Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

SENSOR DAN TRANDUSER


PERCOBAAN LDR DAN ULTRASONIK

Disusun untuk memenuhi Matakuliah Sensor dan Tranduser


Yang diampu oleh Dr. Eng. Siti Sendari, S.T., M.T.

Disusun Oleh:
1. Kezia Cindi Dwinata Lumban Gaol 220534600068
2. Muhamad Imron Hamzah 220534610060
3. Rizki Wahyu Ashari 220534600853

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
SEPTEMBER 2023
BAB 1

1.1 Latar Belakang


Pada kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari penerangsn lampu listrik. Untuk
menghemat penggunaan daya listrik yang berlebihan, umumnya dilakukan dengan
memutus aliran listrik dengan menggunakan saklar manual. Tetapi penggunaan saklar
manual ini dianggap kurang efektif. Dengan perkembangan zaman sekarang, maka
dibuatlah sebuah saklar yag bisa bekerja secara otomatis untuk menyalakan dan
mematikan lampu tanpa harus menekan tombol saklar. Untuk membuat saklar otomatis
ini kita membutuhkan sebuah sesor.
Sensor adalah componen yang dapat digunakan untuk mengkonversi
suatu besarantertentumenjadisatuananalogsehinggadapatdibacaolehsuaturangkaian
elektronik. Sensor merupakan komponen utama dari suatu tranduser,sedangkan tranduser
merupakan sistem yang melengkapi agar sensor tersebutmempunyai keluaran sesuai yang
kita inginkan dan dapat langsung dibaca padakeluarannya.Sensor yang dibutuhkan dalam
penerangan lampu listrik ini tentunya berkenaan dengan sensor cahaya.
LDR merupakan salah satu resistor yang dapat berubah-ubah nilai tahanannya
tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterimanya. Hal tersebut dapat
dimanfaatkan dalam pembuatan sensor cahaya dengan memanfaatkan kepekaan LDR
terhadap perubahan cahaya unuk upaya optimasi penggunaan energy listrik yang
diguakan dalam penerangan lampu.
Penerapan penggunaan LDR sebagai sensor cahaya ini dapat dilihat dalam kehidupan
sehari-hari diantaranya yaitu pada lampu taman otomatis, alarm pencuri, sensor pada
alarm brankas, maupun pada tracker cahaya matahari.

Selain itu, untuk mengukur jarak dari suatu titik ke titik lainnya dapat digunakan
mistar ataumeteran. Dengan menggunakan mistar atau meteran, maka dapat ditentukan
jarakantara satu titik ke titik lainnya. Namun untuk beberapa kasus, misalnya pada
penyandang tuna netra hal pengukuran jarak tidak dapat dilakukannya karena si
pwnyandang tidak dapat melihat.

Maka dari itu, saat ini telah ada sebuah sensor yang dapat mengukur sebuah jarak
secara otomatis. Sensor ultrasonic adalah sensor yang memanfaatkan prinsip gelombang
ultrasonic. Gelombang ultrasonic merupakan gelombang akustik yang memiliki
frekuensi mulai dari 20 kHz hingga skitar 20 MHz. senso ultrasonic biasanya digunakan
untuk mengukur jarak suatu benda yang berada di hadapan sensor tersebut.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Untuk memahami fungsi sensor cahaya LDR,
2. Untuk mengetahui cara merancang rangkaian sensor cahaya dengan menggunakan
LDR,
3. Untuk memahami cara kerja sensor LDR,
4. Memahami prinsip dasar sensor ultrasonic
5. Memahami cara kerja sensor ultrasonic
6. Membandingkan hasil pengukuran secara manual dan secara otomatis.

1.3 Manfaat Praktikum


1. Membantu mahasiswa memahami dasar teori mengenai cara kerja LDR dan cara kerja
sensor ultrasonic.
2. Mahasiswa belajar keterampilan dalam mrancang dan merakit sirkuit elektronik yang
melibatkan sensor LDR, dan sensor ultrasonic.
3. Mahasiswa mengetahui cara melakukan pengukuran menggunakan LDR dan sensor
ultrasonic sehingga dapat menganalisis data yang dihasilkan
BAB 2

3.1 Dasar Teori


3.1.1 Sensor LDR

Sensor adalah komponen yang dapat digunakan untuk mengkonversi suatu


besaran tertentu menjadi satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suatu rangkaian
elektronik atau sensor merupakan system yang melengkapi agar sensor tersebut
mempunyai keluaran sesuai yang kita inginkan dan dapat langsung dibaca pada
keluarannya. Salah satu jenis resistor yang peka terhadap perubahan cahaya adalah
LDR. Resistansi LDR akan berubah seiring dengan intenstas cahaya yang
mengenainya. LDR digunakan untuk mengubah energy cahaya menjadi energy saklar
secara otomatis.

LDR pada prinsipnya yaitu sebuah resistor yang nilai resistasinya bergantung
pada seberapa banyak cahaya yang jatuh pada permukaan sensor LDR. LDR
nerfungsi mengubah intensitas cahaya menjadi hambatan listrik menjadi besar. Prinsip
kerja LDR adalah nilai resistansinya akan bertambah besar apabila tidak terkena
cahaya dan akan berkurang apabila terkena cahaya.

Factor-faktor yang mempengaruhi resistansi sensor LDR selain intensitas


cahaya adalah suhu. Suhu yang tinggi dapat meningkatkan resistansi sensor LDR,
sehingga perlu dilakukan kalibrasi jika suhu berubah.

LDR juga banyak digunakan sebagai sensor pada penerangan jalan otomatis,
penerangan kamar tidur, rangkaian anti maling otomatis menggunakan laser, penutup
kamera otomatis, dan alarm kebakaran.
Gambar 2.1.1.1 Sensor cahaya LDR

2.1.2 Arduino 2560

Arduino Mega 2560 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis


Arduino dengan menggunakan chip ATmega2560. Board ini memiliki pin I/O yang cukup
banyak, sejumlah 54 buah digital I/O pin (15 pin diantaranya adalah PWM), 16 pin analog
input, 4 pin UART (serial port hardware). Arduino Mega 2560 dilengkapi dengan sebuah
oscillator 16 Mhz, sebuah port USB, power jack DC, ICSP header, dan tombol reset.

Skema Arduino Mega 2560 tampak dari atas dapat dilihat pada Gambar 2.1. [1] di
bawah dengan karakteristik sebagai berikut :

 Mikrokontroler : ATmega2560

 Tegangan Operasional : 5V

 Tegangan Masukan (direkomendasi) : 7-12V

 Tegangan Masukan (batas) : 6-20V

 Pin Digital I/O : 54 ( 14 pin untuk keluaran PWM)

 Analog Input Pins : 16

 Arus DC per I/O Pin : 40 mA

 Arus DC for 3.3V Pin : 50 mA

 Memori Flash : 256 KB (8 KB digunakan untuk bootloader)


Sumber- https://dickyff.blogspot.com/2019/07/mikrokontroller-arduino-mega-2560-r3.html

Gambar 2.1.2.1 Arduino Atmega 2560

Mikrokontroler yang digunakan pada Arduino Mega 2560 ini adalah Mikrokontroler
ATMega 2560. Mikrokontroler ini menjadi komponen utama dari sistem minimum Arduino
Mega 2560. Setiap pin mikrokontroler ATMega 2560 dipetakan sesuai dengan kebutuhan
standar Arduino pada umumnya.

2.1.3 Resistor

Resistor adalah komponen elektronika dasar yang digunakan untuk membatasi jumlah
arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif
dan umumnya terbuat dari bahan karbon . Dari hukum Ohm diketahui, resistansi berbanding
terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor
disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega).
Sumber- https://madenginer.com/kode-warna-resistor-1k/

Gambar 2.1.4.1 Resistor 1k ohm

Sumber- https://madenginer.com/kode-warna-resistor-1k/

Gambar 2.1.3.2 Tabel Gelang Warna Resistor

2.1.4 Avo Meter

Avometer digital merupakan jenis dari avometer yang hasil dari pengukurannya dapat
langsung muncul dalam bentuk angka digital. Oleh karena itu, tingkat keakuratannya lebih
tinggi jika dibandingkan dengan avometer analog. Tetapi harga dari jenis avo meter yang satu
ini lebih mahal, sehingga banyak yang lebih memilih jenis analog. Selain memiliki tingkat
keakuratan yang tinggi, avometer jenis ini juga memiliki kelebihan yang lain. Kelebihan
tersebut adalah sudah dilengkapi dengan auto polaritas, sehingga Anda tidak perlu khawatir
apabila salah dalam menyambungkan terminal. Namun demikian, kinerja dari avometer
digital sangat bergantung pada kondisi baterai. Sangat disarankan untuk menggunakan
avometer digital dalam kondisi baterai penuh untuk performa yang maksimal.

Sumber- https://serviceacjogja.pro/pengertian-avometer-jenis-dan-prinsip-kerjanya/

Gambar 2.1.4.1 Avometer Digital

2.1.5 Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah


besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor ini
didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai
untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu. Disebut
sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini menggunakan gelombang ultrasonik (bunyi
ultrasonik).

Sensor Ultrasonik diartikan juga sebagai alat elektronika yang kemampuannya


bisa mengubah dari energy listrik menjadi energy mekanik dalam bentuk gelombang
suara ultrasonik. Sensor ini terdiri dari rangkaian pemancar Ultrasonic yang dinamakan
transmitter dan penerima ultrasonic yang disebut receiver. Alat ini digunakan untuk
mengukur gelombang ultrasonik. Gelombang ultrasonik adalah gelombang mekanik
yang memiliki ciri - ciri long itu dinal dan biasanya memiliki frekuensi di atas 20 Khz.
Gelombong Utrasonic dapat merambat melalui zat padat, cair maupun gas. Gelombang
ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi sangat tinggi yaitu
20.000 Hz. Bunyi ultrasonik tidak dapat di dengar oleh telinga manusia. Bunyi
ultrasonik dapat didengar oleh anjing, kucing, kelelawar, dan lumbalumba. Bunyi
ultrasonik nisa merambat melalui zat padat, cair dan gas. Reflektivitas bunyi ultrasonik
di permukaan zat padat hampir sama dengan reflektivitas bunyi ultrasonik di
permukaan zat cair. Akan tetapi, gelombang bunyi ultrasonik akan diserap oleh tekstil
dan busa.

Sensor ini bekerja dengan mengirimkan gelombang ultrasonik (di atas ambang
batas pendengaran manusia) dan menyediakan pulsa keluaran yang berkaitan dengan
waktu yang dibutuhkan saat gelombang pantulan diterima kembali oleh sensor. Dengan
mengukur jeda waktu pulsa kirim terhadap pulsa yang diterima, maka jarak yang diukur
dapat dikalkulasikan

Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah


alat yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini akan
menghasilkan gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika sebuah
osilator diterapkan pada benda tersebut. Secara umum, alat ini akan menembakkan
gelombang ultrasonik menuju suatu area atau suatu target. Setelah gelombang
menyentuh permukaan target, maka target akan memantulkan kembali gelombang
tersebut. Gelombang pantulan dari target akan ditangkap oleh sensor, kemudian sensor
menghitung selisih antara waktu pengiriman gelombang dan waktu gelombang pantul
diterima.

Sumber: https://embeddednesia.com/v1/mengukur-jarak-dengan-sensor-ultrasonik-hc-sr04/

Gambar 2.1.5.1 Sensor Ultrasonic


BAB 3 . HASIL PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

a. Praktikum 1
 Project board 1 buah
 Kabel jumper secukupnya
 Sensor cahaya LDR 1 buah
 Resistor 1k 1 buah
 Arduino 2560 1 buah
 Penggaris 1 buah
 Laptop 1 buah

b. Praktikum 2
 Penggaris 1 buah
 Kabel jumper secukupnya
 Sensor ultrasonic 1 buah
 Arduino 2560 1 buah
 Resistor 1 buah
 Project board 1 buah
 Laptop 1 buah

c. Praktikum 3
 Project Board 1 buah
 Kabel jumper secukupnya
 Sensor cahaya LDR 1 buah
 Sensor ultrasonic 1 buah
 Resistor 1 buah
 Penggaris 1 buah
 Arduino Mega 2560 1 buah
 Laptop 1 buah
3.2 Rangkaian Praktikum

3.2.1 Syntax LDR

3.2.2 Syntax Sensor Ultrasonik (HCSR 04)


3.2.3 Syntax Gabungan sensor
3.3 Hasil Data Praktikum
Berikut adalah hasil perolehan data yang kami dapatkan setelah praktikum :

Logic Input Output Data Data


Konversi data Konversi Data
Analog Anlog
Loo LDR ke LUX HCSR ke Meter
LDR HC-SR04 LED ON LED OFF LDR HCSR
p
Delay Delay
<=5 cm 10 X 912 914,94
(1000) (200)
>=5 cm dan Delay Delay
10 X 782 794,97
<=10 cm (200) (200)
>=10 cm dan Delay Delay
10 X 653 661,74
<=13 cm (2000) (1000)

>13 cm LED ON LED OFF 10 X 643 634,71

>=20 cm dan Delay Delay


10 X 887 52
<=25 cm (1000) (200)
>=25 cm dan Delay Delay
10 X 864 50,8
<=45 cm (200) (200)
<=25cm dan Delay Delay
10 X 852 50,1
>=45 cm (2000) (1000)

>10 cm LED OFF 10 X 324 332,59

Delay Delay
<=2 cm <=20 cm 10 X 632 634,71 886 52,1
(1000) (200)
>=2 cm dan >=20 cm dan Delay Delay
10 X 654 661,74 885 52,05
<5 cm <=30 cm (200) (200)

>5 cm >30 cm LED ON LED OFF 10 X 426 438,47 864 50,8

Anda mungkin juga menyukai