Anda di halaman 1dari 120

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR
Di ajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas
Dan Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Fakultas Teknik Program Studi Elektro
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

DI SUSUN OLEH :
Nama : MUHAMMAD MAULIA RAFASANDI
NPM : 1407220019
Kelas : A1 Pagi
Jurusan : Teknik Elektro
Kelompok : B6

PROGRAM STUDI ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2015
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehinga kami dapat menyelesaikan
laporan praktikum fisika dasar ini, yang di laksanakan di Laboratorium
Fisika Dasar, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Tak lupa pula sholawat serta salam kami sampaikan keharibaan ruh
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, yang mana telah membawa
kita dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Laporan ini merupakan tugas dari Praktikum Fisika Dasar yang di
laksanakan pada tanggal 28 Februari-2 Maret 2015. Laporan ini juga di
susun berdasarkan modul-modul yang telah di praktekkan dan sesuai dengan
hasil yang di dapat saat praktikum dan juga sesuai dengan buku panduan
praktikum fisika dasar.
Laporan ini juga di tambah dengan beberapa teori tambahan
sehingga dapat menjadi buku atau modul pendamping mahasiswa dan
asisten dosen dari modul-modul yang telah ada.
Dalam penulisan laporan ini, kami menyadari masih banyak
kekurangan baik dalam penulisan maupun dalam susunan kalimat yang
mana kami mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak demi
kesempurnaan laporan ini.
Harapan kami, semoga laporan fisika praktikum fisika dasar ini
dapat menjadi penuntun mahasiswa mempelajari modul-modul yang telah
ada dan dapat membantu mahasiswa menjadi lebih mudah dalam
melaksanakan praktikum berikutnya.
Wassalamulaikum Wr. Wb.

Medan, 20 Maret 2015


Penyusun

MUHAMMAD MAULIA RAFASANDI


NPM: 1407220019
DAFTAR ISI

SAMPUL ........................................................................................................... i

PENGESAHAN .............................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iv

LEMBAR ACC ................................................................................................ v

1. PESAWAT ATWOOD
I. MAKSUD DAN TUJUAN ....................................................... 1
II. ALAT-ALAT ................................................................................. 1
III. GAMBAR ALAT DAN FUNGSINYA .......................................... 2
IV. TEORI DAN TEORI TAMBAHAN .......................................... 5
V. PERCOBAAN YANG DI LAKUKAN .......................................... 8
VI. DATA HASIL PERCOBAAN ....................................................... 9
VII. ANALISA DATA DAN GRAFIK .......................................... 10
VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN .......................................... 17
IX. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 18
X. DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 19
2. MODULUS ELATISITAS
I. MAKSUD DAN TUJUAN ....................................................... 20
II. ALAT-ALAT ................................................................................. 20
III. GAMBAR ALAT DAN FUNGSINYA .......................................... 21
IV. TEORI DAN TEORI TAMBAHAN .......................................... 24
V. PERCOBAAN YANG DI LAKUKAN .......................................... 28
VI. DATA HASIL PERCOBAAN ....................................................... 29
VII. ANALISA DATA DAN GRAFIK .......................................... 30
VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN .......................................... 36
IX. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 37
X. DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 38
3. HUKUM STOKES
I. MAKSUD DAN TUJUAN ....................................................... 39
II. ALAT-ALAT ................................................................................. 39
III. GAMBAR ALAT DAN FUNGSINYA .......................................... 40
IV. TEORI DAN TEORI TAMBAHAN .......................................... 43
V. PERCOBAAN YANG DI LAKUKAN .......................................... 46
VI. DATA HASIL PERCOBAAN
1) OLI .............................................................................................. 47
2) GLISERIN ................................................................................. 48
VII. ANALISA DATA DAN GRAFIK .......................................... 49
VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN .......................................... 55
IX. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 59
X. DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 60
4. JEMBATAN WHEATSTONE
I. MAKSUD DAN TUJUAN ....................................................... 61
II. ALAT-ALAT ................................................................................. 61
III. GAMBAR ALAT DAN FUNGSINYA .......................................... 62
IV. TEORI DAN TEORI TAMBAHAN ............................................. 64
V. PERCOBAAN YANG DI LAKUKAN ............................................. 67
VI. DATA HASIL PERCOBAAN .......................................................... 69
VII. ANALISA DATA DAN GRAFIK ............................................. 70
VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN ............................................. 72
IX. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 75
X. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 76
5. VOLTMETER TEMBAGA
I. MAKSUD DAN TUJUAN .......................................................... 77
II. ALAT-ALAT .................................................................................... 77
III. GAMBAR ALAT DAN FUNGSINYA ............................................. 78
IV. TEORI DAN TEORI TAMBAHAN ............................................. 81
V. PERCOBAAN YANG DI LAKUKAN ............................................. 84
VI. DATA HASIL PERCOBAAN .......................................................... 86
VII. ANALISA DATA DAN GRAFIK ............................................. 87
VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN ............................................. 89
IX. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 91
X. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 92
PERCOBAAN
PESAWAT ATWOOD

Hari : Senin
Tanggal : 24 Februari 2014
Tempat : Laboratorium Fisika Dasar Kampus III UMSU
Jln. Kapten Muchtar Basri No. 3 Medan

I. Maksud dan tujuan


1. Mempelajari penggunaan hukum Newton II.
2. Mempelajari gerak beraturan dan gerak berubah beraturan.
3. Menentukan Momen Inersia katrol.

II. Alat-alat
1. Pesawat Atwood lengkap : tiang berskala, 2 beban dengan tali, beban
tambahan ( 2 buah ), katrol, penjepit beban, penyangkut beban, meja
akhir.
2. Jangka sorong.
3. Stopwatch.
4. Neraca teknis.

Percobaan ke 1 PESAWAT ATWOOD 01


III. Gambar alat dan fungsinya

1. Tiang berskala
Fungsi : sebagai tiang berskala untuk mengukur jarak jatuh
beban.

2. Dua beban dengan tali

Fungsi : Pengukur jarak secara gerak lurus beraturan

Dan gerak lurus berubah beraturan.

3. Beban tambahan

Fungsi : Sebagai tambahan beban saat mengukur


waktu gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah
beraturan.

Percobaan ke 1 PESAWAT ATWOOD 02


4. Katrol
Fungsi : sebagai pembagi berat beban dan terhubung
dengan tali.

5. Penjepit beban
Fungsi : untuk menjepit/penyangkut beban
tambahan saat beban dijatuhkan.

6. Meja akhir
Fungsi : Sebagai tempat berhentinya
bandul/beban pada jarak yang di tentukan.

7. Jangka sorong
Fungsi : Untuk mengukur diameter beban
tambahan.

Percobaan ke 1 PESAWAT ATWOOD 03


8. Stopwatch
Fungsi : Untuk menghitung waktu yang di
perlukan bandul/beban sampai ke meja akhir.

9. Neraca teknis
Fungsi : Untuk menimbang beban tambahan.

Percobaan ke 1 PESAWAT ATWOOD 04


IV. Teori dan teori tambahan
Hukum Newton I menyatakan “jika resultan gaya yang bekerja
pada suatu sistem adalah (benda) sama dengan nol, maka sistem dalam
keadaan semula”.
Sedangkan Hukum Newton II memberikan pengertian bahwa :
1. Arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada
benda.
2. Besarnya percepatan sebanding dengan gayanya.
3. Bila gaya yang bekerja pada benda maka benda mengalami percepatan
dan sebaliknya bila benda mengalami percepatan tentu ada gaya
penyebabnya.

Untuk percepatan yang tetap/konstan, maka berlaku persamaan


gerak yang di sebut “gerak lurus berubah beraturan”. Bila sebuah benda
bergerak melingkar melalui porosnya, maka pada gerak melingkar ini
berlaku persamaan-persamaan gerak yang ekuivalen dengan
persamaan-persamaan gerak linier.
Dalam hal ini ada besaran fisis “momen inersia (momen
kelembaman) I” yang ekuivalen dengan besaran fisis “massa (m)” pada
gerak linier.Momen gaya ekuivalen dengan gaya dan
seterusnya.Momen inersia I, suatu benda terhadap poros tertentu
harganya sebanding dengan massa benda tersebut dan sebanding
dengan ukuran atau jarak benda pangkat dua terhadap poros.

Momen inersia I suatu benda terhadap poros :

I~m
I ~ r2

Untuk katrol dengan seperti pada gambar 1, maka berlaku persamaan :

𝑚3𝑔
a= … … … (1)
𝑖
𝑚1 + 𝑚2 + 𝑚3 + ( 2 )
𝑟

Percobaan ke 1 PESAWAT ATWOOD 05


Pada saat m1 di P di jepit, m2 dan m3 di A, jika kemudian m1 di
lepas maka m2 + m3 akan turun dari A ke B dengan gerak di percepat. Pada
saat melalui B, m3 akan tertinggal maka gerak dari B ke C merupakan gerak
lurus beraturan bila m1 = m2.

Percobaan ke 1 PESAWAT ATWOOD 06


Teori tambahan

“Hukum gerak Newton yang ketiga”


Gaya yang bekerja pada suatu benda berasal dari benda-benda
yang membentuk lingkarannya.Suatu gaya yang tunggal hanyalah salah satu
dari interaksi timbal balik antara 2 benda.
Secara eksperimen diketahui jika sebuah benda di lakukan gaya
pada benda kedua, maka benda kedua selalu membalas melakukan gaya yang
pertama.Selanjutnya diketahui pula bahwa kedua benda ini sama besar, tetapi
arahnya berlawanan.Karena itu tidak memperoleh sebuah gaya tunggal
terisolasi :

Fbr
Fmr
M3
Mr

Fbr
Mr Fmr
M3

Menurut hukum newton III besar Fmr selalu sama besar Frm dan
besar Frb sama dengan Frb . pasangan Fmr dari Fmr akan sama besar dari
pasangan Fbr dan Frb hanya jika percepatan a sistem sama dengan nol.
Dalam hal khusus ini dapat dibayangkan bahwa tali hanya meneruskan gaya
yang akan dilakukan oleh orang pada balok tanpa perubahan.
Secara prinsip hasil yang sama berlaku juga pada Mr = 0 pada
kenyataan , tidak pernah dijumpai tali tidak bermassa tetapi sering kali massa
tali dapat juga diabaikan. Dalam hal ini dapat dianggap merusak gaya tanpa
perubahan.

Percobaan ke 1 PESAWAT ATWOOD 07


V. Percobaan yang dilakukan
A. Gerak lurus beraturan
1. Menimbang beban m1,m2, dan m3.
2. Meletakkan beban m1 pada penjepit.
3. Beban m2 dan m3 terletak pada kedudukan A.
4. Mencatat kedudukan menyangkut beban B dan meja C (secara
tabel).
5. Bela penjepit P dilepas, m2 dan m3 akan bergerak beraturan antara
AB dan selanjutnya bergerak beraturan BC setelah tambahan
beban tersangkut di B (ambil jarak AB yang cukup besar, lebih
dari 50 cm). Mencatat waktu yang diperlukan untuk gerak antara
BC.
6. Mengulangi percobaan diatas dengan mengubah kedudukan mea
C (ingat tinggi, beban m2).
7. Mengulangi percobaan di atas dengan menggunakan beban
tambahan m3 yang lain.
Contoh : Selama serangkaian pengamatan berlangsung jangan
mengbah kedudukan/jarak antara A dan B.
B. Gerak lurus berubah beraturan
1. Mengatur kembali seperti percobaan gerak lurus beraturan.
2. Mencatat kemudian A dan B (secara tabel).
3. Bila beban m1 dilepas, maka m2 dan m3 akan melakukan gerak
lurus berubah beraturan antara A dan B. Mencatat percobaan
diatas dengan mengubah-ubah kedudukan B. Mencatat selalu
jarak AB dan waktu yang diperlukan.
4. Mengulangi percobaan diatas dengan mengubah beban m3.

Percobaan ke 1 PESAWAT ATWOOD 08


VI. Data hasil percobaan

Hari/Tanggal percobaan : Senin/24 Februari 2014


Kelompok : B5
Anggota : 1. Hendro Kurniadi
2. M. Darma Effendi
3. Edo Arysandy
4. Parid Wildan
5. Rifki Kusrianda
6. Gusti Dewen

A. Gerak lurus beraturan (percobaan 1 & 2)


Tabel 1
NO m2+m3 (gr) Jarak B-C (cm) Waktu B-C (s)
1 122,3+3,6 40 1,57
2 122,3+3,6 45 1,75
3 122,3+3,6 50 1,90

Tabel 2
NO m2+m3 (gr) Jarak B-C (cm) Waktu B-C (s)
1 122,3+3,6+1,6 40 1,56
2 122,3+3,6+1,6 45 1,66
3 122,3+3,6+1,6 50 1,78

B. Gerak lurus berubah beraturan (percobaan 3 & 4)


Tabel 3
NO m2+m3 (gr) Jarak A-B (cm) Waktu A-B (s)
1 122,3+3,6 110 4,41
2 122,3+3,6 120 4,72
3 122,3+3,6 130 5,09

Tabel 4
NO m2+m3 (gr) Jarak A-B (cm) Waktu A-B (s)
1 122,3+3,6+1,6 110 4,22
2 122,3+3,6+1,6 120 4,41
3 122,3+3,6+1,6 130 4,75

Diketahui oleh :
Asisten laboratorium
Pesawat Atwood
(Eliaska Maha)

Percobaan ke 1 PESAWAT ATWOOD 09


VII. Analisa data dan grafik
1. Mencari kecepatan (v = s/t)
# Tabel 1 (gerak lurus beraturan)
0,40
1. V1 = 1,57 = 0,254 𝑚/𝑠
0,45
2. V2 = = 0,257 𝑚/𝑠
1,75
0,50
3. V3 = 1,98 = 0,263 𝑚/𝑠

# Tabel 2 (gerak lurus beraturan)


0,40
1. V1 = 1,56 = 0,256 𝑚/𝑠
0,45
2. V2 = = 0,271 𝑚/𝑠
1,66
0,50
3. V3 = 1,78 = 0,280 𝑚/𝑠

# Tabel 3 (gerak lurus berubah beraturan)


1,10
1. V1 = 4,41 = 0,249 𝑚/𝑠
1,20
2. V2 = 4,72 = 0,254 𝑚/𝑠
1,30
3. V3 = 5,09 = 0,255 𝑚/𝑠

# Tabel 4 (gerak lurus berubah beraturan)


1,10
1. V1 = 4,22 = 0,260 𝑚/𝑠
1,20
2. V2 = 4,41 = 0,272 𝑚/𝑠
1,30
3. V3 = 4,75 = 0,273 𝑚/𝑠

Percobaan ke 1 PESAWAT ATWOOD 10


2. Mencari percepatan (a = v/t)
# Tabel 1 (gerak lurus beraturan)
0,254
1. a1 = 1,57
= 0,159 𝑚/𝑠 2
0,257
2. a2 = 1,75
= 0,146 𝑚/𝑠 2
0,263
3. a3 = 1,98
= 0,138 𝑚/𝑠 2

# Tabel 2 (gerak lurus beraturan)


0,256
1. a1 = = 0,164 𝑚/𝑆 2
1,56
0,271
2. a2 = 1,66
= 0,163 𝑚/𝑆 2
0,280
3. a3 = 1,78
= 0,157 𝑚/𝑆 2

# Tabel 3 (gerak lurus berubah beraturan)


0,249
1. a1 = 4,41
= 0,056 𝑚/𝑆 2
0,254
2. a2 = = 0,053 𝑚/𝑆 2
4,72
0,255
3. a3 = 5,09
= 0,050 𝑚/𝑆 2

# Tabel 4 (gerak lurus berubah beraturan)


0,260
1. a1 = 4,22
= 0,061 𝑚/𝑆 2
0,272
2. a2 = = 0,061 𝑚/𝑆 2
4,41
0,273
3. a3 = 4,75
= 0,057 𝑚/𝑆 2

Percobaan ke 1 PESAWAT ATWOOD 11


3. Momen Inersia
𝑚2 𝑔 – (𝑚1 + 𝑚2 + 𝑚3)
2
I=r
𝑎

# Tabel 1
0,036 . 9,8− ( 0,1175+0,1223+0,052 )
 I1 = 0,062 . 0,159
0,352−0,2918
= 0,0036 . 0,159

= 0,0036 . 0,378
= 0,0013 kg/𝑚2

0,036 . 9,8− ( 0,1175+0,1223+0,052 )


 I2 = 0,062 . 0,146
0,352−0,2918
= 0,0036 . 0,146

= 0,0036 . 0,4123
= 0,0014 kg/𝑚2

0,036 . 9,8− ( 0,1175+0,1223+0,052 )


 I3 = 0,062 . 0,138
0,352−0,2918
= 0,0036 . 0,138

= 0,0036 . 0,4362
= 0,0015 kg/𝑚2

Percobaan ke 1 PESAWAT ATWOOD 12


# Tabel 2
0,052 . 9,8− ( 0,1175+0,1223+0,052 )
 I1 = 0,062 . 0,164
0,5096−0,2918
= 0,0036 . 0,164

= 0,0036 . 1,328
= 0,0047 kg/𝑚2

0,052 . 9,8− ( 0,1175+0,1223+0,052 )


 I2 = 0,062 .
0,163
0,5096−0,2918
= 0,0036 . 0,163

= 0,0036 . 1,3361
= 0,0048 kg/𝑚2

0,052 . 9,8− ( 0,1175+0,1223+0,052 )


 I3 = 0,062 . 0,157
0,5096−0,2918
= 0,0036 . 0,157

= 0,0036 . 1,3872
= 0,0049 kg/𝑚2

Percobaan ke 1 PESAWAT ATWOOD 13


# Tabel 3
0,036 . 9,8− ( 0,1175+0,1223+0,052 )
 I1 = 0,062 . 0,056
0,352−0,2918
= 0,0036 . 0,056

= 0,0036 . 1,0892
= 0,0039 kg/𝑚2

0,036 . 9,8− ( 0,1175+0,1223+0,052 )


 I2 = 0,062 .
0,053
0,352−0,2918
= 0,0036 . 0,053

= 0,0036 . 1,1358
= 0,0040 kg/𝑚2

0,036 . 9,8− ( 0,1175+0,1223+0,052 )


 I3 = 0,062 . 0,050
0,352−0,2918
= 0,0036 . 0,050

= 0,0036 . 1,204
= 0,0043 kg/𝑚2

Percobaan ke 1 PESAWAT ATWOOD 14


# Tabel 4
0,052 . 9,8− ( 0,1175+0,1223+0,052 )
 I1 = 0,062 . 0,061
0,5096−0,2918
= 0,0036 . 0,061

= 0,0036 . 3,5704
= 0,0128 kg/𝑚2

0,052 . 9,8− ( 0,1175+0,1223+0,052 )


 I2 = 0,062 .
0,061
0,5096−0,2918
= 0,0036 . 0,061

= 0,0036 . 3,5704
= 0,0128 kg/𝑚2

0,052 . 9,8− ( 0,1175+0,1223+0,052 )


 I3 = 0,062 . 0,057
0,5096−0,2918
= 0,0036 . 0,057

= 0,0036 . 3,8210
= 0,1357 kg/𝑚2

Percobaan ke 1 PESAWAT ATWOOD 15


4. GAYA (F = m . a)

A. 125,9 Gram  0,1259


# Tabel 1

~ F1 = m.a ~ F2 = m. a ~ F3 = m. a
= 0,1259 . 0,159 = 0,1259 . 0,146 = 0,1259 . 0,138
= 0,0200 N = 0, 0813 N = 0,0173 N

# Tabel 2

~ F1 = m.a ~ F2 = m.a ~ F3 = m.a


= 0,1259 . 0,56 = 0,1259 . 0,053 = 0,1259.0,050
= 0,0070 N = 0, 0066 N = 0,0062 N

B. 127,5 Gram  0,1275


# Tabel 3

~ F1 = m.a ~ F2 = m.a ~ F3 = m.a


= 0,1275 . 0,164 = 0,1275 . 0,163 = 0,1275 . 0,157
= 0,0209 N = 0, 0207 N = 0,0200 N

# Tabel 4

~ F1 = m.a ~ F2 = m. a ~ F3 = m.a
= 0,1275 . 0,061 = 0,1275 . 0,061 = 0,1275 . 0,057
= 0,0077 N = 0, 0077 N = 0,0072 N

Percobaan ke 1 PESAWAT ATWOOD 16


5. Grafik
Grafik v terhadap t

Tabel 1 : Tabel 2 :

t (s)
t (s)

1,90
1,78

1,75
1,66

1,57
1,56

0,254 0,257 0,263 v(m/s)


0,256 0,271 0,280 v(m/s)
Tabel 3 : Tabel 4 :
t (s) t (s)

5,09 4,75

4,72 4,41

4,41 4,22

0,249 0,254 0,255 v(m/s) 0,260 0,272 0,273 v(m/s)

Percobaan ke 1 PESAWAT ATWOOD 17


Grafik a terhadap v

Tabel 1 : Tabel 2 :

v(m/s)
v(m/s)

0,263
0,280

0,257
0,271

0,254
0,256

0,138 0,146 0,159 a(m/s2)


0,157 0,163 0,164 a(m/s2)
Tabel 3 : Tabel 4 :
v(m/s) v(m/s)

0,255 0,273

0,254 0,272

0,249 0,260

0,050 0,053 0,056 a(m/s2) 0,057 0,061 a(m/s2)

Percobaan ke 1 PESAWAT ATWOOD 18


VIII. Tugas akhir dan pertanyaan
1. Tentukan besar kecepatan gerak beraturan tersebut secara hitungan
dan grafik?
Jawab : sudah terlampir didalam analisa data.
2. Apakah gerak-gerak tersebut benar-benar beraturan mengingat
ketelitian alat?
Jawab : ya, karena dimulai dari kecepatan sesaat hingga kecepatan
maksimum.
3. Tentukan besar percepatan gerak berubah beraturan tersebut secara
hitungan gerafik?
Jawab : sudah terlampir didalam analisa data.
4. Dari hasil ini apakan hukum Newton benar-benar berlaku? Berilah
penjelasan?
Jawab : hukum Newton benar-benar berlaku karena arah
percepatan benda sama dengan arah yang bekerja pada benda.
5. Bandingkan harga percepatan yang didapat dengan menggunakan
beban tambahan yang berbeda?
Jawab : sudah terlampir didalam analisa data.
6. Tentukan momen inersia katrol bila diambil percepatan gravitasi
setempat = 9,78 m / det2?
Jawab : sudah terlampir didalam analisa data.

Percobaan ke 1 PESAWAT ATWOOD 19


IX. Kesimpulan dan Saran
 Kesimpulan
 Arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja
pada benda tersebut.
 Besarnya percepatan sebanding dengan gayanya.
 Bila gaya bekerja pada benda maka benda akan mengalami
percepatan dan sebaliknya bila benda mengalami percepatan
tentu ada gaya yang bekerja pada benda tersebut.
 Saran
 Peralatan ditambah agar mendukung proses praktikum.
 Praktikan agar lebih teliti dalam praktikum.
 Tempat praktikum agar lebih baik.

Percobaan ke 1 PESAWAT ATWOOD 20


X. Daftar pustaka
 Buku panduan praktikum fisika dasar
 Energi Glombang dan Medan P.D.K 1975
 Halliday David .1985.Physic.Jakarta.Erlanga

Percobaan ke 1 PESAWAT ATWOOD 21


PERCOBAAN
MODULUS ELASTISITAS

Hari : Senin
Tanggal : 24 Februari 2014
Tempat : Laboratorium Fisika Dasar Kampus III UMSU
Jln. Kapten Muchtar Basri No. 3 Medan

I. Maksud dan tujuan


Menentukan modulus elastisitas (E) dari suatu batang kayu
dengan cara pelenturan.

II. Alat-alat
1. Satu
2. Jangka sorong.
3. Stopwatch.
4. Neraca teknis.
III. Gambar alat dan fungsinya

1. Meja
Fungsi : Untuk meletakkan alat-alat dan
meletakkan tumpuan.

2. Tumpuan
Fungsi : Untuk menahan batang kayu.

3. Kait dengan tumpuan


Fungsi: Untuk pengait penahan beban.
4. Beban
Fungsi : Memberikan beban.

5. Skala dengan cermin


Fungsi : Sebagai penggaris untuk mengukur
pelenturan.

6. Garis rambut
Fungsi : Untuk membaca skala pada penggaris
atau skala dengan crmin.
7. Batang kayu
Fungsi : Untuk menahan beban.

8. Jangka sorong
Fungsi : Untuk mengukur tebal dan lebar
batang kayu
IV. Teori dan teori tambahan

Batang R diletakkan diatas tumpuan T dan kait K dipasang ditengah


tengah pada K diberi beban B yang diubah ubah besarnya . pada K terdapat
garis rambut G. Dibelakang G ditempatkan skala S dengan cermin
disampingnya

B
L
Gambar 1
Bila di tambah / di kurangi maka G akan turun atau naik,kedudukan G
di baca pada sekala S untuk mengurangi kesalahan paralaks maka pembaca
harus di usulkan supaya berimpit dengan bayangan pada cermin.

Pelenturan F (pada penampang beban)


BL BL
F = 48 E I = 4 E D h ……………….(1)

Dimana E : modulus elastisitas


B : lebar batang (cm)
h : tebal batang (cm)
L : panjang tumpuan satu ke tumpuan lain
I : momen iniersia linier batang terhadap garis netral
B : berat beban ( dyne)
TEORI TAMBAHAN

Elastisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk


awalnya ketika gaya luar yang di berikan pada benda tersebut di
hilangkan.suatu benda di katakan elastis ,apabila benda tersebut di beri gaya
dan benda tersebut dapat kembali ke bentuk semula . Setiap benda elastis
memiliki batas elastisitas yang apabila keelastisitasan benda tersebut sudah
melampaui batas elasstisitasnya ,maka akan menyebabkan kerusakan pada
benda tersebut .jika sebuah gaya yang di berikan pada benda tersebut berubah .

Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis selain benda elastis
terdapat pula benda plastis, yaitu suatu benda yang tidak memiliiki sifat elastis
seperti plastin, lumpur dan tanah liat. Pegas dan karetdengan adanya perubahan
bentuk adalah pertambahan panjang sedangkan benda plastin merupakan benda
yang tidak memiliki sifat elastisitas ( tidak kembali kebentuk semula jika gaya
luarnya dihilangkan ).

Benda dikatakan elastis bila suatu benda diberi gaya ( F ) kemudian


gaya tersebut berhenti bekerja , maka panjang benda tersebut kembali kepada
keadaan semula . hal ini berbeda dengan benda plastis, benda dikatakan plastis
bila suatu benda diberi gaya ( F )kemudian gaya tersebut berhenti bekerja maka
panjang benda tersebut tidak kembali kepada keadaan awal . dengan kata lain
benda tersebut mengalami pertambahan panjang .

Tegangan yang di butuhkan untuk menghasilkan renggangan tertentu


pada keadaan bahan yang di tekan perbandingan antara tegangan dan
rengganganatau tegangan persatu renggangan di sebut modulus elastisitas
bahan. Perbandingan antara tekanan dengan rengangan yang di akibatkan
konstan,umtuk perubahan satu dimensi konstanta tersebut di nyatakan dengan
luas penampang A akan memberikan tekanan sebesar.

P =F/A
V. Percobaan yang dilakukan
1. Mencatat keadaan ruang (P T E)
2. Mengukur batang (panjang batang) beberapa kali( ditentukan asisten)
3. Mengukur lebar B,tebal H, batang ,batang pada beberapa tempat yang
berbeda
4. Masa masing –masing beban B tanyakan ke asisten.
5. Meletakan batang di atas tumpuan ,meletakan tumpuan K, dengan
kaitnya kira-kira di tengah batang.
6. Meletakkan skala S ,(dengan cermin di brlakang garis G
7. Membaca kedudukan garis rambut pada keadaan ini.
8. Menambahkan setiap kali satu beban,membaca kedudukan G
lagi,menambahkan terus sampai seluruh beban terpasang.
9. kemudian kurangi setiap kali satu beban ,baca kedudukan G lagi
kurangi terus beban satu demi satu hingga habis
10. untuk memudahkan pada saat pengamatan buatlah
table sebagai berikut.

Kedudukan G
no Jumlah
beban
penambahan pengurangaan Rata-rata

1 0 kg

2 0.5 kg

3 1,0 kg

4 1.5 kg

Dan seterusnya hingga 3 kg.


VI. Data hasil percobaan
VII. Analisa data dan grafik

𝐵.𝑙3
1. MODULUS ELASTISITAS  E = 4.𝐹.𝑏.ℎ3

Batang 1
0 .803 0
a. E1 = 4 .8 .2,42 .1,163 = 120,875 = 0 n/m

0,5 .803 256,000


b. E2 = 4 .8,5 .2,42 .1,163 = 128,450 = 1,993,303 n/m

1 .803 512,000
c. E3 = 4 .8,6 .2,42 .1,163 = 129,941 = 3,940,249 n/m

1,5 .803 768,000


d. E4 = 4 .8,7 .2,42 .1,163 = 131,452 = 5,842,436 n/m

2 .803 1,024,000
e. E5 = 4 .8,9 .2,42 .1,163 = = 7,614,854 n/m
134,474

2,5 .803 1,280,000


f. E6 = 4 .9 .2,42 .1,163 = = 9,412,802 n/m
135,985

3 .803 1,536,000
g. E7 = 4 .9,1 .2,42 .1,163 = = 11,171,234 n/m
137,496
Batang 2
0 .803 0
a. E1 = 4 .8 .2,77 .1,43 = 199,324 = 0 n/m

0,5 .803 256,000


b. E2 = 4 .8,2 .2,77 .1,43 = 249,308 = 1026,842 n/m

1 .803 512,000
c. E3 = 4 .8,4 .2,77 .1,43 = 255,850 = 2001,172 n/m

1,5 .803 768,000


d. E4 = 4 .8,4 .2,77 .1,43 = 255,850 = 3001,172 n/m

2 .803 1,024,000
e. E5 = 4 .8,5 .2,77 .1,43 = = 3,955,256 n/m
258,896

2,5 .803 1,280,000


f. E6 = 4 .8,5 .2,77 .1,43 = = 4,944,070 n/m
258,896

3 .803 1,536,000
g. E7 = 4 .8,7 .2,77 .1,43 = = 5,796,488 n/m
264,988
Batang 3

0 .803 0
a. E1 = 4 .8,5 .3,47 .0,923 = 91,869 = 0 n/m

0,5 .803 256,000


b. E2 = 4 .8,7 .3,47 .0,923 = = 2,722,506 n/m
94,031

1 .803 512,000
c. E3 = = = 5,322,687 n/m
4 .8,9 .3,47 .0,923 96,192

1,5 .803 768,000


d. E4 = 4 .9,1 .3,47 .0,923 = = 7,808,528 n/m
98,354

2 .803 1,024,000
e. E5 = 4 .9,2 .3,47 .0,923 = = 10,298,184 n/m
99,435

2,5 .803 1,280,000


f. E6 = = = 12,598,921 n/m
4 .9,4 .3,47 .0,923 101,596

3 .803 1,536,000
g. E7 = 4 .9,5 .3,47 .0,923 = = 14,959,533 n/m
102,677
𝐵.𝑙3
2. GAYA ELASTISITAS  E = 4.𝐸.𝑏.ℎ3

Batang 1

0 .803 0
a. F1 = 4 .0 .2,425 .1,163 = 0 = 0 N

0,5 .803 256,000


b. F2 = 4 .1,993,303 .2,425 .1,163 = 30,179,985 = 8,482 N

1 .803 512,000
c. F3 = = = 8,582 N
4 .3,940,249 .2,425 .1,163 59,658,093

1,5 .803 768,000


d. F4 = 4 .5,842,436 .2,425 .1,163 = 88,58,519 = 8,682 N

2 .803 1,024,000
e. F5 = 4 .7,614,854 .2,425 .1,163 = 116,672,928 = 8,776 N

2,5 .803 1,280,000


f. F6 = 4 .9,412,802 .2,425 .1,163 = 142,516,328 = 8,981 N

3 .803 1,536,000
g. F7 = 4 .11,171,234 .2,425 .1,163 = 169,140,204 = 9,081 N
Batang 2
0 .803 0
a. F1 = 4 .0 .2,775 .1,43 = 0 = 0 N

0,5 .803 256,000


b. F2 = 4 .1006,842 .2,775 .1,43 = 30,666,796 = 8,347 N

1 .803 512,000
c. F3 = 4 .2001,172 .2,775 .1,43 = 60,952,497 = 8,399 N

1,5 .803 768,000


d. F4 = 4 .3001,172 .2,775 .1,43 = 91,410,897 = 8,401 N

2 .803 1,024,000
e. F5 = = = 8,499N
4 .3955,256 .2,775 .1,43 120,470,769

2,5 .803 1,280,000


f. F6 = 4 .4944,670 .2,775 .1,43 = 150,606,736 = 8,500 N

3 .803 1,536,000
g. F7 = 4 .5796,488 .2,775 .1,43 = 176,551,750 = 8,699 N
Batang 3
0 .803 0
a. F1 = 4 .0 .3,475 .0,9253 = 0 = 0 N

0,5 .803 256,000


b. F2 = 4 .2722,506 .3,475 .0,9253 = 29,950,828 = 8,547 N

1 .803 512,000
c. F3 = 4 .5322,687 .3,475 .0,9253 = 58,555,935 = 8,743 N

1,5 .803 768,000


d. F4 = 4 .7808,528 .3,475 .0,9253 = 85,977,327 = 8,932 N

2 .803 1,024,000
e. F5 = 4 .10298,184 .3,475 .0,9253 = 113,292,365 = 9,038 N

2,5 .803 1,280,000


f. F6 = 4 .12598,921 .3,475 .0,9253 = 138,603,230 = 9,234 N

3 .803 1,536,000
g. F5 = 4 .14959,533 .3,475 .0,9253 = 164,572,791 = 9,333 N
GRAFIK B TERHADAP F RATA RATA
BATANG 1

9,1

8,9

8,7

8,6

8,5

8,4

8,2

0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4


BATANG 2

8,7

8,5

8,4

8,3

8,2

8,1

7,9

7,8

0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4


BATANG 3

9,5

9,4

9,3

9,2

9,1

8,9

8,8

8,7

8,5

0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4


VIII. TUGAS AHIR DAN PERTANYAAN

1. Hitung B dan h rata-rata masing-masing batang ?


2. Hitung modulus elastisitas untuk setiap batang ?
3. Buat grafik antara F vs B untuk setiap batang ?
4. Bandingkan hasil perbedaan dua fdan tiga ?
5. Berikan pembahasan percobaan ini(sumber kesalsahan ketelitian dari
panjang L jumlah beban dan sebagainya ?
6. Apakah panjang batang perlu di ukur ?

Jawab :

1. Sudah terlampir pada analisa data.


2. Sudah terlampir pada analisa data.
3. Sudah terlampir pada analisa data.
4. Sudah terlampir pada analisa data.
5. Hasil praktikum ini sesuai dan tidak menyimpang dari teori teori yang ada
demikian dapat di lihat dari table penambahan perut beban .nilainya tetap
dan konstan tanpa ada perubahan dan setelah di beri beban pada kayu-
kayu tersebut bersifat elastisitas dapt kembali ke bentuik semulasaat beban
di lepaskan.
6. Pengukuraan batang diperlukan untuk mengetahui keelastisannya dan di
dalan teori juga di perlukan pengukuran panjang batang.

Catatan.

Dalam menghitung E buatlah misalnya B 1,5 kg dan ambil rata-rata dari


pelenturannya F untuk tiap B kenudian B = 2 kg , 2,5 kg dan seterusnya.
IX. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan :

- Kayu memiliki modulus elastisitas walaupun kayu adalah benda padat


- Grafik yang di peroleh adalah grafik linier berarti sesuai dengan teori
- Pelenturan pada balok kayu dapat di hitung melalui penambahan beban
pada kayu dengan rumus

B L3
E=
4.F.b.h3

Saran :

1. Fasilitas di lab kurang memadai


2. Ruangan praktikum kurang lebar
X. DAFTAR PUSTAKA

 Tyler .F .A laboratory manual of physics 1967


 Duglas .2001.fisika .erlangga ,Jakarta
 Kangginan martheen 2004 fisika sma 2 erlangga – jaskarta.
 WWW,Wikipedia org,id.
PERCOBAAN
HUKUM STOKES

Hari : Senin
Tanggal : 24 Februari 2014
Tempat : Laboratorium Fisika Dasar Kampus III UMSU
Jln. Kapten Muchtar Basri No. 3 Medan

XI. Maksud dan tujuan


Menentukan modulus elastisitas (E) dari suatu batang kayu
dengan cara pelenturan.

XII. Alat-alat
5. Satu
6. Jangka sorong.
7. Stopwatch.
8. Neraca teknis.
IV. Teori dan teori tambahan
Setiap benda yang bergerak didalam suatu fluida (zat cair oleh
gas) akan mendapat gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan
fluida tersebut. Gaya gesekan ini sebanding dengan kecepatan relatif
benda terhadap fluida.
F = Konstanta
Khusus untuk benda berbentuk bola dan bergerak didalam fluida
yang tetap sifat-sifatnya, gaya gesekan yang dialami benda dapat
dirmuskan sebagai berikut:

F = - 6π¶rv ……………………………………………………………………… (1)

Dimana:
F = Gaya gesekan yang bekerja pada bola
r = Jari-jari bola
v = kecepatan bola relatif terhadap fluida.

Rumus diatas dikenal sebagai hukum stokes. Tanda negatif


menunjukkan arah gaya (f) yang berlawanan dengan arah kecepatan (v).
Syarat-syarat yang diperlukan supaya hukum stokes ini dapat dipakai:
1. Ruang tempat fluida tidak terbatas (ukurannya cukup besar/luas
dibandingkan dengan ukuran benda).
2. Tida ada turbo lensi didalam fluida
3. Kecepatan (v) tidak besar sehingga aliran masih linear.

Jika sebuah benda padat yang berbrntuk bola dan mempunyai rapat
massa jatuh dipermukaan zat cair dan bergerak tanpa kecepatan awal,
bola tersebut mula-mula akan mendapat percepatan. Dengan bertambah
besarnya kecepatan bola, maka gaya stokes yang bekerja padanya juga
bertambah besar sehingga pada akhirnya bola tersebut akan bergerak
dengan kecepatan tetap, yaitu setelah terjadi keseimbangan antara gaya
berat, gaya archimedes dan juga gaya stokes pada bola tersebut.
Bila bola telah bergerak dengan kecepatan tetap, persamaan yang berlaku :
2𝑟 2 𝑔
𝑣= (𝜌 − 𝜌0 )…………………….…….(2)

𝜌 = rapat massa bola

𝜌𝑜 = rapat massa fluida (zat cair)

Dari persamaan (2) juga dapat diturunkan persamaan :


9𝜋𝑑
𝑇𝑟² = 2𝑔(𝜌− 𝜌 ) ……………………..……… (3)
0

𝑇 = waktu yang diperlukan bola menempuh jarak d

𝑑 = jarak jatuh yang ditempuh bola, dipilih sedemikian rupa hingga


bola telah dianggap bergerak beraturan.
Bila percobaan yang dilakukan syarat III.1 tidak dipenuhi, karena
fluida yang akan ditentukan koefisien kekentalannya, ditempatkan dalam
tabung yang besarnya terbatas sehingga jari-jari bola tidak demikian,
kecepatan bola harus dikoreksi dengan :
Vo = V (1 + K . r/R) …………………………… (4)
Dimana
V = kecepatan bola yang diatur
Vo = kecepatan yang sebenarnya (reltive)
R = jari-jari tabung tempat fluida
K = Konstanta

Karena V = d/T, persamaan (4) dapat dituliskan sebagai berikut :


𝑇 𝑟
= 𝑘 + 1 ………………………….. (5)
𝑇𝑜 𝑅

Untuk harga d dan kondisi lainnya yang sama, dibuat grafik antara T
vs r/R, untuk persamaan (5) diperoleh garis lurus, maka To dapat ditentukan.
TEORI TAMBAHAN

Jika sebuah benda padat yang berbentuk bola dan mempunyai massa
jenis, jatuh dipermukaan zat cair dan bergerak tanpa kecepatan awal Vo=0,
maka bola tersebut mula-mula akan mendapatkan percepatan.
Dengan bertambah besarnya bola (kecepatan), maka gaya stokes
akan bekerja juga bertambah besar. Sehingga pada akhirnya bola tersebut
akan bergerak besar dengan kecepatan tetap, yaitu setelah terjadi
kesetimbangan antara gaya berat, gaya Archimedes dan gaya stokes pada bola
yang diuji tersebut.
Rumus Stokes dapat berlaku jika sudah memenuhi syarat yang
berlaku, antara lain

1. Ruang tempat Fluida tidak terbatas


2. Tidak ada turbulensi didalam fluida
3. Kecepatan V tidak besar, sehingga aliran masih linier.

Jika sebuah benda berbentuk bola dilepas pada permukaan zat cair,
bola tersebut akan mendapatkan percepatan dengan bertambah besarnya
kecepatan bola, maka gaya stokes yang bekerja padanya juga bertambah
besar, sehingga akhirnya bola akan bekerja dengan kecepatan tetap, yaitu
setlah terjadinya keseimbangan.
V. Percobaan yang dilakukan

1. Mengukur diameter tiap-tiap bola dengan micrometer sekrup dan


menimbang tiap-tiap bola dengan neraca teknis.
2. Mengukur diameter bagian dalam dari tabung dengan jangka sorong.
3. Mencatat temperature zat cair sebelum dan sesudah percobaan.
4. Mengukur rapat massa zat cair sebelum dan sesudah percobaan
dengan aerometer.
5. Menempatkan gelang kawat (benang) yang melingkar ditabung kira-
kira 5 cm dibawah zat cair dan sebuah lagi dibagian bawah kira-kira 5
cm dari dasar lubang tabung.
6. Mengukur jarak jatuh d (jarak antara kedua kawat tersebut)
7. Memasukan sendok saringan sampai dasar tabung, menunggu
sebentar hingga zat cair diam.
8. Mengukur waktu jatuh T untuk tiap-tiap bola
9. Mengubah letak kawat hingga jarak d berubah, melakukan no.6
sampai 9 (ambil 3 jarak d yang berlainan)
10. Mengulangi no.3 sampai 9 untuk temperatur yang tidak sama dengan
temperature yang semula.
VI. DATA HASIL PERCOBAAN

NAMA PERCOBAAN: HUKUM STOKES


HARI / TANGGAL : Rabu / 01 Mei 2013
KELOMPOK : B7
1.Romis Awdil Fajri
2.Ahmad Akmal Marzuki
3.Alfek Purwanyah
4.Nazier
5.Muhammad Risky Hasta
6.Yogie Andrian
7.Ridho Nugraha
8.Antana Jauhari
9.
1.Percobaan Pada Gliserin

PERCOBAA BEND MASSA JARAK WAKTU KECEPAT


N KE A BEBAN (gr) JATUH (cm) JATUH (s) AN (m/s)
(BOLA
)
1 1 24
1 2 2
3 3
1 1 20
2 2 2
3 3

DIKETAHUI OLEH

ASISTEN

(
KUMALA PONTAS )
VII. Analisa data dan grafik

a. Percobaan pada bola pertama (bola kecil) yang massanya 1gr dalam
tabung gliserin.
Dik : D = 4,22 mm = 4,22 x 10-3 m
r = 2,11 mm = 2,11 x 10-3 m
m = 1 gr = 1 x 10-3 kg
𝜌0 = 1250 kg/m3
Dit : a) V bola … ?
b) 𝜌 … ?
c) V … ?
d) F … ?
e) Re … ?
Jawab :
4
a) V = πr3
3
4
= 3 (3,14) ( 2,11 x 10-3)3
= 39,34 x 10-9 m3
m
b) 𝜌 = v
1 x 10−3
= 39,34 x 10−9
= 25000 kg/m3

2r2 g
c) v = (𝜌 − 𝜌0 )

2
2(2,11 x 10−3 ) (10)
= (25000 − 1250)
9(1)
= 9,24 x 10-6 (4980,53)
9
= 0,23 m/s

d) F = - 6π¶rv
= - 6 (3,14) (1) (2,11 x 10-3) (0,23)
= - 0,00914 N

e) Re = 𝜌. 𝑣. 𝐷

= 25000.(0,23).24
1
= 138000
b. Percobaan pada bola kedua (bola sedang) yang massanya 2gr dalam tabung
gliserin.

Dik : D = 6,19 mm = 6,19 x 10-3 m


r = 3,11 mm = 3,11 x 10-3 m
m = 2 gr = 2 x 10-3 kg
𝜌0 = 1250 kg/m3
Dit : a) V bola … ? d) F … ?
b) 𝜌 … ? e) Re … ?
c) V … ?
Jawab :
4
a) V = 3 πr3
4
= 3 (3,14) (3,11 x 10-3)3
= 126,1 x 10-9 m3
m
b) 𝜌 = v
2 x 10−3
= 126,1 x 10−9
= 15000 kg/m3

2r2 g
c) v = (𝜌 − 𝜌0 )

2
2(3,11 x 10−3 ) (10)
= (15000 − 1250)
9(1)
= 1,94 x 10-4 (13750)
9
= 0,29 m/s

d) F = - 6π¶rv
= - 6 (3,14) (1) (2,67 x 10-3) (0,29)
= - 1,57N

e) Re= 𝜌. 𝑣. 𝐷

= 25000.(0,29).20
1
= 87000
c. Percobaan pada bola ketiga (bola besar) yang massanya 3gr dalam tabung
glieserin

Dik : D = 8,37 mm = 8,37 x 10-3 m


r = 4,19 mm = 4,19 x 10-3 m
m = 3 gr = 3 x 10-3 kg
𝜌0 = 1250 kg/m3
Dit : a) V bola … ? d) F … ?
b) 𝜌 … ? e) Re … ?
c) v … ?

Jawab :
4
a) V = 3 πr3
4
= 3 (3,14) (4,19 x 10-3)3
= 307,9 x 10-9 m3
m
b) 𝜌 = v
3 x 10−3
= 307,9 x 10−9
= 9700 kg/m3

2r2 g
c) v = (𝜌 − 𝜌0 )

2
2(4,19 x 10−3 ) (10)
= (9700 − 1250)
9(1)
= 20 ( 17,5 x 10-6 ) (8450)
9
= 0,32 m/s

d) F = - 6π¶rv
= - 6 (3,14) (1) (4,24 x 10-3) (0,32)
= - 0,025 N

e) Re= 𝜌. 𝑣. 𝐷

= 9700.(0,23).24
1
= 74496
1. Percobaan pada bola Pertama (bola kecil) yang massanya 1gr dalam tabung
oli.

Dik : D = 4,22 mm = 4,22 x 10-3 m ¶= 1,2


r = 2,11 mm = 2,11 x 10-3 m
m = 1gr = 1 x 10-3 kg
𝜌0 = 1250 kg/m3

Dit : a) V bola … ? d) F …?
b) 𝜌 … ? e) Re … ?
c) v … ?

Jawab :
4
a) V = 3 πr3
4
= 3 (3,14) (2,11 x 10-3)3
= 39,34 x 10-9 m3
m
b) 𝜌 = v
1 x 10−3
= 39,34 x 10−9
= 25000 kg/m3

2r2 g
c) v = (𝜌 − 𝜌0 )

2
2(2,11 x 10−3 ) (10)
= (25400 − 1250)
9(1,2)
= 8,9 x 10-5 (24150)
10,8
= 0,19 m/s

d) F = - 6π¶rv
= - 6 (3,14) (0,3) (2,11 x 10-3) (0,19)
= - 0,007 N

e) Re= 𝜌. 𝑣. 𝐷

= 25400.(0,19).27
1,2
=156,3624
2. Percobaan pada bola kedua (bola sedang) yang massanya 2gr dalam tabung
oli.

Dik : D = 6,19 mm = 6,19 x 10-3 m ¶= 1,2


r = 3,11 mm = 3,11 x 10-3 m
m = 2gr = 2 x 10-3 kg
𝜌0 = 1250 kg/m3

Dit : a) V bola … ? d) F …?
b) 𝜌 … ? e) Re … ?
c) v … ?

Jawab :
4
a) V = 3 πr3
4
= 3 (3,14) (2,11 x 10-3)3
= 126,1 x 10-9 m3
m
b) 𝜌 = v
2 x 10−3
= 126,1 x 10−9
= 15000 kg/m3

c) 2r2 g
v= (𝜌 − 𝜌0 )

2
2(3,11 x 10−3 ) (10)
= (15000 − 1250)
9(1,2)
= 20 (9,67 x 10-6 ) (13750)
10,8
= 0,24 m/s

d) F = - 6π¶rv
= - 6 (3,14) (0,3) (3,11 x 10-3) (0,24)
= - 0,014 N

e) Re= 𝜌. 𝑣. 𝐷

= 15000.(0,24).23
1,2
=69000
3. Percobaan pada bola ketiga (bola besar) yang massanya 3gr dalam tabung
oli.

Dik : D = 8,37 mm = 8,37 x 10-3 m ¶= 1,2


r = 4,19 mm = 4,19 x 10-3 m
m = 3gr = 3 x 10-3 kg
𝜌0 = 1250 kg/m3

Dit : a) V bola … ? d) F …?
b) 𝜌 … ? e) Re … ?
c) v … ?

Jawab :
4
a) V = 3 πr3
4
= 3 (3,14) (2,11 x 10-3)3
= 307,9 x 10-9 m3
m
b) 𝜌 = v
2 x 10−3
= 307,9 x 10−9
= 9700 kg/m3

c) 2r2 g
v= (𝜌 − 𝜌0 )

2
2(4,19 x 10−3 ) (10)
= (9700 − 1250)
9(1,2)
= 20 (17,5 x 10-6 ) (8450)
10,8
= 0,27 m/s

d) F = - 6π¶rv
= - 6 (3,14) (0,3) (4,19 x 10-3) (0,27)
= - 0,02 N

e) Re= 𝜌. 𝑣. 𝐷

= 9700.(0,27).27
1,2
=589275
Grafik hubungan antara T dengan r/R.

1. Percobaan 1 (pada gliserin)

T
1

0,8

0.6

0,4

0,2

r/R
2,2 3,4 4,5
Grafik Hubungan Antara TR2 dengan D.

1. Percobaan pada gliserin

TR2

3,99 x 10-6

1,80 x 10-6

D
6,19 8,37

2. Percobaan pada oli

TR2

54,93 x 10-6

45,33 x 10-6

D
6,19 8,37
VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN

1. Bagaimana harus memilih jarak d (letak kawat-kawat yang


melingkar pada ujung atas dan bawah tabung)? Apa akibatnya
memilih letak kawat-kawat itu terlalu dekat dengan permukaan dan
terlalu rendah dengan dasar tabung? Jelaskan!
2. Hitung Tr2 untuk tiap-tiap bola dan tiap d
3. Buat grafik Tr2 vs d
4. Hitung harga ¶ dengan memakai grafik tersebut.
5. Buktikan bahwa Tr2 mempunyai harga yang tetap untuk berbagai
bola (pada d yang sama)
6. Beri ketelitian percobaan ini dari hasil-hasil yang didapat.
7. Apakah faedahnya menghitung Tr2 untuk memperoleh harga ¶?
Jelaskan 1
8. Buat grafik antara T vs r/R. bagaimana bentuk grafiknya? Jelaskan !
9. Hitung harga To dari grafik, hitung K dari pers (4) dan (5)
10. Hitung ¶ setelah dikoreksi.
PENYELESAIAN

1. Cara memilih jarak d adalah letaknya gelang kawat yang melingkar


diatas tabung kira-kira 5 cm dan sebuah lagi dibagian bawah kira-kira 5
cm dari dasr tabung. Untuk menentukan d ukur jarak antara kedua kawat
tersebut. Akibatnnya adalah bila memiilih letak kawat itu terlalu dekat
dengan permukaan dan terlalu rendah dengan dasar tabung maka
mempengaruhi besar kecepatan jatuh bola dan waktu yang dibutuhkan.

2. Percobaan 1 pada gliserin

Dik : d = 24 cm = 0,24 m
ρ = 254,194 kg/m3
ρ0 = 1,25 kg/m3
g = 10
π = 3,14
Dit : Tr2 ?
Jawab :
9πd
Tr² =
2g(𝜌 − 𝜌0 )
9 (3,14)(0,24)
=
2 (10)(9,743 − 1,25)
= 3,99 x 10-3
Tr = √1,34 x 10−3
= 3,66 x 10-3

Percobaan 2 pada gliserin

Dik : d = 20 cm = 20 m
ρ = 158,604 kg/m3
ρ0 = 1,25 kg/m3
g = 10
π = 3,14
Dit : Tr2 ?
Jawab :
9πd
Tr² =
2g(𝜌 − 𝜌0 )
9 (3,14)(0,20)
=
2 (10)(158,604 − 1,25)
= 1,80 x 10-3
Tr = √1,80 x 10−3
= 4,24 x 10-3
Percobaan 1 pada oli

Dik : d = 27 cm = 0,27 m
ρ = 974,34 kg/m3
ρ0 = 0,5 kg/m3
g = 10
π = 3,14
Dit : Tr2 ?
Jawab :
9πd
Tr² =
2g(𝜌 − 𝜌0 )
9 (3,14)(0,27)
=
2 (10)(974,34 − 0,5)
= 4,02 x 10-3
Tr = √4,02 x 10−3

= 4,02 x 10-3

Percobaan 2 pada oli

Dik : d = 23 cm = 0,23 m
ρ = 158,604 kg/m3
ρ0 = 0,5 kg/m3
g = 10
π = 3,14
Dit : Tr2 ?
Jawab :
9πd
Tr² =
2g(𝜌 − 𝜌0 )
9 (3,14)(0,19)
=
2 (9,81)(158,604 − 0,5)
= 2,05 x 10-3
Tr = √2,05 x 10−3

= 4,52 x 10-3

3. Sudah terlampir pada laporan.


4. Sudah Terlampir Di grafik
5. Tr2 didapat dari rumus
9πd
Tr² =
2g(𝜌 − 𝜌0 )
Dimana d adalah jarak jatuh yang ditempuh bola
sehingga bola dapat dianggap bergerak beraturan. Panjang d sudah jelas
tidak berpengaruh pada sebuah bola. Karena bola hanya menempuh jarak
yang ditentukan yaitu jarak d. Biarpun bola diganti maka untuk d tetap
kecuali diganti maka Tr2 juga akan berubah.

6. Untuk ketentuan dari hasil-hasil percobaan didapat bahwa adanya


perbandingan antara percobaan satu dengan percobaan 2, misalnya
untuk waktu jatuh bola dan jarak yang ditempuh dan juga kecepatan pada
tiap bola.
7. Apabila kita menghitung Tr² terlebih dahulu maka kita mengetahui
beberapa banyak nilai “n” yaitu koefisien kekentalan zat cair.
8. Sudah Terlampir di grafik.
9. Vo = V (1+K r/R)
390,8 = 29,5 (1+K r/R)
390,8 = 390,8 K
K = 390,8
390,8
K=1
T
= k r/R + 1
T0

0,1
= 1 (13,25) + 1
T0

0,1
= 14,25
T0

14,25
T0 =
0,1

T0 = 142,5

10. Sudah terlampir di analisa data.


IX. KESIMPULAN & SARAN

KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dalam percobaan hokum stokes adalah
massa benda sangat mempengaruhi besar kecepatan suatu benda dimasukkan
ke dalam tabungyang berisi glieserin & oli, dan terjadi gesekan bola0bola
bakelit dengan cairan glieserin sehingga menghambat kecepatan bola.

SARAN
1. Untuk alat-alat yang sudah tidak layak pakai hendaknya dapat dengan
yang baru
2. System pelaksanaan praktikum tolong diperbaiki jadwalnya dan harus
konsisten.
X. Daftar pustaka

1. Tyler , A laboratory Manual Of Physysics


2. Sears-Zemansky, Fisika Universitas
3. www.google.com

Anda mungkin juga menyukai