Anda di halaman 1dari 2

MODUL

PEMUAIAN ZAT PADAT

A. Tujuan praktikum
 Memahami adanya pemuaian zat padat apabila temperaturnya dinaikkan.
 Menentukan besarnya pemuaian pada zat padat yang berlaian jenis dengan
ukuran yang sama jika temperaturnya dinaikkan.

B. Pendahuluan
Pemuaian zat padat adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan
suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian pada zat padat
ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volume. Pemuaian panjang
adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor, pada pemuaian
panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil jika dibandingkan dengan muai panjang benda
tersebut, sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada atau bisa diabaikan. Pemuaian panjang
suatu benda dipengaruhi oleh panjang awal benda tersebut, koefisien muai panjang sendiri
dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan yang digunakan. Nilai koefisien muai panjang
besi dan tembaga menurut standar internasional adalah sebesar 1.2x10-5/°C dan 1.7x10-5/°C
(Joseph, 1978 :197). Ketika sebuah benda mengalami pemanasan, volumenya selalu meningkat
dan setiap dimensi meningkat bersamaan. Pada tingkat mikroskopis kita dapat menentukan
sebuah ketepatan antara hubungan panjang pada obyek dengan perubahan suhu, penambahan
pada ukuran dapat dipahami pada istilah peningkatan energi kinetik akibat setiap molekul
bertubrukan sangat kuat dengan molekul disebelahnya. Molekul-molekul berhasil mendorong
satu sama lain sampai terpisah dan mengembangkan benda (Joseph, 1978 : 198). Jika
temperatur benda padat dinaikkan maka benda padat tersebut akan memuai. Dapat diamati dari
sebuah batang logam yang memiliki panjang [L] dan pada suhu atau temperatur [T] tertentu.
Jika temperatur atau suhunya berubah maka perubahan panjang akan sebanding dengan
perubahan suhu dan panjang mula-mula. Pernyataan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Δ𝐿 = 𝛼 𝐿𝑜 Δ𝑇

dengan ΔL adalah perubahan panjang, Lo adalah panjang mula-mula, ᾳ adalah koefisien


pemuaian panjang, dan ΔT adalah perubahan pada suhunya ( Tippler, 1998 : 368 ) Koefisien
pemuaian panjang biasanya dihitung berdasarkan persamaan empiris antara rapat massa dan
suhu pada tekanan konstan. Jika metode ini tidak memungkinkan digunakan metode optik yang
melibatkan faktor intenferensi cahaya koefisien muai panjang tidak bebas dari pengaruh
perubahan dari tekanan. Suatu zat padat atau zat cair mengalami perubahan volume apabila
suhunya berubah sebesar dt, karena skala derajat kelvin dan skala derajat celcius merupakan
selang suhu yang sama harganya. Lambang koefisien pemuaian panjang adalah ᾳ, koefisien
pemuaian panjang (linear) besarnya diukur dengan memakai Iner Vero Meter ( Zemansky,
1999 : 387 )

C. Alat dan Bahan


1. Penjepit Logam
2. Skala penunjuk perubahan panjang
3. Termometer
4. Selang
5. Ketel uap dengan pipa karet penyambung
6. Kompor listrik
7. Batang logam
8. Air biasa

D. Langkah-langkah percobaan
1. Memasangkan logam besi dengan mencatat panjang mula-mula dan mengukur
suhu awal pada penjepit logam.
2. Memasang logam besi dengan selang yang menghubungkan pada ketel uap.
3. Menghubungkan bagian tengah besi pada bagian ujung dari thermometer.
4. Memasangkan ketel uap hingga air memuai dan menggerakkan jarum pada skala
penunjuk perubahan panjang.
5. Mengamati jarum yang bergerak hingga mencapai angka maksimum serta suhu
akhir yang dihasilkan dan mencatat hasilnya.
6. Mencatat perubahan panjang dan perubahan suhu dari batang logam besi.
7. Menghitung koefisien pemuaian panjang dari logam besi dengan menggunakan
rumus yang telah ada.
8. Melakukan percobaan 1 sampai 7 pada batang logam tembaga.

E. Tabel Pengamatan
Perubahan Suhu
Jenis Panjang Panjang Suhu Perubahan
No panjang akhir
Logam awal (Lo) akhir (L1) Awal (To) Suhu (ΔT)
(ΔL) (T1)

Anda mungkin juga menyukai