1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Hambatan
Fluida
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan masukan dan kritikan dari pembaca guna
menyempurnakan makalah ini kedepannya.
Dengan demikian,penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1.Latar Belakang.....................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah................................................................................2
1.3.Tujuan...................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................3
2.1. Konsep Tentang Fluida.......................................................................3
2.2. Sistem Dan Volume Atur.....................................................................5
2.3. Ananlisa Secara Diferensial Dan Inegral...........................................7
2.4. Deskripsi Euler Dan Lagrange............................................................9
2.5. Sistem Dimensi Dan Satuan.................................................................12
2.6. Konsep-Konsep Dasar Mekanika Fluida...........................................13
2.7. Statistika Fluida....................................................................................17
BAB III PENUTUP......................................................................................25
3.1. KESIMPULAN.....................................................................................
3.2. SARAN...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Fluida dikatakan statis, jika fluida tersebut diam atau bergerak dengan kecepatan
tetap. Pada fluida yang diam, tidak terjadi tegangan geser di antara partikel
partikelnya, dan untuk zat cair akan mempunyai permukaan horisontal dan tekanan
yang tetap. Apabila suatu benda berada di dalam zat cair yang diam, maka akan
mengalami gaya yang diakibatkan oleh tekanan zat cair. Tekanan tersebut bekerja
tegak lurus terhadap permukaan benda. Zat yang tersebar di alam dibedakan dalam
tiga keadaan (fase), yaitu fase padat, cair dan gas. Karena fase cair dan gas memiliki
karakter tidak mempertahankan sesuatu bentuk yang tetap, maka keduanya
mempunyai kemampuan untuk mengalir, dengan demikian keduanya disebut fluida.
Mekanika fluida adalah cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang perilaku
dari zatcair dan gas dalam keadaan diam ataupun bergerak. Pada mekanika fluida,
dipelajari perilaku fluida dalam keadaan diam (statistika fluida), di mana tidak
adanya tegangan geser yang bekerja pada partikel fluida tersebubt, dan fluida dalam
keadaan bergerak (dinamika fluida). Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air
dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir.
Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul dalam fluida jauh lebih kecil
dari ikatan molekul dalam zat padat, a kibatnya fluida mempunyai hambatan yang
relatif kecil pada perubahan bentuk karena gesekan. Zat padat mempertahankan
suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang besar diberikan
pada zat padat tersebut, zat padat tidak mudah berubah bentuk maupun volumenya,
sedangkan zat cair dan gas, zat cair tidak mempertahankan bentuk yang tetap, zat cair
mengikuti bentuk wadahnya dan volumenya dapat diubah hanya jika diberikan
padanya gaya yang sangat besar. Gas tidak mempunyai bentuk maupun volume
yang tetap,gas akan berkembang mengisi seluruh wadah. Karena fase cair dan gas
tidak mempertahankan suatu bentuk yang tetap, keduanya mempunyai kemampuan
untuk mengalir. Dengan demikian kedua – duanya sering secara kolektif disebut
sebagai fluida (Olson, 1990).
4
1.2.RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep Tentang Fluida?
2. Bagaimana Sistem dan Volume Atur?
3. Bagaimana Analisa Secara Diferensial dan Integral?
4. Bagaimana Deskripsi Euler dan Lagrange?
5. Bagaimana Sistem Dimensi dan satuan?
6. Bagaimana Konsep-konsep Dasar Mekanika Fluida?
7. Bagaimana Statistika Fluida?
1.3.TUJUAN
Memberikan pengertian dan pemahaman kepada mahasiswa tentang macam macam
fluida, ruang lingkup mekanika fluida, konsep konsep dasar, statika fluida, serta
pendekatan dengan mengembangkan pemodelan matematika dalam bentuk integral
untuk volume atur, dan analisa dimensi, keserupaan dan studi model.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Tentang Fluida
Fluida adalah zat alir adalah zat dalam keadaan bisa mengalir dan memberikan
sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Ada dua macam fluida yaitu
cairan dan gas. Salah satu ciri fluida adalah kenyataan bahwa jarak antara dua molekulnya
tidak tetap, bergantung pada waktu. Ini disebabkan oleh lemahnya ikatan antara molekul
yang disebut kohesi. Gaya kohesi pernah kita pelajari saat kita berada di bangku SMP
gaya kohesi sendiri tersebut adalah gaya tarik antar partikel sejenis.
Dalam kasus ini gaya kohesi antara molekul gas sangat kecil jika dibandingkan
gaya kohesi antar molekul zat cair. Ini mnyebabkan molekul-molekul gas menjadi relatif
bebas sehingga gas selalu memenuhi ruang. Sebaliknya molekul-molekul zat cair terikat
satu sama lainnya sehingga membentuk suatu kesatuan yang jelas meskipun bentuknya
sebagian ditentukan oleh wadahnya. Akibat yang lainnya adalah sifat kemampuannya
untuk dimampatkan. Gas bersifat mudah dimampatkan sedangkan zat cair sulit.
Gas jika dimampatkan dengan tekanan yang cukup besar akan berubah manjadi
zat cair. Mekanika gas dan zat cair yang bergerak mempunyai perbedaan dalam beberapa
hal, tetapi dalam keadaan diam ke duanya mempunyai perilaku yang sama dan ini
dipelajari dalam statika fluida. Fluida terbagi atas dua jenis, yakni fluida tak mengalir
(hidrostatika) dan flida mengalir (hidrodinamika). Penerapannya dalam peralatan
teknik di kehidupan sehari-hari saat ini banyak sekali contohnya dari mulai yang sangat
sederhana seperti pompa angin hingga sistem pengeboran minyak lepas pantai.
2.1.1. Fluida Statis
Fluida statis bermakna fluida atau zat alir yang tidak bergerak. Hal-hal yang
dibahas dalam Fluida statis ini yaitu mengenai massa jenis, tekanan zat cair,
hukum Pascal, tekanan hidrostatis, bejana berhubungan, hukum Archimedes,
gaya apung, tegangan permukaan, kapilaritas. Eksperimen yang dilakukan bisa
menghubungkan zat cair antar pipa yang berbeda luas dan penampang,
menentukan massa jenis benda, mengukur massa gas dalam ruang atau tabung,
bahkan bisa digunakan menentukan tekanan udara yang semakin meningkat ke
atmosfer. Satuan yang digunakan adalah satuan tekanan (pascal, N/m2, atmosfer,
psi), satuan volume (liter, dm>sup>3,m3, mililiter), satuan gaya (newton, dyne)
6
2.1.2. Fluida Dinamis
Fluida statis adalah fluida yang diam, sedangkan fluida dinamis adalah
fluida yang bergerak atau dalam hal ini fluida yang mengalir. Aliran fluida secara
umum bisa kita bedakan menjadi dua macam, yakni aliran lurus alias laminar dan
aliran turbulen. Aliran lurus bisa kita sebut sebagai aliran mulus, karena setiap
partikel fluida yang mengalir tidak saling berpotongan. Salah satu contoh aliran
laminar adalah naiknya asap dari ujung rokok yang terbakar. Mula-mula asap
naik secara teratur (mulus), beberapa saat kemudian asap sudah tidak bergerak
secara teratur lagi tetapi berubah menjadi aliran turbulen. Aliran turbulen
ditandai dengan adanya linkaran- lingkaran kecil dan menyerupai pusaran dan
kerap disebut sebagai arus eddy. Contoh lain dari aliran turbulen adalah pusaran
air. Ciri-ciri dari aliran fluida:
a. Aliran fluida bisa berupa aliran tunak (steady) dan aliran tak
tunak (non-steady). Maksudnya apa sich aliran tunak dan tak-
tunak,dikatakan aliran tunak jika kecepatan setiap partikel di suat u
titik selalu sama. Katakanlah partikel fluida mengalir melewati titik
A dengan kecepatan tertentu, lalu partikel fluida tersebut mengalir
dengan kecepatan tertentu di titik B. nah, ketika partikel fluida
lainnya yang nyusul dari belakang melewati titik A, kecepatan
alirannya sama dengan partikel fluida yang bergerak mendahului
mereka. Hal ini terjadi apabila laju aliran fluida rendah alias
partikel fluida tidak kebut-kebutan. Contohnya adalah air yang
mengalir dengan tenang. Lalu bagaimanakah dengan aliran tak-
tunak ? aliran tak tunak berlawanan dengan aliran tunak. Jadi
kecepatan partikel fluida di suatu titik yang sama selalu berubah.
Kecepatan fluida di titik yang berbeda tidak sama.
b. Aliran fluida bisa berupa aliran termampatkan (compressible) dan
aliran tak-termapatkan (incompressible). Jika fluida yang mengalir
mengalami perubahan volum (atau massa jenis) ketika fluida
tersebut ditekan, maka aliran fluida itu disebut aliran termapatkan.
Sebaliknya apabila jika fluida yang mengalir tidak mengalami
perubahan volum (atau massa jenis) ketika ditekan, maka aliran
fluida tersebut dikatakan tak termampatkan. Kebanyakan zat cair
7
yang mengalir bersifat tak-termampatkan.
c. Aliran fluida bisa berupa aliran berolak (rotational) dan aliran tak
berolak (irrotational). untuk memahaminya dengan mudah, dirimu
bisa membayangkan sebuah kincir mainan yang dibuang ke dalam
air yang mengalir. Jika kincir itu bergerak tapi tidak berputar,
maka gerakannya adalah tak berolak. Sebaliknya jika bergerak
sambil berputar maka gerakannya kita sebut berolak. Contoh lain
adalah pusaran air.
d. Aliran fluida bisa berupa aliran kental (viscous) dan aliran tak
kental (non-viscous). Kekentalan dalam fluida itu mirip seperti
gesekan pada benda padat. Makin kental fluida, gesekan antara
partikel fluida makin besar. Mengenai viskositas alias kekentalan
akan kita kupas tuntas dalam pokok bahasan tersendiri.
2.1.3. Terapan Fluida Dalam Kehidupan
Manfaat dan terapan fluida baik fluida statis maupun fluida dinamis bagi
kehidupan sangat banyak antara lain yang sering digunakkan dongkrak hidrolik, pompa
hidrolik ban sepeda, mesin hidrolik, rem piringan hidrolik, hidrometer, kapal laut, kapal
selam, balon udara, karburator, sayap pesawat terbang. Berikut ini adalah penjelasan
mengenai penerapan- penerapan fluida di atas: Dongkrak Hidrolik Prinsip kerja
dongkrak hidrolik adalah penerapan dari hukum Paskal yang berbunyi tekanan yang
diberikan pada zat cair di dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah.
Tekanan yang kita berikan pada pengisap yang penampangnya kecil diteruskan oleh
minyak (zat cair) melalui pipa menuju ke pengisap yang penampangnya besar. Pada
pengisap besar dihasilkan gaya angkat yang mampu menggangkat beban
8
mesin-mesin termal yang banyak dipergunakan di industri, baik sebagai bagian dari
instalasi mesin pembangkit tenaga dan/atau mesin-mesin pendingin.
Kinerja instalasi industri, baik itu daya yang dihasilkannya maupun efisiensi
pemakaian energi bahan bakar, sangat bergantung kepada performance sistem-sistem
termalnya sehingga upaya perbaikan sistem merupakan hal yang sangat penting. Untuk
dapat memberikan kontribusi terhadap upaya-upaya tersebut diperlukan kemampuan
penerapan konsep volume atur dan analisis termodinamikanya.
Suatu sistem yang kadang-kadang juga disebut benda bebas atau bendaterisolasi,
didefinisikan sebagai kumpulan zat sebarang yang mempunyai identitastetap. Segala
sesuatu yang ada di luar sistem disebut lingkungan. Batas dari sistem didefinisikan
sebagai suatu permukaan, yang dapat berbentuk riil atau imaginer yang memisahkan
sistem dari lingkungannya.
Melalui penggunaan gagasan sistem kita memusatkan perhatian kita padabenda
atau zat dan mengamati interaksi antara sistem dan lingkungannya. Sebagai contoh kita
perhatikan hukum Newton yang kedua: F=m a. Dalam definisi ini F adalah gaya
resultan yang diadakan oleh lingkungan padasistem, m adalah massa sistem dan a
adalah vektor percepatan yang dialami oleh titik pusat massa sistem. Langkah yang
pertama dalam menetapkan hukum kekekalanmassa, kekekalan momentum, kekekalan
energi dan hukum termodinamika yang kedua dalam bentuknya yang elementer adalah
dengan mendefinisikan suatu sistem.Tanpa langkah ini apa yang dinamakan gaya, massa,
panas, kerja, dan sebagainyaakan kabur artinya sampai apa yang dinamakan sistem
didefinisikan dengan jelas.
Fluida sangat mudah bergerak, dan karena itu agak sukar untuk menganalisabatas
dan sistem fluida untuk waktu yang agak lama. Hal yang demikian kita jumpaidalam
mesin turbo, dimana proses yang rumit berlangsung dan dimana partikel fluidayang
berbeda yang melalui mesin mengalami sejarah yang berbeda. Karena itu, untuk
fluida yang bergerak lebih mudah bila kita menggunakan suatu konsep lain,
dimanayang kita perhatikan adalah suatu volume dalam ruang yang tertentu, yang
dilalui olehaliran fluida, dan bukan fluida yang mempunyai partikel dengan identitas
tetap.
2.2.1. Volume Atur
Dengan pemikiran di atas kita definisikan volume atur sebagai volume yang
sebarang, yang kedudukannya tetap di dalam ruang dan fluida mengalir di
9
dalamnya.Identitas dari fluida yang memenuhi volume atur berubah dengan waktu.
Permukaanyang mengelilingi volume atur disebut permukaan atur, yang berhubungan
tunggal(singly connected) atau berhubungan majemuk (multiply connected). Kadang-
kadang kita gunakan volume yang ukurannya infinitesimal (kecil sekali), kadang-
kadang volume yang ukurannya tertentu, pemilihan ini didasarkan atas hasil yang
diinginkan.
2.3. Analisa Secara Diferensial dan Integral
2.3.1. Diferensial adalah turunan fungsi f adalah fungsi lain f’(dibaca faksen) yang
nilainya pada sembarang bilangan c adalah: asalkan limitnya ada disebut turunan.
2. Diferensial Parsial
Persamaan diferensial mengandung satu atau lebih fungsi (peubah tak bebas)
beserta turunannya terhadap lebih dari satu peubah bebas. Kebanyakan
permasalahan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dapat direpresentasikan
dalam bentuk persamaan diferensial parsial. Persamaan tersebut merupakan laju
perubahan terhadap dua atau lebih variable bebas yang biasanya adalah waktu
dan jarak (ruang).Bentuk umum persamaan diferensial order 2 dan dua dimensi
adalah:
10
dengan a, b,c, d, e, f dan g merupakan fungsi dari variable x dan y dan variable
tidak bebas φ.
2.3.2. Analisa Integral
Proses mengintegralkan suatu fungsi merupakan kebalikan turunan atau
derivatif. Suatu fungsi f(x) dapat kita turunkan menjadi:
Apabila kita ingin mencari suatu fungsi f(x) dari turunan atau derivatifnya,
maka
dinamakan integral. Beberapa fungsi yang sering digunakan beserta integral
fungsi dapat dilihat pada tabel:
Contoh
11
Beberapa sifat trigonometri yang perlu diingat:
12
Ada dua cara dalam menerangkan gerak fluida atau bentuk persamaan medan
dalam fluida, yaitu metode Lagrange dan metode Euler. Perbedaannya terletak
pada cara penentuan kedudukan dalam medan, yang satu bersangkutan dengan
apa yang terjadi pada partikel fluida dengan identitas tetap selama waktu yang
tertentu, bagaimana lintasannya, berapa besar kecepatan dan percepatannya.
2.4.1. Deskripsi Lagrange
Metode lagrange yang bersangkutan dengan partikel fluida dengan identitas
letap. Dalam meode ini, variabel seperti lintasan, kecepatan, percepatan dan variabel
fisika lainya untuk partikel fluida dengan identitas tetap. Koordinat (x,y, z) adalah
koordinat dari elemen fluida, dan karena elemen fluida yang ditinjau identitasnya tetap
dan bergerak pada lintasannya, maka koordinat tersebut tergatung pada waktu. Dengan
kata lain koordinat tersebut merupakan variabel dependen dalam bentuk Lagrange. Suatu
elemen fluida dikenali dari kedudukannya medan fluida pada suatu waktu sebarang.
Yang biasanya dipilih sebagai t =0. Gerak dari partikel fluida ini tertentu bila kita
ketahui persamaan kedudukannya terhadap waktu. Jadi jika r menyatakan
kedudukan suatu partikel fluida dengan identitas tetap, maka:
R = r (a, b,
c, t)
Ata
u
X = x (a, b,
c, t) Y = y
(a, b, c, t) Z
= z (a, b, c, t)
Kita pertimbangkan kasus yang sama, sebuah mobil yang berjalan dari
Jakarta ke Bandung. Namun kali ini pengamatnya berbeda, anggap ada seorang
polisi di sebuah pos polisi diantara Jakarta-Bandung.
Polisi ini ingin mengetahui kecepatan si mobil tadi yang akan lewat di pos
polisi yang dia jaga. Pertama2, kita harus tahu letak kantor pos polisi
14
sebesar . Disini kecepatan mobil yang ingin dicari
adalah pada posisi tertentu, sehingga tentunya posisi akhir mobil dan titik
pengamatan, belum tentu berada pada satu titik yang sama.
Kesimpulannya, dalam deskripsi Euler, yang kita amati adalah besaran
pada suatu titik tertentu yang kita tentukan. Dengan menggunakan deskripsi ini,
posisi pengamat adalahfixed (tidak berpindah-pindah).
2.5. Sistem Dimensi dan satuan
Dimensi adalah ukuran untuk menyatakan peubah fisika secara kuantitatif.
Satuan adalah suatu cara khusus untuk mengaitkan sebuah bilangan dengan
dimensi kuantitatif. Jadi, panjang adalah suatu dimensi yang dapat dikaitkan
dengan peubah-peubah seperti jarak, pergeseran, lebar, simpangan, dan
ketinggian. Meter atau inci keduanya merupakan satuan numeris untuk
menyatakan panjang.
Sistem satuan senantiasa berbeda-beda dari satu negara ke negara lain,
walaupun kesepakatan internasional telah dicapai. Pada mulanya banyak
dipakai satuan Inggris, karena terlalu banyak menggunakan faktor konversi,
maka dianggap rumit dan tidak praktis.
Pada tahun1872 suatu pertemuan internasional di Perancis mengusulkan
suatu perjanjian yang disebut Konvensi Metrik, yang ditandatangani oleh 17
negara. Konvensi Metrik merupakan perbaikan atas sistem Inggris, yaitu
dengan memperkenalkan sistem desimal. Masalah tetap ada, sebab beberapa
negara yang sudah menggunakan sistem metrik pun masih menggunakan sistem
Inggris untuk satuan-satuan tertentu, contohnya kalori padahal seharusnya
joule, kilopond padahal seharusnya newton, dan sebagainya.
Konferensi umum tentang timbangan dan ukuran diselenggarakan pada
tahun 1960 untuk membakukan sistem metrik. Konferensi ini mengusulkan
Sistem Satuan Internasional (SI), seperti yang selama ini kita pakai.
(Soedradjat, 1983)
Menurut (Wihantoro, 2006) Di dalam mekanika fluida hanya ada
empat dimensi pokok. Semua dimensi lainnya dapat diturunkan dari keempat
dimensi pokok ini. Dimensi pokok itu ialah massa, panjang, waktu dan suhu.
15
Dimensi–dimensi ini disajikan dalam Tabel 1.1
...................................................................................
............(2.1) Dimana: tegangan geser yang
dihasilkan oleh fluida
viskositas fluida-sebuah konstanta proporsionalitas
........................................................... (2.2)
17
Xj = koordinat berarah jth
Jika suatu fluida tidak memenuhi hubungan ini, fluida ini disebut fluida
non-Newtonian. Dimana fluida non-Newtonian viskositasnya akan
berubah bila terdapat gaya yang bekerja pada fluida (seperti
pengadukan).
2.6.2. Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan cairan (γ) adalah kerja yang dilakukan untuk memperluas
permukaan cairan dalam satuan luas. Menurut Ginting (2002), Tegangan
permukaan cairan dapat diukur dengan cara:
1. cara drop out
2. cara buble pressure
3. tensiometer
4. cara capilary rise
18
b. Aliran Tidak Tunak (unsteady)
Suatu aliran dimana terjadi perubahan kecepatan terhadap waktu.
2.6.3.1.Tipe-Tipe Aliran
Bilangan Reynolds merupakan bilangan yang tak berdimensi yang dapat
membedakan suatu aliran dinamakan laminer, transisi dan turbulen.
b. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminer ke aliran turbulen.
Keadaan peralihan ini tergantung pada viskositas fluida, kecepatan dan lain-lain
yang menyangkut geometrii aliran dimana nilai bilangan Reynoldsnya antara
2300 sampai dengan 4000 (2300<Re<4000) .
19
Gambar 3. Aliran Transisi
c. Aliran Turbulen
Aliran turbulen didefinisikan sebagai aliran yang dimana pergerakan dari
partikel-partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran
serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar
momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang
besar. Dimana nilai bilangan Renoldsnya lebih besar dari 4000 (Re>4000).
20
Guna menunjukkan hal ini, kita memperhatikan suatu benda bebas kecil
yang berbentuk baji dengan lebar satuan di titik (x,y) dalam fluida yang tidak
bergerak. Karena tidak dapat terjadi gaya geser, maka gaya-gaya yang ada
hanyalah gaya-gaya permukaan normal dan gaya berat, mk persamaan-persamaan
gerakan dalam arah x dan y masing-masing adalah :
Dimana Px, Py,Pa adalah tekanan rata-rata pada ketiga permukan, y ialah
berat jenis fluida, p kerapatannya, dan ax, ay percepatan. Bila diambil limitnya
bila benda bebas tersebut diperkecil mendekati ukuran nol dengan membuat
permukaan miringnya mendekati (x,y) sambil mempertahan sudut θ yang sama
dan bila kita menggunakan hubungan geometri.
Suku terakhir persamaan yang kedua adalah kecil tak hingga dengan
orde dengan kekecilan yang tinggi dan dapat diabaikan. Bila persamaan-
persamaan di atas dibagi masing- masin dengan oy dan ox maka persamaan-
persamaan tersebut dapat digabungkan:
Ps=Px=Py……………………………………………………………………………
…………………….2.1
Karena sudut θmerupakan sembarang sudut, maka persamaan ini membuktikan
bahwa tekanan adalah sama dalam semu arah disuatu titik dalam fluida static.
Walaupun pembuktian tersebut dilaksanakan untuk kasus dua dimensi, namun
dapat dibuktikan bagi kasus tiga dimensi dengan persamaan-persamaan
21
keseimbangan untuk sebuah bidang empat kecil fluida dengan tiga maka dalam
bidang-bidang koordinat dan muka keempat miring sembarang.
Jika fluida bergerak sedemikian hingga satu lapisan bergerak relative
terhadap lapisan yang berdekatan, terjadilah tegangan-tegangan besar, dan
tegangangan normal disuatu titik rata rata sembarang tiga tegangan tekan
yang saling tegak lurus disuatu titik.
2.7.2. Persamaan Dasar Statika Fluida
Gaya-gaya yang bereaksi pada suatu elemen fluida dalam keadaan diam
(,Gb.2.2.) terdiri dari gaya-gaya permukaan (surface forces) dan gaya-gaya
badan (body forces). Dengan gaya berat sebagai satu-satunya gaya-gaya
badan yang bereaksi, dengan mengambil sumbu y vertical ke atas maka gaya
tersebut adalah –y∂x∂∂z dalam arah y dengan tekanan p dipusatnya (x,y,z)
gaya yang beraksi terhadap sisi yang tegak lurus terhaap sumbu y dan yang
terdekat dengan titik nol adalah kurang-lebih.
Dimana ∂y ialah jarak dari pusat ke muka yang tegak lurus terhadap y. dengan
menjumlahkan gaya-gaya yang bereaksi terhadap elemen tersebut dalam arah y
kita mendapat
22
Untuk arah x dan z, karena tiadanya gaya badan yang beraksi,
Jika elemen tersebut diperkecil mendekati ukuran nol, setelah dibagi dengan
rumus tersebut menjadi eksak
23
Inilah gaya resultante per volume satuan disuatu titik, yang harus disamakan
dengan nol untuk fluida dalam keadaan diam. Besaran yang dalam kurung
adalah gradient yang disebut V (del), pasal 8.2,
Dan gradient negative p, -Vp, adalah medan vector f untuk gaya tekanan
permukaan per volume satuan,
F = -Vp (2.4.
Maka hokum statika fluida tentang variasi tekanan )
adalah F-jy = 0 (2.5.)
Bagi fluida tak viskos yang bergerak, atau suatu fluida yang bergerak
sedemikian hingga tegangan gasar di mana-mananol, hokum newton yang kedua
berbentuk
f-jy = pa
(2.6.)
dengan a percepatan elem fluida tersebut f –jy adalah resutante gaya fluida
apabila gaya berat adalah satu stunya gaya badan yang bereaksi. Dalam bentuk
komponen, pers (2.6.) menjadi
25
dengan
:
p = tekanan
(N/m2)
F = gaya
(N)
A = luas
(m2)
Berdasarkan persamaan (3.1), jika tekanan pada suatu luasan diketahui, maka
gaya tekanan yang bekerja pada luasan tersebut adalah:
Tekanan dapat dinyatakan dengan mengacu kepada sembarang datum. Datum yang
lazim ialah nol absolut (nol mutlak) dan tekanan atmosfer 10kal.Bila suatu tekanan
dinyatakan sebagai beda antara nilainya dan hampa sempurna, maka tekanan tersebut
dinamakan tekanan absolut. Bila tekanan itu dinyatakan sebagai beda antara nilainya
dan tekanan atmoster lokal. maka tekanan tersebut dinamakan tekanan relative Gambar
2.3 melukiskan data serta hubungan autara:satuan-satuan ukuran tekanan yang lazim.
Tekanan atmosfer standar adaIah takanan rata-rata pada permukaan Jaut, 29,92
inch H.
Tekanan yang dinyatakan dalam panjang kolom suatu cairan adalah setara
dengan gaya pcrluas satuan di dasar kolom itu. Hubungan untuk perubahan tekanan
terhadap ketinggian dalam suatu cairan p = 'Yh. menunjukkan hubungan antara tinggi
tekan h.dalam panjang kolom fluida dengan berat jenis 'Y,dan tekanan p. Satuan
tekanan p dalam pascal, 'Y dalam newton per meter kubik, dan h daIam meter. Dengan
berat jenis setiap cairan yang dinyatakan dalam jenisnya S kali berat jenis air. Sehingga
dapat ditulis :
26
Dalam gambar 2-3 kita dapat menempatkan suatu tekanan pada diagram,
yang menunjukkan hubungannya dengan nol absolut dan dengan tekanan atmosfir
lokal. Jika titik yang bersangkutan berada di bawah garis tekanan-atmosfir lokal
dan ditunjuk terhadap datum (acuan) relatif, maka tekanan yang bersangkutan
disebut negatif, hisap atau hampa. Perlu diperhatikan bahwa:
27
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Fluida adalah suatu bentuk materi yang mudah mengalir misalnya zat cair dan
gas.sifat kemudahan mengalir dan mampu untuk menyesuaikan dengan tempatnya
merupakan aspek yang membedakan fluida dengan cat benda tegar
Dalam kehidapan sehari hari,dapat ditemukan aplikasi Hukum Bernoulli yang sudah
banyak diterapkan pada sarana dan prasana yang menunjang kehidupan manusi massa kini
seperti untuk menentukan gaya angkat pada sayap dan badan pesawat terbang,penyemprot
parfum,penyemprot racun dan lain sebagainya.
3.2. SARAN
1) Semoga penerapan fluida dapat di terapkan dalam kehidupan sehari hari
semaksimal mungkin
2) Bagi masyarakat semoga dapat memanfaatkan penerapan fluida dengan baik
3) Bagi masyarakat haruslah memahami fluida dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
Bruce R. Munson & Donald F. Young . 2005. Mekanika Fluida, Jilid 1.
Jakarta. Erlangga. Cengel, Yunus A. & Boles, Michael A. 2007.
Thermodynamics: An Engineering Approach.
McGraw-Hill. New York.
Fogiel, M. 1986. The Fluid Mechanics and Dinamics Problem Solver. REA. New York
John Willey and Ginting, Hendra S dan Netti Herlina. 2002. Tegangan Permukaan
Cairan Dengan Metode Drop Out Dan Metode Buble. USU. Sumatera Utara.
Henry, Nasution. 2008. Mekanika Fluida Dasar. Bung Hatta University Press Padang