Anda di halaman 1dari 7

Praktikum Pepindahan Panas

RADIASI

Nama Dosen :
Asroful abidin, S.T.,M.eng
Oleh :
MOHAMMAD ALFAENI K (H42180867)B2/09
Ach. Agus Mahendra (H42180882)B2/10
Riski Maulana Prima (H42180895)B2/11
AHMAD REZA PHALEVY (H42180925)/B2/12
MUHAMMAD FAUZI (H42180932)B2/13
EKO MEGA PURNOMO (H42180956)B2/14
FIKRI HAIKAL RAHMAN (H42180990)B2/15
RAHADYAN AULIA (H42181019)B2/16

PROGRAM STUDI MESIN OTOMOTIF


POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu 3 April, 2019 di LAB Otomotif, yang
bertujuan untuk melakukan pengukuran perbedaan suhu konveksi.
Kali ini kita melakukan praktikum dengan menggunakan seprong kaca yang telah
diwarnai, lalu di letakkan lilin di tengah rongga seprong kaca selama waktu yang di tentukan
untuk mengtahui perubahan suhu pada setiap seprong kaca yang berbeda warna.
1.2 Tujuan Dan Manfaat
1.2. 1 Tujuan
- Mahasiswa memahami konsep perpindahan panas radiasi dan konduksi pada FIN
- Mahasiswa mengetahui proses percobaan radiasi dan FIN sepeda motor
- Mahasiswa dapat melakukan pengukuran perbedaan suhu konveksi

1.2.2 Manfaat

- Diharap mahasiswa memahami konsep perpindahan panas radiasi dan konduksi pada
FIN
- Diharap mahasiswa mengetahui proses percobaan radiasi dan FIN sepeda motor
- Diharap Mahasiswa dapat melakukan pengukuran perbedaan suhu konveksi
1.3 Dasar teori
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kalor merupakan bentuk energi. Perubahan jumlah kalor pada suatu benda ditandai
dengan kenaikan dan penurunan suhu atau bahkan perubahan wujud benda tersebut. Jika
benda menerima kalor, suhunya akan naik. Banyak kalor yang akan diterima atau dilepaskan
suatu benda sebanding dengan besar kenaikan dan penurunan suhunya. Secara matematis
hubungan antara banyak kalor dan kenaikan suhu ditulis sebagai berikut
Q = m. c. ΔT
Dimana: Q = Kalor (J)
m = Massa air (kg)
ΔT = Perubahan Suhu (°C)
c = Kalor Jenis air (J/kg °C)

Kalor jenis zat (cv) adalah kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat untuk menaikkan
suhunya sebesar satu satuan suhu pada volume konstan dengan kalor jenis air diambil 4.200
J/kgC. Kemudian Q merupakan hasil kali dari daya dan waktu maka :
Q = P.t
Dimana :
P = Daya (watt)
t = Waktu (sekon)

Banyaknya kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diserap. Pernyataan
ini pertama kali oleh black. Oleh karena itu, pernyataan tersebut sering disebut asas Black,
secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
Qterima = Qlepas

Pada umumnya terdapat tiga proses perpindahan panas yaitu radiasi, konveksi, dan
konduksi. Radiasi atau pancaran merupakan perpindahan panas melalui gelombang dari suatu
zat ke zat yang lain. Semua benda memancarkan panas. Keadaan ini baru terbukti setelah
suhu meningkat. Pada hakekatnya proses perpindahan perpindahan radiasi terjadi dengan
perantaraan foton dan juga gelombang elektromagnet. Terdapat dua teori yang berbeda untuk
menerangkan bagaimana proses radiasi itu terjadi. Semua bahan pada suhu mutlak tertentu
akan menyinari sejumlah energi ka1or tertentu. Semakin tinggi suhu bahan tadi maka
semakin tinggi pula energi ka1or yang disinarkan. Proses radiasi adalah fenomena
permukaan. Proses radiasi tidak terjadi pada bagian dalam bahan. Tetapi suatu bahan apabila
menerima sinar, maka banyak ha1 yang boleh terjadi. Energi ka1or yang menimpa suatu
permukaan, sebagian akan dipantulkan, sebagian akan diserap ke da1am bahan, dan sebagian
akan menembus bahan dan terus ke luar. Jadi da1am mempelajari perpindahan ka1or radiasi
akan dilibatkan suatu fisik permukaan (Masyitah dan Haryanto 2006)

Konveksi atau aliran adalah pengangkutan ka1or oleh gerak dari zat yang dipanaskan.
Proses perpindahan panas secara aliran atau konveksi merupakan satu fenomena permukaan.
Proses konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi dalam proses ini struktur bagian
dalam bahan kurang penting. Keadaan permukaan dan keadaan sekelilingnya serta
kedudukan permukaan itu adalah yang utama. Lazimnya, keadaan keseirnbangan
termodinamik di dalam bahan akibat proses konduksi, suhu permukaan bahan akan berbeda
dari suhu sekelilingnya. Dalam hal ini dikatakan suhu permukaan adalah T1 dan suhu udara
sekeliling adalah T2 dengan Tl>T2. Kini terdapat keadaan suhu tidak seimbang diantara
bahan dengan sekelilingnya. Perpindahan kalor dengan jalan aliran dalam industri kimia
merupakan cara pengangkutan kalor yang paling banyak dipakai. Konveksi hanya dapat
terjadi melalui zat yang mengalir, maka bentuk pengangkutan ka1or ini hanya terdapat pada
zat cair dan gas. Pada pemanasan zat ini terjadi aliran, karena masa yang akan dipanaskan
tidak sekaligus dibawa kesuhu yang sama tinggi. Oleh karena itu bagian yang paling banyak
atau yang pertama dipanaskan memperoleh masa jenis yang lebih kecil daripada bagian masa
yang lebih dingin. Sebagai akibatnya terjadi sirkulasi, sehingga kalor tersebar pada seluruh
zat (Masyitah dan Haryanto 2006).

Perpindahan kalor secara konduksi adalah proses perpindahan kalor dimana kalor
mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah yang bertemperatur rendah dalam
suatu medium (padat, cair atau gas) atau antara medium-medium yang berlainan yang
bersinggungan secara langsung sehingga terjadi pertukaran energi dan momentum. Laju
perpindahan panas yang terjadi pada perpindahan panas konduksi adalah berbanding dengan
gradien suhu normal sesuai dengan persamaan berikut persamaan Dasar Konduksi :

Keterangan : q = Laju Perpindahan Panas (kj / det,W)


k = Konduktifitas Termal (W/m.°C)
A = Luas Penampang (m²)
dT = Perbedaan Temperatur ( °C, °F ) dX = Perbedaan Jarak (m / det)
ΔT = Perubahan Suhu ( °C, °F )
dT/dx = gradient temperatur kearah perpindahan kalor.
konstanta positif ”k” disebut konduktifitas atau kehantaran termal benda itu, sedangkan
tanda minus disisipkan agar memenuhi hokum kedua termodinamika, yaitu bahwa kalor
mengalir ketempat yang lebih rendah dalam skala temperatur. (J.P. Holman, hal: 2)

Konduktivitas termal suatu bahan adalah ukuran kemampuan bahan untuk


menghantarkan panas. Berlaku untuk sebuah bahan berbentuk balok dengan penampang
lintang A, energy yang dipindahkan persatuan waktu antara dua permukaan berjarak l.
(Halauddin, 2006)

Hubungan dasar aliran panas melalui konduksi adalah perbandingan antara laju aliran
panas yang melintas permukaan isothermal dan gradient yang terdapat pada
permukaan tersebut berlaku pada setiap titik dalam suatu benda pada setiap titik dalam suatu
benda pada setiap waktu yang dikenal dengan hukum fourier (Muttaqin, 2012).

BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat :


3.1.1 Waktu : 11.00 – 01.00 / 3 April 2019
3.1.2 Tempat : LAB Otomotif 2

3.2 Alat dan Bahan :

- Seprong kaca
- Lilin
- Stopwacth
- Termokopel
3.3 Prosedur Kerja
- Susunlah alat dan bahan seperti gambar di bawah ini.
- Ukurlah luasan tabung semprong dengan mengukur diameter dikali tinggi semprong.
- Suhu dijadikan kelvin setelah waktu yang di tentukan.
Ukurlah semprong kaca tersebut menggunakan termokopel dan masukkan kedalam
tabel.
- Buatlah grafik hubungan waktu dan laju perpindahan kallor radiasi.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

waktu waktu D T2 T1 T2 Q (laju


No. Warna (menit) (sekon) (mm) A (m²) T1 (°C) (°C) (°K) (°K) radiasi)
1,82533E-
27,8 0,000838
10 600 32 30,6 305 303,6 11
1,35707E-
1 Bening 27,8 0,000838
15 900 32 33,3 305 306,3 11
1,35707E-
27,8 0,000838
20 1200 32 33,3 305 306,3 11
7,48498E-
27,8 0,000838
10 600 32 38,3 305 311,3 08
1,35707E-
2 Hitam 27,8 0,000838
15 900 32 30,7 305 303,7 10
7,60237E-
27,8 0,000838
20 1200 32 31,8 305 304,8 14
1,35072E-
28,2 0,00085
10 600 32 39,6 305 312,6 07
4,84578E-
3 Merah 28,2 0,00085
15 900 32 50,6 305 323,6 06
1,35072E-
28,2 0,00085
20 1200 32 39,6 305 312,6 07
3,08789E-
27,95 0,000843
10 600 32 35,8 305 308,8 09
5,48158E-
4 Kuning 27,95 0,000843
15 900 32 39,8 305 312,8 08
2,77505E-
27,95 0,000843
20 1200 32 43,7 305 316,7 07

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah kami lakukan bahwa warna pada setiap semprong
mempengaruhi radiasi.

Anda mungkin juga menyukai