor seperti oksida logam disinter. Negative temperature coefficient (NTC) bekerja
dengan penurunan resitansi yang sejalan dengan meningkatnya suhu.
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 15

2.4.2 Alat dan Bahan

1. komponen PTC dan NTC


2. Solder;
3. Multimeter analog.
4. Project Board
5. Kabel Jumper
6. Lampu Senter/ LED

2.4.3 Langkah Kerja


1. Siapkan Sensor PTC dan Multimeter Digital;

2. Ukur hambatan pada PTC dan NTC

3. Ukur hambatan pada PTC pada saat dipanasi dengan Solder;

4. Bandingkan hasilnya.
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 16

2.4.4 Hasil Praktikum


Hasil Percobaan

Resitansi (Ω)
Jenis Thermistor
Sebelum Dipanaskan Sesudah Dipanaskan

NTC 9.3 k 5k

PTC 9.3 k 18 k

2.4.5 Analisa Percobaan


Sensor PTC akan memiliki hambatan yang semakin besar sebanding dengan suhu yang di
deteksi oleh komponen tersebut.Semakin panas suhu yang diberikan (semakin lama solder
didekatkan),semakin besar hambatan dalam PTC.
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 17

PRAKTIKUM 5
LM 35
2.5.1 Pengertian
LM35 adalah sensor suhu sirkuit terpadu yang presisi, mudah-dikalibrasi. LM35 beroperasi
dari -40 ° C sampai 100 ° C. Sensor ini pada dasarnya adalah sebuah dioda zener yang terbalik
breakdown voltage sebanding dengan suhu absolut. Karena sensor adalah dioda zener, arus
bias harus ada untuk menggunakan perangkat.

2.5.2 Alat dan Bahan


1. komponen PTC dan NTC
2. Solder;
3. Multimeter analog.
4. Project Board
5. Kabel Jumper
6. Lampu Senter/ LED
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 18

2.5.3 Langkah Kerja


1. Siapkan alat dan bahan;
2. Rangkai komponen sebagai berikut :

1. Pasang tegangan vcc dari power supply sebesar 5 V;


2. Ukur tegangan pada pada output;
3. Tulis dan Analisis hasilnya.

2.5.4 Hasil Percobaan


Hasil Percobaan

Nilai Vout (V)


Jenis Sensor
Sebelum Dipanaskan Sesudah Dipanaskan

LM 35 0.27 0.43
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 19

2.5.5 Analisis
Tegangan output sensor suhu yang berhubungan dengan suhu mutlak dengan persamaan suhu
referensi diketahui di mana Vout T0 diukur. Ternyata kenaikan suhu dalam sensor sejalan dengan
kenaikan suhu yang terbaca pada sensor.

Kenaikan Suhu tiap 1 derajat selsius akan menambah tegangan keluaran sebesar 10mV.
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 20

PRAKTIKUM 6
POTENSIOMETER

2.6.1 Pengertian
Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya.
Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam Kategori Variable
Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft
atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya.

Gambar dibawah ini menunjukan Struktur Internal Potensiometer beserta bentuk dan
Simbolnya.

Prinsip Kerja (Cara Kerja) Potensiometer Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah
elemen resistif yang membentuk jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan
terminal lainnya (biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan
untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive).

Pergerakan Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya
Nilai Resistansi sebuah Potensiometer. Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya
terbuat dari bahan campuran Metal (logam) dan Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon).
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 21

 Rangkaian

 Hasil praktikum

Indikator putaran Resistansi (ohm)

Kaki 1 dan 2 (diputar max 9,8k


clockwise) min 1,3

Kaki 1 dan 2 (diputar Max 1,3


clockwise) Min 9,8k

 Prinsip kerja
Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa nilai resistansi dari potensiometer berubah
sesuai dengan besar putarannya. Untuk kaki 1-2 semakin besar putarannya (clockwise)
maka semakin besar nilai resistansinya menuju nilai maksimal sesuai spesifikasi,
sebaliknya untuk pengukuran pada kaki 2-3 semakin besar putarannya (clockwise) maka
semakin kecil nilai resistansinya. Jika mengukur kaki 1-3 maka nilainya konstant yaitu nilai
maksimal.
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 22

PRAKTIKUM 7
Pembagi Tegangan

2.7.1 Pengertian

Rangkaian pembagi tegangan adalah rangkaian yang berfungsi memberi tegangan input
menjadi beberapa bagian tegangan output.Resistor yang ada dalam rangkaian diatas selain
berfungsi sebagai penghambat tegangan juga sebagai komponen pasif pembagi tegangan.

2.7.2 Alat dan Bahan


1. Multimeter analog.
2. Project Board
3. Kabel Jumper
4. Power Supply
5. Resitor

2.7.2 Langkah Kerja


1. Siapkan alat dan bahan;

2. Rangkai komponen sebagai berikut :


` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 23

3. Pasang tegangan vcc dari power supply sebesar 5 V;


4. Ukur tegangan pada rangkaian uji pembagi tegangan pada masing – masing resistor;
5. Tulis dan Analisis hasilnya.
I. Hasil Percobaan

No. Pengukuran Nilai Tegangan

1 R1,R2 = 2 KΩ 2.5 V
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 24

II. Analisa Percobaan


Rangkaian pembagi tegangan berfungsi membagi tegangan input menjadi beberapa bagian
tegangan output. Pada contoh rangkaian diatas, tegangan input Vin dibagi menjadi dua buah
tegangan yaitu tegangan V1dan tegangan V2. Ternyata tegangan pada rangkaian uji memenuhi
persamaan berikut :

V1/R1 = Vin / (R1+R2)

V1 = R1 * Vin / (R1+R2)
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 25

PRAKTIKUM 8
PEMBAGI TEGANGAN DENGAN BEBAN

2.8.1 Pengertian

Rangkaian pembagi tegangan dengan beban adalah rangkaian yang berfungsi memberi
tegangan input menjadi beberapa bagian tegangan output namun ditambah dengan sebuah
beban.Resistor yang ada dalam rangkaian diatas selain berfungsi sebagai penghambat
tegangan juga sebagai komponen pasif pembagi tegangan mengingat beban yang diberikan
biasanya membutuhkan satu buah tegangan yg spesifik yang biasanya tidak dapat diberikan
power supply yg hanya memberikan satu buah nilai tegangan tertentu.

2.8.2 Alat dan Bahan


1 .Multimeter analog.
2. Project Board
2 Kabel Jumper
3 Power Supply
4 Resitor
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 26

2.8.3 Langkah Kerja


1. Siapkan alat dan bahan;

2. Rangkai komponen sebagai berikut :

3. Pasang tegangan vcc dari power supply sebesar 5 V;

4. Ukur tegangan pada rangkaian uji pembagi tegangan pada masing – masing resistor;

5. Tulis dan Analisis hasilnya.

2.8.4 Hasil Percobaan

No. Pengukuran Nilai Tegangan

1 Sumber Tegangan 5V

2 R1,2,3 2 KΩ

3 Hasil tegangan 1.653


` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 27

2.8.5 Analisa
Rangkaian pembagi tegangan berfungsi membagi tegangan input menjadi beberapa bagian
tegangan output. Pada contoh rangkaian diatas, tegangan input Vin dibagi menjadi dua buah,
pertama adalah rangkaian di paparelkan, kemudian setelah di pararelkan rangkaian di seri-kan
sehingga terdapat keluaran sesuai dengan perhitungan.
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 28

PRAKTIKUM 9
VOLTAGE FOLLOWERS

2.9.1 Pengertian
Rangkaian voltage follower adalah suatu rangkaian yang memiliki fungsi untuk menyangga
supaya dihasilkan tegangan keluaran supaya dihasilkan tegangan keluaran yang sama
besarnya maupun tandanya dengan tegangan masukan, seperti ditunjukan pada rangkaian di
bawah ini:

2.9.2 Alat dan Bahan


1. OP-AMP LM347
2. Multimeter analog.
3. Project Board
3 Kabel Jumper
4 Power Supply

2.9.3 Langkah Kerja


1. Siapkan alat dan bahan;
2. Rangkai komponen sebagai berikut :
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 29

3. Pasang tegangan vcc dari power supply sebesar 5 V;


4. Ukur tegangan pada rangkaian uji pembagi tegangan pada masing – masing resistor;
5. Ukur Tegangan pada rangkaian uji pada sisi output;
6. Tulis dan Analisis hasilnya.

2.9.4 Hasil Percobaan

No. Pengukuran Nilai Tegangan

1 Sumber Tegangan 5V

2 Resistor 1 2.5 V

3 Resistor 2 2.5 V

4 output 2.490 V
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 30

2.9.5 Analisa Percobaan


Dari hasil yang didapatkan di atas bahwa dalam rangkaian voltage follower dihasilkan tegangan
output yang sama dengan tegangan input.yang memenuhi persamaan.

V1/R1 = Vin / (R1+R2)

V1 = R1 * Vin / (R1+R2) atau lazim ditulis seperti ini :

dengan cara yang sama dapat dicari rumus tegangan v2 berikut ini :

V2/R2 = Vin / (R1+R2)

V2 = R2 * Vin / (R1+R2) atau lazim ditulis seperti ini :

V1 adalah v yang masuk ke dalam Ic Voltage follower.Dari hal ini kita mendapatkan bahwa vin
pada Ic voltage follower adalah 2.5 V.Sedangkan output yang didapatkan dari rangkaian
tersebut adalah 2.5 v.Kita dapat menyimpulkan dalam rangkaian voltage follower vin=vout.
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 31

PRAKTIKUM 10
VOLTAGE FOLLOWER DENGAN BEBAN

2.10.1Pengertian
Rangkaian voltage follower adalah suatu rangkaian yang memiliki fungsi untuk
menyangga supaya dihasilkan tegangan keluaran supaya dihasilkan tegangan keluaran yang
sama besarnya maupun tandanya dengan tegangan masukan.Untuk percobaan kali ini dalam
rangkaian akan ditambahkan beban untuk membuktikan apakah rangkaian voltage follower
dapat mempertahankan tegangan. seperti ditunjukan pada rangkaian di bawah ini :

2.10.2 Alat dan Bahan


1 OP-AMP LM347
2 Multimeter analog.
3 Project Board
4. Kabel Jumper
5. Power Supply
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 32

2.10.3 Langkah Kerja


1. Siapkan alat dan bahan;

2. Rangkai komponen sebagai berikut :

3. Pasang tegangan vcc dari power supply sebesar 5 V;

4. Ukur tegangan pada rangkaian uji pembagi tegangan pada masing – masing resistor;

5. Ukur Tegangan pada rangkaian uji pada sisi output;

6. Tulis dan Analisis hasilnya.

2.10.4 Hasil Percobaan

No. Pengukuran Nilai Tegangan

1 Sumber Tegangan 5V

2 Resistor 1 2.5 V

3 Resistor 2 2.5 V

4 output 2.5 V
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 33

2.10.5 Analisa Percobaan


Dari hasil yang didapatkan di atas bahwa dalam rangkaian voltage follower dihasilkan tegangan
output yang sama dengan tegangan input.yang memenuhi persamaan.

V1/R1 = Vin / (R1+R2)

V1 = R1 * Vin / (R1+R2) atau lazim ditulis seperti ini :

dengan cara yang sama dapat dicari rumus tegangan v2 berikut ini :

V2/R2 = Vin / (R1+R2)

V2 = R2 * Vin / (R1+R2) atau lazim ditulis seperti ini :

V1 adalah v yang masuk ke dalam Ic Voltage follower.Dari hal ini kita mendapatkan bahwa vin pada
Ic voltage follower adalah 2.5 V.Sedangkan output yang didapatkan dari rangkaian tersebut tetap
adalah 2.5 v.Kita dapat menyimpulkan dalam rangkaian voltage follower vin=vout dan dapat
mempertahankan tegangan.
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 34

PRAKTIKUM 11
PENGUJIAN RANGKAIAN SPAN AND ZERO

2.11.1 Prinsip Kerja


Rangkaian span and zero merupakan rangkaian yang digunakan untuk merubah range
tegangan menjadi range tegangan yang diinginkan. Contohnya pada sensor, sebagian
sensor hanya dapat merubah energi dari lingkungan menjadi energi listrik dengan nilai
yang sangat kecil. Oleh sebab itu diperlukannya rangkaian span and zero. Rangkaian span
and zero terdiri dari 2 inverting amplifier.

Gambar Rangkaian Span and Zero.

Untuk menentukan tegangan output dari rangkaian tersebut dapat menggunakan


persamaan ini.

𝑅𝑓 𝑅𝑓
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝑉𝑖𝑛 + 𝑉𝑜𝑓𝑓
𝑅𝑖𝑛 𝑅𝑜𝑓𝑓
Yang menentukan nilai pengali dari tegangan input adalah Rf/Rin sedangkan Rf/Roff
merupakan nilai pengurang atau penjumlah (offset) dari hasil kali dengan Rf/Rin.
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 35

2.11.2 Hasil Praktikum dan Analisa


a. Buat rangkaian span and zero untuk mengubah tegangan 1 sampai 2 volt menjadi 0-5
volt

Gabar Rangkaian Span And Zero untuk 1…2 volt menjadi 0…5 volt.

Tabel hasil pengujian


Vin (v) Vout (v)
1 0
1.2 1.1
1.4 2.1
1.6 3.3
1.8 4.2
2 5

Analisa :
Dari hasil praktikum dapat dilihat bahwa rangkaian span and zero mengubah range
tegangan antara 1…2 volt menjadi 0…5 volt. Tegangan masukkan akan dikalikan oleh
Rf/Rin, dengan nilai Rin 1/5 kali nilai Rf maka pengali tegangan input adalah 5 volt.
Kemudian Rf/Roff akan menurunkan kembali tegangan dengan offsetnya. Pada rangkaian
ini nilai offsetnya adalah -5V. sehingga setelah tegangan input dikalikan 5 volt kemudian
diturunkan dengan menjumlahkan dengan -5 volt.
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 36

b. Buat rangkaian span and zero untuk mengubah tegangan (-1) samapai (-2) volt
menjadi 0-5 volt

Gambar Rangkaian Span and Zero Untuk Tegangan (-1)…(-2) menjadi 0….5V.

Tabel hasil pengujian


Vin (v) Vout (v)
-1 0
-1.2 1.1
-1.4 2.1
-1.6 3.3
-1.8 4.2
-2 5

Untuk kasus ini sama dengan soal sebelumnya, hanya saja masukkannya bernilai
negative. Karena pada rangkaian ini menggunakan kaki opamp inverting maka
keluarannya akan dikalikan negative, karena input sudah negative maka tidak perlu lagi
adanya rangkaian inverting pada keluarannya.

.
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 37

PRAKTIKUM 12

APLIKASI SENSOR LDR dan LIMITSWITCH

2.12.1 Prinsip Kerja


Sensor LDR dijadikan sebagai indikator pembuka jendela Otomatis dan pengatur aktif / tidak
sebuah lampu. Jendela akan terbuka secara otomatis, ketika penghuni sedang ada di dalam rumah
dan lebar terbukanya jendela akan bertambah seiring bertambahnya cahaya dari matahari.
Dan pembuka jendela otomatis tidak akan bekerja, jika penghuni tidak sedang ada di dalam rumah
dan jendela otomatis tertutup. LDR akan berbah fungsi menjadi pengatur otomatis lampu rumah.

2.12.2 Alat dan Bahan yang digunakan


Rangkaian Elektronik :
1. Mikro Kontroller Arduino
2. LED
3. Motor Servo
4. LDR
5. Limitswitch
6. Resistor
7. PCB lubang
8. Power bank

Prototype Rum :
1. Karton Duplex
2. Lem bakar
3. Cutter
4. Spacer
5. Printout background bangunan
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 38

2.12.3 Program

#include <Servo.h>

int LDRPin = A0;


int switchPin = 4;
int servoPin = 7; if(onoff == 1)
int led1 = 6; {
int led2 = 5; digitalWrite(led2, HIGH); //indikator
analogWrite(led1, 0);
Servo myServo; WC();
}
int onoff = 0;
int sensorValue; if(onoff == 0)
int outputValue; {
int pos = 0; digitalWrite(led2, LOW); //indikator
int offset = 0; lamp();
int alpha = 45; }
int q;
int w; }
int e;
int r; void WC() //Papa pulang
int t; {
int y; if(outputValue >= 0 && outputValue <= 20)
int as=0; {
myServo.write(0);
void setup() Serial.println(outputValue);
{ }
pinMode(LDRPin, INPUT); else if(outputValue >= 20 && outputValue <=
pinMode(switchPin, INPUT); 44)
pinMode(servoPin, OUTPUT); {
pinMode(led1, OUTPUT); myServo.write(45);
pinMode(led2, OUTPUT); Serial.println(outputValue);
ledStart(); }
myServo.attach(servoPin); else if(outputValue >= 45 && outputValue <=
myServo.write(offset); 100)
delay(2500); {
myServo.write(55);
Serial.begin(9600); Serial.println(outputValue);
} }
else if(outputValue >= 101)
void loop() {
{ q = map(outputValue, 101, 140, 56, 130);
sensorValue = analogRead(LDRPin); myServo.write(q);
outputValue = map(sensorValue, 95, 895, 140, Serial.print("q = ");Serial.println(q);
10); }
else
if(digitalRead(switchPin)==HIGH) {
{ myServo.write(outputValue);
onoff = 1; Serial.println(outputValue);
} }
else delay(80);
{ }
onoff = 0;
}
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 1

onoff = 0;
void ledStart() }
{
digitalWrite(led1, HIGH); if(onoff==1)
delay(300); {
digitalWrite(led2, HIGH);
delay(300);
digitalWrite(led1, LOW);
delay(300);
digitalWrite(led2, LOW); break;
delay(300); }
} if(y==0)
{t=0;}
if(y==130)
{t=1;}
void lamp() //Papa pergi if(t==0)
{ {y++;}
myServo.write(0); if(t==1)
if(outputValue >= 0 && outputValue <= 40) {y--;}
{ myServo.write(y);
analogWrite(led1, 255); delay(1);
} Serial.println(y);
else if(outputValue >= 40 && outputValue <= Serial.println(as);
70) if(as==129)
{ {
analogWrite(led1, 160); as=0;
} }
else }
{ }
analogWrite(led1, 0);
}

void standBy()
{
for( as >= 0; as <= 129; as++)
{
if(digitalRead(switchPin)==HIGH)
{
onoff = 1;
}
else
{
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 1

2.12.4 ANALAISIS PROGRAM

Pada program, LDR berfungsi sebagai input analog Seperti yang tertulis pada program “
sensorValue = analogRead(LDRPin); “
Karena disetiap pemeberian intesitas cahaya memiliki nilai digital yang berbeda, maka diuat
pembagian fungsi.

Untuk cahaya pagi, bernilai 0-20


Cahaya siang bernilai 21-44
Dan cahaya terik bernilai diatas 45

Masing-masing nilai ini, digunakan sebagai variabel pengtur gerak motor servo. Dengan
derajat putaran yang disesuaikan dalam program.

Limitswitch, berfungsi sebagai indikator ada atau tidaknya penghuni didalam rumah, jika
Limitswitch aktif maka program penggerak servo aktif. Jika tidak maka program penggerak
servo tidak berjalan, dan program pengaktif lampu akan berjalan secara otomatis.

2.12.5 Hasil Aplikasi

Pemasangan LDR

Diatas atap rumah

Jendela yang dihubungkan

dengan motor servo


` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 2

Lampu
Indikator terdapatnya

orang dirumah

Lampu Rumah,
yang akan aktif

jika tidak terdapat penghuni

dildalam rumah

Limitswitch

Sebagai sensor, adanya penghuni

Atau tidak didalam rumah

dildalam rumah
` LAPORAN PRAKTIKUM

Sensor & Transduser 3

BAB III
3.1 Kesimpulan
Komponen elektronika yang sering ditemui dipasaran meiliki fungsi dan
kemapuan masing-masing. Dari fungsi yang khusus inilah bisa dimanfaatkan
untuk membuat sebuah sensor yang dapat diaplikasikan dalam berbagai hal.
LDR dapat dijadikan sebagai sensor cahaya, warna. PTC,NTC dan LM35 dapat
dijadikan sebagai sensor suhu. Photodioda dan Phptotransistor dapat
digunakan sebagai sensor gerak.
Penggunaan sensor dapat mempermudah pekerjaan manusia, khususnya
yang membutuhkan otomasi dalam pengerjaannya.

3.2 Saran
Praktikum dengan tambahan pembuatan proyek menambah pengalaman
mahasiswa dalam belajar dan efektif untuk menambah kraetifitas mahasiswa.

Namun, agar kompetensi yang didapat mahasiswa bisa sama baiknya. Perlu dibuat
matrikulasi dalam pembuatan proyek. Sehingga kesulitan ataupun kecanggihan
proyek yang dibuat tidak berjarak terlalu jauh diantara proyek yang ada.

Anda mungkin juga menyukai