BAB I
PENDAHULUAN
Jenis turbin yang digunakan PT. Indonesia Power adalah turbin uap. Dimana
efisiensi alat ini dapat dianalisa untuk mengetahui kemampuan turbin uap tersebut.
Dengan mengetahui efisiensi turbin uap dapat dilihat apakah efisiensi alat ini naik
atau turun, jika mengalami penurunan maka dapat dicegah dengan penanganan
khusus, baik melalui teknik perawatan tertentu, perbaikan berkala, dan modifikasi
sistem. Selain itu, pengaruh dari efisiensi turbine washing dapat dianalisa karena
sebelum ataupun sesudah turbine washing dapat mempengaruhi kinerja turbin
utama.
1
2
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Turbin
Turbin adalah suatu mesin rotari yang berfungsi untuk mengubah energi dari
aliran fluida menjadi energi gerak yang bermanfaat. Contoh turbin awal adalah
kincir angin dan roda air. Sebuah turbin yang bekerja terbalik disebut kompresor
atau pompa turbo. Macam macam turbin dapat dikategorikan berdasarkan tipe
energi yang digunakan untuk menghasilkan daya gerak atau energi. Sesuai dengan
energi yang digunakan ada 4 jenis turbin yaitu :
1. Turbin Uap
2. Turbin Air
3. Turbin Angin
4. Turbin Gas
Jenis turbin yang dipakai di PT. Indonesia Power UPJP Kamojang adalah turbin
uap.
Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi termal
menjadi energi kinetik yang selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan elemen
lain, dihubungkan dengan mekanisme yang digerakan. Turbin uap dapat digunakan
pada berbagai bidang industri tergantung dari jenis mekanisme yang digerakannya,
seperti untuk pembangkit listrik. Pada turbin uap tidak terdapat bagian mesin yang
bergerak translasi, melainkan gerakan rotasi. Bagian turbin yang berputar biasa
disebut dengan istilah rotor turbin., sedangkan bagian turbin yang tidak berputar
dinamai dengan istilah stator. Rotor turbin terletak didalam rumah turbin dan
memutar poros daya setelah mengkonversikan uap atau steam menjadi energi
kinetis berupa putaran poros.
4
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang
Turbin uap terdiri dari beberapa komponen utama (seperti terlihat pada
Gambar 2.1), komponen-komponen ini memiliki fungsi yang berbeda. Untuk
selanjutnya akan dijelaskan mengenai beberapa komponen dan fungsinya.
S1−Sf
X= .............................................................................................(1)
Sg−Sf
Keterangan:
H2 = Hf + (Hfg)..................................................................................(2)
11
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang
Keterangan:
Keterangan:
m = laju aliran
∆H = Selisih H1 dan H2
Keterangan:
Pa
η = × 100%.........................................................................................(5)
Ps
H = U + pV.......................................................................................................(6)
Keterangan:
H = entalpi sistem
U = energi dalam
V = volume sistem
Sama halnya dengan energi, nilai suatu entalpi tidak dapat diukur. Namun, nilai dari
perubahannya bisa diukur (∆H).
∆H = H1 – H2...................................................................................................(7)
Keterangan:
∆H = perubahan entalpi
2. Uap masuk kedalam turbin melewati nozzle, didalam nozzle energi panas dari
uap dikonversikan menjadi energi mekanik. Uap yang keluar dari nozzle
diarahkan ke sudu-sudu turbin yang berbentuk lengkungan dan dipasang
disekeliling rotor turbin. Uap yang mengalir melalui celah-celah antar sudu
trubin itu dibelokkan mengikuti lengskungan dari sudu turbin. Perubahan
kecepatan uap ini menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar
poros/rotor turbin yang telah di-couple dengan Generator supaya menghasilkan
medan listrik dan putaran rotor tersebut.
3. Jika uap masih mempunyai energi panas yang besar saat meninggalkan sudu-
sudu turin, berarti hanya sebagian kecil energi panas dari uap yang diambil oleh
sudu-sudu turbin. Supaya energi panas yang tersisa dari uap tersebut dapat
dimanfaatkan secara maksimal, maka pada turbin umumnya dipasang lebih
dari satu stage sudu-sudu turbin. Agar uap dapat mengalir ke stage yang
lainnya, maka antara stage dipasang satu baris sudu tetap yang berguna untuk
mengubah arah kecepatan uap yang nantinya akan membuat uap akan masuk
ke sudu-sudu stage yang lain agar arah aliran uapnya tetap.
4. Tekana dan suhu uap yang masuk kedalam turbin harus lebih bedar dari oada
tekanan keluar turbin, jika uap yang kjekuar dari turbin masih memiliki tekanan
dan suhu uap yang besar maka pemanfaatan energi uap di turbin kurang
maksimal. Oleh karena itu, uap yang telah mengalir ke stage terakhir sudu-sudu
turbin pasti akan mengalami penurunan tekanan dan suhu, sehingga uap akan
kehilangan energi panas dan membuat uap mengalir ke bagian bawah dari
turbin.
5. Setelah meninggalkan turbin uap akan dialirkan kedalam kondensor untuk
menurunkan tekanan dan suhu uap.
khusus menjadi lebih panjang dibanding tturbin single flow. Biasanya turbin ini
digunakan pada sistem yang memiliki tekanan uap yang kecil, sehingga dibutuhkan
dua aliran uap untuk lebih meningkatkan kapasitas uap yang masuk ke dalam turbin.
Kapasitas uap yang meningkat membuat putaran yang dihasilkan oleh turbin akan
meningkat, sehingga daya yang dapat dihasilkan oleh Generator juga akan
meningkat.
16
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Grafik tekanan steam chest sebelum dan sesudah turbine washing terhadap
waktu.
5.8 6
5.7 5
5.6 4
5.5
3
5.4
2
5.3
5.2 1
5.1 0
0 5 10 15 20 25 0 5 10 15 20 25
Waktu (Jam) Waktu (Jam)
(a) (b)
Grafik 3.1 Tekanan Steam Chest terhadap Waktu
Berdasarkan grafik 3.1 diatas dapat dilihat perbedaan yang sangat signifikan
antara grafik a (tekanan steam chest terhadap waktu sebelum turbine washing) dan
grafik b (tekanan steam chest terhadap waktu sesudah turbine washing). Dimana
turbine washing dilakukan jika steam chest sudah tidak setabil lagi ada penurunan
dan kenaikan tekanan seperti yang digambarkan pada grafik a dan setelah dilakukan
turbin washing maka nilai steam chest kembali setabil seperti yang digambarkan
pada grafik b, sehingga kinerja turbin dapat kembali optimal.
17
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang
3.2 Grafik perbandingan daya aktual turbin sebelum dan sesudah turbine washing.
55.8
55.6
55.4
55.2
Daya Aktual
55
54.8
54.6
54.4
54.2
54
1 2 3
Sebelum Turbine Washing 54.75 54.66 54.96
Sesudah Turbine Washing 55.685 55.681 55.624
Grafik 3.2 Perbandingan Daya Aktual Sebelum dan Sudah Turbine Washing
Dari grafik 3.2 di atas bahwa perbandinga daya aktual didapat nilai daya
aktual mengalami kenaikan setelah turbine washing dibandingkan sebelum turbine
washing. Ini dikarenakan debu dan zat pengotor lainnya yang masuk ke dalam
turbin yang mengendap pada sudut-sudut tersebut telah bersih sehingga aliran udara
pada setiap tingkat akan lebih optimal dan gaya gesekan udara juga menjadi
berkurang.
18
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang
3.3 Grafik perbandingan daya isentropik turbin sebelum dan sesudah turbine
washing.
72.5
72
71.5
Daya Isentropik
71
70.5
70
69.5
69
1 2 3
Sebelum Turbine Washing 70.16 70.67 70.24
Sesudah Turbine Washing 72.03 70.36 70.51
Grafik 3.3 Perbandingan Daya Isentropik Sebelum dan Sesudah Turbine Washing
Berdasarkan grafik 3.3 di atas dapat dilihat bahwa daya isentropik meningkat
setelah dilakukannya turbine washing, daya isentropik meningkat sebesar 0,33 -
1,87 kJ/kg. Hal ini disebabkan oleh rasio kompresi turbine meningkat
19
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang
3.4 Grafik perbandingan efisiensi turbin sebelum dan sesudah turbine washing.
80.5
80
79.5
Efisiensi Turbin
79
78.5
78
77.5
77
76.5
76
1 2 3
Sebelum Turbine Washing 78.04 77.54 78.24
Sesudah Turbine Washing 77.3 79.1 79.9
Grafik 3.4 Perbandingan Efisiensi Turbine sebelum dan Sesudah Turbine Washing
Dari grafik 3.4 sebelum dan sesudah dilakukannya turbine washing efisiensi
turbine menurun sebesar 0,74%. Hal ini dikarenakan sebelum dilakukan turbin
washing laju alir nya kecil sehingga beban dari turbin tersebut besar maka efisiensi
juga akan besar. Tetapi setelah dilakukan turbin washing laju alirnya besar
sehingga beban turbin kecil maka efisiensi turbin kembali normal berada pada
kisaran 80%, sejak tes peforma awal pada 4 Oktober 1987 efisiensi turbin sebesar
84,11%. Ini berarti proses pemeliharaan periodik (turbine washing) sangat
mempengaruhi efisiensi turbin pada unit 3 di PT. Indonesia Power UPJP Kamojang.
20
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
1. Efisiensi turbin uap dipengaruhi oleh laju alir uap masuk turbin, tekanan
uap masuk turbin, dan tekanan uap keluar turbin.
2. Turbin memiliki efisiensi tertinggi pada tangga 17 Febuari 2016 yaitu
79.9 % dan efisiensi terendah pada tanggal 7 Febuari 2016 yaitu 78.04 %.
3. Turbine washing dilakukan jika tekanan steam chest sudah naik.
4. Daya aktual mengalami kenaikan setelah dilakukan turbin washing ini
dikarenakan debu dan zat pengotor lainnya debu yang masuk ke dalam
kondensor yang mengendap pada sudu-sudu tersebut telah bersih
sehingga aliran udara pada setiap tingkat akan lebih optimal dan gaya
gesekan uadara juga menjadi berkurang.
5. Daya Isentropik pada turbin meningkat karena disebabkan oleh rasio
kompresi turbine meningkat.
6. Kegiatan pemeliharaan periodik (turbine washing) sangat
mempengaruhi efisiensi turbin pada unit 3 sehingga efisiensi turbin
kembali normal.
7. Efisiensi turbin kembali normal berada pada kisaran 79,9% sejak tes
peforma awal pada 4 Oktober 1987 efisiensi turbin sebesar 84,11%.
4.2 Saran
Saran dari penulis agar performa turbin unit 3 tetap terjaga dengan baik
yaitu dengan cara melakukan pengecekan dan pemeliharaan terhadap seluruh
komponen –komponen turbin serta keadaan disekitar turbin.
21
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang
DAFTAR PUSTAKA
Design Manuals (vil. TD01) PT. Indonesia Power Unit Pemeliharaan dan Jasa
Pembangkitan Kamojang.
Kamojang
Meida Sari, Memey, 2013, “Analisis Efisiensi Turbin Uap Unit 3 Berdasarkan Data
Comissioning Dan Data Aktual”. Bandung: POLBAN.
Performance Test Unit 2 & 3, PT. Indonesia Power Unit Pemeliharaan dan Jasa
Pembangkitan Kamojang