Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PROJEK

LABORATORIUM BENGKEL
TEKNOLOGI MEKANIK
SIMULASI ALARM PARKIR DENGAN SENSOR JARAK

Dosen Pembimbing:
Sumber, S.ST, MT
Wahyu Prihastono, SST

Disusun Oleh :
Sella Octa Ardila P27838018002
Karina Maulidya S.P P27838018004
Nesaz Zaka Akbar P27838018006
Achmad Wachid P27838018008
Nabilla Farikha Azzahra P27838018021

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
TAHUN AJARAN 2019/2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemanfaatan teknologi saat ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia sehari-
hari. Mulai dari teknologi yang paling kecil sampai pada yang sangat canggih. Saat ini ada
beberapa alat-alat elektronik yang mulai berkembang untuk membantu kegiatan manusia
sehari-hari. Mulai dari peralatan hiburan sampai pada peralatan yang dapat mengganti tugas
manusia untuk bekerja.

Teknologi saat ini sangat berkembang pesat. Berbagai macam alat elektronik telah
dibuat oleh manusia dengan fungsinya masing-masing. Dengan sebuah system kerja tidak
jauh berbeda antara satu dengan yang lainnya. Salah satu perangkat yang paling penting
dalam sebuah alat elektronik  adalah sebuah sensor yang dapat mendeteksi kejadian atau
situasi yang ada di sekelilingnya. Mulai dari sensor suara, sensor api, dan sensor jarak.

Pada zaman sekarang mobil-mobil keluaran terbaru sudah memiliki fitur system
pengamanan untuk parker. Namun terkadang masih ada beberapa orang yang menabrak
pembatas parker bagian belakang, hal ini disebabkan karena bunyi alarm tersebut kadang
tidak sesuai dengan jarak. Tidak semua orang memiliki mobil dengan fitur seperti itu dan
saat mereka parker akan susah juga untuk melihat kondisi dibelakangnya. Tujuan dari alat

1.2 Batasan Masalah


Memberi tanda saat jarak mobil dengan pembatas sudah cukup dekat menggunakan
sensor jarak.

1.3 Rumusan Masalah


1. Dapat mengetahui sensor jarak
2. Dapat mentroubleshoot rangkaian dengan sensor jarak.
3. Mengetahui jenis sensor yang akan digunakan.

1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Merancang alat simulasi pembantu jarak parkir dengan sensor jarak
1.4.2 Tujuan Khusus
Membantu untuk memudahkan dalam memarkirkan mobil
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Sensor adalah piranti yang mengubah suatu nilai (isyarat/energi) fisik ke nilai fisik
yang lain menjadi satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suatu rangkaian elektronik.
Fenomena fisik yang mampu menstimulus sensor untuk menghasilkan sinyal elektrik
meliputi temperatur, tekanan, gaya, medan magnet cahaya, pergerakan dan sebagainya.
Sensor adalah alat untuk mendeteksi/mengukur sesuatu, yang digunakan untuk mengubah
variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Dalam
lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor memberikan kesamaan yang 
menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh kontroler
sebagai otaknya. Sensor dalam teknik pengukuran dan pengaturan secara elektronik
berfungsi mengubah tegangan fisika (misalnya: temperatur, cahaya, gaya, kecepatan
putaran) menjadi besaran listrik yang proposional. Sensor dalam teknik pengukuran dan
pengaturan ini harus memnuhi persyaratan-persyaratan kualitas yakni:

1. Linieritas

Konversi harus benar-benar proposional, jadi karakteristik konversi harus linier.

2. Tidak tergantung temperature

Keluaran inverter tidak boleh tergantung pada temperatur disekelilingnya, kecuali


sensor suhu.

3. Kepekaan Kepekaan

Sensor harus dipilih sedemikian, sehingga pada nilai-nilai masukan yang ada dapat
diperoleh tegangan listrik keluaran yang cukup besar.

4. Waktu tanggapan

Waktu tanggapan adalah waktu yang diperlukan keluaran sensor untuk mencapai
nilai akhirnya pada nilai masukan yang berubah secara mendadak. Sensor harus dapat
berubah cepat bila nilai masukan pada sistem tempat sensor tersebut berubah. Ada 6 tipe
isyarat sensor, yaitu:

1. Mechanical, contoh: panjang, luas, mass flow, gaya, torque, tekanan, kecepatan,
percepatan, panjang gel acoustic, dll
2. Thermal, contoh: temperature, panas, entropy, heat flow

3. Electrical, contoh: tegangan, arus, muatan, resistance, frekuensi, dll

4. Magnetic, contoh: intensitas medan, flux density, dll

5. Radiant, contoh: intensitas, panjang gelombang, polarisasi, dll

6. Chemical, contoh: komposisi, konsentrasi, pH, kecepatan reaksi, dll

Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang
suara dan digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu objek tertentu di depannya,
frekuensi kerjanya pada daerah diatas gelombang suara dari 40 KHz hingga 400 KHz. Sensor
ultrasonik terdiri dari dari dua unit, yaitu unit pemancar dan unit penerima.

Besar amplitudo sinyal elekrik yang dihasilkan unit sensor penerima tergantung dari
jauh dekatnya objek yang dideteksi serta kualitas dari sensor pemancar dan sensor penerima.
Proses sensing yang dilakukan pada sensor ini menggunakan metode pantulan untuk
menghitung jarak antara sensor dengan obyek sasaran. Jarak antara sensor tersebut dihitung
dengan cara mengalikan setengah waktu yang digunakan oleh sinyal ultrasonik dalam
perjalanannya dari rangkaian Tx sampai diterima oleh rangkaian Rx, dengan kecepatan
rambat dari sinyal ultrasonik tersebut pada media rambat yang digunakannya.

2.7 Cara Kerja

Pada awalnya sebuah sinyal akan dipancarkan oleh pemancar sensor ultrasonic.
Sinyal yang telah dipancarkan berfrekuensi lebih dari 20kHz, sedangkan sinyal yang
biasa digunakan untuk mengukur jarak suatu benda adalah 40kHz. Sinyal tersebut akan
dibangkitkan oleh rangkaian pemancar ultrasonic. Kemudian sinyal yang telah
dipancarkan tersebut akan merambat sebgai sinyal atau gelombang bunyi dengan
kecepatan bunyi berkisar 340 m/s.

Sinyal yang merambat akan dipantulkan dengan objek didepannya dan akan diterima
oleh receiver atau bagian penerima ultrasonic. Setelah sinyal tersebut sampai di receiver
ultrasonic, kemudian sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jaraknya. Jarak
dihitung berdasarkan rumus S =340 x t/2, dimana S adalah jarak antara sensor ultrasonik
dengan bidang pantul, dan t adalah selisih waktu antara pemancaran gelombang
ultrasonik sampai diterima kembali oleh bagian penerima ultrasonic.
Bunyi ultrasonik tidak dapat di dengar oleh telinga manusia. Bunyi ultrasonik dapat
didengar oleh anjing, kucing, kelelawar, dan lumba-lumba. Bunyi ultrasonik nisa merambat
melalui zat padat, cair dan gas. Reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat padat hampir

sama dengan reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat cair. Akan tetapi, gelombang
bunyi ultrasonik akan diserap oleh tekstil dan busa.

Gambar 2.7 Sensor Jarak

Besar amplitudo sinyal elekrik yang dihasilkan unit sensor penerima tergantung dari
jauh dekatnya objek yang dideteksi serta kualitas dari sensor pemancar dan sensor
penerima. Proses sensing yang dilakukan pada sensor ini menggunakan metode pantulan
untuk menghitung jarak antara sensor dengan obyek sasaran. Jarak antara sensor tersebut
dihitung dengan cara mengalikan setengah waktu yang digunakan oleh sinyal ultrasonik
dalam perjalanannya dari rangkaian Tx sampai diterima oleh rangkaian Rx, dengan
kecepatan rambat dari sinyal ultrasonik tersebut pada media rambat yang digunakannya,
yaitu udara.

2.8 Jenis Sensor Ultasonik

2.8.1. Sensor Ultrasonik Ping

Sensor ini memiliki frekuensi 40KHz, di produksi oleh parallax dan biasanya
digunakan untuk kontes robot cerdas. Kelebihan sensor ini adalah hanya membutuhkan 1
sinyal (SIG) selain 5V dan Ground. Sensor ini mendeteksi jarak dengan cara
memancarkan gelombang ultrasonik 40Khz selama 200 mikro sekon kemudian
mendeteksi pantulannya.

Sensor ini memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan control dari


microcontroller. Spesifikasi sensor ultrasonik PING:1 Kisaran pengukuran 3 cm – 3 m2.
Input trigger – positive TTL pulse, 2 us min, 5 us tipikal3. Echo hold off 750 us dari of
trigger pulse4. Delay before next measurement 200 us5. Brust indikator LED
menampilkan aktivitas sensor gelombang ini melalui udara dengan kecepatan 344 m/s
kemudian mengenai obyek dan memantul kembali ke sensor.
Ping mengeluarkan pulsa output high pada pin SIG setelah memancarkan gelombang
ultrasonik dan setelah gelombang pantulan terdeteksi Ping akan membuat output low pada
pin SIG. Lebar pulsa High (tIN) akan sesuai dengan lama waktu tempuh gelombang
ultrasonik untuk 2x jarak ukur dengan obyek. Maka jarak yang diukur ialah [(tIN s x 344
m/s) : 2] meter. Sistem minimal mikrokontroller ATMega 8535 dan software basic stamp
Editor diperlukan untuk memprogram mikrokontroller dan mencoba sensor ini.

Keluaran dari pin SIG ini yang dihubungkan ke salah satu port di kit mikrokontroller.
Berikut contoh aplikasi sensor PING pada mikrokontroler BS2, dimana pin SIG terhubung
ke pa pin7, dan memberikan catu daya 5V dan ground. fungsi SIG OUT untuk mentrigger
ping, sedangkan fungsi SIG IN digunakan untuk mengukur pulsa yang sesuai dengan jarak
dari objek target.

Sensor ultrasonic ping akan bekerja jika mendapat suplay tegangan sebesar 5 V DC.
Dimana tegangan 5 V DC dihubungkan dengan konektor Vcc dan ground pada sensor.
Untuk konektor SIG dapat dihubungkan dengan mikrokontroler. Konektor SIG adalah
sebagai control sensor ini dalam pendeteksian objek sekaligus pembacaan jarak objek
dengan sensor ini.

Progamer dapat mensetting sensor ini dengan jarak yang telah ditentukan sesuai
dengan ring deteksi dari sensor ultrasonic ping ini sesuai dengan kebutuhan penggunaan
dari sensor tersebut. Ketika sensor disetting jaraknya maka dengan jarak yang telah
ditentukanlah sensor akan bekerja dalam pendeteksian objek. Kisaran jarak yang dapat di
baca sensor ultrasonic ping ini adalah 3 cm sampai 3 m.Selain range jarak antara 3 cm
sampai 3 m yang mampu dideteksi oleh sensor ultrasonik ping, sudut pancaran dari sensor
jarak ultrasonic ping adalah dari 0 derajat sampai dengan 30 derajat.

Gambar 2.8.1 Sensor Ultrasonik Ping

2.8.2 Sensor Ultrasonik Devantech SRF04

Sensor jarak merupakan sensor yang wajib ada pada robot terkini. Devantech
SRF04 adalah salah satu sensor jarak yang paling banyak digunakan pada kontes robot
di indonesia selain ping Devantech. SRF04 ultrasonik range finder memberikan
informasi jarak dari kisaran 3 cm – 3 m. Harga sensor ini tidak lebih dari Rp
360.000,00. Anda juga dapat membeli SRF05 yang harganya lebih murah dibandingkan
SRF04 dengan kualitas yang tidak jauh berbeda.

Kit ini sangat mudah untuk dirangkai dan membutuhkan sumber daya yang
kecil sekali, yang sangat ideal untuk aplikasi mobil robot pencari jarak ini bekerja
dengan cara memancarkan pulsa suara dengan kecepatan suara ( 0,9 ft/milidetik ).

Gambar 2.8.2 Sensor Ultrasonik Devantech SFR04

2.8.3 Sensor Ultrasonik HC-SR04

Sensor ini merupakan sensor ultrasonik siap pakai, satu alat yang berfungsi
sebagai pengirim, penerima, dan pengontrol gelombang ultrasonik. Alat ini bisa
digunakan untuk mengukur jarak benda dari 2cm - 4m dengan akurasi 3mm. Alat ini
memiliki 4 pin, pin Vcc, Gnd, Trigger, dan Echo. Pin Vcc untuk listrik positif dan Gnd
untuk ground-nya. Pin Trigger untuk trigger keluarnya sinyal dari sensor dan pin Echo
untuk menangkap sinyal pantul dari benda.

Sensor ini merupakan sensor ultrasonik siap pakai, satu alat yang berfungsi
sebagai pengirim, penerima, dan pengontrol gelombang ultrasonik. Alat ini bisa
digunakan untuk mengukur jarak benda dari 2cm - 4m dengan akurasi 3mm. Alat ini
memiliki 4 pin, pin Vcc, Gnd, Trigger, dan Echo. Pin Vcc untuk listrik positif dan Gnd
untuk ground-nya. Pin Trigger untuk trigger keluarnya sinyal dari sensor dan pin Echo
untuk menangkap sinyal pantul dari benda.

Gambar 2.8.2 Sensor Ultrasonik Devantech SFR04


BAB 3
ANALISIS DATA
3.1 Alat dan Bahan
1. Sensor ultrasone
2. Arduino nano
3. LED
4. Resistor
5. Buzzer

3.2 Skematik Rangkaian

3.3 Cara Kerja Rangkaian


Rangkaian bekerja setelah rangkaian dihubungkan ke aliran listrik. Aliran listrik akan
masuk melewati supply untuk merubah arus AC menjadi DC. Setelah menjadi arus DC dan
dialirkan ke Arduino untuk menjadi tegangan input dan menyuply ke komponen komponen lain.
Apa bila sensor mendeteksi benda di jarak jauh lampu indicator hijau akan menyala, saat sensor
mendeteksi benda di jarak menengah lampu indicator kuning akan menyala, dan saat sensor
mendeteksi benda di jarak dekat lampu indicator merah akan menyala dan disertai buzzer
menyala tanda peringatan bahwa jarak sudah dekat untuk mengisyaratkan berhenti.
3.4 Rincian Biaya
No Komponen Jumlah Harga
1 Sensor Ultrasonik 1 Rp 20.000,00
2 Arduino nano 1 Rp 60.000,00
3 LED 3 Rp 1.500,00
4 Resistor 4 Rp 100,00
5 Buzzer 1 Rp 1000,00
Jumlah Rp 82.600,00

3.5 Listing Program


#define trigPin 7 digitalWrite(led, HIGH);}
#define echoPin 6 else {digitalWrite(led,LOW);}
#define led 3 if (distance >11 && distance <15) {
#define led2 4 digitalWrite(led2, HIGH);
#define led3 5 }
void setup() { else {
Serial.begin (9600); digitalWrite(led2, LOW);
pinMode(trigPin, OUTPUT); }
pinMode(echoPin, INPUT); if (distance > 15) {
pinMode(led, OUTPUT); digitalWrite(led3, HIGH);
pinMode(led2, OUTPUT); }
pinMode(led3, OUTPUT);} else {
void loop() { digitalWrite(led3, LOW);
long duration, distance; }
digitalWrite(trigPin, LOW); if (distance > 30){
delayMicroseconds(20); Serial.println("over");
digitalWrite(trigPin, HIGH); digitalWrite(led3, LOW);
delayMicroseconds(20); digitalWrite(led2, LOW);
digitalWrite(trigPin, LOW); digitalWrite(led, LOW);}
duration = pulseIn(echoPin, HIGH); else {Serial.print(distance);
distance = (duration/2) / 29.1; Serial.println(" cm");}
if (distance > 1 && distance < 10) { delay(500);
loop();}

BAB 4
KESIMPULAN
Alat ini merupakan simulasi dari sensor parkir yang dibuat menggunakan sensor jarak
yaitu sensor ultrasonic. Sensor ini merupakan satu alat yang berfungsi sebagai pengirim,
penerima, dan pengontrol gelombang ultrasonik. Alat ini bisa digunakan untuk mengukur jarak
benda dari 2cm - 4m dengan akurasi 3mm. Alat ini memiliki 4 pin, pin Vcc, Gnd, Trigger, dan
Echo. Pin Vcc untuk listrik positif dan Gnd untuk ground-nya. Pin Trigger untuk trigger
keluarnya sinyal dari sensor dan pin Echo untuk menangkap sinyal pantul dari benda. Alat ini
menggunakan 3 lampu sebagai indicator jarak. Penerapan dari alat ini bias digunakan untuk
membantu dalam hal memarkir kendaraan supaya dapat dilakukan dengan lebih mudah dan
efisian serta mengurangi resiko kecelakaan.
DAFTAR PUSTAKA

 Richard E, Md. Behrman dkk. 2004. Nelson Texbook of Pediatrics 17th edition. USA :


Elsevier Science
 John P, Cloherty dkk. 2008. Manual of Neonatal Care. Lippincott Williams & Wilkins
 Tim Penyusun. (1982). Ensiklopedia Indonesia 3. Chapter31 .Page13. Jakarta: Ichtiar Baru
- Van Hoeve
 Turkle, Sherry (1995). Life on The Screen: Identity in the Age of the Internet. New York:
Touchstone.

Anda mungkin juga menyukai