Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(KOEFISIEN MUAI PANJANG)

(PERCOBAAN - FP 2)

Nama : Endryana Seftianingtyas

NIM : 205090701111025

Fak/Jurusan : MIPA/Teknik Geofisika

Kelompok :6

Tgl Praktikum : 15 Oktober 2020

Nama Asisten : Mochamad Fauzy Dwi Irawan

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2020
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(PENGUKURAN DAN RALAT)

Nama : Endryana Seftianingtyas

NIM : 205090701111025

Fak/Jurusan : MIPA/Teknik Geofisika

Kelompok :6

Tgl Praktikum : 15 Oktober 2020

Nama Asisten : Mochamad Fauzy Dwi Irawan

Catatan :

Paraf Paraf Nilai


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Setelah diselesaikannya percobaan ini diharapkan konsep pemuaian berbagai


zat padat dapat dipahami oleh praktikan dan koefisien muai panjang berbagai batang
logam dapat ditentukan oleh praktikan secara tepat.

1.2 Dasar Teori

Pertambahan panjang (ΔL) suatu benda yang disebabkan oleh perubahan suatu
suhu (ΔT) disebut sebgai pemuaian panjang (α) suatu benda. Pertambahan panjang
suatu benda dapat dirumuskan

ΔL = α . L0 . ΔT

Dimana ΔT = T1 – T0 dan ΔL = L1 – L0. Dan koefisien muai panjang ini memilki tabel
yaitu :
(Douglas C. Giancoli, 2015)

Apabila ΔT berubah maka ΔL juga akan berubah. Jadi dapat dikatakan ΔL


berbanding lurus dengan ΔT. Hal ini dapat diibaratkan pada dua batang yang memilki
bahan sama dan perubahan yang sama, tetapi yang satu memilki panjang dua kali lebih
dari panjang lain, maka perubahan panjangnya juga akan menjadi dua kali lipat. Maka
dari itu ΔL harus sebanding dengan L0 (Sears dan Zemansky, 2009).

Pemuaian panjang atau linear adalah keadaan benda yang panjang akhir
hampir sebanding dengan panjang awal dikarenakan pertambahan suhu yaitu,

ΔL = α . L0 . ΔT

Dimana konstanta perbandingan α disebut sebagai koefisien muai panjang dengan


tergantung sifat zatnya. Dari persamaan diatas dapat dibuat persamaan baru yaitu

α=

(Frederick J. Bueche dan Eugene Hecht, 2006 )


BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum diantaranya


seperangkat alat pemuaian, termometer, selang karet, pipa : kuningan, baja, dan gelas,
cawan petri, dan generator uap

2.2 Tata Laksana Percobaan

Langkah pertama yaitu suhu ruangan diukur


dengan termometer dan dicatat sebagai T0

Kemudian panjang dari pipa kuningan, baja,


dan gelas diukur dan dicatat sebagai L0

Kemudian seperangkat alat pemuaian


dirangkai.

Setelah itu, pipa diletakkan pada alat pemuaian


untuk diukur panjangnya setelah dipanaskan.
Dimana pipa dengan ujung terbuka diletakkan
pada sandaran tetap sedangkan pipa dengan
ujung tertutup diletakkan pada sandaran
pengarah.

Sebelum pengukuran dilakukan maka alat


dikalibrasi terlebih dahulu yaitu dengan
memastikan jarum pada busur menunjuk skala
0o.
Selanjutnya seluruh pipa yang sudah
dipanaskan diukur panjangnya setiap
perubahan suhu yang selama 4x.

Perubahan panjang pipa dapat diketahui dengan


diukurnya sudut pada busur.

Langkah-langkah yang juga dilakukan pada


pipa dari bahan baja dan gelas.
BAB III

ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Percobaan

Konversi besaran sudutke translasian 1o (θ) = 0,03 mm

Kuningan Baja Gelas


NO Lo = 64 mm Lo = 64,1 mm Lo = 63,9 mm
O O
To = 26,2 C To = 26,4 C To = 26,3 OC
T1 ( OC ) Θ ( O) T1 ( OC ) Θ ( O) T1 ( OC ) Θ ( O)
1 34 19 38 9 29 4
2 52 20 48 10 36 5
3 57 21 58 12 41 5
4 62 21 68 13 45 6

3.2 Perhitungan

3.2.1 Kuningan

NO ΔL ΔT α( / K ) ̅
1 0,00057 14,04 0,000634 2,9102E-7

2 0,0006 46,44 0,000202 4,07529E-8


3 0,00063 55,44 0,000178 3,15264E-8
4 . 0,00066 64,44 0,00016 2,56104E-8

ΔL1 = Θ x 3 x 10-5 ΔL1 = Θ x 3 x 10-5 ΔT3 = T1 – T0

= 0,00057 m = 0,00066 m = 55,44 oK

ΔL2 = Θ x 3 x 10-5 ΔT1 = T1 – T0 ΔT4 = T1 – T0

= 0,0006 m = 14,04 oK = 64,44 oK

ΔL3 = Θ x 3 x 10-5 ΔT2 = T1 – T0 α1=

= 0,00063 m = 46,44 oK = 0,000634 (/K)



α2 = ̅ Kr α = ̅
x 100%

= 0,000202 (/K) = 2,93E-4 (/K) = X 100%

∑ ̅
α3 = δα = √ = 150,502 %

= 0,000178 (/K) = √

α4 = = 0,0004409 (/K)

= 0,00016 (/K)

α = ̅ ± δα

= 2,9102E-7 ± 1,624E-4 (/ OK)

3.2.2 Baja

NO ΔL ΔT α( / K ) ̅
1 0,00027 20,88 0,000202 5,80759E-09
2 0,0003 38,88 0,00012 1,44902E-08
3 0,00036 56,88 9,87E-5 9,74922E-09
4 0,00039 74,88 8,13E-5 6,60209E-09

ΔL1 = Θ x 3 x 10-5 ΔL1 = Θ x 3 x 10-5 ΔT3 = T1 – T0

= 0,00027 m = 0,00039 m = 56,88 oK

ΔL2 = Θ x 3 x 10-5 ΔT1 = T1 – T0 ΔT4 = T1 – T0

= 0,0003 m = 20,88 oK = 74,88 oK

ΔL3 = Θ x 3 x 10-5 ΔT2 = T1 – T0 α1 =

= 0,00036 m = 38,88 oK = 0,000202 (/K)



α2 = ̅ Kr α = ̅
x 100%

= 0,00012 (/K) = 0,000126 (/K) = X 100%

∑ ̅
α3 = δα = √ = 43,857 %

= 9,87E-5 (/K) = √

α4 = = 5,526E-5 (/K)

= 8,13E-5 (/K)

α = ̅ ± δα

= (12,6 ± 5,526) 10-5 (/ O K)

3.2.3 Gelas

NO ΔL ΔT α( / K ) ̅
1 0,00012 5,86 0,00032 8,63888E-08
2 0,00015 18,46 0,000127 1,61703E-08
3 0,00015 27,46 8,55E-05 7,30768E-09
4 0,00018 34,66 8,13E-05 6,6052E-09

ΔL1 = Θ x 3 x 10-5 ΔL1 = Θ x 3 x 10-5 ΔT3 = T1 – T0

= 0,00012 m = 0,00018 m = 27,46 K

ΔL2 = Θ x 3 x 10-5 ΔT1 = T1 – T0 ΔT4 = T1 – T0

= 0,00015 m = 5,86 K = 34,66 K

ΔL3 = Θ x 3 x 10-5 ΔT2 = T1 – T0 α1 =

= 0,00015 m = 18,46 K = 0,00032 (/K)



α2 = ̅ Kr α = ̅
x 100%

= 0,000127 (/K) = 0,000154 (/K) = X 100%

∑ ̅
α3 = δα = √ = 38,623 %

= 8,55E-5 (/K) = √

α4 = = 6,948E-5 (/K)

= 8,13E-5 (/K)

α = ̅ ± δα

= (15,4 ± 6,948) 10-5 (/ O K)

3.3 Pembahasan

3.3.1 Analisa Prosedur

3.3.1.1 Fungsi Alat

Dalam percobaan koefisien muai panjang digunakan


beberapa alat yaitu seperangkat alat pemuaian yang digunakan sebagai
pengukur perubahan panjang pipa setelah dipanaskan dengan generator
uap. Di dalam alat pemuaian terdapat busur yang apabila ada perubahan
panjang akan dibentuk suatu sudut dan sudut yang dibentuk tersebut
yang digunakan sebagai penanda perubahan panjang pipa serta
digunakan sebagai pengukur perubahan panjang pipa. Generator uap
difungsikan sebagai penghasil uap panas pada proses pemuaian
panjang. Termometer adalah alat yang digunakan sebagai pengukur
suhu awal dari pipa (suhu ruangan). Selang digunakan sebagai
penghantar udara panas dari generator uap dan sebagai saluran
pembuangan air yang dihasilkan oleh generator uap.

3.3.1.2 Fungsi Perlakuan


Sebelum percobaan dilakukan langkah pertama yang
harus dijalankan adalah suhu ruangan (suhu pipa sebelum dipanaskan)
diukur terlebih dahulu dan dicatat sebagai T0. Setelah itu, panjang dari
pipa diukur dan dicatat sebagai L0. Kemudian, seperangkat alat
pemuaian dirangkai sesuai prosedur dan petunjuk. Lalu, pengukuran
bisa dimulai dengan cara pipa yang ujungnya terbuka ditempatkan
pada sandaran tetap sedangkan pipa yang ujungnya tertutup
ditempatkan pada sandaran pengarah. Kemudian, generator uap
dinyalakan agar panas dihasilkan dan disalurkan pada pipa melalui
selang dan uap air pembuangan bisa dikeluarkan dengan selang yang
lain. Setelah itu, pengukuran bisa dilakukan setiap terjadi perubahan
suhu sebanyak empat kali. Kemudian, untuk nilai perubahan dari suatu
pipa dapat diketahui dengan dihitungnya sudut yang dibentuk ketika
pipa dipanaskan. Langkah-langkah tersebut dapat diterapkan pada pipa
: kuningan, baja, dan gelas.

3.3.2 Analisia Hasil

Pada praktikum kali ini akan dibahas terkait koefisen muai panjang dari
setiap pipa yang terbuat dari kuningan, baja, dan gelas. Selain itu, dalam
praktikum ini juga dibahas tentang pemuaian panjang pipa yang disebabkan
oleh faktor kenaikan suhu sebanyak 4x.

Pada percobaan pemuaian panjang pipa kuningan, diketahui


panjang awal dari pipa sebesar 0,064 m dan suhu awalnya 79,16 oK. Namun,
setelah dilakukan pemanasan pertama pada pipa gelas dengan kenaikan suhu
(ΔT) sebesar 14,04 oK maka dihasilkan selisih panjang (ΔL) sebesar 0,00057
m, dan dihasilkan koefisien muai panjang (α) sebesar 0,000634 (/oK).
Kemudian, pada pemanasan kedua dengan kenaikan suhu (ΔT) sebesar 46,44
o
K maka dihasilkan selisih panjang (ΔL) sebesar 0,0006 m, dan dihasilkan
koefiisien muai panjang (α) sebesar 0,000202 (/oK). Kemudian untuk
o
pemanasan ketiga dengan kenaikan suhu (ΔT) sebesar 55,44 K maka
dihasilkan selisih panjang (ΔL) sebesar 0,00063 m, dan dihasilkan koefisien
muai panjang (α) sebesar 0,000178 (/oK). Dan pada pemanasan terakhir dengan
kenaikan suhu (ΔT) sebesar 64,44 oK maka dihasilkan selisih panjang (ΔL)
sebesar 0,00066 m, dan dihasilkan koefisien muai panjang (α) sebesar 0,00016
(/oK). Dan dari seluruh koefisien muai panjang apabila dirata-rata maka
didapatkan ( ̅) sebesar 0,000293 (/oK).

Pada percobaan pemuaian panjang pipa gelas, diketahui panjang awal


dari pipa sebesar 0,0641 m dan suhu awalnya 79,52 oK. Namun, setelah
dilakukan pemanasan pertama pada pipa gelas dengan kenaikan suhu (ΔT)
sebesar 20,88 oK maka dihasilkan selisih panjang (ΔL) sebesar 0,00027 m, dan
dihasilkan koefisien muai panjang (α) sebesar 0,000202 (/oK). Kemudian, pada
o
pemanasan kedua dengan kenaikan suhu (ΔT) sebesar 38,88 K maka
dihasilkan selisih panjang (ΔL) sebesar 0,0003 m dan dihasilkan koefisien
muai panjang (α) sebesar 0,00012 (/oK). Kemudian untuk pemanasan ketiga
dengan kenaikan suhu (ΔT) sebesar 56,88 oK maka dihasilkan selisih panjang
(ΔL) sebesar 0,00036 m, dan dihasilkan koefisien muai panjang (α) sebesar
9,87E-5 (/oK). Dan pada pemanasan terakhir dengan kenaikan suhu (ΔT)
sebesar 74,88 oK maka dihasilkan selisih panjang (ΔL) sebesar 0,00039 m dan
dihasilkan koefisien muai panjang (α) sebesar 8,13E-5 (/oK). Dan dari seluruh
koefisien muai panjang apabila dirata-rata maka didapatkan ( ̅) sebesar
0,000126 (/oK).

Pada percobaan pemuaian panjang pipa gelas, diketahui panjang awal


dari pipa sebesar 0,0639 m dan suhu awalnya 78,34 oK. Namun, setelah
dilakukan pemanasan pertama pada pipa gelas dengan kenaikan suhu (ΔT)
sebesar 5,86 oK maka dihasilkan selisih panjang (ΔL) sebesar 0,00012 m, dan
dihasilkan koefisien muai panjang (α) sebesar 0,00032 (/oK). Kemudian, pada
o
pemanasan kedua dengan kenaikan suhu (ΔT) sebesar 18,46 K maka
dihasilkan selisih panjang (ΔL) sebesar 0,00015 m, dan dihasilkan koefiisien
muai panjang (α) sebesar 0,000127 (/oK). Kemudian untuk pemanasan ketiga
dengan kenaikan suhu (ΔT) sebesar 27,46 oK maka dihasilkan selisih panjang
(ΔL) sebesar 0,00015 m, dan dihasilkan koefisien muai panjang (α) sebesar
8,55E-5 (/oK). Dan pada pemanasan terakhir dengan kenaikan suhu (ΔT)
sebesar 34,66 oK maka dihasilkan selisih panjang (ΔL) sebesar 0,00018 m, dan
dihasilkan koefisien muai panjang (α) sebesar 8,13E-5 (/oK). Dan dari seluruh
koefisien muai panjang apabila dirata-rata maka didapatkan ( ̅) sebesar
0,000154 (/oK).
BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa pemuaian panjang suatu
benda dipengaruhi oleh faktor suhu dan jenis bahan penyusun pipa. Dimana setiap ada
peningkatan suhu maka akan dihasilkan panjang yang berbeda-beda. Serta apabila
bahan yang diamati tersusun material penyusun yang berbeda maka juga akan
menghhasilkan nilai koefisen muai panjang yang berbeda-beda.

4.2 Saran

Ketika percobaan dilakukan secara daring terdapat suatu kendala masalah


ketidakpahaman praktikan. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya keleluasaan dalam
menerima materi yang seharusnya diterima secara penuh. Selain itu, terkadang terjadi
kendala sinyal sehingga dalam penyampaian materi terkadang praktikan tidak
memahami apa yang disampaikan oleh asisten praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Bueche Frederick J. dan Heicht Eugene. 2006. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh. Jakarta :
Erlangga

Giancoli Douglas C. 2016. Physics Principles With Applications. USA : Courier Kendallville.

Sears and Zemansky. 2009. Fisica univeritaria. Mexico : Pearson Educacion.


LAMPIRAN

 Tiket Masuk
 Pre – Test
1. Koefisien muai termal ada berapa jenis, sebutkan !
Jawab : Pemuaian Panjang, Pemuaian Luas, Pemuaian Volume
2. Jelaskan secara singkat jenis-jenis koefisien muai termal !
Jawab :
- Pemuaian panjang adalah pertambahan ukuran panang suatu benda ketika
mendapat kenaikan suhu 1 oC atau 1 oK.
- Pemuaian luas adalah pertambahan luas suatu benda ketika mendapatkan kalor
- Pemuaian volume adalah pertambahan ukuran volume suatu benda ketika
menerima kalor.
3. Sebutkan 1 contoh aplikasi koefisien muai panjang
Jawab : pemasangan kabel PLN yang dibuat kendor
 Tugas Pendahuluan
1. Apa yang dimaksud dengan koefisen muai linear, koefisien muai luas, dan koefisien
muai volum ?
2. Buktikan bahwa koefisien muai luas sama dengan 2 kali muai linearnya, dan koefisien
muai volume sama dengan 3 kali koefisien linearnya !
3. Ramalkan kemungkinan terjadi penyusutan dari panjang semula sebuah batang yang
mula-mula dinaikkan temperaturnya dan kemudian diturunkan!

Jawaban :

1. Koefisien muai linear (α) adalah bilangan yang menyatakan seberapa besar
pertambahan panjang suatu bahan setiapsatuan panjang jika suhunya naik sebesar 1 oC
atau 1 oK.

Koefisien muai luas adalah perubahan relatif dari luas suatu zat dibagi dengan
perubahan waktu.

Koefisien muai volume adalah perubahan relatif dari volume suatu zat dibagi dengan
perubahan waktu.

2. ΔA = AO . β . ΔT

Dimana β = 2α, sehingga ΔA = AO . 2α . ΔT, maka dapat dibuktikan bahwa koefisien


muai luas 2 kali lebih besar pemuaiannya dibandingkan dengan koefisien muai linear.

Vt = Vo (1 + γ . Δt)

Dimana γ = 3α, sehingga Vt = Vo (1 + 3α . Δt), maka dapat dibuktikan bahwa


koefisien muai volum 3 kali lebih besar pemuaiannya dibandingkan dengan koefisien
muai linear.

3. Karena panjang batang setelah dipanaskan berbanding lurus dengan temperatur, maka
besar kemungkinan sebuah batang yang mengalami pemuaian panjang apabila
didinginkan akan mengalami penyusutan. Seperti halnya pada prisnsip pada kabel
PLN apabila siang hari matahari terik maka akan terjadi pemuaian panjang dan pada
malam hari akan mengalami penyusutan akibat perubahan suhu, maka dari itulah
pemasangan kabel dibuat kendor.
 Bukti Screenshoot Dasar Teori

(Douglas C. Giancoli, 2015)


(Frederick J. Bueche dan Eugene Hecht, 2006 )
(Sears dan Zemansky, 2009).

Anda mungkin juga menyukai