Anda di halaman 1dari 21

Laporan Kerja Praktik PT.

Indonesia Power Kamojang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Indonesia Power UPJP Kamojang mempunyai tiga unit pembangkit


listrik yaitu unit 1,2 dan 3. Turbin uap merupakan komponen utama dari system
pembangkit listrik, turbin uap yang di gunakan di sesuaikan berdasarkan tekanan
uap yang di hasilkan . uap yang berada di daerah PLTP Kamojang. Kamojang
sendiri dapat di katakan berbasis water resurces dan di katakan uap yang bertekanan
rendah (low pressure) , maka turbin uap lah yang cocok untuk di gunakan. Proses
menghasilkan listrik di PT. Indonesia Power UPJP Kamojang membutuhkan
beberapa komponen alat yaitu: steam receiving header, separator, demister, turbin,
kondensor, cooling tower, main cooling water pump (MCWP), generator, dan
transformator utama. Agar turbin bekerja secara efisien, maka uap bekas yang telah
digunakan untuk memutar turbin harus dikondisikan sebaik mungkin dan dianalisa
efisiensinya.

Jenis turbin yang digunakan PT. Indonesia Power adalah turbin uap. Dimana
efisiensi alat ini dapat dianalisa untuk mengetahui kemampuan turbin uap tersebut.
Dengan mengetahui efisiensi turbin uap dapat dilihat apakah efisiensi alat ini naik
atau turun, jika mengalami penurunan maka dapat dicegah dengan penanganan
khusus, baik melalui teknik perawatan tertentu, perbaikan berkala, dan modifikasi
sistem. Selain itu, pengaruh dari efisiensi turbine washing dapat dianalisa karena
sebelum ataupun sesudah turbine washing dapat mempengaruhi kinerja turbin
utama.

1
2
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang

1.2 Tujuan Tugas Khusus


1. Mempelajari proses pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga panas
bumi.
2 Memperoleh pengalaman nyata mengenai perkembangan teknologi
khususnya pada salah satu komponen PLTP Indonesia Power Kamojang
yaitu turbin.
3 Mengetahui perbandingan efisiensi Turbin unit 3 sebelum dan sesudah
turbine washing.
1.3 Batasan Tugas Khusus
Begitu banyak komponen yang ada di PLTP Kamojang, sehingga dalam
laporan ini komponen yang akan di bahas adalah turbin. Mengenai tentang turbin
penulis membatasi tugas khusus dalam pembuatan Laporan ini yaitu tentang
Perbandingan efisiensi Turbin Unit 3 Sebelum dan Sesudah Turbine Washing.
3
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Turbin
Turbin adalah suatu mesin rotari yang berfungsi untuk mengubah energi dari
aliran fluida menjadi energi gerak yang bermanfaat. Contoh turbin awal adalah
kincir angin dan roda air. Sebuah turbin yang bekerja terbalik disebut kompresor
atau pompa turbo. Macam macam turbin dapat dikategorikan berdasarkan tipe
energi yang digunakan untuk menghasilkan daya gerak atau energi. Sesuai dengan
energi yang digunakan ada 4 jenis turbin yaitu :
1. Turbin Uap
2. Turbin Air
3. Turbin Angin
4. Turbin Gas
Jenis turbin yang dipakai di PT. Indonesia Power UPJP Kamojang adalah turbin
uap.

2.2 Turbin Uap

Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi termal
menjadi energi kinetik yang selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan elemen
lain, dihubungkan dengan mekanisme yang digerakan. Turbin uap dapat digunakan
pada berbagai bidang industri tergantung dari jenis mekanisme yang digerakannya,
seperti untuk pembangkit listrik. Pada turbin uap tidak terdapat bagian mesin yang
bergerak translasi, melainkan gerakan rotasi. Bagian turbin yang berputar biasa
disebut dengan istilah rotor turbin., sedangkan bagian turbin yang tidak berputar
dinamai dengan istilah stator. Rotor turbin terletak didalam rumah turbin dan
memutar poros daya setelah mengkonversikan uap atau steam menjadi energi
kinetis berupa putaran poros.
4
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang

Di dalam turbin fluida kerja mengalami ekspansi, yaitu proses penurunan


tekanan dan mengalir secara kontinyu. Penamaan turbin didasarkan pada jenis
fluida yang mengalir didalamnya, apabila fluida kerjanya berupa uap maka turbin
biasa disebut dengan turbin uap.

2.2.1 Spesifikasi Turbin Uap Panas Bumi Kamojang


Pabrik : Mitsubishi Heavy Industries Ltd
Tipe : Double Flow, 5 tingkat consensing turbin
Kapasitas : Unit I = 30 MW (terminal G);
Unit II dan III = 55 MW (terminal G)
Tekanan In : 6,5 bar abs (masuk MSV)
Tekanan Out : 0,1 bar abs
Suhu Uap In : 161,9 °C
Putaran : 3000 rpm
Konsumsi Uap : Unit I = 250 ton/jam;
Unit II dan III = 388,9 ton/jam

2.2.2 Komponen Utama Turbin Uap

Turbin uap terdiri dari beberapa komponen utama (seperti terlihat pada
Gambar 2.1), komponen-komponen ini memiliki fungsi yang berbeda. Untuk
selanjutnya akan dijelaskan mengenai beberapa komponen dan fungsinya.

Gambar 2.1 Turbin uap dan komponennya


5
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang

2.2.2.1 Rumah Turbin


Rumah turbin adalah bagian dari turbin penutup bagian-bagian utama turbin,
berfungsi sebagai sebuah bejana yang bertekanan yang memungkinkan peggunaan
energi panas secara efektif dan untuk menjaga letak sudu-sudu tetap. Untuk rumah
turbin ditopang oleh empat alas lempeng baja yang dipasang pada pondasi yang
dirancang sedemikian rupa agar dapat bergeser secara bebas dalam arah radial dan
aksial sambil mempertahankan posisi pusatnya dengan rotor pada saat rumah turbin
memuai akibat perubahan panas.

Gambar 2.2 Rumah turbin


2.2.2.2 Rotor Turbin
Rotor turbin adalah bagian turbin yang berputar yang terdiri dari poros, sudu
turbin atau deretan sudu yaitu stasionary blade dan moving blade. Untuk turbin
bertekanan tinggi atau ukuran besar, khususnya untuk turbin jenis reaksi maka
motor ini perlu dilakukan balancing untuk mengimbangi gaya reaksi yang timbul
secara aksial terhadap poros.

Gambar 2.3 Rotor turbin


6
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang

2.2.2.3 Journal Bearing


Journal baring adalah bagian turbin yang berfungsi untuk menahan gaya
radial atau gaya tegak lurus rotor.

Gambar 2.4 Journal bearing

2.2.2.4 Thrust Bearing


Thrust bearing adalah bagian turbin yang berfungsi untuk menahan atau
untuk menerima gaya aksial atau gaya sejajar terhadap poros yang merupakan
gerakan maju mundurnya poros rotor.

Gambar 2.5 Thrust bearing

2.2.2.5 Gland Packing


Gland packing merupakan bagian turbin sebagai penyekat untuk menahan
kebocoran baik kebocoran uap maupun kebocoran oli.
7
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang

Gambar 2.6 Gland packing

2.2.2.6 Main Oil Pump


Main oil pump merupakan pompa yang berfungsi untuk memompakan oli dari
tangki untuk disalurkan pada bagian-bagian yang berputar pada turbin. Fungsi dari
oli adalah:
- Sebagai pelumas pada bagian-bagian yang berputar.
- Sebagai pendingin yang telah panas dan masuk ke bagian turbin dan akan
menekan/terdorong keluar secara sirkuler.
- Sebagai pelapis pada bagian turbin yang bergerak secara rotasi.
- Sebagai pembersih, dimana oli yang telah kotor sebagai akibat dari benda-
benda yang berputar dari turbin akan terdorong ke luar secara sirkuler oleh
oli yang masuk.

Gambar 2.7 Main oil pump


8
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang

2.2.2.7 Stasionary Blade


Stasionary blade adalah sudu-sudu turbin yang berfungsi untuk menerima
dan mengarahkan steam yang masuk.

Gambar 2.8 Stasionary blade


2.2.3 Alat Bantu Turbin
Dalam masa operasinya, turbin memerlukan alat bantu agar performanya
lebih maksimal, berikut alat-alat bantu turbin:

2.2.3.1 Steam Chest


Steam Chest merupakan titik pertemuan antara pipa uap utama dengan saluran
uap masuk turbin. Fungsi utama steam chest adalah sebagai wadah untuk
menempatkan katup-katup governor sebagai pengatur aliran uap yang akan masuk
ke turbin. Posisi steam chest pada kontruksi berbagai turbin sangat beragam. Pada
salah satu rancangan turbin, steam chest mungkin ditempatkan di bagian atas dan
bawah dari turbin tekanan tinggi.

2.2.3.2 Stop Valve


Katup penutup cepat yang berfungsi untuk memblokir aliran uap dari ketel ke
turbin. Katup dirancang hanya untuk menutup penuh/membuka penuh.

2.2.3.3 Governor Valve


Fungsi katup governor adalah untuk mengatur aliran uap dari steam chest
yang akan masuk ke turbin. Jadi tugas utamanya adalah mengatur putaran atau
beban yang dihasilkan oleh turbin.
9
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang

2.2.4 Fitur Utama Turbin


Adapun fitur yang terdapat pada turbin uap yang digunakan Pembangkit
listrik tenaga panas bumi adalah sebagai berikut [dikutip dari: Turbine-Generator
and Ancillary Plant Maintenance Manual Vol. TM 03]:
a. Kontruksi turbin yang tepat seperti turbin uap dengan tekanan rendah untuk
kelas 125 MW pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. Karena
dijalankan dengan tekanan rendah, pipa uap masuk, tinggi dari nozzle/sudu
dan lubang keluaran uap bekas dari turbin relatif besar, walaupun jumlah
tingkatan sudu sedikit.
b. Mengingat pertimbangan uap basah jenuh tertentu telah digunakan untuk
pencegahan korosi pada material yang digunakan, mengeringkan pemisahan
dari uap dan pencegahan menempel ke katup.
c. Berdasarkan aturan, unit ini dijalan secara paralel dengan bus. Selama
operasi normal, katup governor terbuka dalam keadaan konstan, jika liminer
beban sedang mengendalikan tetapi kemungkinan dapat merubah variasi
frekuensi jika katup governor sedang mengendalikan.
d. Main stop valves merupakan tipe katup swing-check dan katup governor
merupakan tipe butterfly untuk meminimalisir kehilangan tekanan dari uap
utama apabila limiter beban sedang mengendalikan, tetapi governor sedang
mengendalikan.
e. Main stop valves dan katup-katup governor diletakan pada dua jalur yang
berbeda. Pengujian stem-free dapat dilakukan untuk katup-katup di setiap
jalur uap yang berbeda, satu katup dalam satu waktu. Itu memungkinkan
untuk melakukan pengujian stem-free selama pengoperasian beban.
f. Sebagai uap utama dipergunakan untuk gland packings pada kedua
ujungnya, beberapa dari jumlah pengisolasion uap yang berkaitan dengan
kebocoran uap harus selalu dimasukan ke pengisolasian. Tidak hanya
selama awal operasi tetapi juga selama pengoperasian dengan beban.
10
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang

2.2.5 Prinsip Kerja Turbin Uap


Prinsip kerja turbin uap panas bumi yang berlangsung merupakan perubahan
energi dari satu energi menjadi energi lain. Adapun alur transformasi energi pada
turbin uap adalah sebagai berikut:
Energi termal yang sudah tersedia dari sumur-sumur uap panas dikonversi
menjadi energi kinetik melalui proses ekspansi adiabatik dalam turbin. Selanjutnya
energi kinetik dikonversi menjadi energi mekanis dan energi mekanis dikopel
menjadi energi listrik menggunakan generator.
2.2.6 Efisiensi Turbin
Efisiensi turbin merupakan suatu nilai performa kerja yang dilakukan oleh
turbin tersebut dalam memanfaatkan energi panas dari uap dalam menghasilkan
energi dalam bentuk energi mekanik berupa putaran pada poros turbin dan energi
uap yang keluar dari turbin. Di mana energi input pada turbin yaitu berupa energi
kalor pada uap, sedangkan energi yang dihasilkan oleh turbin yaitu berupa energi
mekanik berupa putaran untuk menghasilkan energi listrik, dan sisa uap yang telah
dimanfaatkan untuk memutar turbin.

 Persamaan menentukan kualitas uap:

S1−Sf
X= .............................................................................................(1)
Sg−Sf

Keterangan:

X = nilai fraksi uap

S1 = entropi uap masuk turbin

Sf = entropi uap keluar turbin fasa cair

Sg = entropi uap keluar turbin fasa gas

 Mencari nilai entalpi keluaran turbin:

H2 = Hf + (Hfg)..................................................................................(2)
11
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang

Keterangan:

Hf = entalpi uap keluar turbin fasa cair

x = nilai fraksi uap

Hfg = selisih antara hf dan hg

H2 = entalpi keluaran turbin

 Daya turbin isentropik:


Ps = m 𝑥 ∆H......................................................................................(3)

Keterangan:

Ps = Daya turbin isentropik

m = laju aliran

∆H = Selisih H1 dan H2

 Daya aktual turbin:


Pgen
Pa = ..................................................................................(4)
η gennerator

Keterangan:

Pa = Daya aktual turbin

Pgen = Daya generator

Kerja turbin sebenarnya merupakan hasil dari pengurangan nilai enthalpy h1


dan h2 yang didapat dari tekanan masuk turbin dengan menggunakan tabel
termodinamika didapat nilai-nilai enthalpy tersebut.

Efisiensi turbin uap (%) berjenis low pressure dihitung menggunakan


persamaan 5. Efisiensi dihitung dari daya nyata turbin dibagi daya secara teoritis.
Rumus perhitungannya sebagai berikut:
12
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang

Pa
η = × 100%.........................................................................................(5)
Ps

Pa = Daya aktual turbin

Ps = Daya isentropik turbin

ηturbin = Efisiensi turbin

ηgenerator = Efisiensi generator


2.3 Entalpi
Entalpi merupakan istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah
energi internal yang ada dalam sebuah sistem termodinamika yang ditambah
dengan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan aktivitas pada suatu materi
(energi dalam). Entalpi dari suatu sistem homogen dinyatakan sebagai :

H = U + pV.......................................................................................................(6)

Keterangan:

H = entalpi sistem

U = energi dalam

P = tekanan dari sistem

V = volume sistem

Sama halnya dengan energi, nilai suatu entalpi tidak dapat diukur. Namun, nilai dari
perubahannya bisa diukur (∆H).

∆H = H1 – H2...................................................................................................(7)

Keterangan:

∆H = perubahan entalpi

H1 = entalp produk; H0 = entalpi reaktan


13
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang

 Jika H produk > H reaktan, maka ΔH bertanda positif, berarti terjadi


penyerapan kalor dari lingkungan ke sistem
 jika H produk < H reaktan, maka ΔH bertanda negatif, berarti terjadi
pelepasan kalor kelingkungan
2.4 Entropi
Entropi merupakan salah satu besaran termodinamika yang mengukur energi
dalam sistem per satuan temperatur yang tidak dapat dilakukan untuk melakukan
usaha. Entropi dari sebuah sistem tertutup akan selalu naik dan pada saat transfer
kalor, energi kalor akan berpindah dari komponen yang bersuhu lebih tinggi ke
komponen yang bersuhu lebih rendah. Untuk mencari nilai entropi sendiri
menggunakan steam tables.

2.5 Efisiensi Isentropik


Efisiensi isentropik merupakan perbandingan antara kinerja aktual sebuah
peralatan dan kinerja yang dapat dicapai dibawah keadaan ideal untuk keadaan
masuk yang sama dan tekanan keluar yang sama.
2.6 Klasifikasi Turbin Uap Low Pressure
Berdasarkan kategori uap pada pembangkit tenaga listrik, jenis turbin uap
yang digunakan disesuaikan dengan berdasarkan tekanan uap yang dihasilkan. Uap
di daerah PLTP Kamojang sendiri dapat dikategorikan berbasis Water Resources
dan dikategorikan sebagai uap bertekanan rendah (Low Pressure), maka turbin uap
yang digunakan adalah merupakan jenis turbin Low Pressure. Klasifikasi turbin uap
dengan Low Pressure dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu Turbine Single Flow
dan Turbine Double Flow.
2.6.1 Prinsip Kerja Turbin Single Flow
Prinsip kerja turbin single flow adalah sebagai berikut:
1. Uap panas terlebih dahulu masuk kedalam katup pengontrol uap (Governor
Valve) dimana uap yang masuk kedalam turbin harus stabil dan sesuai dengan
kapasitas teknis turbin.
14
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang

2. Uap masuk kedalam turbin melewati nozzle, didalam nozzle energi panas dari
uap dikonversikan menjadi energi mekanik. Uap yang keluar dari nozzle
diarahkan ke sudu-sudu turbin yang berbentuk lengkungan dan dipasang
disekeliling rotor turbin. Uap yang mengalir melalui celah-celah antar sudu
trubin itu dibelokkan mengikuti lengskungan dari sudu turbin. Perubahan
kecepatan uap ini menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar
poros/rotor turbin yang telah di-couple dengan Generator supaya menghasilkan
medan listrik dan putaran rotor tersebut.
3. Jika uap masih mempunyai energi panas yang besar saat meninggalkan sudu-
sudu turin, berarti hanya sebagian kecil energi panas dari uap yang diambil oleh
sudu-sudu turbin. Supaya energi panas yang tersisa dari uap tersebut dapat
dimanfaatkan secara maksimal, maka pada turbin umumnya dipasang lebih
dari satu stage sudu-sudu turbin. Agar uap dapat mengalir ke stage yang
lainnya, maka antara stage dipasang satu baris sudu tetap yang berguna untuk
mengubah arah kecepatan uap yang nantinya akan membuat uap akan masuk
ke sudu-sudu stage yang lain agar arah aliran uapnya tetap.
4. Tekana dan suhu uap yang masuk kedalam turbin harus lebih bedar dari oada
tekanan keluar turbin, jika uap yang kjekuar dari turbin masih memiliki tekanan
dan suhu uap yang besar maka pemanfaatan energi uap di turbin kurang
maksimal. Oleh karena itu, uap yang telah mengalir ke stage terakhir sudu-sudu
turbin pasti akan mengalami penurunan tekanan dan suhu, sehingga uap akan
kehilangan energi panas dan membuat uap mengalir ke bagian bawah dari
turbin.
5. Setelah meninggalkan turbin uap akan dialirkan kedalam kondensor untuk
menurunkan tekanan dan suhu uap.

2.6.2 Prinsip Kerja Turbin Double Flow


Prinsip kerja turbin doble flow secara keseluruhan hampir sama dengan
prinsip kerja turbin single flow, namun yang membedakan adalah aliran uapnya.
Pada jenis turbin double floww, uap yang telah melalui katup pengontrol uap
(Governor Valve) akan memasuki cassing turbin. Setelah itu, uap akan mengalir
dengan dua arah aliran masukan uap ke kiri dan ke kanan. Turbin pun di desain
15
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang

khusus menjadi lebih panjang dibanding tturbin single flow. Biasanya turbin ini
digunakan pada sistem yang memiliki tekanan uap yang kecil, sehingga dibutuhkan
dua aliran uap untuk lebih meningkatkan kapasitas uap yang masuk ke dalam turbin.
Kapasitas uap yang meningkat membuat putaran yang dihasilkan oleh turbin akan
meningkat, sehingga daya yang dapat dihasilkan oleh Generator juga akan
meningkat.
16
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Grafik tekanan steam chest sebelum dan sesudah turbine washing terhadap
waktu.
5.8 6

Tekanan Steam Chest (Bar)


Tekanan Steam Chest (Bar)

5.7 5
5.6 4
5.5
3
5.4
2
5.3
5.2 1

5.1 0
0 5 10 15 20 25 0 5 10 15 20 25
Waktu (Jam) Waktu (Jam)

(a) (b)
Grafik 3.1 Tekanan Steam Chest terhadap Waktu

Berdasarkan grafik 3.1 diatas dapat dilihat perbedaan yang sangat signifikan
antara grafik a (tekanan steam chest terhadap waktu sebelum turbine washing) dan
grafik b (tekanan steam chest terhadap waktu sesudah turbine washing). Dimana
turbine washing dilakukan jika steam chest sudah tidak setabil lagi ada penurunan
dan kenaikan tekanan seperti yang digambarkan pada grafik a dan setelah dilakukan
turbin washing maka nilai steam chest kembali setabil seperti yang digambarkan
pada grafik b, sehingga kinerja turbin dapat kembali optimal.
17
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang

3.2 Grafik perbandingan daya aktual turbin sebelum dan sesudah turbine washing.

55.8
55.6
55.4
55.2
Daya Aktual

55
54.8
54.6
54.4
54.2
54
1 2 3
Sebelum Turbine Washing 54.75 54.66 54.96
Sesudah Turbine Washing 55.685 55.681 55.624

Grafik 3.2 Perbandingan Daya Aktual Sebelum dan Sudah Turbine Washing

Dari grafik 3.2 di atas bahwa perbandinga daya aktual didapat nilai daya
aktual mengalami kenaikan setelah turbine washing dibandingkan sebelum turbine
washing. Ini dikarenakan debu dan zat pengotor lainnya yang masuk ke dalam
turbin yang mengendap pada sudut-sudut tersebut telah bersih sehingga aliran udara
pada setiap tingkat akan lebih optimal dan gaya gesekan udara juga menjadi
berkurang.
18
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang

3.3 Grafik perbandingan daya isentropik turbin sebelum dan sesudah turbine
washing.

72.5

72

71.5
Daya Isentropik
71

70.5

70

69.5

69
1 2 3
Sebelum Turbine Washing 70.16 70.67 70.24
Sesudah Turbine Washing 72.03 70.36 70.51

Sebelum Turbine Washing Sesudah Turbine Washing

Grafik 3.3 Perbandingan Daya Isentropik Sebelum dan Sesudah Turbine Washing

Berdasarkan grafik 3.3 di atas dapat dilihat bahwa daya isentropik meningkat
setelah dilakukannya turbine washing, daya isentropik meningkat sebesar 0,33 -
1,87 kJ/kg. Hal ini disebabkan oleh rasio kompresi turbine meningkat
19
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang

3.4 Grafik perbandingan efisiensi turbin sebelum dan sesudah turbine washing.

80.5
80
79.5

Efisiensi Turbin
79
78.5
78
77.5
77
76.5
76
1 2 3
Sebelum Turbine Washing 78.04 77.54 78.24
Sesudah Turbine Washing 77.3 79.1 79.9

Sebelum Turbine Washing Sesudah Turbine Washing

Grafik 3.4 Perbandingan Efisiensi Turbine sebelum dan Sesudah Turbine Washing

Dari grafik 3.4 sebelum dan sesudah dilakukannya turbine washing efisiensi
turbine menurun sebesar 0,74%. Hal ini dikarenakan sebelum dilakukan turbin
washing laju alir nya kecil sehingga beban dari turbin tersebut besar maka efisiensi
juga akan besar. Tetapi setelah dilakukan turbin washing laju alirnya besar
sehingga beban turbin kecil maka efisiensi turbin kembali normal berada pada
kisaran 80%, sejak tes peforma awal pada 4 Oktober 1987 efisiensi turbin sebesar
84,11%. Ini berarti proses pemeliharaan periodik (turbine washing) sangat
mempengaruhi efisiensi turbin pada unit 3 di PT. Indonesia Power UPJP Kamojang.
20
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang

BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan perhitungan yang telah dilakukan, dapat


disimpulkan bahwa:

1. Efisiensi turbin uap dipengaruhi oleh laju alir uap masuk turbin, tekanan
uap masuk turbin, dan tekanan uap keluar turbin.
2. Turbin memiliki efisiensi tertinggi pada tangga 17 Febuari 2016 yaitu
79.9 % dan efisiensi terendah pada tanggal 7 Febuari 2016 yaitu 78.04 %.
3. Turbine washing dilakukan jika tekanan steam chest sudah naik.
4. Daya aktual mengalami kenaikan setelah dilakukan turbin washing ini
dikarenakan debu dan zat pengotor lainnya debu yang masuk ke dalam
kondensor yang mengendap pada sudu-sudu tersebut telah bersih
sehingga aliran udara pada setiap tingkat akan lebih optimal dan gaya
gesekan uadara juga menjadi berkurang.
5. Daya Isentropik pada turbin meningkat karena disebabkan oleh rasio
kompresi turbine meningkat.
6. Kegiatan pemeliharaan periodik (turbine washing) sangat
mempengaruhi efisiensi turbin pada unit 3 sehingga efisiensi turbin
kembali normal.
7. Efisiensi turbin kembali normal berada pada kisaran 79,9% sejak tes
peforma awal pada 4 Oktober 1987 efisiensi turbin sebesar 84,11%.

4.2 Saran
Saran dari penulis agar performa turbin unit 3 tetap terjaga dengan baik
yaitu dengan cara melakukan pengecekan dan pemeliharaan terhadap seluruh
komponen –komponen turbin serta keadaan disekitar turbin.
21
Laporan Kerja Praktik PT. Indonesia Power Kamojang

DAFTAR PUSTAKA

Birri, Fathul, 2013, “Pengaruh Beban Generator Terhadap Kinerja Kondensor


Tipe Kontak Langsung PLTP Kamojang Unit 3”. Bandung: POLBAN.

Design Manuals (vil. TD01) PT. Indonesia Power Unit Pemeliharaan dan Jasa

Pembangkitan Kamojang.

HUMAS PT. Indonesia Power Unit Pemeliharaan dan Jasa Pembangkitan

Kamojang

Kartika, Julianti, 2013, “Analisa Perbandingan Efisiensi Turbin Uap Unit 3

Sebelum dan Sesudah Washing”. Bandung: POLBAN.

Meida Sari, Memey, 2013, “Analisis Efisiensi Turbin Uap Unit 3 Berdasarkan Data
Comissioning Dan Data Aktual”. Bandung: POLBAN.

Performance Test Unit 2 & 3, PT. Indonesia Power Unit Pemeliharaan dan Jasa

Pembangkitan Kamojang

Anda mungkin juga menyukai