LAPORAN PRAKTIKUM 1
OLEH:
2.1.1 Sensor
Sensor cahaya adalah alat yang digunaka untuk mengubah besaran cahaya
menjadi besaran listrik. Sensor cahaya berfungsi untuk mendeteksi cahaya yang ada
disekitar kita, maka LDR dapat digunakan sebagai sensor cahaya.
LDR pada prinsipnya yaitu sebuah resistor yang nilai resistansinya bergantung
pada seberapa banyak cahaya yang jatuh pada permukaan sensor LDR. LDR berfungsi
untuk mengubah intensitas cahaya menjadi hambatan listrik menjadi besar. Prinsip kerja
LDR ini adalah nilai resistansinya yang akan bertambah besar apabila tidak terkena
cahaya dan akan berkurang apabila terkena cahaya.
Factor factor yang mempengaruhi resistansi sensor LDR selain intensitas cahaya
adalah suhu. Suhu yang tinggi dapat meningkatkan resistansi sensor LDR, sehingga
perlu dilakukan kalibrasi jika suhu berubah.
Sumber- https://www.tneutron.net/mikro/sensor-cahaya-ldr/
Gambar 2.1.1.1 Sensor Cahaya LDR
2.1.2 Arduino 2560
Arduino Mega 2560 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis Arduino
dengan menggunakan chip ATmega2560. Board ini memiliki pin I/O yang cukup banyak,
sejumlah 54 buah digital I/O pin (15 pin diantaranya adalah PWM), 16 pin analog input, 4 pin
UART (serial port hardware). Arduino Mega 2560 dilengkapi dengan sebuah oscillator 16 Mhz,
sebuah port USB, power jack DC, ICSP header, dan tombol reset.
Skema Arduino Mega 2560 tampak dari atas dapat dilihat pada Gambar 2.1. [1] di bawah
dengan karakteristik sebagai berikut :
Mikrokontroler : ATmega2560
Tegangan Operasional : 5V
2.1.2.1
Sumber- https://dickyff.blogspot.com/2019/07/mikrokontroller-arduino-mega-2560-r3.html
Mikrokontroler yang digunakan pada Arduino Mega 2560 ini adalah Mikrokontroler
ATMega 2560. Mikrokontroler ini menjadi komponen utama dari sistem minimum Arduino
Mega 2560. Setiap pin mikrokontroler ATMega 2560 dipetakan sesuai dengan kebutuhan standar
Arduino pada umumnya.
Alat ukur pencahayaan adalah lux meter. Lux meter memiliki satuan lux, yang
didefinisikan sebagai satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan. Lux meter memiliki
range intensitas cahaya antara 1 – 100.000 Lux. Lux meter disusun oleh tiga komponen utama
yaitu rangka, LED dan photodiode. Prinsip kerja lux meter adalah dengan mengubah energi
cahaya menjadi arus listrik yang kemudian ditampilkan pada LED. Pengukuran lumen pada
dasarnya adalah pengukuran yang menggunakan pendekatan sumber titik. Pengukuran lumen
dilakukan dalam ruang gelap dimana tidak ada cahaya pantul yang diterima sensor luxmeter.
Terdapat tiga jenis pengukuran lumen.
2.1.3.1
Sumber- https://bmdlaboratory.com/mengenal-alat-uukur-luxmeter.html
2.1.4 Resistor
Resistor adalah komponen elektronika dasar yang digunakan untuk membatasi jumlah
arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan
umumnya terbuat dari bahan karbon . Dari hukum Ohm diketahui, resistansi berbanding terbalik
dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor
disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega).
2.1.4.1
Sumber- https://madenginer.com/kode-warna-resistor-1k/
2.1.4.2
Sumber- https://madenginer.com/kode-warna-resistor-1k/
Avometer digital merupakan jenis dari avometer yang hasil dari pengukurannya dapat
langsung muncul dalam bentuk angka digital. Oleh karena itu, tingkat keakuratannya lebih tinggi
jika dibandingkan dengan avometer analog. Tetapi harga dari jenis avo meter yang satu ini lebih
mahal, sehingga banyak yang lebih memilih jenis analog. Selain memiliki tingkat keakuratan
yang tinggi, avometer jenis ini juga memiliki kelebihan yang lain. Kelebihan tersebut adalah
sudah dilengkapi dengan auto polaritas, sehingga Anda tidak perlu khawatir apabila salah dalam
menyambungkan terminal. Namun demikian, kinerja dari avometer digital sangat bergantung
pada kondisi baterai. Sangat disarankan untuk menggunakan avometer digital dalam kondisi
baterai penuh untuk performa yang maksimal.
2.1.5.1
Sumber- https://serviceacjogja.pro/pengertian-avometer-jenis-dan-prinsip-kerjanya/
Penggaris 1 buah
Flash HP 1 buah
3.2.1 3.2.2
A B
C D
3.3.1.2 Trendline
4.1 Analisis
Dari praktikum pertama, terdapat tiga kolom data intensitas cahaya (intensitas 1, 2, 3) dan
tiga kolom hambatan (R1,R2,R3) yang mewakili berbagai kondisi percobaan dala bentuk
biner.terdapat varias besar dalam nilai intensitas cahaya dan hambatan pada berbagai kondisi
yang berbeda.
Dari hasil praktikum yang didapat terdapat hubungan yang menunjukkan bahwa semakin
tinggi intensitas cahaya, maka semakin rendah hambatan, dan sebaliknya.
Dari data yang diberikan pada tabel praktikum kedua, terlihat ada dua set data yang
masing-masing mencakup pengukuran jarak, resistansi (R1 dan R2), tegangan terukur, dan
tegangan yang dihitung secara manual. Hasil analisis yang kami dapat pada tabel praktikum
kedua yaitu:
1. Jarak: Terdapat 6 pengukuran jarak yang berbeda, mulai dari 4 hingga 20.
2. Tegangan Terukur: Tegangan terukur bervariasi dari pengukuran ke pengukuran, namun
nilainya cukup mendekati tegangan yang dihitung manual.
3. Tegangan yang Dihitung Manual: Tegangan yang dihitung manual juga bervariasi sesuai
dengan jarak, dan nilainya cukup mendekati tegangan terukur.
Dapat disimpulkan bahwa pada set data pertama, perubahan R1 menyebabkan perubahan
tegangan terukur, dan perhitungan manual juga menghasilkan nilai yang konsisten
dengan pengukuran tersebut.
1. Jarak: Terdapat 6 pengukuran jarak yang berbeda, mulai dari 4 hingga 20.
2. Resistansi (R1 dan R2): Nilai resistansi R1 tetap, dengan R1 = 1000 Ω, sedangkan R2
bervariasi dari 600 Ω hingga 70000 Ω.
3. Tegangan Terukur: Tegangan terukur bervariasi dari pengukuran ke pengukuran, namun
nilainya tidak selalu sebanding dengan perubahan jarak atau resistansi R2.
4. Tegangan yang Dihitung Manual: Tegangan yang dihitung manual bervariasi sesuai
dengan resistansi R1 dan R2 yang digunakan dalam perhitungan.
Pada set data kedua, terlihat bahwa perubahan resistansi R2 tidak selalu sebanding
dengan perubahan tegangan terukur. Tegangan yang dihitung manual juga bervariasi
sesuai dengan perubahan resistansi R2.
Dalam kasus ini, kemungkinan terdapat faktor lain yang memengaruhi tegangan terukur
selain resistansi R2. Hal ini dapat disebabkan oleh tidak idealitas dalam pengukuran atau
perangkat yang digunakan.
4.2 Kesimpulan
Sensor LDR bekerja berdasarkan perubahan resistansi sesuai dengan intensitas cahaya
yang diterimanya. Ketika cahaya yang mengena sensor LDR semakib intens, resistansinya akan
menurun, dan sebaliknya. Ketika cahaya berkurang, resistansinya akan meningkat. Ini sesuai
dengan prinsip kerja sensor LDR yang umumnya menunjukkan bahwa ketika cahaya lebih
terang, hambatan LDR akan berkurang.
Set data pertama menunjukkan hubungan yang cukup linier antara jarak dan tegangan
terukur, dengan resistansi yang tetap.
Set data kedua menunjukkan variasi yang lebih kompleks dalam hubungan antara jarak,
resistansi R2, dan tegangan terukur, dan mungkin terdapat faktor lain yang memengaruhi hasil
pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
http://rachmat-elektronika.blogspot.com/2014/05/dasar-teori-resistor_9492.html
https://bmdlaboratory.com/mengenal-alat-uukur-luxmeter.html
https://dickyff.blogspot.com/2019/07/mikrokontroller-arduino-mega-2560-r3.html
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/elekdankom/article/view/19913/19509
https://madenginer.com/kode-warna-resistor-1k/
https://serviceacjogja.pro/pengertian-avometer-jenis-dan-prinsip-kerjanya/
https://www.tneutron.net/mikro/sensor-cahaya-ldr/