PERPINDAHAN KALOR
PENDAHULUAN
Panas merupakan salah satu bentuk energi yang banyak digunakan oleh
masyarakat. Penggunaan panas dalam aktivitas masyarakat dapat secara
langsung, maupun tidak langsung berbentuk energi lain. Banyak sumber
energi yang memiliki potensi panas yang dapat dikonversikan menjadi energi
listrik yaitu : energi kimia, nuklir, matahari, biomassa, bahan bakar dan lain-
lain. Dengan demikian dengan memanfaatkan perpindahan energi panas yang
terjadi kita dapat mengetahui peluang yang lebih besar untuk mencari energi
alternatif sumber energi listrik di dalam kehidupan sehari-hari. Disisi lain,
konversi energi panas menjadi energi listrik sebagai salah satu solusi
keterbatasan materi sumber energi listrik sangat diperlukan. Salah satu bentuk
perpindahan energi panas yaitu berubah bentuk menjadi energi listrik.
Alat konversi energi panas menjadi energi listrik masih sulit ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari. Kita hanya bisa menemukan penerapan konsep
konversi tersebut dalam skala yang besar, yaitu di pusat pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU) yang memanfaatkan energi panas bumi menjadi energi
listrik. Sehingga diperlukan sebuah system yang dapat digunakan untuk
memperagakan perilaku konversi energi panas menjadi energi listrik dalam
skala kecil di laboratorium.
A. Termoelektrik
Termoelektrik adalah teknologi yang bekerja dengan mengkonversi
energi panas menjadi energi listrik secara langsung (generator
termoelektrik), atau sebaliknya. Pembangkit termoelektrik (TEG)
didasarkan pada efek Seebeck, yang pertama kali ditemukan tahun 1821
oleh Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi
dalam sebuah rangkaian. Diantara kedua logam tersebut lalu diletakkan
jarum kompas. Ketika sisi logam tersebut dipanaskan, jarum kompas
ternyata bergerak. Hal ini terjadi oleh karena aliran listrik yang terjadi
pada logam menimbulkan medan magnet. Medan magnet inilah yang
menggerakkan jarum kompas tersebut. Fenomena tersebut kemudian
dikenal dengan efek Seebeck.
PELAKSANAAN PERCOBAAN
A. Alat
1. Gelas Beker
2. Kompor Listrik
3. Stopwatch
4. Termometer 3 buah
5. Statif
6. Termoelektrik
7. Multimeter
8. Plat Tembaga
B. Bahan
1. Akuades
2. Es Batu
Keterangan
b
gambar:
Statif dan Klem
a Termometer
c Termoelektrik
Plat tembaga
d
Gelas beker
e Kompor
Multimeter
Memanaskan air
Tegangan
Waktu T air T heat T cold
No Listrik
(menit) (oC) sink (oC) sink (oC)
(volt)
1 2 31 30 28 0,02
2 4 33 33 30 0,02
3 6 36 36 34 0,02
4 8 43 38 35 43,8
5 10 57 43 36 58,9
6 12 53 46 38 59,7
7 14 68 50 39 78,6
8 16 76 51 40 89,0
Tegangan
Waktu T air T heat T cold
No Listrik
(menit) (oC) sink (oC) sink (oC)
(volt)
1 2 89 56 40 70,9
2 4 99 56 37 102,8
III.2 PEMBAHASAN
18
16
14
12
10
∆T
8
6
4
2
0
0.002 0.002 0.002 43.8 58.9 59.7 78.6 89
Voltase
Selain grafik diatas, pada percobaan kali ini juga didapatkan grafik
lain, sebagai berikut:
4.5
4
3.5
3
2.5
∆T
2
1.5
1
0.5
0
70.9 102.8
Voltase
Pada grafik diatas juga terlihat bahwa semakin besar perbedaan suhu maka
tengangan listrik yang dihasilkan akan semakin besar. Setiap logam
memiliki koefisien Seebeck yang berbeda. Hal tersebut terjadi karena
adanya perbedaan kerapatan elektron bebas pada masing- masing bahan.
Koefisien Seebeck pada logam ada yang bernilai positif dan ada yang
bernilai negatif disebabkan oleh tipe material bahan tersebut. Koefisien
Seebeck yang positif dimiliki oleh material tipe-p sedangkan Koefisien
Seebeck yang negatif dimiliki oleh material tipe-n.
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
120
100 102.8
89
80 78.6
70.9
60 58.9 59.7 Percobaan I
ΔT
43.8 Percobaan II
40
20
0 0 0.020.02
2 4 6 8 10 12 14 16
Voltase