Anda di halaman 1dari 29

TUGAS MEKANIKA DASAR

NAMA : NURHUDA TULIT MASAN


NIM : 1701050015
KELAS :A

PROROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Hambatan
Fluida
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan masukan dan kritikan dari pembaca guna
menyempurnakan makalah ini kedepannya.
Dengan demikian,penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kupang, Desember 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1.Latar Belakang.....................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah................................................................................2
1.3.Tujuan...................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................3
2.1. Konsep Tentang Fluida.......................................................................3
2.2. Sistem Dan Volume Atur.....................................................................5
2.3. Ananlisa Secara Diferensial Dan Inegral...........................................7
2.4. Deskripsi Euler Dan Lagrange............................................................9
2.5. Sistem Dimensi Dan Satuan.................................................................12
2.6. Konsep-Konsep Dasar Mekanika Fluida...........................................13
2.7. Statistika Fluida....................................................................................17
BAB III PENUTUP......................................................................................25
3.1. KESIMPULAN.....................................................................................
3.2. SARAN...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Fluida dikatakan statis, jika fluida tersebut diam atau bergerak dengan kecepatan
tetap. Pada fluida yang diam, tidak terjadi tegangan geser di antara partikel
partikelnya, dan untuk zat cair akan mempunyai permukaan horisontal dan tekanan
yang tetap. Apabila suatu benda berada di dalam zat cair yang diam, maka akan
mengalami gaya yang diakibatkan oleh tekanan zat cair. Tekanan tersebut bekerja
tegak lurus terhadap permukaan benda. Zat yang tersebar di alam dibedakan dalam
tiga keadaan (fase), yaitu fase padat, cair dan gas. Karena fase cair dan gas memiliki
karakter tidak mempertahankan sesuatu bentuk yang tetap, maka keduanya
mempunyai kemampuan untuk mengalir, dengan demikian keduanya disebut fluida.
Mekanika fluida adalah cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang perilaku
dari zatcair dan gas dalam keadaan diam ataupun bergerak. Pada mekanika fluida,
dipelajari perilaku fluida dalam keadaan diam (statistika fluida), di mana tidak
adanya tegangan geser yang bekerja pada partikel fluida tersebubt, dan fluida dalam
keadaan bergerak (dinamika fluida). Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air
dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir.
Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul dalam fluida jauh lebih kecil
dari ikatan molekul dalam zat padat, a kibatnya fluida mempunyai hambatan yang
relatif kecil pada perubahan bentuk karena gesekan. Zat padat mempertahankan
suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang besar diberikan
pada zat padat tersebut, zat padat tidak mudah berubah bentuk maupun volumenya,
sedangkan zat cair dan gas, zat cair tidak mempertahankan bentuk yang tetap, zat cair
mengikuti bentuk wadahnya dan volumenya dapat diubah hanya jika diberikan
padanya gaya yang sangat besar. Gas tidak mempunyai bentuk maupun volume
yang tetap,gas akan berkembang mengisi seluruh wadah. Karena fase cair dan gas
tidak mempertahankan suatu bentuk yang tetap, keduanya mempunyai kemampuan
untuk mengalir. Dengan demikian kedua – duanya sering secara kolektif disebut
sebagai fluida (Olson, 1990).

4
1.2.RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep Tentang Fluida?
2. Bagaimana Sistem dan Volume Atur?
3. Bagaimana Analisa Secara Diferensial dan Integral?
4. Bagaimana Deskripsi Euler dan Lagrange?
5. Bagaimana Sistem Dimensi dan satuan?
6. Bagaimana Konsep-konsep Dasar Mekanika Fluida?
7. Bagaimana Statistika Fluida?

1.3.TUJUAN
Memberikan pengertian dan pemahaman kepada mahasiswa tentang macam macam
fluida, ruang lingkup mekanika fluida, konsep konsep dasar, statika fluida, serta
pendekatan dengan mengembangkan pemodelan matematika dalam bentuk integral
untuk volume atur, dan analisa dimensi, keserupaan dan studi model.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Tentang Fluida
Fluida adalah zat alir adalah zat dalam keadaan bisa mengalir dan memberikan
sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Ada dua macam fluida yaitu
cairan dan gas. Salah satu ciri fluida adalah kenyataan bahwa jarak antara dua molekulnya
tidak tetap, bergantung pada waktu. Ini disebabkan oleh lemahnya ikatan antara molekul
yang disebut kohesi. Gaya kohesi pernah kita pelajari saat kita berada di bangku SMP
gaya kohesi sendiri tersebut adalah gaya tarik antar partikel sejenis.
Dalam kasus ini gaya kohesi antara molekul gas sangat kecil jika dibandingkan
gaya kohesi antar molekul zat cair. Ini mnyebabkan molekul-molekul gas menjadi relatif
bebas sehingga gas selalu memenuhi ruang. Sebaliknya molekul-molekul zat cair terikat
satu sama lainnya sehingga membentuk suatu kesatuan yang jelas meskipun bentuknya
sebagian ditentukan oleh wadahnya. Akibat yang lainnya adalah sifat kemampuannya
untuk dimampatkan. Gas bersifat mudah dimampatkan sedangkan zat cair sulit.
Gas jika dimampatkan dengan tekanan yang cukup besar akan berubah manjadi
zat cair. Mekanika gas dan zat cair yang bergerak mempunyai perbedaan dalam beberapa
hal, tetapi dalam keadaan diam ke duanya mempunyai perilaku yang sama dan ini
dipelajari dalam statika fluida. Fluida terbagi atas dua jenis, yakni fluida tak mengalir
(hidrostatika) dan flida mengalir (hidrodinamika). Penerapannya dalam peralatan
teknik di kehidupan sehari-hari saat ini banyak sekali contohnya dari mulai yang sangat
sederhana seperti pompa angin hingga sistem pengeboran minyak lepas pantai.
2.1.1. Fluida Statis
Fluida statis bermakna fluida atau zat alir yang tidak bergerak. Hal-hal yang
dibahas dalam Fluida statis ini yaitu mengenai massa jenis, tekanan zat cair,
hukum Pascal, tekanan hidrostatis, bejana berhubungan, hukum Archimedes,
gaya apung, tegangan permukaan, kapilaritas. Eksperimen yang dilakukan bisa
menghubungkan zat cair antar pipa yang berbeda luas dan penampang,
menentukan massa jenis benda, mengukur massa gas dalam ruang atau tabung,
bahkan bisa digunakan menentukan tekanan udara yang semakin meningkat ke
atmosfer. Satuan yang digunakan adalah satuan tekanan (pascal, N/m2, atmosfer,
psi), satuan volume (liter, dm>sup>3,m3, mililiter), satuan gaya (newton, dyne)

6
2.1.2. Fluida Dinamis
Fluida statis adalah fluida yang diam, sedangkan fluida dinamis adalah
fluida yang bergerak atau dalam hal ini fluida yang mengalir. Aliran fluida secara
umum bisa kita bedakan menjadi dua macam, yakni aliran lurus alias laminar dan
aliran turbulen. Aliran lurus bisa kita sebut sebagai aliran mulus, karena setiap
partikel fluida yang mengalir tidak saling berpotongan. Salah satu contoh aliran
laminar adalah naiknya asap dari ujung rokok yang terbakar. Mula-mula asap
naik secara teratur (mulus), beberapa saat kemudian asap sudah tidak bergerak
secara teratur lagi tetapi berubah menjadi aliran turbulen. Aliran turbulen
ditandai dengan adanya linkaran- lingkaran kecil dan menyerupai pusaran dan
kerap disebut sebagai arus eddy. Contoh lain dari aliran turbulen adalah pusaran
air. Ciri-ciri dari aliran fluida:
a. Aliran fluida bisa berupa aliran tunak (steady) dan aliran tak
tunak (non-steady). Maksudnya apa sich aliran tunak dan tak-
tunak,dikatakan aliran tunak jika kecepatan setiap partikel di suat u
titik selalu sama. Katakanlah partikel fluida mengalir melewati titik
A dengan kecepatan tertentu, lalu partikel fluida tersebut mengalir
dengan kecepatan tertentu di titik B. nah, ketika partikel fluida
lainnya yang nyusul dari belakang melewati titik A, kecepatan
alirannya sama dengan partikel fluida yang bergerak mendahului
mereka. Hal ini terjadi apabila laju aliran fluida rendah alias
partikel fluida tidak kebut-kebutan. Contohnya adalah air yang
mengalir dengan tenang. Lalu bagaimanakah dengan aliran tak-
tunak ? aliran tak tunak berlawanan dengan aliran tunak. Jadi
kecepatan partikel fluida di suatu titik yang sama selalu berubah.
Kecepatan fluida di titik yang berbeda tidak sama.
b. Aliran fluida bisa berupa aliran termampatkan (compressible) dan
aliran tak-termapatkan (incompressible). Jika fluida yang mengalir
mengalami perubahan volum (atau massa jenis) ketika fluida
tersebut ditekan, maka aliran fluida itu disebut aliran termapatkan.
Sebaliknya apabila jika fluida yang mengalir tidak mengalami
perubahan volum (atau massa jenis) ketika ditekan, maka aliran
fluida tersebut dikatakan tak termampatkan. Kebanyakan zat cair

7
yang mengalir bersifat tak-termampatkan.
c. Aliran fluida bisa berupa aliran berolak (rotational) dan aliran tak
berolak (irrotational). untuk memahaminya dengan mudah, dirimu
bisa membayangkan sebuah kincir mainan yang dibuang ke dalam
air yang mengalir. Jika kincir itu bergerak tapi tidak berputar,
maka gerakannya adalah tak berolak. Sebaliknya jika bergerak
sambil berputar maka gerakannya kita sebut berolak. Contoh lain
adalah pusaran air.
d. Aliran fluida bisa berupa aliran kental (viscous) dan aliran tak
kental (non-viscous). Kekentalan dalam fluida itu mirip seperti
gesekan pada benda padat. Makin kental fluida, gesekan antara
partikel fluida makin besar. Mengenai viskositas alias kekentalan
akan kita kupas tuntas dalam pokok bahasan tersendiri.
2.1.3. Terapan Fluida Dalam Kehidupan
Manfaat dan terapan fluida baik fluida statis maupun fluida dinamis bagi
kehidupan sangat banyak antara lain yang sering digunakkan dongkrak hidrolik, pompa
hidrolik ban sepeda, mesin hidrolik, rem piringan hidrolik, hidrometer, kapal laut, kapal
selam, balon udara, karburator, sayap pesawat terbang. Berikut ini adalah penjelasan
mengenai penerapan- penerapan fluida di atas: Dongkrak Hidrolik Prinsip kerja
dongkrak hidrolik adalah penerapan dari hukum Paskal yang berbunyi tekanan yang
diberikan pada zat cair di dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah.
Tekanan yang kita berikan pada pengisap yang penampangnya kecil diteruskan oleh
minyak (zat cair) melalui pipa menuju ke pengisap yang penampangnya besar. Pada
pengisap besar dihasilkan gaya angkat yang mampu menggangkat beban

2.2. Sistem dan Volume Atur


Sistem adalah sejumlah massa yang tetap dan teridentifikasikan, batas sistem
membatasi sistem dari sekelilingnya (lingkungannya). Batas sistem bisa tetap ataupun
berubah-ubah atau tidak tetap tetapi tidak ada massa yangmelintasinya.
Sistem volume atur adalah sistem termodinamika di mana selain
berlangsung perpindahan energi dalam bentuk kerja atau panas, pada saat yang
bersamaan berlangsung perpindahan massa aliran fluida gas atau cairan, atau
campuran keduannya. Sistem termodinamika volume atur merupakan model sederhana

8
mesin-mesin termal yang banyak dipergunakan di industri, baik sebagai bagian dari
instalasi mesin pembangkit tenaga dan/atau mesin-mesin pendingin.
Kinerja instalasi industri, baik itu daya yang dihasilkannya maupun efisiensi
pemakaian energi bahan bakar, sangat bergantung kepada performance sistem-sistem
termalnya sehingga upaya perbaikan sistem merupakan hal yang sangat penting. Untuk
dapat memberikan kontribusi terhadap upaya-upaya tersebut diperlukan kemampuan
penerapan konsep volume atur dan analisis termodinamikanya.
Suatu sistem yang kadang-kadang juga disebut benda bebas atau bendaterisolasi,
didefinisikan sebagai kumpulan zat sebarang yang mempunyai identitastetap. Segala
sesuatu yang ada di luar sistem disebut lingkungan. Batas dari sistem didefinisikan
sebagai suatu permukaan, yang dapat berbentuk riil atau imaginer yang memisahkan
sistem dari lingkungannya.
Melalui penggunaan gagasan sistem kita memusatkan perhatian kita padabenda
atau zat dan mengamati interaksi antara sistem dan lingkungannya. Sebagai contoh kita
perhatikan hukum Newton yang kedua: F=m a. Dalam definisi ini F adalah gaya
resultan yang diadakan oleh lingkungan padasistem, m adalah massa sistem dan a
adalah vektor percepatan yang dialami oleh titik pusat massa sistem. Langkah yang
pertama dalam menetapkan hukum kekekalanmassa, kekekalan momentum, kekekalan
energi dan hukum termodinamika yang kedua dalam bentuknya yang elementer adalah
dengan mendefinisikan suatu sistem.Tanpa langkah ini apa yang dinamakan gaya, massa,
panas, kerja, dan sebagainyaakan kabur artinya sampai apa yang dinamakan sistem
didefinisikan dengan jelas.
Fluida sangat mudah bergerak, dan karena itu agak sukar untuk menganalisabatas
dan sistem fluida untuk waktu yang agak lama. Hal yang demikian kita jumpaidalam
mesin turbo, dimana proses yang rumit berlangsung dan dimana partikel fluidayang
berbeda yang melalui mesin mengalami sejarah yang berbeda. Karena itu, untuk
fluida yang bergerak lebih mudah bila kita menggunakan suatu konsep lain,
dimanayang kita perhatikan adalah suatu volume dalam ruang yang tertentu, yang
dilalui olehaliran fluida, dan bukan fluida yang mempunyai partikel dengan identitas
tetap.
2.2.1. Volume Atur
Dengan pemikiran di atas kita definisikan volume atur sebagai volume yang
sebarang, yang kedudukannya tetap di dalam ruang dan fluida mengalir di

9
dalamnya.Identitas dari fluida yang memenuhi volume atur berubah dengan waktu.
Permukaanyang mengelilingi volume atur disebut permukaan atur, yang berhubungan
tunggal(singly connected) atau berhubungan majemuk (multiply connected). Kadang-
kadang kita gunakan volume yang ukurannya infinitesimal (kecil sekali), kadang-
kadang volume yang ukurannya tertentu, pemilihan ini didasarkan atas hasil yang
diinginkan.
2.3. Analisa Secara Diferensial dan Integral
2.3.1. Diferensial adalah turunan fungsi f adalah fungsi lain f’(dibaca faksen) yang
nilainya pada sembarang bilangan c adalah: asalkan limitnya ada disebut turunan.

Diferendial diartikan juga sebagai persamaan yang mengandung satu atau


lebih fungsi
(peubah tak bebas) beserta turunannya terhadap satu atau lebih peubah bebas
disebut turunan.

Persamaan diferensial ini dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:


1. Diferensial Biasa
Diferensial biasa adalah persamaan diferensial yangmengandung satu atau lebih
fungsi (peubah tak bebas) beserta turunannya terhadap satu peubah bebas.

2. Diferensial Parsial
Persamaan diferensial mengandung satu atau lebih fungsi (peubah tak bebas)
beserta turunannya terhadap lebih dari satu peubah bebas. Kebanyakan
permasalahan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dapat direpresentasikan
dalam bentuk persamaan diferensial parsial. Persamaan tersebut merupakan laju
perubahan terhadap dua atau lebih variable bebas yang biasanya adalah waktu
dan jarak (ruang).Bentuk umum persamaan diferensial order 2 dan dua dimensi
adalah:

10
dengan a, b,c, d, e, f dan g merupakan fungsi dari variable x dan y dan variable
tidak bebas φ.
2.3.2. Analisa Integral
Proses mengintegralkan suatu fungsi merupakan kebalikan turunan atau
derivatif. Suatu fungsi f(x) dapat kita turunkan menjadi:

Apabila kita ingin mencari suatu fungsi f(x) dari turunan atau derivatifnya,
maka
dinamakan integral. Beberapa fungsi yang sering digunakan beserta integral
fungsi dapat dilihat pada tabel:

Contoh

11
Beberapa sifat trigonometri yang perlu diingat:

2.4. Deskripsi Euler dan Lagrange


Metode ini menguraikan hubungan antara kedudukan berbagai partikel fluida
dengan waktu, dimana fluida dianggap sebagai kontinum. Hal ini berlaku selama
ukuran dari partikel fluida yang diamati jauh lebih besar dari jarak lintasan bebas
rata-rata dari molekul.

12
Ada dua cara dalam menerangkan gerak fluida atau bentuk persamaan medan
dalam fluida, yaitu metode Lagrange dan metode Euler. Perbedaannya terletak
pada cara penentuan kedudukan dalam medan, yang satu bersangkutan dengan
apa yang terjadi pada partikel fluida dengan identitas tetap selama waktu yang
tertentu, bagaimana lintasannya, berapa besar kecepatan dan percepatannya.
2.4.1. Deskripsi Lagrange
Metode lagrange yang bersangkutan dengan partikel fluida dengan identitas
letap. Dalam meode ini, variabel seperti lintasan, kecepatan, percepatan dan variabel
fisika lainya untuk partikel fluida dengan identitas tetap. Koordinat (x,y, z) adalah
koordinat dari elemen fluida, dan karena elemen fluida yang ditinjau identitasnya tetap
dan bergerak pada lintasannya, maka koordinat tersebut tergatung pada waktu. Dengan
kata lain koordinat tersebut merupakan variabel dependen dalam bentuk Lagrange. Suatu
elemen fluida dikenali dari kedudukannya medan fluida pada suatu waktu sebarang.
Yang biasanya dipilih sebagai t =0. Gerak dari partikel fluida ini tertentu bila kita
ketahui persamaan kedudukannya terhadap waktu. Jadi jika r menyatakan
kedudukan suatu partikel fluida dengan identitas tetap, maka:
R = r (a, b,
c, t)
Ata
u
X = x (a, b,
c, t) Y = y
(a, b, c, t) Z
= z (a, b, c, t)

Dan medan kecepatan dinyatakan


sebagai: V = v (a, b, c, t)
Dengan koordinat (a, b, c) menyatakan kedudukan awal dari partikel
fluida dengan identitas tetap. Variabel aliran fluida yang lain, yang merupakan
fungsi-fungsi dari koordinat tadi, dapat dituliskan dengan cara yang sama. Metode
Lagrange Jarang dipergunakan dalam mekanika fluida, karena jenis informasi
yang diinginkan bukanlah harga variabel fluida yang dialami suatu partikel fluida
sepanjang lintasannya, letapi hanya variabel fluida pada suatu titik tetap
dalam ruang Meskipun demikian metode Lagrange dapat dihubungkan
dengan metode anlisa berdasarkan sistem.
Metode Euler memberikan harga variabel fluida pada suatu titik pada suatu
waktu. Dalam bentuk fungsional, medan kecepatan dapat dituliskan sebagai
13
berikut:
V =v ( x. y, z, t)
Dimana x, y, z, dan t semuanya merupakan variabel beban untuk suatu
titik tertentu (XI, yJ, ZI) dan waktu tl . metode Euler dapat dihubbungkan
dengan metode analisa dengan volume
atur
.
Katakan kita memiliki sebuah mobil, mobil ini berjalan dari Jakarta menuju
Bandung. Dengan melihat GPS yang ada didalam mobil, sang pengendara dapat
mengetahui posisi mobil tersebut pada waktu tertentu, yaitu sebesar .
Cat : Huruf kapital menyatakan posisi initial mobil, sehingga saat , maka
.
Kecepatan mobil tersebut, menurut deskripsi
Lagrange adalah

. Perhatikan bahwa perhitungan kecepatannya


merupakan fungsi dalam kapital yang merupakan posisi initial pengamatan
dan waktu . Kita ketahui bahwa dengan awal, dan dengan nilai
sembarang, maka posisi akhir pengamat dan benda
yang diamati akan selalu berhimpit
pada .
Kesimpulannya, dalam deskripsi Lagrange, yang kita amati adalah
besaran pada posisi sang pengamat berada, dimana posisi sang pengamat dan
besaran yang diamati akan selalu berhimpit
2.4.2. Deskripsi
Euler

Kita pertimbangkan kasus yang sama, sebuah mobil yang berjalan dari
Jakarta ke Bandung. Namun kali ini pengamatnya berbeda, anggap ada seorang
polisi di sebuah pos polisi diantara Jakarta-Bandung.
Polisi ini ingin mengetahui kecepatan si mobil tadi yang akan lewat di pos
polisi yang dia jaga. Pertama2, kita harus tahu letak kantor pos polisi

tersebut, letaknya katakanlah ada di .


Sehingga kemudian besarnya kecepatan mobil itu saat lewat didepan pos polisi
tersebut adalah

14
sebesar . Disini kecepatan mobil yang ingin dicari
adalah pada posisi tertentu, sehingga tentunya posisi akhir mobil dan titik
pengamatan, belum tentu berada pada satu titik yang sama.
Kesimpulannya, dalam deskripsi Euler, yang kita amati adalah besaran
pada suatu titik tertentu yang kita tentukan. Dengan menggunakan deskripsi ini,
posisi pengamat adalahfixed (tidak berpindah-pindah).
2.5. Sistem Dimensi dan satuan
Dimensi adalah ukuran untuk menyatakan peubah fisika secara kuantitatif.
Satuan adalah suatu cara khusus untuk mengaitkan sebuah bilangan dengan
dimensi kuantitatif. Jadi, panjang adalah suatu dimensi yang dapat dikaitkan
dengan peubah-peubah seperti jarak, pergeseran, lebar, simpangan, dan
ketinggian. Meter atau inci keduanya merupakan satuan numeris untuk
menyatakan panjang.
Sistem satuan senantiasa berbeda-beda dari satu negara ke negara lain,
walaupun kesepakatan internasional telah dicapai. Pada mulanya banyak
dipakai satuan Inggris, karena terlalu banyak menggunakan faktor konversi,
maka dianggap rumit dan tidak praktis.
Pada tahun1872 suatu pertemuan internasional di Perancis mengusulkan
suatu perjanjian yang disebut Konvensi Metrik, yang ditandatangani oleh 17
negara. Konvensi Metrik merupakan perbaikan atas sistem Inggris, yaitu
dengan memperkenalkan sistem desimal. Masalah tetap ada, sebab beberapa
negara yang sudah menggunakan sistem metrik pun masih menggunakan sistem
Inggris untuk satuan-satuan tertentu, contohnya kalori padahal seharusnya
joule, kilopond padahal seharusnya newton, dan sebagainya.
Konferensi umum tentang timbangan dan ukuran diselenggarakan pada
tahun 1960 untuk membakukan sistem metrik. Konferensi ini mengusulkan
Sistem Satuan Internasional (SI), seperti yang selama ini kita pakai.
(Soedradjat, 1983)
Menurut (Wihantoro, 2006) Di dalam mekanika fluida hanya ada
empat dimensi pokok. Semua dimensi lainnya dapat diturunkan dari keempat
dimensi pokok ini. Dimensi pokok itu ialah massa, panjang, waktu dan suhu.

15
Dimensi–dimensi ini disajikan dalam Tabel 1.1

Tabel 1.1. DIMENSI-DIMENSI POKOK DALAM SISTEM DAN BG


Dimensi Satuan Faktor konversi
Satuan BG
pokok SI
Panjang Meter (m) Kaki (ft) 1 ft = 0.3048 m
Massa Kilogram (kg) Slug 1 slug = 14.5939 kg
Waktu Sekon (s) Sekon (s) 1s=1s
Suhu Kelvin (k) Rankine (ºR) 1 K = 1.8ºR

Tabel 1.2. DIMENSI-DIMENSI TURUNAN DALAM MEKANIKA FLUIDA


Satuan Faktor konversi
Dimensi turunan Satuan BG
SI
Luas { L² } m² ft² 1 m² = 10,764 ft²
Volume { L³ } m³ ft³ 1 m³ = 35,315 ft³
Kecepatan { LTˉ¹ } m/s ft/s 1 ft/s = 0,3048 m/s²
Percepatan { LTˉ² } m/s² ft/s² 1 ft/s² = 0,3048 m/s²
Tekanan atau tegangan
{MLˉ¹ Tˉ² } Pa = N/m² lbf/ft² 1 lbf/ft² = 4788 Pa
Kecepatan sudut { Tˉ¹ } sˉ¹ sˉ¹ sˉ¹ = sˉ¹
Energi, kalor, usaha
{ML² Tˉ² } j=N.m ft . lbf 1 ft . lbf = 1.3558 J
Daya {Ml² Tˉ³ } W = j/s (ft . lbf)/s 1 (ft . lbf)/s = 1.3558 W
Kerapatan {MLˉ³ } Kg/m³ Slug/ft³ 1slug/ft³ = 515.4 kg/m³
Kekentalan {MLˉ¹ Tˉ¹ } Kg/(m . s) Slug/(ft . s) 1slug/(ft . s) = 47.88 kg/(m . s)
Kalor spesifik {L²T²οˉ¹ } m²/(s² . k) lt²/(s² . ºR) 1 m²/(s² . k) = 5.980 ft²/(s² . ºR)

2.6. Konsep-konsep Dasar Mekanika Fluida


2.6.1. Fluida Newtonian dan Non-Newtonian
Fluida diklasifikasikan sebagai fluida Newtonian dan non-Newtonian.
Dalam fluida Newtonian terdapat hubungan linear antara besarnya tegangan
geser yang diterapkan dan laju perubahan bentuk yang diakibatkan. Namun,
apabila hubungannya tak linear maka disebut non- Newtonian. Gas dan cairan
encer cenderung bersifat fluida Newtonian sedangkan hidrokarbon berantai
panjang yang kental mungkin bersifat non-Newtonian. Grafik pada gambar di
bawah inii menunjukkan perbandingan antara tegangan geser dan viskositas
pada fluida Newtonian dan fluida Non-Newtonian.
16
Gambar 1. Grafik fluida Newtonian dan non-Newtonian
a) Persamaan Fluida Newtonian dan Non-Newtonian
Persamaan yang menggambarkan perlakuan fluida Newtonian adalah:

...................................................................................
............(2.1) Dimana: tegangan geser yang
dihasilkan oleh fluida
viskositas fluida-sebuah konstanta proporsionalitas

gradien kecepatan yang tegak lurus dengan arah geseran

Viskositas pada fluida newtonian secara deinisi hanya bergantung pada


temperatur dan tekanan, dan tidak bergantung pada gaya-gayayang
bekerja pada fluida. Jika fluida bersifat inkompresibel maka viskositas
bernilai tetap diseluruh bagian fluida (Karyono, 2008).
Persamaan yang menggambarkan tegangan geser (dalam koordinat
kartesian) adalah:

........................................................... (2.2)

dimana: ij = tegangan geser pada bidang ith dengan arah jth

Vi = kecepatan pada arah ith

17
Xj = koordinat berarah jth

Jika suatu fluida tidak memenuhi hubungan ini, fluida ini disebut fluida
non-Newtonian. Dimana fluida non-Newtonian viskositasnya akan
berubah bila terdapat gaya yang bekerja pada fluida (seperti
pengadukan).
2.6.2. Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan cairan (γ) adalah kerja yang dilakukan untuk memperluas
permukaan cairan dalam satuan luas. Menurut Ginting (2002), Tegangan
permukaan cairan dapat diukur dengan cara:
1. cara drop out
2. cara buble pressure
3. tensiometer
4. cara capilary rise

dimana: = tegangan permukaan (dyne/cm atau N/m)

F = gaya yang bekerja di permukaan (N atau dyne)

l = panjang benda dipermukaan fluida (cm atau m)

2.6.3. Klasifikasi Aliran Fluida


Secara garis besar jenis aliran dapat dibedakan atau dikelompokkan sebagai
berikut
(Olson, 1990):
a. Aliran Tunak (steady)
Suatu aliran dimana kecepatannya tidak terpengaruh oleh perubahan
waktu sehingga kecepatan konstan pada setiap titik (tidak mempunyai
percepatan).

18
b. Aliran Tidak Tunak (unsteady)
Suatu aliran dimana terjadi perubahan kecepatan terhadap waktu.
2.6.3.1.Tipe-Tipe Aliran
Bilangan Reynolds merupakan bilangan yang tak berdimensi yang dapat
membedakan suatu aliran dinamakan laminer, transisi dan turbulen.

dimana: V = kecepatan fluida (m/s)

D = diameter dalam pipa (m)

ρ = rapat massa fluida (kg/m3)

µ = viskositas dinamik fluida (kg/ms) atau (N.s/m2)


a. Aliran Laminar
Aliran laminar didefinisikan sebagai aliran dengan fluida yang bergerak dalam
lapisan– lapisan atau lamina–lamina dengan satu lapisan meluncur secara
lancar. Aliran laminar inii mempunyai nilai bilangan Reynoldsnya kurang dari
2300 (Re < 2300).

Gambar 2. Aliran Laminar

b. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminer ke aliran turbulen.
Keadaan peralihan ini tergantung pada viskositas fluida, kecepatan dan lain-lain
yang menyangkut geometrii aliran dimana nilai bilangan Reynoldsnya antara
2300 sampai dengan 4000 (2300<Re<4000) .

19
Gambar 3. Aliran Transisi
c. Aliran Turbulen
Aliran turbulen didefinisikan sebagai aliran yang dimana pergerakan dari
partikel-partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran
serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar
momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang
besar. Dimana nilai bilangan Renoldsnya lebih besar dari 4000 (Re>4000).

Gambar 5. Aliran Turbulen

2.7. Statistika Fluida


Pengetahuan tentang statika fluida dibahas dalam dua bagian yaitu studi tentang
tekanan serta variasinya pada seluruh bagian fluida dan studi mengenai
gaya-gaya tekanan pada permukaan yang terbatas besarnya.
2.7.1. Tekanan dengan luas bidang tersebutdi suatu titik
Tekanan rata-rata dihitung dengan membagi gaya normal (gaya tegak
lurus) yang mendorong suatu bidang datar dengan luas bidang tersebut. Tekann
disuatu itik adalah limit perbandingan gaya normal terhadap luas bidng bila
bidang tersebut mendekati ukuran nol pada titik itu. Di suatu titik fluida yang
tidak bergerak mempunyai tekanan yang sama dalam semua arah. Hal ini berarti
bahwa suatu bidang elemen οA yang sangat kecil luasnya, yng bebas berputar
terhadap pusatnya bila terendam dalam fluida yang tidak, akan mendapat gaya
besarnya konstan yang bekerja pada kedua sisinya, bagaimanapun orientasinya.

20
Guna menunjukkan hal ini, kita memperhatikan suatu benda bebas kecil
yang berbentuk baji dengan lebar satuan di titik (x,y) dalam fluida yang tidak
bergerak. Karena tidak dapat terjadi gaya geser, maka gaya-gaya yang ada
hanyalah gaya-gaya permukaan normal dan gaya berat, mk persamaan-persamaan
gerakan dalam arah x dan y masing-masing adalah :

Dimana Px, Py,Pa adalah tekanan rata-rata pada ketiga permukan, y ialah
berat jenis fluida, p kerapatannya, dan ax, ay percepatan. Bila diambil limitnya
bila benda bebas tersebut diperkecil mendekati ukuran nol dengan membuat
permukaan miringnya mendekati (x,y) sambil mempertahan sudut θ yang sama
dan bila kita menggunakan hubungan geometri.

Suku terakhir persamaan yang kedua adalah kecil tak hingga dengan
orde dengan kekecilan yang tinggi dan dapat diabaikan. Bila persamaan-
persamaan di atas dibagi masing- masin dengan oy dan ox maka persamaan-
persamaan tersebut dapat digabungkan:
Ps=Px=Py……………………………………………………………………………
…………………….2.1
Karena sudut θmerupakan sembarang sudut, maka persamaan ini membuktikan
bahwa tekanan adalah sama dalam semu arah disuatu titik dalam fluida static.
Walaupun pembuktian tersebut dilaksanakan untuk kasus dua dimensi, namun
dapat dibuktikan bagi kasus tiga dimensi dengan persamaan-persamaan

21
keseimbangan untuk sebuah bidang empat kecil fluida dengan tiga maka dalam
bidang-bidang koordinat dan muka keempat miring sembarang.
Jika fluida bergerak sedemikian hingga satu lapisan bergerak relative
terhadap lapisan yang berdekatan, terjadilah tegangan-tegangan besar, dan
tegangangan normal disuatu titik rata rata sembarang tiga tegangan tekan
yang saling tegak lurus disuatu titik.
2.7.2. Persamaan Dasar Statika Fluida
Gaya-gaya yang bereaksi pada suatu elemen fluida dalam keadaan diam
(,Gb.2.2.) terdiri dari gaya-gaya permukaan (surface forces) dan gaya-gaya
badan (body forces). Dengan gaya berat sebagai satu-satunya gaya-gaya
badan yang bereaksi, dengan mengambil sumbu y vertical ke atas maka gaya
tersebut adalah –y∂x∂∂z dalam arah y dengan tekanan p dipusatnya (x,y,z)
gaya yang beraksi terhadap sisi yang tegak lurus terhaap sumbu y dan yang
terdekat dengan titik nol adalah kurang-lebih.

Dimana ∂y ialah jarak dari pusat ke muka yang tegak lurus terhadap y. dengan
menjumlahkan gaya-gaya yang bereaksi terhadap elemen tersebut dalam arah y
kita mendapat

22
Untuk arah x dan z, karena tiadanya gaya badan yang beraksi,

Vektor gaya elemental diberikan oleh

Jika elemen tersebut diperkecil mendekati ukuran nol, setelah dibagi dengan
rumus tersebut menjadi eksak

23
Inilah gaya resultante per volume satuan disuatu titik, yang harus disamakan
dengan nol untuk fluida dalam keadaan diam. Besaran yang dalam kurung
adalah gradient yang disebut V (del), pasal 8.2,

Dan gradient negative p, -Vp, adalah medan vector f untuk gaya tekanan
permukaan per volume satuan,

F = -Vp (2.4.
Maka hokum statika fluida tentang variasi tekanan )
adalah F-jy = 0 (2.5.)

Bagi fluida tak viskos yang bergerak, atau suatu fluida yang bergerak
sedemikian hingga tegangan gasar di mana-mananol, hokum newton yang kedua
berbentuk
f-jy = pa
(2.6.)

dengan a percepatan elem fluida tersebut f –jy adalah resutante gaya fluida
apabila gaya berat adalah satu stunya gaya badan yang bereaksi. Dalam bentuk
komponen, pers (2.6.) menjadi

Turunan turunan parsial untuk variasi dalam arah horizontal merupakan


suatu bentuk hokum pascal, persamaan-persamaan itu menyatakan bahwa dua titik
pada ketinggian yang sama dlam masa fluida yang sama dan yang tidak bergerak
memunyai tekanan yang sama. Karena p
merupakan fungsi y saja,
24
Dp = - dy (2.7.)
Persamaan sederhana diferensial sederhana ini menghubungkan
perubahan tekanan dengan berat jenis serta perubahan ketinggian dan
berlak untuk fluida yang mampu mampat maupun yang tak mampu
mampat. Bagi fluida yang dapat dianggap homogeny serta tak mampu
mampat, adalah konstan dan pers (2.7.) bila diintegrasikn menjadi
P = - y+
c

Dengan c konstan integrasi. Hokum hidrostatika tentang variasi tekanan


seringkali ditulis dalam bentuk p = h
Dengan h diukur vertical kebawah (h=-y) dari permukaan cairan bebas dan p
adalah kenaikan tekanan dari pada permukaan bebas itu. Persamaan (2.8.) dapat
diturunkan dengan menggunakan sebuah kolom pertikal cairan dengan tingi
terbatas h yang permukaan atasnya terletak dipermukaan bebas sebagai benda
bebas fluida. Penurunan ini kami sediakan sebagai latihan bagi anda.
2.7.3. Pengukuran Tekanan
Tekanan didefinisikan sebagai jumlah gaya ( F ) tiap satuan luas ( A). Apabila
gaya terdistribusi secara merata pada suatu luasan (Gambar 3.1), maka tekanan
( p ) didefinisikan sebagai berikut:

25
dengan
:

p = tekanan
(N/m2)

F = gaya
(N)

A = luas
(m2)

Berdasarkan persamaan (3.1), jika tekanan pada suatu luasan diketahui, maka
gaya tekanan yang bekerja pada luasan tersebut adalah:

Tekanan dapat dinyatakan dengan mengacu kepada sembarang datum. Datum yang
lazim ialah nol absolut (nol mutlak) dan tekanan atmosfer 10kal.Bila suatu tekanan
dinyatakan sebagai beda antara nilainya dan hampa sempurna, maka tekanan tersebut
dinamakan tekanan absolut. Bila tekanan itu dinyatakan sebagai beda antara nilainya
dan tekanan atmoster lokal. maka tekanan tersebut dinamakan tekanan relative Gambar
2.3 melukiskan data serta hubungan autara:satuan-satuan ukuran tekanan yang lazim.
Tekanan atmosfer standar adaIah takanan rata-rata pada permukaan Jaut, 29,92
inch H.
Tekanan yang dinyatakan dalam panjang kolom suatu cairan adalah setara
dengan gaya pcrluas satuan di dasar kolom itu. Hubungan untuk perubahan tekanan
terhadap ketinggian dalam suatu cairan p = 'Yh. menunjukkan hubungan antara tinggi
tekan h.dalam panjang kolom fluida dengan berat jenis 'Y,dan tekanan p. Satuan
tekanan p dalam pascal, 'Y dalam newton per meter kubik, dan h daIam meter. Dengan
berat jenis setiap cairan yang dinyatakan dalam jenisnya S kali berat jenis air. Sehingga
dapat ditulis :

26
Dalam gambar 2-3 kita dapat menempatkan suatu tekanan pada diagram,
yang menunjukkan hubungannya dengan nol absolut dan dengan tekanan atmosfir
lokal. Jika titik yang bersangkutan berada di bawah garis tekanan-atmosfir lokal
dan ditunjuk terhadap datum (acuan) relatif, maka tekanan yang bersangkutan
disebut negatif, hisap atau hampa. Perlu diperhatikan bahwa:

27
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Fluida adalah suatu bentuk materi yang mudah mengalir misalnya zat cair dan
gas.sifat kemudahan mengalir dan mampu untuk menyesuaikan dengan tempatnya
merupakan aspek yang membedakan fluida dengan cat benda tegar
Dalam kehidapan sehari hari,dapat ditemukan aplikasi Hukum Bernoulli yang sudah
banyak diterapkan pada sarana dan prasana yang menunjang kehidupan manusi massa kini
seperti untuk menentukan gaya angkat pada sayap dan badan pesawat terbang,penyemprot
parfum,penyemprot racun dan lain sebagainya.

3.2. SARAN
1) Semoga penerapan fluida dapat di terapkan dalam kehidupan sehari hari
semaksimal mungkin
2) Bagi masyarakat semoga dapat memanfaatkan penerapan fluida dengan baik
3) Bagi masyarakat haruslah memahami fluida dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
Bruce R. Munson & Donald F. Young . 2005. Mekanika Fluida, Jilid 1.
Jakarta. Erlangga. Cengel, Yunus A. & Boles, Michael A. 2007.
Thermodynamics: An Engineering Approach.
McGraw-Hill. New York.

Fogiel, M. 1986. The Fluid Mechanics and Dinamics Problem Solver. REA. New York

Fox,W Robert. 1994. Introduction to Fluid Mechanics, Fourth edition.

John Willey and Ginting, Hendra S dan Netti Herlina. 2002. Tegangan Permukaan
Cairan Dengan Metode Drop Out Dan Metode Buble. USU. Sumatera Utara.

Haliday, D. 1996. Fisika 2. Erlangga. Jakarta.

Henry, Nasution. 2008. Mekanika Fluida Dasar. Bung Hatta University Press Padang

Karyono, Iwan Yudi. 2008. Analisa Aliran Berkembang. FT


UI. Jakarta. Munson Bruce. 2002. Fundamental of Fluid
Mechanics fourth edition.
Olson, R.M. and Wright, S.J. 1990. Dasar Mekanika Fluida Teknik. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Reynolds, William C. & Perkins, Henry C. 1987. Engineering Thermodynamics.
McGraw-Hill. New
York.
Soedradjat, S. 1983. Mekanika Fluida dan Hidrolika. Nova.
Bandung. Wihantoro. 2006. Fisika Dasar Universitas. Universitas Jenderal soedirman.
Purwokerto Sons. Inc White, F M. 1996. Fluid Mechanics. Mcgraw-Hill. New York

Anda mungkin juga menyukai