Kelas : B1
Kelompok 6
SEKOLAH VOKASI
BOGOR
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Teknologi Sensor dan Aktuator ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan
laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Teknologi Sensor dan
Aktuator. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Identifikasi parameter sensitif suatu sensor terhadap pengaruh eksternal, kami
mengucapkan terima kasih kepada bapak Ridwan Siskandar S.Si., M.Si. selaku Dosen
mata kuliah Teknologi Rekayasa Komputer yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni
ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
ini. Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
dengan tujuan agar laporan selanjutnya akan lebih baik lagi. Semoga laporan ini
bermanfaat
Kelompok 6
BAB 1 : PENDAHULUAN
1. TUJUAN
a) Memahami konsep dalam identifikasi parameter sensitive
b) Mengenali nama nama sensor yang terkait dalam pembelajaran materi ini
c) Dapat mengidentifikasi respon dari suatu sensor
d) Dapat mengatasi persoalan ketika suatu input yang diatur akan menghasilkan
output yang diminta
3. TEORI PENUNJANG
Dalam beberapa kasus, pengenalan parameter sensitif juga dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik pemodelan matematis. Teknik ini memungkinkan kita untuk
menentukan parameter sensitif secara analitis tanpa harus melakukan pengujian fisik pada
sensor.Dalam kesimpulannya, teori pengenalan parameter sensor adalah suatu metode
penting dalam desain dan pengembangan sensor yang dapat meningkatkan akurasi dan
keandalan pengukuran.
BAB 2 : ISILANGKAH KERJA
Soal 1
Soal 3
· Photodioda (Photodiode)
2. Parameter kelistrikan yang sensitif terhadap cahaya dari masing-masing sensor di atas
adalah:
3. Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil pengukuran parameter kelistrikan pada
point ke-2 untuk
setiap perubahan intensitas cahaya dari 0% hingga 100%:
0% 0 0 0
Keterangan:
4. Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara persen intensitas cahaya dan
respon sensor
5. Persamaan pendekatan yang dapat mewakili grafik pada point ke-4 untuk setiap sensor
adalah:
· Photodioda: y = 0.96x
Keterangan:
6. Berikut adalah hasil perhitungan respon masing-masing sensor pada persen intensitas
10%, 60%, dan 80% menggunakan persamaan pada point ke-5:
· Photodioda:
· Photoresistor:
Soal 4
· Sensor temperature
· Sensor flex
· Sensor force
2. Parameter kelistrikan yang sensitif terhadap cahaya dari masing-masing sensor adalah:
3. Parameter kelistrikan pada point ke 2 (dalam hal ini nilai tegangan keluaran sensor)
diukur untuk setiap perubahan pengaruh external (perubahan intensitas cahaya 0%, 12.5%,
25%, 37.5%, 50%, 62.5%, 75%, 87.5%, dan 100%) dari masing-masing sensor. Nilai
tegangan keluaran tersebut dicatat pada tiap kondisi untuk setiap sensor.
4. Berdasarkan data pada point ke 3, dilakukan plot data untuk masing-masing sensor.
Misalnya dengan menggunakan scatter plot, dimana sumbu x adalah perubahan intensitas
cahaya dan sumbu y adalah nilai tegangan keluaran sensor.
5. Dari grafik pada point ke 4, dilakukan pendekatan kurva terbaik yang dapat mewakili
data pada masing-masing sensor. Misalnya dengan menggunakan regresi linier,
eksponensial, atau polinomial.
6. Dari persamaan pendekatan pada point ke 5, dilakukan substitusi nilai intensitas cahaya
yang diinginkan (10%, 60%, dan 90%) untuk mendapatkan nilai tegangan keluaran sensor
pada kondisi tersebut. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan sebagai respon sensor
terhadap pengaruh intensitas cahaya pada kondisi di luar data yang telah diukur
sebelumnya.
BAB 3 : PEMBAHASAN
1. Sensor Photodioda:
2. Sensor Photoresistor:
Rangkaian sensor photoresistor juga digunakan untuk mendeteksi intensitas cahaya. Pada
dasarnya, photoresistor adalah sebuah resistor variabel yang nilai hambatannya
bergantung pada intensitas cahaya yang diterimanya. Semakin besar intensitas cahaya
yang diterima, maka nilai hambatan photoresistor akan semakin kecil dan sebaliknya.
Rangkaian ini sangat berguna dalam aplikasi yang memerlukan pengukuran intensitas
cahaya seperti dalam sensor keamanan atau dalam pengaturan kecerahan layar.
Ambient light sensor adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi intensitas cahaya
sekitar. Sensor ini sangat berguna dalam aplikasi seperti dalam pengaturan kecerahan
layar pada perangkat seluler atau dalam perangkat elektronik lainnya yang memerlukan
pengaturan otomatis berdasarkan intensitas cahaya lingkungan.
4. Sensor Temperatur:
5. Sensor Flex:
Rangkaian sensor flex atau sensor tekanan fleksibel digunakan untuk mendeteksi tekanan
atau regangan pada suatu benda. Sensor ini sangat berguna dalam berbagai aplikasi
seperti dalam perangkat kesehatan yang memerlukan pengukuran tekanan darah atau
dalam perangkat elektronik yang memerlukan pengukuran tekanan pada komponen
mekanik.
6. Sensor Force:
Rangkaian sensor force atau sensor beban digunakan untuk mendeteksi berapa besar
beban atau gaya yang diterapkan pada suatu benda. Sensor ini sangat berguna dalam
berbagai aplikasi seperti dalam pengukuran berat pada alat timbang atau dalam
pengukuran gaya pada komponen mesin.
Sub Materi 2 : Merancang pengontrol kipas (motor DC) menggunakan sensor suhu
Sensor suhu yang biasa digunakan untuk pengontrol kipas adalah sensor suhu
LM35. Sensor ini bekerja dengan prinsip perubahan tegangan yang proporsional terhadap
suhu lingkungan. Dalam pengontrol kipas, tegangan output dari sensor suhu akan diubah
menjadi suhu dalam bentuk digital menggunakan rangkaian konversi analog ke digital
(ADC) pada mikrokontroler atau rangkaian kontrol lainnya.
Setelah suhu dalam bentuk digital didapatkan, maka rangkaian kontrol akan
mengatur kecepatan putaran kipas sesuai dengan suhu lingkungan. Pada kondisi suhu yang
rendah, kecepatan putaran kipas akan diatur menjadi lambat atau mati. Pada kondisi suhu
yang sedang, kecepatan putaran kipas akan diatur menjadi sedang. Sedangkan pada kondisi
suhu yang tinggi, kecepatan putaran kipas akan diatur menjadi maksimum.
Berikut adalah pembahasan untuk kedua rangkaian elektronik yang praktikan telah buat di
Tinkercad:
a). Rangkaian Elektronik untuk Mengontrol Hidup/Mati Kipas menggunakan Sensor Suhu
Rangkaian elektronik ini dapat mendeteksi suhu lingkungan dengan menggunakan sensor
suhu dan mengontrol hidup/mati kipas berdasarkan suhu yang terdeteksi. Pada saat suhu
mencapai 45℃ atau lebih, maka kipas akan menyala dan ketika suhu turun di bawah 45℃,
kipas akan mati kembali. Rangkaian ini sangat berguna untuk mendinginkan lingkungan
pada saat suhu meningkat.
Rangkaian elektronik ini dapat mendeteksi suhu lingkungan dengan menggunakan sensor
suhu dan mengontrol kecepatan putaran kipas berdasarkan suhu yang terdeteksi. Pada suhu
di atas 60℃, kipas akan berputar pada kecepatan maksimum dengan tegangan pencatu
kipas sebesar VCC. Pada suhu antara 45℃ dan 60℃, kipas akan berputar pada kecepatan
sedang dengan tegangan pencatu kipas sebesar 55% - 75% dari Vcc. Pada suhu di bawah
45℃, kipas akan berputar pada kecepatan lambat dengan tegangan pencatu kipas sebesar
35% - 54% dari Vcc. Rangkaian ini sangat berguna untuk menjaga suhu lingkungan tetap
stabil dan mencegah overheating pada perangkat elektronik di sekitarnya.
Pada saat gaya yang bekerja pada sensor kurang dari 2.5 N, maka ketiga LED akan
mati, menunjukkan bahwa beban yang diberikan pada sensor sangat kecil. Pada saat gaya
yang bekerja pada sensor antara 2.5 N hingga 5 N, maka satu LED akan menyala,
menunjukkan bahwa tingkat beban sedang. Pada saat gaya yang bekerja pada sensor antara
5 N hingga 7.5 N, maka dua LED akan menyala, menunjukkan bahwa tingkat beban sedang
tinggi. Dan pada saat gaya yang bekerja pada sensor lebih dari 7.5 N, maka ketiga LED
akan menyala, menunjukkan bahwa tingkat beban sangat tinggi.
Dalam percobaan ini, sensor gaya yang digunakan adalah strain gauge yang
dirangkai dengan rangkaian Wheatstone bridge. Ketiga LED yang digunakan sebagai
output dari rangkaian ini dirangkai dengan transistor sebagai switch dan resistor sebagai
pembatas arus.
Hasil dari percobaan ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan sensor gaya
dan rangkaian elektronik yang tepat, dapat mendeteksi tingkat beban dengan menggunakan
indikator LED.
KESIMPULAN
Dalam mengidentifikasi parameter sensor terhadap pengaruh luaran, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan. Pertama-tama, parameter sensor harus dipilih dengan cermat
agar dapat mengukur variabel yang diinginkan dengan akurasi yang memadai. Selanjutnya,
pengaruh luaran seperti suhu, kelembaban, tekanan, dan getaran harus diidentifikasi dan
diukur secara terpisah untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kinerja sensor. Hal ini
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik kalibrasi dan pengujian laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Fraden, J. (2015). Handbook of modern sensors: Physics, designs, and applications.
Springer
McGrath, M. J., & Ni Scanaill, C. (2013). Sensor technologies: Healthcare, wellness and
environmental applications. Elsevier.
Winayono Andrian, Putra VGV. 2017. Penerapan Teknologi Pengolahan Citra Digital Dan
Komputasi Pada Pengukuran dan pengujian sebagai Parameter Benang.
Pallas-Areny, R., & Webster, J. G. (2019). Sensors and signal conditioning. John Wiley &
Sons.
Dunn, P. F. (2016). Fundamentals of sensors for engineering and science. CRC Press.
Kalantar-zadeh, K., & Cook, B. S. (2017). Sensors: An introductory course. CRC Press.
Griffin, J. T., & Mizerk, R. A. (2014). Designing effective environmental monitoring and
reporting programs. John Wiley & Sons.
Ilyas, M., & Mahgoub, I. (Eds.). (2018). Handbook of sensor networks: Compact wireless
and wired sensing systems. CRC Press.