Anda di halaman 1dari 44

Contoh 1

MUAI PANJANG BENDA PADAT


LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MUAI PANJANG BENDA PADAT

Di Susun Oleh :

Kelas D

Kelompok 6

Anggota :

1. 1. Roudhatul Jannah (D1B012035)


2. 2. Uca Adhitya Sihotang (D1B012036)
3. 3. Andi Kurniadi (D1B012037)
4. 4. Ismail (D1B012040)
5. 5. Gusti Yuvirsa (D1B012041)
6. 6. Eko Hadi Susanto (D1B012043)
7. 7. Burju A Silaban (D1B012044)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2013

MUAI PANJANG BENDA PADAT


1. TUJUAN

Menentukan koefisien muai panjang beberapa jenis logam.

1. ALAT DAN BAHAN

- Moechen broek

- Lampu Spiritus

- Mistar

- Termometer

- Serbet

- Penjepit

- Kuningan

- Batang Aluminium

- Korek Api

1. PRINSIP TEORI

Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau
bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu
pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat gas. Koefisien muai panajang suatu benda
adalah perbandingan antara pertambahan panjang terhadap panjang awal benda persatuan
kenaikan suhu . Jika suatu benda padat dipanaskan maka benda tersebut akan memuai kesegala
arah,denagn kata lain ukuran panjang bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena
menerima kalor.alat untuk membandingkan muai panjang dari berbagai logam adalah maschen
brock.ketika tiga batang logam yang berbeda jenis (tembaga,almunium,besi) dan sama panjang
walaupun panjang dari ketiga logam sama dengan mengalami kenaikan suhu yang sama.tetapi
pertambahan panjangnya berbeda.

Pada umumnya benda yang berwujud akan bertambah panjangnya dengan meningkatnya suhu ,
seperti batangan besi, alumunium dan sebagainya. Bila sebantang logam pada suhu t1
mempunyai panjang L0, maka akibat dipanaskan suhu menjadi t2 panjang akan bertambah
menjadi Lt. Rumus umum untuk muai panjang dapat dinyatakan sbb:

Lt=L0 (1+α ∆t)

α= koefisien muai panjang


∆t= perbedaan suhu akhir dan awal

Jika kita ingin mengetahui pertambahan panjang benda padat (logam) akibat kenaikan suhu
dimana koefisien muai panjang (α) dapat diketahui dan digunakan rumus:

∆L=L0 α. ∆t

1. PROSEDUR PERCOBAAN

a) Menyiapkan alat-alat serta perlengkapan lainnya dalam keadaan bersih dan kering

b) Menguku panjang masing-masing logam (L0) yang ingin dipanaskan dan letakkan pada alat
moeschen broek.

c) Mencatat berapa suhu kamar ataupun logam tersebut sebagai suhu awal (t1)

d) Menyalakan lampu spiritus, dimana pada masing-masing logam telah ditempelkan


termometer untuk mengontrol suhu sebagai pertambahan panjang (∆L) logam

e) Mengamati skala pada alat disaat telah menunjukkan 400 dan 550 C (t2)

f) Mengulangi prosedur a sampai e sebanyak 3x

g) Membuat hasil pengamatan pada table

1. DATA PENGAMATAN

Pembacaan Skala ( 10-3 mm)


No Obyek L0(cm) T1(0C) T2(0C)
Ulangan 1 Ulangan 2
400 0,004 0,005
0
1 Aluminium 203 33
550 0,012 0,013
400 0,008 0,007
2 Kuningan 208 330
550 0,013 0,014

1. KOEFISIEN MUAI PANJANG MASING-MASING LOGAM


1. ALUMINIUM
2. T2 = 400
Diket: Lt = 203,004 mm Lt = 203,005 mm

L0 = 203 mm L0 = 203 mm

∆t = 70 C ∆t = 70 C

Jawab: Lt = L0 . α . ∆t : Lt = L0 . α . ∆t

203,004 = 203. α . 70 203,005 = 203. α . 70

203,004 = 1421. Α 203,005 = 1421. α

α= α=

α = 0,142 °c α = 0,142 °c

α = 142 × 10 -3/°C α = 142 × 10 -3/°C

1. T2= 55°

Diket: Lt = 203,012 mm Lt = 203,013 mm

L0 = 203 mm L0 = 203 mm

∆t = 220 C ∆t = 220 C

Jawab: Lt = L0 . α . ∆t : Lt = L0 . α . ∆t

203,012 = 203. α . 220 203,005 = 203. α . 220

203,012 = 4466. α 203,005 = 4466. α

α= α=

α = 0,045 °c α = 0,045 °c

α = 45 × 10 -3/°C α = 45 × 10 -3/°C
1. KUNINGAN
2. T2 = 400

Diket: Lt = 208,008 mm Lt = 208,007 mm

L0 = 208 mm L0 = 208 mm

∆t = 70 C ∆t = 70 C

Jawab: Lt = L0 . α . ∆t : Lt = L0 . α . ∆t

208,008 = 208. α . 70 208,007 = 208. α . 70

208,008 = 1456. Α 208,007 = 1456. α

α= α=

α = 0,142 °c α = 0,142 °c

α = 142 × 10 -3/°C α = 142 × 10 -3/°C

1. T2= 55°

Diket: Lt = 208,013 mm Lt = 208,014 mm

L0 = 208 mm L0 = 208 mm

∆t = 220 C ∆t = 220 C

Jawab: Lt = L0 . α . ∆t : Lt = L0 . α . ∆t

208,013 = 203. α . 220 208,014 = 208. α . 220

208,013 = 4576 . α 208,014 = 4576. α

α= α=
α = 0,045 °c α = 0,045 °c

α = 45 × 10 -3/°C α = 45 × 10 -3/°C

1. Membandingkan hasil yang diperoleh dengan muai panjang yang ada pada literatur

Berdasarkan pada literatur,pemuaian yang terjadi pada zat padat dapat berupa muai panjang ,
muai luas, atau muai volume, pemuai juga tergantung dari jenis bahannya ( zat ). Dari hasil
perhitungan, koefisien muai panjang aluminium dan kuningan mempunyai koefisien yang sama,
karena hasil yang didapat pada suhu 40° pada aluminium sama dengan hasil yang didapat pada
suhu 40° pada kuningan. Begitu keduanya pula pada suhu 55°.

1. KESIMPULAN

Berdasarkan pratikum yang telah dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa,
bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran
suatu benda karena menerima kalor.Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat,
zat cair, dan zat gas. Setiap zat padat yang dipanaskan akan memuai dan pemuaian yang terjadi
pada zat padat adalah pemuaian panjang, meskipun pada pemuaian pada zat padat ada nilai lebar
dan tebal itu pun sangat kecil sehingga lebar dan dan tebal dianggap tidak ada. Pemuaian
panjang utamanya pada zat padat, yang terjadi bukan pemuain volume, melainkan pemuaian
panjang. Pemuaian panjang suatu benda juga dipengaruhi oleh beberpa faktor yaitu panjang awal
benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu benda
sendiri di pengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan.

Pancasila

Fungsi dan peranan Pancasila meliputi:


1. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
2. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
3. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
4. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia
5. Pancasila sebgai perjanjian luhur Indonesia
6. Pancasila sebagai pandangan hidup yang memepersatukan bangsa Indonesia
7. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
8. Pancasila sebagai moral pembangunan
9. Pembanguna nasional sebagai pengamalan Pancasila
Pancasila 2

Makalah Pendidikan Kewarga Negaraan

MAKALAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
TENTANG
PERANAN PANCASILA DALAM MASYARAKAT

: DISUSUN OLEH

NAMA : ZULHAIDI
PROGRAM STUDI TEHNIK ENERGI TERBERUKAN [ TET]

PPPTK PERTANIAN[VEDCA CIANJUR]

JOIN PROGRAM POLITEKNIK NEGERI JEMBER

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan
kepada junjungan alam Nabi besar MUHAMAD SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Berkat kudrat
dan iradat-Nya akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang “PERANAN
PANCASILA DALAM MASYARAKAT” ini.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Program Studi D
4 PPPPTK PERTANIAN CI ANJUR
semeatar Pertama

Dalam kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada semua teman-teman yang telah memberikan bantuan, dorongan, bimbingan dan
arahan kepada penyusun makalah ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan tersebut saya sampaikan kepada :

1.DOSEN PEMBIMBING

2.MUHLIS AZANDI

3.JUMAHIR

4.DWI ROSYANTO

Dalam makalah inisaya menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik
guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi saya dan para pembaca pada umumnya.

Cianjur, 20 november 2011

Penyusun :

zulhaidi
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ……………………........

A. Latar Belakang ………..…………………………


B. Pengertian ..………………………….... ..................
C.Metode ...……………………………. ........................
D.Maksud dan Tujuan....................................................

BAB II PERMASALAHAN …………………………


1.Penertian pancasila ditinjau dari fungsinya
A.Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
B.Pancasila sebagai dasar negara republik Indonesia
C.Pancasila sebagai idiologi bangsa dan negara Indonesia

2Hubungan Pancasila dengan UUD 1945

BAB III ………………………………

Kesimpulandan Saran …………………………

DAFTAR PUSTAKA ……………………………


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pancasila adalah nilai-nilai kehidupan Indonesia sejak dulu sampai saat ini. Berdasarkan hal tersebut
terdapat perbedaan antara masyarakat Indonesia dengan masyarakat lain. Nilai-nilai kehidupan tersebut
mewujudkan amal perbuatan dan pembawaan serta watak orang Indonesia. Dengan kata lain
masyarakat Indonesia mempunyai ciri sendiri, yang merupakan kepribadiannya.
Dengan nilai-nilai pulanglah rakyat Indonesia melihat dan memecahkan masalah kehidupan ini untuk
mengarahkan dan mempedomani dalam kegiatan kehidupannya bermasyarakat. Demikianlah mereka
melaksanakan kehidupan yang diyakini kebenaranya. Itulah pandangan hidupnya karena keyakinan yang
telah mendarah daging itulah maka pancasila dijadikan dasar negara serta ideologi negara. Itulah
kebulatan tekad rakyat Indonesia yang ditetapkan pada Tanggal 18 agustus 1945 melalui panitia
persiapan kemerdekaan Indonesia. Kesepakatan bersama tersebut sipatnya luhur, tiada boleh diganti
ataupun diubah. Masyarakat pancasila pulalah yang hendak kita wujudkan, artinya suatu masyarakat
Indonesia modern berdasarkan nilai luhur tersebut.
Untuk mewujudkan masyarakat pancasila, diperlukan suatu hukum yang berisi norma-norma, aturan-
aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati oleh setiap warga negara
Indonesia. Hukum yang dimaksud yaitu UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis dinegara kita.

B. Pengertian

Pancasila sebagai dasar nagara Rebublik indonesia di tetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945, sebagai
dasar nagara, maka nilai-nilai kehidupan bernegara dan berpemerintahan sejak saat itu haruslah
berdasarkan pada pancasila.
Pancasila dapat diartikan secara etimologis dan secara termonomologis. Secara etimologis kata
pancasila berasal dari bahasa sangsakerta yang mempunyai arti “panca” artinya “lima” dan “sila”
artinya “alas” dasar” (Moh Yamin). Perkataanpancasila mula-mula digunakan di dalam masyarakat india
yang beragama budha, yang mengartikan lima aturan yang harus ditaati penganutnya. Sisa pengaruh
pengertian pancasila menurut pengamat budha itu masih di kenal di masyarakat jawa, dengan di kenal 5
M, yaitu dilarang: Mateni (membunuh), Maling, wadon (berjina), mabuk dan main.
Secara termologis istilah Pancasila artinya lima dasar atau lima alas, untuk nama dasar negara kita RI,
istilah ini mulai di usulkan oleh Bung Karno dalam sidang BPUPKI tanggal 1 juni 1945 sebagai dasar
negara RI dan baru disahkan pada sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945.

C. Metode
Dalam penyusunan makalah ini, saya mengunakan metode analisis dan penelaahan literature yang
dinilai cukup efektif dalam memperoleh data dan fakta-fakta yang selanjutnya saya
tanggapi.sehubungan dengan relevensinya pada saat ini yang ternyata ditemukan beberapa
kejanggalan-kejanggalan dan penggeseran nilai-nilai luhur Pancasila karena pengaruh perkembangan
zaman.

D. Maksud Dan Tujuan

Dengan ditulisnya makalah ini saya berharap dapat sedikit membantu memberikan gambaran bahwa
tujuan mempelajari pancasila adalah untuk mempelajari pancasila yang benar mengamalakan pancasila
dan mengamalkan pancasila.
Mempelajari pancasila yang benar, yakni yang dapat di pertanggung jawabkan baik secara yuridis,
konstitusional, maupun secara objektif – ilmiah. Secara yuridis – konstitusional artinya kerana pancasila
adalah dasar negara yang di pergunakan sebagai dasar mengatur dan menyelenggarakan pemerintahan
negara. Oleh karena itu setiap orang boleh memberikan pengertian atau tapsiran menurut pendapat
sendiri.
Secara objektif – ilmiah artinya karena pancasila adalah suatu paham filsafat, suatu philoshofical way of
thingkin atau philoshophical sistem sehingga uraian harus logis dan diterima oleh akal sehat.
BAB II
PERMASALAHAN

Pancasila, UUD 1945 dan Proklamasi 17 Agustus 1945 mempunyai hubungan dalam dua aspek, yaitu
aspek kesejarahan, dan aspek kemakmuran. Hubungan aspek kesejarahan, yaitu bahwa riwayat singkat
perumusan dan kesepakatan Pancasila bersama dengan perumusan naskah Proklamasi dan Undang-
Undang Dasar, yang dilakukan oleh para tokoh perjuangan kemerdekaan dan opendiri negara RI. Yang
tergabung dalam BPUPKI dan PPKI dari tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan tanggal 18 Agustus 1945.
hubungan aspek kemakmuran, yaitu bahwa rumusan Pancasila tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
yang merupakan pokok kaidah negara fundamental, dengan demikian Pancasila mempunyai hakikat,
sifat dan kedudukan serta fungsi sebagai pokok kaidah negara fundamental. Yang menjalankan dirinya
sebagai dasar kelangsungan hidup negara RI yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Negara kesatuan RI yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan Pancasila sebagai dasar
Negaranya dan UUD 1945 sebagai hukum dasar tersebut, merupakan puncak perjuangan kemerdekaan
Bangsa Indonesia. Corak pergerakan perjuangan kemerdekaan tersebut dapat dibagi atas tiga corak,
yaitu ada yang bercorak kebangsaan, ada yang bercorak religius dan ada yang bercorak sosiolistik.
Pergerakan perjuangan yang bercorak kebangsaan yaitu pergerakan yang bertujuan untuk mendirikan
negara merdeka yang menjadi milik semua orang dan golongan dalam masyarakat, urusan agama tidak
termasuk urusan negara.
Pergerakan perjuangan yang bercorak religius, yaitu pergerakan yang bertujuan untuk memdirikan
negara merdeka dengan agama islam sebagai dasarnya. Pergerakan perjuangan yang bercorak
sosiollistik, negara merdeka dengan dasar sosiolistik, negara merdeka dengan dasar sosiolisme dan
komunisme.
Untuk membatasi ruang lingkup dalam pembahasan masalah, penulis hanya akan membatasi : 1.
Pengertian Pancasila ditijau dari fungsinya, yaitu :
a. Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
b. Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
c. Sebagai Dasar Idiologi Bangsa dan Negara Indonesia
2. Hubungan Pancasila dengan UUD 1945.
BAB III
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pancasila Ditinjau Dari Fungsi

A. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan yang maha esa, dalam perjuangan untuk mencapai kehidupan
yang lebih sempurna, senantiasa memerlukan nilai nilai luhur yang dijunjungnya sebagai suatu
pandangan hdup nilai nilai luhur adalah merupakan suatu tolak ukur kebaikan yang terkenaan dengan
hal hal yang bersifat mendasar dan abadi dalam hidup manusia, seperti cita – cita yang hendak
dicapainya dalam hidup manusia pandangan hidup yang terdiri atas kesatuan rangkayan nilai – nilai
luhur sendiri. Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk menata kehidupan diri
pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya. Sebagai
makhluk individu dan makhluk social manusia tidaklah mungkin memenuhi segala kebutuhannya sendiri,
oleh karena itu untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya, ia senantiasa memerlukan orang lam.
Dalam pengertian inilah maka manusia pribadi senantiasa hidup sebagai bagian dari lingkungan social
yang lebih luas, secara berturut – turut lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat , lingungan bangsa
dan lingkungan negara yang merupakan lembaga masyarakat utama yang diharapkan dapat
menyalurkan dan mewujudkan pandangan hidupnya. Dengan demikian dalam kehidupan bersama. Cita-
cita yang ingin di capainya yang bersumber pada pandangan hidupnya tersebut.
Dalam pengertian inilah maka proses perumusan pandangan hidup masyarakat dituangkan dan
dilembagakan menjadi pandangan hidup bangsa dan selanjutnya pandangan hidup bangsa dituangkan,
dan dilembagakan menjadi pandangan hidup negara. Pandangan hidup bangsa dapat disebut sebagai
idiologi bangsa (nasional), dan pandangan hidup negaradapat disebut sebagai idiologi negara.
Dalam proses penjabaran dan kehidupan modren antara pandangan hidup masyarakat dengan
pandangan hidup bangsa memiliki hubungan yang bersifat timbal balik. Pandangan hidup bangsa
diproyeksikan kembali kepada pandangan hidup masyarakat serta tercermin dalam sikap hidup pribadi
warganya. Dengan demikian, dalam negara Pancasila pandangan hidup masyarakat tercermin
dalamkehidupan negara yaitu pemerintahan terikat oleh kewajiban konstitusional, yaitu kewajiban
pemerintah dan lain-lain penyelenggaraan negara untuk memelihara. Budi pekerti kemanusiaan yang
luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur (Darmodihardjo, 1996).
Transformasi pandangan hidup masyarakat menjadi pandangan hidup bangsa dan akhirnya menjadi
dasar negara juga terjadi pada pan dangan hidup pancasila. Pancasila sebelum dirumuskan menjadi
dasar negara serta idiologi negara, nilai-nilainya telah terdapat pada bangsa Indonesia dan adat istiadat ,
dalam budaya serta dalam agama-agama sebagai pandangan hidup masyarakat Indonesia. Pandangan
yang ada pada masyarakat indonesia tersebut kemudian menjelma menjadi pandanga hidup yang telah
terintis sejak zaman sriwijaya, Majapahit kemudian sumpah pemuda 1928. kemudian diangkat dan
dirumuskan oleh pada pendiri negara dalam sidang-sidang BPUPKI, Panitia Sembilan, serta sidang PPKI
kemudian di tentukan dan disepakati sebagai dasar negara republik indonesia dan dalam pengertian
inilah maka pancasila sebangai pandangan hidup negara dan sekaligus sebagai idiologi negara
Bangsa Indonesia dalam hidup bernegara telah memiliki suatu pandangan hidup bersama yang
bersumber pada akar budayanya dan nilai-nilai religiusnya dengan pandangan hidup yang mantap maka
bangsa Indonesia akan mengetahui kearah mana tujuan yang ingin dicapainya. Dengan suatu pandangan
hidup yang di yakininya bangsa indonesia akan mampu memandang dan memecahkan segala persoalan
yang dihadapinya secara tepat sehingga tidak terombang-ambing persoalan tersebut. Dengan suatu
pandangan hidup yang jelas maka bangsa indonesia akan memiliki pegangan atau pedoaman bagaimana
mengenal dan memecahkan berbagai masalah politik, sosial budaya, ekonomi, hukum-hukum dan
persoalan lainya dalam gerak masyarakat yang semakin maju.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa tersebut terkandung di dalamnya konsepsi dasar mengenai
kehidupan yang dicita-citakan yang terkandung dasar pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud
kehidupan yang dianggap baik. Oleh karena itu pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan
suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat indonesia, maka pandanagn hidup
dijunjung tinggi oleh warganya kerana pandangan hidup bansa pancasila berakar pada budaya dan
pandangan hidup masyarakat. De4ngan demikian pandangan hidup bangsa indonesia yang Bhineka
Tunggal Ika tersebut merupakan asas kesatuan bangsa sehingga tidak boleh mematikan
keanekaragaman.
Sebagai inti sari dari nilai budaya masyarakat Indonesia, maka pancasila merupan cita-cita moral bangsa
yang menberikan pedoman dan kekuatan rohaniah bagi bangsa untuk berprilaku luhur dalam kehidupan
sehari dalam bermasyarakat, barbangsa dan bernegara.

B. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Pancasila dalam kehidupannya ini rering disebut sebagai dasar filsafat atau dasar falsafah negara
(philosoficche Gronslag) dari negara, idiologi negara atau (Staatsidee0. dalam pengertian ini pancasila
merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan negara atau dengan lain
perkataan pencasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Konsekuensinya
seluruh pelaksana dan penyelenggara negara segala peraturan terutama segala peraturan perundang-
undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang dewasa ini, dijabarkan diderivasikan dari
nilai-nilai pancasila. Maka pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, pancasila merupakn
sumber kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur negara Republik Indonesia berserta
seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat, wilayah, serta pemerintahan negara.
Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asa kerokhanian yang meliputi suatu kebatinan atau
cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma serta kaidah, baik moral maupun
hukum negara, dan menguasai hukumdasar baik yang tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang
tidak tertulis atau convensi. Dalam kehidupannya sebagaidasar negara, pancasila mempunyai kekuatan
mengikat secara hukum.
Sebagai sumber daris segala sumber hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia maka
Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan Uud 1945, kemudian dijelmakan atau
dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945,
yang pada akhirnya dikongkritisasikan atau di jabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945, serta hukum positif
lainnya. Kedudukan pancasila sebagai dasar negara tersebut dapat terinci sebagai berikut :
a. Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dan segala sumber hukum (sumber tertib
hukum) Indonesia. Dengan demikian pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesia yang
dalam pembukaan UUD 1945 di jelmakan lebih lanjut ke dalam empat pokok pikiran.
b. Meliputi suasana kebatinan (Geislichenhintergrund) dari UUD 1945.
c. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik hukum dasar tertulis maupun tidak
tertulis).
d. Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan
lain-lain pennyelenggara negara (termasuk para penyelenggara dan golongan fungsional) memegang
tegus cita-cita moral rakyat yang luhur. Hal ini sebagaimana tercantum dalam pokok pikiran keempat
yang bunyinya sebagai berikut “ ........... Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut
dasar kemanusian yang adil dab beradab”.
e. Merupankan sumber semangat dari UUD 1945, bagi penyelenggara negara, para pelaksana
pemerintahan (juga para penyelenggara partai dan golongan finagsial). Hal ini dapat dipahami karena
semangat adalah penting bagi pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, karena masyarakat dan negara
indonesia senantiasa tumbuh dan berkembang seiring zaman dan dianmika masyarakat dan negara
tetap diliputi dan di serahakan asas kerohanian negara.
Sebagaimana telah ditentukan pembentukan negara bahwa tujuan utama dirumuskannya pancasila
adalah sebagai dasar negara Republik Indonesia. Oleh karena itu fungsi pokok pancasila adalah sebagai
dasar negara Republik Indonesia. Hal ini sesuai dasar yuridis sebagaimana tercantum dlam UUD 1945,
ketetapan No XX/MPRS/1966. (ketetapan MPR No. V/MPR/1973 dan ketetapan No. IX/MPR/1978. di
jelaskan bahwa pancasila sebagai sumber dan sumber hukum atau sumber tertib hukum indonesia yang
pada hakikatnya merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita
moral yang meliputi suasana kebatinan serta watak dari negara indonesia selanjutnya dikatakan bahwa
cita-cita tersebut meliputi cita-cita mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa,
perikemanusian, keadilan sosial, perdamaian nasional dan mondial, cita-cita politik mengenai sifat,
bentuk dan tujuan negara, cita-cita moral mengenai kehidupan ke masyarakatan dan keagamaan
sebagai pengejawatanhan dari budi nurani manusia.
Dalam proses reformasi dewasa ini MPR melalui sidang istimewa tahun 1998, mengembalikan
kedudukan pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia yang tercantum dalam Tap. No.
XVIII/MPR/1998. oleh karena itu segala agenda dalam proses reformasi, yang meliputi berbagai bidang
selain berdasarkan pada kenyataan aspirasi rakyat (Sila IV) juga harus mendasar pada nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila. Reformasi tidak mungkin menyimpan dari nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan serta keadilan, bahkan harus bersumber kepadanya.

C. Pancasila Sebagai Ideology Bangsa dan Negara Indonesia

Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakekatnya bukan hanya
merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana
ideologi-ideologi lain didunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai
kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum
membentuk negara, dengan lain perkataan unsure-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila
tidak lain diangkat dari pandangan hidup Masyrakat sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kuasa
materialis (asal bahan) Pancasila.
Unsur- unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan okeh para pendiri negara, sehingga
Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa negara Indonesia. Dengan demikian
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya
bangsa dan bukannya mengangkat atau mengambil ideology dari bangsa lain. Selain itu Pancasila juga
bukan hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari seseorang saja yang hanya memperjuangkan
suatu kelompok atau golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh
bangsa sehingga Pancasila pada hakekatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara
komperensif. Oleh karena ciri khas Pancaila itu maka memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia.

2. Hubungan Pacasila dengan UUD 1945

Pancasila dasar negara kita dirumuskan dari nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia yang berasal dari
pandangan hidup bangsa yang merupakan kepribadian, bangsa perjanjian luhur serta tujuan yang
hendak diwujudkan. Karena itu pancasila di jadikan idiologi negara.
Pancasila merupakan kesadaran cita-cita hukum serta cita-cita moral luhur yang memiliki suasana
kejiwaan serta watak bangsa Indonesia, melandasi prolamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Untuk mewujudkan tujuan proklamasi kemerdekaan maka panitia persiapan kemerdekaan Indonesia
(PPKI) telah menetapkan UUD 1945 merupak hukum dasar yang tertulis yang Mengikat pemerintah,
setiap lembaga/masyarakat, warga negara dan penduduk RI pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari
setelah proklamasi kemerdekaan tersebut. Dalam Pembagian pembukaannya terdapat pokok-pokok
pikiran tentang kehidupan bermasyarakat, bernegara yang tiada laindalah pancasila pokok-pokok
pikitran tersebut yang diwujudkan dalam pasal-pasal batang tubuh UUD 1945 yang merupakan aturan
aturan pokok dalam garis-garis besar sebagai intruksi kepada pemerintah dan lain-lain penyelenggara
negara untuk melaksanakan tugasnya.
Menurut penjelasan UUD 1945 pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan dari undang-
undang negara Indonesia, dan mewujudkan cita-cita hukum (Rechtsidee) yang menguasai hukum negara
baik hukum yang tertulis maupun tidak tertulis. Pokok-pokok pikiran itu dijelmakan dalam pasal-pasal
dan UUD itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suasana kebatianan UUD1945 dan cita-cita
hukum UUD 1945 tidak lain adalah bersumber kepada atau dijiwai dasar falsafah negara pancasila.
Disinilah arti dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara.
Atau dengan kata lain bahwa pembukaan UUD 1945 yang membuat dasar falsafah negara pancasila,
merupakan satu keasatuan nilai dan norma yang terpadau yang tidak dapat dipisahkan dengan
rangkaian pasal-pasal dan batang tubuh UUD 1945. hal inilah yang harus kita ketahui, dipahami dan
dihayati oleh setiap orang Indonesia.
Jadi pancasila itu disamping termuat dalam pembukaan UUD 1945 (rumusannya dan pokok-pokok
pikiran yang terkandung didalamnya) dijabarkan secara pokok dalam wujud pasal-pasal batang tubuh
UUD 1945.
Ketuhanan yang merupakan perintah secara pokok itu perlu diberi penjelasan. Hal itialh yang termuat
dalam penjelasan otentik UUD 1945.
Jidi pancasila adalah jiwa, ini sumber dan landasan UUD 1945. secara teknis dapat dikatakan bahwa
pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam pembukaanUUD 1945 adalah garis besar cita- yang
terkandung dalam pancasila. Batang tubuh UUD 1945 merupakan pokok-pokok nilai-nilai pnacasila yang
disusun dalam pasal-pasal.
Kedua bagian (kompenan) UUD 1945 tersebutr dijelaskan dalam penjelasan otentik Seperti telah
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan undang-undang dasar adalah hukum dasr yang tertulis.hal
ini mengandung pengertian bahwa sebagai hukum,maka undang-undang dasar adalah
mengikat;mengikat perintah,mengikat tembaga negara dan lembaga masyarakatdan juga mengikat
semua negaraindonesia dimana saja dan setiap penduduk warga indonesi.dan sebagai hukum,maka
undang-undang dasar berisi norma-norma,atura-aturanatu ketentuan-ketantuanyang harus
dilaksanakandan ditaati.
UUD bukanlah hukum dasar biasa,melainkan hukum dasar yang merupakan sumber hukum.setiap
produk hukum misalnya undang-undang,peraturan pemerinytah atau keputusan pemerintah,bahkan
setiap kebijak sanaan pemerintah haruslah berlandaskan atau bersuberkan pada peraturan tang lebih
tinggi,yang pada akhirnya dapat di pertanggung jawaban pada ketentuan UUD 1945.
Dalam kedudukan yang demikianlah,UUDdalam kerangka tata urutan atau tata tingkatan norma hukum
yang berlaku,merupakan hukum yang berlaku yang menempati kedudukan yang tinggi.sehubungan
dengan undang-undang dasar juga berfungsi sebagai alat control untuk mengecekapakah norma hukum
yang redah yang berlaku sesuai atau tidak dengan ketentuan undang-undang dasar.
Selain dari apayang diuraykan dimuka dan sesuai pula dengan penjelasan undang-undang dasar 1945,
pembukaan undang-undsang dasar1945mempuyai fungsi atau hubungan langsung dengan batang tubuh
undang-undang dasar1945 itu sendiri.ialah bahwa;pembukaan undang-undang dasar 1945mengandung
pokok-pokok pikiran itu diciptakan oleh undang-undang dasar 1945dalam pasal-pasalnya.
Dengan tetap menyadari keagungan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan dengan
memperhatikan hubungan dengan batang tubuh UUD yang memuat dasar falsafah negara pancasali dan
UUD 1945 merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan bahkan merupakan rangkaian kesatuan
nilai dan norma yang terpadu. UUD 1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal yang merupakan perwujudan
dari pokok-pokok pikiranterkandung dalam UUD1945 yang tidak lain adlah pokok pikiran: persatuan
Indonesia, keadilan sosial, kedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan dan ketuhanan Yang Maha Esa menurut kemanusiaan yang adil dan beradab, yang tidak
lainadalah sila dari pancasila, sedangkan pancasila itu sendiri memancarkan nilai-nilai luhur yang telah
mampu memberikan semangat kepada dan terpancang dengan khidmat dalam perangkat UUD 1945.
semangat dan yang disemangati pada hakikatnya merupakan satu rangkaian kesatuan yang yidak dapat
dipisahkan.
Seperti telah disinggung di muka bahwa di samping Undang-Undang dasar, masih ada hukum dasar yang
tidak tertulis yang juga merupkan sumber hukum, yang menurut penjelasan UUD 1945 merupakan
‘aturan-auran dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelengaraan negara, meskipun tidak
tertulis’. Inilah yang dimaksudkan dengan konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan sebagai pelengkap
atau pengisi kekosongan yg timbul dari praktek kenegaraan, karena aturan tersebut tidak terdapat
dalam Undang-Undang dasar.
UUD 1945 yang hanya terdiri dari 37 pasal ditambah dengan Empat pasal Aturan Peralihan dan dua
ayatturan Tambahan, maka UUD 1945 termasuk singkat dan bersipat supel atau fleksibal. Dalam
hubumgan ini penjelasan UUD 1945 mengemukakan bahwa telah cukuplah kalau Undang-Undang dasar
hanya memuat aturan-aturan pokok garis-garis besar sebagai intruksi kepada Pemerintah pusatdan lain-
lain penyelengaraan negara untuk menyelenggarakan kehidupan negara. Undang-Undang dasar yg
disingkat itu sangat menguntungkan bagi negara seperti Indonesia ini yang masih harus terus
berkembang secarz dinamis, sehingga dengan aturan-aturan pokok itu akan merupakan aturan yg luwes,
kenyal, tidak mudah ketinggalan zaman, sedang aturan-aturan yg menyelenggarakan aturan-aturan
pokok iti diserahkan kepada Undang-Undang yg lebih mudah caranya membuat, menubah dan
mencabut. Oleh karena itu, makin supel (elastic)
Sifatnya aturan itu makin baik. Jadi kita harus menjadi supaya sistem Undang-Undang dasar jangan
sampai ketinggalan zaman. Yang penting dalam pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah
semangat para pemimpin pemerintahan. Yaitu semangat yang dinamis, positif dan konstuktif seperti
yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari data dan fakta-fakta hasil telaahan literatur yang dilakukan, diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. pancasila bersifat sistematis, artinya tidak dapat dan tidak boleh ditukar posisi sila-
silanya.
2. pancasila sebagai dasar negara membawa konsekuensi bahwa segala yang ada dalam
negara tersebut haruslah taat asas (konsisten) dengan dasar tersebut, termasuk aturan
hukum/perundang-undangan yang berlaku.
3. Demi mewujudkan masyarakat pancasila, artinya suatu masyarakat Indonesia modern
berdasarkan nilai-nilai luhur, dibutuhkan suatu hubungan yang serosi antara
pengambilan pancasila dengan kewajiban mentaati UUD 1945 sebagai hukum dasar
tertulis di negara kita.

B. Saran
Untuk dapat mencapai suatu tujuan yang sama, yaitu menjunjung tinggi dan
menerapkan nilai-nilai luhur pancasila di segala bidang kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Penulis menyarankan “marilah bersama-sama memahami
mendalami ajaran pancasila secara menyeluruh supaya kita paham dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan tujuan dapat mengurangi
sedikit demi sedikit hal hal yang dapat mengancam dan membahayakan pancasila yang
tidak hanya dating dari luar tetapi juga dari dalam, terlebih lagi di era globalisasi
sekarang ini.

DAFTAR PUSTAKA
 http://www.Google/kumpulan makalah .com

 http://www.google.co.id/search?client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-
US%3Aofficial&channel=s&hl=id&source=hp&biw=1366&bih=575&q=pendidikan+kewarganegaraan&bt
nG=Penelusuran+Google

. http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/category/arsip-makalah/
Link laporan

laporan praktikum plan-parallel:

planparalel.rar
http://www.ziddu.com/download/17554893/planparalel.rar.html

laporan praktikum pengukuran dasar:

praktikumpengukuran.doc
http://www.ziddu.com/download/17554892/praktikumpengukuran.doc.html

laporan praktikum viskositas:

viskositas.rar
http://www.ziddu.com/download/17554891/viskositas.rar.html

viskositas1.rar
http://www.ziddu.com/download/17554890/viskositas1.rar.html

Laporan praktikum Percobaan Melde:

melde21.rar
http://www.ziddu.com/download/17554854/melde21.rar.html

melde2.rar
http://www.ziddu.com/download/17554858/melde2.rar.html

Laporan praktikum jembatan Wheatstone:

jembatanwheatstone1.rar
http://www.ziddu.com/download/17554855/jembatanwheatstone1.rar.htm

jembatanwheatstone2.rar
http://www.ziddu.com/download/17554857/jembatanwheatstone2.rar.html

Laporan praktikum koefisien muai panjang:

koefisienmuaipanjang.rar
http://www.ziddu.com/download/17554856/koefisienmuaipanjang.rar.htmll

Laporan praktikum fluida:

fluidahtml.rar
http://www.ziddu.com/download/17554730/fluidahtml.rar.html
fluida.rar
http://www.ziddu.com/download/17554729/fluida.rar.html

fluidapdf.rar
http://www.ziddu.com/download/17554728/fluidapdf.rar.html

jembatanwheatstone.rar
http://www.ziddu.com/download/17554727/jembatanwheatstone.rar.html

Laporan praktikum gerak parabola:

gerakparabola.rar
http://www.ziddu.com/download/17554726/gerakparabola.rar.html

boylegaylussac1.rar
http://www.ziddu.com/download/17554609/boylegaylussac1.rar.html

Contoh 2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Menentukan koefisien muai panjang suatu batang logam

1.2 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat banyak sekali hal-hal yang terjadi berkaitan dengan
pemuaian dan pengerutan suatu benda. Misalnya pada suatu hari yang panas, kawat-kawat listrik atau
kawat telepon yang bergantung pada tiangnya akan bergantung kendur. Tetapi sebaliknya pada hari
yang dingin.
Rel kereta api dibangun dengan memberikan sedikit ruang pemisah diantara sambungan-sambungan
antar relnya sehingga rel tersebut tidak akan melengkung ketika musim panas. Pesawat supersonik
Concorde akan bertambah panas selama melakukan penerbangan kerena adanya gesekan dengan
udara, pesawat tersebut akan bertambah panjang 25 cm. Dan banyak hal lainnya yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari kita.
Oleh karena itu, percobaan kali ini mengenai “Muai Panjang Zat Padat”, untuk dapat memberikan suatu
pengetahuan lebih mengenai hal tersebut, dan dapat kita terapakan dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II
DASAR TEORI

Pada umumnya, ukuran suatu benda akan berubah apabila suhunya berubah. Pada benda-benda yang
berbentuk batang, perubahan ukuran panjang akibat perubahan suhu adalah sangat nyata, sedangkan
perubahan ukuran luas dapat diabaikan karena kecilnya.
Perubahan panajng akibat perubahan suhu dapat dirumuskan sebagai berikut :
∆L = œ. Lo. ∆T ……………………………………………………..(1)
Persamaan tersebut dapat diubah menjadi dimana ∆L/Lo adalah perubahan relative dari panjang dan ∆T
adalah perubaha suhu. Dengan demikian koefisien muai panjang ( œ ) suatu zat didefinisikan sebagai
perubahan relative dari panjang zat itu perdrajat perubahan suhu (Tim Penyusun, 2007).
Efek-efek yang lazim dari perubahan temperatur (suhu) adalah suatu perubahan ukuran bahan. Bils
te,epratur dinaikan maka jarak rata-rata diantara atom-atom akan bertambah yang mengakibatkan
suatu ekspansi dari seluruh benda padat tersebut. Perubahan dari setiap dimensi linier tersebut, seperti
panjang , lebar, atau tebalnya dinamakan ekspansi linier.
Koefisien ekspansi linier mempunyai nilai yang berbeda-beda untuk bahan-bahan yang berbeda.
Tegasnya boleh dikatakan bahwa kooegisien ekspansi linier atau koefisien muai panjang tergantung
pada temperatur referensi yang dipilih unutk menentukan panjang awal. Akan tetapi variasinya biasanya
dapat diabaikan dibandingkan terhadap ketelitian dengan nama pengukuran (Tepler, 1998).
Salah satu sifat zat pada umumnya adalah akan mengalami perubahan dimensi (panjang, luas dan
volume) bila dikenai panas, seandainya benda tersebut berwujud batang atau kabel maka yang banyak
menarik perahatian adalah perubahan panjangnya. Untuk itu didefinisikan suatu besaran yang disebut
koefisien muai panjang ( œ ) suattu perubahan fraksional panjang ∆L/Lo dibagi perubahan suhu. Bila ∆L
= Lt – Lo
Maka, Lt = Lo ( 1 + œ . ∆T ) ………………………………………………(2)
Bila umumnya œ berharga sangat kecil, sehingga œ2 dapat diabaikan, maka :
L2 = L1 ( 1 + œ ( T2 – T1 ) ………………………………………………......(3)
Persamaan diatas menyatakan bahwa panjang batang pada suatu kondisi dapat dinyatakan dalam
panjang batang disetiap kondisi lain asal suhu kedua kondisi itu diketahui (Tim Pnusun, 2003).
Semua logam memuai pada fraksi yang sama dari volume semula. Kehilangan logam seperti timah seola-
olah mengetahui bahwa ia akan cepat melebar, sehingga ia memuai dengan cepat sesuai dengan
kenaikan temperatur. Sedangkan platina dengan titik lebur tinggi memperlambat kelajuan
pemuaiannya.
Koefisien volume dapat dihitung dalam bentuk koefisien linier (lurus) sebagai berikut, misalnya sebuah
benda padat berbentuk paralepedium tegak yang panjang isinya L1, L2, dan L3. Maka volumenya ialah :
V = L1. L2. L3 …………………………………………………………… (4)
dV = L1. L2. dL1 + L1.L3 dL2 + L1. L2 dL3 ………………………… (5)
dt dt dt dt

Ini kita bagi dengan Ll, L2, L3, maka :


1. dV = 1. dL1 + 1 dL2 + 1 dL3 ……………………………..(6)
V dt L1 dt L2 dt L3 dt

(Sears&Zemansky, 1969)

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Fungsi

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :


a. Satu set “Expansiion Apparatus”
Berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan logam besi dan kuningan yang akan digunakan dalam
percobaan.
b. Termometer Digital
Berfungsi untuk mengukur suhu (temperatur) zat yang digunakan dalam percobaan.
c. Selang Karet
Berfungsi untuk menghubungkan steam generator denngan batang logam dan menyalurkan air yang
keluar dari steam generator ke batang logam.
d. Cawan Petri
Berfungsi untuk menampung air yang keluar dari lubang yang ada pada batang logam pada saat air
mendidih.
e. Dial Gauge
Berfungsi untuk mengukur perubahan relatif panjang suatu logam.
f. Steam Generator
Berfungsi untuk menampung air yang akan dididihkan atau sebagai tempat untuk memanaskan air.

3.2 Prosedur Percobaan

1. Mengisi steam generator dengan air hingga kurang lebih 3/4nya.


2. Merendam pipa besi dalam air dan mengukur suhunya sebagai suhu awal.
3. Merangakai peralatan dan mengatur penunnjuk dial gauge supaya menunjukkan angka nol.
4. Menghubungkan steam generator dengan listrik dan menuggu sampai mendidih.
5. Memperhatikan jarum penunjuk dial gauge dan mencatat sebagai ∆L bila sudah maksimum.
6. Mengulangi percobaan namun dengan menggunakan kuningan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

Tabel 1. Hasil Percobaan Muai Panjang Terhadap Besi

No. T (°C) ∆L(mm)


1.
2.
3.
4.
5. 32
40
60
80
99,4 0
21.10-2
56.10-2
78.10-2
81.10-2
To = 32 °C
Lo = 640 mm

Tabel. 2 Hasil Percobaan Muai Panjang Terhadap Kuningan.

No. T (°C) ∆L (mm)


1.
2.
3.
4.
5. 31,5
40
60
80
99,3 0
7,5.10-2
27.10-2
42,5.10-2
48,5.10-2
To = 31,5 °C
Lo = 640 mm

4.2 Pembahasan

Suatu benda akan berubah ukurannya jika suhunya juga berubah. Dan hal ini terbukti dalam percobaan
yang telah dilakukan, dimana logam besi dan kuningan mengalami perubahan panjang jika terjadi
kenaikan suhu. Dan dari percobaan inilah kita dapat menentukan koefisien muai panjang dari logam besi
dan kuningan tersebut.
Pada percobaan ini logam besi dan kuningan mengalami pertambahan panjang yang berbeda karena
pemanasan, yaitu pada kuningan petambahan panjang lebih besar dari pada besi. hal ini diduga kerena
kunigan memiliki densitas yang lebih kecil dari pada besidan merupakan penghantar panas yagn baik
dibandingkan besi.
Perbedaan perubahan panjang dan suhu pada msing-masing logam menyebabkan hasil yang diperoleh
untuk koefisien muai panjang juga berbeda-beda.. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya
koefisien muai panjang yaitu temperatur / suhu, kemampuan masing-masing logam untuk memuai, dan
tingkat kepekaan jenis benda dalam menghantarkan panas.
Dari percobaan yang dilakukan ddapatkan nilai œ sebesar 1,1643.10-5 pada besi dalam 5 kali percobaan
sedangkan œ pada kuningan seesar 1.9054. 10-5 dalam 5 kali percobaan. Nilai œ ( koefisien muai
panjang ) dari hasil perhitungan lebih kecil dari pada nilai œ menurut dasar teori.
Kesalahan relative rata-rata pada besi yaitu sebesar 68,1652 % sedangkan kesalahan relative pada
kunigan sebesar 60,4376 %. Kesalahan relative didapat dengan cara y persamaan dikurang y data dan
dikalikan 100 %.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

1. Kenaikan suhu menyebabkan ukuran dari suatu logam bertambah panjang.


2. Pertambahan pajang pada kuningan lebih besar dari pada besi.
3. Besar muai panjang pada logam besi yaitu 1,1643. 10-5 K-1
4. Kesalahan relatif pada logam besi sebesar 68,1625 %
5. Besar muai panjang pada logam kuningan yaitu 1,9054. 10-5 K-1
6. Kesalahan relatif pada logam kuningan sebesar 60,437 %

5.2 Saran

Penyusun menyarankan agar percobaan ini dijalankan dengan teliti dan tepat dalam melihat temperatur
digital dan dial gauge yang terus berputar.

DAFTAR PUSTAKA

Lafferti, Peter. 1993. Penuntun Ilmu Pengetahuan Pembakaran dan Peleburan. adi Prasetya. Semarang.
Sears & Zemansky. 1969. Fisika Untuk Universitas. Binacipta. Bandung.
Tepller. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta.
Tim Penyusun. 2003. Fisika I. FMIPA. ITS. Surabaya.
Tim Penyusun. 2007. Penuntun Praktikum Fisika Dasar. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.

Perhitungan

Tabel. 3 Hasil Perhitungan Untuk Logam Besi


No. T(°C) L (mm) X = T y =
x2 xy
1. 31,5 640 31,5 0 992,5 0
2. 40 640,075 40 1,17187.10-4 1600 4,6875.10-3
3. 60 640,27 60 4,21875.10-4 3600 2,93125.10-2
4. 80 640,425 80 6,64062.10-4 6400 5,312496.10-2
5. 99,3 640,485 99,3 7,57812.10-4 9860,49 7,5250731.10-2
∑ 310,8 3201,255 310,8 1,960936.10-3 22452,74 1,58376.10-1

∑ x. ∑ y - n ∑ xy
œ==
( ∑x )2 - n ( ∑ x2 )

310,8 . 1,960936. 10-3 - 5 ( 1,58376. 10-1 )


= ( 310,8 )2 - 5 ( 22452,74 )

- 0,182421091
= - 15667,06

= 1, 1643. 10-5
∑ y – œ ∑x 1,960936. 10-3 - 1,1643. 10-5 ( 310,8 )
b==
n5
1,960936. 10-3 - 0,003618644
=
5

- 0,001657708
=
5

= 0,00033154

Tabel.4 Hasil Perhitungan Kesalahan Relatif Pada Besi

No.
T ( °C )
Y data

Y persamaan

y = œ x - b kesalahan relatif (%)

1.
2.
3.
4.
5. 31,5
40
60
80
99,3 0
1,17187. 10-4
4,21875. 10-4
6,64062. 10-4
7,57812. 10-4 0,000698294
0,00079726
0,00103012
0,00126298
0,001487689 100
85,30
59,046
47,42
49,06
∑ 310,8 1,960936. 10-3 0,005276343 340,826

= 68,1652 %

Tabel. 5 Hasil Perhitugan Muai Panjang Untuk Logam Kuningan

No. T (°C ) L (mm) x = T


x 2 xy
1.
2.
3.
4.
5. 32
40
60
80
99,4 640
640,21
640,56
640,78
640,81 32
40
60
80
99,4 0
3,28125. 10-4
8,75. 10-4
1,21875. 10-3
1,265625. 10-3 1024
1600
3600
6400
9880,36 0
0,013125
0,0525
0,0975
0,1258
∑ 311,4 3202,36 311,4 0,0036875 22504,36 0,288925

∑ x. ∑ y - n ∑ xy 311,4 . 0,0036875 - 5. 0,288925


œ==
(∑x)2 - n (∑x2) ( 311,4 )2 - 5 ( 22504,36 )
- 0,296375
=
- 0,1555184
= 1,9054. 10-5

∑y - a ∑x 0,0036875 - 1,9054. 10-5 . 311,4


b==
n5

0,0036875 - 0,0059334,5
=
5

- 0,002245915
=5

= 0,000449183

Tabel. 6 Hasil Perhitungan Kesalahan Relatif pada Logam Kuningan

No. T (°C) Y data

Y pers

kesalahan realtif (%)

1.
2.
3.
4.
5. 32
40
60
80
99,4 0
3,28125. 10-4
8,75. 10-4
1,21875.10-3
1,265625.10-3 0,001058911
0,001211343
0,001592423
0,001973503
0,00234315 100
72,912
45,05
38.24
45,986
∑ 311,4 0,0036875 0,00817933 302,188

= 60,44376 %

Sumber: http://choalialmu89.blogspot.com/2010/11/percobaan-3-koefisian-muai-panjang.html

Contoh 3

MENENTUKAN KOEFISIEN MUAI PANJANG DARI SUATU LOGAM

1. I. TUJUAN PERCOBAAN

Menentukan koefisien muai panjang dari suatu logam

1. II. DASAR TEORI

Padaumumnya ukuran suatu benda akan berubah apabila suhunya berubah. Pada benda-benda
berbentuk batang, perubahan ukuran panjang akibat perubahan suhu adalah sangatlah nyata,
sedangkan penambahan ukuran luas penampang dapat diabaikan karenena kecilnya. Perubahan
panjang akibat perubahan suhu dapat dirumuskan sebagai berikut :

ΔL = ɣ . Lo. ΔT

ɣ = ΔT/ Lo . 1/ ΔT

(Saras dan Zamasky,1981)

Koefisien muai panajang suatu benda adalah perbandingan antara pertambahan panjang terhadap
panjang awal benda persatuan kenaikan suhu . Jika suatu benda padat dipanaskan maka benda
tersebut akan memuai kesegala arah,denagn kata lain ukuran panjang bertambahnya ukuran
panjang suatu benda karena menerima kalor.alat untuk membandingkan muai panjang dari
berbagai logam adalah maschen brock.ketika tiga batang logam yang berbeda jenis
(tembaga,almunium,besi) dan sama panjang walaupun panjang dari ketiga logam sama dengan
mengalami kenaikan suhu yang sama.tetapi pertambahan panjangnya berbeda.

(http://aryanto.blog.uns.ac.id/2009/09/12/pemuaian-panjang/)

Peristiwa yang mengikuti penambahan temperatur pada bahan adalah perubahan ukuran dan
keadaanya.keadaan temperatur akan mengakibatkan terjadinya penambahan jarak rata-rata atom
bahan. Hal ini mengakibatkan terjadinya pemuaian (ekspensi) pada seluruh padatan tersebut.
Perubahan pada dimensi linier disebut sebagai muai linier, jika penambahan temperatur ΔT
adalah penambahan panjang ΔT, untuk penambahan temperatur yang kecil, maka pertambahan
panjang pada tempertur (lt) akan sebanding dengan perubahan temperatur dengan panjang muai.
(Lo).

(haliday resniek,1978)

III. ALAT DAN BAHAN

ALAT BAHAN

- Alat muai logam – Besi

- Tuas skala – Tembaga

- Selubung pemanas batang – Almunium

- Kompor

- Termometer

- Bejana uap

- Tiga batang logam

- Pendingin

Apabila perbandingan L2/L1 adalah M, maka perubahan panjang logam uji akan menggeser
ujung bawah tuas sekala, karena pertambahan kecil maka diamati perubahan posisi tuas sekala
pada penggaris, apabila perubahan sejauh N cm maka pertambahan panjang batang uji adalah
N/M cm.

IV. CARA KERJA

Memasukkan batang logam kedalam selubung pemanas

Memanaskan tuas sekala pada ujung logam dengan posisi seperti gambar,

catat posisi ujung atas tuas sekala pada penggaris.

Menghubungkan tabung pemanas dengan bejana uap Setelah air mendidih

Mengalirkan uap ketabung pemanas

Mengamati suhu termometer pada selubung pemanas dan perubahan posisi tuas sekalapada
penggaris

Pada saat termometer 1 konstan mencatat suhu termometer


Pada saat termometer 2 konstan mencatat mencatat suhu termometer

Pada saat termometer 3 konstan mencatat mencatat suhu termometer

Pada saat termometer 4 konstan mencatat mencatat suhu termometer

Mendinginkan selubung dengan mengalirkan air

Ulangi percobaan dengan jenis yang berbeda, tiap logam 2x percobaan

Mengukur perbandingan tuas

V. DAFTAR PERCOBAAN

1. Tabel jenis logam Almunium

Mula-mula suhu : T1=270C, T2=270C, T3=270C, T4=270C,

Posisi tuas sekala : 2 cm

No Suhu Suhu Suhu Suhu T40C Posisi tuas Posisi tuas


T10C T20C T30C awal akhir
1 98 98 98 98 2 cm 4,2 cm
2 98 98 98 98 2 cm 4 cm

1. Tabel jenis logam Tembaga

Mula-mula suhu : T1=270C, T2=270C, T3=270C, T4=270C,

Posisi tuas sekala : 2 cm

No Suhu T10C Suhu T20C Suhu T30C Suhu T40C Posisi tuas awal Posisi tuas akhir
1 98 98 98 98 2cm 3 cm
2 98 98 98 98 2cm 2,8 cm

1. Tabel jenis logam Besi

Mula-mula suhu : T1=270C, T2=270C, T3=270C, T4=270C,

Posisi tuas sekala : 2 cm

No Suhu T1 Suhu T2 Suhu T3 Suhu T4 Posisi tuas Posisi tuas


awal akhir
1 98 98 98 98 2cm 3,6 cm
2 98 98 98 98 2cm 2,8 cm
Panjang mula-mula:

- Almunium : 200 cm

- Tembaga : 200 cm

- Besi : 200 cm

VI. PERHITUNGAN

Menentuka koefisien muai panjang α = =

Perbandingan = = 10.9

1. A. LOGAM ALMUNIUM

- Panjang mula almunium (Lt) = 200 cm

- Suhu mula-mula (t) = 0C = 27oC

- Suhu akhir (t’) = oC = 98 OC

- Pertambahan panjang = = 0.20 cm

- Lt’ =(200 + 0.20) = 200.20 cm

Jadi α = = = = 1.41×10-5/OC

1. B. LOGAM TEMBAGA

- Panjang mula almunium (Lt) = 200 cm

- Suhu mula-mula (t) = 0C = 27oC

- Suhu akhir (t’) = oC = 98 OC

- Pertambahan panjang = = 0.08 cm

- Lt’ = (200 + 0.08) = 200.08 cm

Jadi α = = = = 5.63×10-6/OC

1. C. LOGAM BESI

- Panjang mula almunium (Lt) = 200 cm


- Suhu mula-mula (t) = 0C = 27oC

- Suhu akhir (t’) = oC = 98 OC

- Pertambahan panjang = = 0.11 cm

- Lt’ = (200 + 0.11) = 200.11 cm

Jadi α = = = = 7.75×10-6/OC

VII. PEMBAHSAN

Setiap zat padat yang dipanaskan akan memuai dan pemuaian yang terjadi pada zat padat adalah
pemuaian panjang, meskipun pada pemuaian pada zat padat ada nilai lebar dan tebal itu pun
sangat kecil sehingga lebar dan dan tebal dianggap tidak ada. Pemuaian panjang utamanya pada
zat padat, yang terjadi bukan pemuain volume, melainkan pemuaian panjang. Contoh benda yang
hanya mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat kecil yang panjang sekali. Pemuaian
panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberpa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai
panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu benda sendiri di pengaruhi
oleh jenis benda atau jenis bahan.

Pada pada praktikum kali ini membahas tentang pemuaian panjang pada almunium, besi, dan
tembaga.

Pada percobaan tembaga panjang awal tembaga adalah 200 cm, kemudian setelah dialiri uap
panas terjadi penambahan panjang 0.08 cm sehingga panjang muainya berubah menjadi 200.08
cm, dengan pertambahan panjang logam lamunium dapat menentukan muainya sebesar 5.63×10-
6 O
/ C.

Selanjutnya pada percobaan besi diperoleh pertambahan panjang sebesar 0.11 cm yang awalnya
logam besi memiliki panjang 200 cm, karena dialiri uap panas logam besi memuai dan
panjangnya bertambah menjadi 200.11 cm dan koefisienya menjadi 7.75×10-6/OC

Dan pada percobaan almunium, diketahui panjang awal almunium sebelum memuai yaitu 200
cm setalah dialiri uap panas panjangnya bertambah sebesar 0.20 sehingga panjang muainya
mejadi 200.20 cm dan diperoleh muai sebesar 7.75×10-6/OC

VIII. KESIMPULAN

- Bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor

- logam dapat memuai karena adanya peubahan suhu yang tinggi

- Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa antara logam besi, almunium dan
tembaga yang mempunyai pertambahan panjang yang lebih besar adalah almunium, itu
dikarnakan almunium memiliki titik lebur yang rendah dibanding dengan logam besi
dan tembaga

- setelah melakukan percobaan yang telah dilakukan diperoleh

* pada percobaan besi dioperoleh pertambahan panjang sebesar 0.11 cm dan koefisien muai
besi 7.75×10-6/OC

* pada percobaan tembaga diperoleh pertambahan panjang sebesar 0.08 cm dan koefisien muai
sebesar 5.63×10-6/OC

* Sedangkan percobaan pada pada almunium diperoleh pertambahn panjang 0.20 cm dan muai
1.41×10-5/OC

Sumber: http://gentingbocor.wordpress.com/2011/03/31/contoh-laporan-menentukan-koefisien-
muai-panjang-dari-suatu-logam/

Contoh 4

PRAKTIKUM FISIKA

KOEFISIEN MUAI PANJANG

BAB 1

PENDAHULUAN

1.Tujuan

Tujuan dari praktikum tentang koefisien muai panjang ini diharapkan para peserta praktikum
fisika dasari dapat memahami konsep pemuaian berbagai zat padat dan untuk menentukan
koefisien muaipanjang berdasarkan batang logam.

2. Dasar Teori

Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh suhu atau bertambahnya
ukuran suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian pun terjadi pada 3 peristiwa zait yaitu
pemuaian padat, pemuaian zat cair dan pemuaian zat gas .(Francis, 1994)

Jika temperature benda naik maka biasanya benda tersebut memuai. Bias diamati untuk sebuah
batang panjang yang panjangnya L pada temperature T . Jika temperature berubah dengan ∆T,
perubahan ∆L sebanding dengan ∆T dan panjang mula-mula
L => ∆L=αL*∆T . Dengan α adalah koefisien muai linear. Besaran ini merupakan rasio fraksi
perubahan panjang terhadap perubahan temperature. α =∆L/L. ( Trippler. 1998)

∆t

Ketika sebuah bahan mengalami pemanasan, volumenya selalu meningkat dan setiap dimensi
meningkat bersamaan. Pada tingkat mikroskopis kita dapat menentukan sebuah ketepatan
hubungan antara hubungan panjang pada objek dengan perubahan suhu, penambahan pada
ukuran dapat dipahami pada istilah peningkatan energy kinetic akibat setiap molekul bertubrukan
sangat kuat dengan molekul disebelahnya. Molekul- molekul berhasil mendorong satu sama lain
sampai terpisah dan mengembangkan bahan.( joseph. 1978)

Suatu zat padat atau zat cair mengalami perubahan volume apabila suhunya berubah sebesar dt,
karena skala derajat Kelvin dan skala derajat Celsius merupaka selang suhu yang sama harganya.
Lambang koefisien muai panjang adalah α . koefisien muaipanjang (linear) besarnya diukur
dengan memakai iner vero meter optic (zears zemansky, 1982)

Koefisien muai panjang biasannya dihitung berdasarkan persamaan empiris antara rapat masa
dan suhu pada tekanan konstan. Jika metode ini tidak memungkinnkan digunakan metode optic
yang melibatkan factor interferensi cahaya. Koefisien muai panjang tidak bebas pengaruh
perubahan dari tekanan teta[I perubahan jelas terlihat akibat perubahan suhu. (zemansky,1999).

Perubahan dalam zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu dimensi ) pemuaian
panjang luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk 3 dimensi). Untuk zat biasanya
ditambahi nilai konstan dan nilai volumenya= 1/273 . (grafith, 2001)

Sumber: http://blog.ub.ac.id/nurpitriani/2012/11/20/praktikum-fisika/

Contoh 5

Pemuaian
A. Pemuaian Zat Padat

Apa itu pemuaian?


Apakah pemuaian itu semakin panjangnya suatu benda? Apakah tumbuhan yang semakin
bertambah panjang itu pemuaian? Apakah balon ditiup semakin mengembang adalah pemuaian?
Belum cukup pemuain itu adalah bertambahnya ukuran suatu benda. Pemuaian adalah
bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran
suatu benda karena menerima kalor.

Coba lihat gambar berikut!

<____________lt______________>

Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat gas.

Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu demensi), pemuaian
luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi).

1. Pemuaian panjang

adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor. Pada pemuaian
panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut.
Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada. Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian
panjang saja adalah kawat kecil yang panjang sekali.

Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda,
koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu benda sendiri
dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan. Alat yang digunakan untuk mengukur pemuaian
panjang zat padat adalah muschenbroek
Gambar muschenbroek

Secara matematis persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan panjang benda
setelah dipanaskan pada suhu tertentu adalah

Tabel 1.1. Koefisien muai panjang

2. Pemuaian luas

adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian luas terjadi pada
benda yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap
tidak ada. Contoh benda yang mempunyai pemuaian luas adalah lempeng besi yang lebar sekali
dan tipis.

Seperti halnya pada pemuian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian luas adalah luas awal,
koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya pemuaian luas itu merupakan
pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi maka koefisien muai luas besarnya sama dengan
2 kali koefisien muai panjang. Pada perguruan tinggi nanti akan dibahas bagaimana perumusan
sehingga diperoleh bahwa koefisien muai luas sama dengan 2 kali koefisien muai panjang.
3. Pemuaian volume

adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian volume
terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan tebal. Contoh benda yang mempunyai
pemuaian volume adalah kubus, air dan udara. Volume merupakan bentuk lain dari panjang
dalam 3 dimensi karena itu untuk menentukan koefisien muai volume sama dengan 3 kali
koefisien muai panjang. Sebagaimana yang telah dijelskan diatas bahwa khusus gas koefisien
muai volumenya sama dengan 1/273

Persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan volume dan volume akhir suatu
benda tidak jauh beda pada perumusan sebelum. Hanya saja beda pada lambangnya saja.
Perumusannya adalah

B. Pemuaian Zat Cair

Pada zat cair tidak melibatkan muai panjang ataupun muai luas, tetapi hanya dikenal muai ruang
atau muai volume saja. Semakin tinggi suhu yang diberikan pada zat cair itu maka semakin besar
muai volumenya. Pemuaian zat cair untuk masing-masing jenis zat cair berbeda-beda, akibatnya
walaupun mula-mula volume zat cair sama tetapi setelah dipanaskan volumenya menjadi
berbeda-beda. Pemuaian volume zat cair terkait dengan pemuaian tekanan karena peningkatan
suhu.

Anomali Air
Khusus untuk air, pada kenaikan suhu dari 0º C sampai 4º C volumenya tidak bertambah, akan
tetapi justru menyusut. Pengecualian ini disebut dengan anomali air. Oleh karena itu, pada suhu
4ºC air mempunyai volume terendah. Hubungan volume dengan suhu pada air dapat
digambarkan pada grafik berikut.

Gambar 3. Es mengapung karena massa jenisnya kecil. massa jenis kecil karena volume yang
besar.volume yang besar karena pemuaian. pemuaian ini bukan karena diberi kalaor tetapi karena
kalor turun (heran bukan)inikarena an

Pada suhu 4ºC, air menempati posisi terkecil sehingga pada suhu itu air memiliki massa jenis
terbesar. Jadi air bila suhunya dinaikkan dari 0ºC – 4ºC akan menyusut, dan bila suhunya
dinaikkan dari 4ºC ke atas akan memuai. Biasanya pada setiap benda bila suhunya bertambah
pasti mengalami pemuaian. Peristiwa yang terjadi pada air itu disebut anomali air. Hal yang
sama juga terjadi pada bismuth dengan suhu yang berbeda.

C. Pemuaian pada Gas

1. Pemuaian Gas pada Suhu Tetap (Isotermal)


Pernahkah kalian memompa ban dengan pompa manual. Apa yang kalian rasakan ketika baru
pertama kali menekan pompa tersebut? Apa yang kalian rasakan ketika kalian menekannya lebih
jauh? Awalnya mungkin terasa ringan. Namun, lama kelamaan menjadi berat. Hal ini karena
ketika kita menekan pompa, itu berarti volume gas tersebut mengecil. Pemuaian gas pada suhu
tetap berlaku hukum Boyle, yaitu gas di dalam ruang tertutup yang suhunya dijaga tetap, maka
hasil kali tekanan dan volume gas adalah tetap. Dirumuskan sebagai:

P1V1 =P2V2

Keterangan:
P = tekanan gas (atm)
V = volume gas (L)

2. Pemuaian Gas pada Tekanan Tetap (Isobar)


Pemuaian gas pada tekanan tetap berlaku hukum Gay Lussac, yaitu gas di dalam ruang tertutup
dengan tekanan dijaga tetap, maka volume gas sebanding dengan suhu mutlak gas. Dalam bentuk
persamaan dapat dituliskan sebagai:

V1/T1 = V2/T2
Keterangan:
V = volume (L)
T = suhu (K)

3. Pemuaian Gas Pada Volume Tetap (Isokhorik)


Pemuaian gas pada volume tetap berlaku hukum Boyle-Gay Lussac, yaitu jika volume gas di
dalam ruang tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya. Hukum
Boyle-Gay Lussac dirumuskan sebagai

P1/T1 = P2/T2

D. Pemuaian dalam kehidupan Sehari-hari

1. Kabel

Kabel dipasang kendur karena ketika dingin tidak putus.

2. Celah rel kereta api

Pemasanagn rel kereta api dibuat celah antar rel karena biar ada ruang untuk memuai. kalau tidak
diberi celah bisa jadi rela akan melengung

3. Jembatan
Jembatan dibuat celah karena ketika panas ada ruang untuk memuai.

Coba cari kegunaan yang lainnya

By M. Anas Thohir • Posted in Buku SMP/MTs, Materi Fisika

Sumber: http://anaspendidikanfisika.wordpress.com/category/materi-fisika/

Anda mungkin juga menyukai